PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Empiris Pada Kantor BPKP

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN
ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(Studi Empiris pada Kantor BPKP Perwakilan Yogyakarta)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
SURYADI
B200110275

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN
ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(Studi Empiris pada kantor BPKP perwakilan Yogyakarta)
SURYADI
(B200110275)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: surya.di39@rocketmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pengaruh independensi,
gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance
terhadap kinerja auditor pemerintah. Penelitian ini dilakukan pada kantor BPKP
Perwakilan Yogyakarta. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan
teknik convenience sampling. Kuisoner yang kembali dan diolah sebanyak 40
kuisoner. Uji yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama
independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah dengan
nilai sebesar 0,006, hasil hipotesis kedua gaya kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah dengan nilai sebesar 0,028, hasil
hipotesis ketiga komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor pemerintah dengan nilai sebesar 0,000 dan untuk hasil hipotesis yang
keempat pemahaman good governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor dengan nilai sebesar 0,045.

Kata kunci: independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi,

pemahaaman good governance, kinerja auditor pemerintah.

A. PENDAHULUAN
Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis
dan dalam perkembangannya akuntan dapat menjamin bahwa pelaksanaan
kegiatan

bisnis telah sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah

ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan akan tercapai secara hemat,
efisien,

dan

efektif.

Tuntutan

masyarakat


akan

penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya pelaksanaan
fungsi pengawasan dan sistem pengendalian intern yang baik atas
pelaksanaan pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara yang mampu
memberikan transparansi agar pelaksanaan kegiatan menjadi terarah dan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang
sistem pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern
dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP); Inspektorat Jenderal;
Inspektorat Provinsi; dan Inspektorat Kota. BPKP sebagai salah satu
pelaksana tugas pengendalian internal pemerintah yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pengawasan terhadap
pelaksanaan keuangan negara atau daerah dan pembangunan nasional sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.


BPKP dalam

melaksanakan kegiatannya dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok
kegiatan, yaitu audit (konsultasi, asistensi dan evaluasi); pemberantasan
KKN; pendidikan dan pelatihan pengawasan.

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas
pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.
Auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan
(examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan (Mulyadi, 2002: 11).
Kinerja auditor ditentukan dari sikap-sikap yang ada dalam diri
auditor itu sendiri, salah satunya adalah sikap independen auditor.
Independensi merupakan karakteristik penting bagi seorang auditor dan
merupakan suatu dasar atas prinsip integritas dan objektivitas. Dalam
tugasnya sebagai auditor eksternal, independensi dapat mempengaruhi

kinerja auditor dalam menghasilkan laporan audit dan juga dalam penerbitan
opini audit.
Sementara gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain atau bawahanya sedemikian rupa sehingga orang
tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pentingnya menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
karakter profesi, yaitu akuntan publik akan mendorong semangat kerja para
auditor sehingga kinerjanya akan semakin baik dalam menyelesaikan tugas
audit. Jika pemimpin mampu memimpin bawahannya dengan cara yang baik,

maka auditor akan terpacu untuk bekerja dengan maksimal dan akan semakin
meningkatkan kinerjanya.
Komitmen organisasi juga dipandang sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja yang menunjukkan sejauh mana seseorang individu
mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki
komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati
organisasi. Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan pekerja
atas nilai-nilai organisasi, dimana seseorang karyawan memihak organisasi
tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kinerja auditor. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian
yang

berjudul

“PENGARUH

INDEPENDENSI,

GAYA

KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN
GOOD

GOVERNANCE

TERHADAP


KINERJA

AUDITOR

PEMERINTAH” (Studi Empiris Pada Kantor BPKP Perwakilan
Yogyakarta).
B.

TINJAUAN PUSTAKA

Kinerja Auditor
Kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) bahwa istilah kinerja berasal dari
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Independensi
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh tidak

dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya (Mulyadi, 2002: 26).
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan
untuk mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga
orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi
(Gary, 2005).
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat intensitas seseorang untuk
mengidentifikasikan dirinya serta tingkat keterlibatannya dalam organisasi
terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi untuk mengusahakan
tercapainya

kepentingan

organisasi


kedudukannya sebagai anggota organisasi.

dan

untuk

mempertahankan

Pemahaman Good Governance
Pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan
pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk
mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan
bisnis maupun pelayanan publik.
C.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis


penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode penelitian survey dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengambilan data pokok.
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah yang bekerja
di kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
perwakilan Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah beberapa auditor
pemerintah yang bekerja di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Yogyakarta sebanyak 40 anggota. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience
sampling.
Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jawaban
kuisoner dari auditor

yang disebarkan oleh penulis kepada auditor

pemerintah di BPKP Perwakilan Yogyakarta. Data sekunder dalam penelitian


ini diperoleh dari membaca buku-buku literatur, jurnal dan sumber-sumber
lain yang relevan dengan penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menyebar kuesioner yang
ditujukan langsung kepada responden, yaitu auditor yang bekerja di Kantor
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Yogyakarta.
Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor
pemerintah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi,
gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan pemahaman good governance.
Pengukuran Variabel
Variabel independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi,
pemahaman good governance dan kinerja auditor pemerintah diukur
menggunakan skala likert lima poin.
Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik,
dan uji hipotesis.
1. Uji Kualitas data
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product
Moment Pearson Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka
alat tes yang digunakan valid, sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil

dari nilai r tabel maka alat tes yang digunakan tidak valid. Tingkat
signifikasinya yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas suatu variabel dilakukan dengan Cronbach
Alpha Coeficient menggunakan bantuan software SPSS for Windows
versi 21.0. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk masing-masing variabel dengan
menggunakan one-sampel Kolmogorov Smirnov Test yang dilakukan
dengan bantuan software SPSS. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
nilai signifikan statistik yang dihasilkan dari perhitungan. Jika
probabilitas signifikansinya diatas 5% maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2011: 164).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji
ini dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai
VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai toleransi > 0,1 maka tidak terjadi
multikolinieritas. (Ghozali, 2011: 105-106).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah penyebaran titik data populasi pada
bidang regresi tidak konstan yang bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas
diketahui dengan melihat signifikansinya terhadap derajat kepercayaan
5%.

Jika

nilai

signifikansinya

>

0,05

maka

tidak

terjadi

independensi,

gaya

heteroskedatisitas (Ghozali, 2011: 139).
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
kepemimpinan,

independen
komitmen

meliputi

organisasi,

dan

pemahaman

good

governance, sedangkan variabel dependen meliputi kinerja auditor.
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut:
KK= a + b1I + b2GK + b3KO + b4GG + e
Keterangan:
KK
= Kinerja Auditor
α
= Konstanta
b1-b4 = Koofisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
hubungan nilai variabel independen)
I
GK
KO
GG
e

= Variabel Independensi
= Variabel Gaya Kepemimpinan
= Variabel Komitmen Organisasi
= Variabel Good Governance
= error

b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi nilai F. Jika hasil
F-hitung > F-tabel maka model yang dirumuskan sudah tepat (Ghozali,
2012: 98).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1(satu). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2012: 97).
d. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2012: 98).
D.

PEMBAHASAN
1. Pengaruh independensi terhadap kinerja auditor pemerintah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independensi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah, artinya
hipotesis pertama diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
independen seorang auditor maka akan semakin tinggi kinerjanya.

Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara independensi dengan
kinerja auditor pemerintah. Seorang auditor yang memiliki independensi
yang tinggi maka dia tidak akan mudah terpengaruh dan tidak mudah
dikendalikan oleh pihak lain dalam mempertimbangkan fakta yang
dijumpai saat pemeriksaan, penyusunan progam, dan dalam merumuskan
serta menyatakan pendapatnya. Dengan semakin independensinya seorang
auditor maka akan mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
pekerjaan yang semakin baik atau dengan kata lain kinerjanya akan
menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Elya Wati, et al (2010), Yuskar dan Devisa (2011), Yunita
Sri Rahayu (2012), Suriana, K.D. (2014), dan Wiratama, W.J. (2015)
bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor
pemerintah.
2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pemerintah
Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor pemerintah, artinya hipotesis kedua diterima. Dengan
demikian,

semakin tepat gaya kepemimpinan seorang auditor dalam

organisasi maka semakin tinggi kinerja seorang auditor, karena seorang
pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam membentuk kedekatan
hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya,
kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi
antara pimpinan dan bawahan. Pimpinan yang memiliki konsiderasi tinggi

menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial. Cara ini
mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang
dipimpinnya dan merupakan

gambaran dari

gaya

kepemimpinan

konsiderasi, serta pimpinan yang memiliki struktur inisiatif akan mampu
mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam
kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas,
dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang
memiliki

kecenderungan

membentuk

struktur

yang

tinggi,

akan

memfokuskan pada tujuan dan hasil. Dalam lingkungan kerja audit,
pemimpin tim audit dapat mempengaruhi kinerja auditor.
Dari hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Elya
Wati, et al (2010), Yunita Sri Rahayu (2012), dan Suriana (2014) bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor
pemerintah.
3. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor pemerintah
Variabel komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor pemerintah, artinya hipotesis ketiga diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen seorang auditor terhadap
tempat dia bekerja maka akan semakin tinggi pula mempengaruhi
kinerjanya. Seorang auditor yang memiliki komitmen continuance yang
tinggi terhadap organisasi akan memiliki kesadaran untuk menjadi anggota
dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi
anggota organisasi tersebut. Sehingga akan terbentuk kesadaran akan

mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Serta seorang auditor
yang memiliki komitmen affective akan memiliki hubungan emosional
auditor terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan
keterlibatan auditor dengan kegiatan di organisasi. Dimana dia bekerja
maka akan timbul rasa memiliki dan tanggungjawab terhadap organisasi,
dia akan merasa senang dalam bekerja dan dia akan bekerja sebaik
mungkin

untuk

organisasinya

tersebut

sehingga

kinerjanya

akan

meningkat.
Dari hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Elya
Wati, et al (2010), Yuskar dan Devisa (2011), Yunita Sri Rahayu (2012),
dan Novatiana dan Mustofa (2014) bahwa komitmen organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah.
4. Pengaruh pemahaman good governance terhadap kinerja auditor
pemerintah.
Variabel pemahaman good governance bepengaruh signifikan
terhadap kinerja auditor pemerintah, artinya hipotesis keempat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin paham seorang auditor terhadap good
governance dalam bekerja maka akan semakin tinggi kinerja auditor
tersebut. Seorang auditor yang memahami good governance secara benar
dan bertanggungjawab maka akan mempengaruhi perilakunya dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan orientasi memperoleh hasil yang baik
sehingga kinerjanya akan meningkat. Selain itu pemahaman prinsip

keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban harus
dipahami dalam meningkatkan kinerja auditor.
Dari hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Elya
Wati, et al (2010) bahwa pemahaman good governance berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor
pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan pendapat dalam
penyusunan progam, investigatif, dan pelaporan berpengaruh terhadap
kinerja auditornya.
2. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
konsiderasi dan gaya kepemimpinan struktur inisiatif berpengaruh
terhadap kinerja auditornya.
3. Variabel komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor
pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi affective
dan komitmen continuance berpengaruh terhadap kinerja auditornya.
4. Variabel pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja
auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman good
governance atas prinsip keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan
pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja auditornya.

Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian yang dilaksanakan ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan ini perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti
yang akan datang maupun pembaca. Keterbatasan yang dimiliki dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan
kuisioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga penulis
tidak mengawasi secara langsung atas pengisian jawaban tersebut.
Kemungkinan jawaban dari responden tidak mencerminkan keadaan
yang sebenarnya dikarenakan kondisi-kondisi tertentu masing-masing
responden.
2. Faktor pengaruh kinerja auditor pemerintah terbatas pada variabel
independensi, variabel gaya kepemimpinan, variabel komitmen organisasi,
variabel pemahaman good governance dan variabel sehingga cakupannya
kurang luas untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan manajemen sumberdaya manusia.
3. Lingkup penelitian terbatas karyawan pada Kantor BPKP Perwakilan
Yogyakarta dan waktu yang digunakan dalam penelitian terbatas,
sehingga hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan perusahaan lainnya
yang sejenis dan hasil penelitian kurang maksimal.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang
bermanfaat sebagai berikut:
1. Peneliti

diharapkan

mengawasi

pengisian

kuesioner

dalam

pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh
sesuai dengan kondisi yang sebenar-benarnya. Penelitian selanjutnya
perlu ditambahkan metode wawancara langsung pada masing-masing
responden dalam upaya mengumpulkan data, sehingga dapat menghindari
kemungkinan responden tidak objektif dalam mengisi kuisioner.
2. Penelitian

selanjutnya

dapat

menambahkan

variabel

lain

yang

mempengaruhi kinerja auditor seperti budaya organisasi, motivasi, etiks
kepuasan kerja, dan lain sebagainya.
3. Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian dengan
melibatkan auditor pemerintah lainnya seperti BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) yang merupakan auditor eksternal pemerintah dan KAP yang
ada di Provinsi Yogyakarta atau lainnya sehingga dapat dijadikan
generalisasi secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Akriyanto, Rendy. 2012. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan,
Komitmen Organisasi dan Pemahaman Good Governanve Terhadap
Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di KAP Wilayah Surakarta
dan Yogyakarta). Skripsi FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Elder, Randal J. Marks S. Beasly, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi Jusuf. 2011.
Jasa Audit dan Assurance. Diterjemahkan oleh Desti Fitriani. Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivatiate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hatmoko, Tony. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi dan Pembedanya Terhadap Karakteristik Demografik (Studi
Kasus di PDAM Kabupaten Karanganyar). Tesis Progam Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Http://bpkp.go.id
Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Edisi 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.
Marganingsih, Arywarti dan Martani, Dwi. 2009. Analisis Variabel Anteseden
Perilaku Auditor Internal Dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi
Empiris Pada Auditor Di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non Departemen. Simposium
Nasional Akuntansi XII Padang 2009.
Mautz, R.K. dan Sharaf, H.A. 1961. The Philosophy of Auditing. Sarasota:
American Accounting Association.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Nawawi, Hadari. (2003). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada
Unisity Press.
Noviyanti, R.A. dan Mustofa, Taofik. 2014. Pengaruh Profesionalisme Auditor
Internal Dan Komitmen Organisasi Auditor Internal Terhadap Kinerja
Auditor Internal (Studi Kasus Pada Inspektorat Kabupaten Purwakarta).
Universitas Tarumanegara ISBN No 978-602-71601-0-1.

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ritonga, H. Rahmansyah. 2013. Optimalisai Audit Kinerja Instansi Pemerintah.
http://sumut.kemenag.go.id.
Robbins, Stephen P., 2003. Perilaku Keorganisasian Jilid 1 Edisi 9. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Sapariyah, Rina Ani. 2011. Pengaruh Good Governance dan Independensi
Auditor terhadap Kinerja Auditor dan Komitmen Organisasi. Jurnal.
Siagan, Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Standar Umum SA seksi 220 Independensi. (Online) PSA No.04
Suariana, K.D. Herawati, N.T. dan Darmawan, Nyoman, A.S. 2014. Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Dan Independensi Terhadap Kinerja Auditor
Eksternal (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali). EJurnal S1 Universitas pendidikan Ganesha Volume 2 Nomer 1 tahun
2014.
Sujak, Abi. 2000. Manajemen Personalia, Edisi Kelima, Cetakan Pertama,
Yogyakarta. BPFE.
Sujana, Edy. 2012. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat
Pemerintah Kabupaten (Studi Pada Kantor Inspektorat Kabupaten
Badung Dan Buleleng). Universitas Pendidikan Ganesha.
Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tjager, I. Nyoman, 2003. Corporate Governance; Tantangan dan Kesempatan
bagi Komunitas Bisnis Indonesia. PT Prenhallindo, Jakarta.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Dan Komit]men Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya
Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.
Simposium Nasional Akuntansi X Makasar 2007.

Wati, Elya. Lismawati dan Aprilla, Nila . 2010. Pengaruh Independensi Auditor,
Gaya kepemimpinan, Komitmen Organisasi,dan Pemahaman Good
Governance (StudiPada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan
Bengkulu). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purworkerto 2010.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wiratama, W.J. dan Budiartha, Ketut. 2015. Pengaruh Independensi, Pengalaman
Kerja, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.
E- jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN 2302-8578 Tahun 2015.
Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.
Yuskar dan Devisia, Selly. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi,Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya
Organisasi, Dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik Big Four yang Berafiliasi di Indonesia
Tahun 2011). Simposium Nasional Akununtansi XIV Aceh 2011.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Independensi, Budaya Organisasi, Good Governance, dan Tingkatan Jabatan terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Kasus Pada BPK Perwakilan Sumatera Utara)

9 164 162

Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)

9 83 97

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

0 28 4

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH (studi pada kantor Inspektorat Lombok Tengah)

0 7 19

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Komitmen Organisasi, Dan Job Stress Terhadap Kinerja Auditor Internal Pada Otoritas Jasa Keuangan (Ojk)

6 38 138

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN PEMAHAMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA INTERNAL AUDITOR (Studi pada PT. Bank Lampung)

0 8 49

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 0 11

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERAPAN GOOD GOVERNANCE SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA (Survey Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tegal) Adi Wiratno

2 13 14

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, PROFESIONALISME, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH (STUDI PADA AUDITOR PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS)

0 3 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN KETIDAKJELASAN PERAN TEHADAP KINERJA AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI NTB

0 1 10