BAB I PEMBAHASAN 2.1 Terjadinya Proses P

BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Terjadinya Proses Penuaan
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau
tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan.
Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya

sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya
I. Teori-Teori Proses Menua
A. Teori Biologi
1. Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah
sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu
diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence &

Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel
lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,
sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan
jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika
sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut
beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang
sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata
sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami
kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk

karena sistem sel tidak dapat diganti.
2. Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk speciesspecies tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu
jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal.
Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan
cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan
harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun,
kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.

Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76
tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler,
mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini

vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah
sel dalam kultur dengan umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus
atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.
Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan
jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana,
1994)
3. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada
lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat
oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih
muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang
kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan
bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih
mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas
dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.


4. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh
untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat
struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan
genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi
komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas,
dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan
genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang
mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal
ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
5. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem
limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan.

Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali
dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan
tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)

Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto
antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang
menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
(Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil
akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat

perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara
adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macammacam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit.
(kronik dan akut)
II. Teori Psikologis
1.

Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia
merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan
oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.

2. Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari
aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.

III. Aspek Psikologis Akibat Lanjut Usia
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu
pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai
kemampuan memori dan kecerdasan mental yang kurang.

Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori
pada lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan
masalah, ternyata tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa
banyak lansia mempunyai cara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan
mereka dapat melakukannya dengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan
tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami kemunduran mental yang
substansil atau luas.
IV. Keperibadian, Intelegensia, Dan Sikap
Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian,
namun upaya ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang
lansia. Walaupun mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas
memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith,
1991). Hal ini tidak diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak
berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda
dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua
kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga
sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang
diketahui sedikit berbeda dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka
terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu
takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu

gambaran adaptif pada penuaan.

2.2 Batasan Tua Atau Lanjut Usia
Beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi:


Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun



Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun



Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad

Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
o 0-1 tahun = masa bayi
o 1-6 tahun = masa prasekolah
o 6-10 tahun = masa sekolah
o 10-20 tahun = masa pubertas
o 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
o 65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)
Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog Ui)
Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
menjadi empat bagian
 Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
 Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
 Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
 Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia
Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;


Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.




Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65
tahun



Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
70-75 tahun (yaoung old)
75-80 tahun (old)
Lebih dari 80 (very old)

Menurut UU No. 4 Tahun 1965
Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai
jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain
(sekarang tidak relevan lagi)
Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi
sebagai berikut;

BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi:
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;


Usia biologis;
Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada
dalam keadaan hidup dan mati



Usia psikologis
Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.



Usia sosial
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan
masyarakat kepada seseorang sebungan dengan usianya.

2.3 Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia


Perubahan-perubahan fisik
1. Sel
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.



Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
Jumlah sel otak menurun.
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

Sistem persarafan
1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam
setiap harinya)
2. Cepatnyan menurun hubungan persarafan
3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres.
4. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan
terhadap dingin.
5. Kurang sensitif terhadap sentuhan



Sistem pendengaran
1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun
2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya
keratin.
4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.

4.

Sistem penglihatan

1.
2.
3.

Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan

4.

gangguan penglihatan.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih

5.
6.
7.

lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
Hilangny daya akomodasi
Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.

1.
2.
3.

Sistem kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut

20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing
mendadak)
5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6.

Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;

1)
2)

Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  35o ini akibat
metabolisme yang menurun
Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
7.
Sistem respirasi
1)
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2)
Menurunnya aktivitas dari silia

3)
4)
5)
6)
7)
8)

Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun
seiring degan bertambahnya usia.
8.

1)

Sistem gastrointestinal

Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi
setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi

2)

yang buruk.
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi
indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama

rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
3)
Eofagus melebar
4)
Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun,
5)
6)
7)

waktu mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya
aliran darah.
9.

1)
2)
3)
A.

Sistem reproduksi

Menciutnya ovari dan uterus
Atrofi payudara
Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya
penurunan secara beransur-ansur
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan

baik), yaitu;
·
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
·
Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
·
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
B.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.

10.
1)

Sistem genito urinaria

Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine
darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut
nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang

2)

kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat.

Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
3)
Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
4) Atrofi vulva
11.
1)
2)
3)
4)

Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya
dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
12.

1)
2)
3)
·
·
4)
5)

Sistem kulit

Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
Kulit kasar dan bersisik,
Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
13.

1)
2)
3)
4)
5)

Sistem endokrin

Sistem muskuloskeletal

Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi pendek
Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
14.

Perubahan mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1)

Perubahan fisik, organ perasa

2)
3)
4)
5)

Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan

1.

Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan.
Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk

2.

Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.

3.

Berkurangnya keterampilan psikomotor.

5.2 Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian Manusia
Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai
faktor baik internal maupun eksternal.
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh.
Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor
eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak
sehat dan lain sebagainya.

Struktur Kulit
Fakta Ilmiah Tentang Kulit
1.

Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 – 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah
usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.

2.

Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat
elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan

3.

epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin.
Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara
meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.
Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis)
yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen
adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun lagi
atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta
hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu
terbentuk pro kolagen.
Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan
bertambahnya usia, dampaknya adalah meningkatnya proses

Struktur Kolagen

“kulit kering” serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis inilah yang bertanggung jawab
akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin smoothness) yang merupakan kunci
utama untuk disebut “awet muda” serta memiliki kulit indah (beautiful skin).
Proses Penuaan Kulit
Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses
besar, yaitu penuaan kronologi (chronological aging) dan
'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya
perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit
Proses Penuaan pada
Kulit

seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit
menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus,

adanya pigmentasi kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya
kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar

sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya
enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya
memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan
dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
Ser–C, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna
memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit
wajah.

BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus
memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan
menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian
pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu
asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.

3.2 Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda.
Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui
prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari
berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini dapat menjadi salah
satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun sebagai
pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut

DAFTAR PUSTAKA
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep
Kes R.I.