Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin Terhadap Kepuasan Karyawan PT.Stockindo.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha orang lain berdasarkan tingkah laku yang ditekankan kepada mereka ketika mereka tumbuh menjadi dewasa. Kebiasaan komunikasi tiap orang inilah, yang disebut gaya komunikasi.

Semua perusahaan, tentu membutuhkan komunikasi yang baik dan efektif dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran bisnisnya. Tidak terkecuali bagi PT.Stockindo Kurnia Lestari, komunikasi merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Sebelumnya perlu diketahui bahwa PT.Stockindo Kurnia Lestari bergerak di bidang kimia tekstil, yaitu obat pembantu untuk tekstil (Textille Auxilliaries) yang menawarkan barang khususnya obat dan perlengkapan kesehatan. PT.Stockindo Kurnia Lestari dalam melakukan kegiatan binisnya memperhatikan kriteria investasi yaitu beberapa kerja - sama yang menguntungkan kedua belah pihak untuk mendapatkan keuntungan bersama

Suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi, karena komunikasi diperlukan dalam proses perencanaan, koordinasi, pelatihan, kepemimpinan, penanganan konflik, pengambilan keputusan. Agar kegiatan dalam kelompok atau organisasi dapat berjalan dengan baik, pastinya dibutuhkan komunikasi yang lancar antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin bukan hanya berperan dalam memilih keputusan terbaik, tapi peran penting lainnya, yaitu mengerti kebutuhan bawahannya, mau mendengarkan opini bawahan, terbuka, ramah, sopan, perhatian, serta mengerti situasi atau kondisi yang dapat meningkatkan kepuasan bawahannya dalam bekerja. Sifat atasan tersebut tercermin dalam gaya komunikasi mereka. Jadi, apabila seorang atasan memiliki gaya komunikasi tertentu, dapat pula tercipta rasa puas atau tidak puas karyawannya terhadap gaya komunikasi yang diterapkan.

Berdasarkan data – data yang telah diolah, didapatkan pengaruh antara gaya komunikasi dan kepuasan kerja sebesar +0,99 berdasarkan perhitungan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman, positif (+) artinya kenaikan atau penurunan pada persepsi terhadap gaya komunikasi atasan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan kepuasan kerja bawahan tersebut, sedangkan +0,99 menunjukan bahwa pengaruhnya adalah high association / strong association / up to perfect association. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 98,01% tingkat kepuasan kerja merupakan kontribusi dari gaya komunikasi atasannya, sedangkan sisanya sebesar 1,99% merupakan kontribusi dari faktor lain.


(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha Hal

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……… iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang penelitian ………..1

1.2Identifikasi masalah ………....3

1.3Maksud dan tujuan penelitian……….. .………....4

1.4Kegunaan penelitian………... 5

1.5Kerangka penelitian dan hipotesis………... 5

1.6Metodologi penelitian 1.6.1 Pengumpulan data…..………. 9

1.6.2 Pengolahan data…...……… 9

1.7Lokasi dan waktu penelitian……….………... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia 2.1.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia………...………... 13 2.2 Pengertian Komunikasi


(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.4 Hambatan – hambatan komunikasi…………..……….. 19

2.2.5 Gaya komunikasi………...……….………... 23

2.3 Pengertian Kepuasan Kerja……… 24

2.3.1 Teori – teori kepuasan kerja……… 26

2.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja……… 31

2.3.3 Pengukuran Kepuasan Kerja……… 34

2.4 Hubungan antara Komunikasi dengan Kepuasan Kerja………. 36

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan…...……..………... 37

3.2 Struktur Organisasi…..……… 38

3.3 Aktivitas Perusahaan…………..……….. 45

3.4 Metode Penelitian….………. 46

3.4.1 Desain penelitian……….. 46

3.4.2 Populasi………. 47

3.4.3 Teknik pengumpulan data……….. 47

3.5 Teknik Pengolahan Data…….………. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Terhadap Gaya Komunikasi Pemimpin…….………. 46


(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 84 5.2 Saran……….. 85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Hal 4.3 Tabel Skor Ranking Variabel x dan y………... 10


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia seperti sekarang ini, perusahaan – perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil sangat membutuhkan peran pemimpin agar tetap bertahan. Ada kalanya, saat perusahaan terancam banyak masalah, bawahan memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap peran pemimpin. Kondisi bawahan dapat semakin baik atau buruk, sedikit banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan yang diterapkan.

Dengan kondisi perekonomian yang seperti ini menuntut industri tekstil untuk tetap bertahan khususnya industri tekstil yang ada di Bandung, dimana Bandung dikenal sebagai salah satu sentra tekstil terbesar di Indonesia.. Salah satu perusahaan yang tetap bertahan pada situasi seperti ini adalah PT.Stockindo Kurnia Lestari yang bergerak di bidang kimia tekstil, yaitu obat pembantu untuk tekstil (Textille Auxilliaries) yang menawarkan barang khususnya obat dan perlengkapan kesehatan. PT.Stockindo Kurnia Lestari dalam melakukan kegiatan binisnya memperhatikan kriteria investasi yaitu beberapa kerja - sama yang menguntungkan kedua belah pihak untuk mendapatkan keuntungan bersama.


(6)

Semua perusahaan, tentu membutuhkan komunikasi yang baik dan efektif dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran bisnisnya. Tidak terkecuali bagi PT.Stockindo Kurnia Lestari, komunikasi merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi, karena komunikasi diperlukan dalam proses perencanaan, koordinasi, pelatihan, kepemimpinan, penanganan konflik, pengambilan keputusan. Agar kegiatan dalam kelompok atau organisasi dapat berjalan dengan baik, pastinya dibutuhkan komunikasi yang lancar antara pemimpin dan bawahan.

Pemimpin bukan hanya berperan dalam memilih keputusan terbaik, tapi peran penting lainnya, yaitu mengerti kebutuhan bawahannya, mau mendengarkan opini bawahan, terbuka, ramah, sopan, perhatian, serta mengerti situasi atau kondisi yang dapat meningkatkan kepuasan bawahannya dalam bekerja. Sifat atasan tersebut tercermin dalam gaya komunikasi mereka. Jadi, apabila seorang atasan memiliki gaya komunikasi tertentu, dapat pula tercipta rasa puas atau tidak puas karyawannya terhadap gaya komunikasi yang diterapkan.

Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan antara lain dapat berupa komunikasi antara atasan kepada bawahan (Downward Communication) dan komunikasi antara bawahan kepada atasan (Upward Communication). Kepuasan kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Dan perilaku mempengaruhi prestasi seseorang. Jika kinerja bawahan rendah, maka akan berdampak pada prestasi perusahaan yang tidak optimal.


(7)

Setiap perusahaan mutlak perlu memiliki pemimpin demi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Peran pemimpin dalam suatu organisasi sangat besar untuk kesuksesan suatu perusahaan.

Penulis melihat bahwa gaya komunikasi juga ternyata merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kasus ini. Dan berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH GAYA

KOMUNIKASI PEMIMPIN TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PT. STOKINDO “

1.2Identifikasi Masalah

Masalah kepuasan kerja karyawan adalah hal yang pelik, karena kepuasan tersebut mempengaruhi kinerja dari karyawan. Perusahaan harus dapat menciptakan lingkungan, kondisi, situasi pekerjaan, yang mendukung terciptanya kepuasan kerja. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, mengingat bahwa karyawan memiliki persepsi masing – masing, dan juga tingkat kepuasan masing – masing.

Masalah komunikasi merupakan hal yang sensitive di PT.Stockindo, mengingat jumlah karyawannya yang tidak sedikit. Komunikasi antara atasan ke bawahan (Downward Communication) dan komunikasi bawahan ke atasan (Upward Communication) seringkali tidak efektif, dan hal ini mempengaruhi kinerja produktivitas keseluruhan perusahaan.


(8)

Komunikasi dari atasan ke bawahan (Downward Communication) dipengaruhi pula oleh gaya komunikasi yang dimiliki atasan tersebut. Setiap orang memiliki gaya komunikasi masing – masing, begitu juga atasan. Seorang atasan pasti memiliki gaya komunikasi tertentu, dan masing – masing bawahan memiliki persepsi yang berbeda atas gaya tersebut, maka tingkat kepuasan karyawan terhadap gaya komunikasi atasan akan berbeda, dan tingkat kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaan secara keseluruhanpun akan berbeda – beda. Berdasarkan uraian diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gaya komunikasi pemimpin pada karyawan di Stokindo? 2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di Stokindo ?

3. Bagaimana pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kepuasan kerja karyawan di Stokindo ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk menjawab pertanyaan dari identifikasi masalah yang sudah ada, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi pemimpin di Stokindo 2. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja karyawan di Stokindo 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya komunikasi pemimpin


(9)

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Menambah wawasan penulis dan pemahaman yang mendalam tentang gaya komunikasi dan kepuasan kerja dalam sebuah perusahaan

2. Bagi pihak perusahaan yang bersangkutan

Sebagai informasi tambahan bagi atasan untuk mengevaluasi keefektifan komunikasinya dalam perusahaan dan juga untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan

3. Pihak lain yang berkepentingan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat baik sebagai masukan dalam penelitian dengan bahasan serupa.

1.5Kerangka Penelitian dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Penelitian

Bagi seorang pemimpin, kecakapan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis adalah sesuatu yang penting. Pimpinan pada level atas dan menengah meluangkan 60 – 80% waktu kerjanya untuk mengadakan komunikasi. Dalam berkomunikasi, gaya komunikasi sangat berpengaruh dengan bawahannya. Bawahan tersebut akan memiliki persepsi terhadap gaya komunikasi tersebut, dan


(10)

persepsi tersebut akan mempengaruhi kepuasan mereka terhadap pekerjaan secara keseluruhan terutama kepuasan terhadap atasannya.

Menurut Djoko Purwanto (2002:3), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang lazim, baik dengan simbol – simbol, sinyal – sinyal, perilaku maupun tindakan. Pada dasarnya komunikasi merupakan proses dua arah. Komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung pembagian ide, informasi, pikiran, fakta, atau pendapat.

Proses komunikasi memungkinkan pemimpin melaksanakan tanggung jawab atas tugas – tugasnya di perusahaan. Informasi harus dikomunikasikan kepada manager – manager sehingga mereka mempunyai dasar untuk perencanaan dan rencana ini harus dikomunikasikan kepada karyawan - karyawan lain untuk dilaksanakan dan hal ini tidak mudah dilakukan.

Komunikasi tidak hanya berupa komunikasi face to face atau oral, namun juga tertulis (written) dan juga nonverbal communication, seperti lambaian tangan, tepukan di pundak, kedipan di mata, mimic wajah, dan lain – lain. Dalam proses komunikasi ini, gaya komunikasi seseorang memegang peranan penting karena setiap pesan yang disampaikan dipengaruhi oleh gaya komunikasinya.

“job satisfaction is an affective or emotional response toward various

facets of one’s job”, artinya seorang karyawan memiliki tingkat kepuasan yang

tinggi akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya (http://wikipedia.co.id)


(11)

Variabel – variabel yang berhubungan dengan pekerjaan menentukan kepuasan misalnya : yang pertama adalah pekerjaan tersebut, maksudnya apakah pekerjaan tersebut menarik atau tidak dan memberikan tantangan. Yang kedua adalah upah dan imbalan lain yang sesuai, yang ketiga adalah kondisi kerja yang mendukung, dan keempat adalah teman kerja yang mendukung. Teman kerja yang dimaksud adalah orang – orang yang berada di dalam perusahaan tersebut. Dalam bekerja, seseorang menginginkan lebih dari sekedar uang dan penghargaan yang berwujud saja. Sebagian besar karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka akan interaksi sosial. Jadi tidak mengejutkan apabila rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Tindakan maupun tingkah laku dari atasan langsung merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Namun, reaksi karyawan terhadap atasannya, biasanya tergantung dari karakteristik karyawan dan juga karakteristik atasan tersebut.

Vaiabel komunikasi merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi pada kepuasan kerja. Hubungan antara atasan dan bawahan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan (http://newslet.ac.id)

“employee perception of top management and their communication

activities may also influence job satisfaction“ (http://www.saltanera.co.id) dan

beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tersebut adalah :

1. Komunikasi Atasan, komunikasi atasan yang dimaksud adalah atasan langsung, termasuk sikap atasan mengenai keterbukaan terhadap ide dan kemauan untuk mendengarkan masalah.


(12)

2. Kualitas media, apakah rapat – rapat terorganisasi dengan baik dan apakah komunikasi tertulis sudah jelas.

3. Komunikasi horizontal dan grapevine, sampai dimanakah komunikasi informal akurat dan mengalir dengan bebas.

4. Integrasi orang yang dimaksud, tingkat pencapaian info yang diterima apakah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya.

5. Timbal balik pribadi, sampai sejauh mana seorang individu mengerti bahwa kinerjanya dinilai.

6. Perspektif organisasi, yaitu informasi umum tentang organisasi secara keseluruhan.

7. Komunikasi bawahan, bawahan yang berhubungan langsung dengan atasan.

1.5.2 Hipotesis

Banyak hal yang mempengaruhi persepsi kepuasan seseorang terhadap komunikasi dan salah satunya adalah komunikasi dari atasan langsung yang tentu saja dipengaruhi oleh gaya komunikasi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis mengemukakan hipotesis penelitian : Gaya komunikasi atasan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.


(13)

1.6Metodologi Penelitian 1.6.1 Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Wawancara (Interview)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan, wakil perusahaan, dan para karyawan yang berwenang untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

2. Pengamatan langsung (Observation)

Pengamatan langsung di lapangan, dan menyaksikan secara langsung kegiatan sehari-hari perusahaan yang merupakan obyek penelitian untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

3. Kuesioner

Menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan pada responden untuk memperoleh jawaban yang lebih jelas mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.6.2 Pengolahan Data

Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung ditambah dengan data-data yang ada di perusahaan yang bersangkutan dengan penelitian.


(14)

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku - buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kepuasan kerja karyawan, maka digunakan rumus Rank Spearman :

1.Untuk data yang tidak memiliki angka kembar pada kedua variabel

)

1

n(n

di

6

1

r

2 2 s

=

2. Untuk data yang memiliki angka sama pada kedua variabel

⋅ − + = 2 2 2 2 2 s Y X 2 di Y X r

Dan untuk Koefisien Determinasinya menggunakan rumus :

Kd r² . 100%

Dimana Kd = koefisien determinasi r = koefisien korelasi


(15)

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Stockindo yang berada di Jalan Cisirung, Bandung. Dan waktu penelitian yang dibutuhkan penulis adalah selama 1 bulan pada bulan Maret.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gaya komunikasi dan pengaruhnya dengan kepuasan kerja karyawan pada PT.Stockindo, maka penulis membuat kesimpulan dan saran yang dianggap perlu.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab 4, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini, gaya komunikasi yang hendak diketahui adalah gaya komunikasi pimpinan PT.Stockindo, sebagai atasan langsung dari berbagai divisi yang ada. Gaya komunikasi atasan tersebut adalah direktor. Seseorang dengan gaya komunikasi director memiliki karakteristik sebagai berikut, mereka cenderung mandiri dan berorientasi pada tugas. Orang dengan kecenderungan gaya komunikasi director menyimpan perasaannya hanya untuk dirinya sendiri namun orang tersebut bersikap terbuka dan bersikap langsung mengenai apa yang ingin dicapainya. Arah komunikasi mereka cenderung pada produktivitas, jadi orang dengan gaya seperti ini biasanya keras kepala dan berkeinginan keras. Mereka cenderung mendominasi dan mengontrol orang lain demi pencapaian tugas.


(17)

2. Untuk mengetahui pengaruh antara gaya komunikasi dengan kepuasan kerja karyawan, perlu diketahui terlebih dahulu persepsi karyawan terhadap gaya komunikasi tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, persepsi karyawan terhadap gaya komunikasi atasannya adalah sedang. Hal ini terbukti dari jawaban responden yang kebanyakan menyatakan netral, jadi persepsi mereka tidak positif, tidak juga negatif.

3. Dari penelitian juga diketahui bahwa pengaruh antara gaya komunikasi dan kepuasan kerja sebesar +0,99 berdasarkan perhitungan menggunakan koefisien korelasi rank spearman, positif (+) artinya kenaikan atau penurunan pada persepsi terhadap gaya komunikasi atasan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan kepuasan kerja bawahan tersebut, sedangkan +0,99 menunjukan bahwa pengaruhnya high association / strong association / up to

perfect association. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 98,01% tingkat

kepuasan kerja merupakan kontribusi dari gaya komunikasi sedangkan sisanya sebesar 1,99% merupakan kontribusi dari faktor lain

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran guna memperbaiki kekurangan – kekurangan yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan :

1. Responden dan atasan diharapkan dapat lebih saling mengerti dan memberikan timbal balik yang positif dimasa yang akan datang. Karena


(18)

dengan komunikasi dua arah yang terstruktur, disitulah komunikasi yang efektif akan tercipta dengan sempurna.

2. Karena gaya komunikasi yang dimiliki atasan merupakan direktor, maka sebaiknya komunikasi antara atasan dan responden harus terorganisasi dengan baik, dengan kata lain semua kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan harus dikomunikasikan dengan berbagai pihak, serta komunikasi yang tecipta harus lebih diarahkan pada pekerjaan, karena hanya dengan begitulah dapat dibangun komunikasi yang efektif dan produktif dengan seseorang yang memiliki gaya komunikasi direktor.

3. Gaya komunikasi seseorang terbentuk dari kebiasaan komunikasi orang tersebut, jadi agak sulit untuk diubah, namun alangkah baiknya apabila gaya komunikasi tersebut dalam penerapannya dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan orang yang diajak berkomunikasi.


(19)

Armstrong, Michael. Managing People. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer, 2003

Cushway, Barry. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT.Elex Media omputindo, 2002

Dessler, Gary. A Framework for Human Resource Management. New Jersey USA: Pearson Education International, 2004

George, Jennifer M. dan Gareth R. Jones. Understanding and Managing Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc, 2002

Hariandja, Marihot Tua Efendi. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Grasindo, 2002

Hasan, M.Iqbal. Pokok – pokok Materi Statistika 1. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2002

Hasibuan, Malayu. Management Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2003

Hunsaker, Philip L. Training in Management Skills. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2002

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Management Sumber Daya Manusia Perusahaan.. Bandung: Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, 2003


(20)

Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Surakarta: Penerbit Erlangga, 2006

http://www.wikipedia.co.id http://www.newslet.ac.id http://www.saltanera.co.id


(1)

Universitas Kristen Maranatha

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Stockindo yang berada di Jalan Cisirung, Bandung. Dan waktu penelitian yang dibutuhkan penulis adalah selama 1 bulan pada bulan Maret.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gaya komunikasi dan pengaruhnya dengan kepuasan kerja karyawan pada PT.Stockindo, maka penulis membuat kesimpulan dan saran yang dianggap perlu.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab 4, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini, gaya komunikasi yang hendak diketahui adalah gaya komunikasi pimpinan PT.Stockindo, sebagai atasan langsung dari berbagai divisi yang ada. Gaya komunikasi atasan tersebut adalah direktor. Seseorang dengan gaya komunikasi director memiliki karakteristik sebagai berikut, mereka cenderung mandiri dan berorientasi pada tugas. Orang dengan kecenderungan gaya komunikasi director menyimpan perasaannya hanya untuk dirinya sendiri namun orang tersebut bersikap terbuka dan bersikap langsung mengenai apa yang ingin dicapainya. Arah komunikasi mereka cenderung pada produktivitas, jadi orang dengan gaya seperti ini biasanya keras kepala dan berkeinginan keras. Mereka cenderung mendominasi dan mengontrol orang lain demi pencapaian tugas.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 2. Untuk mengetahui pengaruh antara gaya komunikasi dengan kepuasan kerja karyawan, perlu diketahui terlebih dahulu persepsi karyawan terhadap gaya komunikasi tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, persepsi karyawan terhadap gaya komunikasi atasannya adalah sedang. Hal ini terbukti dari jawaban responden yang kebanyakan menyatakan netral, jadi persepsi mereka tidak positif, tidak juga negatif.

3. Dari penelitian juga diketahui bahwa pengaruh antara gaya komunikasi dan kepuasan kerja sebesar +0,99 berdasarkan perhitungan menggunakan koefisien korelasi rank spearman, positif (+) artinya kenaikan atau penurunan pada persepsi terhadap gaya komunikasi atasan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan kepuasan kerja bawahan tersebut, sedangkan +0,99 menunjukan bahwa pengaruhnya high association / strong association / up to perfect association. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 98,01% tingkat kepuasan kerja merupakan kontribusi dari gaya komunikasi sedangkan sisanya sebesar 1,99% merupakan kontribusi dari faktor lain

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran guna memperbaiki kekurangan – kekurangan yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan :

1. Responden dan atasan diharapkan dapat lebih saling mengerti dan memberikan timbal balik yang positif dimasa yang akan datang. Karena


(4)

Universitas Kristen Maranatha 86

dengan komunikasi dua arah yang terstruktur, disitulah komunikasi yang efektif akan tercipta dengan sempurna.

2. Karena gaya komunikasi yang dimiliki atasan merupakan direktor, maka sebaiknya komunikasi antara atasan dan responden harus terorganisasi dengan baik, dengan kata lain semua kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan harus dikomunikasikan dengan berbagai pihak, serta komunikasi yang tecipta harus lebih diarahkan pada pekerjaan, karena hanya dengan begitulah dapat dibangun komunikasi yang efektif dan produktif dengan seseorang yang memiliki gaya komunikasi direktor.

3. Gaya komunikasi seseorang terbentuk dari kebiasaan komunikasi orang tersebut, jadi agak sulit untuk diubah, namun alangkah baiknya apabila gaya komunikasi tersebut dalam penerapannya dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan orang yang diajak berkomunikasi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Armstrong, Michael. Managing People. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Bhuana Ilmu Populer, 2003

Cushway, Barry. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT.Elex Media omputindo, 2002

Dessler, Gary. A Framework for Human Resource Management. New Jersey USA: Pearson Education International, 2004

George, Jennifer M. dan Gareth R. Jones. Understanding and Managing Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc, 2002

Hariandja, Marihot Tua Efendi. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Grasindo, 2002

Hasan, M.Iqbal. Pokok – pokok Materi Statistika 1. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2002

Hasibuan, Malayu. Management Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2003

Hunsaker, Philip L. Training in Management Skills. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2002

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Management Sumber Daya Manusia Perusahaan.. Bandung: Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, 2003


(6)

Universitas Kristen Maranatha Miller, K. Communication Theories. Perspectives, processes, and contexts. 2nd

edition. New York: McGraw-Hill, 2005.

Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Surakarta: Penerbit Erlangga, 2006

http://www.wikipedia.co.id http://www.newslet.ac.id http://www.saltanera.co.id