Peranan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Menunjang Peningkatan Volume Penjualan (Studi Kasus Pada PT X-Bandung.

(1)

ABSTRAK

PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN

VOLUME PENJUALAN

Penyusunan anggaran menarik untuk dipelajari karena semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan terutama dikota-kota besar. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari beberapa faktor seperti teknologi yang dimiliki, modal, sarana dan prasarana yang tersedia, sumber daya manusia, juga tidak terlepas dari faktor kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan. Promosi dilakukan untuk menarik perhatian konsumen sehingga pesan yang ingin disampaikan melalui media promosi dapat menarik perhatian konsumen.

Pada perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, proses promosi merupakan kegiatan yang sangat penting demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, digunakan anggaran yang dapat berfungsi selain sebagai alat perencanaan juga sebagai alat pengendalian. Pelaksanaan dari berbagai aktivitas ini membutuhkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang memadai sesuai dengan standar perusahaan.

Berdasarkan pemikiran ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. X di Bandung, sebagai objek penelitian dengan membahas bagaimana penyusunan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen yang memadai dilakukan dan bagaimana anggaran ini berperan meningkatkan volume penjualan. Namun pada karya tulis ini, penulis hanya membatasi pengambilan data pada daerah-daerah Jawa saja.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penerapan anggaran adalah menetapkan besarnya biaya yang dianggarkan, lalu dilakukan pengukuran atas pelaksanaan yang sesungguhnya dan langsung dibandingkan dengan anggarannya untuk mengetahui besar penyimpangan yang terjadi. Setelah itu dilakukan perhitungan selisih agar diketahui apa yang menjadi penyebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian dengan cara mengumpulkan data kemudian melakukan analisis dengan pendekatan studi kasus untuk kemudian diambil kesimpulan. Data yang dikumpulkan dilakukan dengan cara observasi, wawancara, menyebarkan kuesioner yang diajukan kepada beberapa responden terpilih, dan studi pustaka.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis dapat diterima yaitu anggaran biaya promosi telah diterapkan dengan efektif dan cukup berperan sebagai alat pengendalian dalam peningkatan volume penjualan pada PT. X.

vi


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.4 Kegunaan Penelitian 5

1.5 Rerangka Pemikiran 5

1.6 Metode Penelitian 8

1.7 Lokasi Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan 10

2.2 Anggaran 11

2.2.1 Pengertian Anggaran 11

2.2.2 Kegunaan Anggaran 13

2.2.3 Jenis-jenis Anggaran 14

x


(3)

2.2.4 Keuntungan dan Keterbatasan Anggaran 15

2.2.5 Prinsip dalam Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran 16

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran 19

2.2.7 Prosedur Penyusunan Anggaran 20

2.2.8 Hubungan Anggaran dengan Fungsi Manajemen 21

2.3 Pemasaran 23

2.3.1 Pengertian Pemasaran 23

2.3.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 25

2.3.2.1Promosi sebagai Salah Satu Variabel Bauran Pemasaran 26

2.3.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi 28

2.4 Promosi 32

2.4.1 Pengertian Promosi 32

2.4.2 Fungsi dan Tujuan Kegiatan Promosi 32

2.4.3 Alat-alat Promosi 34

2.5 Biaya Promosi 35

2.6 Anggaran Biaya Promosi 37

2.6.1 Pengertian Anggaran Biaya Promosi 37

2.6.2 Metode dalam Menetapkan Anggaran Biaya Promosi 37

2.7 Pengendalian 39

2.7.1 Pengertian Pengendalian 39

2.7.2 Pengendalian Biaya Promosi 41 xi


(4)

2.8 Penjualan 42

2.8.1 Pengertian Penjualan 42

2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Penjualan 42 2.9 Pengertian Efektivitas 44

2.10 Hubungan antara Pengendalian Biaya Promosi dengan Efektivitas Penjualan 45

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 48

3.2 Metodologi Penelitian 49

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 49

3.2.2 Operasional Variabel 51

3.2.3 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran 52

3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen 53

3.2.5 Interpretasi Hasil Pengujian 55

3.2.6 Pengolahan Data 55

3.2.7 Rancangan Pengujian Hipotesis 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 61

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 61

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 62

4.1.3 Strategi Perusahaan 63

4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 64

xii


(5)

4.2 Alasan dan Tujuan PT. X Melakukan Promosi 70

4.2.1 Alasan Melaksanakan Promosi 70

4.2.2 Tujuan Melakukan Promosi 71

4.3 Jenis-jenis Biaya Promosi 72

4.4 Penetapan Anggaran Biaya Promosi 73

4.4.1 Membandingkan Biaya Promosi yang Sebenarnya dengan Anggaran 80

4.4.2 Menganalisis Sebab-Sebab Penyimpangan 83

4.4.3 Tindakan Perbaikan 89

4.5 Peningkatan Penjualan 90

4.6 Pembahasan 97

4.6.1 Penyusunan anggaran 97

4.6.2 Efektivitas Biaya Promosi 101

4.7 Peranan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Bantu Pengendalian Dalam Menunjang Peningkatkan Volume Penjualan 103

4.8 Pengujian Hipotesis 104

4.8.1 Koefisien Determinasi 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 114

5.2 Saran 119

xiii


(6)

DAFTAR PUSTAKA 121

LAMPIRAN 123

xiv


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukuran 52

Tabel 3.2 Skor Jawaban 54

Tabel 3.3 Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman 60

Tabel 4.1 Anggaran Biaya Promosi Tahun 2004 (dalam rupiah) 78

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Promosi Tahun 2005 (dalam rupiah) 79

Tabel 4.3 Anggaran Biaya Promosi Tahun 2006 (dalam rupiah) 80

Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Biaya Promosi Tahun 2004 (dlm rupiah) 81

Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Promosi Tahun 2005 (dlm rupiah) 82

Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Biaya Promosi Tahun 2006 (dlm rupiah) 83

Tabel 4.7 Anggaran dan Realisasi Penjualan Tahun 2004 (dalam unit) 92

Tabel 4.8 Anggaran dan Realisasi Penjualan Tahun 2005 (dalam unit) 93

Tabel 4.9 Anggaran dan Realisasi Penjualan Tahun 2006 (dalam unit) 94

Tabel 4.10 Presentase Selisih Biaya Promosi Terhadap Biaya Promosi yang Dianggarkan 95

Tabel 4.11 Presentase Realisasi Biaya Promosi Terhadap Realisasi Penjualan 97 Tabel 4.12 Skoring Skala Likert 105

Tabel 4.13 Skor Atas Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian Yang Memadai 106

Tabel 4.14 Skor Atas Peningkatan Volume Penjualan 107

Tabel 4.15 Ranking Atas Peranan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Menunjang Volume Penjualan 108

Tabel 4.16 Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman 110 xv


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2-1 Contoh Gambar Daur Hidup Produk 31 Gambar 2-2 Skema Hubungan Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian

Dalam Menunjang Peningkatan Volume Penjualan 47

xvi


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan 123 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Kuesioner 124 Lampiran 3 Hasil Jawaban Kuesioner 132

xvii


(10)

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

Internal Auditor

Marketing Manufacturing

Finance General Affairs

Law Consultant

Inventory Finance &

Accounting Purchasing

Vice President Presiden Direktur

Komisaris

Production Quality Control Research & Development PPIC

Universitas Kristen Maranatha


(11)

KUESIONER

“Peranan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian dalam Menunjang Peningkatan Volume Penjualan”

Petunjuk Pengisian:

1. Daftar pertanyaan diisi dengan cara memberi tanda check (v) pada salah satu alternatif jawaban.

2. Pengisian dibenarkan hanya untuk satu alternatif jawaban yang paling benar. SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju KS = Kurang Setuju

3. Bila ada pembatalan jawaban dari jawaban semula, maka jawaban semula cukup diberi tanda silang kemudian beri tanda check (v) pada jawaban pengganti.

Variabel X

Independent Variabel: ”Anggaran Biaya Promosi sebagai Alat Pengendalian Manajemen yang Memadai”

No. Pertanyaan SS S KS TS STS

PROSES PENYUSUSUNAN ANGGARAN

a. Partisipasi Manajemen

1. Apakah dalam penyusunan anggaran, perusahaan melibatkan semua manajer?

2. Apakah direktur utama ikut serta dalam penyusunan anggaran?

3. Apakah setiap bagian dalam perusahaan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran?

Lampiran 2

Universitas Kristen Maranatha


(12)

4. Apakah setiap manajer menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk organisasi dibawahnya?

5. Apakah ada partisipasi manajer lainnya dalam menyusun anggaran biaya promosi? 6. Apakah anggaran yang disahkan didasarkan

pada pertimbangan manajer tingkat atas? b. Struktur Organisasi yang Sehat

7. Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang memuat secara jelas garis wewenang dan tanggung jawab?

8. Apakah perusahaan mempunyai struktur organisasi secara tertulis?

9. Apakah setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi dikepalai oleh kepala bagian?

10. Apakah perusahaan menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian?

11. Apakah perusahaan mempunyai bagian khusus yang menangani proses penyusunan anggaran?

c. Komunikasi

12. Apakah anggaran yang telah disahkan tersebut didistribusikan kepada setiap bagian dalam organisasi di bawahnya dan dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan anggaran?

13. Apakah pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan informasi realisasi anggaran?

Universitas Kristen Maranatha


(13)

14. Apakah anggaran yang sudah tersusun dikomunikasikan agar semua pelaksana dapat mengetahui dan melaksanakannya? 15. Apakah anggaran yang telah disetujui

didistribusikan kepada bagian organisasi dibawahnya dan dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan promosi?

d. Sasaran harus realistis

16. Apakah anggaran yang disusun berdasarkan standar atau patokan tertentu?

17. Apakah anggaran yang disusun berdasarkan pedoman penyusunan anggaran yang ditetapkan?

18. Apakah dalam penyusunan anggaran biaya promosi selalu disesuaikan dengan sasaran yang telah ditetapkan?

19. Apakah penyusunan anggaran biaya promosi menggunakan data historis yang berasal dari bagian akuntansi?

20. Apakah penetapan besarnya biaya promosi dalam anggaran disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan?

21. Apakah anggaran yang telah disusun merupakan hasil kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi lingkungan dan daya beli konsumen?

22. Apakah pimpinan bersikap realistis dalam menentukan sasaran yang akan dicapai dalam suatu anggaran?

e. Dimensi waktu

23. Apakah transaksi yang ada benar dan dinilai dengan pantas?

Universitas Kristen Maranatha


(14)

24. Apakah perusahaan menetapkan periode anggaran?

25. Apakah perusahaan menetapkan periode anggaran biaya promosi untuk jangka waktu satu tahun?

26. Apakah anggaran disusun untuk jangka waktu satu bulan?

f. Penerapan Flexible

27. Apakah anggaran bersifat fleksibel sehingga manajer dapat mengambil keputusan pada kondisi tertentu yang terjadi diluar rencana? 28. Apakah setiap bagian diperkenankan

mengajukan usulan perubahan apabila terjadi perubahan pada anggaran?

29. Apakah usulan perubahan tersebut dapat diajukan setiap waktu?

g. Evaluasi

30. Apakah anggarn biaya promosi yang telah ditetapkan memotivasi para karyawan dalam mencapai target dalam penjualan? 31. Apakah dengan penyusunan anggaran dapat

diukur prestasi kerja pelaksana?

32. Apakah ada evaluasi atas hasil yang dicapai dibandingkan dengan anggaran?

SYARAT-SYARAT ANGGARAN a. Ada organisasi yang sehat

33. Apakah perusahaan mempunyai struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas? b. Ada sistem akuntansi yang memadai 34. Apakah ada komunikasi yang baik antara

pimpinan dan bawahan dalam mencapai target penjualan?

Universitas Kristen Maranatha


(15)

35. Apakah informasi dalam penyusunan anggaran didasarkan pada data historis?

36. Apakah terdapat catatan akuntansi yang mendukung penyusunan anggaran biaya promosi?

37. Apakah perusahaan mempunyai pedoman penyusunan yang dijadikan acuan dalam penyusunan anggaran biaya promosi?

c. Ada penelitian dan analisis

38. Apakah diadakan penelitian dan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi?

39. Apakah perencanaan yang dilaksanakan didasarkan pada anggaran periode sebelumnya?

40. Apakah anggaran biaya promosi digunakan sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan promosi?

41. Apakah dengan melakukan perbandingan dan analisis selisih dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan?

d. Ada dukungan dari para pelaksana 42. Apakah ada dukungan dari manajemen

dalam menyusun anggaran biaya promosi? MANFAAT ANGGARAN

a. Sebagai alat perencanaan terpadu 43. Apakah anggaran biaya promosi merupakan

alat bantu manajemen dalam merencanakan kegiatan promosi?

44. Apakah anggaran biaya promosi digunakan sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan pemasaran?

Universitas Kristen Maranatha


(16)

b. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan

45. Apakah anggaran biaya promosi digunakan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah/target yang harus dicapai dalam meningkatkan efektivitas penjualan? c. Sebagai alat koordinasi

46. Apakah biaya promosi digunakan sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja dalam usaha meningkatkan pengendalian biaya promosi?

d. Sebagai alat pengawasan

47. Apakah anggaran biaya promosi berperan sebagai alat pengawasan terhadap volume penjualan?

e. Sebagai alat evaluasi kegiatan 48. Apakah dengan melakukan perbandingan

dan analisis selisih dapat dijadikan alat evaluasi penyebab terjadinya

penyimpangan?

Universitas Kristen Maranatha


(17)

Variabel Y

Dependent Variabel: “Peningkatan Efektivitas Penjualan”

PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN

a. Rasio biaya promosi terhadap biaya yang dianggarkan

1. Apakah dana yang disediakan untuk kegiatan promosi besarnya relative konstan setiap tahun?

2. Apakah perusahaan memiliki tujuan promosi yang lebih spesifik selain tujuan utama untuk meningkatkan efektivitas penjualan?

3. Apakah biaya promosi yang dianggarkan sesuai dengan biaya promosi yang dikeluarkan?

4. Apakah kebijakan promosi yang diambil harus selalu mengacu pada tujuan untuk meningkatkan efektivitas penjualan?

b. Rasio realisasi biaya promosi

terhadap realisasi penjualan

5. Apakah penetapan biaya promosi mempunyai dampak yang berarti pada peningkatan penjualan?

6. Apakah biaya promosi yang dikeluarkan sesuai dengan peningkatan efektivitas penjualan?

7. Apakah dengan peningkatan biaya promosi yang dikeluarkan diikuti pula dengan peningkatan efektivitas penjualan?

8. Apakah deangan dikeluarkannya biaya promosi, anggaran penjualan dapat

Universitas Kristen Maranatha


(18)

tercapai?

9. Apakah biaya yang dikeluarkan tahun-tahun terakhir ini semakin meningkat dan disertai dengan peningkatan penjualan?

c. Meningkatnya efektifitas penjualan 10. Apakah efektivitas penjualan mengalami

peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya?

11. Apakah dengan pengendalian biaya promosi dapat dicapai peningkatan efektivitas penjualan dan mencegah ketidakefisienan? d. Perbandingan realisasi dengan target penjualan

12. Apakah perusahaan perlu menetapkan target penjualan yang akan dicapai untuk suatu tahun anggaran tertentu?

13. Apakah perlu dilakukan kegiatan promosi untuk mencapai target penjualan yang telah ditargetkan?

Universitas Kristen Maranatha


(19)

HASIL JAWABAN QUESIONER

Variabel X

Independent Variabel: ”Anggaran Biaya Promosi sebagai Alat Pengendalian Manajemen yang Memadai”

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 4 3 4 3 4 3 4 4 3 5 3 3

2 5 5 3 3 5 4 3 5 4 3 3 3

3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 4 4 3

4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4

5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 3 3 4

6 5 5 3 3 5 4 3 5 4 3 4 3

7 5 3 4 4 5 3 4 5 4 4 3 3

8 4 4 3 3 4 5 2 4 5 3 3 4

9 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4

10 5 5 3 3 4 5 4 4 5 3 4 3

11 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3

12 5 5 4 4 5 3 2 5 3 4 4 3

13 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 5

14 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 3

15 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 3 4

16 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3

17 5 4 3 3 5 4 3 5 4 3 3 4

18 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3

19 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 3 5

20 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4

21 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3

22 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4

23 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3

24 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 3 4

25 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 3

26 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3

27 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4

28 4 4 3 3 3 4 4 3 5 3 3 3

29 5 5 4 4 5 3 2 5 3 4 4 3

30 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2

31 5 5 4 4 5 3 3 5 3 4 3 4

32 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3

33 5 3 4 3 5 3 3 5 3 3 3 3

34 5 4 3 2 5 4 2 5 4 2 2 2

35 4 4 5 3 4 5 3 4 5 3 3 3

36 5 5 4 3 5 5 3 5 4 3 3 3

37 3 3 5 4 3 3 4 3 5 4 4 4

Lampiran 3

Universitas Kristen Maranatha


(20)

38 5 5 4 3 5 5 3 5 5 4 3 3

39 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2

40 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3

41 5 5 4 4 5 3 4 5 3 4 4 3

42 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 2

43 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 3 3

44 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3

45 5 4 3 3 5 4 3 5 4 3 3 3

46 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4

47 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3

48 5 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 3

Total 202 185 174 163 200 185 156 199 192 166 150 157

Universitas Kristen Maranatha


(21)

Variabel Y

Dependent Variabel: “Peningkatan Efektivitas Penjualan”

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3

2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3

3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3

4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3

5 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4

6 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 3

7 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 4

8 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3

9 5 4 3 3 5 4 3 3 3 3 3 4

10 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2

11 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3

12 3 4 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3

13 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3

Total 47 41 45 41 49 44 43 43 43 42 38 41

Universitas Kristen Maranatha


(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Banyak faktor yang mendukung agar sebuah perusahaan dapat mengikuti perubahan jaman yang sedang berlangsung dengan cepat, salah satunya adalah sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani sebagai pelaku tersebut, sehingga masyarakat dituntut untuk selalu hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Selain itu juga, pemerintah harus menyediakan pengobatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat apabila sakit.

Dengan jumlah penduduk yang telah mencapai 200 juta jiwa, Indonesia merupakan lahan yang menarik dan berpotensi besar bagi bisnis di sektor industri obat-obatan. Melihat peluang yang ada tersebut, banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di dalam sektor industri obat-obatan.

Semakin banyaknya investor yang memasuki industri obat-obatan, maka persaingan dalam industri ini akan semakin ketat. Oleh sebab itu, perusahaan yang telah berada di dalam industri ini harus lebih dapat bersaing secara kompetitif di pasar.

Persaingan yang ketat ini memacu setiap perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen, misalnya dengan memberikan kualitas produk yang terbaik dan harga yang mudah dijangkau masyarakat. Apabila perusahaan telah menciptakan produk yang berkualitas, maka perusahaan harus memperkenalkan produknya pada masyarakat (sebagai konsumen) agar masyarakat mengetahui dan

1


(23)

2

membeli produk kita. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperkenalkan produk pada masyarakat adalah promosi. Jadi dalam hal ini, promosi digunakan sebagai salah satu alat komunikasi yang penting bagi suatu perusahaan untuk memasarkan produknya karena setiap barang yang akan dipasarkan tidak mungkin dikenal masyarakat bila tidak ada usaha untuk mempromosikannya.

Pada umumnya, biaya promosi yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat besar. Oleh karena itu, proses promosi harus dikelola dengan baik karena fungsi ini memegang peranan penting dalam penentuan seberapa besar volume penjualan yang dicapai, yang pada akhirnya akan menentukan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.

Agar biaya promosi dapat dikelola dengan baik, maka diperlukan suatu pengendalian yang merupakan proses untuk meyakinkan telah dilakukannya tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen yang utama dalam menciptakan sistem pengendalian yang baik adalah fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Fungsi perencanaan berhubungan dengan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan fungsi pengendalian berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua fungsi ini saling berkaitan dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik.

Perwujudan fungsi perencanaan dan pengendalian yang dilakukan dalam manajemen dapat terlihat misalnya dalam penyusunan anggaran. Dilihat dari


(24)

3

sudut pandang manajemen, anggaran merupakan alat perencanaan dan juga alat pengendalian. Anggaran merupakan rencana manajemen yang dinyatakan dalam satuan uang untuk periode tertentu, biasanya satu tahun.

Anggaran sangat penting karena digunakan untuk mengendalikan kegiatan perusahaan yaitu membandingkan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan pelaksanaannya. Kemudian apabila terdapat penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dianalisis agar diketahui penyebabnya dan dapat dilakukan perbaikan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, anggaran biaya promosi sangat penting.

Seiring dengan perkembangan perekonomian di mana tingkat persaingan antara perusahaan semakin tajam, maka perusahaan dituntut untuk manpu menciptakan suatu sistem perencanaan yang baik atas anggaran biaya promosi yang disusun, sehingga manajemen perusahaan lebih efektif di dalam mengendalikan penjualan. Karenanya penyusunan anggaran penjualan yang baik akan dapat dijadikan tolak ukur dalam pengambilan keputusan manajemen perusahaan dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengendalikan penjualan.

Penulis memilih PT X sebagai objek penelitian karena perusahaan ini bergerak di bidang industri obat-obatan yang memiliki persaingan yang ketat baik dengan perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, dalam menjalankan bisnisnya sangat dibutuhkan peranan promosi agar masyarakat mengenal produknya. Jadi, peranan biaya promosi di dalam perusahaan ini sangat dibutuhkan.


(25)

4

Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh ujian sarjana S-1 dalam Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi guna menyusun skripsi dengan judul: “Peranan Anggaran Biaya Promosi Sebagai Alat Pengendalian dalam Menunjang Peningkatan Volume Penjualan. (Studi kasus pada PT. X, Bandung)”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penyusunan anggaran biaya promosi di PT. X?

2. Bagaimana pelaksanaan pengendalian biaya promosi yang dilakukan oleh PT. X?

3. Bagaimana peranan anggaran biaya promosi dalam menunjang peningkatan volume penjualan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui proses penyusunan anggaran biaya promosi di PT. X.

2. Mengetahui pelaksanaan pengendalian biaya promosi yang dilakukan oleh PT. X.

3. Mengetahui peranan anggaran biaya promosi dalam menunjang peningkatan volume penjualan


(26)

5

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kegunaan sebagai berikut: a. Penulis, memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan dan manfaat dari

anggaran dalam perusahaan, sehingga dapat mengetahui bagaimana penerapan teori yang selama ini diperoleh dan dipelajari dalam dunia nyata. Selain itu sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh ujian sarjana akuntansi Fakulatas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

b. Masyarakat, dapat memberikan sumbangan informasi dan wawasan pengetahuan terapan khususnya dalam bidang pengendalian biaya promosi untuk meningkatkan volume penjualan dalam lingkungan perusahaan.

c. Manajemen Perusahaan, dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi manajer tentang pentingnya peranan anggaran dan perhitungan selisih biaya promosi, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

1.5Rerangka Pemikiran

Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian adalah untuk memperoleh laba yang semaksimal mungkin sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan demikian keberhasilan suatu perusahaan antara lain dapat dilihat dari kemampuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan menjual produknya baik untuk periode jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk mencapai hasil yang diinginkan, manajemen perusahaan harus bekerja secara efektif dan efisiensi serta melaksanakan fungsi-fungsi manajemen


(27)

6

dengan baik, di antaranya perencanaan dan pengendalian. Tanpa adanya perencanaan, perusahaan akan kesulitan untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Sebaliknya, apabila perencanaan tidak diikuti dengan pengendalian yang baik, maka manajer tidak akan dapat mengetahui apabila telah terjadi penyimpangan dan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Hal ini akan menyebabkan perusahaan beroperasi tanpa kendali.

Apabila kedua hal tersebut (perencanaan dan pengendalian) ingin berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah alat sebagai pedoman kerja serta prosedur untuk pelaksanaannya agar berjalan dengan baik, sehingga akan memberikan informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi manajer perusahaan. Salah satu alat yang berperan penting sebagai pedoman dalam pengendalian adalah anggaran.

Pengertian anggaran menurut Munandar (2000:1) adalah:

“Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi keseluruhan kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

Melihat pengertian anggaran seperti yang telah disebutkan di atas, anggaran berperan selain sebagai alat perencanaan, juga merupakan alat pengendalian yang dapat membantu manajer dalam memberikan informasi apakah yang sesungguhnya terjadi telah sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu juga, pengendalian diperlukan untuk mengawasi serta memastikan bahwa pelaksanaan aktivitas penjualan telah sesuai dengan anggaran penjualan. Pengendalian atas aktivitas penjualan perlu diadakan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih antara pelaksanaan aktivitas penjualan dengan anggaran penjualan. Akan


(28)

7

tetapi, penjualan tidaklah semudah yang dibayangkan, mengingat begitu ketatnya persaingan yang terjadi. Setiap perusahaan akan berusaha untuk memenangkan persaingan tersebut dengan mempertahankan mutu, kualitas, dan menekankan biaya produksi. Namun upaya tersebut tidak akan mencapai hasil yang optimal bila produk tersebut tidak dikenal konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menarik perhatian konsumen melalui berbagai cara. Di antara kegiatan tersebut adalah promosi, yaitu dengan memanfaatkan media-media promosi yang telah berkembang pesat belakangan ini. Hal tersebut tidak lain bertujuan untuk menginformasikan dan mengkomunikasikan produk yang dihasilkan perusahaan yang bersangkutan. Seperti yang dijelaskan Mc. Carthy (1990: 456) bahwa:

“Promotion is communicating information between seller and potential buyer to influence attitudes and behavior.”

Kegiatan promosi tentunya akan menimbulkan konsekuensi pengeluaran biaya yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan. Biaya promosi merupakan bagian dari anggaran yang dikeluarkan untuk biaya pemasaran, sehingga dengan adanya dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan promosi tersebut, diharapkan hasil penjualan yang ditargetkan dapat tercapai bahkan meningkat.

Pada umumnya, kegiatan promosi memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengendalian untuk meyakinkan telah dilakukannya tindakan yang tepat dan biaya promosi dapat dikelola dengan baik.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat apakah pengendalian terhadap biaya promosi telah berjalan dengan efisien atau tidak, di antaranya adalah dengan membandingkan biaya promosi yang dianggarkan


(29)

8

dengan realisasi pengeluaran biaya promosi oleh perusahaan, sedangkan untuk mengukur keberhasilan atas pengendalian biaya promosi adalah dilihat dari tingkat penjualan yang dicapai untuk masing-masing jenis produk dan daerah promosi, yaitu dengan membandingkan penjualan setiap jenis produk dan daerah promosi dari tahun ke tahun berikutnya.

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka penulis mengambil hipotesa sebagai berikut: “Anggaran biaya promosi berperan sebagai alat pengendalian dalam menunjang peningkatan volume penjualan.”

1.6Metode Penelitian

Dalam mengumpulkan data untuk menyusun skripasi ini, penulis menggunakan studi kasus yang melibatkan PT. X sebagai objek penelitian di lapangan. Beberapa metode penelitian lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:

a. Metode Deskriptif Analisis

Penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan dengan mengumpulkan dan menginventarisasikan data yang diperolah dari perusahaan serta menganalisis keadaan perusahaan berdasarkan pada data dan keadaan yang tampak dalam perusahaan.

b. Metode Kepustakaan (Library Research)

Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis melakukannya dengan mencari, dan membaca buku-buku, dan bahan perkuliahan serta majalah dan media lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam tulisan ini. Penggunaan


(30)

9

bahan-bahan tersebut adalah sebagai pembahasan yang bersifat teoritis dan merupakan data sekunder yang dipakai dalam pengolahan data yang dikumpulkan dari lapangan, sehingga diharapkan pembahasan masalah akan lebih terperinci. c. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan mengadakan pengumpulan informasi atau data secara langsung dari PT. X sebagai objek penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan penulis sehubungan dengan penelitian lapangan antara lain melalui:

a. Questionnaires, mengajukan daftar pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan yang digunakan sebagai bahan masukan.

b. Observasi, mengamati secara langsung dan mencatat hasil pengamatan yang penulis lakukan dan menarik berbagai kesimpulan dalam bentuk hipotesa.

c. Wawancara, mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang dianggap berkompeten pada bidang yang diteliti.

1.7Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. X di Bandung, Indonesia.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian dan melakukan pembahasan mengenai peranan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. X, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang merupakan hasil penaksiran dari data yang diperoleh penulis serta dari hasil pengamatan selama melakukan penelitian, yaitu:

1. Penyusunan anggaran biaya promosi pada PT. X dianggap cukup efektif. Hal ini ditunjang dengan kenyataan sebagai berikut:

A. Terdapatnya prinsip penyusunan anggaran a) Adanya Partisipasi Manajer

Penyusunan anggaran biaya promosi dibahas dalam rapat anggaran nasional yang dihadiri oleh para manajer dari berbagai daerah.

b) Adanya Struktur Organisasi yang Sehat

Struktur organisasi PT. X telah memadai, dengan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas, sehingga dapat mendukung penyusunan anggaran biaya promosi.

c) Adanya Komunikasi

Dilakukannya rapat anggaran akan terjalin komunikasi yang dapat dijadikan sarana dalam pemberian ide, saran atau masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan.

114


(32)

115

d) Adanya Penetapan Sasaran yang Realistis

Sasaran PT. X cukup realistis yaitu untuk memperkenalkan produk (terutama apabila prusahaan mengeluarkan produk baru) sehingga apabila konsumen mengenal produk, diharapkan adanya respon dari konsumen tersebut untuk mencoba produk dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

e) Mencakup Kurun Waktu Tertentu

Periode anggaran biaya promosi pada PT. X adalah satu tahun (mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember).

f) Penerapan Fleksibel

Anggaran menekankan perlunya fleksibilitas dalam penerapannya, sehingga memungkinkan untuk meraih dan memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan walaupun tidak tertera dalam anggaran. Oleh karena itu, pada PT. X untuk biaya promosi diberi toleransi penyimpangan sebesar 1 %.

g) Menciptakan Motivasi Kerja

Dengan adanya penyusunan anggaran akan lebih memudahkan para karyawan dalam melaksanakan anggaran dan dapat pula dijadikan tolak ukur keberhasilan kerja, sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan penilaian prestasi dan pemberian penghargaan kepada karyawan (misalnya berupa bonus atau kenaikan jabatan) yang pada akhirnya akan memotivasi kerja para karyawan.


(33)

116

h) Adanya Evaluasi

Apabila dalam rapat anggaran General Manager tidak menyetujui usulan anggaran, maka dilakukan evaluasi terhadap anggaran tersebut.

B. Terdapatnya Syarat Anggaran

a) Adanya Organisasi Perusahaan yang Sehat

Pembagian tugas serta garis wewenang dan tanggung jawab pada PT. X jelas. Adapun gambar struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1.

b) Adanya Sistem Akuntansi yang Memadai

PT. X telah memenuhi sistem akuntansi yang memadai yaitu meliputi; anggaran dan realisasinya telah digolong-golongkan sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya, realisasi anggaran telah dicatat oleh akuntansi, laporan telah berdasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban

c) Adanya Penelitian dan Analisis

Manajemen perusahaan telah melakukan penelitian dan analisis di dalam menyusun anggaran. Penelitian dan analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran biaya promosi antara lain keadaan pasar, periode anggaran, pendapatan bersama, inflasi, jenis produk, kondisi perekonomian, pengeluaran biaya promosi tahun lalu, serta dana yang tersedia.


(34)

117

d) Adanya Dukungan dari Para Pelaksananya

Penyusunan anggaran pada PT. X didukung oleh para pelaksananya dari tingkat atas maupun bawah.

2. Pengendalian biaya promosi pada PT. X telah memadai. Hal ini terlihat dari: a. Menetapkan Anggaran Biaya Promosi

PT. X telah menetapkan anggaran biaya promosi untuk tiga tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005, dan tahun 2006.

b. Membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. c. Menganalisis Penyimpangan yang Terjadi

Batas wajar penyimpangan yang terjadi adalah sebesar 1 %. Adapun penyimpangan yang terjadi untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 adalah sebesar 0,37% (rugi), 0,20% (untung), dan 0,88% (untung). Hanya pada tahun 2004 saja realisasi biaya promosi lebih besar dari anggaran biaya promosinya. Hal ini disebabkan perusahaan baru mulai berdiri dan membutuhkan biaya promosi yang cukup besar. Tetapi pada tahun 2005 dan 2006, realisasi biaya promosi lebih kecil dari yang dianggarkan. Dengan demikian penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang menguntungkan.

d. Mengambil Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah menganalisa biaya yang dapat dikurangi agar tidak terjadi pemborosan dana.

e. Tindak lanjut untuk menilai efektivitas perbaikan dan membuat perencanaan berikutnya.


(35)

118

3. Efektivitas biaya promosi pada PT. X telah tercapai. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hal-hal sebagai berikut:

Secara keseluruhan, realisasi biaya promosi lebih kecil dari anggaran biaya promosi, hanya pada tahun 2004 realisasi biaya promosi lebih besar dari yang dianggarkan. Tetapi selisih yang terjadi jumlahnya lebih kecil dari batas material penyimpangan perusahaan yaitu 1 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2004 ditetapkan sebesar Rp 352.020.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 353.310.340,00 sehingga terdapat selisih yang merugikan sebesar Rp 1.290.340,00 atau sebesar 0,37 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2005 ditetapkan sebesar Rp 618.827.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 617.590.480,00 sehingga terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 1.236.520,00 atau sebesar 0,20 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 988.940.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 980.285.260,00 sehingga terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 8.654.740,00 atau sebesar 0,88%.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, terdapat peranan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. X dengan t-hitung (3,495) lebih besar dari t-tabel (1,782). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan anggaran biaya promosi yang ditetapkan secara memadai berperan sebagai alat pengendalian dalam meningkatkan volume penjualan, dapat diterima. Perhitungan statistik yang digunakan adalah Analisa Korelasi Rank Spearman, dimana didapat nilai rs

sebesar 0,696, maka berdasarkan tabel maka arti derajat hubungan korelasi


(36)

119

yang dikemukakan Sugiarto dan Harijono adalah terdapat hubungan yang kuat karena berada di antara 0,60-0,799. Dilain pihak, berdasarkan hasil koefisien determinasi, maka peranan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan efektivitas penjualan adalah sebesar 48,5 %, dimana masih terdapat 51,5 % faktor lain di luar anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan volume penjualan, yang dalam hal ini tidak menjadi objek penelitian.

5. Kelemahan-kelemahan yang ada:

a. Sales and Marketing Manager kurang mengetahui informasi-informasi mengenai keseluruhan perusahaan seperti produk.

b. Adanya anggaran biaya promosi yang tidak digunakan sama sekali oleh Sales and Marketing untuk bulan-bulan tertentu, sehingga performa kinerja bagian Sales and Marketing kurang begitu gencar melakukan kegiatan promosi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi PT X dalam menggunakan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan aktivitas penjualan, yaitu:

1. Melihat pengendalian yang diterapkan oleh PT. X telah berjalan dengan baik, sehingga target penjualan yang telah direncanakan dapat tercapai, maka


(37)

120

penulis menyarankan agar PT. X tetap mempertahankannya dan jika mungkin lebih mengembangkan produk yang dihasilkannya.

2. Sebaiknya PT. X terus menetapkan kebijakan yang baru sesuai dengan standar dan keadaan mengenai standar kinerja bagian Sales and Marketing Manager dalam mengelola anggaran yang telah ditetapkan perusahaan agar anggaran yang telah dipersiapkan untuk kegiatan promosi dapat terealisasi dengan baik. 3. PT. X sebaiknya memperkenalkan produk yang ditawarkan dengan

meningkatkan kembali frekuensi kegiatan promosi. Memang dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan kegiatan promosi. Untuk itu disarankan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada saat kegiatan-kegiatan khusus, atau pada saat adanya produk baru yang dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian diharapkan penjualan akan meningkat dan lebih efektif.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 1994, Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif, buku 1, Yogyakarta: BPFE.

Anthony, Robert N., Glenn A. Welsch, & James S., Reece, 1989, Fundamental of Management Accounting, 4th edition, Illinois: Richard D. Irwin Inc.

Anthony, Robert N., et. al., 1992, Sistem Pengendalian Manajemen, alih bahasa: Agus Maulana MSM., edisi 6, Jakarta: Binarupa Aksara.

Asry, Marwan, 1991, Marketing, 2nd edition, Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan AMP YKPN.

Christina, Ellen, M. Fuad, Sugiarto, & Edy Sukarno, 2001, Anggaran Perusahaan: Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Gamedia Pustaka Utama.

Horngren, Charles, George Foster, & Srikant M. Datar, 2003, Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 11th edition, New Jearsy: Prentice-Hall International, Inc.

Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, 2nd edition, Jakarta: Bumi Aksara. Kotler, Phillip, 2001, Principles of Marketing, 9th edition, New Jearsy: Prentice

Hall, Inc.

Munandar, M., 2000, Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, dan Pengawasan Kerja, 1st edition, Yogyakarta: BPFE.

Stanton, William J., 1993, Prinsip Pemasaran, alih bahasa: Drs. Sadu Sendaru, 7th edition, Jakarta: Erlangga.

Stanton, William J., et. al., 1994, Fundamentals of Marketing, 10th edition, Singapore: McGraw-Hill Book.

Stoner, James A. F. dan R. Edward Freeman, 1994, Management, 5th edition, New Jearsy: Prentice Hall Inc.

Supriyono, R. A., 1991, Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen, 1st edition, Yogyakarta: BPFE.

Swastha, D. H. Basu, 1998, Manajemen Pemasaran Modern, edisi empat, Yogyakarta: Liberty.

121


(39)

122

Welsch, Glenn A., Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon, 2000, Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba, alih bahasa: Purwatiningsih, buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Wilson, James D., and Campbell, John B., 1997, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, alih bahasa: Tjintjin Fenix Tjendra, edisi 3, Jakarta: Penerbit Erlangga.


(1)

117

d) Adanya Dukungan dari Para Pelaksananya

Penyusunan anggaran pada PT. X didukung oleh para pelaksananya dari tingkat atas maupun bawah.

2. Pengendalian biaya promosi pada PT. X telah memadai. Hal ini terlihat dari: a. Menetapkan Anggaran Biaya Promosi

PT. X telah menetapkan anggaran biaya promosi untuk tiga tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005, dan tahun 2006.

b. Membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. c. Menganalisis Penyimpangan yang Terjadi

Batas wajar penyimpangan yang terjadi adalah sebesar 1 %. Adapun penyimpangan yang terjadi untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 adalah sebesar 0,37% (rugi), 0,20% (untung), dan 0,88% (untung). Hanya pada tahun 2004 saja realisasi biaya promosi lebih besar dari anggaran biaya promosinya. Hal ini disebabkan perusahaan baru mulai berdiri dan membutuhkan biaya promosi yang cukup besar. Tetapi pada tahun 2005 dan 2006, realisasi biaya promosi lebih kecil dari yang dianggarkan. Dengan demikian penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang menguntungkan.

d. Mengambil Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah menganalisa biaya yang dapat dikurangi agar tidak terjadi pemborosan dana.

e. Tindak lanjut untuk menilai efektivitas perbaikan dan membuat perencanaan berikutnya.


(2)

118

3. Efektivitas biaya promosi pada PT. X telah tercapai. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hal-hal sebagai berikut:

Secara keseluruhan, realisasi biaya promosi lebih kecil dari anggaran biaya promosi, hanya pada tahun 2004 realisasi biaya promosi lebih besar dari yang dianggarkan. Tetapi selisih yang terjadi jumlahnya lebih kecil dari batas material penyimpangan perusahaan yaitu 1 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2004 ditetapkan sebesar Rp 352.020.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 353.310.340,00 sehingga terdapat selisih yang merugikan sebesar Rp 1.290.340,00 atau sebesar 0,37 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2005 ditetapkan sebesar Rp 618.827.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 617.590.480,00 sehingga terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 1.236.520,00 atau sebesar 0,20 %. Anggaran biaya promosi pada tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 988.940.000,00 dan realisasinya sebesar Rp 980.285.260,00 sehingga terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 8.654.740,00 atau sebesar 0,88%.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, terdapat peranan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. X dengan t-hitung (3,495) lebih besar dari t-tabel (1,782). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan anggaran biaya promosi yang ditetapkan secara memadai berperan sebagai alat pengendalian dalam meningkatkan volume penjualan, dapat diterima. Perhitungan statistik yang digunakan adalah Analisa Korelasi Rank Spearman, dimana didapat nilai rs

sebesar 0,696, maka berdasarkan tabel maka arti derajat hubungan korelasi


(3)

119

yang dikemukakan Sugiarto dan Harijono adalah terdapat hubungan yang kuat karena berada di antara 0,60-0,799. Dilain pihak, berdasarkan hasil koefisien determinasi, maka peranan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan efektivitas penjualan adalah sebesar 48,5 %, dimana masih terdapat 51,5 % faktor lain di luar anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan volume penjualan, yang dalam hal ini tidak menjadi objek penelitian.

5. Kelemahan-kelemahan yang ada:

a. Sales and Marketing Manager kurang mengetahui informasi-informasi

mengenai keseluruhan perusahaan seperti produk.

b. Adanya anggaran biaya promosi yang tidak digunakan sama sekali oleh Sales and Marketing untuk bulan-bulan tertentu, sehingga performa kinerja bagian Sales and Marketing kurang begitu gencar melakukan kegiatan promosi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi PT X dalam menggunakan anggaran biaya promosi sebagai alat pengendalian manajemen dalam meningkatkan aktivitas penjualan, yaitu:

1. Melihat pengendalian yang diterapkan oleh PT. X telah berjalan dengan baik, sehingga target penjualan yang telah direncanakan dapat tercapai, maka


(4)

120

penulis menyarankan agar PT. X tetap mempertahankannya dan jika mungkin lebih mengembangkan produk yang dihasilkannya.

2. Sebaiknya PT. X terus menetapkan kebijakan yang baru sesuai dengan standar dan keadaan mengenai standar kinerja bagian Sales and Marketing Manager dalam mengelola anggaran yang telah ditetapkan perusahaan agar anggaran yang telah dipersiapkan untuk kegiatan promosi dapat terealisasi dengan baik. 3. PT. X sebaiknya memperkenalkan produk yang ditawarkan dengan

meningkatkan kembali frekuensi kegiatan promosi. Memang dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan kegiatan promosi. Untuk itu disarankan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada saat kegiatan-kegiatan khusus, atau pada saat adanya produk baru yang dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian diharapkan penjualan akan meningkat dan lebih efektif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 1994, Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif, buku 1, Yogyakarta: BPFE.

Anthony, Robert N., Glenn A. Welsch, & James S., Reece, 1989, Fundamental of Management Accounting, 4th edition, Illinois: Richard D. Irwin Inc.

Anthony, Robert N., et. al., 1992, Sistem Pengendalian Manajemen, alih bahasa: Agus Maulana MSM., edisi 6, Jakarta: Binarupa Aksara.

Asry, Marwan, 1991, Marketing, 2nd edition, Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan AMP YKPN.

Christina, Ellen, M. Fuad, Sugiarto, & Edy Sukarno, 2001, Anggaran Perusahaan: Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT. Gamedia Pustaka Utama.

Horngren, Charles, George Foster, & Srikant M. Datar, 2003, Cost Accounting: A

Managerial Emphasis, 11th edition, New Jearsy: Prentice-Hall

International, Inc.

Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, 2nd edition, Jakarta: Bumi Aksara. Kotler, Phillip, 2001, Principles of Marketing, 9th edition, New Jearsy: Prentice

Hall, Inc.

Munandar, M., 2000, Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, dan Pengawasan Kerja, 1st edition, Yogyakarta: BPFE.

Stanton, William J., 1993, Prinsip Pemasaran, alih bahasa: Drs. Sadu Sendaru, 7th edition, Jakarta: Erlangga.

Stanton, William J., et. al., 1994, Fundamentals of Marketing, 10th edition, Singapore: McGraw-Hill Book.

Stoner, James A. F. dan R. Edward Freeman, 1994, Management, 5th edition, New Jearsy: Prentice Hall Inc.

Supriyono, R. A., 1991, Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen, 1st edition, Yogyakarta: BPFE.

Swastha, D. H. Basu, 1998, Manajemen Pemasaran Modern, edisi empat, Yogyakarta: Liberty.

121


(6)

122

Welsch, Glenn A., Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon, 2000, Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba, alih bahasa: Purwatiningsih, buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Wilson, James D., and Campbell, John B., 1997, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, alih bahasa: Tjintjin Fenix Tjendra, edisi 3, Jakarta: Penerbit Erlangga.