Tahapan Perkembangan Keluarga.
47.
TAIIAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Dr. IIj. Hendriati Agustiani, M.Si.
Dipresentasikan Pada Seminar Perkawinan Lets Talk About
Marriage l)alam Rangka Dies Natalis ke-46 Tahun 2007
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Bandung, 17 November 2007
Ketua Bagtan Psikologi Perkembangan
Drs. Peter R. NelwanMA
NrP. 130934831
Terdaftar di perpustakaan
Falultas Psikologi Universitas Padj adj aran
I
TELAH DICATAT/DIDOKUMENTASIKA}I PADA
PERPUSTAKAAI.{ FAKULTAS PSIKOLOGI
I.JNIVERSITAS PADJADJARAN
Kepala Perpustakaan
*
,.fl+
Dr. Ra-tna Jatnilo, MT
N I P.l 9632021 98803 2003
Telatr diperiksa oleh :
Guru Besar/Dosen Senior
44*Prof.
Dr.IIj (usdwiratri
Setyono
NrP. 130188424
Mengetahui:
Detan f ahrltas Psikolo.gi
., ,Prof; Dr.IIj,
Roosjati Siregar, M.Pd
118. 197903.2 001
Tahapan Perkembangan Keluarga
Dr.Hendriati Agustiani
Keluarga dalam perspektif psikologi perkembangan menekankan pemahaman
tumbuh kembang keluarga, adanya tahapan perkembangan sebuah keluarga, dan
tugas-tugas/keberhasilan yang harus dicapai oleh sebuah keluarga. Uraian ini akan
dimulai dengan pembahasan mengenai definisi dari keluarga, serta B tahapan yang
secara umum dijalani keluarga. Untuk lebih memfokuskan pembahasan maka titik
berat akan lebih diberikan pada tugas kritis yang perlu dipenuhi pada 3 tahapan awal
dalam perkembangan keluarga, yaitu pasangan yang menikah, pasangan dengan'anak
usia o-z tahun, hingga keluarga dengan anak pertama berusia preschool. Pembahasan
akan ditutup dengan'tips'yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang
dijumpai dalam 3 tahapan awal dalam kehidupan berkeluarga.
I. Definisi Keluarga
Menjadi bagian dari satu keluarga tentunya dialami oleh semua orang di dunia ini.
Suatu hal yang pasti atau dapat dikatakan secara otomatis dialami semua orang.
Namun kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan keluarga bukanlah
sesuatu yang secara otomatis dapat dimiliki. Perlu kerjasama dan kebersamaan
yang kuat untuk mencapainya.
'Keluarga'itu sendiri dapat dirumuskan sebagai :
Satu kelompok individu yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan, pertalian
darah, ataupun melalui adopsi; yang membangun satu kesatuan rumah tangga;
yang saling berinteraksi dan berkomukasi sesuai dengan peran sosialnya
sebagai suami-istri, ibu dan bapak, anak, kakak dan adik; serta menciptakan
dan mempertahankan suatu budaya bersama (Burgess & Locke, 1953).
Berdasarkan pengertian di atas diperoleh suatu gambaran bahwa:
Iil
keluarga adalah suatu kelompok individu yang bersatu dalam satu bentuk
rumah tangga
'rl
l'!
keluarga terdiri dari beberapa anggota yang memiliki peran tertentu
interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam keluarga akan menciptakan dan
atau mempertahankan suatu budaya/kebiasaan yang secara unik hanya dimiliki
keluarga tersebut.
"Keluarga" itu adalah suatu "sistem". Seperti layaknya suatu organisasi, maka relasi
yang terjalin adalah suatu aksi-reaksi yang sifatnya timbal-balik (resiprokal).
Peristiwa/pengalaman yang terjadi pada satu orang dalam keluarga akan
berpengaruh terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam sistem (keluarga)
tersebut. Dengan mempertimbangkan kuatnya pengaruh dalam interaksi keluarga
yang resiprokal tersebut, maka diperlukan perencanaan yang matang, dimulai dari
tujuan yang ingin dicapai sebagai keluarga, persetujuan mengenai pembagian
tugas, dan alokasi dana. Perencanaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah
perencanaan terhadap jumlah anak, cara pengasuhan, pola pendidikan, dan
penanaman nilai yang ingin diterapkan.
II.
Tahapan Perkembangan Keluarga
Tahapan dalam kehidupan keluarga seyogianya dapat diprediksi. Secara universal,
pasangan menikah baru dikatakan menjadi keluarga setelah lahirnya anak pertama
dalam keluarga. Keluarga akan bertambah dewasa sejalan dengan pertumbuhan anak
dan tingkat penyesuaian peran yang terjadi. Dimulai dari menyesuaikan peran ketika
anak masih bayi, masa anak, remaja, anak menjadi manusia dewasa hingga akhirnya
meninggalkan rumah dan membentuk keluarga sendiri. Tahapan perkembangan
keluarga yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
:
Duvall's Eight Stage Family Life Cycle
Tahap:
I
II
III
Pasangan menikah (belum memiliki anak)
Keluarga yang sedang membesarkan anak (anak tertua berusia 3o
bulan)
Keluarga dengan anak usia preschool (anak tertua berusia z tahun 6
bulan s/d 6 tahun
ry
Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6-13 tahun)
V
Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia 13-20 tahun)
VI
VII
Keluarga yang 'melepaskan' anak berusia dewasa muda (anak
pertama mulai meninggalkan rumah)
Orang tua berusia pertengahan (mulai pensiun dan memasuki masa
empty nest)
\rIII
Orang tua yang mulai menua (pensiun hingga salah satu atau kedua
orang tua meninggal dunia)
Tabel r.r Tahapan Perkembangan Keluarga
Jika dilihat dari tahapan yang ada, sepertinya keluarga hanya memiliki satu
orang anak. Bagaimana jika keluarga memiliki lebih dari satu orang anak? Apakah
akan terdapat ouerlap dalam tahapan yang dialami keluarga? Pada keluarga.yang
memiliki lebih dari satu anak, maka terasa adanya "pengulangan", dan dilihat sebagai
subsequent dari tahapan yang dijalani. Titik utama memang lebih dilihat dari kelahiran
anak pertama, karena suafu keluarga akan 'dipaksa' untuk menyesuaikan ciengan
kemunculan sesuatu yang 'baru' dan belum dikenali, yaitu kelahiran anak pertama.
Sementara itu, kelahiran anak ke-dua dan seterusnya terjadi ketika keluarga telah lebih
berpengalaman'
dan telah familiar dengan tahapan yang dijalani pada
saat
perkembangan anak pertama.
Tidak semua orang "fit" (sesuai) dengan delapan tahapan yang telah disebutkan
di atas. Misalnya, untuk individu yang tidak menikah, maka sebagai anak orientasinya
akan tetap mengarah pada keluarga orang tua (demikian pula orang tua terhadap anak
gadis atau bujangnya, akan memperlakukan mereka dengan cara yang sama),
walaupun mungkin sang anak telah meninggalkan rumah. Sementara, pasangan yang
tidak memiliki anak maka akan lebih sesuai dilihat sebagai Married Couples daripada
keluarga, seperti halnya dalam tahapan pertama sebelum pasangan memiliki anak, dan
juga tahapan ke-tujuh dimana anak mulai meninggalkan rumah.
Durasi yang dijalani dalam tiap tahap dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
l 0-t 5
Gambar
l.l
thn
Durasi Waktu Tiap Tahapan perkembangan Keluarga
Berdasarkan durasi yang digambarkan di atas, maka 3 tahapan awal perkembangan
keluarga (pasangan yang menikah, memiliki anak 3o bulan, dan anak tertua usia
preschool) akan berlangsung selama + 8 tahun dalam kehidupan berkeluarga.
rlr.
Tugas trkitis dalam Tahapan Perkembangan Keluarga dan Kiat
Menghadapi Permasalahan pada fiap Tahapan
Sebelum kita memfokuskan bahasan pada 3 tahapan awal perkembangan keluarga,
kita akan melihat terlebih dahulu permasalahtur umum yang dialami
sepanjang
kehidupan keluarga.
Tahap
Posisi dalam
keluarga
Thgas trkitis
t.
.
.
.
Pasangan
menikah
Istri
Suami
Mempertahankan kepuasan pernikahan
balik
Penyesuaian terhadap kehamilan dan
yang saling timbal
.
menjelang kedudukan sebagai orang tua
.
Menyesuaikan
berbagai pihak
diri dengan sanak famili dari
z. Membesarkan
' Memiliki,
Istri-ibu
anak
perkembangan bayi
Suami-ayah
.
Bayr
menyesuaikan, dan mendorong
Menjaga kenyamanan suasana rumah bagi
orang tua dan bayi
3. Anak usia
preschool
. Menyesuaikan dengan kebutuhan anak
' Istri-ibu
. Suami-ayah
preschool akan pentingnya stimulasi,
. Anak- sebagai
dengan cara yang kondusif
. Mengatasi terkurasnya energi dan waktu
kakak
. Anak- sebagai
privasi sebagai orang tua
adik
4. Anak usia
sekolah
.
.
.
.
.
Istri-ibu
.
Anak-adik
Menyeimbangkan antara kebebasan dan
tanggungiawab sejalan dengan bertambah
Suami-ayah
Anak-kakak
Anak-adik
Mendorong tercapainya prestasi akademik
anak
.
Istri-ibu
5. Remaja
diri dengan kornunitas
sekolah secara konstruktif
Suami-ayah
Anak-kakak
Menyesuaikan
matangnya arrak usia remaja
.
orangtua mulai berupaya kembali untuk
memajukan
diri
mereka sendiri, misalnya
dengan mulai beralih pada kegiatan
di luar
pengasuhan, dan memajukan karir
Launching
center
.
.
Istri-ibu-nenek
.
kerja, pernikahan, dll dengan pendampingan
Suami-ayah-
dan pengesahan yang sesuai
kakek
.
'
Melepaskan anak menuju kuliah, dunia
Anak-kakak-
.
Mempeftahankan fungsi 'rumah' sebagai
pakde/bude
pusat pendukung bagi anak (o supportiue
Anak-adik-
home base).
paman/bibi
7. Orang tua di
usia
I
Istri-ibu-nenek
I
Membangun kembali hubungan pernikahan
a
Suami-ayah-
a
Menjaga hubungan dengan sanak famili
pertengahan
8. Masa tua
yang lebih tua juga yang lebih muda
kakek
.
.
.
(Janda/duda)
Istri-ibu-nenek
Suami-ayah-
kakek
Tabel
r.z
.
.
.
Penyesuaian terhadap masa pensiun
Mengatasi rasa kehilangan dan kesendirian
Menyesuaikan kondisi rumah dengan masa
tua
Tugas lGitis pada Tiap Tahap Masa Perkembangan
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa permasalahan kritis yang ada dalam
kehidupan keluarga meliputi tiga hal, yaitu: perryesuaian individu terhadap perubahan
peran suami/istri, penyesuaian terhadap tuntutan akan kesejahteraan anak, dan juga
penyesuaian terhadap lingkungan sekitarnya.
Berikut ini kita akan mulai melihat secara spesifik permasalahan yang secara umum
dialami pada 3 tahapan awal perkembangan keluarga.
Tahap I: Pasangan Menikah
Tugas Utama Keluarga
Dengan pernikahan, masing-masing pasangan akan mulai "keluar" dari keluarga ayah
ibunya dan mulai membangun pondasi keluarga yang baru. Tugas yang dijalani adalah
a)
mencapai keseimbangan antara hubungan dengan pasangan, teman-teman,
keluarga asal, dan pernenuhan kebutuhan secara pribadi
b)
penerimaan diri akan adanya kehilangan'kebebasan' sebagai individu
Tugas sebagai Pasangan
1) membangun hubungan kedekatan yang sesuai dengan kebutuhan
emosi
masing-masing tanpa menekan/mengabaikan kebutuhan yang lain
z)
3)
menyelesaikan permasalahan pokok mengenai'dominansi dan kekuasaan'
menerima. Memahami, dan mentolerir perbedaan respon emosi dari pasangan
Permasalahan yang Umum Terjadi
1.
Loyalty Conflict
-
cuting off/rejection scenes
Intra-family conflict='He's not goodenoughfor you'
I'm going home to mother'.
z.
Orang dewasa yang tidak suka dengan perannya
Misal: pasangan yang tetap berperilaku seperti sebelum menikah
3.
Formation Problem:
-
'Kedekatan dan jarak': perasaan sepi, frustrasi, cemburu ataupun
diabaikan
"
Konflik kekuasaan: konflik terbuka (omelan verbal), dan konflik tertutup
(suasanayang penuh ketegangan)
-
Komunikasi afektif: misal tidak terpenuhinya kebutuhan
afeksi.
Munculnya rasa egois, dan penuh tuntutan
cara yang perlu dilakukan untuk menghindari/mengatasi masalah pada
tahap
'
I
:
Bicarakan keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan
sosial pada
saat ini, sehingga mereka dapat memahami dan dapat memberi
dukungan (hal
ini
'
'
untuk menghindari semakin parahnya perasaan terisolasi)
Bicarakan dan upayakan penyesuaian diri terhadap berbagai perbedaan
yang
terjadi di antara kedua keluarga asal.
Pastikan anda memiliki wilayah 'private' untuk melakukan komunikasi -se.u.a
bebas dengan pasangan
'
Lakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang dapat diterima
kedua belah
pihak
Tahap
II: Keluarga yang sedang membesarkan anak
(Anak tertua berusia 3o bulan)
Tugas Utama Keluarga
a) Penyesuaian terhadap kehadiran anggota baru dalam keluarga
b) Mencapai keseimbangan antara kebutuhan pribadi, pasangan
dan kebutuhan
anak
Tugas sebagai Orang Tua
t)
Mempertahankan kedekatan
memenuhi kebutuhan bayi
z)
Menyesuaikan diri terhadap peran dan tanggung jawab baru
sebagai orang tua,
yang juga berdampak terhadap perubahan terhadap identitas,
kebebasan diri,
dan intimasi sebagai pasangan, sekaligus
karir, dll
3)
Mencintai dan menyayangi bayi, menerima ketergantungan biologis,
dan juga
respon emosional bayi
Permasalahan yang umum terjadi
r.
Loyalty Conflict
-
Keluhan bahwa pasangan kurang atau terlalu terlibat dengan anak, dan
mengabaikan pasangan
-
Keluhan akan menurunnnya kepuasan dalam perkawinan (misal dalam
aktivitas sosial, aktivitas seksual, komunikasi atau intimasi)
2.
Penyesuaian terhadap tanggung jawab
-
Salah satu atau kedua orang tua merasa kesulitan/depresi terhadap
aktivitas sebagai orang tua
3.
Pihak kakak/nenek yang mengambil alih pengasuhan
Pengabaian terhadap kebutuhan bayi, misal: suami yang
lari dari tugas
pengasuhan dengan keluar rumah setiap malam
II:
Lakukan penyesuaian terhadap tuntutan fisik, kelelahan, dan tuntutan untuk
mempelajari keterampilan pengasuhan anak, dengan sekaligus tetap menjaga
Cara yang perlu dilakukan untuk menghindari/mengatasi masalah pada tahap
.
kebutuhan privasi bersama pasangan
.
Penyesuaian terhadap tugas dan tanggungjawab baru, berbagai kekhawatiran, dan
menerima pembagian unit tugas dengan pasangan
.
Mencari penyesuaian dari perbedaan dalam gaya pengasuhan anak
Tahap
III: Keluarga dengan anakusiapreschool
(Anak Tertua Berusia z tahun 6 bulan s/d 6 tahun)
Tugas utama keluarga
a)
mencapai keseimbangan dari kemandirian anak dengan sense of loyalty and
belonging
b) Menjaga level pengawasan yang tidak berlebihan
c) Memberi kesempatan pada anak untuk
mengalami/menghayati dan
mengekspresikan berbagai emosi, sehingga anak dapat mengenali kebutuhan
dirinya dan kebutuhan orang lain
d) Mendorong anak untuk
mengembangkan berbagai perilaku mandiri dan
aktivitas sosial di luar rumah
Tugas sebagai orang tua
t)
Menghadapi
o
sense
of separation dari anak
-
Hilangnya keintiman anak
dengan orang tua, dan ketakutan anak akan keberadaan
diri bila jauh dari
orang tua
z)
Kedua orang tua secara jelas menentukan aturan-aturan atas dasar usia, dan
secara bersama-sama berupaya untuk:
a.
b.
Meregulasi perilaku anak
Menanamkan pada anak akan adanya nilai dan prestasi
3) Mendorong anak untuk mengenali kebutuhan orang lain, dengan
tetap
mengembangkan self-esteem, sehingga anak tidak banyak mengorbankan
dirinya guna kepentingan orang lain
Permasalahan yang umum terjadi
1. Separation
Problems. Anak merupakan pihak yang umumnya sering
menunjukkan permasalahan dengan perpisahan, namun orang tua pun dapat
tampil cemas, kesepian, atau depresi. Permasalahan dengan perpisahan ini
dapat mendorong terjadinya penolakan sekolah pada anak, bahkan pada anak
dapat muncul simptom regresi atau psikosomatik
2.
'Pou)er' Problems. Anak kecil dapat tampil keras kepala, pemberontak, tampil
sebagai 'monster kecil' atau kadang terlalu berkuasa dalam beberapa
kesempatan Sering muncul ketika orang tua tidak secara terbuka
menunjukkan ketidak setujuannya
B.
Conduct Problems. Rendahnya pengharapan terhadap anak, dan controlling
yang tidak konsisten dapat mendorong munculnya perilaku yang tidak
mempedulikan kepentingan orang lain.
Cara yang Perlu Dilakukan untuk Menghindari/Mengatasi Masalah pada Tahap
Pada tahapan
III:
ini biasanya fokus perhatian lebih terarah pada stimulasi perkembangan
anak:
.
.
.
Sadari dan dukung pengembangan keterampilan baru pada anak
Dorong kegiatan bermain di dalam ataupun di luar rumah sesuai tahapan usia anak
Ajarkan penerimaan terhadap jenis kelamin anak (perbedaan gender)
Meskipun demikian upaya untuk tetap mempertahankan intimasi dengan pasangan
tetap dipertahankan
fV. Beberapa Tips/Kiat Mengatasi Permasalahan
S
epanj ang Kehidupan
Berkeluarga
Seperti telah diuraikan sebelumnya, kehidupan berkeluarga tidak akan terlepas dari
berbagai permasalahan. Berikut
ini
akan diuraikan beberapa tips/kiat yang dapat
digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi.
En Manfaatbulan madu
Mahal ataupun murah, dekat atau jauh, bulan madu yang biasanya dilakukan
pada pasangan yang banr menikah sebenarnya tidaklah hanya sebagai bagian
dari perayaan akan resminya suatu bentuk hubungan. Lebih dalam lagi, bulan
madu juga memiliki fungsi yang dapat bermanfaat tiCak hanya pada awal
pernikahan namun juga untuk menghadapi masa sulit dalam menjalani
pernikahan.
.
Bulan madu bermanfaat untuk meleburkan dua individu ke dalam satu
unit pernikahan. Terkait dengan aktivitas
seksual, mereka akan
membiasakan diri terhadap reaksi 'tubuh' masing-masing, dan juga
tubuh pasangannya dalam suasana yang menyenangkan.
.
Bulan madu juga menyediakan waktu privasi untuk saling mengenal,
saling mendalami satu sama lain, dan menikmati indahnya keterikatan
pernikahan.
.
Bulan madu memberikan kesempatan untuk memulai suatu ritme dan
tempo kehidupan dalam suasana yang indah dan menyenangkan
.
Keindahan pada saat bulan madu juga dapat dijadikan sebagai salah
satu senjata untuk membangkitkan 'gairah dan kebersamaan' ketika
menghadapi situasi yang sulit dalam pernikahan.
EI Pola Pemecahan Masalah
Pola pikir selama menjalani permasalahan dapat membantu untuk mencapai
pemecahan masalah yang konstruktif. Adapun langkah-langkah yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah:
t0
Langl€Ir:
Hadapl masalah
Pertanyaan Kunci
Ttrjuan
. Apakah masalahnya?
. Apa yang menyebabkan
.
masalah ke dalam kata-kata
saya/kami
memandang hal itu sebagai masalah?
Untukmemformulasikan
.
Untuk'mengenali' rasa takut
yang mungkin mengikuti
masalah
.
Untuk mendapakan
Perhat kan
Apa yang telah terjadi sebelumnya?
penyebab dari
Apa yang menjadikan kondisi ini
gambaran menyeluruh
munculnya
sebagai masalah?
terhadap masalah
Untuk dapat menjelaskan
'
masalah
'
apa yang sebenarnya
manjadi pemicu masalah
3.
Rumuskan
.
Apa yang ingin saya capai
sebagai
.
yang ingin dicapai oleh
pribadi?
tujuan
.
.
Untuk memperjelas tujuam
pribadi
Untuk orang lain?
Perubahan situasi seperti apa yarg
.
Meyakinkan bahwa
keputusan yang diambil
saya/kami inginkan?
akan membawa keuntungan
tidak hanya untuk pribadi
namun juga untuk orang
lain
.
Untuk merumuskan secara
jelas perubahan apa yang
ingin dicapai
4
pat ka
. Buka wawasan
pengetahuan yang
pengetahuan
terkait dengan masalah (misal: tentang
dan
biologis/fisi\ hubungan sosial) melalui
buku/majalah/sumber lain yang
pemahaman
yang lebih baik
.
masalah
.
Untuk mendapatkan
'insight'
relevan
.
Untuk meningkatkan
pemahaman terhadap
Dapat juga dengan melihat pengalaman
hidup orang lain yang
memiliki
masalah yang serupa
5.
CODalan menJadl
.
pihak/orang
lain yang terkait
.
Apa yang mereka pikirkan mengenai
.
Untuk memahami sudut
masalah ini?
pandang dan
Apa yang mereka rasakan?
kecenderungan emosi dari
orang lain
dengan masalah
.
Menjadikan kondisi orang
lain sebagai kerangka dalam
t1
menentukan tingkah laku
berikutnya
KumusKan
yang
apa
akan
'
.
dilakukan
.
Apa yang akan saya lakukan?
Unuk mendapatkan daftar
Apakah tindakan itu dapat membawa
berbagai indakan yang
saya ke arah tujuan yang ingin dicapai?
mungkin dilakukan
Apakah tindakan tersebut
Dan yakinkan bahwa
sesuai
indakan dapat mengarah
dengan kondisi orang lain?
pada tereapainya tujuan
tanpa melukai pihak lain
7.
Buat
rencana
tindakan
.
.
Bagaimana indakan akan dilakukan?
.
Pembagian tugas yan8 seperti apa yang
berbagai rencana beserta
antisipasinya
dapat dilakukan?
.
Untuk mengembangkan
Siapa saja yang akan terlibat? Siapa
.
Untuk menentukan daftar
pilihan orang ayang dapa
saja yang dapat membantu?
memberikan bantuan
8. Cek kesesuaian
Apakah rencana tetap mengarah pada
'
Untuk lebih meyakinkan
bahwa rencana tujuan tidak
rencana dengan
tujuan?
tujuan
Apakah semua tujuan telah tercakup
menyimpang dari tujuan
dalam rencana ini?
dan dapat menampung
semua tujuan /harapan
9.
Buat
rencana
tindaklanjut
Apa yang harus saya/kami perhatikan
untuk memastikan bahwa
.
Untuk menjaga
kewaspadaan dan
rencana
pengawasan pada
berjalan dengan tepat?
pelaksanaan rencana
.
Untuk memupuk keberanian
'melepaskan' rencana jika
ternyata gagal dalam
mencapai tujuan.
Keberhasilan merumuskan dan membangun gambaran masalah secara jelas
menjadi hal pening yang dapat mempermudah langkah pemecahan yang akan
dilakukan. Selain itu perhatikan pula adanya fokus pada tujuan yang spesifik, dan jelas
sehingga dapat secara objekif dilihat tingkat pencapaiannya. Upaya evaluasi iuga
menjadi lebih mudah dilakukan, sehingga jika rencana yang telah dibuat ternyata gagal
mencapai tujuan dapat ditemukan dimana letak kegagalan dan dapat dengan cepat
t2
dilakukan perbaikan (menghindari rasa putus asa, dan keterpakuan pada satu cara
yang belum tentu efektif).
REFERENCES:
Duvall, Evelyn Ruth Millis.LyTT.Marriage and Family Deuelopment.
Sth
edition. JB
Lippincott Company. Philadelphia
Wilkinson, Ian. 1998. Child and FamilyAssessment: Clinical
Guidelinesfor'
Pr actiioners. 2nd edition. Routledge. Nelv York
l3
Bandung, Oktober zooT
Salam sejahtera untuk kita semua,
Ibu Dr.Hendriati Agustiani,yang
telah menyatakan bersedia berpartisipasi dalam seminar perkawinan Lets Talk about Mqrried
yang akan dilaksanakan pada r7 November 2oo7. Sehubungan dengan acara tersebut, maka
melalui surat ini Kami mengajukan undangan resmi kepada Ibu untuk menjadi pEmbicara.
Selain daripada itu, kami hendak memberitahukan beberapa hal penting berkaitan dengan
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada
kegiatan tersebut:
(r) Nama Kegiatan
: Seminar Perkawinan Lets Talk about Marriage
Hari/Tanggal
: r7 November 2oo7
Tempat
: Malabar room Hotel Papandayan tsandung
(z) Pembicara diminta mengirimkan makalahnya dalam format ms word melalui email
ke alamat Langgersarielsari(Dyahoo.com sebelum tanggal 5 Novembe
t 2oo7
(S) Untuk kepentingan presentasi, maka pembicara diharapkan juga mempersiapkan
materi presentasi dalam format power point
(4) Susunan kegiatan kami lampirkan
Demikianlah pemberitahuan
ini kami sampaikan. Atas bantuan dan
kerjasamanya
mendukung kegiatan seminar ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Mengetahui,
Hormat kami,
Ketua Panitia Dies Natalis ke-46 Fapsi Unpad
Ketua Panitia Seminar
Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si
nti P, S. Psi
Susunan kegiatan Lets TaIk about
Marriage
oB.oo-oB.Bo
Registrasi dan pembagian seminar kit
oB.3o-o8.45
Sambutan Dekan Fakultas Psikologi Unpad
o8.45-o9.oo
Pemutaran film pendek kehidupan keluarga dalam to tahun pertama
o9.oo-10.oo
Materi I: Kehid.upan pernikahan masa kini
Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen
10.OO-10.15
Coffee Break
1O.15-11.15
Materi
ll:
Family Life Cycle, the crisis, tips and trick
Dr;:Ilendriati Agq$tiani
11.15-12.15
sesi tanya jawab dan diskusi
12.15-13.15
istirahat shalat dan makan siang
13.15-13.3o
Pemutaran film pendek pernikahan di Indonesia dan KDRT
13.3o-14.3o
Materi
III:
Mengenal keluarga sebagai sebuah sistem, kemitraan dalam
kehidupan keluarga, dan pernikahan di Indonesia
14.30- 15.45
Dra. Sri Rahayu Astuti M.Si
Materi fV: Kekerasan dalam Rumah Tangga: fenomena yang perlu kita
waspadai
dr. Hedy B.
Sampurrro, MPH dan
mewakili JaRl
Dr. Rismijati E. Koesma
(LSM di Bandung yangkhusus menangani kasus KDRT)
15.45-16.oo
Coffee break
r6.oo-r6.45
Sesi tanya jawab dan diskusi
t6.45-r7.oo
Penutupan
TAIIAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Dr. IIj. Hendriati Agustiani, M.Si.
Dipresentasikan Pada Seminar Perkawinan Lets Talk About
Marriage l)alam Rangka Dies Natalis ke-46 Tahun 2007
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Bandung, 17 November 2007
Ketua Bagtan Psikologi Perkembangan
Drs. Peter R. NelwanMA
NrP. 130934831
Terdaftar di perpustakaan
Falultas Psikologi Universitas Padj adj aran
I
TELAH DICATAT/DIDOKUMENTASIKA}I PADA
PERPUSTAKAAI.{ FAKULTAS PSIKOLOGI
I.JNIVERSITAS PADJADJARAN
Kepala Perpustakaan
*
,.fl+
Dr. Ra-tna Jatnilo, MT
N I P.l 9632021 98803 2003
Telatr diperiksa oleh :
Guru Besar/Dosen Senior
44*Prof.
Dr.IIj (usdwiratri
Setyono
NrP. 130188424
Mengetahui:
Detan f ahrltas Psikolo.gi
., ,Prof; Dr.IIj,
Roosjati Siregar, M.Pd
118. 197903.2 001
Tahapan Perkembangan Keluarga
Dr.Hendriati Agustiani
Keluarga dalam perspektif psikologi perkembangan menekankan pemahaman
tumbuh kembang keluarga, adanya tahapan perkembangan sebuah keluarga, dan
tugas-tugas/keberhasilan yang harus dicapai oleh sebuah keluarga. Uraian ini akan
dimulai dengan pembahasan mengenai definisi dari keluarga, serta B tahapan yang
secara umum dijalani keluarga. Untuk lebih memfokuskan pembahasan maka titik
berat akan lebih diberikan pada tugas kritis yang perlu dipenuhi pada 3 tahapan awal
dalam perkembangan keluarga, yaitu pasangan yang menikah, pasangan dengan'anak
usia o-z tahun, hingga keluarga dengan anak pertama berusia preschool. Pembahasan
akan ditutup dengan'tips'yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang
dijumpai dalam 3 tahapan awal dalam kehidupan berkeluarga.
I. Definisi Keluarga
Menjadi bagian dari satu keluarga tentunya dialami oleh semua orang di dunia ini.
Suatu hal yang pasti atau dapat dikatakan secara otomatis dialami semua orang.
Namun kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan keluarga bukanlah
sesuatu yang secara otomatis dapat dimiliki. Perlu kerjasama dan kebersamaan
yang kuat untuk mencapainya.
'Keluarga'itu sendiri dapat dirumuskan sebagai :
Satu kelompok individu yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan, pertalian
darah, ataupun melalui adopsi; yang membangun satu kesatuan rumah tangga;
yang saling berinteraksi dan berkomukasi sesuai dengan peran sosialnya
sebagai suami-istri, ibu dan bapak, anak, kakak dan adik; serta menciptakan
dan mempertahankan suatu budaya bersama (Burgess & Locke, 1953).
Berdasarkan pengertian di atas diperoleh suatu gambaran bahwa:
Iil
keluarga adalah suatu kelompok individu yang bersatu dalam satu bentuk
rumah tangga
'rl
l'!
keluarga terdiri dari beberapa anggota yang memiliki peran tertentu
interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam keluarga akan menciptakan dan
atau mempertahankan suatu budaya/kebiasaan yang secara unik hanya dimiliki
keluarga tersebut.
"Keluarga" itu adalah suatu "sistem". Seperti layaknya suatu organisasi, maka relasi
yang terjalin adalah suatu aksi-reaksi yang sifatnya timbal-balik (resiprokal).
Peristiwa/pengalaman yang terjadi pada satu orang dalam keluarga akan
berpengaruh terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam sistem (keluarga)
tersebut. Dengan mempertimbangkan kuatnya pengaruh dalam interaksi keluarga
yang resiprokal tersebut, maka diperlukan perencanaan yang matang, dimulai dari
tujuan yang ingin dicapai sebagai keluarga, persetujuan mengenai pembagian
tugas, dan alokasi dana. Perencanaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah
perencanaan terhadap jumlah anak, cara pengasuhan, pola pendidikan, dan
penanaman nilai yang ingin diterapkan.
II.
Tahapan Perkembangan Keluarga
Tahapan dalam kehidupan keluarga seyogianya dapat diprediksi. Secara universal,
pasangan menikah baru dikatakan menjadi keluarga setelah lahirnya anak pertama
dalam keluarga. Keluarga akan bertambah dewasa sejalan dengan pertumbuhan anak
dan tingkat penyesuaian peran yang terjadi. Dimulai dari menyesuaikan peran ketika
anak masih bayi, masa anak, remaja, anak menjadi manusia dewasa hingga akhirnya
meninggalkan rumah dan membentuk keluarga sendiri. Tahapan perkembangan
keluarga yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
:
Duvall's Eight Stage Family Life Cycle
Tahap:
I
II
III
Pasangan menikah (belum memiliki anak)
Keluarga yang sedang membesarkan anak (anak tertua berusia 3o
bulan)
Keluarga dengan anak usia preschool (anak tertua berusia z tahun 6
bulan s/d 6 tahun
ry
Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6-13 tahun)
V
Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia 13-20 tahun)
VI
VII
Keluarga yang 'melepaskan' anak berusia dewasa muda (anak
pertama mulai meninggalkan rumah)
Orang tua berusia pertengahan (mulai pensiun dan memasuki masa
empty nest)
\rIII
Orang tua yang mulai menua (pensiun hingga salah satu atau kedua
orang tua meninggal dunia)
Tabel r.r Tahapan Perkembangan Keluarga
Jika dilihat dari tahapan yang ada, sepertinya keluarga hanya memiliki satu
orang anak. Bagaimana jika keluarga memiliki lebih dari satu orang anak? Apakah
akan terdapat ouerlap dalam tahapan yang dialami keluarga? Pada keluarga.yang
memiliki lebih dari satu anak, maka terasa adanya "pengulangan", dan dilihat sebagai
subsequent dari tahapan yang dijalani. Titik utama memang lebih dilihat dari kelahiran
anak pertama, karena suafu keluarga akan 'dipaksa' untuk menyesuaikan ciengan
kemunculan sesuatu yang 'baru' dan belum dikenali, yaitu kelahiran anak pertama.
Sementara itu, kelahiran anak ke-dua dan seterusnya terjadi ketika keluarga telah lebih
berpengalaman'
dan telah familiar dengan tahapan yang dijalani pada
saat
perkembangan anak pertama.
Tidak semua orang "fit" (sesuai) dengan delapan tahapan yang telah disebutkan
di atas. Misalnya, untuk individu yang tidak menikah, maka sebagai anak orientasinya
akan tetap mengarah pada keluarga orang tua (demikian pula orang tua terhadap anak
gadis atau bujangnya, akan memperlakukan mereka dengan cara yang sama),
walaupun mungkin sang anak telah meninggalkan rumah. Sementara, pasangan yang
tidak memiliki anak maka akan lebih sesuai dilihat sebagai Married Couples daripada
keluarga, seperti halnya dalam tahapan pertama sebelum pasangan memiliki anak, dan
juga tahapan ke-tujuh dimana anak mulai meninggalkan rumah.
Durasi yang dijalani dalam tiap tahap dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
l 0-t 5
Gambar
l.l
thn
Durasi Waktu Tiap Tahapan perkembangan Keluarga
Berdasarkan durasi yang digambarkan di atas, maka 3 tahapan awal perkembangan
keluarga (pasangan yang menikah, memiliki anak 3o bulan, dan anak tertua usia
preschool) akan berlangsung selama + 8 tahun dalam kehidupan berkeluarga.
rlr.
Tugas trkitis dalam Tahapan Perkembangan Keluarga dan Kiat
Menghadapi Permasalahan pada fiap Tahapan
Sebelum kita memfokuskan bahasan pada 3 tahapan awal perkembangan keluarga,
kita akan melihat terlebih dahulu permasalahtur umum yang dialami
sepanjang
kehidupan keluarga.
Tahap
Posisi dalam
keluarga
Thgas trkitis
t.
.
.
.
Pasangan
menikah
Istri
Suami
Mempertahankan kepuasan pernikahan
balik
Penyesuaian terhadap kehamilan dan
yang saling timbal
.
menjelang kedudukan sebagai orang tua
.
Menyesuaikan
berbagai pihak
diri dengan sanak famili dari
z. Membesarkan
' Memiliki,
Istri-ibu
anak
perkembangan bayi
Suami-ayah
.
Bayr
menyesuaikan, dan mendorong
Menjaga kenyamanan suasana rumah bagi
orang tua dan bayi
3. Anak usia
preschool
. Menyesuaikan dengan kebutuhan anak
' Istri-ibu
. Suami-ayah
preschool akan pentingnya stimulasi,
. Anak- sebagai
dengan cara yang kondusif
. Mengatasi terkurasnya energi dan waktu
kakak
. Anak- sebagai
privasi sebagai orang tua
adik
4. Anak usia
sekolah
.
.
.
.
.
Istri-ibu
.
Anak-adik
Menyeimbangkan antara kebebasan dan
tanggungiawab sejalan dengan bertambah
Suami-ayah
Anak-kakak
Anak-adik
Mendorong tercapainya prestasi akademik
anak
.
Istri-ibu
5. Remaja
diri dengan kornunitas
sekolah secara konstruktif
Suami-ayah
Anak-kakak
Menyesuaikan
matangnya arrak usia remaja
.
orangtua mulai berupaya kembali untuk
memajukan
diri
mereka sendiri, misalnya
dengan mulai beralih pada kegiatan
di luar
pengasuhan, dan memajukan karir
Launching
center
.
.
Istri-ibu-nenek
.
kerja, pernikahan, dll dengan pendampingan
Suami-ayah-
dan pengesahan yang sesuai
kakek
.
'
Melepaskan anak menuju kuliah, dunia
Anak-kakak-
.
Mempeftahankan fungsi 'rumah' sebagai
pakde/bude
pusat pendukung bagi anak (o supportiue
Anak-adik-
home base).
paman/bibi
7. Orang tua di
usia
I
Istri-ibu-nenek
I
Membangun kembali hubungan pernikahan
a
Suami-ayah-
a
Menjaga hubungan dengan sanak famili
pertengahan
8. Masa tua
yang lebih tua juga yang lebih muda
kakek
.
.
.
(Janda/duda)
Istri-ibu-nenek
Suami-ayah-
kakek
Tabel
r.z
.
.
.
Penyesuaian terhadap masa pensiun
Mengatasi rasa kehilangan dan kesendirian
Menyesuaikan kondisi rumah dengan masa
tua
Tugas lGitis pada Tiap Tahap Masa Perkembangan
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa permasalahan kritis yang ada dalam
kehidupan keluarga meliputi tiga hal, yaitu: perryesuaian individu terhadap perubahan
peran suami/istri, penyesuaian terhadap tuntutan akan kesejahteraan anak, dan juga
penyesuaian terhadap lingkungan sekitarnya.
Berikut ini kita akan mulai melihat secara spesifik permasalahan yang secara umum
dialami pada 3 tahapan awal perkembangan keluarga.
Tahap I: Pasangan Menikah
Tugas Utama Keluarga
Dengan pernikahan, masing-masing pasangan akan mulai "keluar" dari keluarga ayah
ibunya dan mulai membangun pondasi keluarga yang baru. Tugas yang dijalani adalah
a)
mencapai keseimbangan antara hubungan dengan pasangan, teman-teman,
keluarga asal, dan pernenuhan kebutuhan secara pribadi
b)
penerimaan diri akan adanya kehilangan'kebebasan' sebagai individu
Tugas sebagai Pasangan
1) membangun hubungan kedekatan yang sesuai dengan kebutuhan
emosi
masing-masing tanpa menekan/mengabaikan kebutuhan yang lain
z)
3)
menyelesaikan permasalahan pokok mengenai'dominansi dan kekuasaan'
menerima. Memahami, dan mentolerir perbedaan respon emosi dari pasangan
Permasalahan yang Umum Terjadi
1.
Loyalty Conflict
-
cuting off/rejection scenes
Intra-family conflict='He's not goodenoughfor you'
I'm going home to mother'.
z.
Orang dewasa yang tidak suka dengan perannya
Misal: pasangan yang tetap berperilaku seperti sebelum menikah
3.
Formation Problem:
-
'Kedekatan dan jarak': perasaan sepi, frustrasi, cemburu ataupun
diabaikan
"
Konflik kekuasaan: konflik terbuka (omelan verbal), dan konflik tertutup
(suasanayang penuh ketegangan)
-
Komunikasi afektif: misal tidak terpenuhinya kebutuhan
afeksi.
Munculnya rasa egois, dan penuh tuntutan
cara yang perlu dilakukan untuk menghindari/mengatasi masalah pada
tahap
'
I
:
Bicarakan keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan
sosial pada
saat ini, sehingga mereka dapat memahami dan dapat memberi
dukungan (hal
ini
'
'
untuk menghindari semakin parahnya perasaan terisolasi)
Bicarakan dan upayakan penyesuaian diri terhadap berbagai perbedaan
yang
terjadi di antara kedua keluarga asal.
Pastikan anda memiliki wilayah 'private' untuk melakukan komunikasi -se.u.a
bebas dengan pasangan
'
Lakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang dapat diterima
kedua belah
pihak
Tahap
II: Keluarga yang sedang membesarkan anak
(Anak tertua berusia 3o bulan)
Tugas Utama Keluarga
a) Penyesuaian terhadap kehadiran anggota baru dalam keluarga
b) Mencapai keseimbangan antara kebutuhan pribadi, pasangan
dan kebutuhan
anak
Tugas sebagai Orang Tua
t)
Mempertahankan kedekatan
memenuhi kebutuhan bayi
z)
Menyesuaikan diri terhadap peran dan tanggung jawab baru
sebagai orang tua,
yang juga berdampak terhadap perubahan terhadap identitas,
kebebasan diri,
dan intimasi sebagai pasangan, sekaligus
karir, dll
3)
Mencintai dan menyayangi bayi, menerima ketergantungan biologis,
dan juga
respon emosional bayi
Permasalahan yang umum terjadi
r.
Loyalty Conflict
-
Keluhan bahwa pasangan kurang atau terlalu terlibat dengan anak, dan
mengabaikan pasangan
-
Keluhan akan menurunnnya kepuasan dalam perkawinan (misal dalam
aktivitas sosial, aktivitas seksual, komunikasi atau intimasi)
2.
Penyesuaian terhadap tanggung jawab
-
Salah satu atau kedua orang tua merasa kesulitan/depresi terhadap
aktivitas sebagai orang tua
3.
Pihak kakak/nenek yang mengambil alih pengasuhan
Pengabaian terhadap kebutuhan bayi, misal: suami yang
lari dari tugas
pengasuhan dengan keluar rumah setiap malam
II:
Lakukan penyesuaian terhadap tuntutan fisik, kelelahan, dan tuntutan untuk
mempelajari keterampilan pengasuhan anak, dengan sekaligus tetap menjaga
Cara yang perlu dilakukan untuk menghindari/mengatasi masalah pada tahap
.
kebutuhan privasi bersama pasangan
.
Penyesuaian terhadap tugas dan tanggungjawab baru, berbagai kekhawatiran, dan
menerima pembagian unit tugas dengan pasangan
.
Mencari penyesuaian dari perbedaan dalam gaya pengasuhan anak
Tahap
III: Keluarga dengan anakusiapreschool
(Anak Tertua Berusia z tahun 6 bulan s/d 6 tahun)
Tugas utama keluarga
a)
mencapai keseimbangan dari kemandirian anak dengan sense of loyalty and
belonging
b) Menjaga level pengawasan yang tidak berlebihan
c) Memberi kesempatan pada anak untuk
mengalami/menghayati dan
mengekspresikan berbagai emosi, sehingga anak dapat mengenali kebutuhan
dirinya dan kebutuhan orang lain
d) Mendorong anak untuk
mengembangkan berbagai perilaku mandiri dan
aktivitas sosial di luar rumah
Tugas sebagai orang tua
t)
Menghadapi
o
sense
of separation dari anak
-
Hilangnya keintiman anak
dengan orang tua, dan ketakutan anak akan keberadaan
diri bila jauh dari
orang tua
z)
Kedua orang tua secara jelas menentukan aturan-aturan atas dasar usia, dan
secara bersama-sama berupaya untuk:
a.
b.
Meregulasi perilaku anak
Menanamkan pada anak akan adanya nilai dan prestasi
3) Mendorong anak untuk mengenali kebutuhan orang lain, dengan
tetap
mengembangkan self-esteem, sehingga anak tidak banyak mengorbankan
dirinya guna kepentingan orang lain
Permasalahan yang umum terjadi
1. Separation
Problems. Anak merupakan pihak yang umumnya sering
menunjukkan permasalahan dengan perpisahan, namun orang tua pun dapat
tampil cemas, kesepian, atau depresi. Permasalahan dengan perpisahan ini
dapat mendorong terjadinya penolakan sekolah pada anak, bahkan pada anak
dapat muncul simptom regresi atau psikosomatik
2.
'Pou)er' Problems. Anak kecil dapat tampil keras kepala, pemberontak, tampil
sebagai 'monster kecil' atau kadang terlalu berkuasa dalam beberapa
kesempatan Sering muncul ketika orang tua tidak secara terbuka
menunjukkan ketidak setujuannya
B.
Conduct Problems. Rendahnya pengharapan terhadap anak, dan controlling
yang tidak konsisten dapat mendorong munculnya perilaku yang tidak
mempedulikan kepentingan orang lain.
Cara yang Perlu Dilakukan untuk Menghindari/Mengatasi Masalah pada Tahap
Pada tahapan
III:
ini biasanya fokus perhatian lebih terarah pada stimulasi perkembangan
anak:
.
.
.
Sadari dan dukung pengembangan keterampilan baru pada anak
Dorong kegiatan bermain di dalam ataupun di luar rumah sesuai tahapan usia anak
Ajarkan penerimaan terhadap jenis kelamin anak (perbedaan gender)
Meskipun demikian upaya untuk tetap mempertahankan intimasi dengan pasangan
tetap dipertahankan
fV. Beberapa Tips/Kiat Mengatasi Permasalahan
S
epanj ang Kehidupan
Berkeluarga
Seperti telah diuraikan sebelumnya, kehidupan berkeluarga tidak akan terlepas dari
berbagai permasalahan. Berikut
ini
akan diuraikan beberapa tips/kiat yang dapat
digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi.
En Manfaatbulan madu
Mahal ataupun murah, dekat atau jauh, bulan madu yang biasanya dilakukan
pada pasangan yang banr menikah sebenarnya tidaklah hanya sebagai bagian
dari perayaan akan resminya suatu bentuk hubungan. Lebih dalam lagi, bulan
madu juga memiliki fungsi yang dapat bermanfaat tiCak hanya pada awal
pernikahan namun juga untuk menghadapi masa sulit dalam menjalani
pernikahan.
.
Bulan madu bermanfaat untuk meleburkan dua individu ke dalam satu
unit pernikahan. Terkait dengan aktivitas
seksual, mereka akan
membiasakan diri terhadap reaksi 'tubuh' masing-masing, dan juga
tubuh pasangannya dalam suasana yang menyenangkan.
.
Bulan madu juga menyediakan waktu privasi untuk saling mengenal,
saling mendalami satu sama lain, dan menikmati indahnya keterikatan
pernikahan.
.
Bulan madu memberikan kesempatan untuk memulai suatu ritme dan
tempo kehidupan dalam suasana yang indah dan menyenangkan
.
Keindahan pada saat bulan madu juga dapat dijadikan sebagai salah
satu senjata untuk membangkitkan 'gairah dan kebersamaan' ketika
menghadapi situasi yang sulit dalam pernikahan.
EI Pola Pemecahan Masalah
Pola pikir selama menjalani permasalahan dapat membantu untuk mencapai
pemecahan masalah yang konstruktif. Adapun langkah-langkah yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah:
t0
Langl€Ir:
Hadapl masalah
Pertanyaan Kunci
Ttrjuan
. Apakah masalahnya?
. Apa yang menyebabkan
.
masalah ke dalam kata-kata
saya/kami
memandang hal itu sebagai masalah?
Untukmemformulasikan
.
Untuk'mengenali' rasa takut
yang mungkin mengikuti
masalah
.
Untuk mendapakan
Perhat kan
Apa yang telah terjadi sebelumnya?
penyebab dari
Apa yang menjadikan kondisi ini
gambaran menyeluruh
munculnya
sebagai masalah?
terhadap masalah
Untuk dapat menjelaskan
'
masalah
'
apa yang sebenarnya
manjadi pemicu masalah
3.
Rumuskan
.
Apa yang ingin saya capai
sebagai
.
yang ingin dicapai oleh
pribadi?
tujuan
.
.
Untuk memperjelas tujuam
pribadi
Untuk orang lain?
Perubahan situasi seperti apa yarg
.
Meyakinkan bahwa
keputusan yang diambil
saya/kami inginkan?
akan membawa keuntungan
tidak hanya untuk pribadi
namun juga untuk orang
lain
.
Untuk merumuskan secara
jelas perubahan apa yang
ingin dicapai
4
pat ka
. Buka wawasan
pengetahuan yang
pengetahuan
terkait dengan masalah (misal: tentang
dan
biologis/fisi\ hubungan sosial) melalui
buku/majalah/sumber lain yang
pemahaman
yang lebih baik
.
masalah
.
Untuk mendapatkan
'insight'
relevan
.
Untuk meningkatkan
pemahaman terhadap
Dapat juga dengan melihat pengalaman
hidup orang lain yang
memiliki
masalah yang serupa
5.
CODalan menJadl
.
pihak/orang
lain yang terkait
.
Apa yang mereka pikirkan mengenai
.
Untuk memahami sudut
masalah ini?
pandang dan
Apa yang mereka rasakan?
kecenderungan emosi dari
orang lain
dengan masalah
.
Menjadikan kondisi orang
lain sebagai kerangka dalam
t1
menentukan tingkah laku
berikutnya
KumusKan
yang
apa
akan
'
.
dilakukan
.
Apa yang akan saya lakukan?
Unuk mendapatkan daftar
Apakah tindakan itu dapat membawa
berbagai indakan yang
saya ke arah tujuan yang ingin dicapai?
mungkin dilakukan
Apakah tindakan tersebut
Dan yakinkan bahwa
sesuai
indakan dapat mengarah
dengan kondisi orang lain?
pada tereapainya tujuan
tanpa melukai pihak lain
7.
Buat
rencana
tindakan
.
.
Bagaimana indakan akan dilakukan?
.
Pembagian tugas yan8 seperti apa yang
berbagai rencana beserta
antisipasinya
dapat dilakukan?
.
Untuk mengembangkan
Siapa saja yang akan terlibat? Siapa
.
Untuk menentukan daftar
pilihan orang ayang dapa
saja yang dapat membantu?
memberikan bantuan
8. Cek kesesuaian
Apakah rencana tetap mengarah pada
'
Untuk lebih meyakinkan
bahwa rencana tujuan tidak
rencana dengan
tujuan?
tujuan
Apakah semua tujuan telah tercakup
menyimpang dari tujuan
dalam rencana ini?
dan dapat menampung
semua tujuan /harapan
9.
Buat
rencana
tindaklanjut
Apa yang harus saya/kami perhatikan
untuk memastikan bahwa
.
Untuk menjaga
kewaspadaan dan
rencana
pengawasan pada
berjalan dengan tepat?
pelaksanaan rencana
.
Untuk memupuk keberanian
'melepaskan' rencana jika
ternyata gagal dalam
mencapai tujuan.
Keberhasilan merumuskan dan membangun gambaran masalah secara jelas
menjadi hal pening yang dapat mempermudah langkah pemecahan yang akan
dilakukan. Selain itu perhatikan pula adanya fokus pada tujuan yang spesifik, dan jelas
sehingga dapat secara objekif dilihat tingkat pencapaiannya. Upaya evaluasi iuga
menjadi lebih mudah dilakukan, sehingga jika rencana yang telah dibuat ternyata gagal
mencapai tujuan dapat ditemukan dimana letak kegagalan dan dapat dengan cepat
t2
dilakukan perbaikan (menghindari rasa putus asa, dan keterpakuan pada satu cara
yang belum tentu efektif).
REFERENCES:
Duvall, Evelyn Ruth Millis.LyTT.Marriage and Family Deuelopment.
Sth
edition. JB
Lippincott Company. Philadelphia
Wilkinson, Ian. 1998. Child and FamilyAssessment: Clinical
Guidelinesfor'
Pr actiioners. 2nd edition. Routledge. Nelv York
l3
Bandung, Oktober zooT
Salam sejahtera untuk kita semua,
Ibu Dr.Hendriati Agustiani,yang
telah menyatakan bersedia berpartisipasi dalam seminar perkawinan Lets Talk about Mqrried
yang akan dilaksanakan pada r7 November 2oo7. Sehubungan dengan acara tersebut, maka
melalui surat ini Kami mengajukan undangan resmi kepada Ibu untuk menjadi pEmbicara.
Selain daripada itu, kami hendak memberitahukan beberapa hal penting berkaitan dengan
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada
kegiatan tersebut:
(r) Nama Kegiatan
: Seminar Perkawinan Lets Talk about Marriage
Hari/Tanggal
: r7 November 2oo7
Tempat
: Malabar room Hotel Papandayan tsandung
(z) Pembicara diminta mengirimkan makalahnya dalam format ms word melalui email
ke alamat Langgersarielsari(Dyahoo.com sebelum tanggal 5 Novembe
t 2oo7
(S) Untuk kepentingan presentasi, maka pembicara diharapkan juga mempersiapkan
materi presentasi dalam format power point
(4) Susunan kegiatan kami lampirkan
Demikianlah pemberitahuan
ini kami sampaikan. Atas bantuan dan
kerjasamanya
mendukung kegiatan seminar ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Mengetahui,
Hormat kami,
Ketua Panitia Dies Natalis ke-46 Fapsi Unpad
Ketua Panitia Seminar
Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si
nti P, S. Psi
Susunan kegiatan Lets TaIk about
Marriage
oB.oo-oB.Bo
Registrasi dan pembagian seminar kit
oB.3o-o8.45
Sambutan Dekan Fakultas Psikologi Unpad
o8.45-o9.oo
Pemutaran film pendek kehidupan keluarga dalam to tahun pertama
o9.oo-10.oo
Materi I: Kehid.upan pernikahan masa kini
Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen
10.OO-10.15
Coffee Break
1O.15-11.15
Materi
ll:
Family Life Cycle, the crisis, tips and trick
Dr;:Ilendriati Agq$tiani
11.15-12.15
sesi tanya jawab dan diskusi
12.15-13.15
istirahat shalat dan makan siang
13.15-13.3o
Pemutaran film pendek pernikahan di Indonesia dan KDRT
13.3o-14.3o
Materi
III:
Mengenal keluarga sebagai sebuah sistem, kemitraan dalam
kehidupan keluarga, dan pernikahan di Indonesia
14.30- 15.45
Dra. Sri Rahayu Astuti M.Si
Materi fV: Kekerasan dalam Rumah Tangga: fenomena yang perlu kita
waspadai
dr. Hedy B.
Sampurrro, MPH dan
mewakili JaRl
Dr. Rismijati E. Koesma
(LSM di Bandung yangkhusus menangani kasus KDRT)
15.45-16.oo
Coffee break
r6.oo-r6.45
Sesi tanya jawab dan diskusi
t6.45-r7.oo
Penutupan