Analisis Rasio Keuangan Pada Pt. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO), Tbk YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

Raini Novita Putri 122101028

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RAINI NOVITA PUTRI

NIM : 122101028

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.

PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO), Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tanggal, 2015 Dosen Pembimbing

NIP. 19660904 199103 1 003 Drs. Syahyunan, M.Si

Tanggal, 2015 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Tanggal, 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur peneliti ucapkan atas berkat dan rahmat Allah SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” yang tujuannya memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Banyak kekurangan yang di sadari peneliti, baik dalam penyampaian bahasa dan kata, juga dalam penyajian. Oleh karena itu, peneliti menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca guna penyempurnaan dan perbaikan Tugas Akhir ini.

Peneliti dengan tulus dan ikhlas menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya untuk memajukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Syahyunan, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan kepada peneliti dalam merampungkan Tugas Akhir ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas konomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti.

6. Teristimewa untuk Umi/Ontu yang sangat di sayangi, Sartini Usman dan

Raja Muhammad Syukur yang dengan sabar dan tidak henti-hentinya memberikan do`a, sehingga peneliti termotivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Dua adik terkasih Raisar Junandra Pratama dan Raini Dwi Almira. Teman sekaligus kakak Rizki Anggi Lestari.

8. Semua teman seperjuangan Diploma III Manajemen Keuangan Grup A, Stambuk 2012. Terkhusus sahabat-sahabat yang tidak henti memberi dukungan, Conny Oktaviani Hutabarat, Sella Tania br Sitepu dan Sri Kuriani Saragih serta Pertiwi Hotmaida.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Juni 2015 Penulis

Raini Novita Putri NIM 122101028


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6

A. Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ... 6

B. Strategi dan Tujuan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ... 9

C. Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ... 10

D. Job Description PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ... 11

E. Jaringan Usaha/Kegiatan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ... 16

BAB III PEMBAHASAN ... 19

A. Laporan Keuangan Perusahaan ... 19

B. Analisis Laporan Keuangan ... 21

C. Alat Analisis Laporan Keuangan ... 22


(6)

E. Penyajian Laporan Keuangan ... 28

F. Penyajian Analisis Rasio Keuangan ... 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42


(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Laporan Neraca PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk Untuk

Tahun Berakhir 31 Desember 2010-2011 ... 29

3.2 Laporan Neraca PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2012-2013 ... 30

3.3 Laporan Laba Rugi PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2010-2011 ... 31

3.4 Laporan Laba Rugi PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2012-2013 ... 31

3.5 PerhitunganRasio LikuiditasPeriode 2010-2014 ... 33

3.6 Perhitungan Rasio Leverage Periode 2010-2014... 35

3.7 Perhitungan Rasio Aktivitas Periode 2010-2014... 37


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Pemetaan Distribusi Gas Bumi


(9)

A. Latar Belakang

PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen di seluruh penjuru nusantara. Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara.

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk memperkuat pondasi yang ada dan bertransformasi dari perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi menjadi penyedia solusi energi terintegrasi, yang mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan masyarakat dan industri yang semakin meningkat.

Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mengamankan sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.

Bisnis PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk terdiri dari: 1. Distribusi Gas Bumi

PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km, menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di wilayah-wilayah yang


(10)

paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan keuntungan dari penjualan gas kepada konsumen.

2. Transmisi Gas Bumi:

Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku selama 10-20 tahun.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat ini, usaha utama PGN adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga.

Laporan keuangan menurut John Wild (2005:3) adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, relafan, tranparan dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.


(11)

Analisis rasio keuangan adalah cara yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang terdapat di neraca, laporan laba rugi, dan gabungan keduanya. Dikatakan rasio karena dibandingkan dengan laporan keuangan lainnya. Rasio keuangan hanya suatu petunjuk mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, tetapi bukan gambaran lengkap dan mendalam tentang keuangan perusahaan tersebut.

Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relavan. Dengan penyederhanaan ini, penulis dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkan dengan rasio lainnya sehingga penulis dapat memperoleh informasi dan memperikan penilaian.

Dalam rasio keuangan terdapat beberapa jenis rasio. Jenis rasio yang akan dianalisis, yaitu:

1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

2. Rasio Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah menggunakan utang atau ekuitas.


(12)

3. Rasio Aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam menggunakan kegiatan perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

5. Rasio Saham Biasa menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham.

Melihat sangat pentingnya penggunaan rasio keuangan khususnya dalam pengambilan keputusan pada bagian keuangan, terutama pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk, maka saya tertarik untuk membuat judul tugas akhir

“Analisis Rasio Keuangan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” untuk periode 2010 sampai dengan 2013.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah bagaimana kondisi keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk selama tahun 2010 sampai dengan 2013 dilihat dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kondisi keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk selama tahun 2010 sampai


(13)

dengan 2013 yang diukur dari rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan kepada manajer keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk khususnya mengenai rasio keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam menentukan perencanaan dan kebijaksanaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti

Sebagai menambah pengetahuan dan memperluas wawasan khususnya tentang rasio keuangan yang didapat dari perkuliahan dan menerapkannya terhadap instansi pemerintah dan swasta.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan dan informasi serta menyempurnakan penelitian bagi mahasiswa yang membuat tugas akhir berkenaan tentang analisis rasio keuangan.


(14)

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, yang bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996.

Keberhasilan Perum Gas Negara dalam bisnis distribusi gas bumi mendorong pemerintah untuk memberikan tanggung jawab yang lebih besar dengan memperluas cakupan bisnis Perum Gas Negara dari semula hanya


(15)

menangani bisnis distribusi gas bumi ditambah dengan menangani bisnis transmisi gas bumi. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 tahun 1994 yang juga merubah status Perum Gas Negara menjadi Perusahaan Gas Negara (PERSERO). Selanjutnya, perkembangan PGN dapat dipaparkan kedalam beberapa periode berikut ini:

1. Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap I (1996 – 2001)

Setelah mendapatkan tambahan tanggung jawab di bidang bisnis transmisi gas bumi, PGN melaksanakan beberapa strategi bisnis selama periode tahap pertama ini, yaitu:

a. Merestrukturisasi kebijakan harga gas yang semula seluruh komponennya dalam mata uang Rupiah menjadi strategi harga yang mengkombinasikan mata uang Dollar dan mata uang Rupiah dengan komposisi sekitar 75% dalam mata uang Dollar dan 25% dalam mata uang Rupiah.

b. Penyelesaian pipa transmisi gas pertama PGN sepanjang 536 km yang membentang dari Gresik sampai Duri pada tahun 1998.

2. Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap II (2001 – 2003)

Dalam periode tahap kedua ini PGN mendirikan sebuah anak perusahaan, yang berupa sebuah konsorsium yang dinamakan PT. Transasia, pada tahun 2002. Konsorsium ini bertanggung jawab atas pengoperasian seluruh jaringan pipa transmisi Gresik-Duri. Setahun kemudian PGN menyelesaikan proyek konstruksi jaringan pipa transmisi Gresik–Pulau Batam–Singapura sepanjang 470 km yang merupakan pipa transmisi gas bumi pertama milik Indonesia yang digunakan


(16)

untuk mengekspor gas bumi ke luar negeri. Proyek ini dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB) dan European Investment Bank (EIB).

Pada tahun yang sama, PGN melakukan restrukturisasi perusahaan dengan membentuk Perusahaan Holding dan menggabungkan cabang-cabang yang dimilikinya ke dalam tiga Strategic Business Unit (SBU) yaitu SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur, dan SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara.

Selanjutnya, setelah membuktikan dirinya mampu bersaing dalam pasar global melalui penyelesaian jaringan pipa transmisi Gresik–Singapura, PGN kembali mentransformasikan dirinya kali ini menjadi perusahaan yang lebih transparan dengan mencatatkan saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada akhir tahun 2003 serta menerbitkan obligasi Eurobond I sehingga perusahaan memperoleh dana untuk mengembangkan usaha sebesar USD 150 juta.

3. Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap III (2004 – 2007)

Pada awal tahun 2004, PGN kembali menerbitkan Eurobond II ke pasar obligasi internasional untuk memperoleh dana sebesar USD 125 juta yang akan digunakan untuk pembiayaan proyek jaringan pipa transmisi gas bumi yang akan menghubungkan pulau Sumatera dengan pulau Jawa. Periode tahap ketiga strategi pengembangan usaha ini merupakan titik kritis bagi PGN dimana PGN menganggap perlu untuk melaksanakan tiga proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi berskala besar dengan panjang total 10.640 km dan enam proyek konstruksi jaringan pipa distribusi gas bumi sebagai berikut:


(17)

a. Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Sumatera Selatan– Jawa Barat Tahap I dengan rute Pagardewa–Labuhan Maringgai–Cilegon– Cimanggis.

b. Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Sumatera Selatan– Jawa Barat Tahap II dengan rute Gresik–Pagardewa–Labuhan Maringgai– Muara Karang–Muara Tawar–Tanjung Priok.

c. Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Duri–Dumai–Medan. d. Enam buah proyek konstruksi jaringan pipa distribusi gas bumi yang bertujuan memenuhi permintaan pasar di wilayah Banten, Jawa Barat, Pekanbaru, Jambi, lampung dan Jawa Tengah.

4. Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap IV (> 2010)

Periode berikutnya merupakan tahap “kedewasaan” PGN tercapai setelah tahun 2010. Sejak saat itu, PGN telah menjadi perusahaan yang memiliki performa finansial terutama yang meliputi aset-aset, pendapatan, keuntungan dan kapitalisasi pasar yang terus berkembang jauh lebih baik dari sebelumnya.

B. Strategi dan Tujuan Perusahaan 1. Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Accses.


(18)

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam rangka Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1994 sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani

kebutuhan masyarakat.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber perintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar sumber daya yang ada dapat optimal.

Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal. Melalui struktur organisasi yang baik, pengatur pelaksanaan pekerjaan dapat


(19)

diterapkan, sehinga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan, melalui saluran tunggal.

D. Job Description

Berikut adalah uraian pekerjaan (job description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager:

a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan. e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.


(20)

2. Departemen Keuangan dan SDM

Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan, SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.

Tugas Departemen Keuangan dan SDM:

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana. d. kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.

Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM. e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan

lingkungan. 3. Dinas Keuangan

Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan, akuntasi, perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas Dinas Keuangan:

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.


(21)

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban. d. dropping ke kantor pusat.

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU. 4. Seksi Anggaran

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU.

Tugas Seksi Anggaran:

a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan.

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit kerja. e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap

pelaksanaan RKA SBU secara berkala. 5. Seksi Perbendaharaan

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.


(22)

a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat.

e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU. 6. Seksi Akuntansi

Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan. Tugas Seksi Akuntansi:

a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait, untuk memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

c. Melakukan koordinasi, monitoring dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.

d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP.


(23)

7. Dinas SDM

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM:

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratab pelaksanaan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

8. Seksi Pembinaan dan Pegembangan SDM

Seksi Pembinaan dan Pengembangan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM:

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

b. Melakukan analisa dan kesenjangan kompetensi.


(24)

d. Memfasilitasi pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh kantor pusat.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan kerja.

9. Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunerasi, pengelolaan system informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan.

Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial:

a. Menyususn usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa, dan biaya- biaya lainnya.

b. Melakukan pelayanan biaya duka cita pekerja.

c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. d. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas pekerja. e. Mengevaluasi data lembur, dan kehadiran para pekerja.

E. Jaringan Usaha/Kegiatan

Distribusi gas bumi:

PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km, menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di wilayah-wilayah yang paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan keuntungan dari penjualan gas kepada konsumen. Dalam rangka penetrasi pasar, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, wilayahnya yaitu :


(25)

a. SBU distribusi wilayah I, Jawa bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Bandung dan Palembang.

b. SBU distribusi wilayah II, Jawa bagian Timur yang terdiri dari Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mojokerto, Pasuruan-Probolinggo dan Semarang serta Makassar.

c. SBU distribusi wilayah III, Sumatera bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.

Sumber: PT. Perusahaan Gas Negara, 2015

Gambar 2.1


(26)

Transmisi Gas Bumi:

Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku.


(27)

A. Laporan Keuangan

Bentuk paling umum dari informasi keuangan dasar suatu perusahaan adalah informasi yang dipublikasikan secara umum, merupakan seperangkat laporan keuangan yang dikeluarkan menurut pedoman profesi akuntan publik (Prinsip-prinsip Akuntansi yang Lazim) dan menurut pengawasan Komisi Pasar Modal (SEC). Seperangkat laporan ini biasanya terdiri dari neraca untuk tanggal tertentu, laporan operasi untuk waktu tertentu, dan laporan arus dana untuk periode yang sama. Selain itu, laporan khusus yang menyoroti perubahan ekuitas pemilik dalam neraca biasanya juga tersedia.

Karena laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu perusahaan, maka pertama-tama harus mengerti sifat, cakupan, dan keterbatasannya sebelum kita menggunakan data serta observasi yang dihasilkan dari laporan itu untuk pertimbangan analistis. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi lazim mencerminkan pengaruh keputusan yang dibuat manajemen pada masa lalu serta sekarang. Namun laporan tersebut mengandung dua arti yang berbeda. Menurut Dermawan (2013:33) laporan keuangan yang disusun berdasarkan peraturan akuntansi keuangan berusaha mencatat secara secara konsisten dan wajar setiap transaksi bisnis dengan menggunakan prinsip konservatif sebagai berikut:


(28)

a. Transaksi dicatat menurut biaya yang berlaku pada saat itu.

b. Penyesuaian terhadap nilai berjalan yang hanya dilakukan jika nilai tersebut menurun.

c. Pendapatan dan biaya diakui ketika transaksi terjadi, dan bukan pada saat kas berpindah tangan.

d. Penyesuaian secara periodik atas pendapatan dan biaya yang dicapai melalui

accrual, deferral, dan alokasi akuntansi.

e. Penyisihan untuk kontingensi negatif diisyaratkan, sehingga mengurangi laba dan nilai yang dicatat menurut estimasi.

Peraturan ini karena sifat dasarnya mengakibatkan laporan keuangan terbuka bagi beberapa interpretasi, khususnya jika para analis berusaha untuk memahami kinerja dan nilai ekonomi perusahaan.

Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba-rugi dan laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan laba-ruginya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Amin (2000:7), pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain:

a. Para pemilik perusahaan. b. Manajer perusahaan.


(29)

c. Para kreditor, bankir, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili serta pihak-pihak lainnya.

Menurut Dermawan (2013:11) FASB (Financial Accounting Standard Board), melalui Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 mengemukakan kualitas laporan keuangan antara lain:

a. Pembuatan informasi harus mempertimbangkan “Cost and Benefit” artinya manfaat harus lebih besar dari biayanya.

b. Infromasi harus dapat dipahami dengan jelas.

c. Informasi dapat digunakan sebagai proses pengambilan keputusan. d. Relevansi informasi harus jelas.

e. Dapat diyakini kebenarannya.

f. Dapat digunakan untuk tujuan prediksi. g. Dapat memberikan umpan balik. h. Penyajian yang jujur dan benar. i. Tepat waktu.

j. Konsisten dan dapat diperbandingkan.

k. Netral di atas berbagai kepentingan dan berbagai pemakai laporan. l. Hanya material saja yang dimuat/ disajikan.

B. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Wild dan Halsey (2005:3), “Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.


(30)

Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan data-data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan.

Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: a. Penyaringan (Screening)

Analisis dilakukan dengan melihat secara analistis untuk laporan keuangan dengan tujuan beberapa analisis bisnis seperti investasi, merger, dan lain-lain. Dalam hal Screening setelah membaca dan memahami analisis keuangan diharapkan dapat menyaring aktifitas bisnis yang dapat menguntungkan dimasa depan.

b. Peramalan (Forecasting)

Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa sekarang dan yang akan datang.

c. Diagnosa (Diagnosis)

Analisis dilakuakan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah dalam manajemen khususnya dibidang operasi dan keuangan.

d. Penilaian (Evaluation)

Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen, operasi, keuangan dan lain-lain.

C. Alat Analisis Laporan Keuangan


(31)

a. Alat Analisis (khusus)

Terdapat beberapa teknik dan alat analisis (khusus), seperti analisis laba kotor (Gross profit analysis), analisis impas (Break even point-BEP), analisis DuPont (DuPont), analisis anggaran modal (Capital budgeting analysis), analisis modal kerja (Working capital analysis), analisis sewa guna usaha (Leasing analysis) dan analisis pendanaan jangka panjang (funding long term analysis).

b. Alat Analisis (umum)

Terdapat alat penting untuk analisis keuangan: 1. Analisis laporan keuangan komperatif.

2. Analisis laporan keuangan berukuran sama. 3. Analisis rasio.

4. Analisis laporan arus kas.

Dalam kasus ini, analisis yang akan dipakai untuk penyelesaian tugas akhir adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio Laverage,

rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

D. Analisis Rasio keuangan

Analisis rasio merupakan salah satu analisis paling populer dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks.

Analisis rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara harga jual produk terhadap


(32)

biaya produk tersebut. Sebaliknya tidak ada hubungan yang jelas antara biaya angkut dengan efek atas surat berharga.

Jenis rasio keuangan yang akan dianalisis dapat dikelompokkan menjadi: 1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan yaitu:

a. Current Ratio

Current ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia. Formula:

������������=������������

����������� � 100%

b. Quick Ratio

Quick ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid.

Formula:

����������= ������������ − ����������

����������� � 100%

c. Cash Ratio

Cash ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.


(33)

Formula:

���ℎ����� = ���

������������ � 100%

2. Rasio Laverage

Rasio Laverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya dan dapat pula untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih baik menggunakan hutang atau ekuitas. Rasio yang umumnya dipakai yaitu:

a. Debt Ratio

Debt ratio digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.

Formula:

���������= ����������

����������� � 100%

b. Debt to Equity Ratio

Rasio hutang terhadap modal sendiri digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Formula:

����������������� = ����������

����������������� � 100%

c. Time Interest Earned

Kemampuan perusahaan membayar bunga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga.


(34)

Formula:

������������������= ����

������������������ℎ����������

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umumnya dipakai yaitu:

a. Total Assets Turnover

Perputaran aktiva digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Formula:

�������������������= ����������

����������� � 100%

b. Inventory Turnover

Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan.

Formula:

�����������������=ℎ������������������

���������� � 100%

c. Fixed Assets Turnover

Perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan.


(35)

������������������� = ����������

����������������ℎ � 100%

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio yang umumnya digunakan yaitu:

a. Gross Profit Margin

Margin laba kotor digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formula:

����������������� = ���������

���������� � 100%

b. Operating Profit Margin

Margin laba operasi digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

��������������������� = ����

���������� � 100%

c. Net Profit Margin

Margin laba bersih digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

���������������= ���������ℎ


(36)

d. Return on Equity

Tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Formula:

�������������� =���������ℎ������ℎ�����

�������������ℎ � 100%

e. Return on Investment

Tingkat pengembalian Invesment (REI) digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Formula:

������������������=���������ℎ

��������� � 100%

E. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan dari sebuah perusahaan pada waktu tertentu. Kondisi, kegiatan, perkembangan dan kemerosotan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk dilihat laporan keuangan selama 4 tahun yang meliputi laporan neraca dan laporan laba rugi untuk periode 2010 sampai dengan 2013.

Laporan neraca dan laporan laba rugi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia untuk PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk periode 2010 sampai dengan 2013 dapat dilihat sebagai berikut:


(37)

Tabel 3.1

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Laporan Neraca

Untuk periode akhir tahun 2010-2011 (Disajikan dalam rupiah)

2010 2011

AKTIVA LANCAR -Kas

-Piutang -Persediaan -Uang muka

-Pajak dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar AKTIVA TETAP

- Mesin dan peralatan (nilai tercatat)

- Akumulasi penyusutan Jumlah aktiva tetap

11.071.953.037.319 1.946.894.081.560 14.046.340.060 755.633.771.641 70.152.138.861 13.858.679.369.359 24.636.372.677.468 7.854.475.937.832 16.781.896.739.636 10.365.369.383.888 2.043.523.305.545 11.836.043.989 922.551.328.434 48.281.318.289 13.408.956.086.436 25.464.025.146.735 9.597.375.455.407 15.866.649.691.328

TOTAL AKTIVA 30.640.576.108.995 29.275.605.777.764

HUTANG LANCAR - Hutang dagang - Hutang pajak - Hutang lain-lain - Kewajiban yang harus

dibayar

Jumlah hutang lancar HUTANG J. PANJANG

MODAL - Modal - Laba ditahan Jumlah modal 643.990.887.988 419.319.414.673 224.889.254.013 702.388.957.911 1.990.588.514.585 12.950.699.379.431 2.424.150.819.600 10.317.326.908.456 12.741.477.728.056 554.504.673.797 193.930.617.283 188.557.478.965 655.328.741.835 1.592.321.511.880 11.308.416.836.316 2.424.150.819.600 12.257.198.929.014 14.681.349.748.614

TOTAL PASIVA 27.682.765.622.072 27.582.088.096.810


(38)

Tabel 3.2

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Laporan Neraca

Untuk periode akhir tahun 2012-2013 (Disajikan dalam rupiah)

2012 2013

AKTIVA LANCAR -Kas

-Piutang -Persediaan -Uang muka

-Pajak dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar AKTIVA TETAP

- Mesin dan peralatan (nilai tercatat)

- Akumulasi penyusutan Jumlah aktiva tetap

11.110.355.462.250 1.859.228.996.250 17.308.208.250 197.234.927.100 38.434.527.300 13.222.571121.150 21.003.190.757.700 9.062.184.069.000 11.941.006.688.700 9.308.338.442.700 2.226.525.726.600 103.578.092.400 300.978.092.400 11.878.368.750 11.951.298.722.850 23.200.074.568.950 10.247.593.424.550 12.952.481.144.400

TOTAL AKTIVA 25.163.577.809.850 24.903.779.867.250

HUTANG LANCAR - Hutang dagang - Hutang pajak - Hutang lain-lain - Kewajiban yang harus

dibayar

Jumlah hutang lancar HUTANG J. PANJANG

MODAL - Modal - Laba ditahan

Jumlah modal 1.333.373.028.300 568.437.220.650 174.846.373.200 297.918.759.000 2.217.213.898.950 7.618.377.464.850 2.424.150.819.600 12.282.994.948.350 14.707.145.767.950 1.116.159.292.350 282.993.817.350 406.145.099.700 1.269.885.416.550 3.075.183.599.400 5.288.554.440.300 2.424.150.819.600 14.781.136.102.500 17.205.286.922.100 TOTAL PASIVA 24.542.737.131.750 25.569.024.961.800 Sumber: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk (Data Diolah)


(39)

Tabel 3.3

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Laporan Laba Rugi

Untuk periode akhir tahun 2010-2011 (disajikan dalam rupiah)

Keterangan 2010 2011

Pendapatan

Harga pokok penjualan Laba kotor

Biaya operasional

Biaya administrasi dan umum Jumlah biaya

Laba sebelum bunga dan pajak Beban bunga

Laba sebelum pajak Beban pajak Laba setelah pajak

19.765.716.397.448 7.223.570.218.717 12.542.146.178.731 2.323.526.992.546 1.182.894.342.433 3.506.421.334.979 9.035.724.843.752 972.551.306.506 8.063.173.537.246 1.599.773.802.938 6.435.951.040.814 19.567.407.240.330 7.793.750.922.430 11.773.656.317.900 2.496.007.905.748 1.555.200.315.071 4.051.278.220.819 7.722.378.097.081 68.189.154.779 7.478.447.771.780 1.535.979.281.279 5.942.468.490.501 Sumber: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk (Data Diolah)

Tabel 3.4

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Laporan Laba Rugi

Untuk Periode Akhir Tahun 2012-2013 (disajikan dalam rupiah)

Keterangan 2012 2013

Pendapatan

Harga pokok penjualan Laba kotor

Biaya operasional

Biaya administrasi dan umum Jumlah biaya

Laba sebelum bunga dan pajak Beban bunga

Laba sebelum pajak Beban pajak Laba setelah pajak

18.190.650.687.000 7.810.291.993.800 10.380.358.693.200 1.902.758.121.450 1.440.949.034.700 3.343.707.156.150 13.724.065.849.350 152.115.537.600 13.571.950.311.750 1.643.015.027.850 11.928.935.283.900 21.160.692.241.500 11.163.831.122.250 9.996.861.119.250 2.062.540.773.750 1.527.152.338.650 3.589.693.112.400 13.586.554.231.650 154.138.274.250 13.432.415.957.400 1.629.939.900.450 11.802.476.056.950 Sumber: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk (Data Diolah)


(40)

F. Penyajian Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan pengertian rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan agar dapat diketahui tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Current ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia.

Formula:

������������= ������������

����������� � 100%

2010 : 13.858.679.369.359

1.990.588.514 � 100% = 696,2%

2011 : 13.408.956.086.456

1.592.321.511.880 � 100% = 842,1%

2012 : 13.222.571.121.150

2.217.213.898.950 � 100% = 596,3%

2013 : 11.951.298.722.850

3.075.183.599.400 � 100% = 388,6%

b. Quick Ratio

Quick ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid.

Formula:

����������= ������������ − ����������


(41)

2010 : 13.858.679.369.359−14.046.340.060

1.990.588.514.585 � 100% = 695.40%

2011 : 13.408.956.086.436−11.836.043.989

1.592.321.511.880 � 100% = 604,23%

2012 : 13.222.571.121.150−17.308.208.250

2.217.213.898.950 � 100% = 595,58%

2013 : 11.951.298.722.850−103.578.092.400

3.075.183.599.400 � 100% = 385,27%

c. Cash Ratio

Cash ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.

Formula:

���ℎ����� = ���

������������ � 100%

2010 : 11.071.953.037.319

13.858.679.369.359 � 100% = 79,90%

2011 : 10.382.734.090.183

13.408.956.086.436 � 100% = 77,43%

2012 : 11.110.355.462.250

13.222.571.121150 � 100% = 84,03%

2013 : 9.308.338.442.700


(42)

Tabel 3.5

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Perhitungan Rasio Likuiditas

Tahun 2010-2013

Keterangan 2010(%) 2011(%) 2012(%) 2013(%)

Current Ratio 696,2 842,1 596,3 388,6

Quick Ratio 695,40 604,23 595,58 385,27

Cash Ratio 79,90 77,43 84,03 77,89 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari Tabel 3.5 diketahui bahwa perusahaan mampu membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aset lancarnya secara tepat waktu.

2. Laverage Rasio

a. Debt Ratio

Debt ratio digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.

Formula:

���������= ����������

����������� � 100%

2010 : 27.682.765.622.072

30.640.576.108.995 � 100% = 90,35%

2011 : 27.582.088.096.810

29.275.605.777.764 � 100% = 94,22%

2012 : 24.542.737.131.750

25.163.577.809.850 � 100% = 97,53%

2013 : 25.569.024.961.800

24.903.779.867.250 � 100% = 102,67%


(43)

Rasio hutang terhadap modal sendiri digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Formula:

����������������� = ����������

����������������� � 100%

2010 : 27.682.765.622.072

12.241.477.728.056 � 100% = 226,14%

2011 : 27.582.088.096.810

14.681.349.748.614 � 100% = 187,88%

2012 : 24.542.737.131.750

14.707.145.767.950 � 100% = 166,88%

2013 : 25.569.024.961.800

17.205.286.922.100 � 100% = 148,61%

c. Time Interest Earned

Kemampuan perusahaan membayar bunga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga.

Formula:

������������������= ����

������������������ℎ����������

2010 : 9.035.724.843.752

972.551.306.506 = 9,29 ����

2011 : 7.772.378.097.081

68.189.154.779 = 113,98 ����

2012 : 13.724.065.849.350

152.115.537.600 = 90,22 ����

2013 : 13.586.554.231.650


(44)

Tabel 3.6

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Perhitungan Rasio Leverage

Tahun 2010-2013

Keterangan 2010 2011 2012 2013

Debt Ratio 90,35% 94,22% 97,53% 102,67%

Debt to Equity Ratio 226,14% 187,88% 166,88% 148,61%

Time Interest Earned 9,29 kali 113,98 kali 90,22 kali 88,15 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 3.6 menunjukkan perusahaan mampu melunasi semua utang-utangnya dan dapat diketahui cara perusahaan mendanai kegiatan usahanya menggunakan utang atau ekuitas.

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover

Perputaran aktiva digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Formula:

�������������������=����������

�����������

2010 : 19.765.716.397.448

30.640.576.108.995= 0.64 ����

2011 : 19.567.407.240.330

29.275.605.777.764= 0,67 ����

2012 : 18.190.650.687.000

25.163.577.809.850= 0,72 ����

2013 : 21.160.692.241.500

24.903.779.867.250 = 0,85 ����


(45)

Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan.

Formula:

�����������������= ℎ������������������

����������

2010 : 7.223.570.218.717

14.046.340.060 = 514,27 ����

2011 : 7.793.750.922.430

11.836.043.989 = 658,48 ����

2012 : 7.810.291.993.800

17.308.208.250 = 451,25 ����

2013 : 11.163.831.122.250

103.578.092.400 = 107,78 ����

c. Fixed Assets Turnover

Perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan.

Formula:

�������������������= ����������

����������������ℎ

2010 : 19.765.716.397.448

16.781.896.739.636 = 1,18 ����

2011 : 19.567.407.240.330

15.866.649.691.328 = 1,23 ����

2012 : 18.190.650.687.000

11.941.006.688.700= 1,52 ����

2013 : 21.160.692.241.500


(46)

Tabel 3.7

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Perhitungan Rasio Aktivitas

Tahun 2010-2013

Keterangan 2010 2011 2012 2013

Total Assets Turnover 0,64 kali 0,67 kali 0,72 kali 0,85 kali

Inventory Turnover 514,27 kali 658,48 kali 451,25 kali 107,78 kali

Fixed Assets Turnover 1,18 kali 1,23 kali 1,52 kali 1,63 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa perusahaan efektif menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Margin laba kotor digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formula:

����������������� = ���������

���������� � 100%

2010 : 12.542.146.178.731

19.765.716.397.448� 100% = 63,45%

2011 : 11.773.656.317.900

19.567.407.240.330� 100% = 60.17%

2012 : 10.380.358.693.200

18.190.650.687.000� 100% = 57,06%

2013 : 9.996.861.119.250


(47)

b. Operating Profit Margin

Margin laba operasi digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

��������������������� = ����

���������� � 100%

2010 : 9.035.724.843.752

19.765.716.397.448� 100% = 45,71%

2011 : 7.772.378.097.081

19.567.407.240.330� 100% = 39,72%

2012 : 13.724.065.849.350

18.190.650.687.000� 100% = 75,45%

2013 : 13.586.554.231.650

21.160.692.241.500� 100% = 64,21%

c. Net Profit Margin

Margin laba bersih digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

���������������= ���������ℎ

���������� � 100%

2010 : 6.435.951.040.814

19.765.716.397.448� 100% = 32,56%

2011 : 5.942.468.490.501

19.567.407.240.330� 100% = 30,37%

2012 : 11.928.935.283.900

18.190.650.687.000 � 100% = 65,58%

2013 : 11.802.476.056.950


(48)

d. Return on Equity

Tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Formula:

��������������= ���������ℎ������ℎ�����

�������������ℎ � 100%

2010 : 6.435.951.040.814

2.424.150.819.600 �100% = 265,5%

2011 : 5.942.468.490.501

2.424.150.819.600�100% = 245,13%

2012 : 11.928.935.283.900

2.424.150.819.600 �100% = 492,09%

2013 : 11.802.476.056.950

2.424.150.819.600 �100% = 486,87%

e. Return on Investment

Tingkat pengembalian Invesment (REI) digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Formula:

������������������=���������ℎ

��������� � 100%

2010 : 6.435.951.040.814

30.640.576.108.995� 100% = 21,01%

2011 : 5.942.468.490.501

29.275.605.777.764�100% = 20,3%

2012 : 11.928.935.283.900

25.163.577.809.850� 100% = 47,42%

2013 : 11.802.476.056.950


(49)

Tabel 3.8

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Perhitungan Rasio Profitabilitas

Tahun 2010-2013

Keterangan 2010(%) 2011(%) 2012(%) 2013(%)

Gross Profit Margin 63,45 60,17 57,06 47,25

Operating Profit Margin 45,71 39,72 75,45 64,21

Net Profit Margin 32,56 30,37 65,585 55,78

Return on Equity 265,5 245,13 492, 09 486,87

Return on Investment 21,01 20,3 47,42 47,4

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 3.8 menunjukkan perusahaan sangat efektif dalam menghasilkan laba atau pengelolaan perusahaan oleh manajemen.


(50)

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis rasio keuangan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk dapat diambil beberapa kesimpulan serta saran yang mampu mempermudah perusahaan dalam menjalankan usahanya dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di kemukakan yaitu:

1. Dari ketiga rasio likuiditas yang telah disajikan, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar dari perusahaan. Meskipun, di tahun 2013 perusahaan menunjukkan penurunan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

2. Dilihat dari persentase Debt Ratio. Diketahui, dari tahun ke tahun semakin besar utang perusahaan yang dibiayai oleh utang atau kreditur. Dalam Debt to Equity Ratio, perusahaan semakin menunjukkan perbandingan hutang dan ekuitas pendanaan yang semakin menurun setiap tahunnya. Untuk Time Interest Earned perusahaan menujukkan ketidakstabilan setiap tahunnya. 3. Dilihat dari ketiga rasio aktivitasnya, perusahaan efisien dalam pengelolaan

persediaan barang dagangannya. Perusahaan juga efektif dalam menggunakan dana yang tersedia dari persediaan. Serta efektif dalam menggunakan dana yang tertanam pada seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan.


(51)

4. Rasio-rasio profitabilitas perusahaan tampak baik setiap tahunnya dalam menghasilkan laba. Perusahaan dalam memperoleh laba bagi pemegang saham dan laba yang dihasilkan dari aktiva yang digunakan terjadi kenaikan yang signifikan dari tahun 2011 ke 2012.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian, maka diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas perusahaan untuk periode 2010 sampai 2013 cukup baik,

namun tetap harus ditingkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

2. Rasio Leverage perusahaan dalam kondisi yang kurang baik. Karena perusahaan ini pendanaannya lebih banyak menggunakan utang. Alangkah baiknya pendanaan dari utang ini diubah untuk tahun selanjutnya.

3. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan perlu meningkatkan pendapatan, pelayanan serta mutu dan melakukan penekanan biaya secara terus-menerus melalui perbaikan prosedur. Tetapi penekanan biaya tidak mempengaruhi kelancaran kegiatan usaha perusahaan.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Marcus, Brealey Myers. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.

Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan & Akuntansi: Untuk Manajer Non Keuangan.

Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Widjaja, Tunggal Amin. 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta


(1)

39

b. Operating Profit Margin

Margin laba operasi digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

��������������������� = ����

���������� � 100%

2010 : 9.035.724.843.752

19.765.716.397.448� 100% = 45,71%

2011 : 7.772.378.097.081

19.567.407.240.330� 100% = 39,72%

2012 : 13.724.065.849.350

18.190.650.687.000� 100% = 75,45%

2013 : 13.586.554.231.650

21.160.692.241.500� 100% = 64,21%

c. Net Profit Margin

Margin laba bersih digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Formula:

���������������= ���������ℎ

���������� � 100%

2010 : 6.435.951.040.814

19.765.716.397.448� 100% = 32,56%

2011 : 5.942.468.490.501

19.567.407.240.330� 100% = 30,37%

2012 : 11.928.935.283.900

18.190.650.687.000 � 100% = 65,58%

2013 : 11.802.476.056.950


(2)

d. Return on Equity

Tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Formula:

��������������= ���������ℎ������ℎ�����

�������������ℎ � 100%

2010 : 6.435.951.040.814

2.424.150.819.600 �100% = 265,5%

2011 : 5.942.468.490.501

2.424.150.819.600�100% = 245,13%

2012 : 11.928.935.283.900

2.424.150.819.600 �100% = 492,09%

2013 : 11.802.476.056.950

2.424.150.819.600 �100% = 486,87%

e. Return on Investment

Tingkat pengembalian Invesment (REI) digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Formula:

������������������=���������ℎ

��������� � 100% 2010 : 6.435.951.040.814

30.640.576.108.995� 100% = 21,01%

2011 : 5.942.468.490.501

29.275.605.777.764�100% = 20,3%

2012 : 11.928.935.283.900

25.163.577.809.850� 100% = 47,42%

2013 : 11.802.476.056.950


(3)

41

Tabel 3.8

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Perhitungan Rasio Profitabilitas

Tahun 2010-2013

Keterangan 2010(%) 2011(%) 2012(%) 2013(%)

Gross Profit Margin 63,45 60,17 57,06 47,25

Operating Profit Margin 45,71 39,72 75,45 64,21

Net Profit Margin 32,56 30,37 65,585 55,78

Return on Equity 265,5 245,13 492, 09 486,87

Return on Investment 21,01 20,3 47,42 47,4

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 3.8 menunjukkan perusahaan sangat efektif dalam menghasilkan laba atau pengelolaan perusahaan oleh manajemen.


(4)

Setelah dilakukan analisis rasio keuangan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk dapat diambil beberapa kesimpulan serta saran yang mampu mempermudah perusahaan dalam menjalankan usahanya dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di kemukakan yaitu:

1. Dari ketiga rasio likuiditas yang telah disajikan, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar dari perusahaan. Meskipun, di tahun 2013 perusahaan menunjukkan penurunan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

2. Dilihat dari persentase Debt Ratio. Diketahui, dari tahun ke tahun semakin besar utang perusahaan yang dibiayai oleh utang atau kreditur. Dalam Debt to Equity Ratio, perusahaan semakin menunjukkan perbandingan hutang dan ekuitas pendanaan yang semakin menurun setiap tahunnya. Untuk Time Interest Earned perusahaan menujukkan ketidakstabilan setiap tahunnya. 3. Dilihat dari ketiga rasio aktivitasnya, perusahaan efisien dalam pengelolaan

persediaan barang dagangannya. Perusahaan juga efektif dalam menggunakan dana yang tersedia dari persediaan. Serta efektif dalam menggunakan dana yang tertanam pada seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan.


(5)

43

4. Rasio-rasio profitabilitas perusahaan tampak baik setiap tahunnya dalam menghasilkan laba. Perusahaan dalam memperoleh laba bagi pemegang saham dan laba yang dihasilkan dari aktiva yang digunakan terjadi kenaikan yang signifikan dari tahun 2011 ke 2012.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian, maka diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas perusahaan untuk periode 2010 sampai 2013 cukup baik,

namun tetap harus ditingkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

2. Rasio Leverage perusahaan dalam kondisi yang kurang baik. Karena perusahaan ini pendanaannya lebih banyak menggunakan utang. Alangkah baiknya pendanaan dari utang ini diubah untuk tahun selanjutnya.

3. Untuk meningkatkan profitabilitas, perusahaan perlu meningkatkan pendapatan, pelayanan serta mutu dan melakukan penekanan biaya secara terus-menerus melalui perbaikan prosedur. Tetapi penekanan biaya tidak mempengaruhi kelancaran kegiatan usaha perusahaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Marcus, Brealey Myers. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan & Akuntansi: Untuk Manajer Non Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Widjaja, Tunggal Amin. 1995. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta