Sifillis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur.
V o lu m 6 2 :
zyxwvutsrqpon
NOMOR: 10, Oktober 2012zyxwvutsrqpo
Editorial
Peran Jurnal Kedokteran dalam Perkembangan IImu Kedokteran
Ina Ariani Kirana Masna
Artikel Penelitian
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur
Case Report Coming Back After a Long Sleep: Congenital Syphillis as
Re-emerging Disease
Fiva Aprilia Kadi, Sjarief Hidajat Effendi
Faktor yang Memengaruhi angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat
Neonatal
Factors Associated with Hypocalcemia in Neonatal Ward
Rizalya Dewi, Rinawati Rohsiswatmo
Mesostruktur dan Karakteristik Atom Mineral pada Fenomena Osteoporosis
Mesostructure and Atomic Mineral Characters on Osteoporosis Phenomenon
Zairin Noor, Sutiman B Sumitro, Mohammad
Hidayat, Agus Hadian Rahim
Pengaruh Latihan Penguatan Duduk-Berdiri dengan Periodisasi terhadap
Gross Motor Function Measure Dimensi 0 dan E Cerebral Palsy Spastik
Diplegi
The Effect of Loaded Sit-to-Stand Exercise with Periodization in Dimension
D and E Gross Motor Function Measure Spastic Diplegic Type of Cerebral
Palsy
Tenoku Misdalia, Marina A Moe/iono, Ponpon /djradinafa
Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan
Praktik Swasta
Knowledge and Attitude of Midwives in Private Practice on Vaccine Storage
Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih.
Kusnandi Rusmil
Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)
Efektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin dalam Mencegah
Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
The Efficacy of Novel Anticoagulants Compared with Warfarin for Stroke
Prevention in Patients with Atrial Fibrillation
Alvin Nursalim. Edwin Setiabudi
PERANGKO
BERLANGGANAN
KP. JAKARTA PUSAT 10 000
No, 09/PRKBJJKPlOIVRE
lV/2012
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnrned/issue/archive
J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012
Redaksi Pelaksana:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dr. Meilania Saraswati, SpPA, Dr. Ferius Soewito, SpKFR, Dr. Marlin Hertanto
\.
\
Dftar lsi:
Halaman
Ii
I
Pedoman Bagi Penulis (Instruction for Authors)
Editorial
1. Peran Jurnal Kedokteran
Ina Ariani
,
Kirana
dalam Perkembangan
Ilmu Kedokteran
Artikel Penelitian
2
Sifilis Kongenital,
Fiva Aprilia
Kembali Mengintai
Kadi, Sjarief Hidajal
Setelah Lama Tertidur
Ruang Rawat Neonatal
Rizalya
5.
Osteoporosis
Zairin
Noor, Sutiman
Pengaruh
Latihan
386
Rohsiswatmo
dan Karakteristik
Fenomena
di
,
Dewi, Rinawati
4. Mesostruktur
fM
379
Effendi
,~zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
3. Faktor yang Memengaruhi angka Kejadian Hipokalsernia
f::1
r ~;'
377
Masna
Atom Mineral
pada
,
B Sumitro,
Penguatan
Mohammad
Hidayat,
Duduk-Berdiri
dengan
Agus
Hadian
Periodisasi
6. Pengetahuan
Marina
A Moeliono,
Ponpon
dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan
Mboe,
Vaksin pada
402
Sri Endah
Rahayuningsih,
Kusnandi
Artikel Pengembangan
Pendidikan
Keprofesian
7. Efektivitas Antikoagulan
Baru Dibandingkan
Mencegah
Rusmil
Berkelanjutan
(P2KB)
dengan Warfarin dalam
Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
Alvin Nursalim,
Edwin
407
Setiabudi
Journal of the Indonesian Medical Association
Majalah Kedokteran
Indonesia
TERAKREDITASI
Sesuai SK DIKTI Nomor: 511DIKTlIKepl2010
Masa berlaku tanggal, 5 Juli 2010 - 5 Juli 2013
" 'j
. '.\.
-~
,;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1...
3CJ7
ldjradinata
Bidan Praktik Swasta
Muliadi
391
terhadap
Gross Motor Function Measure Dimensi D dan E Cerebral Palsy Spastik Diplegi
Tengku Misdalia,
,
Rahim
Artikel P enelitian zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
"1
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
'SiflliszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kongenital, Kembali M engintai
Setelah Lama Tertidur
Fiva Aprilia Kadi, Sjarief Hidajat Effendi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Departemen
Abstrak
Pendahuluan:
J
:.:
.-~
Sifilis
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
kongenital
ada/ah penyakit
yang ditemukan
kembali
sete/ah
lama
menghilang. Penyakit menu/ar ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang
menginfeksi manusia secara kronik dan sistemik. Sifilis kongenita/ ditularkan oleh ibu ke
janin secara intrauterin. Dilaporkan seorang bayi perempuan berusia 3jam dirujuk ke RS Hasan
Sadikin, Bandung dengan sesak napas yang semakin memberat dan bercak kemerahan
menge/upas pada telapak tangan, lengan, dan tungkai bawah. Pasien lahir spontan dari
ibu G3P2AO, sesuai untuk usia kehamilan, dengan skor Apgar 4 dan 6. Dasar diagnosis sifilis
VDRL dan
kongenita/ pada pasien ini adalah didapatinya hasil reaktif pada pemeriksaan
TPHA.
Kesimpulan: Pasien menga/ami pneumonia dengan sepsis awitan dini, sifilis kongenital, herpes simpleks neonatal, toksop/asmosis kongenital, dan hambatan pertumbuhan intrauterin
sehingga lahir kecil masa kehamilan. Kesulitan yang ditemui dokter adalah kondisi klinis
kurang stabil, banyaknya pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan, obat yang sulit
";,' diperoleh, dan status sosioekonomi keluarga pasien.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
J Indon Med Assoc. 2012;62:379-85.
, Kala kunci: sift/is kongenital, TPHA, VDRL
·l"
·r
~.
,.
, -!~
: Fiva Apriiia Kadi,
" Divisi Neurologi, Departemen llmu Kesehatan
Rurnah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
JI. Pasteur No, 38
Anak Universitas
Padjadjaranl
379
.,:
\!': zy
,zy
Sifilis
Kongenital,
Kembali
Mengintai
Setelah
Lama
Tertidur
Case Report Coming Back After a Long Sleep:
Congenital Syphillis as Re-emerging Disease
FivaAprilia Kadi, SjariefHidajat Effendi
Department
of P ediatric Health. F aculty of Medicine Universitas
Hasan Sadikin Hospital. Bandung
P adjajaran/
Abstract
Introduction:
Congenital syphilis is one of re-emerging diseases (diseases that were long gone
and then came back). Syphilis is an infectious disease caused by Treponema pallidum that infects
humans chronically and systemically. Congenital syphilis can be transmitted intrauterine from
mother to fetus. A 3-hour-old baby girl was referred to Hasan Sadikin Hospital. Bandung with
progressive dyspneu and patches of redness and blisters on the palms of the hands, arms and
lower limbs. She was born spontaneously to a G3P2AO mother, appropriatefor gestational age,
with APGAR score of 4 and 6. Diagnosis was confirmed by obtaining reactive VDRL and TPHA
results from the patient and her parents.
Conclusion: The 3 hours old baby girl was diagnosed with pneumonia and early-onset sepsis.
congenital syphilis, neonatal herpes simplex, congenital toxoplasmosis. and intrauterine growth
retardation. Doctors met a number of challenges including unstable clinical condition. numerous
J Indon Med
examinations to perform, rare medication. and family's socioeconomic status.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
Assoc. 2012;62:379-85.
Keywords: Congenital syphilis. TPHA, VDRL
Pcndahuluan
kematian.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh
kuman Treponema
pallidum
yang menyerang
manusia.
meningkatkan
Penyakit
bagian
dan
ini bersifat kronik, sisternik, dapat mengenai
dapat
tubuh,
menular,
kongenital
bersifat
selama
laten
semua
bertabun-tahun,
Kabar baiknya, penyakit ini dapat diobati. Sifilis
oleh ibu kepada
ditularkan
janinnya
secara
intrauterin. Sifilis kongenital dini merupakan gejala sifiJis yang
muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak. Jika rnuncul
setelah dua tahun pertama
sifilis kongenital
sangat bervariasi,
mengenai
sifilis stadium Il.lnfeksi
sehingga
kehidupan
lanjut, Gambaran
tidak dijumpai
anak, penyakit
disebut
klinis sifilis kongenital
dini
berbagai organ, dan menyerupai
padajanin
kelainan
terjadi melalui aliran darah
sifilis primer.
I
Bayi dapat
tampak lahir sehat dan baru menunjukkan
kelainan setelah
beberapa minggu, tetapi dapat pula menunjukkan
kelainan
sejak lahir seperti pada penderita ini.' Sifilis merupakan reemerging
disease
(penyakit
Sebaliknya,
penanganan
penggunaan
yang berlebihan
antibiotik
akan
dan lama rawat inap."
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BSLR) yang diperberat
dengan sepsis dan infeksi kongenital
memiliki prognosis
kurang
baik karena
tingginya
sisa yang mengganggu
tumbuh
angka
kematian
kembang
serta gejala
bayi.'
Laporan Kasus
Seorang
bayi perempuan
berusia 3 jam dibawa ke
emergensi anak RS Hasan Sadikin (RSHS), Bandung dengan
keluhan utama sesak nafas. Sejak lahir, penderita mengalami
sesak napas yang semakin
bertambah
tanpa kebiruan
di
sekitar mulut. Ditemukan pula bercak kemerahan dan kulit
melepuh pada kedua telapak tangan, lengan, serta tungkai
bawah. Kejang maupun penurunan
kesadaran
disangkal.
Pcndcrita diberi oksigcn olch bidan pcnolong kcmudian
dirujuk
yang sudah lama hi lang kemu-
.dian muncul kembali). Angka kejadian di seluruh dunia diperkirakan sekitar setengah juta bayi baru lahir setiap tahunnya.?
Respiratory
angka
i
i I
kematian
20-63%
yang
pada sekitar
380
10-38% autopsi
bayi labir hidup yang kemudian
saat periode
memperburuk
II
pada bayi baru lahir menyebabkan
dan kesakitan
tinggi.
Pneumonia
merupakan
penyebab terbanyak respiratory
distress pada
neonatus. Pneumonia awitan dini dan pneumonia intrauterin
ditemukan
I
distress
neonatus.'
keadaan
bayi lahir mati dan
meninggal
dunia
Keterlambatan
pengobatan
akan
bayi dan dapat menyebabkan
Garnbar
1. Keadaan
J lndon
Urn urn Pender
Med Assoc,
Volurn:
ita di Ruang
62, Nornor:
Ernergensi
10, Oktober
2012
Sifilis Kongenital, Kemba/i Mengintai Setelah Lama Tertidur zyxwvutsrqpo
Penderita lahir dari ibu PlAohamil eukup bulan, spontan,
ditolong bidan, skor Apgar 4/6. Ketuban peeah dua rnenit
sebelum bayi lahir dan berwama kehijauan. Satu bulan
sebelum rnelahirkan, ibu penderita mengalami demam disertai
batuk dan pilek selama satu minggu. Ia diberi obat penurun
panas dan vitamin dari puskesmas. Sejak usia keharnilan dua
bulan, kemaluannya
mengeluarkan
eairan berwarna
kekuningarildan berbau. Kulit di sekitar kemaluan terasa gata!.
Ibu penderita tidak berobat untuk keluhan ini.
Ibu menjalani antenatal care di bidan sebanyak
delapan kali selarna kehamilan, tidak pernah merokok, dan
tidak rninum alkohol. Penambahan berat badan ibu sembi Ian
kilogram. Hari pertama haid terakhir adalah I Mei 2011 dan
taksiran kelahiran jatuh pada 8 Februari 2012. Sebelum
melahirkan pasien, orang tua telah rnemiliki anak yang saat
ini berusia 11 tahun dan 8 tahun dengan riwayat persalinan
normal dan keadaan sehat. Selama mengandung pasien, ibu
penderita bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama
16 jam sehari sampai usia kehamilan delapan bulan. Ayah
pasien adalah seorang buruh bangunan dengan riwayat
sering berganti pasangan seksual dan terkadang minurn
minuman keras sebelum rnenikah. Riwayat konsumsi obatobatan terlarang maupun pemasangan tato disangkal.
Saat datang di emergensi RSHS, penderita didiagnosis
dengan pneumonia dengan sepsis awitan dini, suspek sifilis
kongenital, bayi cukup bulan (38 minggu), keeil masa
kehamilan, intrauterine growth retardation, bayi be rat lahir
.rendah, hipoglikemia, dan trornbositopenia. Antropometri
rnenunjukkan berat badan lahir 2000 gram, panjang badan
lahir 44 em, lingkar kepala 30 em, dan Iingkar perut 27 em.
New Ballard Score (NBS) sebesar 35, setara dengan usia
kehamilan 38 minggu. Penderita tampak letargis, sesak (skor
Dawne 3), saturasi oksigen perifer 94%, dan ikterik. Tidak
diternukan kelainan pada pemeriksaan kepala, kelamin, dan
anus. Didapati petekie pada daerab toraks dan abdomen serta
bereak kemerahan berupa lesi rnultipel diskret berbentuk bulat
dan tidak teratur berukuran 0,5 em-I em x 0, I em-0,8 em,
berbatas tegas, sebagian menimbul, sebagian kering, berupa
bula berdinding kendur, pustul, makula, dan eritema pada
telapak tangan, lengan, dan tungkai bawah.
Cambar
2. Lesi Pad a Tclapak
Tangao
Dan Telapak
J Jndon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober
Kaki
2012
Didapati pula hepatosplenomegaIi dengan refleks Moro,
hisap, genggam, dan rooting yang lernah. Pemeriksaan
laboratorium darah: Hb 14,8 g/eIL, hematokritt43%, leukosit
1O.900/mml,trornbosit56.000/mml,natrium 137 mEqlL, kalium
4,7 mEqlL, kalsium 5,17 mg/L, gula darah sewaktu (GDS) 20
mg/dL, dan hitungjenis basofil 0, eosinofil3, batang 2, segmen
36, lirnfosit 57, dan monosit2. Morfologi darah tepi seri eritrosit
menunjukkan adanya polikromasi anisopoikilositosis. Seri
leukosit tidak menunjukkan adanya kelainan morfologi. Pada
seri trombosit didapati jumlah kurang dan ditemukan giant.
thrombocyte.
Kultur resistansi darah dan pus sudah
dilakukan, tetapihasil baruzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
akan didapatkan setelah beberapa
hari. Pada pemeriksaan rontgen toraks, tidak tampak
kardiomegali (CTR 52%) dan terdapat bronkopneumonia pada
paru kanan.
Penderita dikonsultasikan ke Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin dengan diagnosis kerja Transient Neonatal
Pustular Melanosis dan diagnosa banding.sifilis kongenital.
Tata laksana untuk penderita pada saat itu adalah suhu
dipertahankan 36,5-37 ,5°C penernpatan ill inkubator, oksigen
lembap 0,5 liter/menit via nasal, vitamin K intramuskular 1 mg
1M, salep mata antibiotik pada kedua mata, sementara NPO
(nothing peroral), pemasangan oral gastric tube (OGT), bolus
dengan dekstrosa 10% (2 cc/kg BB), serta infus kebutuhan
cairan dengan menggunakan eairan yang mengandung
dekstrosa dan kalsium. Penderita diberi antibiotik sefotaksim
2x 100 mg IV dengan gentamisin 10 mg IV tiap 24 jam. Direneanakan pemberian penisilin prokain 50.000 IU/kg menunggu
hasil pemeriksaan VDRL bayi dan ibu. Tata Laksana dari bagian
kulit adalah pemberian emolien yang dioleskan dua kali sehari
pada seluruh tubuh. Pungsi lumbal sempat dicoba tetapi tidak
diJanjutkan karena terdapat kesan perdarahan yang sulit
berhenti. Pasien diberi vitamin K 5 mg subkutan, transfusi
Fresh Frozen Plasma (FFP) 20 ce, dan trombosit 20 ec. Hasil
GDS setelah bolus 65 mg/dL. Pemeriksaan GDS ulang
berikutnya menunjukkan hasi168-97 mg/eIL.
Selama perawatan di ruangan oeonatologi, didapati Hb
13.900/mml, trombosit 41.0001
13,7 g/dL, Ht: 36%, leukositzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
mm', dan hitung jenis 0/1/0/5 1/4117.Hasil TPHA reaktif, GDS
79 gldL, Dan albumin 2,4 gldL. Hasil CT scan kepala dan
rontgen tulang dalam batas normal. USG mendapati adanya
sludge di kandung empedu, sedaogkan hepar dan lien berada
dalarn batas normal. Pemeriksaan laboratorium khusus
menunjukkan anti-HIV non reaktif, anti-HSV I IgG positif,
anti-Rubela 19G positif (titer 52), anti-Rubela IgM negatif,
anti-CMV IgG positif(titer 43), anti-CMV 19M negatif, antiHSV 21gG positif, anti-HSV JgM positif antitoksoplasma IgG
positf(titer 598), dan antitoxoplasma IgM negatif.
Sementara itu, hasil pemeriksaan darah ibu mendapati
VDRL reaktif( J:32), TPHA reaktif(l :640), anti-HSV 1 IgG
positif, anti-Rubela IgG positif (titer 89), anti-Rubela [gM
negatif, anti- CMV IgG positif(titer 26), anti-CMV 19M negatif,
anti-HSV 2 19G positif, anti-HSV 19M negatif, antitoksoplasma IgG positif (titer J 02), antitoksopJasma IgM
381
1;
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
negatif,
dan HBsAg
menampilkan
negatif.
VDRL
Hasil pemeriksaan
reaktif,
TPHA
reaktif,
darah ayah
anti-HIV
non
sejak
reaktif
Hasil
kultur
resistansi
kuman Staphylococcus
dari cairan
bula mendapatkan
haemolyticus sensitif.
Kadar biliru-
bin total 12,21 mg/dL, bilirubin direk 6 mg/dL, SGOT 184 UIL,
SGPT 278 UfL, GDS 68 mg/dL, ureumfkreatinin
CRP lqiantitatif87,5,
kesan 4neumonia
nital, herpes
pada
hepatosplenomegali,
bayi
simpleks
cukup
146/4,7/5,29.
dan NalK/Ca
dengan
sepsis
neonatal,
bulan
awitan
sudah
disebabkan
terpikirkan
oleh pneumonia
yang
kulit
gambaran
kbas sifilis kongenital.
masa
distress
berhubungan
dengan infeksi sistemik pada ibu.
Makula hiperpigrnentasi
di ekstremitas
disertai
Didapatlah
kecil
ini, sehingga
respiratory
awitan dini atau intrauterin
saat lahir yang tampak
kongenital
dan ikterus pada bayi.
bahwa
melepuh
dini, sifilis kongedengan
awal
43/0,36 UIL,
toksoplasmosis
(38 rninggu)
trombositopenia,
Semua kelainan tersebut terdapat pada penderita
pada penderita
merupakan
Saat masuk RSHS, diagno-
sis ini tidak dijadikan
diagnosis
kongenital sangatjarang
ditemukan,
kerja karen a kasus
sifilis
Sejak 2005, hanya tercatat
dua kasus.
kehamilan,
intrauterine growth retardation, berat lahir
rendab, bipoglikemia,
hipoalbuminemia,
anemia et causa
kembali sudah dibicarakan
infeksi, dan trombositopenia.
menjadi masalah global di masa mendatang.
Penyakit
infeksi yang sudah terkendali
tetapi meningkat
sejak awal 1990-an dan diprediksi
Saat ini,re-emerg-
ing infectious diseases harus tetap dipertimbangkan
sebagai
Ix90.000 IV IM,
penisilin prokainzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
kemungkinan
penyebab
penyakit."
Oi seluruh
dunia,
meropenem 3x80 mg IV, dan asiklovir 20 mglkg/dosis setiap 8
diperkirakan terdapat setengahjuta
kejadian sifilis kongenital
jam. Pada perawatan hari keenam orang tua penderita meminta
Oilakukan
pemberian
pulang setelah rnelihat anaknya
usia dua bulan
dilakukan
mengalami
kunjungan
perbaikan.
rumah
dengan
setiap
hasil
Serikat, sejak 2002-2004
kondisi bayi tampak aktif, minum baik, dan lesi kulit hilang.
Pengukuran
antropometri
berat sesuai usia 37 ,soC),
c. Terapi untuk bayi yang terbukti atau highly probable
capillary refill time> 3 detik, hitung leukosit < 4.000/mro 3zyxwvutsrqponmlk
atau
harus meliputi:
> 34.0001 mm', atau C-reactive Protein (CRP) > 10 mg/dL.
Penisilin prokain aqueous G 100.000-150.000 unit/kglhari
Pada 2004, The International Sepsis Forum mengajukan
IV,diberikan 50.000 unit/kg/dosis IV setiap 12jam selama
usulan kriteria diagnosis sepsis pada neonatus apabila
7 hari pertama dan setiap 8 jam pada hari selanjutnya
terdapat FIRS disertai dengan satu atau lebih gejala klinis
hingga total 10 hari;
infeksi. Gejala klinis infeksi yang dimaksud: (1) variabel klinis
Penisilin prokain G 50.000 unit/kg/dosis 1M setiap hari
yang berupa denyut jantung 2:180xlmenit, :SIOOxlmenit,
selama 10 hari.
letargis atau penurunan kesadaran, intoleransi glukosa
Temyata, obat tersebut sulit diperoleh karena sudah
(glukosa plasma> 180 mg/dL), intoleransi minum, (2) variabel
jarang diproduksi. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
hemodinamik yang terdiri dari tekanan darah 2 SD di bawah
Barat masih memilikinya walau hanya 10vial. Dengan adanya
nilai normal untuk usia, tekanan darah sistolik I 0%, rasio imatur:total
neutrofil (IT) >0,2,
penurunan berat badan dan diare kronis. Oleh karen a itu,
trombositopenia < 100.000/mro3. 13 Penderita didiagnosis sepdilakukan VCT pada ibu dan Provider Initiated Counsel;
sis neonatorum berdasarkan adanya penurunan kesadaran,
ling and Testing (PICT) pada ayah penderita, tetapi hasil
takipneu, trombositopenia, dan CRP > 10 mg/dl.."
ini belum merupakan
pemeriksaan anti-HIV nonreaktif. HasilzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sepsis neonatus dibagi menjadi sepsis awitan dini (usia
diagnosis pasti karena masih mungkin dalam window peg hari setelah persalinan) dengan sumber infeksi berasal
riod sehingga harus dilakukan pemantauan dan pemeriksaan
darijalan lahir ibu dan sepsis awitan lanjut (usia >7 hari setelah
ulang enarn bulan yang akan datang.
persalinan) dengan sumber .infeksi berasal dari lingkungan
, Penderita ini juga didiagnosis sebagai bayi lahir kecil
(nosokomial) atau perawatan lama di rumah sakit sebelumnya
rnasa kehamilan (KMK), yaitu bayi yang lahir dengan berat
karen a berat lahir sangat rendah.' Faktor risiko terjadinya
danlatau panjang lahir danJatau lingkar kepala kurang dari
sepsis neonatorum meliputi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor
persentil ke-IO menurut kurva usia kehamilan (kurva
lain. Faktor ibu mencakup ketuban pecah dini (> 18 jam),
penderita dan orang tuanya didapatkan hasil VDRL dan
TPHA yang reaktif. Hal itu rnenunjukkan bahwa rnereka telah
menderita penyakit sifilis.'
Terdapat beberapa panduan untuk pengobatan sifilis
kongenital, di antaranya adalah rekomendasi dari Centrefor
Control disease and Prevention (CDC) yang terdiri dari 4
skenario. P~ien ini digolongkan ke dalam skenario I, yaitu:'
a. Salah s~ di bawah ini menunjukkan terbukti atau highly
J
.
-:,':
. _" :~~.~:.:.
Indon
Med Assoc.
Volum:
62, Nomor:
10, Oktober
2012
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
383
j'!lzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
rzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur
infeksi dan demam, air ketuban hijau keruh dan berbau, dan
kehamilan multipel, Faktor bayi meliputi prematuritas dan
berat lahir rendah, resusitasi saat kelahiran akibat gawat janin
dan trauma, prosedur invasif, bayi dengan galaktosemia,
defek imun, asplenia, asfiksia, caeat bawaan, pemberian nutrisi
parenteral, atau perawatan yang terlalu lama di RS, Faktor
risiko lain mencakup pula bayi laki-laki, bayi kulit hitam, dan
statu~ekonomi rendah.!
4ntibiotik spektrum luas diberikan sebagai terapi inisial
pada sepsis neonatorum karena kuman penyebab infeksi pada
i.,.
,~
masa neonatus adalah streptokoleus grup B, diikuti oleh
organisme enterik grarn negatif terutama Escherichia coli, di
samping Staphylococcus aureus, Streptococcus lainnya,
mikroba anaerob, Haemophilus injluenzae, Enterobacter sp,
Pseudomonas sp, dan lain-lain. Pada kasus ini, penderita
mendapatkan sefotaksim dan gentamisin. Karena penderita
belum menunjukkan perbaikan klinis, obat kemudian diganti
dengan amikasin dan meropenem sesuai hasil kultur dan tes
resistansi.'
Pada penderita ini juga terdapat kolestasis jaundice.
Angka kejadian penyakit ini adalah 1:2500 kelahiran.
Penyebab kolestasis sangat bervariasi, tetapi umumnya
memberikan manifestasi klinis yang harnpir sarna. Seeara garis
besar, penyebab kolestasis dibedakan menjadi kolestasis
intrahepatik dan ekstrahepatik. Kolestasis intahepatik terjadi
akibat gangguan sekresi bilirubin di antara mikrosom hati
dengan saluran empedu. Dari pemeriksaan laboratorium
I
didapatkan peningkatan enzim SGOT dan SGPT > I0 kali dan
;1
:1
alkali fosfatase
zyxwvutsrqpon
NOMOR: 10, Oktober 2012zyxwvutsrqpo
Editorial
Peran Jurnal Kedokteran dalam Perkembangan IImu Kedokteran
Ina Ariani Kirana Masna
Artikel Penelitian
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur
Case Report Coming Back After a Long Sleep: Congenital Syphillis as
Re-emerging Disease
Fiva Aprilia Kadi, Sjarief Hidajat Effendi
Faktor yang Memengaruhi angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat
Neonatal
Factors Associated with Hypocalcemia in Neonatal Ward
Rizalya Dewi, Rinawati Rohsiswatmo
Mesostruktur dan Karakteristik Atom Mineral pada Fenomena Osteoporosis
Mesostructure and Atomic Mineral Characters on Osteoporosis Phenomenon
Zairin Noor, Sutiman B Sumitro, Mohammad
Hidayat, Agus Hadian Rahim
Pengaruh Latihan Penguatan Duduk-Berdiri dengan Periodisasi terhadap
Gross Motor Function Measure Dimensi 0 dan E Cerebral Palsy Spastik
Diplegi
The Effect of Loaded Sit-to-Stand Exercise with Periodization in Dimension
D and E Gross Motor Function Measure Spastic Diplegic Type of Cerebral
Palsy
Tenoku Misdalia, Marina A Moe/iono, Ponpon /djradinafa
Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan
Praktik Swasta
Knowledge and Attitude of Midwives in Private Practice on Vaccine Storage
Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih.
Kusnandi Rusmil
Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)
Efektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin dalam Mencegah
Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
The Efficacy of Novel Anticoagulants Compared with Warfarin for Stroke
Prevention in Patients with Atrial Fibrillation
Alvin Nursalim. Edwin Setiabudi
PERANGKO
BERLANGGANAN
KP. JAKARTA PUSAT 10 000
No, 09/PRKBJJKPlOIVRE
lV/2012
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnrned/issue/archive
J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012
Redaksi Pelaksana:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dr. Meilania Saraswati, SpPA, Dr. Ferius Soewito, SpKFR, Dr. Marlin Hertanto
\.
\
Dftar lsi:
Halaman
Ii
I
Pedoman Bagi Penulis (Instruction for Authors)
Editorial
1. Peran Jurnal Kedokteran
Ina Ariani
,
Kirana
dalam Perkembangan
Ilmu Kedokteran
Artikel Penelitian
2
Sifilis Kongenital,
Fiva Aprilia
Kembali Mengintai
Kadi, Sjarief Hidajal
Setelah Lama Tertidur
Ruang Rawat Neonatal
Rizalya
5.
Osteoporosis
Zairin
Noor, Sutiman
Pengaruh
Latihan
386
Rohsiswatmo
dan Karakteristik
Fenomena
di
,
Dewi, Rinawati
4. Mesostruktur
fM
379
Effendi
,~zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
3. Faktor yang Memengaruhi angka Kejadian Hipokalsernia
f::1
r ~;'
377
Masna
Atom Mineral
pada
,
B Sumitro,
Penguatan
Mohammad
Hidayat,
Duduk-Berdiri
dengan
Agus
Hadian
Periodisasi
6. Pengetahuan
Marina
A Moeliono,
Ponpon
dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan
Mboe,
Vaksin pada
402
Sri Endah
Rahayuningsih,
Kusnandi
Artikel Pengembangan
Pendidikan
Keprofesian
7. Efektivitas Antikoagulan
Baru Dibandingkan
Mencegah
Rusmil
Berkelanjutan
(P2KB)
dengan Warfarin dalam
Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
Alvin Nursalim,
Edwin
407
Setiabudi
Journal of the Indonesian Medical Association
Majalah Kedokteran
Indonesia
TERAKREDITASI
Sesuai SK DIKTI Nomor: 511DIKTlIKepl2010
Masa berlaku tanggal, 5 Juli 2010 - 5 Juli 2013
" 'j
. '.\.
-~
,;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1...
3CJ7
ldjradinata
Bidan Praktik Swasta
Muliadi
391
terhadap
Gross Motor Function Measure Dimensi D dan E Cerebral Palsy Spastik Diplegi
Tengku Misdalia,
,
Rahim
Artikel P enelitian zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
"1
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
'SiflliszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Kongenital, Kembali M engintai
Setelah Lama Tertidur
Fiva Aprilia Kadi, Sjarief Hidajat Effendi zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Departemen
Abstrak
Pendahuluan:
J
:.:
.-~
Sifilis
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
kongenital
ada/ah penyakit
yang ditemukan
kembali
sete/ah
lama
menghilang. Penyakit menu/ar ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang
menginfeksi manusia secara kronik dan sistemik. Sifilis kongenita/ ditularkan oleh ibu ke
janin secara intrauterin. Dilaporkan seorang bayi perempuan berusia 3jam dirujuk ke RS Hasan
Sadikin, Bandung dengan sesak napas yang semakin memberat dan bercak kemerahan
menge/upas pada telapak tangan, lengan, dan tungkai bawah. Pasien lahir spontan dari
ibu G3P2AO, sesuai untuk usia kehamilan, dengan skor Apgar 4 dan 6. Dasar diagnosis sifilis
VDRL dan
kongenita/ pada pasien ini adalah didapatinya hasil reaktif pada pemeriksaan
TPHA.
Kesimpulan: Pasien menga/ami pneumonia dengan sepsis awitan dini, sifilis kongenital, herpes simpleks neonatal, toksop/asmosis kongenital, dan hambatan pertumbuhan intrauterin
sehingga lahir kecil masa kehamilan. Kesulitan yang ditemui dokter adalah kondisi klinis
kurang stabil, banyaknya pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan, obat yang sulit
";,' diperoleh, dan status sosioekonomi keluarga pasien.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
J Indon Med Assoc. 2012;62:379-85.
, Kala kunci: sift/is kongenital, TPHA, VDRL
·l"
·r
~.
,.
, -!~
: Fiva Apriiia Kadi,
" Divisi Neurologi, Departemen llmu Kesehatan
Rurnah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
JI. Pasteur No, 38
Anak Universitas
Padjadjaranl
379
.,:
\!': zy
,zy
Sifilis
Kongenital,
Kembali
Mengintai
Setelah
Lama
Tertidur
Case Report Coming Back After a Long Sleep:
Congenital Syphillis as Re-emerging Disease
FivaAprilia Kadi, SjariefHidajat Effendi
Department
of P ediatric Health. F aculty of Medicine Universitas
Hasan Sadikin Hospital. Bandung
P adjajaran/
Abstract
Introduction:
Congenital syphilis is one of re-emerging diseases (diseases that were long gone
and then came back). Syphilis is an infectious disease caused by Treponema pallidum that infects
humans chronically and systemically. Congenital syphilis can be transmitted intrauterine from
mother to fetus. A 3-hour-old baby girl was referred to Hasan Sadikin Hospital. Bandung with
progressive dyspneu and patches of redness and blisters on the palms of the hands, arms and
lower limbs. She was born spontaneously to a G3P2AO mother, appropriatefor gestational age,
with APGAR score of 4 and 6. Diagnosis was confirmed by obtaining reactive VDRL and TPHA
results from the patient and her parents.
Conclusion: The 3 hours old baby girl was diagnosed with pneumonia and early-onset sepsis.
congenital syphilis, neonatal herpes simplex, congenital toxoplasmosis. and intrauterine growth
retardation. Doctors met a number of challenges including unstable clinical condition. numerous
J Indon Med
examinations to perform, rare medication. and family's socioeconomic status.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
Assoc. 2012;62:379-85.
Keywords: Congenital syphilis. TPHA, VDRL
Pcndahuluan
kematian.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh
kuman Treponema
pallidum
yang menyerang
manusia.
meningkatkan
Penyakit
bagian
dan
ini bersifat kronik, sisternik, dapat mengenai
dapat
tubuh,
menular,
kongenital
bersifat
selama
laten
semua
bertabun-tahun,
Kabar baiknya, penyakit ini dapat diobati. Sifilis
oleh ibu kepada
ditularkan
janinnya
secara
intrauterin. Sifilis kongenital dini merupakan gejala sifiJis yang
muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak. Jika rnuncul
setelah dua tahun pertama
sifilis kongenital
sangat bervariasi,
mengenai
sifilis stadium Il.lnfeksi
sehingga
kehidupan
lanjut, Gambaran
tidak dijumpai
anak, penyakit
disebut
klinis sifilis kongenital
dini
berbagai organ, dan menyerupai
padajanin
kelainan
terjadi melalui aliran darah
sifilis primer.
I
Bayi dapat
tampak lahir sehat dan baru menunjukkan
kelainan setelah
beberapa minggu, tetapi dapat pula menunjukkan
kelainan
sejak lahir seperti pada penderita ini.' Sifilis merupakan reemerging
disease
(penyakit
Sebaliknya,
penanganan
penggunaan
yang berlebihan
antibiotik
akan
dan lama rawat inap."
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BSLR) yang diperberat
dengan sepsis dan infeksi kongenital
memiliki prognosis
kurang
baik karena
tingginya
sisa yang mengganggu
tumbuh
angka
kematian
kembang
serta gejala
bayi.'
Laporan Kasus
Seorang
bayi perempuan
berusia 3 jam dibawa ke
emergensi anak RS Hasan Sadikin (RSHS), Bandung dengan
keluhan utama sesak nafas. Sejak lahir, penderita mengalami
sesak napas yang semakin
bertambah
tanpa kebiruan
di
sekitar mulut. Ditemukan pula bercak kemerahan dan kulit
melepuh pada kedua telapak tangan, lengan, serta tungkai
bawah. Kejang maupun penurunan
kesadaran
disangkal.
Pcndcrita diberi oksigcn olch bidan pcnolong kcmudian
dirujuk
yang sudah lama hi lang kemu-
.dian muncul kembali). Angka kejadian di seluruh dunia diperkirakan sekitar setengah juta bayi baru lahir setiap tahunnya.?
Respiratory
angka
i
i I
kematian
20-63%
yang
pada sekitar
380
10-38% autopsi
bayi labir hidup yang kemudian
saat periode
memperburuk
II
pada bayi baru lahir menyebabkan
dan kesakitan
tinggi.
Pneumonia
merupakan
penyebab terbanyak respiratory
distress pada
neonatus. Pneumonia awitan dini dan pneumonia intrauterin
ditemukan
I
distress
neonatus.'
keadaan
bayi lahir mati dan
meninggal
dunia
Keterlambatan
pengobatan
akan
bayi dan dapat menyebabkan
Garnbar
1. Keadaan
J lndon
Urn urn Pender
Med Assoc,
Volurn:
ita di Ruang
62, Nornor:
Ernergensi
10, Oktober
2012
Sifilis Kongenital, Kemba/i Mengintai Setelah Lama Tertidur zyxwvutsrqpo
Penderita lahir dari ibu PlAohamil eukup bulan, spontan,
ditolong bidan, skor Apgar 4/6. Ketuban peeah dua rnenit
sebelum bayi lahir dan berwama kehijauan. Satu bulan
sebelum rnelahirkan, ibu penderita mengalami demam disertai
batuk dan pilek selama satu minggu. Ia diberi obat penurun
panas dan vitamin dari puskesmas. Sejak usia keharnilan dua
bulan, kemaluannya
mengeluarkan
eairan berwarna
kekuningarildan berbau. Kulit di sekitar kemaluan terasa gata!.
Ibu penderita tidak berobat untuk keluhan ini.
Ibu menjalani antenatal care di bidan sebanyak
delapan kali selarna kehamilan, tidak pernah merokok, dan
tidak rninum alkohol. Penambahan berat badan ibu sembi Ian
kilogram. Hari pertama haid terakhir adalah I Mei 2011 dan
taksiran kelahiran jatuh pada 8 Februari 2012. Sebelum
melahirkan pasien, orang tua telah rnemiliki anak yang saat
ini berusia 11 tahun dan 8 tahun dengan riwayat persalinan
normal dan keadaan sehat. Selama mengandung pasien, ibu
penderita bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama
16 jam sehari sampai usia kehamilan delapan bulan. Ayah
pasien adalah seorang buruh bangunan dengan riwayat
sering berganti pasangan seksual dan terkadang minurn
minuman keras sebelum rnenikah. Riwayat konsumsi obatobatan terlarang maupun pemasangan tato disangkal.
Saat datang di emergensi RSHS, penderita didiagnosis
dengan pneumonia dengan sepsis awitan dini, suspek sifilis
kongenital, bayi cukup bulan (38 minggu), keeil masa
kehamilan, intrauterine growth retardation, bayi be rat lahir
.rendah, hipoglikemia, dan trornbositopenia. Antropometri
rnenunjukkan berat badan lahir 2000 gram, panjang badan
lahir 44 em, lingkar kepala 30 em, dan Iingkar perut 27 em.
New Ballard Score (NBS) sebesar 35, setara dengan usia
kehamilan 38 minggu. Penderita tampak letargis, sesak (skor
Dawne 3), saturasi oksigen perifer 94%, dan ikterik. Tidak
diternukan kelainan pada pemeriksaan kepala, kelamin, dan
anus. Didapati petekie pada daerab toraks dan abdomen serta
bereak kemerahan berupa lesi rnultipel diskret berbentuk bulat
dan tidak teratur berukuran 0,5 em-I em x 0, I em-0,8 em,
berbatas tegas, sebagian menimbul, sebagian kering, berupa
bula berdinding kendur, pustul, makula, dan eritema pada
telapak tangan, lengan, dan tungkai bawah.
Cambar
2. Lesi Pad a Tclapak
Tangao
Dan Telapak
J Jndon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober
Kaki
2012
Didapati pula hepatosplenomegaIi dengan refleks Moro,
hisap, genggam, dan rooting yang lernah. Pemeriksaan
laboratorium darah: Hb 14,8 g/eIL, hematokritt43%, leukosit
1O.900/mml,trornbosit56.000/mml,natrium 137 mEqlL, kalium
4,7 mEqlL, kalsium 5,17 mg/L, gula darah sewaktu (GDS) 20
mg/dL, dan hitungjenis basofil 0, eosinofil3, batang 2, segmen
36, lirnfosit 57, dan monosit2. Morfologi darah tepi seri eritrosit
menunjukkan adanya polikromasi anisopoikilositosis. Seri
leukosit tidak menunjukkan adanya kelainan morfologi. Pada
seri trombosit didapati jumlah kurang dan ditemukan giant.
thrombocyte.
Kultur resistansi darah dan pus sudah
dilakukan, tetapihasil baruzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
akan didapatkan setelah beberapa
hari. Pada pemeriksaan rontgen toraks, tidak tampak
kardiomegali (CTR 52%) dan terdapat bronkopneumonia pada
paru kanan.
Penderita dikonsultasikan ke Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin dengan diagnosis kerja Transient Neonatal
Pustular Melanosis dan diagnosa banding.sifilis kongenital.
Tata laksana untuk penderita pada saat itu adalah suhu
dipertahankan 36,5-37 ,5°C penernpatan ill inkubator, oksigen
lembap 0,5 liter/menit via nasal, vitamin K intramuskular 1 mg
1M, salep mata antibiotik pada kedua mata, sementara NPO
(nothing peroral), pemasangan oral gastric tube (OGT), bolus
dengan dekstrosa 10% (2 cc/kg BB), serta infus kebutuhan
cairan dengan menggunakan eairan yang mengandung
dekstrosa dan kalsium. Penderita diberi antibiotik sefotaksim
2x 100 mg IV dengan gentamisin 10 mg IV tiap 24 jam. Direneanakan pemberian penisilin prokain 50.000 IU/kg menunggu
hasil pemeriksaan VDRL bayi dan ibu. Tata Laksana dari bagian
kulit adalah pemberian emolien yang dioleskan dua kali sehari
pada seluruh tubuh. Pungsi lumbal sempat dicoba tetapi tidak
diJanjutkan karena terdapat kesan perdarahan yang sulit
berhenti. Pasien diberi vitamin K 5 mg subkutan, transfusi
Fresh Frozen Plasma (FFP) 20 ce, dan trombosit 20 ec. Hasil
GDS setelah bolus 65 mg/dL. Pemeriksaan GDS ulang
berikutnya menunjukkan hasi168-97 mg/eIL.
Selama perawatan di ruangan oeonatologi, didapati Hb
13.900/mml, trombosit 41.0001
13,7 g/dL, Ht: 36%, leukositzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
mm', dan hitung jenis 0/1/0/5 1/4117.Hasil TPHA reaktif, GDS
79 gldL, Dan albumin 2,4 gldL. Hasil CT scan kepala dan
rontgen tulang dalam batas normal. USG mendapati adanya
sludge di kandung empedu, sedaogkan hepar dan lien berada
dalarn batas normal. Pemeriksaan laboratorium khusus
menunjukkan anti-HIV non reaktif, anti-HSV I IgG positif,
anti-Rubela 19G positif (titer 52), anti-Rubela IgM negatif,
anti-CMV IgG positif(titer 43), anti-CMV 19M negatif, antiHSV 21gG positif, anti-HSV JgM positif antitoksoplasma IgG
positf(titer 598), dan antitoxoplasma IgM negatif.
Sementara itu, hasil pemeriksaan darah ibu mendapati
VDRL reaktif( J:32), TPHA reaktif(l :640), anti-HSV 1 IgG
positif, anti-Rubela IgG positif (titer 89), anti-Rubela [gM
negatif, anti- CMV IgG positif(titer 26), anti-CMV 19M negatif,
anti-HSV 2 19G positif, anti-HSV 19M negatif, antitoksoplasma IgG positif (titer J 02), antitoksopJasma IgM
381
1;
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
negatif,
dan HBsAg
menampilkan
negatif.
VDRL
Hasil pemeriksaan
reaktif,
TPHA
reaktif,
darah ayah
anti-HIV
non
sejak
reaktif
Hasil
kultur
resistansi
kuman Staphylococcus
dari cairan
bula mendapatkan
haemolyticus sensitif.
Kadar biliru-
bin total 12,21 mg/dL, bilirubin direk 6 mg/dL, SGOT 184 UIL,
SGPT 278 UfL, GDS 68 mg/dL, ureumfkreatinin
CRP lqiantitatif87,5,
kesan 4neumonia
nital, herpes
pada
hepatosplenomegali,
bayi
simpleks
cukup
146/4,7/5,29.
dan NalK/Ca
dengan
sepsis
neonatal,
bulan
awitan
sudah
disebabkan
terpikirkan
oleh pneumonia
yang
kulit
gambaran
kbas sifilis kongenital.
masa
distress
berhubungan
dengan infeksi sistemik pada ibu.
Makula hiperpigrnentasi
di ekstremitas
disertai
Didapatlah
kecil
ini, sehingga
respiratory
awitan dini atau intrauterin
saat lahir yang tampak
kongenital
dan ikterus pada bayi.
bahwa
melepuh
dini, sifilis kongedengan
awal
43/0,36 UIL,
toksoplasmosis
(38 rninggu)
trombositopenia,
Semua kelainan tersebut terdapat pada penderita
pada penderita
merupakan
Saat masuk RSHS, diagno-
sis ini tidak dijadikan
diagnosis
kongenital sangatjarang
ditemukan,
kerja karen a kasus
sifilis
Sejak 2005, hanya tercatat
dua kasus.
kehamilan,
intrauterine growth retardation, berat lahir
rendab, bipoglikemia,
hipoalbuminemia,
anemia et causa
kembali sudah dibicarakan
infeksi, dan trombositopenia.
menjadi masalah global di masa mendatang.
Penyakit
infeksi yang sudah terkendali
tetapi meningkat
sejak awal 1990-an dan diprediksi
Saat ini,re-emerg-
ing infectious diseases harus tetap dipertimbangkan
sebagai
Ix90.000 IV IM,
penisilin prokainzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
kemungkinan
penyebab
penyakit."
Oi seluruh
dunia,
meropenem 3x80 mg IV, dan asiklovir 20 mglkg/dosis setiap 8
diperkirakan terdapat setengahjuta
kejadian sifilis kongenital
jam. Pada perawatan hari keenam orang tua penderita meminta
Oilakukan
pemberian
pulang setelah rnelihat anaknya
usia dua bulan
dilakukan
mengalami
kunjungan
perbaikan.
rumah
dengan
setiap
hasil
Serikat, sejak 2002-2004
kondisi bayi tampak aktif, minum baik, dan lesi kulit hilang.
Pengukuran
antropometri
berat sesuai usia 37 ,soC),
c. Terapi untuk bayi yang terbukti atau highly probable
capillary refill time> 3 detik, hitung leukosit < 4.000/mro 3zyxwvutsrqponmlk
atau
harus meliputi:
> 34.0001 mm', atau C-reactive Protein (CRP) > 10 mg/dL.
Penisilin prokain aqueous G 100.000-150.000 unit/kglhari
Pada 2004, The International Sepsis Forum mengajukan
IV,diberikan 50.000 unit/kg/dosis IV setiap 12jam selama
usulan kriteria diagnosis sepsis pada neonatus apabila
7 hari pertama dan setiap 8 jam pada hari selanjutnya
terdapat FIRS disertai dengan satu atau lebih gejala klinis
hingga total 10 hari;
infeksi. Gejala klinis infeksi yang dimaksud: (1) variabel klinis
Penisilin prokain G 50.000 unit/kg/dosis 1M setiap hari
yang berupa denyut jantung 2:180xlmenit, :SIOOxlmenit,
selama 10 hari.
letargis atau penurunan kesadaran, intoleransi glukosa
Temyata, obat tersebut sulit diperoleh karena sudah
(glukosa plasma> 180 mg/dL), intoleransi minum, (2) variabel
jarang diproduksi. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
hemodinamik yang terdiri dari tekanan darah 2 SD di bawah
Barat masih memilikinya walau hanya 10vial. Dengan adanya
nilai normal untuk usia, tekanan darah sistolik I 0%, rasio imatur:total
neutrofil (IT) >0,2,
penurunan berat badan dan diare kronis. Oleh karen a itu,
trombositopenia < 100.000/mro3. 13 Penderita didiagnosis sepdilakukan VCT pada ibu dan Provider Initiated Counsel;
sis neonatorum berdasarkan adanya penurunan kesadaran,
ling and Testing (PICT) pada ayah penderita, tetapi hasil
takipneu, trombositopenia, dan CRP > 10 mg/dl.."
ini belum merupakan
pemeriksaan anti-HIV nonreaktif. HasilzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sepsis neonatus dibagi menjadi sepsis awitan dini (usia
diagnosis pasti karena masih mungkin dalam window peg hari setelah persalinan) dengan sumber infeksi berasal
riod sehingga harus dilakukan pemantauan dan pemeriksaan
darijalan lahir ibu dan sepsis awitan lanjut (usia >7 hari setelah
ulang enarn bulan yang akan datang.
persalinan) dengan sumber .infeksi berasal dari lingkungan
, Penderita ini juga didiagnosis sebagai bayi lahir kecil
(nosokomial) atau perawatan lama di rumah sakit sebelumnya
rnasa kehamilan (KMK), yaitu bayi yang lahir dengan berat
karen a berat lahir sangat rendah.' Faktor risiko terjadinya
danlatau panjang lahir danJatau lingkar kepala kurang dari
sepsis neonatorum meliputi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor
persentil ke-IO menurut kurva usia kehamilan (kurva
lain. Faktor ibu mencakup ketuban pecah dini (> 18 jam),
penderita dan orang tuanya didapatkan hasil VDRL dan
TPHA yang reaktif. Hal itu rnenunjukkan bahwa rnereka telah
menderita penyakit sifilis.'
Terdapat beberapa panduan untuk pengobatan sifilis
kongenital, di antaranya adalah rekomendasi dari Centrefor
Control disease and Prevention (CDC) yang terdiri dari 4
skenario. P~ien ini digolongkan ke dalam skenario I, yaitu:'
a. Salah s~ di bawah ini menunjukkan terbukti atau highly
J
.
-:,':
. _" :~~.~:.:.
Indon
Med Assoc.
Volum:
62, Nomor:
10, Oktober
2012
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
383
j'!lzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
rzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sifilis Kongenital, Kembali Mengintai Setelah Lama Tertidur
infeksi dan demam, air ketuban hijau keruh dan berbau, dan
kehamilan multipel, Faktor bayi meliputi prematuritas dan
berat lahir rendah, resusitasi saat kelahiran akibat gawat janin
dan trauma, prosedur invasif, bayi dengan galaktosemia,
defek imun, asplenia, asfiksia, caeat bawaan, pemberian nutrisi
parenteral, atau perawatan yang terlalu lama di RS, Faktor
risiko lain mencakup pula bayi laki-laki, bayi kulit hitam, dan
statu~ekonomi rendah.!
4ntibiotik spektrum luas diberikan sebagai terapi inisial
pada sepsis neonatorum karena kuman penyebab infeksi pada
i.,.
,~
masa neonatus adalah streptokoleus grup B, diikuti oleh
organisme enterik grarn negatif terutama Escherichia coli, di
samping Staphylococcus aureus, Streptococcus lainnya,
mikroba anaerob, Haemophilus injluenzae, Enterobacter sp,
Pseudomonas sp, dan lain-lain. Pada kasus ini, penderita
mendapatkan sefotaksim dan gentamisin. Karena penderita
belum menunjukkan perbaikan klinis, obat kemudian diganti
dengan amikasin dan meropenem sesuai hasil kultur dan tes
resistansi.'
Pada penderita ini juga terdapat kolestasis jaundice.
Angka kejadian penyakit ini adalah 1:2500 kelahiran.
Penyebab kolestasis sangat bervariasi, tetapi umumnya
memberikan manifestasi klinis yang harnpir sarna. Seeara garis
besar, penyebab kolestasis dibedakan menjadi kolestasis
intrahepatik dan ekstrahepatik. Kolestasis intahepatik terjadi
akibat gangguan sekresi bilirubin di antara mikrosom hati
dengan saluran empedu. Dari pemeriksaan laboratorium
I
didapatkan peningkatan enzim SGOT dan SGPT > I0 kali dan
;1
:1
alkali fosfatase