8 Sebab Mengapa Satu Hari Anda Tidak Sep (1)

8 Sebab Mengapa Satu Hari Anda Tidak
Seproduktif Yang Seharusnya, Dan
Bagaimana Cara Memperbaikinya
Karier dan Pekerjaan, Produktivitas
Sabtu, November 22, 2014
A+ AShare on emailEmail Share on printPrint
Tweet

Apakah Anda kerap menghabiskan waktu Anda berjam-jam di depan laptop, tapi tahu-tahu
hari udah siang aja, udah sore aja, udah malam aja, tapi kayaknya kok kerjaan belum ada
yang beres-beres ya?
Hm, tahu nggak Anda, kenapa bisa begitu, dan gimana cara memperbaikinya, supaya harihari Anda jadi lebih produktif?
Pertama-tama, ketahuilah, produktif itu bukan soal kerja keras dan kedisiplinan doang,
sebagaimana yang dipikirin kebanyakan orang.
Sejatinya, ada kebiasaan-kebiasaan yang membedakan antara orang yang produktif, dan
orang yang tidak produktif. Kebiasaan, itulah kuncinya. Nah, sekiranya keseharian Anda
kerap tidak produktif, kemungkinan besar Anda memiliki kebiasaan-kebiasaan berikut ini:

1. Anda Nggak Menentukan
Maupun Target Apapun


Tujuan

Wajar aja pikiran Anda jadi kemana-mana, tiba-tiba buka facebook, tiba-tiba setting blog,
tiba-tiba merapihkan file, tiba-tiba main game, tiba-tiba ntah ngapain aja. Karena memang
dari awal Anda nggak ada nentuin tujuan maupun target yang harus Anda capai hari ini.
Kalau ada target harian, kan enak, nanti malamnya Anda bisa buat laporan. Misal. target hari
ini:



Harus produksi 7 desain



Harus dapat minimal 10 prospek



Harus closing dapat minimal 3 pelanggan




Harus posting 2 konten di fanpage facebook



Harus nge-tweet minimal 20 tweet

Terus, ketika hari sudah malam, Anda evaluasi deh. Bisa pakai Microsoft Excel. Misalnya,
ternyata hari ini Anda cuma bisa produksi 5 desain. Berarti pencapaian Anda 5/7 * 100% =
71%. Berarti besok kinerja Anda harus lebih baik lagi, minimal 72%. Dan seterusnya..
Enak kan kalau ada tujuan dan target yang jelas?


Kerjaan pun jadi jelas



Bisa bikin laporan yang jelas




Ada yang bisa dievaluasi



Apa-apa yang udah bagus dan kudu dipertanhakan bisa ketahuan



Apa-apa yang dievaluasi dan kudu diperbaiki nampak



Besoknya pun jadi tahu harus ngapain

2. Anda Salah Menentukan
Maupun Target Anda

Tujuan


Punya tujuan saja tidak cukup, pastikan pula tujuan Anda udah bener. Salah tujuan, pastilah
salah jalan. Pantes nggak nyampe-nyampe..
Terus cara menentukan tujuan yang benar itu gimana? Sederhananya, tujuan yang benar
dibangun berdasarkan akal. Bukan perasaan, apalagi kompromi. Pikirkanlah sebab-akibat.
Anda harus apa, maka Anda butuh apa. Anda butuh apa, maka Anda harus apa.
Misal, mau memasarkan tas fashion, berpikirlah sebagai si target pasar. Jangan sebagai diri
Anda. Yang suka tas fashion ini orangnya gimana, laki-laki, atau perempuan? Masih muda,
atau udah nenek-nenek? Yang sanggup beli siapa? Mahasiswa, apa yang udah kerja? Terus,
yang lagi nge-trend itu gimana?
Dan seterusnya.. lebih spesifik, lebih bagus. Nah, dari data-data itu, kan Anda jadi bisa buat
keputusan mau desain brosur yang seperti apa, mau memasarkan dengan tools apa saja, kapan
waktu yang tepat..

Intinya, berpikir dengan akal. Anda indera fakta-fakta di sekitar Anda, kemudian Anda
kaitkan dengan informasi terdahulu yang ada di otak Anda. Insya Allah, maka Anda bisa
menemukan tujuan dan target yang benar..

3. Timeline Tak Sesuai dengan Deadline


Seberapa sering orang-orang kalau dikasih tugas di hari Senin, yang mana batas
pengumpulannya hari Sabtu, mereka malah ngerjainnya baru di hari Jum'at? Atau bahkan di
hari Sabtunya? Padahal, mereka punya 6 hari..
Biasanya, mungkin itu karena timeline mereka nggak sesuai dengan deadline. Contoh
kasusnya itu:


Bikin deadline durasi pengerjaan suatu kerjaan adalah 4 jam, tapi padahal itu kerjaan
bisa beres dalam 2 jam. Maka, jadinya malah beneran selesainya 4 jam deh.



Bikin deadline durasi pengerjaan suatu kerjaan adalah 5 hari, tapi padahal itu kerjaan
bisa beres dalam 2 hari. Maka, jadinya malah beneran selesainya 5 hari deh.

Kenapa Anda bisa begitu, biasanya tergantung bagaimana di nomor 1 dan nomor 2 yang kita
bahas di atas. Kalau memang Anda udah punya tujuan, terus penentuan target harian Anda
pun udah bener berdasarkan research, insya Allah timeline Anda pun bakal sinkron dengan
deadline.


4. Anda Mencoba Melakukan Banyak Hal
Ini nih yang biasanya bikin orang banyak stress.. Ingatlah, air 500 liter cuma bisa dimasukkan
ke wadah yang memang muat dimasukkan air 500 liter.. nggak bisa dimasukkan ke wadah
yang cuman muat dimasukkan 200 liter.. Kalau dipaksain, tumpah deh.. Yah mau gimana lagi,
wong wadahnya cuman muat dimasukin 200 liter..
Anda pun tentu memiliki kapasitas tertentu. Baiknya, Anda kerjakanlah seoptimal mungkin
apa-apa yang sesuai dengan kapasistas Anda, jangan kenafsuan mau ngerjain ini, ngerjain itu,
bisa ini, bisa itu, jago ini, jago itu, akhirnya nggak ada yang jadi.. yang ada malah "timpah".

Dapatkan gambar quotes inspiratif lainnya di Quotes.TeknikHidup.com
Solusinya gimana, sama juga seperti yang di atas, kembali lagi ke nomor 2, bagaimana
research Anda menentukan target berdasarkan tujuan Anda. Kalau target udah bener, timeline
bener, maka akan kelihatan tuntutan apa yang akan membebani Anda, sehingga Anda bisa
menyesuaikannya dengan kapasitas Anda.

5. Anda Mencoba Melakukan Semuanya
Sendirian
Superman itu cuman ada di film (fiktif), nggak ada di dunia nyata.. Yang ada nyata itu Superteam! Ada kalanya memang tak bisa dinafikan, tuntunan yang bener-bener kebutuhan harus
dikerjakan, tidak sesuai dengan kapasistas Anda. Maka, Anda harus minta tolong dengan
orang lain.

Bisa dengan berpartner, atau bahkan bangun tim. Atau yang lebih praktis, bisa outsourcing
para penjual jasa, maupun para freelancer.
Misal, Anda punya beban harus desain, harus menulis, harus urus social media, harus rekap
data, harus ngelayani customer, harus input produk ke website.. pusing banget.. malahan bisa
bikin kerjaan nggak beres-beres.. Kalau udah begitu ceritanya, cobalah rekrut freelance
penulis misalnya. Cobalah beli jasa input produk misalnya. Dan seterusnya..

6. Lingkungan Anda Nggak Kondusif

Kita tes aja yuk sekarang. Tempat kerja Anda, seberapa mendukung produktivitas Anda sih?
Seberapa mengganggu konsentrasi Anda sih? Silahkan beri nilai dari 10 - 100. Makin rendah,
berarti makin mengganggu. Makin tinggi, berarti makin mendukung. Hayoo, berapa nilainya?


10 - 30, berarti mengganggu banget!



30 - 50, berarti kadang oke, tapi kadang ada bikin nggak enak juga.




60 - 80, berarti biasa-biasa aja.



90 - 100, pass!!

Pastikan nilai lingkungan Anda nggak di bawah 50. Salah satu logikanya, sekiranya
konsentrasi Anda kerap terganggu, maka stamina Anda akan lebih cepat habis, padahal
kerjaan belum pada beres. Sementara deadline di depan mata.

7. Anda Menyepelekan 5 Menit, 10 Menit,
dan Beberapa Waktu Pendek Lainnya
Seberapa sering Anda mengatakan atau mendengar kata-kata seperti ini:


"Sudahlah, sudah tidak ada waktu lagi.. 15 menit lagi acaranya udah mau dimulai..."




"Nggak apa-apalah.. 10 menit lagi adzan Maghrib.."



"Cuman 5 menit aja, ayolaah, mumpun belum bunyi bell.."

Padahal, pun 5 menit, 10 menit, 15 menit, bahkan 1 menit, tiap waktu itu pasti berharga.
Jangan sampai hanya karena sepertinya sebentar, Anda malah menggunakannya untuk hal-hal
yang nggak bermanfaat, di luar target dan tujuan Anda.
Manfaatkanlah waktu sebaik-baik mungkin, walau hanya 1 detik.. Karena Anda sendiri yang
bakal nyesel belakangan nanti, "Kenapa tadi 30 menit malah dipakai buat main game yaa..
Coba tadi dipakai buat rekap data, pasti sekarang aku udah bisa ngerjain hal-hal yang lain.."
sering nggak Anda kayak gitu?
Yang sering nyesel-nyesel gitu, biasanya itulah karena mengikuti hawa nafsu.. Istighfarlah..

8. Anda "Mabuk Kerja", Hingga Kerjaan
Anda Nggak Optimal
Salah juga kalau Anda sehariannya kerjaaa terus, sampai-sampai terabaikanlah urusan lain.
Ibadah kurang, dakwah nggak jalan, keluarga nggak diperhatikan, kesehatan nggak terjaga,

dan sebagainya.
Pertanyaan besarnya.. Anda sebetulnya kerja buat apa sih? Bukannya buat nafkah keluarga?
Sekiranya Anda kerja over-dosis, sampai-sampai kewajiban lain selain kerja jadi terlantarkan,
berarti Anda tengah "mabuk". Kalau udah "mabuk" gitu, kerjaan pun justru jadi nggak
optimal.
Risih kurang ibadah, sedih kangen keluarga, sambil nggak mood gitu dipaksain kerja, yah
kerjaan apa yang bisa diberesin kalau kapasitas Anda kacau begitu? Silahkan atur kembali
tujuan Anda. Apa orientasi Anda. Lalu, tata prioritasnya baik-baik.

Saatnya Produktivitas Anda Meningkat!
12 Penyesalan yang Paling Banyak &
Sangat Disesali Orang di Masa Depan
Hubungan, Karier dan Pekerjaan, Keluarga, Motivasi, Remaja, Rumah Tangga
Jumat, November 28, 2014
A+ AShare on emailEmail Share on printPrint
Tweet

Coba Anda renungkan hal-hal ini..




Adakah orang yang dulu rutin Anda jumpa setiap hari, sekarang telah tiada?



Adakah pekerjaan yang dulu rutin Anda lakukan, sekarang tidak lagi?



Adakah benda yang dulu Anda sangat inginkan, sekarang biasa-biasa saja?



Dan lain sebagainya..

Salah satu keanehan manusia adalah, mereka sekarang ini banyak maunya, namun di esok hari
banyak penyeselannya.
Simak saja tatkala Anda berpapasan dengan orang yang lebih tua dari Anda, kenapa orang yang lebih
tua itu lebih suka bercerita dan memberi nasehat, serta lebih peduli pada yang lebih muda, karena
mereka tak ingin Anda yang lebih muda, mengalami penyesalan seperti yang mereka alami
sebelumnya.

Pun tidak selalu persoalannya antara yang tua dan muda, namun juga antara yang sudah duluan
mengalami suatu kejadian, dengan yang belum mengalami kejadian tersebut.

Nah, berikut ini, adalah 12 hal yang biasanya paling banyak disesali seseorang di masa depan nanti.

1. "Coba Dulu Aku Nggak Begitu Haus Akan
Pujian Orang Lain.."
Banyak orang sekarang menderita, buang-buang duit, buang-buang tenaga, buang-buang waktu,
cuman untuk melakukan apa yang orang lain inginkan. Tujuan hidup mereka ditentukan orang lain,
bukan ditentukan diri mereka sendiri.

Misal:


Tatkala motor teman-temannya keren-keren semua, sudah dimodifikasi, sedangkan
motornya biasa-biasa saja. Maka, dia pun mati-matian berusaha supaya motornya jadi keren
juga.



Tatkala kerudung teman-temannya trendy semua, gaul-gaul, sedangkan kerudungnya biasabiasa saja. Maka, dia pun mati-matian berusaha supaya kerudungnya jadi gaul juga.



Dan lain-lain..



Yang mana padahal itu semua cuman keinginan, bukan kebutuhan. Masih banyak sebetulnya
kebutuhan lain yang menuntut ia, tapi belum ia tunaikan. Hingga akhirnya besoknya ia stress,
panik, tak mampu memenuhi tuntunan-tuntutan.

2. "Coba Dulu Aku Kasih Tahu..."
Banyak masalah berupa fitnah dan perasangka buruk, karena seseorang itu tidak dapat membedakan
antara "hipotesis" dengan "kesimpulan". Nah, hipotesis itu bisa berubah menjadi kesimpulan,
sekiranya dilakukan penelitian. Bisa berupa komunikasi, bertanya, tabayyun.

Nah, salahnya, bagaimana mungkin orang bisa tabayyun kepada Anda, kalau Anda masih main
rahasia-rahasiaan, tidak mau mengatakan hal yang sebenarnya? Sekiranya mereka tidak bisa memiliki
informasi yang benar, maka alternatifnya (meski tentu ini salah) adalah mereka menggunakan
prasangka-prasangka saja.

Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari, lantaran masalahnya semakin besar, karena Anda
tidak mau memberitahu hal yang sebenarnya..

3. "Coba Dulu Aku Ngikutin Passion-ku.."
Yaah, tak jarang teman baik sehobi kita, seorganisasi, dan teman lainnya yang se-passion, tiba-tiba ia
terpaksa harus pensiun dari aktivitas passion-nya, karena akan berganti menjadi aktivitas rutin yang
memberikan penghasilan tetap per bulan, job desc yang rutin dan jelas per hari, dan kehidupan yang
bisa dibilang lumayan nyaman. Tapi, akibatnya di masa depan gimana?

4. "Coba Dulu Aku Nggak Begitu Sibuk KerjaKerja Terus.."

Banyak yang mengira, dengan lebih mapannya mereka, maka mereka bisa lebih banyak mengkaji
Islam, lebih masif berdakwah, lebih dekat dengan keluarga, dan lebih luang untuk main game di esok
hari.

Tapi ternyata, malah mereka semakin lama semakin banyak tuntunan di dunia pekerjaan mereka.
Hingga tidaklah mudah untuk melepasnya..

5. "Coba Dulu Aku Nggak Pacaran.."
Orang tua yang baik itu pasti sangat khawatir kalau anaknya salah-salah gaul. Terutama ayah, itu
sangat khawatir dengan anak perempuannya. Itu sebabnya, cukup banyak seorang ayah yang
melarang anaknya untuk pacaran. Karena memang selain khawatir, yah dalam syariat Islam kan
pacaran itu haram.

Tapi risih rasanya melarang anak pacaran, kalau dulunya saja sang orang tuanya pun pacaran.
Makanya, ada baiknya seandainya dulu mereka tidak pacaran. Karena yang namanya tindakan lebih
deras pengaruhnya daripada kata-kata..

Selain yang menyesal orang tua, seorang gadis tak kalah menyesalnya karena ia telah pacaran. Masa
depannya hancur, karena telah "jebol". Memang tidak semua pacaran berakhir zina, namun hampir
setiap zina diawali dari pacaran. Makanya, udah, putusin aja! Eh, tapi sudah telat.. Yang ada tinggal
penyesalan..

Dapatkan gambar quotes inspiratif lainnya di Quotes.TeknikHidup.com

6. "Coba Dulu Aku Nggak Gampang Marah.."
Hanya dengan marah-marah, tak jarang hubungan kedekatan diantara beberapa orang menjadi
kacau. Padahal, sekiranya mereka berpisah, maka mereka akan menjalani kehidupan lebih sulit. Lebih
mudah sebetulnya hidup mereka, sekiranya mereka tetap bersahabat.

7. "Coba Dulu Aku Nggak Ngomong Kasar.."
Mirip seperti yang di atas. Dua orang yang hatinya telah bersatu, sekiranya salah satu hati mereka
tersakiti, maka hati yang lainnya pun ikut tersakiti. Maka tatkala ia mengatakan kata-kata kasar
kepada teman atau pasangannya, yang sakit hati bukan cuman teman atau pasangannya tersebut,
tapi dirinya sendiri pun otomatis jadi ikut sakit hati juga..

Dapatkan gambar quotes inspiratif lainnya di Quotes.TeknikHidup.com

8. "Coba Dulu Aku Nggak Kenafsuan Makan
Sembarangan.."
Mereka yang mengalami penyakit degeneratif seperti diabetes, kolesterol, kanker, asam urat, dan
lain-lainnya, tak jarang yang meyesal karena mereka dulu hobi asal-asalan jajan.. Berlebihan makan
gula, makan lemak, makan asal-asalan, semata-mata hanya karena enak saja... Tapi setelah itu..
mohon maaf, malah menjadi kotoran..

Manfaat-manfaat bagi tubuh yang diberikan oleh makanan-makanan tersebut sangat minim. Bahkan
ada yang minus-manfaat. Yang ada adalah nafsu belaka.. Cuma enak sampai di leher..

9. "Coba Dulu Aku Nggak Sembarangan
Ngutang.."

Ini juga salah satu yang membuat banyak orang stress zaman sekarang. Susah melunasi hutanghutang mereka. Mirip seperti hal-hal di atas, biasanya mereka hutangannya itu dibelanjakan untuk
perihal konsumtif sekunder. Bukan perihal konsumtif primer, maupun perihal produktif. Makanya
nyesel.

Pun biasanya yang melatarbelakangi juga sama, biasanya nafsu akan duniawi.. Yang meski memang
itu merupakan hasil dari gharizah-nya (nalurinya). Namun tentu dia pasti memiliki pilihan-pilihan
lain, untuk memenuhi ghariziah tersebut secara lebih baik..

10. "Coba Dulu Aku Lebih Banyak Memberi
ke Dia/Mereka.."
Kadang kita baru merasakan seseorang itu sangat berharga, tatkala tengah masa-masa perpisahan,
masa-masa ia sedang jauh, dan masa-masa ia telah tiada.

Berapa banyak orang yang baru mau bersalaman dan ciuman, senyuman penuh cinta dan pelukan
yang hangat, kalau sedang berada di Bandara, Terminal, Stasiun, dan Pelabuhan? Padahal ketika
masih di Rumah, yang ada mereka malah berselisih melulu..

Ketika orangnya lagi jauh, maupun telah tiada, barulah menyesal.. "Coba dulu traktir dia makan..
coba dulu bicara yang ramah.. coba dulu ngajakinnya jalan-jalan.. coba kemarin ini makanan nggak
aku makan sendirian, aku bagi-bagiin ke dia.. ke mereka.. coba dulu aku nggak gengsi memeluknya..
coba dulu aku nggak gengsi menciumnya.." nyeselnya belakangan..

Pertanyaan besarnya, dulu Anda kemana aja?

11. "Coba Dulu Aku Mau Minta Maaf.."
Katakanlah Anda menyesal telah marah-marah, bicara kasar, dan kelakuan salah lainnya. Namun,
ternyata Anda masih punya kesempatan, untuk minta maaf. Manfaatkanlah kesempatan itu segera!
Bisa jadi itu kesempatan terakhir!

Kalau nggak, silahkan nikmati penderitaan nyesel selamanya..

12. "Coba Dulu Aku Mau Mengkaji Islam.."
Ini pula termasuk salah satu yang paling sangat membuat seseorang stress. Baru tahu ternyata
pekerjaannya tidak syar'i. Baru tahu riba itu haram, bagi yang menerima, memberi, mencatat, dan
menjadi saksi. Baru tahu ternyata secara umum di zaman ini pajak itu haram. Baru tahu akad-akad
yang bathil terselebung dalam perusahaannya.

Sehingga akhirnya rada berat untuk meninggalkan itu semua.. Dan sampai ke masalah individu
lainnya seperti tak tahu hukum sholat, hukum puasa, dan sebagainya..

Meski memang, mereka tidaklah berdosa kalau memang mereka tidak tahu hukumnya. Tapi,
mereka berdosa karena tidak mau tahu apa hukumnya.

Coba ingat-ingat..


Apakah dulu pernah pas nonton TV disodorkan pilihan, untuk pilih channel A agar bisa
mempelajari tsaqafah Islam, atau pilih channel B untuk nonton hiburan?



Apakah dulu pernah pas ke toko buku melihat ada buku A yang memuat tsaqafah Islam,
namun malah pilih buku lain yang ntah itu mubah, makruh, atau haram?



Apakah dulu pernah pas facebook-an dan twitter-an, disodorkan pilihan untuk menyaksikan
status dan tweet yang memuat tsaqafah Islam, tapi malah milih status dan tweet yang luculucuan melulu?



Apakah dulu pernah diajak teman ikut kajian tsaqafah Islam, tapi malah bohong sibuk nggak
bisa, aslinya malah mau jalan-jalan nggak penting?

Sekali lagi, mereka tidaklah berdosa kalau memang mereka tidak tahu hukumnya. Tapi,
mereka berdosa karena tidak mau tahu apa hukumnya.

Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
Yang namanya penyesalan biasanya kenapa disesalkan, karena sangat sulit untuk diperbaiki lagi,
bahkan hampir mustahil. Kalau masih bisa diperbaiki, mungkin nggak akan disesalkan. Pasti buruburu
memperbaikinya.
Karena memang, sebetulnya kenapa kita banyak merakan kesengsaraan atas kerusakan yang terjadi
di dunia ini, bukan karena kita bodoh tidak bisa menemukan solusi, melainkan karena kita malas
tidak
mau
mencegah
diri
dari
perbuatan
yang
tidak
bagus.
Itu sebabnya, mencegah lebih baik daripada mengobati, karena tidak semua obat (solusi) itu ada,
atau bisa Anda jangkau. Tapi setiap pencegahan, insya Allah selalu bisa Anda jangkau.
Sudah.. sudah.. sudah cukup nangisnya.. Silahkan, mulai sekarang Anda antisipasi, agar diri Anda
tidak termasuk mereka yang menyesali 12 hal ini. Boleh pulalah Anda share artikel ini, agar orangorang yang Anda sayangi tahu, supaya mereka juga tidak mengalami penderitaan berkepanjangan di
masa depan yang seharusnya nanti cerah, malah jadi masa depan yang suram..
Sumber gambar: HuffingtonPost, Kaskus, FlipMagz.
Yuk Share »
Tweet
Baca juga artikel lainnya: