PENANGANAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT SUDIRMAN DENPASAR.

(1)

i

PENANGANAN KREDIT UMUM PEDESAAN BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

UNIT SUDIRMAN DENPASAR

Oleh :

I PUTU PURWATA NIM : 1306013040

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi (TAS) ini telah disetujui oleh Tim Penguji dan disetujui oleh Pembimbing serta diuji pada hari/tanggal :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Eka Ardhani Sisdyani, SE.,M.Com.,Ak ……..………….. 2. Sekretaris : Komang Ayu Krisna Dewi, SE.,M.Si.,Ak. ………

Ketua Program Pembimbing

Drs. Komang Ardana., MM Eka Ardhani Sisdyani,SE.,M.Com.,Ak NIP. 19561012 198403 1 003 NIP. 19691017 199412 2 001


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar”. Penyusunan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan terwujud dan selesai tepat waktu tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak., selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak., selaku Dosen Pembimbing Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah mendampingi dan banyak membantu memberikan bimbingan dengan kesabaran, ketulusan hati serta pengarahan sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan

6. Ibu Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan tuntutan dan nasehat selama masa perkuliahan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(4)

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Bapak I Ketut Suyadnya selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar yang telah membantu dan membimbing penulisan Tugas Akhir Studi ini.

9. Bapak Kadek Subawa selaku PA KUR di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar yang telah membantu dan membimbing penulisan Tugas Akhir Studi ini.

10.Seluruh Dosen dan Pegawai Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membantu dalam penulis selama masa perkuliahan.

11.Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah turut memberikan saran, semangat, dan dorongan selama penyusunan Tugas Akhir Studi ini.

Penulis berharap Tugas Akhir Studi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Denpasar, April 2016


(5)

v

Judul : Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar. Nama : I Putu Purwata

NIM : 1306013040

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul “ Penanganan Kredit Bermasalah Pada Kredit Umum Pedesaan di Bank Rakyat Indonesia Unit Sudirman Denpasar” Penulisan ini di latar belakangi oleh kegiatan bank sehari-hari. Di mana seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan umum bank tersebut adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa bank lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dari latar belakang tersebut muncul permasalahan tentang penyaluran dana (kredit) yaitu bagaimana penangan kredit Bermasalah pada Kredit Umum Pedesaan di Bank Rakyat Indonesia Unit Sudirman Denpasar dan bagaimana penyelesaiannya, serta apa saja faktor-faktor penyebab kredit Bermasalah pada Kredit Umum Pedesaan di Bank Rakyat Indonesia Unit Sudirman Denpasar.

Sumber data primer dalam penelitian ini di peroleh dari responden, dengan cara wawancara dan ovservasi. Sedangkan data sekunder di peroleh dari karyawan, dokumen-dokumen perbankan, dan dari perpustakaan dengan cara mengkaji dan menghubung teori-teori yang ada. Adapun data yang sudah di peroleh di analisa dengan menggunakan metode deskriptif analitik yaitu mengumpulkan data yang telah ada. Data-data tersebut kemudian di kelompokkan kedalam kategori-kategori berdasarkan persamaan jenis data tersebut. Dengan tujuan dapat menggambarkan permasalahan yang di teliti, kemudian di analisa dengan menggunakan pendapat atau teori para ahli.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah Pada Kredit Umum Pedesaan di Bank Rakyat Indonesia Unit Sudirman Denpasar, dan untuk mengetahui Penanganan Kredit Bermasalah di dalamPT. BRI tersebut, serta untuk mengetahui apa saja faktor penyebab dari kredit Bermasalah tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Penanganan Kredit Bermasalah Pada Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) meliputi pendekatan terhadap Kupedes bermasalah tersebut, dan melakukan strategi dalam penanganan Kupedes bermasalah setelah itu melakukan penyelamatan yang kemudian di susul dengan penyelesaian Kupedes tersebut.


(6)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

LEMBAR JUDUL……………… i

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

ABSTRAK………. v

DAFTAR ISI………..... vi

DAFTAR TABEL………... viii DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……….... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Perumusan Masalah………... 6

1.3Tujuan Penelitian……….. 6

1.4Kegunaan Penelitian….……… 6

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan…...……… 6

1.4.2 Bagi Perusahaan………. 6

1.5Sistematika Penulisan………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori………. 9

2.1.1 Pengertian dan fungsi Bank……… 9

2.1.2 Kredit Perbankan……… 11

2.1.3 Pengertian Kupedes……… 23

2.1.4 Prinsip Dasar Pemberian Kupedes……..…………... 26

2.1.5 Sasaran Kupedes ……… 27

2.1.6 Fasilitas Kupedes……….………... 28

2.1.7 Pengertian Kredit Bermsalah……….. 29

2.1.8 Faktor Penyebab Kupedes Bermasalah………….…. 29

2.1.9 Kolektibilitas Kredit……… 30


(7)

vii

2.1.10.1 Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit

Bermasalah………... 31

2.1.10.2 Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah……… 32

2.1.10.3 Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah………... 33

2.1.10.4 Kombinasi……… 34

2.1.10.5 Penyitaan Jaminan……… 35

2.1.11 Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah………… 35

2.2Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya………... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Lokasi Penelitian……… 37

3.2Objek Penelitian………. 37

3.3Identifikasi Variabel………... 37

3.4Jenis dan Sumber Data………... 38

3.4.1 Jenis Data………. 38

3.4.2 Sumber Data………. 38

3.5Metode Pengumpulan Data……….... 39

3.6Teknik Analisis Data……….. 39

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan……..……….. 41

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BRI (Persero) Tbk... 41

4.1.2 Visi dan Misi PT. BRI (Persero) Tbk……….. 43

4.1.3 Bidang Usaha PT. BRI (Persero) Tbk………. 43

4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan…………... 47

4.2Pembahasan Hasil Penelitian……… 51

4.2.1 Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah………. 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan………..…… 61


(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel

1.1 Tabel Data Kolektibilitas Kredit Umum Pedesaan Pada

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman…... 5 4.1 Tabel Klasifikasi Kredit Berdasarkan Kolektabilitas………. 59


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Formulir Pembinaan/Pengawasan Nasabah KUPEDES Lampiran II : Formulir Kunjungan Kepada Penunggak


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan pembangunan di segala bidang dimana salah satunya adalah di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini perlu dilakukan sebagai cara/usaha untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas perekonomian rakyat Indonesia sebagaimana tersirat didalam UUD 1945 yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan suatu dana/fasilitas seperti pemberian kredit dengan syarat-syarat yang memadai/bantuan modal.

Dalam hal ini diperlukan adanya lembaga yang dapat menyediakan fasilitas tersebut, terutama dalam pelaksanaan pemberian kredit. Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan, dan dalam kegiatan operasionalnya, bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar melakukan pengelolaan dana yang diperoleh dari simpanan para nasabah berupa tabungan (Simpedes dan Britama) dan deposito (Depobri) yang juga bisa disalurkan dalam bentuk kredit (Kredit Umum Pedesaan/Kupedes) kepada pengusaha kecil yang tinggal dipedesaan karena salah satu ciri umum yang melekat dalam masyarakat pedesaan adalah permodalan yang masih lemah. Kekurangan modal ini membatasi ruang


(12)

2

gerak aktifitas usaha yang dilakukan masyarakat desa yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan.

Pemilikan dana yang terbatas dan sumber dana dari luar yang sulit diperoleh membuat masyarakat desa mengalami kesulitan dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu usaha yang sudah berhasil dalam menyalurkan kredit dipedesaan adalah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar berhasil menjalankan misinya karena gerak BRI tersebut menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi dan budaya dimana BRI tersebut berada dan juga ditunjang dengan persyaratan kupedes yang mudah, prosedur yang sederhana dan pencairan kupedes yang cepat serta lokasi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar yang strategis dan mudah dijangkau oleh penduduk sekitar.

PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar menyalurkan dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit modal kerja diberikan kepada pengusaha dan pegawai yang berpenghasilan tetap untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya dan sebagai tambahan dana/pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan modal kerja usahanya. Dan kredit investasi diberikan kepada pengusaha untuk pembiayaan sarana/prasarana dan biasanya untuk keperluan perluasan usaha/membangun usaha baru untuk keperluan rehabilitasi.

Pada umumnya masyarakat yang memilih kredit modal kerja adalah golongan masyarakat pengusaha. Kredit ini digunakan untuk mengembangkan


(13)

3

usahanya sedangkan bagi masyarakat yang digolongkan sebagai pegawai berpenghasilan tetap lebih memilih kredit investasi yaitu untuk pembelian rumah, pembelian kendaraan bermotor dan lain-lain yang bersifat produktif. Tetapi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar ini lebih memprioritaskan kupedes untuk golongan pengusaha kecil dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik karena pengusaha kecil adalah salah satu bagian dari struktur perekonomian yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebelum fasilitas kupedes diberikan maka pihak PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar harus merasa yakin bahwa kupedes yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kupedes disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kupedes adalah melakukan analisis 5C dan 7P yang meliputi Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Personality, Party, Perpose, Prospect, Payment, Profitability, Protection nasabah sebagai dasar penilaian kepada calon nasabah apakah layak untuk diberikan kredit atau tidak.

PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar akan memberikan kredit kepada peminjam, jika bank merasa yakin bahwa kredit yang diberikan kepada calon nasabah akan diterimanya sesuai jangka waktu dan syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Bila ada satu atau beberapa debitur yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak dikemudian


(14)

4

hari, yaitu kupedes yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau pembayarannya akan menunggak. Meskipun pihak PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar dalam memberikan suatu fasilitas kupedes kepada seorang debitur telah benar-benar didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, namun kemungkinan timbulnya kupedes bermasalah tetap ada mengingat bahwa pemberian kredit mengandung resiko yang tinggi tidak kembalinya sebagian/seluruh kupedes beserta bunganya. Terbukti dari data kolektibilitas pinjaman dan outstanding PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sudirman Denpasar per 31 Desember 2015 menunjukan bahwa kupedes mengalami permasalahan dalam proses pengembalian, yaitu adanya debitur yang terlambat membayar kupedes sampai tanggal jatuh tempo. Adapun jumlah kupedes dengan kolektibilitas dipaparkan dalam table berikut :

Tabel 1.1

Data Kolektibilitas Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar

Per 31 Desember 2015

31 Desember 2015 31 Januari 2016 No Keterangan Jumlah

( Orang )

Persentase ( % )

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1 Lancar 1.085 90,41 1.085 90,41

2 Dalam Pengawasan Khusus (DPK) 83 6,94 81 6,80

3 Kurang Lancar 2 0,16 4 0,3


(15)

5

5 Macet 22 1,83 22 1,83

Total 1.200 100 1.200 100

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa Kredit Umum Pedesaan bermasalah mengalami peningkatan pada bulan Januari 2016 sebanyak 0,14% dari total Kredit Umum Pedesaan ( Kupedes ) yang disalurkan, Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka laporan tugas akhir ini diberi judul “Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman Denpasar”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah “Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Sudirman Denpsar

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui Prosedur dalam penanganan Kupedes Bermasalah pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Unit Sudirman Denpasar apakah sudah sesuai dengan prosedur dan teori yang ada

1.4 Kegunaan Penelitian


(16)

6 1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan teoritis mengenai penanganan Kupedes bermasalah dalam konteks penanganan tentang kredit yang bermasalah dan menjadi rujukan bagi penelitian sejenis selanjutnya.

1.4.2 Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan positif bagi kebijakan mengenai Prosedur Penanganan Kredit Umum Pedesaan Bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sudirman

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang terdiri dari :

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan tugas akhir ini

Bab II: Kajian Pustaka

Bab ini akan memaparkan kajian pustaka tentang landasan teori yang diawali dengan uraian mengenai bank, kredit perbankan, dan diakhiri dengan uraian prosedur penanganan kupedes bermasalah.


(17)

7 Bab III: Metode Penelitian

Bab ini akan memaparkan tentang metode yang digunakan dalam memecahkan permasalahan yang terdiri dari identifikasi variable, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan tekhnik analisis data.

Bab IV: Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan, pembahasan hasil penelitian dan menguraikan mengenai prosedur penanganan kupedes bermasalah.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini memuat simpulan-simpulan yang dapat diambil dari uraian sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang diberikan.


(18)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Bank (1) Pengertian Bank

Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank mempunyai kegiatan baik fundling maupun financing atau menghimpun dn menyalurkan dana. Jadi sebagai lembaga intermediasi bank berperan menjadi perantara antara phak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan bank konvensional adalah bank yang menetapkan system bunga.

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dana tau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Keberadaan dana pihak ketiga ini mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan pendapatan bank, karena dari dana pihak ketiga kemudian disalurkan menjadi kredit. Kredit yang disalurkan bank akan mendapatkan tingkat pengembalian berupa hasil bunga.


(19)

9

Selanjutnya besar kecilnya hasil bunga akan sangat mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas. Oleh karena itu optimalisasi dana pihak ketiga menjadi sangat penting di dalam meningkatkan profitabilitas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat .

(2) Fungsi Bank

Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau kredit, tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan secara spesifik (Sri Susilo, dkk, 2010:20), yaitu sebagai berikut :

1) Agent Of Trust Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.


(20)

10

2) Agent Of Development Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

3) Agent Of Services Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.1.2 Kredit Perbankan

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu, berikut merupakan penjelasan mengenai hal-hal yang mencakup kredit perbankan :

(1) Pengertian Kredit

Kata kredit bukanlah hal asing bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pinjaman yang diberikan (kredit) ialah penyediaan uang atau tagihan–tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam–meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi


(21)

11

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. (Thomas Suyatno 1987:45) Menurut Undang–Undang RI No 7 tahun 1992 , pengertian baku tentang kredit seperti tercantum dalam pasal 1 butir 12 adalah penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan Sementara itu menurut pengertian umum kata kredit berasal dari bahasa Yunani,

Credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin disebut “Creditum”

yang berarti kepercayaaan akan kebenaran. Dari pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan (bunga) yang telah ditetapkan.Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

(2) Unsur-unsur Kredit

Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa unsur yang memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsur–unsur kredit tersebut adalah :


(22)

12 1) Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi sipemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) yang diberikannya akan benar–benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2) Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3) Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (diatas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

4) Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit.


(23)

13

Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

5) Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank, balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank. (Kasmir 2003:103)

(3) Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebsgsi berikut :

1) memperoleh keuntungan

Hasil keuntungan yang diperoleh dari nasabah dalam bentuk bunga sebagai balas jasa yang diterima oleh pihak bank.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuan memberikan kredit ialah membantu usaha nasabah atau peminjam yang memerlukan uang atau dana. Dengan dana yang dikeluarkan itulah pihak debitur bisa memperluas dan mengembangkan usahanya.


(24)

14

Bertujuan dalam upaya membantu pemerintah dalah berbagai bidang, karena makin banyak pengkreditan atau penyaluran dana, maka akan meningkat adanya pembangunan diberbagai tempat.

(4) Fungsi Kredit

Selain adanya tujuan dalam kredit, pemberian kreditpun mempunyai banyak fungsi, diantaranya yaitu:

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit mampu meningkatkan utility atau daya guna uang. Jika uang hanya sekedar disimpan tak akan pernah menghasilkan apapun yang bermanfaat, dengan adanya kredit, maka uang itu bisa bermanfaat untuk menghasilkan barang dan jasa dari penerima kredit.

2) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Maksudnya ialah uang yang disalurkan agar dapat beredar ke berbagai wilayah yang membutuhkan pengkreditan, sehingga wilayah yang kekurangan bisa memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhannya.

3) Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan.

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin baik, terutama dalam meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit yang diberikan digunakan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.


(25)

15

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena adanya kredit yang diberikan dapat menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.

(5) Manfaat kredit

Manfaat prkreditan dapat ditinjau dari masing-masing pihak yang mempunyai kepentigan, yaitu sebgai berikut :

1) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan debitur

a) Debitur dapat memperluas dan mngembangkan usahanya lebih leluasa. b) Jangka waktu kredit dapat disesuaikam dengan kebutuhan dana bagi

perusahaan debitur.

c) Rahasisa keuangan debitur lebih terlindungi karena adanya ketentuan rahasia bank dalam undang-undang pokok perbankan.

2) Manfaat ditinjau dari sudut kepentingan perbankan a) Memperoleh pendapatan bunga kredit.

b) Menjaga solvabilitas usaha bank.

c) Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain. d) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

3) Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kenpentingan pemerintah a) Untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

b) Sebagai alat utuk mengendalikan kegiatan moneter. c) Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara.


(26)

16

Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha yang baru sehingga menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat (Hasanuddin Rahman, 2012:21).

(6) Jenis Kredit

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis pembagian jenis kredit ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenisusaha memiliki berbagai karakter tertentu. Menurut kasmir, (2008: 76) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi, seperti berikut ini :

1) Dilihat dari segi kegunaan

a) Kredit investasi yaitu kredit jangka panjang yang biasanya untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin–mesin.

b) Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji atau biaya–biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.


(27)

17

a) Kredit produktif yaitu Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian.

b) Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan kredit mobil pribadi, kredit perabot rumah tangga.

c) Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor.

3) Dilihat dari segi jangka waktu

a) Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b) Kredit jangka waktu menengah, yaitu jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing.


(28)

18

c) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufactur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4) Dilihat dari segi sektor usaha

a) Kredit pertanian, kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian.

b) Kredit industry, kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

c) Kredit pertambangan, kredit yang diberikan kepada usaha

tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.

d) Kredit pendidikan, kredit yang diberikan untuk membangun sarana

dan prasarana pendidikan atau pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

e) Kredit perumahan, kredit untuk membiayai pembangunan atau

pemberian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

5) Dilihat dari segi jaminan

a) Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan


(29)

19

akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur. b) Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan

barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan menilai dan melihat prospek usaha, character serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. (Kasmir 2003:109).

(7) Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar–benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan.

Dalam melakukan penilaian kriteria–kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran–ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar–benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

1) Character adalah sifat atau watak dari peminjam sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan kepada peminjam sehingga peminjam haruslah pihak yang benar– benar dapat dipercaya dan beritikad baik untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan kondisi perusahaan, tanpa didukung oleh watak yang baik tidak akan dapat memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran atas segala


(30)

20

kewajibannya. Beberapa hal yang harus diteliti didalam analisis watak nasabah adalah Riwayat hubungan dengan bank.

2) Capacity Setelah aspek watak maka faktor berikutnya yang sangat penting dalam analisis kredit adalah faktor kemampuan. Jika tujuan analisis watak adalah untuk mengetahui kemauan atau kesungguhan nasabah melunasi hutangnya maka tujuan analisis kemampuan adalah untuk mengukur kemampuan membayar. Kemampuan tersebut dapat diuraikan kedalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial. Kedua kemampuan ini tidak dapat berdiri sendiri. Karena kemampuan finansial merupakan hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan. 3) Capital modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada. Pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sendiri perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan.

4) Collateral unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis kredit adalah collateral (agunan). Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya


(31)

21

benar–benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sbb:

1) Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari–hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

2) Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan–golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3) Perpose

Perpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam–macam sesuai kebutuhan, sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain–lain.

4) Prospect

Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini


(32)

22

penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5) Payment

Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6) Profitability

Profitability yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7) Protection

Protection adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar–benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.1.3 Pengertian Kredit Kupedes

Kupedes adalah kredit yang bersifat umum, individual, selektif yang berbunga wajar bertujuan untuk mengembangkan/meningkatkan usaha mikro yang layak, yang dilayani oleh BRI Unit dan diberikan dalam mata uang rupiah. (PT.BRI 2003:28) Kredit umum pedesaan (Kupedes) merupakan satu–satunya skim kredit yang dilayani di BRI Unit. Kupedes merupakan kredit yang bersifat umum, individual, selektif, dan berbunga wajar yang bertujuan untuk


(33)

23

mengembangkan atau meningkatkan usaha mikro yang layak. (PT. BRI 2003:20), namun Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) memiliki batasan adapun batasan-batasan tersebut adalah :

(1) Plafon Kupedes

Besarnya plafond kupedes adalah sampai dengan Rp.100.000.000 yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow usaha dan atau dari pendapatan tetap peminjam.

(2) Jenis Kupedes

Berdasarkan tujuan penggunaannya, kupedes dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu :

1) Kupedes modal kerja

Kupedes modal kerja diberikan kepada pengusaha dan golongan berpenghasilan tetap sebagai tambahan dana/pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan modal kerja usahanya dan atau untuk membiayai keperluan konsumtif maupun non konsumtif.

2) Kupedes Investasi

Kupedes ini diberikan kepada pengusaha untuk pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana atau peralatan produksi. Sedang bagi golongan berpenghasilan tetap, kredit tersebut dapat dipergunakan untuk pembelian atau pembangunan rumah, pembelian kendaraan bermontor dan lain sebagainya yang prinsipnya untuk mendukung kegiatan yang untuk mendukung kegiatan yang bersifat produktif.


(34)

24

3)Selanjutnya dipertimbangkan juga jenis kupedes konsumtif Kupedes yang diberikan kepada pengusaha maupun golongan berpenghasilan tetap yang akan digunakan untuk pembiayaan diluar modal kerja maupun investasi. (3) Suku Bunga Kupedes

Perhitungan suku bunga kupedes saat ini ditetapkan dengan perhitungan flat rate system yaitu bahwa bunga Kupedes dihitung dari

besarnya maksimum kredit mula–mula dan dibebankan sepanjang jangka waktu kredit.

Dasar pertimbangan ditetapkan flat rate system dalam perhitungan bunga Kupedes tersebut antara lain :

1)Memberi Keuntungan

Ketentuan suku bunga kupedes ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup seluruh pembiayaan, termasuk biaya dana yang tidak disubsidi, biaya operasional dan biaya risiko kredit,serta menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan kegiatan BRI Unit.

2)Sesuai Kondisi Pasar

Bank maupun lembaga keuangan formal dan non formal yang memberikan kredit dengan pasar sasaran yang relatif sama dengan kupedes dan merupakan pesaing BRI Unit, juga menerapkan bunga kredit dengan sistem perhitungan flat. Dengan demikian, penetapan bunga kupedes dengan perhitungan flat merupakan sistem yang saat ini dianggap sesuai dengan kondisi pasar untuk kredit dengan skala usaha mikro.


(35)

25 3) Memudahkan Perhitungan

Perhitungan dengan flat rate system akan memudahkan perhitungan bunga dibandingkan dengan cara perhitungan bunga dengan system lainnya. Disamping itu tersedianya tabel angsuran disetiap BRI Unit juga sangat membantu nasabah untuk mengetahui kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya.

2.1.4 Prinsip Dasar Pemberian Kupedes

Sebagai kredit dengan skala mikro, dalam penyalurannya kupedes memerlukan pemahaman secara tepat dari pejabat lini, yang menyangkut kebijakan, sifat dan prinsip–prinsip dasar pemberian kupedes yaitu :

(1) Umum

Kupedes dapat diberikan kepada siapa saja, dalam arti tidak dibatasi dalam sektor ekonomi tertentu, keanggotaan tertentu, kelompok masyarakat tertentu, sepanjang calon nasabah yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

(2) Individual

Pemberian kupedes dilakukan dengan melalui pendekatan secara individual dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket.

(3) Selektif

Pemberian kupedes dilaksanakan secara selektif kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan bank teknis. Yang dimaksud dengan usaha yang layak yaitu bahwa usaha tersebut benar–benar mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan dan


(36)

26

kegiatannya tidak bertentangan dengan perundang–undangan, moral, agama, adat istiadat masyarakat setempat serta tidak merusak lingkungan hidup.

(4) Bisnis

Keputusan akhir atas suatu permohonan kupedes ditentukan berdasarkan pertimbangan bank. Dengan demikian kebijakan pemberian kupedes adalah berdasarkan perhitungan dan pertimbangan bisnis yang sehat untuk dapat menjamin operasional dan pertumbuhan BRI Unit secara berkelanjutan.

2.1.5 Sasaran Kupedes (1) Golongan Pengusaha

Golongan pengusaha yaitu pengusaha yang bergerak diberbagai sektor ekonomi yang ada dalam wilayah kerja BRI Unit, seperti sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dari jasa lainnya, yang usahanya benar–benar layak untuk diberikan kupedes.

(2) Golongan berpenghasilan tetap (Golbertap)

Golongan berpenghasilan tetap yang dapat dilayani kupedes yaitu semua pegawai negeri sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.6 Tahun 1974 Bab I Pasal I. Pegawai negeri termasuk adalah Pensiunan dari pegawai golongan berpenghasilan tetap tersebut dan pegawai tetap dari perusahaan swasta.

2.1.6 Fasilitas Kupedes


(37)

27

Pengembalian Bunga Tepat Waktu (PBTW) Tepat waktu dalam pengertian ini adalah nasabah membayar angsuran kupedesnya secara tertib sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditetapkan (tanggal pencairan/realisasi kredit ) selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pencairan kredit (hari kerja BRI Unit yang bersangkutan) sepanjang tidak melewati akhir bulan.

(2) Jangka Waktu dan Pola Angsuran

Jangka waktu Kupedes Modal Kerja ditentukan minimal 3 bulan dan maksimum 24 bulan, Jangka waktu kupedes investasi untuk golongan pengusaha ditentukan minimal 3 bulan dan maksimum 36 bulan, sedangkan untuk golbertap s/d 60 bulan.

(3) Restitusi Bunga

Restitusi bunga adalah pengembalian pembayaran angsuran bunga yang diberikan kepada nasabah sebagai akibat dari pembayaran maju lunas seluruh kewajibannya sebelum jatuh tempo kreditnya.

(4) Asuransi Jiwa bagi Nasabah Kupedes

Asuransi jiwa kupedes merupakan suatu pertanggungan asuransi bagi jiwa nasabah yang menikmati kupedes, apabila nasabah yang bersangkutan meninggal dunia dalam masa jangka waktu kupedesnya, Diikutsertakannya nasabah dalam asuransi jiwa kupedes merupakan suatu upaya untuk menutup risiko kerugian kupedes dari kemungkinan tidak terbayarnya pinjaman, akibat meninggalnya nasabah. (PT.BRI Kanpus,2004:27)


(38)

28

Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagal/menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kupedes Bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. (PT.BRI 2003:5) Kemacetan kredit pada umumnya disebabkan oleh kesulitan-kesulitan keuangan, baik yang disebabkan oleh faktor intern (manajemen) maupun faktor ekstern. (Mulyadi 1999:104).

2.1.8 Faktor Penyebab Kupedes Bermasalah

Kupedes bermasalah dapat disebabkan oleh beberapa faktor kelemahan yaitu : (1) Sisi Debitur

1) Itikad tidak baik dari debitur

2) Menurunnya usaha debitur yang akan mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk membayar angsuran

3) Pengelolaan usaha debitur tidak berjalan baik

4) Penggunaan kredit tidak sesuai dengan tujuan semula (2) Sisi Intern BRI Unit

1) Keadaan force majeur antara lain banjir, kebakaran dan lain sebagainya. 2) Akibat perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan

kebijakan pemerintah berupa peraturan perundangan, kenaikan harga/biaya-biaya, dan lain sebagainya yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap usaha debitur.


(39)

29 2.1.9 Kolektibilitas Kredit

Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar. Dengan demikian kolektibilitas kredit diatur sebagai berikut :

(1) Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari.

(2) Kurang Lancar (KL)

Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 91 hari s/d 180 hari.

(3) Diragukan (D)

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 181 hari s/d 270 hari.

(4) Macet ( M )

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 271 hari s/d 360 hari. (PT.BRI Kanpus 2004:32).

2.1.10 Penanganan Kredit Bermasalah

2.1.10.1 Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah (1) Pendekatan Secara Tertulis

1) Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi kewajibannya. LKN berfungsi sebagai surat tagih sekaligus berita acara penuangan hasil negoisasi dengan debitur.


(40)

30

2) Pemberian Surat Peringatan Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur tersebut melalui pemberian surat peringatan yang terdiri dari Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III yang masing–masing berlaku selama 1 bulan. Untuk Surat Peringatan III disertai dengan Surat Pernyataan untuk menarik dan mengamankan jaminan.

(2) Pendekatan Secara Lisan

Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibanya.

2.1.10.2 Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah Setiap rencana tindakan penanganan kredit bermasalah harus terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi :


(41)

31

(1) Dokumentasi Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan

administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum.

(2) Hubungan Dengan Debitur Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan dengan debitur.

(3) Informasi dan Investigasi Informasi dan investigasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan.

2.1.10.3 Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2003:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara : (1) Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling)

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan


(42)

32

jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

(2) Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning)

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

1) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

3) Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.

4) Pembebasan bunga Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

(3) Penataan Kembali (Restructuring)

Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi :


(43)

33

2) Dengan menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai, tambahan dari pemilik.

2.1.10.4 Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

2.1.10.5 Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar– benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang–hutangnya.

2.1.11 Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu : cara damai dan melalui saluran hukum.

(1) Penyelesaian Secara Damai

Penyelesaian secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian kredit ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan alternatif penyelesaian lainnya. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, berupa tindakan-tindakan yang dijalankan agar dalam jangka waktu tertentu. Kredit Bermasalah tersebut


(44)

34

dapat diselesaikan seluruhnya atau sebagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penyelesaian Melalui Saluran Hukum

Apabila upaya penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya (on will) dalam menyelesaikan kredit, maka penyelesaiaannya dapat ditempuh melalui saluran hukum.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang prosedur penanganan kredit bermasalah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya :

(1) Fitriana Pamungkas (2007) dengan judul “Analisis Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang” . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah petugas kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang sudah melaksanakan pendekatan terhadap debitur yang terkait dengan kredit bermasalah khususnya Kupedes. Diperoleh kesimpulan dari peneliti tersebut, yaitu: Penanganan Kredit umum pedesaan (Kupedes) Bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang sudah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring)

(2) Terdapat Juga penelitian menurut Seni Lingga (2010) dengan judul “Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah pada Bank Rakyat Indonesia Pasir Pengaraian”. Tujuannya dari penelitian ini adalah Untuk


(45)

35

mengetahui apakah prosedur yang dilakukan oleh petugas kredit pada Bank Rakyat Indonesia Pasir Pangaraian sudah sesuai atau tidak dengan prosedur penanganan kredit bermasalah yang ada. Diperoleh kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu: Penanganan Kredit Usaha Rakyat bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia Pasir Pangairan telah dilakukan dengan benar dengan cara melakukan pendekatan terhadap debitur dan melakukan 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring)


(1)

30

2) Pemberian Surat Peringatan Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur tersebut melalui pemberian surat peringatan yang terdiri dari Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III yang masing–masing berlaku selama 1 bulan. Untuk Surat Peringatan III disertai dengan Surat Pernyataan untuk menarik dan mengamankan jaminan.

(2) Pendekatan Secara Lisan

Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibanya.

2.1.10.2 Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah Setiap rencana tindakan penanganan kredit bermasalah harus terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi :


(2)

31

(1) Dokumentasi Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan

administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum.

(2) Hubungan Dengan Debitur Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan dengan debitur.

(3) Informasi dan Investigasi Informasi dan investigasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan.

2.1.10.3 Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2003:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara : (1) Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling)

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan


(3)

32

jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

(2) Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning)

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

1) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

3) Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.

4) Pembebasan bunga Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

(3) Penataan Kembali (Restructuring)

Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi :


(4)

33

2) Dengan menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai, tambahan dari pemilik.

2.1.10.4 Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

2.1.10.5 Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar– benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang–hutangnya.

2.1.11 Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu : cara damai dan melalui saluran hukum.

(1) Penyelesaian Secara Damai

Penyelesaian secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian kredit ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan alternatif penyelesaian lainnya. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, berupa tindakan-tindakan yang dijalankan agar dalam jangka waktu tertentu. Kredit Bermasalah tersebut


(5)

34

dapat diselesaikan seluruhnya atau sebagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penyelesaian Melalui Saluran Hukum

Apabila upaya penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya (on will) dalam menyelesaikan kredit, maka penyelesaiaannya dapat ditempuh melalui saluran hukum.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang prosedur penanganan kredit bermasalah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya :

(1) Fitriana Pamungkas (2007) dengan judul “Analisis Penanganan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang” . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah petugas kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang sudah melaksanakan pendekatan terhadap debitur yang terkait dengan kredit bermasalah khususnya Kupedes. Diperoleh kesimpulan dari peneliti tersebut, yaitu: Penanganan Kredit umum pedesaan (Kupedes) Bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Sendang Mulyo Semarang sudah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring)

(2) Terdapat Juga penelitian menurut Seni Lingga (2010) dengan judul “Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah pada Bank Rakyat Indonesia Pasir Pengaraian”. Tujuannya dari penelitian ini adalah Untuk


(6)

35

mengetahui apakah prosedur yang dilakukan oleh petugas kredit pada Bank Rakyat Indonesia Pasir Pangaraian sudah sesuai atau tidak dengan prosedur penanganan kredit bermasalah yang ada. Diperoleh kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu: Penanganan Kredit Usaha Rakyat bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia Pasir Pangairan telah dilakukan dengan benar dengan cara melakukan pendekatan terhadap debitur dan melakukan 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring)


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SKALA MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)Tbk UNIT WIROLEGI CABANG JEMBER

0 4 15

Implementasi Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Skala Mikro Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Unit Wirolegi Cabang Je mber

0 3 15

Sistem pemberian kredit umum pedesaan (kupedes) dengan agunan pada Bagian Kredit di PT.bank Rakyat Indonesia (persero) unit Cikijing Majalengka : laporan kerja praktek

0 3 56

Proses pemberian kredit umum pedesaan (kupedes) kepada pengusaha kecil pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Unit Ciamis Kota : laporan kerja praktek

0 3 41

ANALISIS PROBLEMATIKA KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) Analisis problematika kredit macet dalam pelaksanaan kredit umum pedesaan (kupedes) (studi di pt. Bank rakyat indonesia (persero) tbk.unit kepuh sukoharjo).

0 2 17

ANALISIS PROBLEMATIKA KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) Analisis problematika kredit macet dalam pelaksanaan kredit umum pedesaan (kupedes) (studi di pt. Bank rakyat indonesia (persero) tbk.unit kepuh sukoharjo).

0 4 14

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT TEUKU UMAR.

0 0 33

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BRIGUNA PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT SESETAN DENPASAR.

13 42 36

SISTEM PENYALURAN KREDIT USAHA PEDESAAN (KUPEDES) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT GUNUNG SOPUTAN.

0 0 21

PENANGANAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT GATOT SUBROTO DENPASAR.

0 5 45