Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING
PADA UD SARI MURNI
DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG
KABUPATEN BADUNG

SKRIPSI

Oleh
I MADE ADI MARTA

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING
PADA UD SARI MURNI
DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG
KABUPATEN BADUNG


SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh
I Made Adi Marta

NIM. 1205315030

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

i


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti
bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan
plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 17 Mei 2016
Yang menyatakan,

I Made Adi Marta
NIM. 1205315030

ii


ABSTRACT

I Made Adi Marta. NIM 1205315030. Analysis of Operating
Revenues Peanut Crisp At UD Sari Murni Carangsari Village Petang
District of Badung Regency . Guided by Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan ,
MP.and Ir . I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA .
Micro, small and medium enterprises in Indonesia is growing very rapidly.
Crunchy peanut businesses began to flourish in Badung . The magnitude of the
difference between the needs and abilities of crunchy peanut production is a
lucrative business opportunity . One is UD . Sari Murni . Benefit analysis is
generally used to evaluate the activity of an industrial business in a given period .
The purpose of this study to determine the number and value of sales of crunchy
peanut Sari Murni UD and its advantage . The period of data used in this study is
that the data for one year in 2014.Based on this research, Sari Murni UD classified
as small businesses, labor-intensive and agriculture based. The growth of labor
Sari Murni UD 2010 to 2014 amounted to 1,25 , % to the average percentage
increase in the workforce by 21,25 %.Sari Murni UD has a vision and mission
which is the requirement of a company.There are three processes crunchy peanut
production cycle Sari Murni UD namely the provision of raw materials,

production processes and packaging , as well as crunchy peanut sales process.
atterns of production used Sari Murni UD is a combination of a constant pattern
and wavy patterns. Gains derived by Sari Murni UD Rp . 242,096,028.33.But
there are still technical obstacles are lack of raw materials, labor shortages, and
inadequate processing technology . And the presence of obstacles in the social
aspect that is associated with religious ceremonies.

Keywords : profit , crunchy peaunuts , and sales .

iii

ABSTRAK
I Made Adi Marta. NIM 1205315030. Analisis Pendapatan Usaha
Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari Kecamatan Petang
Kabupaten Badung. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP.
dan Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.
Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia berkembang sangat pesat. Usaha
kacang garing mulai berkembang di Kabupaten Badung. Besarnya selisih antara
jumlah kebutuhan dan kemampuan produksi kacang garing merupakan peluang
usaha yang menguntungkan. Salah satunya adalah UD. Sari Murni. Analisis

keuntungan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha
industri dalam periode tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah
dan nilai penjualan kacang garing UD Sari Murni serta keuntungan yang
diperoleh. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data selama
satu tahun yaitu pada tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian, UD Sari Murni
dikelompokan sebagai usaha kecil, yang bersifat padat karya dan agriculture
based. Pertumbuhan tenaga kerja UD Sari Murni tahun 2010 sampai dengan 2014
sebesar 1,25% dengan rata- rata persentase peningkatan tenaga kerja sebesar
21,25 %. UD Sari Murni memiliki visi dan misi yang menjadi syarat sebuah
perusahaan.Terdapat tiga proses siklus produksi kacang garing UD Sari Murni
yaitu penyediaan bahan baku, proses produksi dan pengemasan, serta proses
penjualan kacang garing. Pola produksi yang digunakan UD Sari Murni yaitu
kombinasi antara pola konstan dan pola bergelombang. Keuntungan yang
diperoleh UD Sari Murni sebesar
Rp. 242.096.028,33. Namun masih
ada kendala teknis yaitu kekurangan bahan baku, kekurangan tenaga kerja, dan
teknologi pengolahan yang kurang memadai. Serta adanya kendala dalam aspek
sosial yaitu terkait dengan upacara keagamaan.

Kata kunci: keuntungan, kacang garing, dan penjualan.


iv

RINGKASAN

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah
satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena
UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap
kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala
besar (Sartika,2002:13). UMKM merupakan salah satu bagian penting

dari

perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah
mendorong

banyak

negara


termasuk

Indonesia

untuk

terus

berupaya

mengembangkan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset
dan omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM
cukup penting dalam menunjang perekonomian.
Bagi Indonesia peran strategis UMKM dalam struktur perekonomian
sangat penting untuk ditingkatkan konstribusinya melalui penguatan UMKM
sebagai sektor usaha yang tidak berkaitan ataupun memiliki utang luar negeri
terbukti berdaya tahan tinggi menghadapi krisis ekonomi, karena sektor usaha ini
menggunakan input lokal hampir 99,99 %. Sampai saat ini menunjukkan, sektor
UMKM di Indonesia juga merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit
usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012.

Sebanyak 54.559 unit usaha atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro
dengan aset maksimal Rp 50.000.000,00

dan omzet per tahun maksimal

Rp 300.000.000,00. Jumlah UMKM di Indonesia yang cukup banyak berpotensi
untuk meningkatkan perekonomian negara, namun dalam pengembangannya
para pengusaha sering kali dihadapkan pada berbagai macam hambatan.
Salah satu usaha mikro kecil dan menengah yang berkembang di
kabupaten Badung dan khususnya di Kecamatan Petang adalah UD Sari Murni .
UD Sari Murni berdiri pada tanggal 10 Desember 2005 oleh bapak Nyoman
Lombeng. UD Sari Murni berlokasi di Banjar Samuan Kawan, Desa Carangsari,
Kecamatan Petang. Pengelola berencana meningkatkan produksi untuk memenuhi
permintaan pasar dan memperoleh keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mengetahui keuntungan penjualan kacang garing UD Sari

v

Murni. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dapat ditargetkan atau diketahui
jumlah dan nilai penjualan kacang garing agar memperoleh keuntungan yang

diharapkan.
Karakteristik UD Sari Murni dikelompokan sebagai usaha kecil, yang
bersifat padat karya dan agriculture based. Pertumbuhan tenaga kerja UD Sari
Murni tahun 2010 s/d 2014 sebesar 1,25 % dengan rata- rata persentase
peningkatan tenaga kerja sebesar 21,25 %. Visi dari UD Sari Murni yaitu menjadi
salah satu usaha kacang garing yang mampu memenuhi pangsa pasar camilan
bergizi di Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Proses produksi kacang
garing UD Sari Murni terdiri atas penyediaan bahan baku, proses produksi dan
pengemasan, serta proses penjualan kacang garing. Pola produksi yang digunakan
UD Sari Murni yaitu kombinasi antara pola konstan dan pola bergelombang.
Berdasarkan hasil analisis, UD Sari Murni telah berhasil menjual kacang
garing dengan kuantitas yang cukup atau dapat dikatakan menguntungkan. Hal ini
ditunjukkan oleh total keuntungan yang diperoleh pada tahun 2014 sebesar
Rp 242.096.028,33.
Dilihat dari hasil pembahasan tersebut, UD Sari Murni telah berhasil
menjual kacang garing dengan keuntungan yang cukup besar atau dapat dikatakan
menguntungkan. Namun masih ada kendala teknis yang dihadapi UD Sari Murni
dalam memproduksi kacang garing yaitu. kesulitan bahan baku di musim - musim
tertentu, kekurangan tenaga kerja dan teknologi pengolahan yang belum memadai
Serta adanya kendala dalam aspek sosial yaitu kegiatan upacara atau ritual

keagamaan.
Berdasarkan hasil dari berbagai analisis disarankan agar UD Sari Murni
tetap melanjutkan usaha kacang garing , menjalin kerja sama dengan petani –
petani di luar Kecamatan Petang sebagai penyuplai bahan baku sebagai
antisipasipasi jika bahan baku kacang tanah sulit di dapatkan di Daerah Pelaga
dan Sulangai, serta memanfaatkan perkembangan teknologi pengolahan untuk
meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk.

vi

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING
PADA UD SARI MURNI
DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG
KABUPATEN BADUNG

I Made Adi Marta
NIM. 1205315030

Menyetujui,


Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan,MP

Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana,MMA

NIP. 196211013 198702 1 001

NIP. 19561231 198603 1 108

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.
NIP. 19630515 198803 1 001

Tanggal Lulus: 17 Mei 2016

vii

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KACANG GARING
PADA UD SARI MURNI
DESA CARANGSARI KECAMATAN PETANG
KABUPATEN BADUNG

dipersiapkan dan diajukan oleh
I Made Adi Marta
NIM. 1205315030
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal : 17 Mei 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Univerasitas Udayana
No

: 110 / UN14.1.23/DL/2016

Tanggal: 17 Mei 2016
Tim Penguji Skripsi adalah:
Ketua Penguji:
1. Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM
Anggota:
1. Dr. Ir. Ratna Komala Dewi, MP
2. Ir. Ni Wayan Putu Artini, MP
3. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP
4. Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA

viii

RIWAYAT HIDUP
I Made Adi Marta lahir di Mengwi pada tanggal
14Maret 1994. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara (I Putu Adi Surya Atmaja SE dan I Komang dion
Piero) pasangan I Wayan Sukarta SP dan Ni Ketut Suryani
Spd. Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak
Purnayasa (1999 s.d. 2000). Pendidikan dasar ditempuh di
SDN 1 Mengwi (2000 s.d. 2006), kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
SMPN 1 Mengwi (2006 s.d. 2009). Tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 1 Mengwi (2009 s.d. 2012). Penulis
kemudian melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Udayana melalui jalur SNMPTN pada tahun 2012.
Pada saat pemilihan konsentrasi, penulis memilih Konsentrasi Pengembangan
Bisnis.
Selama masa kuliah menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai
kegiatan kepanitian yang diadakan pada tingkat Universitas, tingkat Fakultas
Pertanian maupun tingkat Program Studi Agribisnis.

ix

KATA PENGANTAR
Om Swatyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang
berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa
Carangsari Kecamatan Petang Kabupaten Badung” merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Udayana.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas
bantuan berbagai pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
sebagai berikut.
1.

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan selama
penulis menjadi mahasiswa serta segala bantuannya.

2.

Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi,M,Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Universitas Udayana.

3.

Drs. I Ketut Rantau, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan perhatian, motivasi, dan masukan yang sangat besar selama
masa kuliah dan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4.

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP selaku pembimbing I dan
Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana., MMA selaku pembimbing II yang dengan
telaten dan sabar memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini
selesai.

5.

Seluruh dosen dan pegawai Program Studi Agribisnis dan Fakultas
Pertanian atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

6.

Bapak I Nyoman Lombeng selaku pemilik UD. Sari yang telah
mengijinkan dan menerima penulis dengan baik untuk melakukan
penelitian mengenai topik pupuk organik.

7.

Ayahanda I Wayan Sukarta SP, Ibunda Ni Ketut Suryani Spd, kakak
penulis I Putu Adi Surya Atmaja SE, dan adik penulis I Komang Dion
x

Piero serta seluruh keluarga, saudara-saudara yang selalu setia
memberikan semangat dan doa.
8.

Sahabat gokil setia Wendy’s Crew : Ardiyana, Rahayu, Sastra Wiguna,
Dek Suka, Mang Adi , Anggik, Raka Pica, Rahayu yang senantiasa
memberikan semangat dan selalu menghibur di saat susah.

9.

Semeton HMJ Jumiwa ( Bayu, Oka, Haryas, Angga, Manik, Tessa, Kadek,
Kana, Wira, Juni, Gus Wisnu, Toni, Purna , Arta ) yang selalu kompak dan
semangat mencari keberuntungan.

10.

Ni Luh Gede Yuni Padmadewi sebagai penyemangat, tempat keluh kesah
dari awal pembuatan skripsi hingga selesai yang selalui setia menemani.

11.

Seluruh kawan-kawan Fakultas Pertanian yang tidak dapat disebutkan
semua yang telah memberi motivasi, semangat dan doa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

sehingga adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi mereka
yang memerlukan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Denpasar, 17 Mei 2016

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..............................................

ii

ABSTRACT .....................................................................................................

iii

ABSTRAK ......................................................................................................

iv

RINGKASAN .................................................................................................

v

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

vii

TIM PENGUJI ...............................................................................................

viii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................

x

DAFTAR ISI ...................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................

1
8
8
9
9

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.

Teori Pendapatan ............................................................................
Tenaga Kerja....................................................................................
Teori Biaya ......................................................................................
Teori Modal .....................................................................................
Tahapan Pembuatan Kacang Garing ...............................................
Penelitian Terdahulu ........................................................................
Kerangka Pemikiran ........................................................................

11
14
18
20
21
24
27

III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
3.2. Informan Penelitian .........................................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................
3.3.1 Jenis data ................................................................................
3.3.2 Sumber data ............................................................................
3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................

xii

30
30
31
31
31
32

3.5. Variabel dan Pengukuran Variabel ..................................................
3.6. Batasan Operasional ........................................................................
3.7. Metode Analisis Data ......................................................................

33
34
36

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...............................................
4.1.1 Kondisi geografis ....................................................................
4.1.2 Gambaran demografi Desa Carangsari ...................................
4.2. Gambaran Umum UD Sari Murni ...................................................
4.3. Struktur Organisasi ..........................................................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1

5.2

5.3

Karakteristik Usaha Kacang Garing UD Sari Murni ..........................
5.1.1 Perkembangan tenaga kerja UD Sari Murni ...........................
5.1.2 Visi dan misi UD Sari Murni ..................................................
5.1.3 Proses siklus produksi kacang karing .....................................
5.1.4 Pola produksi UD Sari Murni .................................................
Keuntungan Penjualan Kacang Garing UD Sari Murni ..................
5.2.1 Biaya produksi .......................................................................
5.2.2 Penerimaan dan keuntungan ...................................................
Kendala dalam Memproduksi Kacang Garing ................................

40
40
41
44
45
47
47
48
49
51
54
55
61
62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................................
6.2 Saran ................................................................................................

65
66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

67

LAMPIRAN ....................................................................................................

70

xiii

DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Halaman
1.1 Jumlah UKM BPR/ LKM dan BPR non BPR/ LKM Tahun 2010 s.d 2014
Kabupaten Badung ............................................................................
5
1.2 Total Luas Lahan dan Produksi Kacang Tanah Menurut Desa di
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung .............................................
6
3.1 Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel .................
34
4.1 Komposisi Penduduk Desa Carangsari Menurut Jenis Kelamin Tahun
2015....................................................................................................
41
4.2 Komposisi Penduduk Desa Carangsari Menurut Kelompok Umur
Tahun 2015 ........................................................................................
42
4.3 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2015
................................................................................
42
4.4 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Mata Pencaharian.......
Tahun 2015
................................................................................ 43
4.5 Jumlah Penduduk Desa Carangsari Menurut Agama/ Aliran............
Kepercayaan Tahun 2015 ..................................................................
43
5.1 Perkembangan Tenaga Kerja UD sari Murni ....................................
48
5.2 Biaya Tetap Kacang Garing ..............................................................
57
5.3 Biaya Variabel Kacang Garing .........................................................
59
5.4 Biaya Produksi Total Kacang Garing ...............................................
60

xiv

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian..........................................................
29
4.1 Struktur Organisasi UD Sari Murni ..................................................
46

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran
Halaman
1. Total Penerimaan Usaha Kacang Garing .............................................
70
2. Penyusutan Alat – Alat ........................................................................
71
3. Biaya Variabel Usaha Kacang Garing ................................................
72

xvi

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena
UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap
kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala
besar (Sartika, 2002). Pengertian UMKM adalah peluang usaha produktif milik
orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian
suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak
negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UMKM.
Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, aset dan omzet, namun karena
jumlahnya

cukup

besar,

maka

peranan

UMKM

cukup penting dalam

menunjang perekonomian. Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara
berkembang memandang pentingnya keberadaan UMKM, yaitu (1) kinerja
UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang
produktif, (2) sebagai bagian dari dinamikanya, UMKM sering mencapai
peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi, (3)
karena sering diyakini bahwa UMKM memiliki keunggulan dalam hal
fleksibilitas dari pada usaha besar.
Negara-negara berkembang yang mulai mengubah orientasinya ketika
melihat pengalaman di negara-negara industri maju tentang peranan dan
sumbangan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi. Ada perbedaan titik tolak

1

2

antara perhatian terhadap UMKM di negara-negara sedang berkembang (NSB)
dengan dinegara-negara industri maju. Di Negara sebelum berkembang, UMKM
berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. Kegiatan
UMKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk
usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. UMKM juga mempunyai peran
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena itu selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan
dalam pendistribusian hasil pembangunan. UMKM juga memiliki pengaruh besar
terhadap jumlah pendapatan Negara. Beberapa jenis UMKM menjadi sumber
devisa Negara, dengan kata lain UMKM telah menjadi investasi bagi Negara,
terutama UMKM dibidang pertanian dan kerajinan. Sektor pertanian di Indonesia
telah menjadi salah satu komoditas yang besar bagi kebutuhan dalam negeri atau
bahkan sabagai komoditas ekspor bagi Indonesia. Selain bermanfaat bagi
pertumbuhan perekonomian Indonesia, tanpa disadari UMKM juga mampu
mengurangi angka pengangguran di masyarakat, sekaligus juga meningkatkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebab banyaknya UMKM yang berdiri telah
mampu memperkerjakan

jutaan tenaga kerja yang

tadinya menjadi

pengangguran. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat akan meningkat serta
lebih terjamin.
Bagi Indonesia peran strategis UMKM dalam struktur perekonomian
sangat penting untuk ditingkatkan konstribusinya melalui penguatan UMKM
sebagai sektor usaha yang tidak berkaitan ataupun memiliki utang luar negeri
terbukti berdaya tahan tinggi menghadapi krisis ekonomi, karena sektor usaha ini
menggunakan input lokal hampir 99,99 %. Sampai saat ini menunjukkan, sektor

3

UMKM di Indonesia juga merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit
usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012.
Sebanyak 54.559 unit usaha atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro
dengan aset maksimal Rp 50.000.000,00 dan omzet per tahun maksimal Rp
300.000.000,00. Jumlah UMKM di Indonesia yang cukup banyak berpotensi
untuk meningkatkan perekonomian negara, namun dalam pengembangannya
para pengusaha sering kali dihadapkan pada berbagai macam hambatan. Secara
umum ada dua permasalahan utama, yaitu finansial dan non finansial. Masalah
financial umumnya berkaitan dengan hambatan UMKM dalam memenuhi
kebutuhan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. Masalah pembiayaan
merupakan hambatan yang paling sering dikeluhkan oleh para pengusaha,
baik usaha kecil maupun besar (Wismiarsi,2008). Para pengusaha
mengalami

kesulitan

dalam

umumnya

mengakses pembiayaan dari bank. Fasilitas

pembiayaan yang diberikan oleh bank dapat berupa kredit investasi maupun
modal kerja. Berbagai keluhan yang dialami oleh para pengusaha kecil antara
lain prosedur pengajuan kredit yang rumit, syarat-syarat yang dibutuhkan terlalu
banyak, lokasi bank yang jauh dari lokasi usaha, dan kewajiban untuk
menyerahkan agunan (Soetrisno,1998)
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Daerah Bali dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan, dari data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Bali jumlah UMKM tahun 2011 mencapai 233.334 unit yang terdiri dari sektor
informal 169.119 unit dan sektor formal 64.215 unit. Tingginya pertumbuhan
UMKM di Bali mempunyai dampak positif dari segi penyerapan tenaga kerja,
pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya khususnya di bidang ekonomi dan

4

peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto. Walau sedemikian besar
perannya, UMKM di Bali masih menghadapi berbagai kendala lemahnya jaringan
pasar, rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, masalah produksi
dan teknologi serta masalah permodalan. Mengatasi kendala dalam pemenuhan
modal bagi UMKM Pemerintah Daerah Provinsi Bali mendirikan Perusahaan
Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali. Berkat dorongan dari Bank Indonesia
Cabang Denpasar dan dukungan pihak legislatif, maka pada tanggal 21 November
2010 berdirilah perusahaan penjaminan milik masyarakat Bali dengan nama PT.
Jamkrida Bali Mandara. Pendirian perusahaan PT. Jamkrida Bali Mandara ini
diharapkan mampu mengatasi permasalahan kekurangan modal usaha bagi
UMKM yang usahanya layak namun kesulitan mengakses kredit karena batasan
agunan ( jaminan fisik atau collateral).
Sesuai dengan kebutuhan pemerintah bahwa keberadaan UKM sangat
diperlukan oleh pemerintah karena UMKM yang betul – betul

mampu

mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat dalam menghadapai krisis
ekonomi. Untuk di Kabupaten Badung perkembangan atau pertumbuhan UMKM
dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang cukup signifikan seperti Tabel
berikut.
Tabel 1.1
Jumlah UMKM BPR/LKM dan UMKM non BPR/LKM Tahun 2010 s.d 2014
Kabupaten Badung
No
1
2

Uraian
Jumlah BPR/LKM

2010
587

2011
607

2012
629

2013
639

2014
649

Jumlah UKM non
13.718
14.754
15.882
17.162
18.852
BPR/LKM
3
Jumlah seluruh
14.305
15.361
16.491
17.801
19.501
UKM
Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Badung 2015

5

Berdasarkan Tabel 1.1 perkembangan UKM per tahun 2010 s.d 2014 di
Kabupaten Badung terus mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada tahun 2010
jumlah seluruh UKM sebesar 14.305 unit dengan rincian jumlah BPR/LKM
sebesar 587 unit dan jumlah UKM non BPR/LKM sebesar 13.718 unit. Tahun
2011 jumlah seluruh UKM mengalami peningkatan menjadi sebesar 15.361 unit
dengan rincian jumlah BPR/LKM sebesar 607 unit dan jumlah non BPR/LKM
sebesar 14.754 unit. Sampai akhir tahun 2014 jumlah seluruh UKM sebesar
19.501 dengan rincian jumlah BPR/LKM sebesar 649 unit dan jumlah UKM non
BPR/LKM sebesar 18.852 unit.
Salah satu UMKM yang berkembang di Kabupaten Badung, khususnya di
Desa Carangsari, Kecamatan Petang yaitu usaha kacang garing. Kacang garing
merupakan camilan yang terbuat dari olahan kacang tanah. Olahan kacang garing
banyak digemari anak – anak maupun dewasa sebagai camilan disaat bermain dan
bersantai di waktu senggang. Bahan baku kacang garing (kacang tanah) sangat
mudah didapatkan di Kecamatan Petang sehingga pengusaha kacang garing di
Desa Carangsari tidak kesulitan mencari bahan baku. Berikut tabel total luas lahan
dan produksi kacang tanah di Kecamatan Petang tahun 2014.
Tabel 1.2
Total Luas Lahan,dan Produksi Kacang Tanah Menurut Desa di Kecamatan
Petang Kabupaten Badung Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6

Desa
Carangsari
Getasan
Pangsan
Petang
Sulangai
Pelaga

Total Luas
Tanam (Ha)
0
0
0
0
9
49

Produksi
( ton )
0
0
0
0
3,624
22,540

Keterangan
Polong
Polong

6

7

Belok Sidan
Total

45
103

20,250
46,414

Polong
-

Sumber : Data Luas Areal dan Produksi Komoditi Pertanian Dinas Pertanian
Perkebunan dan Kehutanan Kecamatan Petang 2014
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat dari tujuh

desa yang ada di

Kecamatan Petang, Kabupaten Badung hanya terdapat tiga desa yang
membudidayakan kacang tanah yaitu Desa Sulangai, Desa Pelaga dan Desa
Belok Sidan. Total luas areal budidaya kacang tanah tahun 2014 di Kecamatan
Petang mencapai 103 Ha. Dari total luas tanam tersebut, Desa Pelaga memiliki
luas areal terluas mencapai 49 Ha, sedangkan luas terkecil terdapat di Desa
Sulangai sebesar 9 Ha. Total Produksi yang dihasilkan dari usaha kacang tanah
sepanjang tahun 2014 sebesar 46,414 ton. Dilihat dari tabel, produksi tertinggi
berada pada Desa Pelaga sebesar 22,540 ton, Desa Belok Sidan sebesar 20.250
ton dan desa yang paling rendah produksi kacang tanahnya adalah Desa Sulangai
sebesar 3,624 ton . Harga kacang tanah polong di pasaran berkisar Rp. 6000 per
kg. Dilihat dari harga tersebut usahatani kacang tanah masih belum mampu
memperoleh keuntungan yang maksimal, dan dengan biaya budidaya yang
tergolong mahal serta produksi yang masih belum banyak tentunya belum bisa
memberikan hasil yang menjanjikan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh salah satu pengusaha untuk meningkatkan
nilai jual kacang tanah di Desa Carangsari. Pak Nyoman Lombeng merupakan
salah seorang putra desa sebagai pelopor meningkatkan nilai jual kacang tanah,
yang diolah menjadi camilan kacang garing yang banyak digemari masyarakat.
Beliau mendirikan usaha yang diberi nama UD Sari Murni. UD Sari Murni ini
berlokasi di Banjar Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang,
Kabupaten Badung. Lokasi usaha yang sangat setrategis dekat dengan pusat

7

penanaman bahan baku kacang tanah dan dekat pula dengan pasar yaitu Pasar
Blakiuh dan Pasar Petang sebagai sentra pemasaran produk. Sebagai gambaran
umum UD Sari Murni dalam sehari rata-rata menghabiskan bahan baku sebesar
150 kg/hari. Bahan baku ini didapatkan dari para petani kacang tanah di sekitar
Kecamatan Petang. Bahan baku kacang tanah mentah sebesar 150 kg tersebut
setelah melalui proses pengolahan menjadi kacang garing siap konsumsi akan
menyusut menjadi 135 kg. Dalam memasarkan produknya, UD Sari Murni
memperkerjakan sepuluh karyawan yang bekerja 8 jam sehari. Harga yang
ditawarkan UD Sari Murni untuk produk olahan kacang garing bervariasi mulai
hargakemasan Rp 1.000,00, kemasan Rp 2.000,00 dan kemasan Rp 5.000,00
/bungkus. Produk olahan kacang garing ini dipasarkan di Pasar Blakiuh serta
pasar Petang bahkan sampai menembus Pasar Badung. Khusus untuk harga
kemasan Rp.5.000,00 dipasarkan di minimarket dan supermarket terdekat.
Permasalahan yang dihadapi UD Sari Murni adalah kekurangan tenaga kerja
sehingga produksi yang dihasilkan belum maksimal, padahal permintaan kacang
garing di pasaran sangat menjanjikan. Selain itu permasalahan lainnya yaitu
belum mampu mengangkat tenaga kerja yang membidangi administrasi usaha
dalam melakukan pencatatan-pencatatan usahanya. Kendala lainnya adalah harga
bahan baku kacang tanah yang berfluktuasi sehingga disaat harga bahan baku naik
produsen kacang garing kebingungan menentukan harga produk.
UD Sari Murni diharapkan mendapatkan keuntungan dari usaha yang
dijalankan, tetapi dalam pelaksanaannya banyak kemungkinan yang terjadi seperti
perubahan harga bahan baku, penurunan omzet penjualan dan lain – lain yang
dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh UD Sari Murni.

8

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian mengenai analisis
pendapatan usaha perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang di
butuhkan pengusaha kacang garing dalam melakukan produksi selama 1 tahun
serta besarnya pendapatan yang diterima pengusaha kacang garing dalam 1 tahun.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni?
2. Bagaimana keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan?
3. Apa saja kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang
garing ?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni.
2. Untuk mengetahui keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi
kacang garing.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari dilakukannya penelitian ini untuk:

1. Pengusaha, sebagai informasi untuk menggambarkan kelayakan usaha kacang
garing yang telah dijalankan.

9

2. Pemerintah, sebagai informasi dalam pembuatan suatu program yang tepat
sasaran seperti kredit modal usaha.
3. Aspek akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi contoh kajian
penerapan suatu teori kedalam kasus nyata serta sebagai syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana,
Bali.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan menggambarkan kondisi

usaha kacang garing serta karakteristik UD Sari Murni, menganalisis biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk usaha kacang garing, menganalisis keuntungan yang
diterima pengusaha kacang garing, serta menguraikan kendala- kendala yang
dihadapi usaha kacang garing di UD Sari Murni Desa Carangsari, Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung. Analisis yang dilakukan untuk membahas aspek
biaya dan penerimaan dengan menggunakan metode perhitungan keuntungan.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Teori Pendapatan
Penerimaan dan pendapatan usaha memiliki arti yang berbeda. Pendapatan

memiliki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk
meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan merupakan hasil yang
diperoleh dari kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan
timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa,
penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilan bunga, royalti
dan dividen. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan
atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam
sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju - mundurnya
suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal
mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada
dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan.
2.1.1

Klasifikasi pendapatan
Menurut Kusnadi (2000;19) menyatakan bahwa pendapatan dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
1)

Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan

barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan
utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung
dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini
sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya
berulang - ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.

11

12

Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai
dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan
operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan.
Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek
maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.
Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber yaitu:
(1) Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang
maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau
pengurangan

lainnya

untuk

dibebankan

kepada

langganan

atau

yang

membutuhkannya.
(2) Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan
atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak
pembeli. Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:
a. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan tersebut.
b. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanyahubungan yang
telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasamadengan
para investor.
2)

Pendapatan Non Operasional.

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan
diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis dari
pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut.
(1)

Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi

13

perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalti dan lainlain. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau
hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak
berwujud.
(2)

Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva

tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan diluar usaha
bagi perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan
perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari
transaksi - transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari
transaksi - transaksi atau kejadian - kejadian lainnya serta keadaan - keadaan yang
mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut
dengan keuntungan.
Secara umum Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan Usaha
TR = Penerimaan Total (total revenue)
TC = Total biaya produksi (total cost)

2.2

Tenaga Kerja
Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia

dengan faktor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri.
Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak semua penduduk dapat
bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja

14

(man power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah
penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih yang sudah atau yang sedang
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan sedang melaksanakan kegiatan
lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. (Simanjutak 1998). Penduduk
dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu angkatan kerja
(labor force) dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja, namun siap
untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.
Kemudian penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh
maupun tidak bekerja penuh. Di Negara-negara yang sedang berkembang batas
umur angkatan kerja lebih rendah (di Indonesia 10 tahun ke atas) daripada di
Negara-negara yang telah maju (15 tahun ke atas). Demikian pula kuantitas dan
kualitas angkatan kerja lebih rendah di Negara-negara sedang berkembang
daripada di Negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di Negara
sedang berkembang berusia muda.
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut
mengganggur dan setengah menganggur. Semua orang yang bersedia dan
sanggup untuk bekerja. Golongan ini meliputi mereka yang bekerja untuk
diri sendiri, anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa uang
(upah) serta mereka yang bekerja untuk gaji dan upah. Golongan tenaga
kerja meliputi mereka yang menganggur, tetapi sesungguhnya bersedia dan
mampu untuk bekerja dalam arti mereka mengganggur dengan terpaksa karena
tidak ada kesempatan kerja (Djojohadikusumo,1995). Tenaga kerja yang

15

mengganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang
mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Pengangguran merupakan
suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan
tersebut (Sadono Sukirno, 1994). Jumlah tenaga kerja yang menganggur atau yang
sedikit sekali digunakan, cukup banyak di Negara-negara yang padat
penduduknya. Di Negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat
digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu:
1)

Pengangguran yang Kelihatan (Visible Underemployment).
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang

sungguh-sungguh

digunakan

lebih

sedikit

daripada

waktu

kerja

yang

sanggup/disediakan untuk bekerja. Tegasnya, ini merupakan suatu pengangguran.
Meskipun beberapa dari pengangguran itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan
industri-industri sedang maupun besar, namun cukup penting bagi Negara-negara
sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sektor pertanian. Guna
lebih jelasnya visible underemployment ini dibagi dua yaitu pengangguran kronis
dan

pengangguran

musiman

(chronic

underemployment

dan

seasonal

underemployment). Pengangguran yang kronis terjadi meskipun pada puncak
kegiatan pertanian jumlah waktu kerja potensial yang tersedia melebihi jumlah
waktu kerja yang benar-benar dipergunakan. Dengan demikian pengangguran
yang kronis ini dapat dikerahkan untuk bekerja di sektor-sektor di luar pertanian
tanpa mengurangi tenaga kerja yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan di sektor pertanian. Sebaliknya tenaga kerja yang
tergolong penganggur musiman di sektor pertanian tidak dapat ditarik ke sektor

16

lain tanpa mempengaruhi produksi sektor pertanian itu, kecuali kalau ada
tindakan-tindakan yang memperbaiki / mengubah cara produksi. Jelasnya,
pengangguran yang kentara (visible underemployment) timbul karena kurangnya
kesempatan kerja.
2)
Pengangguran
Unemployment)

Tak-Kentara

(Invisible

Underemployment/Disguised

Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan
waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada
perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi
tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa
mengurangi output. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi
caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat
sedang giat-giatnya pekerjaan tersebut tidak akan mengurangi/menurunkan
output. Hal ini terjadi juga di daerah pedesaan

di mana tenaga-tenaga yang

menganggur tertarik pada kegiatan-kegiatan jasa perdagangan. Daerah pedesaan
dengan tingkat upah yang rendah dan cukup bahan makanan, maka tenaga kerja
bekerja dibawah kapasitas normal, sehingga memungkinkan pengurangan tenaga
kerja tanpa mengurangi jumlah output, hanya harus disertai dengan perbaikan
dalam tingkat kesehatan melalui perbaikan bahan makanan.
3)

Pengangguran Potensial (Potential Underemployment)
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan daripada disguised

unemployment, dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik
dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, hanya harus dibarengi dengan
perubahan-perubahan

fundamental

dalam

metode-metode

produksi

yang

memerlukan pembentukan kapital yang berarti. Kemungkinan penarikan tenaga

17

kerja yang secara potensial menganggur itu untuk kegiatan-kegiatan yang
produktif, terdapat baik di sektor pertanian maupun sektor industri. Kemungkinan
penyebarannya di sektor industri terbukti dari tingkat upah atau tingkat
produktivitasnya yang rendah. Perubahan-perubahan yang diperlukan mungkin
sekali memerlukan penambahan produksi, penggantian tenaga-tenaga manusia
dengan mesin. Dengan penarikan tenaga kerja dari sektor industri itu diciptakan
lapangan kerja di sektor yang lain. Contoh untuk sektor-sektor di luar industri
ialah digantikannya industri-industri rumah tangga atau industri-industri kecil
dengan industri-industri sedang maupun industri besar.
Tenaga-tenaga yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi
yang

dapat

dikombinasikan

dengan

faktor-faktor

produksi

lain

untuk

meningkatkan output di Negara-negara sedang berkembang. Persediaan tenaga
kerja ini jelas lebih banyak terdapat di daerah-daerah yang padat penduduknya.
Masalah pemanfaatkan tenaga menganggur ini menyangkut baik segi penawaran
maupun segi permintaan. Untuk memperluas permintaan akan tenaga kerja
diperlukan adanya pengorganisasian tenaga kerja seperti halnya dengan kapital.
Pembangunan masyarakat desa mungkin merupakan jalan yang baik, karena
hanya diperlukan kapital yang relatif tidak besar. Suatu keuntungan penggunaan
tenaga-tenaga yang menganggur secara musiman yakni tidak mengurangi tenagatenaga yang diperlukan untuk mengadakan proses produksi maupun pemasaran.
Industri-industri kecil juga mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang
menganggur karena musim atau memang secara kronis.

2.3

Teori Biaya

18

Biaya (Cost) merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat
menimbulkan pegurangan terhadap manfaat yang kita terima (Suyanto, 2001).
Pembiayaan

merupakan

salah

satu

aspeknpaling

menentukan

dalam

pengembangan usaha. Pembiayaan agribisnis dapat diperoleh dari modal sendiri
atau meminjam dari beberapa sumber keuangan, seperti pemodal perorangan,
lembaga keuangan dan bank. Macam-macam biaya yang biasanya diperlukan
dalam suatu usaha/proyek diantaranya adalah biaya

investasi

(tanah,dan

bangunan) biaya operasional (bahan baku dan tenaga kerja) dan biaya lainnya
(pajak, bunga, biaya tak terduga, reinvestasi dan biaya pemeliharaan).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), sumber pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan investasi dapat digunakan dari modal sendiri atau modal pinjaman
atau kombinasi dari keduanya. Sumber pembiayaan untuk usaha kacang garing
umumnya berasal dari

modal sendiri seperti

tanah, bangunan, bahan baku,

tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Pengeluaran total usaha sebagai nilai
semua masukan yang dikeluarkan dan habis terpakai di dalam proses produksi,
tetapi tidak termasuk tenaga kerja yang berasal dari keluarga. Pengeluaran total
usaha kacang garing terdiri dari pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap.
Pengeluaran tidak tetap (variable cost), adalah pengeluaran yang digunakan
untuk usaha tertentu yang nilainya berubah-ubah dan sebanding dengan besarnya
skala usaha. Pengeluaran tetap (fixed cost) adalah pengeluaran usaha yang
tidak bergantung pada besarnya produksi. Pengeluaran usaha mencakup
pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai.
Konsep biaya relevan sangat berkaitan dengan konsep produk. Menurut
Lipsey et. all. (1995), Biaya total (total cost=TC) adalah biaya total untuk

19

menghasilkan tingkat output tertentu. Biaya total dibagi menjadi dua bagian,
yaitu biaya tetap total (total fixed costs = TFC) dan biaya variabel total
(total variable costs= TVC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah
meskipun output berubah, biaya ini akan sama besarnya kendati output
adalah satu unit atau satu juta unit. Biaya seperti ini sering disebut biaya
overhead atau biaya yang tak dapat dihindari (unavoidable cost). Biaya
variabel adalah biaya yang berubah-ubah. Biaya ini berkaitan langsung
dengan output, yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan
berkurang dengan menurunnya produksi. Biaya variabel juga disebut biaya yang
dapat dihindari (avoidable cost).
Biaya marjinal (marjinal cost = MC), adalah kenaikan biaya total
yang disebabkan oleh meningkatnya laju produksi sebesar satu unit. Karena biaya
tetap tidak berubah dengan output, biaya marjinal akan selalu nol. Karena
itu, biaya marjinal jelas merupakan biaya variabel marjinal dan berubahnya biaya
tetap tidak akan mempengaruhi biaya marjinal.

2.4

Teori Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,
melepas uang, dan sebagainya, harta benda (uang, barang, dan sebagainya)
yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang

menambah

kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah
uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak
kalangan

yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya

20

dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuahusaha
sangatdiperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya
modal,

karena

keberadaannya

memang

sangat diperlukan, akan tetapi

bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan
dapat berjalan lancar (Amirullah, 2005:7). Adapun tiga macam modal yaitu:
1)

Modal Sendiri
Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah

modal yang diperleh dari pemili