Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

S K R I P S I

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM MENILAI

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEMEN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH :

ZAHRA SAUSAN SIREGAR

0 7 0 5 0 3 1 2 9

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 9 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Zahra Sausan Siregar Nim : 070503129


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, yang tak pernah jemu melimpahkan bilangan cinta- Nya yang tak berbalas, belaian kasih syang-Nya, atas semua karunia, kenikmatan, keistiqomahan, kesehatan, waktu dan kesempatan yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Wahidin Yasin M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku dosen Penguji II saya atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua saya, H. Togar Siregar, MAP dan Hj. Drs. Siti Maryam Harahap, dan saudara perempuan saya Hani Amirah Siregar yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada Mine Inspiration Cholic, Disi Aisa F, Fadmi Anafoni, Ikhwanisita, Rahmadiani, Rahma Ukhty, dan Riza Rianty Hsb. Terima kasih untuk dukungan materil, moril serta semangat juang terindahnya. Semoga Allah sellau menyatukan hati-hati kita di jalan-Nya hingga akhirnya mempertemukan kita di jannah-Nya, keep fight!!!.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ridha-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Medan , 9 Maret 2011 Penulis

Zahra Sausan Siregar 070503129


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan perusahaan pada kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3 Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan situ pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah analisis rasio laporan arus kas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang paling baik kinerja keuangannya .


(6)

ABSTRACT

This research aims to determine and assess financial performance of companies in the group of cement companies listed on the Indonesian Stock Exchange as measured by using analysis of cash flow information in the form of ratios.

The design of research is descriptive. The population in this research were three Cement Companies are listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2009 and sample of this research are all listed Cement Companies in BEI. Census methods used in sample selection. Type of data in this research are secondary data obtained from ICMD and study documentation. The analytical tool used to measure the financial performance of companies is cash flow statement ratio analysis.

The results showed that financial performance of PT Semen Gresik (Persero) Tbk is better than to others.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kas dan Setara Kas ... 9

2. Pengertian Laporan Keuangan ... 10

a. Tujuan Laporan Keuangan ... 12

b. Pemakai Laporan Keuangan ... 13


(8)

3. Manfaat dan Tujuan Laporan Arus Kas ... 21

a. Manfaat Laporan Arus Kas ... 23

b. Tujuan Laporan Arus Kas ... 25

4. Penyusunan Laporan Arus Kas ... 26

5. Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Perusahaan... 28

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

C. Kerangka Konseptual ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

F. Metode Analisis Data ... 40

G. Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 42

1. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 42

2. PT Holcim Indonesia ... 43


(9)

B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) ... 46

2. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) ... 48

3. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) ... 51

4. Rasio Pengeluaran Modal (PM) ... 54

5. Rasio Total Hutang (TH) ... 56

6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) ... 59

7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) ... 61

8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)... 65

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 41

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 46

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Holcim Indonesia Tbk ... 47

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 48

Tabel 4.4 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 49

Tabel 4.5 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Holcim Indonesia Tbk... 49

Tabel 4.6 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 50

Tabel 4.7 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 51

Tabel 4.8 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Holcim Indonesia Tbk ... 52

Tabel 4.9 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Semen Gresik Tbk ... 53


(11)

Tabel 4.10 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 54 Tabel 4.11 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)

PT Holcim Indonesia Tbk ... 55 Tabel 4.12 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)

PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 55 Tabel 4.13 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 57 Tabel 4.14 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)

PT Holcim Indonesia Tbk ... 57 Tabel 4.15 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)

PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 58 Tabel 4.16 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 59 Tabel 4.17 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

PT Holcim Indonesia Tbk ... 60 Tabel 4.18 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 60 Tabel 4.19 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 62 Tabel 4.20 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

PT Holcim Indonesia Tbk ... 63 Tabel 4.21 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)


(12)

Tabel 4.22 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 65 Tabel 4.23 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2007 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 65 Tabel 4.24 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2008 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 65 Tabel 4.25 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2009 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 66 Tabel 4.26 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

PT Holcim Indonesia Tbk ... 66 Tabel 4.27 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2007 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67 Tabel 4.28 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2008 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67 Tabel 4.29 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2009 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67 Tabel 4.30 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 68 Tabel 4.31 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2007 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 69 Tabel 4.32 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun

2008 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 69 Tabel 4.33 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Semen yang Terdaftar di BEI

(Populasi dan Sampel Penelitian) ... 77 Lampiran 2 Data Penelitian ... 78


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan perusahaan pada kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3 Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan situ pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah analisis rasio laporan arus kas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang paling baik kinerja keuangannya .


(16)

ABSTRACT

This research aims to determine and assess financial performance of companies in the group of cement companies listed on the Indonesian Stock Exchange as measured by using analysis of cash flow information in the form of ratios.

The design of research is descriptive. The population in this research were three Cement Companies are listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2009 and sample of this research are all listed Cement Companies in BEI. Census methods used in sample selection. Type of data in this research are secondary data obtained from ICMD and study documentation. The analytical tool used to measure the financial performance of companies is cash flow statement ratio analysis.

The results showed that financial performance of PT Semen Gresik (Persero) Tbk is better than to others.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan mempunyai perhatian yang sangat besar di bidang keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk dapat membuat perusahaan lebih efisien dalam beroperasi sehingga dapat terus-menerus meningkatkan kemampuan bersaing demi kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk dapat bertahan, perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis kinerja dari sisi keuangan terhadap laporan keuangan.

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan laporan arus kas. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen perusahaan dan secara eksternal bagi pihak investor, pemerintah dan masyarakat. Bagi internal perusahaan dengan menganalisis laporan arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan berjalan baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada priode tertentu. Sedangkan bagi pihak eksternal perusahaan, informasi dalam laporan arus kas ini


(18)

akan membantu para investor, kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan.

Suatu keharusan bagi perusahaan mencantumkan laporan arus kas dalam laporan keuangan tahunan membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai alat analisis kinerja perusahaan semakin penting. Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan mengalami kemajuan atau tidak, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan rata-rata industri.

Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah kelompok perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sumber data berupa laporan keuangan tahun 2007-2009. Indikator atau alat yang akan digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah rasio arus kas. Laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan perusahaan menyajikan data mengenai kondisi kas perusahaan dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaannya. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi yang bermanfaat bagi investor. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti perubahan kondisi kas perusahaan, yang dinilai dengan pergerakan rasio-rasio arus kas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dilihat dari segi likuiditas dan fleksibilitas perusahaan.


(19)

Walaupun masih jarang digunakan, namun teknik analisis ini dapat memberikan gambaran yang lebih dalam atau detail bagi publik tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan teknik analisis rasio arus kas dalam membandingkan kemampuan atau kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dari tahun ke tahun agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan pada masing-masing perusahaan, penyebab-penyebab penyimpangan, dan kemudian dapat dicari solusi untuk peningkatan kualitasnya dan juga untuk memprediksikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

Adapun rasio yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu berupa analisis rasio arus kas. Rasio arus kas, yaitu Rasio Arus Kas Operasi (AKO), Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB), Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL), Pengeluaran Modal (PM), Total Hutang (TH), Cakupan Arus Dana (CAD), Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) dan rasio Kecukupan Arus Kas (KAK).

Arus Kas Operasi (AKO) digunakan untuk menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio Pengeluaran Modal (PM) digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio Total Hutang (TH) menunjukkan jangka waktu


(20)

pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmen. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka lima tahun mendatang.

Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan terhadap perkembangan sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang juga mendapat dukungan dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur negara. Mengacu pada tingkat konsumsi semen, prospek industri semen masih cerah untuk beberapa tahun ke depan. Sampai dengan akhir 2009, prediksi penjualan semen tercatat sebesar 41 juta ton, naik 1,5 % dari tahun 2008 yang mencapai 40 juta ton. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan property di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya berpotensi meningkatkan laju penjualan semen.

Untuk mengetahui kondisi keuangan Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI yang meliputi kondisi umum kinerja keuangan perusahaan, analisis rasio arus kas berguna untuk mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan dilakukan perbandingan laporan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya dan bila


(21)

dibandingkan dengan rasio rata-rata industri dari perusahaan sejenis yang terdaftar di BEI, sehingga dapat diketahui baik tidaknya kinerja perusahaan, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Banyak pihak yang berbeda kepentingan terhadap kinerja keuangan, tergantung dari sudut pandang yang diambil. Sudut pandang manajemen berkepentingan terhadap keberhasilan perusahaan agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pemilik berkepentingan dengan profitabilitas dari investasi modal yang ditanamkan.

Manfaat bagi perusahaan setelah dilakukannya analisis rasio laporan arus kasnya adalah perusahaan dapat dikatakan likuid bilamana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek, perusahaan dapat dikatakan pengelolaan aktivanya baik bila perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan efisien, perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang dengan baik, perusahaan dikatakan profit apabila mampu menghasilkan keuntungan pada penjualan,aset, dan modal saham.

Salah satu alasan dilakukannya analisis terhadap laporan arus kas adalah menilai kinerja keuangan perusahaan. Dimana penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis dua aspek, yaitu kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja financial dapat dilihat melalui data-data laporan keuangan, sedangkan kinerja non-financial dapat dilihat melalui aspek-aspek non-financial diantaranya aspek


(22)

pemasaran, aspek teknologi maupun aspek manajemen. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berguna untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat dilakukan suatu tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja atau perusahaan mengalami perbaikan atau sebaliknya yaitu menunjukkan penurunan.

Analisis kinerja keuangan khususnya dengan menggunakan laporan arus kas perusahaan agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau penyusunan kebijakan untuk masa yang akan datang demi terciptanya peningkatan hasil dari kinerja keuangan perusahaan. Melihat betapa pentingnya dilakukan suatu analisis terhadap laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan ini, maka penulis tertarik untuk meneliti analisis laporan arus kas sebagai dasar penilaian kinerja keuangan pada kelompok industri semen yang terdaftar di BEI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan bagaimana kinerja keuangan kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio ?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.

D. Manfaat Penelitian

Dari Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh :

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dalam menganalisis arus kas perusahaan, dan merupakan media pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasinya pada perusahaan tempat diadakan penelitian.

b. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam penilaian posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan arus kas. c. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Kas dan Setara Kas

Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus kas masuk (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar dari arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive cash flows, dan sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka arus kas yang tejadi akan negative cash flows.

Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”.

PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan setara kas sebagai berikut :

Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagau setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.


(25)

Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI) (2009 : 1.7), Aset lancar dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika aset tersebut :

1. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaaan.

2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan kan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca

3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi Dari definisi kas dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga saldo rekening giro di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat berharga yang dapat ditarik dengan segera menjadi kas sehingga risikonya kecil akibat pengaruh terjadinya perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga.

2. Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung hampir mempengaruhi semua transaksi bisnis perusahaan.

3. Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama golongan aktiva lancar karena merupakan aktiva yang paling likuid.


(26)

Perbedaan utama terhadap pentingnya kas sebagai unsur kunci dalam posisi likuiditas perusahaan adalah sifat tidak produktifnya, karena kas adalah ukuran nilai, maka tidak dapat berkembang dan tumbuh jika tidak dikonversikan ke dalam properti yang lain. Manajemen kas yang efisien membutuhkan kas yang tersedia untuk operasional atau dalam investasi jangka pendek dan jangka panjang.

Salah satu tanggung jawab manajer keuangan perusahaan adalah mengatur sumber-sumber kas untuk memastikan tersedianya kas untuk kebutuhan jangka pendek juga merencanakan kebutuhan kas jangka panjang untuk memperlancar kebutuhan dan perkembangan perusahaan melalui ekspansi dan akuisisi.

2. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2) pengertian laporan keuangan adalah :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergal dari laporan keuangan,disamping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.

Menurut Munawir (2002) Laporan Keuangan diartikan sebagai “Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan


(27)

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan merupakan suatu daftar yang digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kondisisi keuangan pada priode tertentu, yang terdiri dari neraca,laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

a. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4, sumber : Harahap (2007:133), adalah :

1. Tujuan Umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yanng diterima.

2. Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi yang relevan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2009) mengemukakan bahwa :

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(28)

b. Pemakai Laporan keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi : 1. Investor

Para investor ( dan penasehatnya) berkepentingan terhadap resiko yang melekat dari hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya . Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2. Kreditor (pemberi pinjaman)

Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.


(29)

4. Shareholder’s (para pemegang saham)

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. 5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan pajak dan sebagai dasr untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.


(30)

8. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada prekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informsi kecendrungan (ternd) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

c. Komponen-komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 12), meliputi :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas laporan Keuangan

Komponen-komponen dari laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Neraca

Untuk dapat amenggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiaga unsur keuangan yaitu aktiva,


(31)

kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur ini dapat disubklasifikasikan sebagai berikut:

a) Aktiva, yang merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi lima subklasifikasi aktiva, yaitu:

i. Aktiva lancar, yaitu yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun kurang (atau siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya.

ii. Investasi jangka panjang, yaitu penanaman modal yang biasa dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dalam jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi obligasi

iii. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang dimiliki subtansi (wujud) fisik, digunakan dalam organisasi formal perusahaan ( tidak simaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Termasuk dalam sub-klasifikasi aktiva ini antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan. iv. Aktiva yang tidak berwujud, yaitu aktiva yang tidak mempuyai

subtansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam sub-klasifikasi


(32)

aktiva ini misalnya patent, goodwill, royalty, copyright (hak cipta), trade name/trade mark (merek/nama dagang), frenchise dan license (lisensi).

v. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito pinjaman karyawan.

b) Kewajiban, yang merupakan utang perusahaan masa kini dapat disub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga sub-klaasifikasi, yaitu : i. Kewajiban lancar yaitu kewajiban yang penyelesaiannya

diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan ( yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal). Termasuk dalam katagori kewajiban ini misalnya utang dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya atau beban lainnya yang belum dibayar.

ii. Kewajiban jangka panjang yaitu kewajiban yang

penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan ( yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam katgori kewajiban ini misalnya utang obligasi, utang hipotik, dan utang bank atau kredit investasi.


(33)

iii.Kewajiban lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikatagorikan kedalam salah satu sub-klasifikasi kewajiban tersebut, misalnya utang pada salah satu sub-klasifikasi kewajiban tersebut, misalnya utang pada direksi, utang pada pemegang saham.

c). Ekuitas, yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, Unsur ekuitas ini dapat disub-klasifikasi lebih jauh menjadi dua sub-klasifikasi, yaitu :

i. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada), dan

ii. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk deviden, (ditahan).

2. Laporan Laba-Rugi

Untuk dapat menggambarkan mengenai potensi (kemampuan) perusahaan dalam menghasilkan laba selama priode tertentu (kinerja), laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban, yang dijelaskan sebagai berikut :

a) Penghasilan (income) yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain


(34)

yang bersal dari kontribusi pemilik) perusahaan selama priode tertentu dapat dapat disub-klasifikasikan meliputi :

i. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang bisa yang dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti misalnya penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan dividen, royalties dan sewa.

ii. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.

b) Beban (expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama priode tertentu dapat disub-klasifikasikan menjadi :

i. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ( yang biasa arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji upah, penyusutan.


(35)

ii. Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena bencana alam, kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen laporan keuangan yang menunjukkan :

i. Rugi atau laba bersih periode yang bersangkutan

ii. Setiap pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasrkan SAK terkait diakui secara langnsung dalam ekuitas

iii.Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam SAK terkait.

iv.Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. v. Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode

serata perubahannya.

vi.Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahannya.


(36)

4. Laporan Arus Kas

Perusahaan harus menyajikan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisah (intergal) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis, Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

i. Informasi tentang penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

ii. Informasi yang diwajibkan dalam SAK tetap disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas

iii.Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keyuangan tetap diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

3. Manfaat dan Tujuan Laporan Arus Kas

Manajer perusahaan biasanya menggunakan informasi laporan keuangan di samping informasi lainnya sebagai tolok ukur dalam pengambilan keputusannya untuk mencapai tujuan perusahaan.


(37)

Informasi keuangan yang disajikan juga dapat membantu manajemen perusahaan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan (stakeholders). Informasi keuangan menurut standar akuntansi keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Informasi laporan keuangan sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi dari perencanaan dan kebijakan-kebijakan apa yang harus disesuaikan dimasa mendatang sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan. Menurut pendapat Harahap (2006) mengemukakan bahwa “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”.

Kiesso, et all (2002) mengemukakan bahwa :

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kas awal dan akhir.

Sedangkan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.2) ”arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas”. Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa laporan arus kas dapat membantu menunjukkan bagaimana perubahan kas yang terjadi dalam sebuah perusahaan dilaporkan dengan relevan selama periode tertentu.


(38)

a. Manfaat Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.1) berikut ini:

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Menurut Kiesso et all ( 2002) laporan arus kas bermanfaat untuk: a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan b. Kemampuan entitas untuk membayar dividen danmemenuhi

kewajibannya

c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi

d. Transaksi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama satu periode


(39)

Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam dua periode atau lebih.

Laporan arus kas (cash flow) sering disebut dengan laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan perubahan kas dalam suatu peiode akuntansi, dimana dengan adanya laporan arus kas perusahaan dapat melakukan penganalisaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Laporan sumber dan penggunaan kas digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang.

Laporan arus kas perusahaan dapat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan para pemakai laporan arus kas perlu melakukan evaluasi terhadap apa saja yang menjadi sumber-sumber dari penerimaan kas, apa saja yang merupakan pengeluaran kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk setiap periode. Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas merupakan cara untuk mengetahui perubahan netto dari aliran dana kas antara dua titik waktu. Dua titik waktu tersebut berupa tanggal


(40)

penyusunan laporan keuangan pada awal dan akhir periode yang akan dianalisa.

b. Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Hendriksen (1999) tujuan dari laporan arus kas sebagai berikut: Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan risiko.

Tujuan laporan arus menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.1) adalah ”Memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi”.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaannya.

4. Penyusunan Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:2.3) ”Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”.


(41)

1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan luar.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.4) adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. Pembayaran kas kepada karyawan;

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asurans lainnya;

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.


(42)

2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Yang dimaksud dengan aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (cash equivalent). Pengungkapan arus kas yang berasal aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.5) adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain; d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);

e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas ini perlu diungkapkan secara terpisah untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para


(43)

pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004: 2.5) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara ketiga aktivitas tersebut.

5. Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Perusahaan

Analisis Laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat penting bagi seorang manajer keuangan suatu perusahaan disamping alat-alat finansial lainnya. Dengan melakukan analisis laporan arus kas, manajer keuangan dapat melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi perencanaan. Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.


(44)

Analisis arus kas adalah suatu metode analisa ekonomi yang memasukan pergerakan kas yang positif (aliran kas masuk) dan pergerakan kas yang negatif (aliran kas keluar) yang disebabkan oleh aktivitas untuk menentukan kebutuhan relatif dari aktivitas tersebut. termasuk didalamnya metode aliran kas yang dikontrol. Laporan arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat bagaimana saldo kas dan setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi perusahaan, apakah menunjukkan prestasi positif atau negatif.

Karena laporan laba rugi perusahaan menggunakan dasar akrual yang memungkinkan pelaporan pendapatan dan beban sebelum ada arus kas masuk atau keluar, maka laporan arus kas dalam hal ini dapat digunakan sebagai laporan pengimbang laporan laba rugi. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso et all (2002) bahwa :

Akuntansi akrual terlalu jauh menyimpang dari arus kas yang mendasari perusahaan bersangkutan, sehingga dengan demikian menghitung laba bersih tidak lagi memberikan indikator yang diterima mengenai daya menghasilkan laba perusahaan. Demikian pula, karena laporan keuangan tidak mengakui inflasi, banyak yang mencari standar yang lebih konkrit untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.

Fungsi dari laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas dari perusahaan pada suatu periode tertentu dengan cara menghubungkan seluruh biaya dan pendapatan yang terkait. Oleh karena itu, penilaian yang tepat atas prestasi suatu perusahaan tidak hanya memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memperhatikan dalam menghasilkan laba tetapi juga memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasinya. Karena jika perusahaan profitabel namun


(45)

mengalami defisit arus kas dapat merupakan indikasi bahwa perusahaan mengalami masalah keuangan dan dikhawatirkan tidak mampu mengembalikan pinjaman kepada kreditor maupun membayar dividen kepada investor.

Untuk alasan ini, para analisis laporan keuangan memilih untuk menghubungkan arus kas operasi dengan laba bersih yang dilaporkan pada periode yan bersangkutan sebagai pengecekan atas kualitas bersih yang dilaporkan tersebut.

Dengan demikian, laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan melengkapi laporan laba rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi. Laporan arus kas berfokus pada pengukuran keuangan daripada ukuran profit dan biasanya lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi dan memproyeksikan likuiditas dan fleksibilitas perusahaan. Dalam hal ini tidak mengidentifikasikan laporan mana yang lebih unggul, tapi penggunaannya tergantung pada apa yang hendak diukur.

Karena laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan keuangan lainnya, maka penggunaannya secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih tepat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaaan kas perusahaan dalam seluruh kegiatan perusahaan. Dengan demikian dapat membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi struktur dan kinerja keuangan suatu perusahaan.

Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan informasi laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus


(46)

kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai informasi dalam analisis rasio.

Menurut Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain :

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas oparasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik. 100% adalah ukuran memadai untuk rasio ini.

2. Rasio Cakupan kas Terhadap Bunga (CKB).

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga, dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.

3. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas opersi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan hutang lancar. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.

4. Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.

5. Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.

6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmen (bunga, pajak, dan deviden preferen). Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibagi bunga, Penyesuaian pajak, dan deviden preferen. Semakin tinggi rasio ini,menunjukkan


(47)

semakin likuid suatu perusahaan, akibatnya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.

8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka 5 tahun mendatang. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin solvent suatu perusahaan. Dari kebanyakan literatur yang ada menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai untuk rasio ini.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa peneliti terdahulu yang meneliti tentang laporan arus kas:

Tabel 2.1

Tinjauan penelitian terdahulu

No Nama peneliti

Judul penelitian variabel Hasil penelitian Periode

sampel 1 Fahrita

(2004)

Analisa laporan arus kas sebagai dasar dalam pengambilan keputusan PT Lariza Penyusutan aktiva tetap, Penjualan aktiva tetap, Pelepasan saham, penyusutan aktiva tetap, laba bersih

Penyajian Laporan arus kas PT Lariza telah sesuai dengan PSAK No.2 dengan metode yang digunakan yaitu metode tidak langsung yakni metode yang disusun dengan transaksi non kas untuk

mendapatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sehingga perbedaan antara laba bersih dengan kas yang berasal dari aktivitas operasi terlihat jelas

2000-2001

2 Chadijah (2009) Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki yang Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas

Dari ketiga perusaahan yang dianalisis dengan menggunakan sepuluh rasio keuangan sebagai alat ukurnya yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, Debt to


(48)

Sumber : Peneliti 2011

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dari Fahrita (2004) yaitu berbeda di variabel penelitian, Fahrita meneliti bagaimana penyajian laporan arus kas PT Lariza dengan menggunakan variabel penelitian yaitu penyusutan aktiva tetap, penjualan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, pelepasan saham dan laba bersih. Sedangkan penelitian ini meneliti bagaimana kinerja perusahaan semen yang terdaftar di BEI dengan menggunakan variabel penelitian rasio arus kas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Chadijah (2009) yaitu juga pada variabel penelitian, Chadijah menggunakan rasio laporan keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan di kelompok industri alas kaki yang terdaftar di BEI, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan penelitian ini menggunakan rasio laporan arus kas sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI.

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Equity Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity, dan PER serta menggunakan metode cross section sebagai metode tolok ukurnya

maka, kinerja perusahaan yang dinilai

paling baik dari tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah PT. Sepatu Bata Tbk.


(49)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.

Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan. Adapun laporan keuangan yang digunakan yaitu Laporan Laba Rugi, Neraca dan Laporan Arus Kas. Dari ketiga jenis laporan keuangan inilah didapat hasil perhitungan untuk masing-masing rasio. Rasio laporan arus kas yang digunakan yaitu AKO, CKB, CKHL, TH, PM, CAD, AKBB dan KAK. Setelah masing masing rasio dihitung, maka dapat dinilai apakah kinerja keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI ini bisa dikatakan baik dan efektif.

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:


(50)

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Sumber : Peneliti 2011

Perusahaan Semen di BEI

Laporan Laba Rugi

Kinerja Keuangan

AKO CKB CKHL

PM TH CAD AKBB

KAK

Laporan Arus Kas Neraca


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penulis meggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Penulis mencoba untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta membandingkannya dengan teori yang ada, untuk kemudian dianalisis penerapannya dalam praktik.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan semen yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, sebanyak 3 perusahaan.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kode Nama Perusahaan

intp PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk smcb PT Holcim Indonesia Tbk

smgr PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi menjadi data penelitian.


(52)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Kode Nama Perusahaan

intp PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk smcb PT Holcim Indonesia Tbk

smgr PT Semen Gresik (Persero) Tbk

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data Sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau data oleh pihak lain (Umar, 2001). Sumber data diperoleh dari

ICMD dan situ

laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2007-2009. Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Menurut Priyatno (2008), “data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.”

D. Teknik Pengumpulan Data

Pola penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini,dapat berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data yang diperoleh dari situ

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Defenisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya (Sularso, 2003).


(53)

Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio laporan arus kas yang meliputi rasio:

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

x 100 %

2. Rasio Cakupan kas Terhadap Bunga (CKB)

3. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)

4. Rasio Pengeluaran Modal (PM)

5. Rasio Total Hutang (TH)

x 100%

6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) AKBB

8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

– – –


(54)

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan objek yang sebenarnya. Data yang didapat akan diolah, dianalisis dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan rasio.

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal penelitian

Tahapan Penelitian 2010 2011

Nov Des jan feb mar Apr

Penyelesaian Proposal Pengajuan Proposal

Skripsi

Bimbingan Proposal Seminar Proposal Bimbingan dan

Penulisan Skripsi

Penyelesaian skripsi Sumber : Peneliti 2011


(55)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan metode sensus diperoleh sampel penelitian berjumlah 3 perusahaan. Berikut ini akan diuraikan sejarah singkat dan profil perusahaan semen yang terdaftar di BEI.

1. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus dipasarkan dengan merek "Tiga Roda". Perusahaan ini didirikan tahun 1985 dan saat ini mengoperasikan 12 pabriknya secara terpadu, sembilan yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Produk yang dihasilkan meliputi Ordinary Portland Cement (OPC), Semen Portland Komposit (PCC), Oil Well Cement (OWC), Putih Semen (WC) dan White Mortar TR30 dengan total kapasitas produksi sebesar 17,1 juta ton semen per tahun.


(56)

Dewan Komisaris dan Direksi

Presiden Komisaris : DR. Albert Scheuer

Wakil Komisaris : Sudwikatmono

I Nyoman Tjager

Komisaris : DR. Lorenz Naeger

DR. Bernhard Scheifele Daniel Gauthier

Sri Prakash

Presiden Direktur : Daniel Eugene Antoine Lavalle Wakil Presiden Direktur : Tedy Djuhar

Direktur : Hasan Imer

Kuky Permana Kumalaputra Nelson G. D. Borch

Ernest Gerard Jelito Christian Kartawijaya Benny Setiawan Santosa

2. PT Holcim Indonesia Tbk.

PT. Holcim Indonesia, Tbk. adalah perusahaan sebuah perusahaan pembuat semen di Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Semen Cibinong Tbk. bergantinya nama seiring dengan dikuasainya mayoritas saham perseroan oleh Holcim Ltd., pergantian nama perusahaan dilakukan pada PT. Holcim adalah pelopor dan inovator di Indonesia yang bergerak dalam pembuatan semem dan PT. Holcim adalah satu-satunya penyedia yang terintegrasi sembilan berbagai jenis semen, beton dan agregat. Produk-produk yang diproduksi oleh PT. Holcim merupakan produk yang masih berhubungan dengan bahan bangunan, dengan fokus kepada


(57)

penciptaan semen berkualitas, berupa semen maupun mortar instan, dan perangkat pendukungnya yang umumnya berupa modul-modul blok pengisian semen yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bata.

Dewan Komisaris dan Direksi

Presiden Komisaris : Paul Heinz Hugentobler Wakil Komisaris : Thomas Ashley Clough

Komisaris : Arief Tarunakarya Surowidjojo

M.L. Narula

Kuntoro Mangkusubroto Kemal Azis Stamboel Renee Zecha

Presiden Direktur : Timothy David Mackay

Direktur : Jannus O. Hutapea

Olaf Nahe

Derek Williamson M. Fazri Yulianto Rully Safari Alok Agarwal Patrick Walser Eamon John Ginley

3. PT Semen Gresik (Persero) Tbk.

PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Saat ini kapasitas terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen


(58)

domestik. Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa dan Sulawesi menjadikan Semen Gresik Group (SGG) mampu memasok kebutuhan semen di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, SGG juga mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, dan Gambia.

Dewan Komisaris dan Direksi

Presiden Komisaris : Deddy Aditya Sumanagara Wakil Komisaris : Darjoto Setyawan

Komisaris : Setia Purwaka

Arif Arryman

Marwoto Hadi Soesastro Achmad Jazidie

Presiden Direktur : Dwi Soetjipto Wakil Presiden Direktur : Rudiantara

Direktur : Cholil Hasan

Suparni Suharto Irwan Suarly

B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)


(59)

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

(dalam Rp 000)

Tahun Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar %

2007 1.403.488.344 759.612.975 185%

2008 1.619.202.132 1.943.884.694 84%

2009 3.184.421.623 1.771.030.703 180%

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio arus kas operasi untuk tahun 2007 adalah 1,85 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 185 rupiah arus kas operasi. Sedangkan untuk tahun 2008 nilai rasio arus kas operasi adalah 0,84, dan untuk tahun 2009 adalah 1,80. Hal ini berarti terjadi penurunan kemampuan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dalam menutupi kewajiban lancarnya dengan mengandalkan jumlah arus kas operasi dari tahun 2007 ke 2008,ini terjadi karena adanya peningkatan kewajiban lancar pada tahun 2008. Namun terjadi peningkatan lagi ditahun 2009. Rasio tersebut menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada diatas satu yang berarti PT Indocement Tunggal Prakasa mampu membayar kewajiban lancar nya.

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Holcim Indonesia Tbk

(dalam Rp 000)

Tahun Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar %

2007 864.468.000 1.098.383.000 78%

2008 1.173.589.000 1.143.456.000 102%

2009 1.542.865.000 2.294.842.315 132%

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio arus kas operasi untuk tahun 2007 adalah 0,78 yang berarti untuk setiap seratus rupiah


(60)

kewajiban lancar, dijamin dengan 78 rupiah arus kas operasi. Rasio tersebut menunjukan bahwa rasio arus kas operasi berada dibawah satu yang berarti terdapat kemungkinan PT Holcim Indonesia Tbk tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Sedangkan untuk tahun 2008 nilai rasio arus kas operasi meningkat jadi 1,02. Dan untuk tahun 2009 adalah 1,32. Hal ini berarti trjadi peningkatan kemampuan PT Holcim Indonesia Tbk dalam menutupi kewajiban lancarnya dengan mengandalkan jumlah arus kas operasi. Rasio tersebut menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada diatas satu yang berarti PT Holcim Indonesia Tbk mampu membayar kewajiban lancar nya.

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Semen Gresik (Persero) Tbk

(dalam Rp 000)

Tahun Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar %

2007 2.074.598.275 1.445.874.275 143%

2008 2.628.307.576 2.092.099.489 125%

2009 4.246.497.651 2.294.842.315 185%

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio arus kas operasi untuk tahun 2007 adalah 1,43 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar, dijamin dengan 143 rupiah arus kas operasi. Sedangkan untuk tahun 2008 terjadi penurunan nilai rasio arus kas operasi menjadi 1,25 dikarenakan adanya penambahan hutang lancar pada tahun tersebut, dan untuk tahun 2009 meningkat lagi menjadi 1,85. Hal ini berarti trjadi peningkatan kemampuan PT Semen Gresik (Persero) Tbk dalam menutupi kewajiban lancarnya dengan mengandalkan jumlah arus kas operasi. Rasio tersebut


(61)

menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada diatas satu yang berarti PT Semen Gresik (Persero) Tbk mampu membayar kewajiban lancar nya.

Dari ketiga perusahaan ini dapat dilihat bahwa rasio arus kas operasi untuk masing masing perusahaan dapat dikatakan baik, karena rata-rata rasio arus kasnya berada diatas 100%, yang berarti ketiga perusahaan ini mampu membayar kewajiban lancarnya.

2. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)

CKB =

Tabel 4.4

Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

(dalam Rp.000)

Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Perputaran

2007 1.403.488.344 223.305.433 770.970.777 10,7 kali

2008 1.619.202.132 157.090.758 1.242.167.737 19,22 kali

2009 3.184.421.623 83.613.619 1.919.842.528 62,05 kali

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap bunga untuk tahun 2007 adalah sebesar 10,7 yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga adalah 11 kali, sedangkan pada tahun 2008 nilai rasio cakupan kas terhadap bunga adalah sebesar 19,22 yang berarti bahwa kemampuan arus kas dalam menutup biaya bunga adalah 19 kali. Dan pada tahun 2009 meningkat pesat menjadi 62 kali. Hal ini menunjukan bahwa jumlah arus kas operasi mengalami peningkatan kemampuan dalam menutupi biaya bunga sehingga kemungkinan PT Indocement Tunggal Prakasa mampu membayar bunga sangat besar.


(62)

Tabel 4.5

Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Holcim Indonesia Tbk

(dalam Rp.000)

Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Perputaran

2007 864.468.000 173.318.000 18.288.000 6,1 kali

2008 1.173.589.000 125.059.000 8.425.000 10,46 kali

2009 1.542.865.000 98.834.000 175.653.000 18,4 kali

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap bunga untuk tahun 2007 adalah sebesar 6,1 yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga adalah 6 kali, sedangkan pada tahun 2008 nilai rasio cakupan kas terhadap bunga adalah sebesar 10,46 yang berarti bahwa kemampuan arus kas dalam menutup biaya bunga adalah 10 kali. Dan pada tahun 2009 sebesar 62 kali. Hal ini menunjukan bahwa jumlah arus kas operasi mengalami peningkatan kemampuan dalam menutupi biaya bunga.

Tabel 4.6

Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Semen Gresik (Persero) Tbk

(dalam Rp.000)

Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Perputaran

2007 2.074.598.275 35.703.755 785.844.809 81,12 kali

2008 2.628.307.576 49.114.808 872.915.199 72,29 kali

2009 4.246.497.651 43.087.822 1.275.265.759 129,16 kali

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap bunga untuk tahun 2007 adalah sebesar 81,12 yang berarti bahwa kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga adalah 81 kali, sedangkan pada tahun 2008 nilai rasio cakupan kas terhadap bunga adalah sebesar 72,29 yang berarti bahwa kemampuan arus kas dalam menutup biaya


(63)

bunga adalah 72 kali. Dan pada tahun 2009 sebesar 129 kali. Hal ini menunjukan bahwa jumlah arus kas operasi mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga kemampuan dalam menutupi biaya bunga juga meningkat.

Bila dilihat dari perhitungan rasio cakupan kas terhadap bunga ketiga perusahaan diatas yang terus meningkat dari tahun ketahun, maka rasio ini dapat dianggap baik karena semakin besar rasio cakupan kas terhadap bunga, maka semakin baik pula tingkat kinerja perusahaan tersebut. Namun yang paling baik adalah PT Semen Gresik (Persero) Tbk karena jumlah arus kas operasi mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga kemampuan dalam menutupi biaya bunga juga meningkat.

3. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)

CKHL =

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

(dalam Rp 000) Tahun Arus Kas Operasi Penerimaan Deviden

Kas

Kewajiban Lancar Perputaran

2007 1.403.488.344 11.384.197 759.612.975 1,87 kali

2008 1.619.202.132 0 1.943.884.694 0,84 kali

2009 3.184.421.623 26.544.596 1.771.030.703 1,82 kali

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap hutang lancar untuk tahun 2007 adalah sebesar 1,87 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan deviden kas untuk


(64)

membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 1,9 kali. Sedangkan rasio cakupan kas terhadap hutang lancar utnuk tahun 2008 adalah sebesar 0,84 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 0,8 kali. Disini dilihat terjadi penurunan nilai rasio dari tahun 2007 ke 2008, karena ditahun 2008 tidak ada penerimaan dividen kas. Namun di tahun 2009 meningkat lagi menjadi 1,8 kali. Nilai rasio yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas operasi perusahaan ditambah penerimaan deviden kas dalam menutupi kewajiban lancar perusahaan.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Holcim Indonesia Tbk

(dalam Rp 000) Tahun Arus Kas Operasi Penerimaan Deviden

Kas

Kewajiban Lancar Perputaran

2007 864.468.000 0 1.098.383.000 0,78 kali

2008 1.173.589.000 0 1.143.456.000 1,02 kali

2009 1.542.865.000 0 2.294.842.315 1,32 kali

Sumber : Peneliti 2011

Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap hutang lancar untuk tahun 2007 adalah sebesar 0,78 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan deviden kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 0,8kali. Sedangkan rasio cakupan kas terhadap hutang lancar utnuk tahun 2008 adalah sebesar 1,02 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 1 kali. Dan tahun 2009 sebesar 1,3 kali, ini berarti terus terjadi peningkatan kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar


(1)

Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Hutang Pajak Pembayaran Deviden Preferen

Perputaran

2007 1.417.691.710 223.305.433 220.833.316 0 3,2 kali 2008 2.332.786.918 157.090.758 426.147.521 0 4 kali 2009 3.796.326.872 83.613.619 436.542.293 0 7,3 kali

Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

Tahun Laba Bersih Pembayaran bunga

Depresiasi Pembayaran dividen

Aset tetap Hutang jangka panjang

% 2007 983.688.444 223.305.433 7.577.508.175 110.397.385 250.110.218 1.030.135.722 23 2008 1.745.500.936 157.090.758 7.597.621.854 147.211.933 233.285.568 937.575.000 41 2009 2.746.654.071 83.613.619 7.773.278.914 551.964.624 218.764.959 467.900.000 64

Rasio Kecukupan Arus Kas

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Pembayaran Pajak

Aset Tetap Rata-rata Hutang Lancar selama 5 tahun

% 2007 1.417.691.710 223.305.433 770.970.777 250.110.218 867.872.395 20 2008 2.332.786.918 157.090.758 1.242.167.737 233.285.568 1.099.639.933 64 2009 3.796.326.872 83.613.619 1.919.842.528 218.764.959 1.228.510.474 129

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2007 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2003 785.047.000

2004 1.126.678.000

2005 855.844.000

2006 812.180.000

2007 759.612.975

Rata-rata 867.872.395

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2008 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2004 1.126.678.000

2005 855.844.000

2006 812.180.000

2007 759.612.975

2008 1.943.884.694 Rata-rata 1.099.639.933


(2)

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2009 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2005 855.844.000

2006 812.180.000

2007 759.612.975

2008 1.943.884.694 2009 1.771.030.703 Rata-rata 1.228.510.474

PT Holcim Indonesia Tbk

Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Tahun Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar %

2007 864.468.000 1.098.383.000 78%

2008 1.173.589.000 1.143.456.000 102% 2009 1.542.865.000 2.294.842.315 132%

Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)

Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Perputaran 2007 864.468.000 173.318.000 18.288.000 6,1 kali 2008 1.173.589.000 125.059.000 8.425.000 10,46 kali 2009 1.542.865.000 98.834.000 175.653.000 18,4 kali

Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) Tahun Arus Kas Operasi Penerimaan Deviden

Kas

Kewajiban Lancar Perputaran

2007 864.468.000 0 1.098.383.000 0,78 kali

2008 1.173.589.000 0 1.143.456.000 1,02 kali

2009 1.542.865.000 0 2.294.842.315 1,32 kali

Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Tahun Arus Kas Operasi Aset Tetap Perputaran 2007 864.468.000 165.810.000 5,22 kali 2008 1.173.589.000 176.723.000 6,64 kali 2009 1.542.865.000 117.474.000 13,14 kali

Rasio Total Hutang (TH)


(3)

2007 864.468.000 4.950.893.000 18% 2008 1.173.589.000 5.137.054.000 23% 2009 1.542.865.000 3.949.183.000 39%

Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Hutang Pajak Pembayaran Deviden Preferen

Perputaran

2007 186.502.000 173.318.000 26.067.000 0 0,94 kali 2008 303.468.000 125.059.000 44.078.000 0 1,8 kali 2009 1.296.978.000 98.834.000 165.547.000 0 4,91 kali

Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

Tahun Laba Bersih Pembayaran bunga

Depresiasi Pembayaran dividen

Aset tetap Hutang jangka panjang

% 2007 169.410.000 173.318.000 5.671.804.000 0 165.810.000 348.654.000 19 2008 282.220.000 125.059.000 5.598.217.000 0 176.723.000 1.952.391.000 32 2009 895.751.000 98.834.000 5.460.935.000 0 117.474.000 2.031.386.000 45

Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Pembayaran Pajak

Aset Tetap Rata-rata Hutang Lancar selama 5 tahun

% 2007 186.502.000 173.318.000 18.288.000 165.810.000 663.072.000 -26 2008 303.468.000 125.059.000 8.425.000 176.723.000 823.727.000 -1 2009 1.296.978.000 98.834.000 175.653.000 117.474.000 985.509.000 92

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2007 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2003 340.183.000

2004 353.632.000

2005 667.346.000

2006 855.818.000

2007 1.098.383.000 Rata-rata 663.072.000

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2008 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2004 353.632.000

2005 667.346.000


(4)

2007 1.098.383.000 2008 1.143.456.000 Rata-rata 823.727.000

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2009 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2005 667.346.000

2006 855.818.000

2007 1.098.383.000 2008 1.143.456.000 2009 1.162.542.000 Rata-rata 985.509.000

PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Tahun Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar % 2007 2.074.598.275 1.445.874.275 143% 2008 2.628.307.576 2.092.099.489 125% 2009 4.246.497.651 2.294.842.315 185%

Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)

Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Perputaran 2007 2.074.598.275 35.703.755 785.844.809 81,12 kali 2008 2.628.307.576 49.114.808 872.915.199 72,29 kali 2009 4.246.497.651 43.087.822 1.275.265.759 129,16 kali

Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) Tahun Arus Kas Operasi Penerimaan Deviden

Kas

Kewajiban Lancar Perputaran 2007 2.074.598.275 1.543.473 1.445.874.275 1,44 kali 2008 2.628.307.576 1.739.089 2.092.099.489 1,26 kali 2009 4.246.497.651 1.977.690 2.294.842.315 1,88 kali

Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Tahun Arus Kas Operasi Aset Tetap Perputaran 2007 2.074.598.275 322.645.297 6,43 kali 2008 2.628.307.576 561.763.758 4,68 kali 2009 4.246.497.651 1.125.371.497 3,78 kali


(5)

Rasio Total Hutang (TH)

Tahun Arus Kas Operasi Total Hutang %

2007 2.074.598.275 1.795.640.393 116% 2008 2.628.307.576 2.429.248.657 109% 2009 4.246.497.651 2.633.214.059 162%

Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Hutang Pajak Pembayaran Deviden Preferen

Perputaran

2007 2.560.214.219 35.703.755 267.167.102 0 8,46 kali 2008 3.589.528.574 49.114.808 461.088.537 0 7,04 kali 2009 4.655.188.285 43.087.822 538.533.423 0 8,01 kali

Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

Tahun Laba Bersih Pembayaran bunga

Depresiasi Pembayaran dividen

Aset tetap Hutang jangka panjang

% 2007 1.775.408.324 35.703.755 3.101.865.792 647.760.210 322.645.297 136.849.365 26 2008 2.523.544.472 49.114.808 3.308.878.000 887.711.283 561.763.758 294.111.332 49 2009 3.326.487.954 43.087.822 4.014.143.323 1.605.792.143 1.125.371.497 68.249.288 68

Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Tahun EBIT Pembayaran

Bunga

Pembayaran Pajak

Aset Tetap Rata-rata Hutang Lancar selama 5 tahun

% 2007 2.560.214.219 35.703.755 785.844.809 322.645.297 1.728.025.455 82 2008 3.589.528.574 49.114.808 872.915.199 561.763.758 1.776.817.753 119 2009 4.655.188.285 43.087.822 1.275.265.759 1.125.371.497 1.891.654.616 117

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2007 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2003 1.848.138.000 2004 1.720.658.000 2005 2.165.374.000 2006 1.460.083.000 2007 1.445.874.275 Rata-rata 1.728.025.455


(6)

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2008 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2004 1.720.658.000 2005 2.165.374.000 2006 1.460.083.000 2007 1.445.874.275 2008 2.092.099.489 Rata-rata 1.776.817.753

Kewajiban Lancar untuk Lima Tahun untuk Tahun 2009 Tahun Jumlah Kewajiban Lancar

2005 2.165.374.000 2006 1.460.083.000 2007 1.445.874.275 2008 2.092.099.489 2009 2.294.842.315 Rata-rata 1.891.654.616