Lulusan Sekolah Internasional Sulit Masuk PTN Indonesia.

Pikiran
o Selasa
4

5
20

.Mar

0
6

21
OApr

Rabu
7
22

.


Rakyat
0

Kamis

8
23

9

o Me/ OJun

10
24

Jumat

o Sabtu 0 Minggu

C!Z


12

25
OJul

26

13
27

0 Ags OSep

14
28

OOkt

15
29

ONov

16
30

31

ODes

Lulusan Sekolah Internasional
Sulit Masuk PTN Indonesia
Harus Mengikuti Ujian Nasional Terlebih Dahulu
BANDUNG, (PR).Meski Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban siswa sekolah intemasional untuk tetap mengikuti Ujian
Nasional (UN), tetapi sarnpai
saat ini belum ada mekanisme
yangjelas mengenai aturan ini.
Akibatnya, siswa siswi warga
negara Indonesia (WNI) luIusan sekolah intemasional yang
berada di Indonesia menghadapi kesuIitan ketika ingin
melanjutkan studi ke perguruan

tinggi di dalam negeri.
"lni menunjukkan betapa kacau-balaunya peraturan kita. Di
satu sisi semua perguruan tinggi dan sekolah berlomba-Iomba
untuk menjadi intemasional,
tapi ijazah intemasional yang
dikeluarkan sarna sekali tidak
diakui karena tetap harus mengikuti UN. Sementara di sisi
lain, kampus membuka selebarlebamya bagi orang asing yang
ingin melanjutkan kuIiah di Indonesia. lni kan aneh, dengan
ijazah yang sarna-sarna internasional tapi justru o!ang IOta

tidak bisa kuIiah di sini," kata
Ketua Lembaga Advokasi Pendidikan (LAf) Dan Satriana
yang ditemui di Kantor Dinas
Pendidikan Kota Bandung, JIn.
Ahmad Yani Bandung, Rabu
(10/3).
Danjuga melihat tidak adanya
peluang yangjelas jika memang
pemerintah

mengharuskan
siswa sekolah intemasional untuk bisa ikut UN. Pertama, sarna
sekali tidak ada sosialisasi sehingga terlarnbat bagi siswa
sekolah internasional untuk bisa
ikut UN 2010. Kedua, siswa
sekolah intemasional tidakpernab belajar mata pel~aran yang
di-UN-kan, karena kurikuIum
yang diberikan jauh berbeda
dengan sekolah formal.
"Sebenamya bagi siswa sekolah intemasional bukan menjadi masalah besar. Mereka punya banyak pilihan dan bisa
dengan mudah diterima di universitas mana pun di dunia.
Salah satunya, siswa di salah
satu sekolah intemasional di
Bandung yang sudah diterima
di enarn perguruan tinggi

Eropa, tetapi tidak bisa masuk
P1N Indonesia. Halyang sarna
juga akan menjadi masalah bagisekolah-sekolahIainnyayang
memiliki kurikuIum berbeda.

Pondok pesantren misalnya,
dengan kasus siswa Gontor
yang ditolak di salah satu P1N
karena tidak ikut UN. Jadi sangat kontradiktif ketika ada
standar ganda dalarn pendidikankita,"ujamya.
Padahal, kata Dan, persyaratan hasil UNyang diberlakukan di harnpir semua perguruan tinggi sebagaisyarat masuk,
sebenamya tidak dijadikan sebagaialat seleksi,hanya sebatas
persyaratan administrasi."Jadi
sebenamya buat apa harns
mensyaratkan hasil UN, toh
tidak dipakai karena tetap saja
harus seleksi,"tutumya seraya
menarnbahkan di Kota Bandungterdapat sekitarlimasekoJab intemasionalyangmemiliki
kurikuIum berbeda dengan
kurikulumsekolahformaldi Indonesia.
Sementaraitu, ditemui di ruang kerjanya, Kepala Dinas

Kliping Humas Unpad 2010
- -


Pendidikan Kota Bandung Oji
Mahroji mengatakan, selama
ini siswa di sekolah intemasional memang diperbolehkan untuk ikut UN atau tidak. Sebab,
:mayoritas siswa yang belajar di
sekolah tersebut adalah warga
negara asing (WNA) dengan tujuan studi pendidikan tinggi di
luar negeri.
"Tapi kalau mau kuIiah di sini, memang harus ikut UN karena itu aturannya, dan Disdik
hanya memfasilitas~ kalau ada
siswa sekolah intemasional
yang mau ikut UN. Tentu
berdasarkan rekomendasi dari
direktorat karena sekolah internasional berada di bawah direktorat Kementerian Pendidikan
Nasional," ucapnya.
Oji mengatakan, siswa yang
sekolah di rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) pun
tetap harus mengikuti duajenis
ujian, yakni UN dan juga ujian
RSBI dari direktorat.
ltu

berlaku di seluruh RSBI di Indonesia. "Jadi RSBI juga dua
kali ujian, dan UN harns tetap
diikuti," katanya. (A-157)***