SESI 1: PENGENALAN JOGJA ISTIMEWA

SESI 1 JOGJA
ISTIMEWA
Sabtu, 21 Oktober 2017
pukul: 07.30 – 10.00 WIB

SESI 1: PENGENALAN JOGJA
ISTIMEWA

MATERI:
A.Latar belakang , tujuan dan
harapan yang akan dicapai
B.Sekilas tentang Yogyakarta
C.Potensi Konfik, Toleransi dan
Solidaritas

SESI 1: PENGENALAN JOGJA
ISTIMEWA
MATERI:
A. Latar belakang , tujuan dan harapan yang akan
dicapai dari pelenggaraan program Jogja Istimewa.
1)Mahasiswa akan hidup bersama dalam waktu tertentu

dan tujuan tertentu (kuliah) dalam waktu yang sama.
Merintis persatuan Indonesia (andil UAJY terhadap
pemerintah DIY)
2)Tujuan yang ingin dicapai dari program ini.
3)Harapan yang ingin dicapai oleh mahasiswa setelah
mengikuti kegiatan ini. (dapat dilakukan dengan
metode active learning/discussion)

 B. Sekilas tentang Yogyakarta:
 a. Sejarah singkat
 b. Logo Keraton & Jogja Istimewa .
 c. Kota pendidikan, kota budaya (ciri khas Yogyakarta)
 d. Karakter kota pendidikan
 e. Demograf penduduk asli dan pendatang (khususnya pelaiar dan
mahasiswa)
 F. Dukungan Pemda
 C. Potensi Konfik, Toleransi dan Solidaritas
 a. Bisa diambil dari fakta (berita koran kejadian faktual di Yogyakarta)
 b. Contoh baik dan jelek semua ditampilkan
 c. Toleransi dan solidaritas dengan cara menerima kesadaran

kebinekaan di Yogyakarta. Dengan demikian diharapakan mahassiwa
dapat mengembangkan sikap nasionalisme cinta tanah air

A. LATAR BELAKANG, TUJUAN
DAN HARAPAN YANG AKAN
DICAPAI

Tujuan Kegiatan

Apa harapan Anda
setelah mengikuti
kegiatan kuliah Jogja
Istimewa?

B. SEKILAS TENTANG
YOGYAKARTA
Sejarah
Yogyakarta
 Nama Yogyakarta ialah perubahan bentuk dari Yodyakarta.
Yodyakarta berasal dari kata Ayodya & Karta.

 Ayodya diambil dari nama kerajaan dlm kisah Ramayana,
sementara karta berarti ramai.
 Dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti [13 Februari 1755]
antara Pangeran Mangkubumi & VOC di bawah Gubernur-Jendral
Jacob Mossel, maka Kerajaan Mataram dibagi dua. Pangeran
Mangkubumi diangkat sebagai Sultan dengan gelar Sultan
Hamengkubuwana I dan berkuasa atas setengah daerah
Kerajaan Mataram. Sementara itu Sunan Paku Buwono III tetap
berkuasa atas setengah daerah lainnya dengan nama baru
Kasunanan. Surakarta & daerah pesisir tetap dikuasai VOC.

Lambang Kraton Kasultanan
Lambang Keraton Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang
sering kita lihat disebut Praja Cihna.
Nama tersebut diambil dari bahasa
sansekerta Praja yang berarti Abdi
Negara dan Cihna yang berarti Sifat
Sejati.
Secara harfah, Praja Cihna bisa

diartikan Sifat Sejati Abdi Negara.

Arti Lambang Praja Cihna
 Sayap Burung Garuda
Sayap burung Garuda yang mengepak lebar
menggambarkan keagungan dan kewibawaan keraton
(sebagai lembaga eksekutif) yang tegas, mantap,
kuat, total, dinamis, optimis dan pantang menyerah.
 Aksara Jawa
Aksara Jawa yang tertulis tegak menjadi simbol
kebudayaan asli bangsa juga jati diri kepribadian
bangsa dan Negara. Kata Ha – Ba merupakan
singkatan dari nama Hamengku Buwono

Arti Lambang Praja Cihna
 Bunga Padma
Bunga Padma (Teratai) berwujud tumbuhan dengan
tangkai dan bunganya, hidup merambat, mengapung
di atas air mempunyai arti memiliki
kecerdasan/kebijakan dalam memposisikan diri pada

tempat dan waktu dengan benar
 Tumbuhan Sulur
Tumbuhan Sulur yang hidup merambat,
melambangkan kejayaan dan kemuliaan kebudayaan
bangsa nusantara yang lestari berkembang dan
bermanfaat bagi bangsa dan rakyat yang beraneka
ragam

Letak Keistimewaan Jogyakarta
 Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII
mengetok kawat kepada Presiden RI.
 Isi kawat tersebut menyatakan bahwa Daerah
Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman
menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia,
serta bergabung menjadi satu mewujudkan satu
kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta.
 Sri sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam
VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
bertanggung jawab langsung kepada Presiden

Republik Indonesia.

Letak Keistimewaan Jogyakarta
1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945
dari Presiden Republik Indonesia.
2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat
Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 ( yang
dibuat sendiri-sendiri secara terpisah). Isi amanat:
intinya nagari kasultanan dan pakualaman bergabung
dengan NKRI dan tunduk kepada presiden.
3. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku
Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 ( yang dibuat
bersama dalam satu naskah ).

Letak Keistimewaan Jogyakarta
 UU No. 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan DIY.
 UU No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY
Letak keistimewaannya pada pengaturan tentang :
1. Tata cara pengisian jabatan Gubernur/ Wakil Gubernur DIY

2. Kelembagaan Pemda DIY
3. Kebudayaan,
4. Pertanahan, dan
5. Tata Ruang

Makna Amanat Sultan HB dan Adipati PA

Menunjukkan sikap NASIONALISME.
Harapannya warga jogya dan penduduk Jogya
juga menunjukkan sikap nasionalisme
melalui sikap menghargai pluralisme, cinta
tanah air, menghargai budaya.

PILAR KEISTIMEWAAN DIY
Pengakuan atas Hak Asal-Usul, Kerakyatan,
Demokrasi, Ke-Bhinneka-Tunggal-Ika-an

Efektivitas Pemerintahan, Kepentingan Nasional, Pendayagunaan Kearifan Lokal

Asas Pengaturan Keistimewaan DIY

(Pasal 4 UU No 13 Tahun 2012)
a. pengakuan atas hak asal-usul;
b.kerakyatan;
c. demokrasi;
d.ke-bhinneka-tunggal-ika-an;
e. efektivitas pemerintahan;
f. kepentingan nasional; dan
g.pendayagunaan kearifan lokal.

Tujuan Pengaturan Keistimewaan
(Pasal 5 UU No 13 Tahun 2012)

a. mewujudkan pemerintahan yang demokratis;
b. mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman masyarakat;
c. mewujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang
menjamin ke-bhinneka-tunggal-ika-an dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. menciptakan pemerintahan yang baik; dan
e. melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan
Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya

Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa.

Arah Pembangunan Kebudayaan
Perlindungan &
Pemeliharaan
Keistimewaan
DIY
Kewenangan kebudayaan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) huruf c
diselenggarakan untuk
memelihara dan
mengembangkan hasil cipta,
rasa, karsa, dan karya yang
berupa nilai-nilai, pengetahuan,
norma, adat istiadat, benda,
seni, dan tradisi luhur yang
Hamemayu
mengakar dalam masyarakat
Hayuning

DIY.

Bawana

Pengembangan

Benda/Tangible
Tak Benda
/Intangible

Pemanfaatan

Sangkan
Paraning
Dumadi

Manunggaling
Kawula Gusti

Dalam rangka mengevaluasi, menyusun program

budaya unggul yang memperkuat karakter dan
identitas Keistimewaan DIY:
Pelibatan semua stakeholder, misal urusan kebudayaan melalui
kegiatan pendampingan, pembinaan, pengembangan,
kerjasama, dan fasilitasi di sektor unggulan urusan kebudayaan
seperti organisasi/lembaga seni budaya, museum, perflman,
warisan cagar budaya, dan organisasi kemahasiswaan
perwakilan daerah se-Indonesia yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta.

Pengenalan Logo Jogja Istimewa
Arti Tagline

ISTIMEWA – (kata benda) yang berarti beda dan lebih baik dari yang
lain. Inggris;(verb) beyond special
ISTIMEWA is more than special distinctive, divine, excellent or
extraordinary. ISTIMEWA is the most unique word on earth, no single
English word can replace it.
Tidak harus menggunakan bahasa Inggris untuk tagline, karena kita
bisa bangga dengan bahasa ibu kita. Secara pengucapan kata
“Istimewa” adalah kata yang mudah diucapkan oleh lidah warga
internasional.
ISTIMEWA bukan hanya sekedar “status politik” namun menjadi “ruh”
peri-kehidupan di Yogyakarta yang diwujudkan dalam laku “kerjakeras” untuk mencapai “maqom keistimewaan” tersebut agar bisa
menjadi lebih baik dari yang lain.

Logo Jogja ini menggunakan huruf kecil, yang melambangkan egaliterisme,
kesederajatan dan persaudaraan. Dengan warna merah bata, sebagai
warna perlambang keraton dan spirit keberanian untuk mewarnai zaman
baru (masa depan) berbekal akar budaya masa lalu yang diperkaya
kearifan lokal yang genuine.

Untuk mewakili kekuatan akar
budaya masyarakat Yogyakarta,
logo menggunakan jenis font
original yang didesain berdasarkan
Aksara jawa.
Dengan font modern, simple dan
dinamis, namun tetap berpijak pada
ruh tradisi dan kebudayaan
Yogyakarta. Bentuk logo yang
simple, modern, dan progresif ini
juga merupakan manifestasi
semangat Youth, Women, Netizen.

Titik dalam “J” dalam bentuk “Biji” dan “Daun”, juga
lubang pada huruf “G”, melambangkan flosof “Cokro
Manggilingan; Wiji Wutuh, Wutah Pecah, Pecah Tuwuh,
Dadi Wiji’, yang akan menjadi pedoman untuk
pembangunan yang “lestari” dan “selaras dengan
alam” untuk lingkungan hidup yang lebih baik.

Hamemayu Hayuning Bhawana
Huruf G dan J yang saling memangku
dan bersinanggungan melambangkan
Hamemayu Hayuning Bhawana. Sebagai
pedoman pemimpin dan pengampu
kebijakan bercermin pada kalbu rakyat.

Merah dan Putih
Warna merah berasal dari lambang
Keraton, simbol keberanian, ketegasan,
kebulatan tekat yang utuh.
Warna putih menggambarkan Jogja roh
ke-Indonesia-an.

Makanan khas Jogja

Kipo

Yangko
Geblek

Tiwul

Growol

Memorable Places

Memorable Places

37

DUKUNGAN PEMDA

• Fasilitasi dalam pengabdian/pemberdayaan masyarakat,
misal KKN Tematik Keistimewaan Pengentasam Kemiskinan.
• Pelibatan dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan untuk kesejahteraan dan kemajuan
masyarakat DIY.
• Kampus sebagai salah satu pilar pembangunan
(keistimewaan) DIY.

Pilar Pembangunan Keistimewaan
KRATON
(Kraton + Puro)

Kampung
(Desa/
Kampung)

Pembangunan
Keistimewaan
Yogyakarta

Keprajan (Pemda
DIY/Kab/Kota)

Kampus

(UGM, UAJY,
Taman Siswa,
UNY, dll.)

Catur Sagatra 4-K:
“Keraton, Kaprajan,
Kampus dan Kampung”

Catur Gatra
4-K

Sinergi pelipat
gandaan
energi

Satu keterpaduan
pranata istimewa
sebagai agen
perubahan

kampus sebagai agen perubahan
Mitra inisiator, konseptor, inspirator,
motivator, fasilitator bagi kelompok
masyarakat lain sehingga dapat
gumregah, bergotong royong, bekerja
sama untuk mewujudkan keistimewaan
Yogyakarta

Jogja Plan (http://jogjaplan.com/) :
•memuat menu layanan masyarakat yg berisi form usulan
masyarakat & informasi perencanaan pembangunan;
•Usulan masyarakat : kegiatan yg dilaksanakan pada sektor
tertentu, dan pada lokus tertentu (kab, kec, desa).

Kampus dapat berpartisipasi memberikan
sumbang saran perencanaan
pembangunan (termasuk keistimewaan)
melalui web Jogja Plan.

CONTOH PELAKSANAAN
URUSAN KEBUDAYAAN
Terbentuk kampoeng dengan 6 indentitas, yaitu;
Kampung Hijau  Partisipasi Fak. Pertanian, Kehutanan, …dst.
Kampung Bersih  Partisipasi Fak. MIPA, Kedokteran ...dst
Kampung Cerdas Partisipasi Fak Ilmu budaya, Keguruan, Filsafat,..dst
Kampung Sehat  Partisipasi Fak. Kedokteran, Fak Farmasi, FKG, ...dst
Kampung Tanggap Bencana  Partisipasi fak. Teknik, Geografi ...dst
Kampung Aman Partisipasi fak hukum, isipol, ....dst

UGM pengabdian masyarakat melalui program ESD (Education for Sustainable
Development)  Festival Kampoeng (pentas seni dan budaya, pameran, bazaar,
gelar potensi kampung, kuliner kampung, dialog kampung, dan bakti sosial )

c. POTENSI KONFLIK, TOLERANSI
dan
SOLIDARITAS

FAKTA SEJARAH
• Semenjak Empu Tantular menulis tentang Bhinneka Tunggal
Ika, maka sesungguhnya kesadaran tentang pluralitas dan
multikulturalitas sudah dimiliki oleh para leluhur bangsa ini.
• Kerajaan Kahuripan, Jenggala, Majapahit dan diteruskan oleh
kerajaan-kerajaan Islam sudah memberikan gambaran tentang
implementasi pluralitas dan multikulturalitas tersebut.

FAKTA SEJARAH
• Di wilayah kerajaan Nusantara ini memang semenjak semula memiliki
varian suku, ras dan agama. Di kerajaan Majapahit terdapat aneka
pemeluk agama; Hindu,  Budha, Islam dan Budha-Syiwa, dan juga
keyakinan lokal lainnya.
• Semenjak Wangsa Isyana menguasai tanah Jawa, Sri Erlangga, kemudian
Sri Jayabaya, dan raja-raja Majapahit, maka di kerajaan-kerajaan
tersebut sudah terdapat  kehidupan yang bhinneka tunggal ika.
• Di negara-negara tersebut telah hidup suku Jawa, Cina, Arab dan bangsabangsa lain dengan aneka agama dan kepercayaannya.

Pada dasarnya orang lebih menyukai
kerjasama daripada konflik.
Akan tetapi, mengapa tetap saja terjadi
konflik?

Conflict is……
 Konfik adalah pertentangan antara dua pihak atau
lebih, yang dapat terjadi antarindividu, antarkelompok
kecil, bahkan antarbangsa dan negara (Sarlito W.
Sarwono, 1999).
 Merupakan bentuk pertentangan, ketidaksepakatan,
ketidakcocokan antara dua orang atau lebih, antar
kelompok orang, yang biasanya ditadai oleh kekerasan
fsik (Wikipedia, 2007)
 Persepsi mengenai perbedaan kepentingan (Pruitt dan
Robin,2004)

POSITIF & NEGATIFNYA KONFLIK
POSITIF (produktif)

NEGATIF (destruktif)

1.

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Persemaian yang subur bagi terjadinya
perubahan sosial.
Memfasilitasi tercapinya kesepakatan atas
berbagai kepentingan.
Dapat mempererat persatuan kelompok.
Memperkuat identitas kelompok asal.
Meningkatkan prestasi kelompok asal.
Memberi peluang untuk belajar.

2.

Terjadi ketidakadilan dan solusi yang
digunakan seringkali destruktif seperti win –
lose solution, peperangan, ektrimis, genocide,
dll.
Penyelesaian masalah secara destruktif
semakin terbuka, sehingga memperkeruh
keadaan.

Berbagai Konfik
1.

Konflik yang bernuansa SEPARATISME  konflik di NAD, Maluku, dan Papua.

2.

Konflik yang bernuansa ETNIS  konflik di Kalbar, Kalteng, dan Ambon.

3.

Konflik yang bernuansa IDEOLOGIS  isu faham komunis, faham radikal.

4.

Konflik yang benuansa POLITIS  konflik akibat isu kecurangan Pilkada, isu pemekaran wilayah di
beberapa wilayah yang berakibat penyerangan dan pengrusakan.

5.

Konflik yang bernuansa EKONOMI  konflik antar kelompok nelayan di selat Madura, antar kelompok
preman, antar kelompok pengemudi, antar kelompok pedagang.

6.

Konflik Sosial lainnya  konflik antar anak sekolah, mahasiswa,

7.

Konflik BERNUANSA SOLIDARITAS LIAR  tawuran antar wilayah, antar suporter sepak bola.

8.

Konflik ISU AGAMA atau ALIRAN KEPERCAYAAN  isu berkaitan dengan Achmadiyah, isu aliran sesat.

9.

Konflik ISU KEBIJAKAN PEMERINTAH  BBM, BOS, LPG. dsb.

FAKTA
Daerah Asal/ras

POSITIF

NGATIF

Perbedaan

Agama

SALING
MENGISI

Tradisi
Kebiasaan

KONFLIK

DI MANA TERJADINYA KONFLIK…..

• KONFLIK TERJADI TIDAK JAUH DARI KITA
• KONFLIK TERJADI DISEKIAR KITA
• KONFLIK TERJADI JUSTRU TERJADI ANTARA KITA
• BISA JADI KITA DIPERALAT OLEH PIHAK YANG JAUH DARI KITA…..

Pemahaman
 Masyarakat yg heterogen (majemuk) pada dasarnya selalu rawan konflik
 Konflik horisontal yang terjadi di Indonesia berasal dari kemajemukan
suku, agama ras dan golongan.
 Konflik horisontal dapat diatasi ketika setiap warga masyarakat
mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan dan mau menerima
kemajemukan sebagai kenyataan dan rahmat Tuhan.
 Kunci dari upaya menghilangkan konflik adalah mau berdialog dan tetap
memiliki semangat Bhineka Tunggal Ika

58