PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETRAMPILAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A TK DESA PLUMBON II MOJOLABAN Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Ketrampilan Berbicara Pada Anak Kelompok A TK Desa Plumbon Ii Mojolaban Sukoharjo Tahun Pelajaran

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETRAMPILAN
BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A TK DESA PLUMBON II MOJOLABAN
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh:

FITRI PRASETYOWATI
NIM: A520100164

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETRAMPILAN
BERBICARA PADA KELOMPOK A

TK DESA PLUMBON II MOJOLABAN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun Oleh :
FITRI PRASETYOWATI
A520100164

Fitri Prasetyowati, A520100164, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 73halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media gambar terhadap ketrampilan
berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon II. Penelitian ini eksperimen jenis One Group
Pretest-Posttest. Populasi Kelompok A TK Desa Plumbon II yang berjumlah 12 anak. Teknik
pengumpulan data melalui test. Rata-rata pretest 11,4 dan rata-rata posttest 13,3. Teknik Analisis
data menggunakan uji t, dengan taraf signifikan @ 0,05. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
thitung = 3,361 dan ttabel = 1,717 karena thitung > ttabel = 3,361>1,717, sehingga dapat dikatakan
hipotesis dalam penelitian ini telah teruji. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media
gambar berpengaruh terhadap ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon II,
Mojolaban, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: media gambar, ketrampilan berbicara anak.


1

PENDAHULUAN
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk layanan pendidikan
anak usia dini jalur formal yang melayani layanan pendidikan usia 4 - 5 tahun dan
5 - 6 tahun dimana tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia
tertentu.

Ruang

lingkupperkembangan

yang

dicapai

meliputi


lima

aspekperkembangan yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik, bahasa, sosial
emosional yang dalam pelaksanaannya harus berlangsung secara urut dan
berkesinambungan sehingga perkembangan yang dicapai pada suatu tahap
diharapkan meningkat baik secara kuantitatif dan kualitatif pada tahap
selanjutnya.
Bahasa mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia.
Suhartono, (2005:12-13) Terdapat tiga peranan bahasa yang penting untuk
diketahui yaitu: 1) Bahasa merupakan sarana utama untuk berfikir dan bernalar, 2)
Bahasa sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan, 3) Didalam suatu
masyarakat, bahasa mempunyai peranan yang penting dalam mempersatukan
anggotanya. Anak-anak yang berusia 0-6 tahun mempunyai permasalahan
tersendiri dalam berbahasa khususnya dalam berbicara. Anak-anak usia tersebut
sangat sensitif dalam usaha untuk bicara dengan orang-orang yang ada di
sekelilingnya. Menurut Suhartono (2005:15) Permasalahan bicara anak terkait erat
dengan alat pendengaran, bunyi ujar yang didengar, dan alat artikulasi yang
dimilikinya. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan bahasa bagi anak,
antara lain: 1) Keterbatasan kata-kata yang diketahui, 2) Terdapat orang tua atau
orang-orang yang ada disekitar anak yang dengan sengaja bicara dengan lafal

yang dibuat-buat dan mengarah pada lafal yang salah, 3) Jika anak telah
memasuki pendidikan di taman kanak-kanak akan mempunyai kesulitan dalam
menggunakan bahasa, terutama jika anak tersebut di rumah berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa ibu sedangkan di taman kanak-kanak dalam berkomunikasi
dengan teman-temannya menggunakan bahasa indonesia.

2

Tahap- tahap Ketrampilan Berbicara
Pateda (dalam Suhartono, 2005: 49-52) menjelaskan tahapan perkembangan
awal ujaran anak, yaitu tahap penanaman, tahap telegrafis dan tahapan
transformasional. Ketiga tahapan ujaran anak tersebut sebelum anak sekolah dan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1)

Tahap Penanaman
Pada tahap penanaman, anak baru mulai mampu mengujarkan urutan

bunyi kata tertentu dan ia belum mampu untuk memaknainya. Urutan bunyi
yang diujarkan anak itu biasanya terbatas dalam satu kata. Ia mengujarkan

kalimat dalam satu kata, misalnya, anak mengujarkan urutan bunyi
“mama“ atau “papa”, “makan”, “minum”.Anak tersebut mampu mengenal
kata itu. Pengucapan kata mama, papa, makan, minum, oleh anak tadi
karena adanya suatu proses peniruan bunyi yang pernah didengarnya
(Suhartono, 2005:29).
2)

Tahap Telegrafis
Pada tahap telegrafis ini anak sudah mulai bisa menyampaikan pesan

yang diinginkannya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga
kata. Maksudnya, kalimat-kalimat yang diucapkan anak terdiri dari atas dua
atau tiga kata. Yang termasuk pada tahapan ini yaitu anak yang berumur
sekitar dua tahun. Steinbergh (dalam Suhartono, 2005:50-51) Anak
menggunakan dua atau tiga kata untuk mengganti kalimat yang berisi
maksud tertentu dan ada hubungannya dengan makna. Bila kita
mendengarkan ujaran anak itu, tentu kita dapat menafsirkan maknanya.
Contoh ujaran anak:
a)


Mama Makan

b)

Adik Minum

Ujaran mama makan mempunyai kemungkinan kalimat lengkapnya.
a)

Mama adik minta makan

b)

Mama saya lapar, ambilkan makan

3

3)

Tahap Transformasional


Suhartono, (2005: 51-52) Pengetahuan dan penguasaan kata-kata tertentu
yang dimiliki anak dapat dimanfaatkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat
yang lebih rumit. Anak yang berumur lima tahun adalah sudah
mulaimemberanikan diri untuk bertanya, menyuruh, menyanggah dan
menginformasikan

sesuatu.

Berbagai

kegiatan

anak

aktivitasnya

dikomunikasikan atau diujarkan melalui kalimat-kalimat. Disini anak sudah
berani menginformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk kalimat
yang beragam. Misalnya jika anak yang dirinya merasakan masih kenyang

lalu dipanggil dan disuruh ibunya untuk makan, maka ia akan berani
menolak atau menyanggahnya dengan menggunakan kalimat sanggahan.
Kalimat yang diujarkan anak beragam yaitu:
a)

Bu, saya masih kenyang tidak mau makan.

b)

Saya sudah kenyang bu, mengapa disuruh makan lagi?

c)

Tadi ibu tahu sendiri kalau saya baru saja makan.

Di Taman Kanak-Kanak Desa Plumbon II peneliti melakukan pengamatan
terhadap proses kegiatan belajar mengajar, ternyata salah satu aspek yang harus
dikembangkan yaitu ketrampilan berbicara anak kelompok A yang berjumlah 12
anak masih belum optimal..
Bukti kurang optimalnya pencapaian berbahasa karena metode yang

digunakan dalam pembelajaran dahulu adalah metode tanya jawab. Ada beberapa
kelemahan dalam metode tanya jawab diantaranya: a. Membutuhkan waktu yang
intensif dan lama ketika berfokus pada satu anak, b. Memungkinkan anak merasa
takut jika anak sedang malas memberikan jawaban, c. Dapat terlihat seolah-olah
menyelidiki hal-hal yang paling rahasia.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode baru yaitu dengan media
gambar yang diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan bicara anak secara
optimal. Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan media gambar, diantaranya: :
a. Sifatnya konkrit, b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan
waktu, c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, d. Dapat

4

memperjelas suatu masalah, e. Murah harganya, mudah didapat, mudah
digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP KETRAMPILAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK
A TK DESA PLUMBON II, MOJOLABAN, SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2013/2014.


METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian
Eksperimen.Penelitian

ini

menggunakan

Pre-Experimental

Design

yaitu

denganOne-Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitian. Subjek
penelitian adalah anak-anak kelompok A TK Desa Plumbon II. Jumlah subjek 12
anak, terdiri 7 anak perempuan dan 5 anak laki-laki.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan
metode observasi.Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini dan

keefektifan penelitian ini, maka dirumuskan indikator pencapaian yang digunakan
sebagai acuan keberhasilan. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini yaitu
Lebih dari 75% anak didik dapat meningkatkan ketrampilan berbicara melalui
media gambar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.

Deskripsi Data Observasi Awal Ketrampilan Berbicara Anak

Sebelum Eksperimen
Observasi awal ketrampilan berbicara anak dilakukan pada hari Senin, 6
Januari 2014 s/d Kamis, 9 Januari 2014. Untuk mengukur ketrampilan awal
berbicara anak, diobservasi dengan kegiatan tanya jawab saat proses
pembelajaran. Dasar dipilihnya kegiatan bercakap-cakap untuk mengetahui
ketrampilan berbicara anak adalah dari beberapa indikator yang telah ada antara
lain dengan kegiatan bercakap-cakap maka ketrampilan berbicara anak akan
terlihat ketika anak mengutarakan pendapat atau ide kepada orang lain, menjawab

5

pertanyaan tentang informasi atau keterangan, menceritakan kembali pengalaman,
dan menceritakan kembali cerita yang didengar. Setiap anak diberikan
kesempatan untuk bercakap-cakap baik anak dengan guru ataupun anak dengan
anak. Setelah selesai mengobservasi kemudian diberikan skor kepada masingmasing anak Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan kemudian
ditabulasikan datanya (lampiran 5). Hasilnya yaitu jumlah skor ketrampilan
berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon II Mojolaban, Sukohajo sebelum
eksperimen adalah 137 dengan nilai rata-rata 11,41, nilai tertinggi 15, nilai
terendah 9, dan standar deviasi 1,56.
2.

Deskripsi Data Observasi Akhir Ketrampilan Bicara Anak Setelah

Eksperimen
Penelitian ini memfokuskan pada pokok bahasan Ketrampilan Berbicara
anak Kelompok A TK Desa Plumbon II, Mojolaban, Sukoharjo. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah eksperimen model One-Group Pretest-Posttest Design.
Penelitian ini mengukur ketrampilan berbicara anak sebelum dan sesudah
diberikan eksperimen dengan media gambar. Pemberian eksperimen dilakukan
sebanyak 6 kali selama 3 minggu yaitu pada tanggal 11, 13, 17, 20, 23, dan 25
Januari 2014.
Setelah dilakukan eksperimen dengan media gambar kemudian dilakukan
observasi akhir pada hari Senin, 27 Januari 2014 s/d Kamis, 30 Januari 2014
untuk mengetahui ketrampilan bebbicara anak setelah eksperimen. Observasi
akhir dilakukan dengan memberikan kegiatan Tanya jawab seperti pada observasi
awal sebelum eksperimen, akan tetapi topik percakapannya berbeda dengan
observasi awal. Dari kegiatan yang dilaksanakan tersebut peneliti mengobservasi
ketampilan berbicara anak setelah eksperimen dengan media gambar. Setelah
selesai mengobservasi kemudian diberikan skor dengan memberikan tanda check
list (√) pada pedoman observasi kepada masing-masing anak sesuai dengan
perkembangan anak (lampiran 6).Dari hasil observasi akhir yang telah dilakukan
kemudian ditabulasikan datanya (lampiran 5). Hasilnya yaitu jumlah skor
ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon II, Mojolaban,

6

Sukoharjo setelah eksperimen dengan media gambar adalah 160 dengan nilai ratarata 13,33, nilai tertinggi 18, nilai terendah 10, dan standar deviasi 2,46.
3.

Pengkategorian Ketrampilan Berbicara Anak Sebelum dan Setelah

Diberikan Eksperimen
Ketrampilan Berbicara anak sebelum dan setelah dilakukan eksperimen
yang telah dianalisis, kemudian dibuat kesimpulan yang berlaku umum yaitu
dengan pengkategorian.
Skor Ketramplan berbicara anak sebelum dan setelah eksperimen

dibagi

berdasarkan sangat mampu, mampu, cukup, rendah, dan sangat rendah.
a.

Pengujian Persyaratan Analisis

1)

Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

data dari masing-masing variabel memiliki distribusi normal. Model regresi yang
baik adalah yang datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk
menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan pvaluedengan taraf signifikasi ( ) sebesar 0,05. Jika p-value>0,05 maka data
berdistribusi normal. Dalam asumsi kenormalan regresi, uji normalitas
dilaksanakan terhadap data ketrampilan berbicara anak pada periode sebelum dan
sesudah diberikan eksperimen dengan media gambar.
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui pengaruh media
gambar terhadap ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon II,
Mojolaban, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014, digunakan teknik analisis data
T-test dengan alat bantu program SPSS 18.
Hasil analisis data menggunakan T-test diperoleh hasil thitung = 3,361
(lampiran 15), karena thitung > ttabel = 3,361>1,717 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh
penggunaan media gambar terhadap ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK
Desa Plumbon II, Mojolaban, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima
kebenarannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketrampilan bicara anak

7

setelah dilakukan eksperimen lebih berkembang optimal daripada sebelum
dilakukan eksperimen menggunakan media gambar.

a.

Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan T-test maka hasil penelitian

ini diperoleh bahwa thitung > ttabel = 3,361>1,717 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini dikarenakan pada pembelajaran dengan media gambar yang dilakukan
oleh guru kepada anak sangat menarik.

A. Kesimpulan
Berdasarkananalisishasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwa media gambar
berpengaruh terhadap ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK Desa Plumbon
II, Mojolaban, SukoharjoTahun Pelajaran 2013/2014. Kesimpulan ini berdasarkan
hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, memperoleh hasil skor
observasi awal ketrampilan berbicara anak sebelum eksperimen dengan media
gambar sebesar 137 dengan nilai rata-rata 11,41, nilai tertinggi 15, nilai terendah
9, dan standar deviasi 1,56. Hasil observasi akhir ketrampilan berbicara anak
setelah eksperimen dengan media gambar diperoleh skor 160 dengan nilai ratarata 13,33, nilai tertinggi 18, nilai terendah 10, dan standar deviasi 2,46. Dari data
tersebut dapat diperolehthitung = 3,361, karenathitung>ttabel= 3,361>1,717 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa media gambar
berpengaruh terhadap ketrampilan berbicara anak Kelompok A TK DesaPlumbon
II, Mojolaban, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diambil,
dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memberikan stimulus ketrampilan berbicara anak
agar anak dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide, pendapat,
maupun gagasannya dalam berkomunikasi dengan optiomal

8

b. Guru hendaknya memberikan metode pembelajaran yang lebih
bervariasi dengan permainan maupun media belajar yang menarik
untuk menstimulasi aspek ketrampilan berbicara anak
2. Bagi Orang Tua
Senantiasa memberikan dukungan dan peduli terhadap aktivitas anak
didik di sekolah, khususnya dalam hal belajar pada anak di rumah dengan
mengajak berkomunikasi untuk melatih ketrampilan bicaranya agar
berkembangsecara optimal.
3. Bagi Penelitian yang akan datang
Sebaiknya penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
penelitian yang akan datang. Diharapkan media yang digunakan lebih
menarik dan sesuai dengan pengetahuan anak, sehingga kesalahankesalahan dalam penelitian dapat diminimalkan.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: P.T Rajagrafindo Persada.

Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Skripsi: Surakarta. UMS: Tidak diterbitkan.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
(http://guruketerampilan.blogspot.com/2013/05/pengertianketerampilan.html,
diakses tanggal 4 Desember 2013).

9

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK A TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Media Flash Card Pada Anak Kelompok A TK Pertiwi I Dukuh Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2014

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK A TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Media Flash Card Pada Anak Kelompok A TK Pertiwi I Dukuh Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Melalui Media Kartu Gambar Pada Anak Kelompok A Di TK Islam Mardisiwi Surakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015.

0 2 17

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETRAMPILAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A TK Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Ketrampilan Berbicara Pada Anak Kelompok A TK Desa Plumbon Ii Mojolaban Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 11

PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Ketrampilan Berbicara Pada Anak Kelompok A TK Desa Plumbon Ii Mojolaban Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 5

PENGGUNAAN MEDIA PANDANG NON PROYEKSI DALAM MELATIH KETRAMPILAN BERBICARA ANAK Penggunaan Media Pandang Non Proyeksi Dalam Melatih Ketrampilan Berbicara Anak Kelompok B Tk Aisyiyah 2 Sengon Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 17

Pengaruh model take and give terhadap kemampuan berbicara anak kelompok A TK Ar-Rohmah Wirun Mojolaban Sukoharjo.

0 0 16

Pengaruh Model Take and Give terhadap kemampuan Berbicara Anak Kelompok A TK Ar-Rohmah Wirun Mojolaban Sukoharjo COVER

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BENER YOGYAKARTA.

2 9 154