ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Rasio Keuangan Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Per

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN
METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus
Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Manajemen Dan Bisnis Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:
GURUH HARYO WICAKSONO
B 100 050 052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAKSI

Dalam menjalankan usahanya PT Semen Gresik (Persero) Tbk tidak lepas dari

masalah keuangan, karena berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada kondisi keuangan
perusahaan yang disusun dalam laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi keuangan PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang meliputi kondisi
umum kinerja keuangan perusahaan, rasio keuangan berguna untuk mengevaluasi posisi
dan operasi keuangan perusahaan dan dilakukan perbandingan laporan keuangan dari
tahun-tahun sebelumnya kemudian dibandingkan dengan rasio rata-rata industri dari
perusahaan sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis perbandingan antara rasio
perusahaan dengan rasio keuangan rata-rata industri. Rata-rata industri diperoleh dari
perhitungan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis yaitu PT. Indocement
Tunggal Perkasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia. Dengan metode tersebut dapat diketahui
kinerja keuangan perusahaan berada di atas atau di bawah rata-rata industri.
Dari hasil analisis data yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan dibandingkan dengan rata-rata industri ditinjau dari rasio keuangan
yaitu dari rasio likuiditas keseluruhan kinerja keuangan tahun 2007-2009 dikatakan baik
ditinjau dari rasio likuiditasnya karena kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan
telah terpenuhi. Dari rasio aktivitas selama tiga tahun rasio perusahaan selalu berada di
atas rasio industri berarti kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumberdananya
sudah optimal. Ditinjau dari solvabilitas berada di bawah rata-rata industri sehingga
kinerja keuangan perusahaan sudah baik, dikarenakan kemampuan perusahaan untuk

membayar semua hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek
lebih optimal. Ditinjau dari rasio profitabilitas perusahaan telah mempergunakan aset,
penjualan dan modalnya berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan dengan efisien.
Kata Kunci: likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini membuat persaingan antar
perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia sebagai Negara berkembang,
kebutuhan semen sangat vital terhadap pertumbuhan ekonomi, bahkan pertumbuhan
kebutuhan semen secara rata-rata, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB). Dalam hal ini persaingan antara produsen semen di Indonesia
pun semakin meningkat setelah didera krisis selama beberapa tahun lalu, terutama
perusahaan-perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Salah satu
perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah PT Semen Gresik
(Persero) Tbk merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang
memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus.
Dalam menjalankan usahanya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tidak lepas dari
masalah keuangan, karena berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada kondisi
keuangan perusahaan yang disusun dalam laporan keuangan. Kondisi keuangan

perusahaan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah,
pemasok dan kreditur, pemegang saham, manajemen perusahaan. Analisis dari laporan
keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio.
Laporan finansial memberikan ihktisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan,
di mana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada saat tertentu,
dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode
tertentu (Riyanto, 2001:327).

B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk ditinjau dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas,
dan profitabilitas sudah baik apabila dibandingkan dengan rasio rata-rata industri
sejenis tahun 2007-2009.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses
akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas
tersebut (Ridwan dan Inge, 2003).
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia bahwa laporan keuangan adalah neraca
dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam
lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana. Pada
umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan
perubahan modal, di mana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu, laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya selama periode tertentu, dan laporan
perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan
perubahan modal perusahaan.

B. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.

C. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan bagi perusahaan pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji

dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya
sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menuntukan atau
memulai posisi finansial perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut
pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya
dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan
keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut
lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan
baginya.
Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari penjelasan
berikut (Harahap, 2006):
1. Pemegang Saham
2. Investor
3. Analisis Pasar Modal
4. Manajer

5. Karyawan dan Serikat Pekerja
6. Instansi Pajak
7. Pemberi Dana

8. Supplier
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
10. Lembaga Konsumen
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
12. Peneliti atau Akademisi

D. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu, dalam perusahaan biasanya terdapat laporan neraca,
laporan laba rugi.
Bagian-bagian laporan keuangan adalah:
1. Neraca (Balance Sheets)
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Hanafi (2004) Neraca
dibagi ke dalam dua bagian: sisi kiri yang menyajikan asset yang dimiliki oleh
perusahaan, dan sisi kanan yang menyajikan sumber dana yang dipakai untuk
memperoleh asset tersebut.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya laba atau rugi
yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.


METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran
Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas yang mencakup kemampuan
likuiditas jangka perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap
utang lancarnya. Rasio aktivitas artinya mengukur keefektifan perusahaan dalam
penggunaan

sumber-sumber

dananya.

Rasio

solvabilitas

artinya

mengukur


kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio rentabilitas
yaitu ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Setelah diketahui hasil dari perhitungan
rasio-rasio keuangan tersebut kemudian dilakukan perbandingan antara rasio
perusahaan dengan rasio industri. Dari perhitungan dan perbandingan tersebut rasio
perusahaan berada pada posisi di atas atau di bawah rata-rata industri sehingga dapat
diketahui baik atau tidak baiknya kinerja keuangan pada PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk.

B. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data ICMD
(Indonesian Capital Market Directory) tahun 2010. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah PT. Semen Gresik (Persero) yang termasuk perusahaan semen
dan perusahaan-perusahaan semen yang sejenis yang terdaftar di BEI (Bursa Efek
Indonesia) data tesebut berupa laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) tahun
2007-2009 dan rasio keuangan (Finnancial Ratios).

Nama-nama perusahaan semen sejenis yang terdaftar di BEI antara lain:
1. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2. PT. Holcim Indonesia Tbk


C. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis perbandingan antara rasio
perusahaan dengan rasio keuangan rata-rata industri. Rata-rata industri diperoleh dari
perhitungan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis yaitu PT. Indocement
Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk.
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka perusahaan dengan
melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal
ini merupakan kewajiban perusahaan.
Current Ratio 

Aktiva Lancar
Hutang Lancar

(Hanafi,2004)
2. Rasio Aktifitas
Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan.
Rasio ini melihat seberapa besar dana tertanam pada aset tertentu cukup besar,

sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang
lebih produktif, maka profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya

a. InventoryTurnover 

Harga Pokok Penjualan
Persediaan

(Hanafi, 2004)
b.

Total Asset Turnover 

Penjualan Bersih
Total Aktiva

(Hanafi, 2004)
3. Rasio Solvabilitas
Analisis Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik

kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
a. Debt Ratio 

Total Hutang
Total Aktiva

(Hanafi, 2004)
b. Debt to Equity Ratio 

Total Hutang
Total Modal Sendiri

(Hanafi, 2004)
4. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
a. Gross Profit Margin 

Laba Kotor
Penjualan Bersih

(Hanafi, 2004)
b. Return on Investment 

Laba Bersih
Total Aktiva

(Hanafi, 2004)

c. Return on Equity 

Laba Bersih
Modal Sendiri

(Hanafi, 2004)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Perhitungan Rasio Keuangan Rata-rata Industri Tahun 2007-2009
Rata-rata industri yaitu gabungan dari beberapa perusahaan dalam bidang yang
sama. Cara menghitung rata-rata industri adalah menjumlahkan tiap-tiap rasio
keuangan masing-masing perusahaan semen (PT Semen Gresik, PT. Indocement
Tunggal Prakasa, PT. Holcim Indonesia) kemudian dibagi tiga. Adapun
perhitungan rata-rata industri sebagai berikut:

Rasio Keuangan (PT. Semen Gresik  PT. Indocement  PT.Holcim )
3
Dari perhitungan rata-rata industri tahun 2007-2009 lebih ringkasnya dibuat dalam
tabel berikut:

Keterangan
1.Rasio Likuiditas
CR (kali)
2. Rasio Aktivitas
a. IT (kali)
b. TAT (kali)
3. Rasio Solvabilitas
a. DR (kali)
b. DER (kali)
4. Rasio Profitabilitas
a. GPM (kali)
b. ROI (%)
c. ROE (%)

Rata-rata
Industri
Tahun 2007

Rata-rata
Industri
Tahun 2008

Rata-rata
Industri
Tahun 2009

1,93

1,98

2,07

5,39
0,56

4,79
0,66

5,72
0,75

0,56
1,47

0,53
1,49

0,44
1,10

0,25
0,58
(2,77)

0,33
5,39
5,81

0,31
8,65
13,93

Sumber: Data sekunder yang diolah

2. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
Adapun perhitungan rasio keuangan perusahaan sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Current Ratio (CR)
perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 CR sebesar 1,60 kali yang
berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dalam perusahaan dijamin dengan 1,60
kali aktiva lancar. Bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 1,93 kali posisi
CR perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 CR
perusahaan mengalami kenaikan menjadi 1,73 kali apabila dibandingkan
dengan rata-rata industri sebesar 1,98 kali dapat dikatakan bahwa CR masih
berada di bawah rata-rata industri. Tahun 2009 CR perusahaan naik menjadi
2,84 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 2,07 kali dapat
dikatakan CR di atas rasio industri. Walaupun CR pada tahun 2009 mengalami

kenaikan kinerja keuangan dinyatakan baik karena kemampuan perusahaan
memenuhi hutang lancarnya dibanding rata-rata industri sudah likuid.
b. Rasio Aktifitas
1. Inventory Turnover (IT) atau Perputaran Persediaan
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Inventory Turnover (IT)
perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 IT perusahaan sebesar 4,29
kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 5,39 kali bahwa
perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 IT
perusahaan turun menjadi 4,46 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata
industri sebesar 4,79 kali dapat dikatakan bahwa IT berada di bawah ratarata industri. Tahun 2009 IT perusahaan mengalami peningkatan menjadi
5,26 kali bila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 5,72 kali dapat
dikatakan IT di bawah rata-rata industri.
2. Total Assets Turnover (TAT) atau Perputaran Total Aktiva
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Tatal Assets Turnover
(TAT) perusahaan dengan rata-rata industri. Pada tahun 2007 TAT
perusahaan sebesar 0,91 kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar
0,56 kali bahwa perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun
2008 TAT perusahaan meningkat menjadi 1,03 kali apabila dibandingkan
dengan rata-rata industri sebesar 0,66 kali dapat dikatakan bahwa TAT
berada di atas rata-rata industri. Tahun 2009 TAT perusahaan mengalami
peningkatan menjadi 1,16 kali bila dibandingkan dengan rata-rata industri
sebesar 0,75 kali dapat dikatakan TAT di atas rata-rata industri.

c. Rasio Solvabilitas
1. Debt Ratio (DR) atau Rasio Hutang
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Debt Ratio (DR)
perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 DR sebesar 0,44 kali bila
dibandingkan rata-rata industri sebesar 0,56 kali bahwa perusahaan berada
di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 DR perusahaan turun menjadi
0,38 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,53 kali
dapat dikatakan bahwa DR berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun
2009 DR perusahaan mengalami penurunan menjadi 0,26 kali apabila
dibandingkan dengan rasio industri sebesar 0,44 kali

artinya DR

perusahaan berada di bawah rata-rata industri.
2. Debt to Equity Ratio (DER) atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Debt to Equity Ratio
(DER) perusahaan dengan rata-rata industri. Tahun 2007 DER sebesar 0,81
kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 1,47 kali bahwa
perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 DER
perusahaan turun menjadi 0,62 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata
industri sebesar 1,49 kali dapat dikatakan bahwa DER berada di bawah
rata-rata industri. Tahun 2009 DER perusahaan mengalami penurunan
menjadi 0,35 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar
1,10 kali DER perusahaan di bawah rata-rata industri.

d. Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin (GPM) atau Marjin Laba Kotor
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Gross Profit Margin
(GPM) perusahaan dengan

rata-rata industri. Untuk tahun 2007 GPM

perusahaan sebesar 0,34 kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar
0,25 kali bahwa perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun
2008 GPM perusahaan naik menjadi 0,38 kali apabila dibandingkan dengan
rata-rata industri sebesar 0,33 kali dapat dikatakan bahwa GPM berada di
atas rata-rata industri. Tahun 2009 GPM perusahaan tetap sebesar 0,38 kali
apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,31 kali dapat
dikatakan GPM di atas rata-rata industri.
2. Return on Investment (ROI)
Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Return on Investment
(ROI) perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 ROI perusahaan
sebesar 7,63% bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 0,58% bahwa
perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2008 ROI
perusahaan mengalami kenaikan 13,73% apabila dibandingkan dengan
rata-rata industri sebesar 5,39% dapat dikatakan bahwa ROI berada di atas
rata-rata industri. Tahun 2009 ROI perusahaan mengalami kenaikan
menjadi 17,28% apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar
8,65% dapat dikatakan ROI di atas rata-rata industri.
3. Return on Equity (ROE)
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perbandingan Return on Equity
(ROE) perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 ROE perusahaan

sebesar 13,97% bila dibandingkan rata-rata industri sebesar (2,77%) bahwa
perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2008 ROE
perusahaan naik menjadi 22,43% apabila dibandingkan dengan rata-rata
industri sebesar 5,81% dapat dikatakan bahwa ROE berada di atas rata-rata
industri. Tahun 2009 ROE perusahaan naik menjadi 23,56% apabila
dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 13,93% dapat dikatakan
ROE di atas rata-rata industri.

KESIMPULAN
1. Rasio Likuiditas
Kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2007 dan 2008
dilihat dari rasio likuiditas dengan menggunakan Current Ratio ternyata
hasilnya di bawah dari rata-rata industri. Untuk tahun 2009 Current Ratio
perusahaan lebih baik dibandingkan rata-rata industri. Secara keseluruhan
kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2007-2009 dikatakan
baik ditinjau dari rasio likuiditasnya karena kemampuan kewajiban jangka
pendek perusahaan telah terpenuhi.
2. Rasio Aktifitas
Untuk tahun 2007 Inventory Turnover perusahaan berada di bawah ratarata industri. Tahun 2008 Inventory Turnover perusahaan berada di bawah ratarata industri. Untuk tahun 2009 Inventory Turnover mengalami kenaikan tetapi
masih berada di bawah rata-rata industri. Dilihat dari Total Asset Turnover
selama tahun 2007 sampai dengan 2009 berada di atas rata-rata industri.
Kinerja keuangan dari rasio aktivitas secara keseluruhan selama periode 2007

sampai dengan 2009 dikatakan baik karena selama tiga tahun rasio perusahaan
selalu berada di atas rasio industri berarti kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan sumberdananya sudah optimal.
3. Rasio Solvabilitas
Kinerja keuangan dilihat dari rasio solvabilitas untuk tahun 2007 sampai
dengan 2009 di tinjau dari Debt Ratio perusahaan di bawah rata-rata industri,
sedangkan Debt to Equity Ratio perusahaan juga berada di bawah rata-rata
industri. Ditinjau dari rasio solvabilitas selama tahun 2007, 2008, 2009 bahwa
solvabilitas perusahaan di bawah rata-rata industri sehingga kinerja keuangan
perusahaan sudah baik, dikarenakan kemampuan perusahaan untuk membayar
semua hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek
lebih optimal bila dibanding rata-rata industri sejenis.
4. Rasio Profitabilitas
Kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas tahun 2007 sampai
dengan 2009 Gross Profit Margin berada di atas rata-rata industri. Return on
Investment dan Return on Equity perusahaan tahun 2007 sampai dengan 2009
berada di atas rata-rata industry. Ditinjau dari rasio profitabilitas selama
periode 2007 sampai 2009, perusahaan telah mempergunakan aset, penjualan
dan modalnya berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan dengan
efisien.

SARAN
1. Perusahaan harus menjaga tingkat likuiditasnya agar tetap memenuhi
kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya, dengan cara menjaga nilai
aktiva lancar harus lebih besar daripada jumlah hutang lancarnya.
2. Dari aspek aktivitas sudah optimal namun perusahaan perlu meningkatkan
penjualan baik penjualan dalam negeri maupun ke luar negeri agar dalam
menggunakan sumberdananya lebih efektif.
3. Solvabilitas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk pada Debt Ratio dan Debt to
Equity Ratio sudah solvabel tetapi masih perlu ditingkatkan lagi dengan cara
menambah modal baik dari modal sendiri maupun modal saham dalam
kegiatan usaha dan sebisa mungkin untuk mengurangi jumlah hutang.
4. Perusahaan harus lebih memaksimalkan tingkat profitabilitasnya yang
diperoleh dengan cara memaksimalkan seluruh aktiva yang dimiliki
perusahaan agar laba yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk
melunasi kewajiban jangka pendeknya dan digunakan untuk pengembangan
perusahaan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Agus Muqorobin. 2004. Manajemen Keuangan. UMS. Surakarta
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi . Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Google.
http://ptsemengresik.wordpress.com/2007/12/17/profile-pt-semen-gresikpersero-tbk-2/ diakses 21 Januari 2014.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Mamduh M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. UGM Yogyakarta.
Martono dan Agus Harjito. 2004. Manajemen Keuangan. Cetakan Keempat.
Yogyakarta: Ekonisia.
Munawir.1997. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Suad Husnan. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2001. Manajemen Keuangan Satu. Jakarta:
Prehallindo.
Sofyan Syafri Harahap. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.