PENANGANAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT GATOT SUBROTO DENPASAR.

(1)

i

PENANGANAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

UNIT GATOT SUBROTO DENPASAR

Oleh :

NI LUH TRI DARMAYANTI NIM : 1306013037

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi (TAS) ini telah disetujui oleh Tim Penguji dan disetujui oleh Pembimbing serta diuji pada hari/tanggal : 02 Juni 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Eka Ardhani Sisdyani, SE.,M.Com.,Ak ……..…………..

2. Sekretaris : Komang Ayu Krisnadewi, SE.,M.Si.,Ak ………

Ketua Program Pembimbing

Drs. Komang Ardana., MM Eka Ardhani Sisdyani,SE.,M.Com.,Ak NIP. 19561012 198403 1 003 NIP. 19691017 199412 2 001


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Penanganan Kredit Usaha Rakyat Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar”. Penyusunan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan terwujud dan selesai tepat waktu tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak., selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak., selaku Dosen Pembimbing Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah mendampingi dan banyak membantu memberikan bimbingan dengan kesabaran, ketulusan hati serta pengarahan sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan

6. Ibu Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan tuntutan dan nasehat selama masa perkuliahan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(4)

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Bapak I Ketut Winaja selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar yang telah membantu dan membimbing penulisan Tugas Akhir Studi ini.

9. Ibu Ni Luh Febri Irma Sari selaku PA KUR di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar yang telah membantu dan membimbing penulisan Tugas Akhir Studi ini.

10.Seluruh Dosen dan Pegawai Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membantu dalam penulis selama masa perkuliahan.

11.Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah turut memberikan saran, semangat, dan dorongan selama penyusunan Tugas Akhir Studi ini.

Penulis berharap Tugas Akhir Studi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Denpasar, April 2016


(5)

v

Judul : Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

Nama : Ni Luh Tri Darmayanti NIM : 1306013037

ABSTRAK

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar adalah salah satu Lembaga Keuangan milik pemerintah yang menjadi tempat bagi perorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Disamping memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, penyimpanan dan peredaran uang, usaha pokok bisnisnya adalah memberikan pelayanan kredit kepada para nasabahnya. Namun kegiatan penyaluran kredit ini mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Dengan tingkat risiko yang sangat tinggi pada pemberian kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar selalu berhati-hati dalam memberikan kredit kepada nasabahnya. Walaupun telah berhati-hati dalam memberikan kredit kepada nasabahnya kredit bermasalah tetap tidak dapat dihindari. Yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana penanganan Kredit Usaha Rakyat bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

Dalam penelitian yang dilakukan, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mekanisme penentuan kredit yang tergolong kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar adalah dengan melihat tingkat kolektibilitas dari kredit, yaitu Kredit Lancar (L), Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kredit Kurang Lancar (KL), Kredit Diragukan (D) dan Kredit Macet (M). Yang digolongkan kedalam kredit bermasalah yaitu dari Kredit Dalam Perhatia Khusus sampai dengan Kredit Macet. Mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar berbeda-beda tergantung pada tingkat kolektabilitasnya mulai dari melakukan pembinaan ke debitur, melakukan pendekatan perorangan, melakukan restrukturisasi, memberikan Surat Peringatan kepada debitur sampai memasukan nama debitur ke dalam Daftar Hitam bank.


(6)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

LEMBAR JUDUL……………… i

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

ABSTRAK………. v

DAFTAR ISI………..... vi

DAFTAR TABEL………... viii DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……….... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Tujuan Penelitian………... 5

1.3Manfaat Penelitian……… 6

1.4Sistematika Penulisan………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori………. 9

2.1.1 Pengertian Bank…..……… 9

2.1.2 Pengertian Kredit……… 9

2.1.3 Unsur-Unsur Kredit……… 10

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit………... 12

2.1.5 Jenis-Jenis Kredit……… 15

2.1.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit………... 22

2.1.7 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)………. 26

2.1.8 Pengertian Kredit Bermasalah………. 27

2.1.9 Kolektibilitas Kredit……… 28

2.1.10 Penanganan Kredit Bermasalah…………... 29

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya……….... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Lokasi Penelitian……… 35

3.2 Objek Penelitian………. 35

3.3Identifikasi Variabel………... 35

3.4Jenis dan Sumber Data………... 35

3.4.1 Jenis Data………. 35

3.4.2 Sumber Data………. 36

3.5Metode Pengumpulan Data……….... 37


(7)

vii

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Umum Tempat Penelitian………. 39

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BRI (Persero) Tbk... 39

4.1.2 Visi dan Misi PT. BRI (Persero) Tbk……….. 41

4.1.3 Bidang Usaha PT. BRI (Persero) Tbk………. 41

4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan…………... 46

4.2Pembahasan Hasil Penelitian……… 49

4.2.1 Penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah………. 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan………..…… 57


(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel

1.1 Tabel Data Kolektibilitas Kredit Usaha Rakyat Pada

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto... 5 4.1 Tabel Klasifikasi Kredit Berdasarkan Kolektabilitas………. 56


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Formulir Pembinaan/Pengawasan Nasabah KUPEDES Lampiran II : Formulir Kunjungan Kepada Penunggak


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup didalamnya pemerataan, peningkatan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan dan stabilitas nasional dalam masa pembangunan nasional seperti sekarang ini, dimana pemerintah menekankan pada unsur pemerataan yang akan menuju pada suatu pertumbuhan yang meningkat. Dengan adanya bank sebagai lembaga keuangan pemerintah di Negara kita ini, maka pembangunan nasional yang mencakup pemerataan, peningkatan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan dan stabilitas nasional akan menjadi kenyataan, karena lembaga–lembaga keuangan akan memberikan modal usaha kepada masyarakat yang akan mendirikan sebuah usaha yang pada era sekarang ini dinamakan sebagai pemberian kredit.

Untuk saat ini, Kondisi perekonomian Indonesia belum membaik. Sehingga masalah ini menjadikan kata “Kredit” tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Maka dari itu Indonesia dalam menunjang kesejahteraan masyarakatnya hampir disegala bidang sektor pembangunan , sehingga pemerintah indonesia membuat program di sektor industri. Program tersebut direalisasikan dengan program pemberian kredit, karena dengan adanya pemberian kredit dapat membantu para pengusaha baik di bidang industri, perdagangan, pertanian dan perhubungan untuk menunjang usahanya diberbagai hasil produksinya.


(12)

2

Kebanyakan pengusaha rumah tangga di bidang industri, perdagangan, pertanian atau perhubungan biasa disebut dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia antara lain:

a) jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi;

b) menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakanlebih banyak kesempatan kerja;

c) Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau.

Pada tanggal 5 November 2007 Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan didukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini. Beberapa diantaranya adalah penyelesaian kredit bermasalah UMKM dan pemberian kredit UMKM hingga Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Inpres tersebut didukung dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat. Jaminan KUR sebesar 70 % bisa ditutup oleh pemerintah melalui Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan Perusahaan Sarana Pembangunan Usaha dan 30 % ditutup oleh Bank Pelaksana.


(13)

3

Dilihat dari sudut perkembangan perekonomian nasional dan internasional akan dapat diketahui betapa besar peranan penting yang berkaitan dengan kegiatan pinjam meminjam uang pada saat ini.Berbagai lembaga keuangan terutama bank konvensional telah membantu pemenuhan kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian dengan memberikan pinjaman uang antara lain dalam bentuk perbankan. Kredit perbankan merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah banyak dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana. Contohnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar yang tidak henti–hentinya berusaha meningkatkan mutu dan proses peminjaman KUR dan merupakan bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana kredit usaha rakyat (KUR). Dana KUR sendiri berasal dari dana Bank Rakyat Indonesia yang dihimpun dari tabungan masyarakat untuk masyarakat dan bukan dari dana pemerintah.

Hal ini sangat dibutuhkan oleh pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya yang saat ini masih membutuhkan dana lebih banyak agar usahanya lebih produktif. Khusus bagi pemilik industri rumah tangga kecil yang berada di Kecamatan Denpasar Barat kelurahan Dauh Puri, kredit dirasa sangat penting untuk keperluan pembiayaan modal kerja dan investasi digunakan sebagai usaha untuk menjalankan dan meningkatkan akumulasi permodalan usaha yang dilakukan industri tersebut. Usaha yang tidak produktif serta keadaan di lokasi yang sepi ,untuk kedepannya menurut bank dianggap mengandung resiko terhadap pemberian pinjaman karena dapat menimbulkan adanya kredit macet hal ini karena kurangnya pendapatan pengusaha yang tidak seperti dulu sebelum


(14)

4

adanya pengusaha pengusaha lain di bidang yang sama yang sekarang jauh lebih berkelas baik dari segi design dan lokasi. Masalah ini telah dialami oleh beberapa industri yang berada di Denpasar Barat. Keterbatasan modal yang dimiliki menjadikan alasan agar para pengusaha tersebut memanfaatkan dana KUR yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia. Apabila suatu pinjaman yang diberikan terhadap kreditur yang tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan yang dilakukan oleh bank maka akan menimbulkan permasalahan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya keuntungan yang di dapat oleh bank. Maka dari itu bank perlu melakukan strategi khusus agar para debitur yang melakukan pinjaman tidak menimbulkan dampak yang merugikan bank itu sendiri. Dampak yang sangat fatal apabila terjadi kredit macet akan mempengaruhi kinerja bank dalam menetapkan anggaran kredit usaha rakyat untuk tahun berikutnya.

Hal seperti ini tentu saja sering timbul dari kalangan pengusaha industri rumah tangga yang terkadang belum mampu membayarkan sejumlah pinjaman kepada bank.Tentu saja hal tersebut di dasari oleh beberapa faktor. Seringkali faktor masalah yang timbul dari adanya kredit macet ini karena para debitur pelaku industri rumah tangga mengalami kesalahan dalam pemasaran produk, pembukuan yang tidak terkontrol dengan baik. Maka dari itu pihak bank harus memiliki kebijakan dan strategi agar tidak timbul permasalahan kredit macet. Berikut adalah data kredit usaha rakyat yang bermasalah terbukti pada per 31 Desember 2015 digambarkan dalam tabel berikut :


(15)

5 Tabel 1.1

Data Kolektibilitas Kredit Usaha Rakyat Pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar Per 31 Desember 2015 dan Per 31 Januari 2016

No Kolektibilitas 31 Desember 2015 31 Januari 2016

Jumlah Persentase (%)

Jumah Persentase (%) 1 Lancar Rp 52.926.229.220 97,63 Rp 76.434.893.235 96,10 2 Dalam

Pengawasan Khusus (DPK)

Rp 1.039.107.923 1,93 Rp 2.367.908.654 2,98 3 Kurang Lancar Rp 32.743.900 0,05 Rp 45.324.657 0.06

4 Diragukan Rp 178.921.153 0,33 Rp 543.588.220 0,68

5 Macet Rp 36.999.815 0,06 Rp 138.976.465 0,18

Total Rp 54.214.002.011 100 Rp 79.530.691.231 100 Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Gatot Subroto

Denpasar.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa Kredit Usaha Rakyat bermasalah mengalami peningkatan mencapai 1,53% setiap bulannya dari total Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan. Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka laporan tugas akhir ini diberi judul “Penanganan Kredit Usaha Rakyat Bermasalah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar”


(16)

6 1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penanganan Kredit Usaha Rakyat Bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis

Manfaat teoritisnya yaitu untuk menambah pengetahuan dalam penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

2) Manfaat Praktis (1) Bagi Perusahaan

Manfaat bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar yaitu untuk bahan informasi dan pertimbangan dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para nasabah mengingat kredit mempunyai resiko yang tinggi.

(2) Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk mahasiswa yang dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai penanganan Kredit Usaha Rakyat


(17)

7

(KUR) bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

(3) Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penanganan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gatot Subroto Denpasar.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang terdiri dari :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penyajian. BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang Landasan Teori, seperti: Pengertian Bank, Pengertian Kredit, Unsur Kredit , Tujuan dan Fungsi Kredit, Jenis-jenis Kredit, Prinsip-prinsip Kredit, Pengertian Kredit Usaha Rakyat, Kredit Bermasalah, Kolektibilitas Kredit, Penanganan Kredit Usaha Rakyat dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya.


(18)

8 BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumplan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Perusahaan dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V : Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan tentang Simpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian dan berisi Saran yang dipandang perlu atas kesimpulan yang dikemukakan.


(19)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Bank

Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2 Pengertian Kredit

Kegiatan bank dalam penyaluran dana kepada pihak lain, yang paling besar adalah dalam bentuk kredit. Dalam neraca bank pada sisi aktiva, kredit merupakan aktiva produktif yang terbesar dan memberikan pendapatan yang paling besar disbanding aktiva produktif lainnya.


(20)

10

Menurut Undang–Undang RI No 10 tahun 1998 tentang Perbankan, kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Sementara itu menurut pengertian umum kata kredit berasal dari bahasa Yunani, “Credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin disebut “Creditum” yang berarti kepercayaaan akan kebenaran.

Dari pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan (bunga) yang telah ditetapkan.

2.1.3 Unsur–Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Ismail (2010:94) adalah sebagai berikut :

1) Kreditur

Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut biasa perorangan atau badan usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditur.


(21)

11 2) Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari pihak lain.

3) Kepercayaan (Trust)

Kreditur memberikan kepercayaaan kepada pihak yang menerima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank merupakan pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.

4) Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antar bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

5) Risiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit bank.


(22)

12 6) Jangka waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur.

7) Balas jasa

Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam perbankan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga, sementara di dalam bank syariah terdapat beberapa macam imbalan, tergantung pada akadnya.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2008:105) adalah sebagai berikut :

1) Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keutungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.


(23)

13 2) Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun untuk modal kerja. Dengan dana tersebut maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3) Membantu pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai sektor, terutama sektor rill.

Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut (Kasmir, 2010:107) antara lain sebagai berikut :

4) Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.


(24)

14

5) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah kewilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

6) Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat.

7) Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah kewilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah kewilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

8) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.

9) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi nasabah penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi si nasabah yang memegang modalnya pas-pasan.


(25)

15

10)Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

11)Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara sipenerima kredit dengan sipemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.1.5 Jenis–Jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Secara umum Drs. Ismail, Mba, Ak (2010:99), membagi jenis-jenis kredit berdasarkan dari berbagai segi antara lain :

1) Kredit dilihat dari tujuan penggunaan (1) Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk pengadaan barang-barang modal (aktiva tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun. Secara umum, kredit investasi ini ditujukan untuk mendirikan perusahaan baru, atau proyek baru, maupun proyek pengembangan, modernisasi mesin, dan peralatan, pembelian kendaraan yang digunakan untuk kelancaran usaha, dan perluasan perusahaan.


(26)

16 (2) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja ini, biasanya diberikan dalam jangka pendek yaitu lamanya satu tahun. Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, biaya upah, untuk menutup piutang dagang, pembelian barang dagangan, dan kebutuhan dana lain yang sifatnya hanya digunakan selama 1 tahun.

(3) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi dan tidak untuk digunakan keperluan usaha. Beberapa contoh kredit konsumtif antara lain: kredit untuk pembelian rumah tinggal, kendaraan bermotor untuk dipakai sendiri, dan kredit untuk keperluan lain yang habis dipakai.

2) Kredit dilihat dari jangka waktunya (1) Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Kredit tersebut biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam satu tahun.

(2) Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit ini dapat


(27)

17

diberikan untuk ketiga jenis kredit yaitu modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumtif.

(3) Kredit Jangka Panjang

Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Kredit ini diberikan untuk kredit investasi, misalnya untuk pembelian gedung, pembangunan proyek, pengadaan mesin dan peralatan, dan lain-lain yang nominalnya besar serta kredit konsumtif yang nilainya besar, misalnya Kredit Pemilikan Rumah.

3) Kredit Dilihat dari Cara Penarikannya (1) Kredit Sekaligus

Kredit sekaligus biasa disebut dengan kredit aflopend credit yaitu kredit yang dicairkan sekaligus sesuai dengan plafon kredit yang disetujui, kredit tersebut biasa dicairkan secara tunai, maupun non tunai yaitu melalui pemindah bukuan.

(2) Kredit Bertahap

Kredit yang pencairannya tidak sekaligus, akan tetapi dilakukan secara bertahap 2,3,4 kali pencairannya dalam masa kredit. Pencairannya disesuaikan dengan dana yang dibutuhkan oleh debitur. Kredit ini cocok untuk investasi pembangunan, sehingga bank akan mencairkannya sesuai dengan termin pembayaran proyek.


(28)

18

Kredit rekening Koran merupakan kredit yang penyediaan dananya dilakukan melalui pemindah bukuan. Bank akan memindahkan kredit tersebut ke dalam rekening giro nasabah, sedangkan penarikannya dilakukan dengan menggunakan sarana berupa cek, bilyet giro atau surat pemindah bukuan lainnya. Penarikan kredit ini dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan juga dapat mengembalikan kredit ini setiap saat serta dapat dilakukan berulang-ulang, sehingga disebut rekening koran. Jumlah yang ditarik juga bisa keseluruhan atau sebagian. 4) Kredit Dilihat dari Sektor Usaha

(1) Sektor Industri

Kredit yang diberikan kepada nasabah yang bergerak dalam sektor industri, yaitu sektor usaha mengubah bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi atau mengubah suatu barang menjadi barang lain yang memiliki faedah lebih tinggi.

(2) Sektor Perdagangan

Kredit ini, diberikan kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, baik perdagangan kecil, menengah, dan perdagangan besar. Kredit ini, dimaksud untuk memperluas usaha nasabah dalam usaha perdagangan.

(3) Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan perkebunan

Kredit ini, diberikan dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kredit tersebut


(29)

19

biasanya diberikan dalam bentuk kredit modal kerja maupun investasi kepada pengusaha tambak, petani, dan nelayan.

(4) Sektor Jasa

Sektor jasa sebagaimana tersebut di bawah ini yang dapat diberikan kredit oleh bank antara lain :

a. Jasa Pendidikan

Pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, jasa pendidikan merupakan jasa yang menarik bagi bank, karena jenis usaha tersebut mudah diestimasikan pendapatannya. Jenis kredit yang cocok adalah kredit investasi dengan jangka panjang.

b. Jasa Rumah Sakit

Bank dapat memberikan kredit kepada rumah sakit apabila jaminan yang diberikan tidak memiliki banyak risiko, sehingga apabila terjadi masalah kredit, maka bank dapat menjual jaminan tersebut sebagai sumber pelunasan utang. Kredit yang sesuai untuk jasa rumah sakit ialah kredit investasi jangka panjang.

c. Jasa Angkutan

Kredit yang diberikan untuk sektor angkutan, misalnya kredit kepada pengusaha taksi, bus, angkutan darat, laut, dan udara, teramasuk di dalamnya adalah kredit yang diberikan untuk biro perjalanan,


(30)

20

pergudangan, dan komunikasi. Kredit yang sesuai ialah kredit investasi jangka panjang untuk membeli kendaraan alat angkutan.

d. Jasa Lainnya

Kredit yang diberikan kepada jasa lainnya, misalnya kredit untuk profesi, pengacara, dokter, insinyur, kantor, dan akuntan.

(5) Sektor Perumahan

Bank memberikan kredit kepada debitur yang bergerak di bidang pembangunan perumahan. Pada umumnya, diberikan dalam bentuk kredit konstruksi, yaitu untuk pembangunan perumahan.

5) Kredit Dilihat dari Segi Jaminan

(1) Kredit dengan Jaminan (Secured Loan)

Kredit dengan jaminan merupakan jenis kredit yang didukung dengan jaminan (agunan). Kredit dengan jaminan ini dapat digolongkan menjadi jaminan perorangan, benda berwujud, dan benda tidak berwujud.

(2) Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)

Kredit yang diberikan kepada debitur tanpa di dukung adanya jaminan. Kredit tersebut diberikan atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada debitur. Kredit tanpa jaminan ini risikonya tinggi karena tidak ada pengaman yang dimiliki oleh bank apabila debitur wan prestasi.


(31)

21 6) Kredit Dilihat dari Jumlahnya

Jenis kredit ini terdiri dari kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM), kredit korporasi.

(1) Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Kredit UMKM merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan skala usaha kecil. Misalnya kredit yang diberikan bank kepada pengusaha tempe.

(2) Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan batasan antara Rp 50.000.000,- dan tidak melebihi Rp 350.000.000,- UKM sudah memiliki modal yang cukup, serta administrasi yang lebih baik dibandingkan dengan UMKM, sehingga bank juga dapat memenuhi permohonan kredit. Kredit UKM antara lain kredit untuk koperasi, pengusaha kecil (perdagangan, toko dan grosir).

(3) Kredit Korporasi

Jenis kredit ini merupakan kredit yang diberikan kepada debitur dengan jumlah besar dan diperuntukkan kepada debitur besar (korporasi). Pada umumnya, bank lebih mudah melakukan analisis terhadap debitur korporasi karena data keuangannya lebih lengkap, administrasinya baik, dan struktur permodalannya kuat.


(32)

22 2.1.6 Prinsip–Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar–benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Dalam melakukan penilaian kriteria–kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran–ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar–benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. (Kasmir 2008:117)

1) Character

Analisis watak dari peminjam sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan kepada peminjam sehingga peminjam haruslah pihak yang benar– benar dapat dipercaya dan beritikad baik untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan kondisi perusahaan, tanpa didukung oleh watak yang baik tidak akan dapat memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran atas segala kewajibannya.

Beberapa hal yang harus diteliti didalam analisis watak nasabah adalah : a. Riwayat peminjam

b. Reputasi dalam bisnis dan keuangan c. Manajemen


(33)

23 2) Capacity

Setelah aspek watak maka faktor berikutnya yang sangat penting dalam analisis kredit adalah faktor kemampuan. Jika tujuan analisis watak adalah untuk mengetahui kemauan atau kesungguhan nasabah melunasi hutangnya maka tujuan analisis kemampuan adalah untuk mengukur kemampuan membayar. Kemampuan tersebut dapat diuraikan kedalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial. Kedua kemampuan ini tidak dapat berdiri sendiri. Karena kemampuan finansial merupakan hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan.

3) Capital

Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada. Pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sendiri perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan.

4) Collateral

` Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis kredit adalah collateral (agunan). Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.


(34)

24 5) Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar– benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sbb:

1) Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari–hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

2) Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan–golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.


(35)

25

Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam–macam sesuai kebutuhan, sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain–lain.

4) Prospect

Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5) Payment

Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6) Profitability

Profitability yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.


(36)

26 7) Protection

Protection adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar– benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. (Kasmir 2008:119)

2.1.7 Pengertian Kredit Usaha Rakyat

Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disingkat KUR adalah kredit atau pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. Kredit Usaha Rakyat adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank.

1) Batasan Kredit Usaha Rakyat

(1) Plafond Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Besarnya plafond Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sampai dengan Rp 500.000.000 yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow usaha dan atau dari pendapatan tetap peminjam.

(2) Jenis Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Berdasarkan tujuan penggunaannya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu :

a. KUR Mikro Bank Rakyat Indonesia adalah Kredit Modal Kerja atau Investasi dengan plafon sampai dengan Rp 25.000.000 per debitur.


(37)

27

b. KUR Ritel Bank Rakyat Indonesia adalah Kredit Modal Kerja dan atau Investasi kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan plafon diatas Rp 25.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 per debitur.

c. KUR TKI Bank Rakyat Indonesia diberikan untuk membiayai keberangkatan calon TKI ke negara penempatan dengan plafon sampai dengan Rp 25.000.000

(3) Suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Perhitungan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) saat ini yaitu 5% efektif per tahun atau setara 0,41% flat per bulan.

2) Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Sasaran program KUR adalah kelompok masyarakat yang telah dilatih dan ditingkatkan keberdayaan serta kemandiriannya pada kluster program sebelumnya.Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema pendanaan yang berasal dari lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi, BPR dan sebagainya.Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran KUR adalah UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi).Sektor usaha yang diperbolehkan untuk memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif.


(38)

28 2.1.8 Pengertian Kredit bermasalah

Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagal menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Kemacetan kredit pada umumnya disebabkan oleh kesulitan–kesulitan keuangan, baik yang disebabkan oleh faktor intern (manajemen) maupun faktor ekstern. (Kasmir 2008:104)

2.1.9 Kolektibilitas Kredit

Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar. Dengan demikian kolektibilitas kredit diatur sebagai berikut :

1) Lancar (L)

Kredit dengan tingkat pembayaran tepat waktunya dan tidak ada tunggakan.

2) Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari.

3) Kurang Lancar (KL)

Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 91 hari s/d 180 hari.


(39)

29 4) Diragukan (D)

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 181 hari s/d 270 hari.

5) Macet ( M )

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 271 hari s/d 360 hari. (PT.BRI Kanpus 2004:32)

2.1.10 Penanganan Kredit Bermasalah

1) Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah (1) Pendekatan Secara Tertulis

a. Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN).

Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi kewajibannya. LKN berfungsi sebagai surat tagih sekaligus berita acara penuangan hasil negoisasi dengan debitur.

b. Pemberian Surat Peringatan

Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur tersebut melalui pemberian surat peringatan yang terdiri dari Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III yang masing–


(40)

30

masing berlaku selama 1 bulan. Untuk Surat Peringatan III disertai dengan Surat Pernyataan untuk menarik dan mengamankan jaminan. (2) Pendekatan Secara Lisan

Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.

2) Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah

Setiap rencana tindakan penanganan kredit bermasalah harus terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi :

(1) Dokumentasi

Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap


(41)

31

seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum.

(2) Hubungan Dengan Debitur

Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan dengan debitur (3) Informasi dan Investigasi

Informasi dan investigasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan.

3) Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2008:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara:

(1) Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling)

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi


(42)

32

satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

(2) Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning)

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok

b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.

d. Pembebasan bunga

Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

(3) Penataan Kembali (Restructuring)

Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi :


(43)

33 a. Dengan menambah jumlah kredit

b. Dengan menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai, tambahan dari pemilik.

(4) Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

(5) Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar–benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang–hutangnya.

4) Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu :cara damai dan melalui saluran hukum.

(1) Penyelesaian Secara Damai

Penyelesaian secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian kredit ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan alternatif penyelesaian lainnya. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, berupa tindakan-tindakan yang dijalankan agar dalam jangka waktu


(44)

34

tertentu, Kredit Bermasalah tersebut dapat diselesaikan seluruhnya atau sebagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penyelesaian Melalui Saluran Hukum

Apabila upaya penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya dalam menyelesaikan kredit, maka penyelesaiaannya dapat ditempuh melalui saluran hukum.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai rujukan pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh A.A Irma Wulandari (2015) dengan judul “Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat Bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Dalung Kantor Cabang Denpasar Gatot Subroto”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui prosedur penanganan kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Dalung Kantor Cabang Denpasar Gatot Subroto.

Dari hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas penyelesaian atau penanganan kredit bermasalah. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini selain membahas penanganan kredit bermasalah juga membahas tentang bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dan penyebab timbulnya kredit bermasalah.


(45)

(1)

30

masing berlaku selama 1 bulan. Untuk Surat Peringatan III disertai dengan Surat Pernyataan untuk menarik dan mengamankan jaminan. (2) Pendekatan Secara Lisan

Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.

2) Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah

Setiap rencana tindakan penanganan kredit bermasalah harus terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi :

(1) Dokumentasi

Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap


(2)

31

seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum.

(2) Hubungan Dengan Debitur

Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan dengan debitur (3) Informasi dan Investigasi

Informasi dan investigasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan.

3) Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2008:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara:

(1) Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling)

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi


(3)

32

satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

(2) Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning)

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok

b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.

d. Pembebasan bunga

Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

(3) Penataan Kembali (Restructuring)

Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi :


(4)

33 a. Dengan menambah jumlah kredit

b. Dengan menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai, tambahan dari pemilik.

(4) Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

(5) Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar–benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang–hutangnya.

4) Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu :cara damai dan melalui saluran hukum.

(1) Penyelesaian Secara Damai

Penyelesaian secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian kredit ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan alternatif penyelesaian lainnya. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, berupa tindakan-tindakan yang dijalankan agar dalam jangka waktu


(5)

34

tertentu, Kredit Bermasalah tersebut dapat diselesaikan seluruhnya atau sebagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Penyelesaian Melalui Saluran Hukum

Apabila upaya penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya dalam menyelesaikan kredit, maka penyelesaiaannya dapat ditempuh melalui saluran hukum.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai rujukan pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh A.A Irma Wulandari (2015)

dengan judul “Prosedur Penanganan Kredit Usaha Rakyat Bermasalah pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Dalung Kantor Cabang Denpasar Gatot Subroto”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui prosedur penanganan kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Dalung Kantor Cabang Denpasar Gatot Subroto.

Dari hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas penyelesaian atau penanganan kredit bermasalah. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini selain membahas penanganan kredit bermasalah juga membahas tentang bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dan penyebab timbulnya kredit bermasalah.


(6)