HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

EVA CHARISMA ESTER SIBURIAN NIM. 8116131010

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2 0 1 4


(2)

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

EVA CHARISMA ESTER SIBURIAN NIM. 8116131010


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRACT

EVA CHARISMA ESTER SIBURIAN. NIM. 8116131010. Relations Organizational Culture, Leadership Style, Emotional Intelligence and Job Satisfaction Employee with the Department of Education Youth and Sports Deli Serdang. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

Job satisfaction of employees indicated by the onset of complacency and implementation tasks well and on time as well as the excitement in his job. To maintain the satisfaction of every employee, every problem that exists in the body of the organization must be resolved quickly so that all planned activities can take place properly. If the problem can not be resolved then it will be bad for the development of the organization.

This study aimed to determine: (1) organizational culture relationship with employee satisfaction Department of Education Youth and Sports Deli Serdang; (2) the relationship of leadership style to employee satisfaction Department of Education Youth and Sports Deli Serdang; (3) the relationship of emotional intelligence with employee satisfaction Department of Education Youth and Sports Deli Serdang; and (4) the relationship of organizational culture, leadership style, and emotional intelligence employee satisfaction Department of Education Youth and Sports Deli Serdang.

Subjects were employees of the Department of Education, Youth and Sports Deli Serdang regency with a total sample of 90 people. Sampling was done by proportional random sampling. Descriptive research method that aims to obtain information about the symptoms in the study. Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant relationship between organizational culture and job satisfaction of ry1.23= 0.567 > rtable= 0.266 and tcount= 9.515 > ttable= 1.67; (2) there is a significant relationship between leadership style the job satisfaction of ry2.13 = 0.309 > rtable = 0.266 and tcount = 3.261 > ttable = 1.67; (3) there is a significant relationship between emotional intelligence and job satisfaction of ry3.12 = 0.432 > rtable = 0.266 and tcount = 5.530 > ttable = 1.67; and (4) there is a significant relationship between organizational culture, leadership style, and emotional intelligence and job satisfaction of Ry(123) = 0.602 > rtable = 0.266 and Fcount= 10.034 > Ftable= 2, 65.

The research concludes that organizational culture, leadership style, and emotional intelligence together provide a contribution of 36.2 % on job satisfaction employee Department of Education Youth and Sports Deli Serdang, and the rest of other specified circumstances. Thus organizational culture, leadership style, and emotional intelligence influence the increase in employee satisfaction.


(7)

i ABSTRAK

EVA CHARISMA ESTER SIBURIAN. NIM. 8116131010. Hubungan Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Kecerdasan Emosional dengan Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kepuasan kerja dari pegawai ditunjukkan dengan timbulnya rasa puas dan terlaksananya tugas dengan baik dan tepat waktu serta adanya kegairahan dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk menjaga kepuasan setiap pegawai, setiap masalah yang ada dalam tubuh organisasi harus diselesaikan dengan cepat agar semua kegiatan yang direncanakan dapat berlangsung dengan baik. Jika masalah tidak dapat terselesaikan maka akan berdampak buruk bagi perkembangan organisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang; (2) hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang; (3) hubungan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang; dan (4) hubungan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

Subjek penelitian adalah pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan propotional random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja sebesar ry1.23 = 0,567 > rtabel = 0,266 dan thitung = 9,515 > ttabel = 1,67; (2) terdapat hubungan yang berarti antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja sebesar ry2.13 = 0,309 > rtabel = 0,266 dan thitung = 3,261 > ttabel = 1,67; (3) terdapat hubungan yang berarti antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja sebesar ry3.12 = 0,432 > rtabel = 0,266 dan thitung = 5,530 > ttabel = 1,67; dan (4) terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja sebesar Ry(123)= 0,602 > rtabel= 0,266 dan Fhitung= 10,034 > Ftabel= 2,65.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 36,2% terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, dan sisanya ditentukan keadaan lain. Dengan demikian budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja pegawai.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis pertama sekali panjatkan kepada junjungan Yang Maha Besar Tuhan Yesus Kristus, oleh karena Kasih dan Kebaikan-Nya setia hari Dia berikan, tanpa kekuatan, kesehatan yang Dia berikan, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Kiranya setiap kemuliaan Dia di tempat Yang Maha Tinggi.

Adapun tesis ini berjudul: HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG yang disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Ketika penulis melewati proses penyelesaian tesis ini, maka penulis telah banyak mendapatkan masukan, kritikan, dan saran dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih dan hormat kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd sebagai Ketua Prodi Administrasi

Pendidikan sekaligus juga merupakan salah satu dosen penguji.

2. Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd., sebagai pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, masukan, bimbingan, dan memotivasi penulis.


(9)

iii

3. Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. yang berperan sebagai dosen penguji yang telah memberikan sumbangsih saran, kritik, dan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi.

5. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis.

6. Bapak Drs. Jaswar, M.Pd., sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Juga kepada para pegawai yang turut serta membantu dalam mengisi angket selama proses penelitian dilaksanakan.

7. Kepada seluruh anggota keluarga penulis, suami Ir. Nelson Panjaitan, anak-anak Deandra, Yohana, dan Daniella serta di bungsu Dave Michael, ibunda S. Sianturi, kakak dan adik, yang memberikan dorongan, motivasi, dan doanya kepada penulis. Kepada bapak/ibu mertua, ipar-ipar yang juga turut memberikan semangat, doa, dan bantuan yang diperlukan penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(10)

8. Kepada sahabat dan rekan mahasiswa khususnya Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Angkatan XX yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan saran-saran yang membangun.

Akhirnya penulis mengharapkan agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para pimpinan dan pegawai guna meningkatkan kepuasan kerja ke arah yang lebih baik, juga kepada pembaca kiranya dapat meningkatkan ilmu pengetahuan.

Medan, 23 Januari 2014 Penulis,

Eva Charisma Ester Siburian NIM. 8116131010


(11)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Mutasi Pegawai Tahun 2010-2012 di Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Deli Serdang ... 3

3.1 Jumlah Populasi Berdasarkan Bidang Kerja... 58

3.2 Sampel Penelitian ... 60

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja Pegawai ... 62

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 63

3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Gaya Kepemimpinan ... 64

3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional... 65

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 81

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Budaya Organisasi... 83

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Gaya Kepemimpinan ... 84

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional ... 85

4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel kepuasan kerja ... 87

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi... 87

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Gaya Kepemimpinan... 88

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan Emosional ... 89

4.9 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 90

4.10 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas... 91

4.11 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 92

4.12 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 94

4.13 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 96


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 55

3.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 59

4.1 Histogram Skor Kepuasan Kerja... 82

4.2 Histogram Skor Budaya Organisasi... 83

4.3 Histogram Skor Gaya Kepemimpinan ... 85

4.4 Histogram Skor Kecerdasan Emosional ... 86

4.5 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y... 93

4.6 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y... 95

4.7 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y... 97


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian ... 126

2. Sebaran Data Uji Coba... 135

3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kepuasan Kerja ... 139

4. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Budaya Organisasi... 143

5. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Gaya Kepemimpinan ... 147

6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional .... 151

7. Sebaran Data Penelitian ... 155

8. Data Pokok Penelitian ... 167

9. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 171

10. Perhitungan Tingkat Kecenderungan ... 179

11. Uji Normalitas... 182

12. Perhitungan Homogenitas ... 190

13. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 202

14. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 217

15. Perhitungan Independen antar Variabel Bebas ... 221

16. Perhitungan Korelasi Sederana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. 224 17. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 227

18. Perhitungan Korelasi Ganda antara Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Kecerdasan Emosional dengan Kepuasan Kerja ... 239


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu pimpinan dan seluruh pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan berkarakter (bersih, kharismatik, ramah, aktif dan tertib) dan secara terus menerus menyempurnakan sistem manajemen mutu yang efektif dan efisien. Manajemen mutu yang efektif dan efisien jika pegawai juga dapat melaksanakan pekerjaan dengan senang, nyaman dan merasa puas dengan pekerjaannya.

Dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang sebagai instansi pemerintahan memiliki visi yaitu terwujudnya sumber daya manusia Deli Serdang yang cerdas, berkarakter, berwawasan lingkungan yang mampu bersaing di era globalisasi bersama pemerintah, masyarakat dan dukungan sektor swasta. Untuk mewujudkan visi tersebut dibutuhkan pegawai-pegawai yang kompeten, aktif, kreatif, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya.

Dinas pendidikan pemuda dan olahraga sebagai organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang mengikat kerjasama untuk mencapai


(15)

2

apa yang diperolehnya dari organisasi, maka pegawai akan bekerja dengan sangat baik. Kepuasan kerja pada hakekatnya adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Setiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan cara penilaian yang berlaku bagi dirinya. Rivai (2003:475) mengemukakan kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Maksudnya bahwa seorang akan mendapatkan kepuasan kerja jika organisasi/ lembaga/ lingkungan kerja memberi perhatian dan penghargaan atas pekerjaan yang dilaksanakannya.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja dari pegawai ditunjukkan dengan timbulnya rasa puas dan terlaksananya tugas dengan baik dan tepat waktu, adanya rasa nyaman di tempat kerja, kreativitas kerja yang tinggi, berdedikasi yang tinggi, tekun dan adanya kegairahan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pegawai juga tidak perlu mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya. Kepuasan kerja pegawai harus diperhatikan karena apabila pegawai merasa puas maka akan timbul suasana kerja yang nyaman dan hubungan antar pegawai juga akan berlangsung dengan baik.

Hurlock (1978:56) mengemukakan kepuasan kerja pegawai perlu mendapat perhatian yang serius, karena kepuasan kerja itu memungkinkan timbulnya dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Sebaliknya jika seseorang tidak merasa puas dengan pekerjaan yang diterimanya, maka pekerjaan yang dilakukan tidak sepenuh hati yang akhirnya


(16)

3

kualitas kerjanya tidak akan baik.

Untuk menjaga kepuasan setiap pegawai, setiap masalah yang ada dalam tubuh organisasi harus diselesaikan dengan cepat agar semua kegiatan yang direncanakan dapat berlangsung dengan baik. Jika masalah tidak dapat terselesaikan maka akan berdampak buruk bagi organisasi itu sendiri. Beragam masalah dapat terjadi dalam sebuah organisasi seperti konflik antar pegawai, ketidaknyamanan di dalam kantor, pendapatan pegawai yang rendah mengakibatkan kinerja yang buruk, pengawasan yang kurang efektif, kepemimpinan yang tidak demokratis, pengabaian akan tugas, stress akibat pekerjaan, tidak disiplin kerja, pekerjaan yang tidak terlaksana dengan baik dan lain sebagainya.

Dari hasil wawancara peneliti dengan staf pegawai di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang ada sekitar 40% pegawai di dinas memiliki pekerjaan sampingan sebagai tambahan penghasilan untuk mempertahankan hidup, selain itu setiap tahun pegawai yang mutasi menunjukkan peningkatan, hal ini terlihat dari Tabel 1.1 tentang mutasi pegawai mulai tahun 2010 s/d 2012.

Tabel 1.1. Mutasi Pegawai Tahun 2010 – 2012 diDinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang

No Tahun Keadaan Pegawai Penempatan Mutasi

1 2010 8 3

2 2011 4 5


(17)

4

Dari hasil pengamatan peneliti juga masih ditemukan pegawai yang pulang kerja belum pada waktunya. Mencari pekerjaan sampingan menunjukkan bahwa pegawai tersebut belum puas dengan pekerjaannya ataupun penghasilan yang dia miliki. Mutasi yang meningkat setiap tahun juga dapat diakibatkan karena kepuasan kerja yang kurang di dalam kantor. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti ditarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang masih rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja baik faktor yang berasal dari dalam diri pegawai (intrinsik) maupun faktor dari luar diri pegawai (ekstrinsik). Rivai (2003:478) mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri pegawai dan dibawa oleh setiap pegawai sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya. Sedangkan faktor ekstrinsik menyangkut hal-hal yang yang berasal dari luar diri pegawai antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.

Hasil penelitian Pasaribu (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja guru SMP sub Rayon 18. Hal ini menandakan semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja. Selanjutnya, Penelitian Pohan (2013), menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya


(18)

5

organisasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Dengan demikian budaya organisasi mampu meningkatkan kepuasan kerja, sehingga semakin kondusif budaya organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. Penelitian Purba (2010), menyatakan bahwa kepemimpinan partisipatif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di SMP negeri Kabupaten Dairi. Kepemimpinan atasan memberikan pengaruh yang berarti untuk mendorong kepuasan kerja.

Dari berbagai pendapat dan hasil penelitian ditarik sebuah kesimpulan bahwa iklim kerja yang merupakan bagian dari budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja. Budaya organisasi merupakan mekanisme dari organisasi yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Budaya organisasi meliputi peraturan, norma dan nilai yang membentuk sikap dan tingkah laku dari pegawai-pegawai (Colquitt, Lepine, Wesson, 2009:546). Melalui peraturan dan norma yang ada di dalam kantor membuat pegawai lebih teratur dan disiplin dalam menjalankan tugasnya. Tetapi tidak semua peraturan membuat pegawai menjadi nyaman. Peraturan yang berlebihan dapat menjadikan pegawai menjadi tidak betah di kantor sehingga kepuasan kerjanya menurun terhadap kantornya.

Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yakni kepemimpinan. Pemimpin memiliki pengaruh dan kuasa yang besar di dalam kantor. Pemimpin adalah pembuat peraturan dan pengambil keputusan di dalam kantor.


(19)

6

seorang kepala, pemegang kekuasaan harus mampu menjadi panutan, membangun interaksi dan memotivasi bawahan untuk mencapai suatu tujuan. Pemimpin juga memiliki gaya yakni gaya otokratis, gaya partisipatif, gaya free-rein, namun efektivitas dari suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi. Kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpinan disesuaikan dengan perilaku yang muncul dari bawahan dan pemimpin. Gaya kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang berhubungan juga dengan kepuasan kerja pegawai. Semakin baik gaya kepemimpinan maka kepuasan kerja pegawai juga semakin tinggi.

Faktor yang juga mempengaruhi kepuasan kerja yakni kemampuan. Kemampuan dapat berupa kemampuan intelektual, emosional dan spiritual. Kecerdasan intelektual dapat diukur melalui tes intelegensi dan diperoleh skor yang menjadi nilai bagi seorang. Sementara kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengelola emosi diri sendiri dan memahami emosi orang lain. Kecerdasan spiritual yakni kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan penciptanya. Dari ketiga kecerdasan ini yang erat mempengaruhi dalam berinteraksi dengan teman sekerja yakni kecerdasan emosional. Pegawai yang memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Semakin baik kecerdasan emosional pegawai maka semakin efektif pekerjaannya. Kecerdasan emosional menjadi salah satu faktor yang sangat berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai.


(20)

7

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Hubungan Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Kecerdasan Emosional dengan Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepuasan kerja di Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut: (1) Mengapa kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang sangat rendah? (2) Mengapa pegawai sering tidak hadir di kantor? (3) Mengapa perpindahan (mutasi) pegawai setiap tahun meningkat? (4) Apakah budaya organisasi berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga? (5) Apakah gaya kepemimpinan berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga? (6) Apakah kecerdasan emosional berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga? (6) Apakah budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga?


(21)

8

faktor. Namun dalam penelitian ini faktor tersebut dibatasi hanya pada budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang. Dalam hal ini gaya kepemimpinan dibatasi pada persepsi pegawai terhadap gaya kepemimpinan kepala bagian. Subjek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang?

2. Apakah terdapat hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang?

3. Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang?

4. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang?


(22)

9

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat:

1. Hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

2. Hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

3. Hubungan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

4. Hubungan budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian terhadap kepuasan kerja di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang ini diharapkan memberikan sejumlah manfaat/ kegunaan, antara lain:

1. Secara teoritis

Memberi kontribusi yang baik secara teoritis untuk pengembangan teori yang berkaitan dengan perilaku organisasi, khususnya teori kepuasan kerja, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kecerdasan emosional.


(23)

10

2. Secara praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, sebagai informasi untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan kepuasan kerja pegawai.

b. Bagi kepala dinas dan kepala bidang di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, sebagai bahan informasi untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

c. Bagi pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kepuasan kerja pegawai.

d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian selanjutnya yang mendukung di kemudian hari.


(24)

(25)

115 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik gaya kepemimpinan maka semakin baik juga kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kecerdasan emosional maka semakin baik juga kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.


(26)

116

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional maka semakin baik juga kepuasan kerja pada pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah asumsi dasar yang dianut dan dilaksanakan pegawai di dalam kantor dengan indikator: inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detil, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kemantapan. Dalam hal ini perlu ditingkatkan budaya organisasi di kantor melalui upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya memfokuskan budaya di kantor pada orientasi hasil kerja seseorang. Seorang pegawai yang telah memperoleh prestasi kerja baik,


(27)

117

belum berhasil, agar hubungan antar pegawai dapat ditingkatkan. Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengiatkan pekerjaan di kantor pada orientasi tim kerja. Dalam hal ini budaya organisasi di kantor ditingkatkan melalui peran kerja tim pegawai. Hasil kerja tim pegawai menjadi milik bersama yang digunakan untuk meningkatkan budaya dalam berorganisasi di kantor. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi kantor ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kepuasan kerja pegawai.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan meningkatkan gaya kepemimpinan. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang ditunjukkan pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan pegawai dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan indikator: keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual. Peningkatan sikap pegawai terhadap kepemimpinan kepala kantor dapat dilakukan dengan menyikapi secara baik kemampuan kepala kantor dalam berhubungan dengan pegawai. Kemampuan kepala kantor berhubungan (berkomunikasi) dengan rekan pegawai harus dikedepankan untuk mendapat tanggapan baik dari setiap pegawai di kantor. Kemampuan kepala kantor dalam berhubungan dengan pegawai dapat ditunjukkan dengan sikap kepala kantor dalam membuat kebijakan terhadap pegawai, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan pegawai di kantor. Dengan perbaikan dalam kemampuan berhubungan dengan


(28)

118

pegawai, kepala kantor dapat memimpin lebih baik. Dengan kemampuan berhubungan yang baik dari kepala kantor, pegawai akan berpandangan positif terhadap kepemimpinan kepala kantor. Sikap positif pegawai terhadap kepemimpinan kepala kantor akan meningkatkan kepuasan pegawai dalam bekerja di kantor.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan meningkatkan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, kecerdasan emosional merupakan kemampuan individual dalam mengatur emosi diri sendiri dan orang lain dengan indikator: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), dan membina hubungan interpersonal dengan orang lain. Dalam hal ini pegawai harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Upaya yang dapat dilakukan pegawai di antaranya dengan meningkatkan kemampuannya memahami emosinya. Pemahaman pegawai tentang kondisi emosi sangat membantu pegawai untuk mengetahui keinginan pegawai lainnya di kantor. Kemampuan ini juga membawa pegawai dalam memotivasi rekan kerjanya untuk tetap bekerja dengan baik di kantor. Upaya yang dapat dilakukan pegawai dalam mengenal kondisi emosional kepala kantor. Selain itu pegawai perlu mengembangkan hubungan interpersonalnya dengan para kepala kantor. Hubungan interpersonal yang baik antara pegawai dengan


(29)

119

hubungan interpersonalnya dengan kepala kantor adalah meminta masukan dalam pengembangan dirinya, meminta penjelasan pekerjaan yang belum dipahami, dan sebagainya.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional. Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan keinginan individu maka semakin tinggi kepuasan pegawai dalam bekerja. Perasaan puas tersebut dapat muncul karena adanya kesesuaian antara nilai-nilai individu dengan nilai-nilai yang dianut kantor. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan kepala kantor berhubungan (berkomunikasi) dengan rekan pegawai harus dikedepankan untuk mendapat tanggapan baik dari setiap pegawai di kantor. Kemampuan kepala kantor dalam berhubungan dengan pegawai dapat ditunjukkan dengan sikap kepala kantor dalam membuat kebijakan terhadap pegawai, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan pegawai di kantor. Selain kedua faktor di atas, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan emosional pegawai dalam bekerja. Pemahaman pegawai tentang kondisi emosi sangat membantu pegawai untuk mengetahui keinginan pegawai lainnya di kantor. Upaya yang dapat dilakukan pegawai di antaranya dengan meningkatkan kemampuannya memahami emosinya.


(30)

120

Kemampuan ini juga membawa pegawai dalam memotivasi rekan kerjanya untuk tetap bekerja dengan baik di kantor.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan budaya organisasi, diharapkan pegawai mau bekerjasama dengan rekan kerja dalam mengerjakan tugas-tugas kantor. Dengan mengiatkan pekerjaan di kantor pada orientasi tim kerja, akan dapat membangun dan mengembangkan budaya organisasi yang baik di kantor. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi kantor ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kepuasan kerja pegawai.

2. Untuk meningkatkan gaya kepemimpinan, diharapkan kepala kantor dapat menyikapi secara baik kemampuan pegawainya dalam bekerja. Untuk itu kepala kantor harus mengedepankan komunikasi secara baik dengan pegawai dalam setiap pekerjaan yang dilakukan pegawai. Kemampuan kepala kantor dalam berkomunikasi ditunjukkan dengan sikap kepala kantor dalam membuat kebijakan terhadap pegawai, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan pegawai di kantor.


(31)

121

emosi, seperti: mengendalikan diri ketika marah, tidak terpuruk ketika merasa kecewa, mampu bangkit dari kesedihan, memotivasi diri untuk menghadapi tekanan, mengatur diri dari kemalasan, menetapkan target yang menantang namun wajar serta dapat menerima keberhasilan ataupun kegagalan dengan lapang dada.

4. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, disarankan pihak madrasah berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, pegawai harus memahami setiap pekerjaannya di kantor. Pekerjaan yang harus dilakukan secara bersama-sama harus dikerjakan bersama, tidak dikerjakan sendiri. Selain itu, perlu dikembangkan kemampuan pegawai dalam mengendalikan emosinya ke arah yang baik ketika bekerja di kantor. Hal ini untuk menghindari terjadinya perselisihan atau kesalapahaman ketika bekerja di kantor. Hal lain yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kepemimpinan kepala kantor. Dalam hal ini, kepala kantor harus dapat mengedepankan komunikasi yang baik dengan pegawai. Hal ini akan membangkitkan semangat kerja pegawai dan akan menimbulkan kepuasannya dalam bekerja.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guna memperluas hasil penelitian ini.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Fauzia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan: Madenatera

Arikunto, Suharsimi. 2009.Manajemen Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Chiva,R. dan Alegre, J. 2000.Emotional Intelegence Job Satisfaction: The Role of Organizational Learning Cavbility

Colquitt, Jazon A, Lepine Jeffery A, dan Wesson Michael J. 2009.Organizational Behavior. Boston: McGraw-Hill International

Cooper, Robert K. 2002. Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gibson, Ivancevich dan Donnelly. 1994. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga

Goleman, Daniel. 2006.Emotional Intelligence. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Handoko, H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Jogja

Hasibuan. 1991.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Masagung

Hersey, Paul dan Blanchard Ken. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”.Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010

Kanungo, Rabindra dan Mendonca, Manuel. 1997. Fundamental Behavior. America: Kendall/Hunt publishing Company

Kinicki, Angelo dan Kreitner, Robert. 2006. Organizational Behavior Key Concepts, skill & Best Practices. New York: McGraw-Hill International Luthans, Fred. 2005. Organizational Behavior. NewYork: McGraw-Hill


(33)

123

Pasaribu, Masran. 2011. “Pengaruh Kepribadian Ekstroversi, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Guru terhadap Semangat Kerja Guru SMP Sub Rayon 18 Medan”. Tesis. PPs Unimed

Pohan, Darmansyah. 2013. “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota”. Tesis. PPs Unimed.

Prabu, Anwar. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purba, Jonlis. 2010. ”Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru”. Tesis. PPs Unimed

Purwoko. 2011. ”Hubungan Pengembangan Diri, Iklim Kerjasama dan Pemberian Insentif terhadap Kepuasan Kerja Guru SMK Persatuan Amal Bakti (PAB) Kabupaten Deli Serdang. Tesis. PPs Unimed

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

_____________. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbins, Stephen dan Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Robbins, Stephen. 2006.Perilaku Organisasi.Indonesia: Indeks

Sandjojo, Nidjo. 2007. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Berprestasi terhadap Pengambilan Keputusan Individual”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Siagian, Sondang. 1976.Peranan Staf Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta ______________. 1989.Fungsi-Fungsi Manajerial.Jakarta: Bina Aksara

Soedjono. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005

Sopiah. 2008. “Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional Pimpinan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Bank”.

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei 2008


(34)

124

Sugiyono. 2005.Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syarifuddin. 2010. “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Pengambilan Keputusan terhadap Kinerja Kepala Sekolah SD di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Thoha, Miftah. 2011.Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wirawan.Teori Kepemimpinan Pengantar Untuk Praktek dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia danUhamka Press


(1)

119

hubungan interpersonalnya dengan kepala kantor adalah meminta masukan dalam pengembangan dirinya, meminta penjelasan pekerjaan yang belum dipahami, dan sebagainya.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional. Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan keinginan individu maka semakin tinggi kepuasan pegawai dalam bekerja. Perasaan puas tersebut dapat muncul karena adanya kesesuaian antara nilai-nilai individu dengan nilai-nilai yang dianut kantor. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan kepala kantor berhubungan (berkomunikasi) dengan rekan pegawai harus dikedepankan untuk mendapat tanggapan baik dari setiap pegawai di kantor. Kemampuan kepala kantor dalam berhubungan dengan pegawai dapat ditunjukkan dengan sikap kepala kantor dalam membuat kebijakan terhadap pegawai, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan pegawai di kantor. Selain kedua faktor di atas, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan emosional pegawai dalam bekerja. Pemahaman pegawai tentang kondisi emosi sangat membantu pegawai untuk mengetahui keinginan pegawai lainnya di kantor. Upaya yang dapat dilakukan pegawai di antaranya dengan meningkatkan kemampuannya memahami emosinya.


(2)

Kemampuan ini juga membawa pegawai dalam memotivasi rekan kerjanya untuk tetap bekerja dengan baik di kantor.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan budaya organisasi, diharapkan pegawai mau bekerjasama dengan rekan kerja dalam mengerjakan tugas-tugas kantor. Dengan mengiatkan pekerjaan di kantor pada orientasi tim kerja, akan dapat membangun dan mengembangkan budaya organisasi yang baik di kantor. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi kantor ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kepuasan kerja pegawai.

2. Untuk meningkatkan gaya kepemimpinan, diharapkan kepala kantor dapat menyikapi secara baik kemampuan pegawainya dalam bekerja. Untuk itu kepala kantor harus mengedepankan komunikasi secara baik dengan pegawai dalam setiap pekerjaan yang dilakukan pegawai. Kemampuan kepala kantor dalam berkomunikasi ditunjukkan dengan sikap kepala kantor dalam membuat kebijakan terhadap pegawai, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan pegawai di kantor.

3. Untuk meningkatkan kecerdasan emosional, pegawai dapat melakukan berbagai upaya, seperti di antaranya membina hubungan yang baik dengan orang lain, pegawai harus dapat mengendalikan dirinya terhadap berbagai


(3)

121

emosi, seperti: mengendalikan diri ketika marah, tidak terpuruk ketika merasa kecewa, mampu bangkit dari kesedihan, memotivasi diri untuk menghadapi tekanan, mengatur diri dari kemalasan, menetapkan target yang menantang namun wajar serta dapat menerima keberhasilan ataupun kegagalan dengan lapang dada.

4. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, disarankan pihak madrasah berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, pegawai harus memahami setiap pekerjaannya di kantor. Pekerjaan yang harus dilakukan secara bersama-sama harus dikerjakan bersama, tidak dikerjakan sendiri. Selain itu, perlu dikembangkan kemampuan pegawai dalam mengendalikan emosinya ke arah yang baik ketika bekerja di kantor. Hal ini untuk menghindari terjadinya perselisihan atau kesalapahaman ketika bekerja di kantor. Hal lain yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kepemimpinan kepala kantor. Dalam hal ini, kepala kantor harus dapat mengedepankan komunikasi yang baik dengan pegawai. Hal ini akan membangkitkan semangat kerja pegawai dan akan menimbulkan kepuasannya dalam bekerja.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guna memperluas hasil penelitian ini.


(4)

122 Madenatera

Arikunto, Suharsimi. 2009.Manajemen Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Chiva,R. dan Alegre, J. 2000.Emotional Intelegence Job Satisfaction: The Role of Organizational Learning Cavbility

Colquitt, Jazon A, Lepine Jeffery A, dan Wesson Michael J. 2009.Organizational Behavior. Boston: McGraw-Hill International

Cooper, Robert K. 2002. Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gibson, Ivancevich dan Donnelly. 1994. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga

Goleman, Daniel. 2006.Emotional Intelligence. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Handoko, H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Jogja

Hasibuan. 1991.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Masagung

Hersey, Paul dan Blanchard Ken. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”.Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010

Kanungo, Rabindra dan Mendonca, Manuel. 1997. Fundamental Behavior. America: Kendall/Hunt publishing Company

Kinicki, Angelo dan Kreitner, Robert. 2006. Organizational Behavior Key Concepts, skill & Best Practices. New York: McGraw-Hill International Luthans, Fred. 2005. Organizational Behavior. NewYork: McGraw-Hill

International

Manullang, Marihot. 2006. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


(5)

123

Pasaribu, Masran. 2011. “Pengaruh Kepribadian Ekstroversi, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Guru terhadap Semangat Kerja Guru SMP Sub Rayon 18 Medan”. Tesis. PPs Unimed

Pohan, Darmansyah. 2013. “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota”. Tesis. PPs Unimed.

Prabu, Anwar. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purba, Jonlis. 2010. ”Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru”. Tesis. PPs Unimed

Purwoko. 2011. ”Hubungan Pengembangan Diri, Iklim Kerjasama dan Pemberian Insentif terhadap Kepuasan Kerja Guru SMK Persatuan Amal Bakti (PAB) Kabupaten Deli Serdang. Tesis. PPs Unimed

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

_____________. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbins, Stephen dan Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Robbins, Stephen. 2006.Perilaku Organisasi.Indonesia: Indeks

Sandjojo, Nidjo. 2007. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Berprestasi terhadap Pengambilan Keputusan Individual”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Siagian, Sondang. 1976.Peranan Staf Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta ______________. 1989.Fungsi-Fungsi Manajerial.Jakarta: Bina Aksara

Soedjono. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005

Sopiah. 2008. “Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional Pimpinan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Bank”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei 2008


(6)

Sugiyono. 2005.Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syarifuddin. 2010. “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Pengambilan Keputusan terhadap Kinerja Kepala Sekolah SD di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Thoha, Miftah. 2011.Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wirawan.Teori Kepemimpinan Pengantar Untuk Praktek dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia danUhamka Press


Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Nias

13 157 193

Pengaruh Motivasi kerja dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus

0 7 151

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 4 36

PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 9 24

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU : STUDI EMPIRIS DI SMK NEGERI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 37

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI KERJA.

0 1 15

Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi.

0 3 156

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA.

0 0 17

this PDF file PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TOJO UNAUNA | Umala | Katalogis 1 PB

0 0 8

View of PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI

0 0 12