Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

  

PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AROMATHERAPY TERHADAP

PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE) PADA

SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGBINANGUN

  

Heny Ekawati

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  ABSTRAK Salah satu tanda peralihan masa anak menjadi dewasa adalah adanya menstruasi pada remaja putri.

  Menstruasi sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja putri, terutama akibat nyeri menstruasi (disminore) yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi (dismenore). Desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test-post test

  

Design . Populasi Seluruh remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1

  Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012. Teknik sampling Simple Random Sampling. Sample sebanyak 67 siswi SMA N 1 Karangbinangun Lamongan pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, dengan 34 responden diberikan kompres hangat dan 33 responden diberikan aromatherapy. Instrumen penelitian thermometer air, lembar observasi dan lembar skala nyeri. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dengan tingkat kemaknaan =0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan P=0,000 dimana P<0,05, sehingga H diterima, artinya terdapat 1 perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi

  (dismenore) pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun. Rekomendasi dari penelitian ini maka penting bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan sebagai salah satu cara alternatif non farmakologis untuk mengurangi

  dismenore Kata kunci: Kompres hangat, aromatherapy, penurunan nyeri dismenore … … .

  

PENDAHULUAN . …… . dan tidak mengandung telur. Setelah satu

  tahun atau lebih, berkembang suatu irama Masa transisi atau peralihan dari masa hipofisis hipotalamus, dan ovarium anak menuju masa dewasa meliputi memproduksi estrogen siklik yang adekuat perubahan penampilan fisik dan karakteristik untuk mematangkan ovum (Bobak, 2004). fisiologis yang sangat besar, masa ini disebut Permasalahan kesehatan reproduksi sebagai masa remaja. Perubahan yang remaja saat ini masih menjadi masalah yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana perlu mendapat perhatian. Kesehatan tubuh berkembang pesat sehingga mencapai reproduksi remaja tidak hanya masalah bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula seksual saja tetapi juga menyangkut segala dengan berkembangnya kapasitas reproduksi aspek tentang reproduksinya, terutama untuk menuju kematangan seksual (Hendriati remaja putri yang nantinya menjadi seorang Agustin, 2006). Hal ini ditandai dengan wanita yang bertanggung jawab terhadap menarce yaitu menstruasi pertama yang keturunannya. Pemahaman tentang merupakan tanda permulaan pemasakan menstruasi sangat diperlukan untuk dapat seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun (Siti mendorong remaja yang mengalami Rahayu Haditono, 2002). Pada sebagian gangguan menstruasi agar mengetahui dan besar anak perempuan, menstruasi tidak mengambil sikap yang terbaik mengenai regular, tidak dapat diprediksi, tidak nyeri permasalahan reproduksi yang mereka alami

  (Widyaningsih, 2007). Banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan pada awitan menstruasi salah satunya yaitu disminore, tetapi tingkat ketidaknyamanan disminore jauh lebih tinggi, dengan nyeri yang sering kali dirasakan di punggung bawah menjalar kebawah hingga kebagian atas tungkai (Andrew, Gilly, 2009). Dismenore merupakan nyeri hebat menjelang atau selama menstruasi sehingga memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau hari. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan sebagainya (Hanifa Wiknjosastro, 2005).

  Makna nyeri berpengaruh dengan derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan.

  Pengalaman terhadap nyeri yang dialami individu akan menyebabkan timbulnya rasa takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu dengan pengalaman nyeri akan mengalami ketakutan terhadap peningkatan nyeri dan pengobatannya yang tidak adekuat. Pasien yang tidak pernah mengalami nyeri yang nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah.

  Keletihan juga mempengaruhi nyeri. Persepsi nyeri akan meningkat jika individu keletihan. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Nyeri sering berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap dibandingkan pada saat kelelahan.

  Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Individu yang memiliki emosional yang sehat biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri tingkat sedang hingga berat dari pada individu yang memiliki emosional yang kurang stabil. nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.

  konsentrasi klien pada stimulus yang lain akan menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer sehingga toleransi nyeri individu meningkat. Upaya pengalihan nyeri menyebabkan respon terhadap nyeri menurun.

  imagery ), dan masase. Fokus perhatian dan

  Perhatian individu pada nyeri mempengaruhi persepsi nyeri. Hal ini merupakan salah satu konsep yang diterapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, teknik imajinasi terbimbing (guided

  Kebudayaan berkaitan dengan keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.

  Dari total wanita usia subur di Indonesia angka kejadian disminore sebesar 64,25% (Haru Riyanto,2008). Di Surabaya didapatkan 1,07-1,31% dari jumlah penderita

  Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak- anak dan lansia. Hubungan perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

  beberapa hal antara lain : Usia, kebudayaan, makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman terdahulu, gaya koping, keluarga dan dukungan sosial.

  disminore pada remaja dipengaruhi oleh

  Menurut Potter, Patricia A. (2005)

  15 Desember 2011 di SMA Negeri 1 Karangbinangun dari 11 siswi yang sudah mentruasi selama bulan desember terdapat 7 siswi (64%) yang mengalami disminore, 3 siswi (27%) mengalami sakit kepala dan 1 siswi (9%) mengalami mual muntah.

  (Haru Riyanto,2008). Berdasarakan hasil survey awal yang dilakukan peneliti tanggal

  disminore yang datang ke bagian kebidanan

  Gaya koping mempengaruhi individu tersebut untuk mengatasi nyeri. Klien sering kali menemukan berbagai cara untuk mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psikologis Nyeri. Memahami sumber- sumber koping klien selama nyeri terdiri dari farmakologi dan non farmakologi. Adapun non farmakologi seperti berkomunikasi, latihan fisik, makan coklat, atau menyanyi dapat digunakan dalam upaya mendukung dan mengurangi nyeri sampai tingkat tertentu. Sedangkan terapi farmakologi dapat berupa terapi hormonal, obat analgesik, terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin.

  Dukungan keluarga dan dukungan sosial atau orang terdekat dapat mempengaruhi nyeri seseorang. Kehadiran keluarga yang dicintai atau teman bisa mengurangi rasa nyeri pasien, namun ada juga yang lebih suka menyendiri ketika merasakan nyeri. Kehadiran orang-orang terdekat merupakan tempat klien menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran orang yang dicintai akan mengurangi kesepian dan ketakutan. Kehadiran orang tua sangat penting bagi anak-anak yang sedang mengalami nyeri.

  Dampak dari disminore tersebut muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih yang bersamaan dengan rasa nyeri juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan sebagainya. Sehingga memaksa wanita yang mengalami disminore untuk istirahat dan meninggalkan aktivitasnya atau cara hidupnya untuk beberapa jam atau hari (Hanifa Winkjosastro,2005). Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi banyak yang tidak masuk sekolah dan meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung selain itu remaja juga prestasinya kurang begitu baik disekolah dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenore (Hacker N and Moore G, 2001).

METODOLOGI .PENELITIAN

  Sedangkan dalam menangani nyeri menstruasi ada beberapa metode nonfarmakologis yang cukup efektif dilakukan dalam mengurangi nyeri menstruasi (dismenorea) dapat dilakukan dengan cara metode relaksasi yaitu kompres hangat dan aromatherapy. Kompres hangat merupakan suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu. Sedangkan aroma terapi merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis. Aroma terapi dapat membantu mengurangi kecemasan, stress, ketakutan, mual, muntah dan rasa nyeri (Martin, 2007). Terapi aroma mempunyai efek positif karena diketahui bahwa aroma yang segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan enkafelin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti melati,kenanga dan lavender dapat merangsang kerja endofrin pada kelenjar ptituari dan menghasilkan efek afrodisiak. Kelenjar ptituari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. (Jeannie, 2009) Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan pemberian kompres hangat dan aromateraphy terhadap penurunan nyeri menstruasi (disminore).

  Jenis Penelitian ini adalah pra- eksperimental dengan jenis rancangan yang digunakan adalah one-group pra-post test

  design. Populasi penelitian iniSeluruh remaja

  putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, sedangkan sampel penelitian adalah Sebagian remaja putri remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 67 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012.

  Pengumpulan data penelitian menggunakan thermometer air, lembar observasi dan lembar skala nyeri. Analisis penelitian menggunakan uji wilcoxon signed rank test.

  Tabel 3 Distribusi Tingkat nyeri Disminore …

  

HASIL . PENELITIAN Remaja Putri Sebelum Diberikan

  Aromatherapy

  1. Data Umum No Tingkat nyeri Juml Prosentase 1) Distrubusi Responden

  1 Tidak nyeri 0 % Karakteristik responden berdasarkan

  2 Nyeri ringan 12 36,36 % umur memperoleh hasil yang digambarkan

  3 Nyeri sedang 20 60,61 % pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan

  4 Nyeri berat 1 3,03 % Umur Pada Siswi Kelas XI SMA

  5 Nyeri sangat 0 % Negeri I Karangbinangun. berat

  No Jenis Frekuensi %

  Total 33 100 %

  kelamin

  Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan

  1. Laki laki 14 43,75 lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden

  2. Perempuan 18 45,25 mengalami nyeri sedang dan tidak satupun Jumlah 32 100,0 atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan mengalami nyeri sangat berat. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian besar

  Tabel 4 Distribusi Tingkat nyeri disminore berjenis kelamin permpuan yaitu sebanyak remaja putri setelah diberikan 18 responden atau 45,25%, sedangakan laki – kompres hangat laki sebanyak 14 pasien atau 43,75%.

  No Tingkat Jumlah Prosentase

  2. Data Khusus nyeri

  Tabel 2 Tingkat Nyeri Disminore Remaja

  1 Tidak nyeri 2 5,9 % Putri Sebelum Diberikan Kompres

  2 Nyeri 19 55,9 % Hangat ringan

  No. Tingkat Jumlah Prosentase

  3 Nyeri 12 35,3 %

  nyeri

  sedang

  1 Tidak nyeri 0 %

  4 Nyeri berat 1 2,9%

  2 Nyeri 5 14,70 %

  5 Nyeri 0 % ringan sangat berat

  3 Nyeri 23 67,65 % Total 34 100 % sedang

  Berdasarkan table 4 diatas

  4 Nyeri berat 6 17,65 % menunjukkan lebih dari sebagian atau

  5 Nyeri 0 % (55,9 %) responden mengalami nyeri ringan sangat berat dan tidak satupun atau (0 %) responden yang

  Total

  34 100 % mengalami nyeri sangat berat. Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan sebagian besar atau (67,65 %) responden mengalami nyeri sedang dan tidak satupun atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan mengalami nyeri sangat berat. penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada Tabel 5 Distribusi Tingkat nyeri disminore siswi kelas

  XI SMA Negeri

  1 remaja putri setelah diberikan Karangbinangun Lamongan pada bulan aromatherapy Februari - April 2012. Didalam uji tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden

  No Tingkat Jumlah Prosentase

  yang mengalami penurunan nyeri setelah

  nyeri

  diberikan kompres hangat dan terdapat 17

  1 Tidak nyeri 3 9,1 % responden yang mengalami penurunan nyeri

  2 Nyeri 23 69,7 % setelah diberikan aromaterapi. ringan

  3 Nyeri 7 21,2 % .… .…

  PEMBAHASAN

  sedang

  4 Nyeri berat 0 %

  1. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum

  5 Nyeri 0 %

  diberikan Kompres Hangat

  sangat berat Total 33 100 %

  Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Berdasarkan Tabel 5 diatas sebagian besar atau (67,65 %) responden menunjukkan sebagian besar atau (69,7 %) mengalami nyeri sedang dan tidak satupun responden mengalami nyeri ringan dan tidak atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan satupun atau (0 %) responden yang mengalami nyeri sangat berat. mengalami nyeri berat dan nyeri sangat berat.

  Respon nyeri pada setiap orang berbeda-beda yang dipengaruhi banyak Tabel 6 Perbedaan pemberian kompres faktor. Salah satu faktor dominan yang hangat dan aromatherapy terhadap mempengaruhi respon nyeri adalah usia penurunan nyeri menstruasi individu. Usia berhubungan erat dengan (disminore) tingkat kematangan berfikir seseorang.

  Semakin bertambahnya umur, tingkatan

  No Jenis Penurunan Juml Prosent

  pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki

  Perlakuan Nyeri ah ase

  seseorang juga semakin bertambah. Hal ini

  1. Kompres Terjadi 21 61,7 %

   sesuai dengan teori Potter, Patricia A. (2005), Hangat penurunan yang menyatakan bahwa banyak faktor yang 13 38,3%

  Tidak

   mempengaruhi nyeri seseorang,dimana salah terjadi satunya adalah faktor usia. Usia merupakan Penurunan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. 33 100%

  Total Perbedaan perkembangan, yang ditemukan

  2 Aroma 17 51,5% Terjadi

   diantara kelompok usia ini dapat terapi penurunan mempengaruhi bagaimana anak dan lansia 16 48,5% Tidak

   bereaksi terhadap nyeri. Berdasarkan tabel terjadi 4.1 yang menunjukkan lebih dari sebagian penurunan responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak 35 orang (52%) dan kurang dari sebagian

  33 100% Total yang berumur 16 tahun yaitu sebanyak 32 orang (48%).

  Berdasarkan hasil analisis dengan Selain umur memang masih banyak bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji faktor lain yang mampu mempengaruhi

  Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

  tingkat nyeri seseorang khususnya bagi siswi = 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05

  SMA, salah satunya yaitu perhatian, ansietas, maka secara statistik H1 diterima, yang dan dukungan keluarga. Perhatian remaja berarti bahwa ada perbedaan pemberian putri atau siswi SMA terhadap nyerinya kompres hangat dan aromatherapy terhadap mungkin kurang karena banyaknya kegiatan dan tugas yang diberikan di sekolahnya sehingga sebagian besar responden mengalami nyeri sedang, hal ini sesuai dengan teori Potter (2005) yang menyatakan Tingkat nyeri seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun (Gil, 1990).

  Berdasarkan tabel 3 menunjukkan lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden mengalami nyeri sedang dan tidak satupun atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan mengalami nyeri sangat berat.

  Semua orang mempunyai respon yang berbeda dalam mengartikan tingkat nyeri. Mengkaji intensitas nyeri sangat penting walaupun bersifat subyektif. Seseorang yang sedang merasa nyeri khususnya nyeri yang hebat, ingin nyeri yang dirasakannya segera hilang, tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri yaitu mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil.

  Hal ini sesuai dengan pendapat Potter (2005) yaitu hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Individu, yang sehat secara emosional biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat dari pada individu yang memiliki emosional yang kurang stabil. Satu lagi yaitu dukungan yang diberikan oleh keluarga, dimana dukungan dari keluarga mampu memberikan ketenangan pada seseorang sehingga mampu mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan, pendapat ini juga sesuai dengan teori Potter (2005) yang menyatakan ndividu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran orang yang dicintai akan mengurangi kesepian dan ketakutan. Kehadiran orang tua sangat penting bagi anak-anak yang sedang mengalami nyeri.

  3. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri setelah diberikan Kompres Hangat

  Berdasarkan tabel 4 menunjukkan lebih dari sebagian atau (55,9 %) responden mengalami nyeri ringan dan tidak satupun atau (0 %) responden yang mengalami nyeri sangat berat.

  Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri seseorang. Diantaranya dengan dilakukan intervensi pemberian kompres hangat. Seseorang yang diberikan terapi kompres hangat pada daerah abdomen saat mengalami nyeri menstruasi (dismenorea) akan meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat. Demikian juga panas dapat menyebabkan pembuluh darah meningkatkan aliran darah kebagian tubuh yang mengalami perubahan fungsi, selain itu juga panas dapat mengurangi ketegangan otot menjadi relaksasi

2. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum diberikan aromatherapy

  Menurut Patricia A, (2005), relaksasi merupakan memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Klien dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi- afektif dengan melakukan relaksai dan teknik imajinasi. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.

  4. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri setelah diberikan Aromaterapi

  Berdasarkan tabel 5 menunjukkan lebih dari sebagian atau (51,5 %) responden mengalami penurunan nyeri dan kurang dari sebagian atau (48,5 %) responden tidak mengalami penurunan nyeri

  Ada beberapa cara untuk menurunkan tingkat nyeri seseorang. Diantaranya dengan pemberian aromaterapi. Tingkat nyeri bisa berkurang dengan diberikannya aromaterapi. Aromaterapi bias mengurangi rasa sakit, meredahkan ketegangan dan kejang. Setelah diberikan aromaterapi sebagian besar responden mengalami nyeri ringan. Cara kerja bahan aromatherapy yaitu melalui system sirkulasi tubuh dan system penciuman. Organ penciuman merupakan indera perasa dalam berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dan merupakan saluran langsung ke otak. Bau marupakan suatu molekul yang mudah menguap, apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Melalui penghirupan sebagian molekul akan masuk ke paru. Molekul aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan terjadi pertukaran gas didalam alveoli, molekut tersebut akan diangkut oleh system sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh. Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak (Guyton & Hall, 2007).

  Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam keadaan sakit atau sehat (Varney, Helen. 2006). Menurut teori Gilbert & Harmon (2003), Aromatherapy merupakan minyak essensial yang menentukan kontraksi uterus, mendorong kontraksi rahim, mengurangi rasa sakit, meredahkan keteganggan dan kejang, mengurangi rasa takut dan kecemasan, dan meningkatkan perasaan kesejahteraan.

  Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji

  Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

  = 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05 maka secara statistik H1 diterima, yang berarti bahwa ada perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada siswi kelas

  XI SMA Negeri

  1 Karangbinangun Lamongan pada bulan Februari - April 2012. Didalam uji tersebut dapat dilihat bahwa setelah diberikan kompres hangat terdapat 21 responden yang mengalami penurunan nyeri dan setelah diberikan aromaterapi terdapat 17 responden yang mengalami penurunan nyeri.

  Kompres hangat dan aromateraphy merupakan cara untuk menurunkan nyeri dismenorea dengan cara kerja yang berbeda. Kompres hangat memberikan kehangatan yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar sedangkan aromateraphy merangsang relaksasi dengan bau yang dihirup oleh seseorang. Panas dari kompres yang langsung pada daerah yang sakit lebih cepat menurunkan rasa nyeri sedangkan aroma yang dihirup melalui proses pernafasan yang kemudian baru merangsang kinerja otak dan juga dipengaruhi oleh dalamnya pernafasan. Sehingga responden banyak yang mengalami penurunan nyeri dismenorea karena pemberian kompres hangat.

  Sedangkan menurut Guyton & Hall (2007) Cara kerja bahan aromatherapy yaitu melalui system sirkulasi tubuh dan system penciuman. Bau marupakan suatu molekul yang mudah menguap, apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Melalui penghirupan sebagian molekul akan masuk ke paru. Molekul aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan terjadi pertukaran gas didalam alveoli, molekut tersebut akan diangkut oleh system sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.

5. Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Disminore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

  PENUTUP .

  …

  Kesimpulan

  1) Sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sebelum diberikan kompres hangat

  2) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri sedang sebelum diberikan dan aromateraphy. 3) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan kompres hangat

  Hanifa Winkjosastro. (2005). Ilmu

  27 November 2011 pukul : 15.15

  Widyaningsih, 2007, Kesehatan Reproduksi dan Kehidupan Generasi Muda, Tersedia dalam : (http://www. kesehatan reproduksi.com) diakses

  Kebidanan . Jakarta : EGC

  UGM Press Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan

  Perkembangan . Yogyakarta :

  Jakarta : EGC Siti Rahayu Haditono. (2002). Psikologi

  Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan .

  normal. jakarta: EGC

  18.45 WIB Martin,(2007).Asuhan persalinan

  15.00 Jeannie, M. 2009. Aromatherapy. www.minyakherbal.com di Update pada 25 November 2011 pukul :

  www.makalah.co.id, diakses tanggal 21 November 2011 pukul :

  Dismenore . online

  Harunriyanto, 2008. Angka kejadian

  Kandungan . Jakarta: YBP-SP

  Obstetri dan Ginekologi . Edisi Dua . Jakarta: Hipokrates

  4) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan aromateraphy. 5) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian terapi kompres hangat dengan aromateraphy yaitu lebih banyak responden yang mengalami penurunan nyeri dismenore setelah diberikan terapi kompres hangat daripada dengan aromateraphy.

  Rafika Aditama Hacker N and Moore (2001). Essensial

  Perkembangan . Bandung: PT

  Hendriati, Agustin. (2006). Psikologi

  kedokteran . Jakarta:EGC

  California Gayton & hall. (2007).fisiologi

  Gilbert & Harmon, (2003). Manual of High Risk Pregnancy And Delivery.

  Gil. (1990). Dampak Disminore (2002). http//www. disminore. blogspot. com. Diakses tanggal 10 Desember 2011 pukul : 13.00 WIB

  Maternitas . Jakarta: EGC .

  Bobak. (2004). Buku ajar Keperawatan

  Reproduksi Wanita . Jakarta : EGC

  … Andrew, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan

  Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan program kesehatan reproduksi, sebagai masukan yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan status kesehatan, khususnya dalam mengurangi tingkat nyeri dismenore.

  1) Bagi Akademis Hasil penelitian memberikan masukan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi (dismenore), sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang penanganan dismenore. 2) Bagi Pemerintah

  Saran