Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

  

HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

NYERI PADA PASIEN PRE OPERASI APENDISITIS DI RUANG BEDAH

RUMAH SAKIT MUJI RAHAYU SURABAYA

Mar’atus Sa’diyah, Sri Hananto Ponco, Alifin

  

ABSTRAK

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  Appendicitis represent most abdomen serious condition case often happened with sigh of pain in bone or pain representing compared to especial sigh of other sigh. This matter is experienced of many patients pre operate appendicitis in Muji Rahayu Hospital, Surabaya. The design of research is one group pre post test design with sample amounting to 20 responder and election of sample conducted by purposive sampling. The collecting data is using pain in bone scale observation sheet at the patient of pre operate for appendicitis. The processing data by editing, coding, scoring, tabulating than it as percentaged and analyzed using of parried t test.

  The result of research showed before giving of cool compress most experiencing of pain in bone, that is light pain in bone counted 2 people (10%), heavy pain in bone counted 6 people (30%) and heave pain in bone controlled by counted 12 people (60%). While after giving of cool compress, especially heavy pain in bone which initially 60% becoming 0%. The correlation giving of cool compress to degradation of pain in bone storey with t count = 9,200 and p=0,000 where p<0,05 hence Ho refused its meaning there is correlation giving of cool compress with degradation of pain in bone.

  See resul of this research the importance of cool compress to degrade pain in bone at patient of pre operate for appendicitis.

  Keywords: Pain In Bone Level, Cool Compress PENDAHULUAN

  Perubahan rasa nyaman akan menimbulkan . …… . … … . perasaan yang tidak enak atau tidak nyaman

  Apendisitis merupakan kasus gawat dalam berespon terhadap stimulus yang abdomen yang paling sering terjadi. berbahaya (Capernito, 1998). Proses dalam

  Menurut Sabiston (2000) berpendapat bahwa memenuhi kebutuhan rasa nyaman, terutama apendisitis adalah suatu penyakit prototipe akibat nyeri merupakan hal yang harus yang berlangsung melalui peradangan akibat diatasi secepatnya karena dapat menimbulkan obstruksi dan iskhemia dalam rangka waktu respon sakit berupa perubahan fisik dan bervariasi dimana gejala pasien psikis seseorang. mencerminkkeadaan penyakit dalam waktu

  Menurut Syamsuhidajat (2004) penyakit. Pada kasus apendisitis hampir 97 – alasan utama seseorang yang diduga 100 % kasus disertai dengan keluhan awal apendisitis adalah akibat respon sakit yang berupa sakit atau nyeri yang merupakan mereka rasakan. Insiden apendisitis di negara keluhan utama dibandingkan keluhan lain maju lebih tinggi dari pada di negara yang menyerta (Soeparman, 1999). berkembang dan dalam tiga – empat dasa

  Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu warsa terakhir menurun secara bermakna, keadaan yang membuat seseorang merasa dengan perbandingan antara pria dan wanita nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, pada umumnya sama kecuali pada umur 20 - bebas dari rasa sakit terutama rasa nyeri.

  Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

  30 tahun insiden pria lebih tinggi di bandingkan wanita, sedangkan data nasional menunjukkan prognosis pada pasien apendisitis dengan kematian 0 – 3 % dengan apendisitis sederhana dan 2 % atau lebih, pada kasus yang mengalami perforasi, pada anak dan orang tua perforasi menyebabkan kematian berkisar 10 -15 % diakibatkan pasien terlambat memeriksakan diri dan keterlambatan dokter dan ahli bedah yang bersangkutan untuk memberikan pertolongan (Syamsuhidajat, 2004).

  Nyeri merupakan perasaan yang sangat subyektif dan paling ditakutkan Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Muji Rahayu pada ruang Bedah ditemukan data tentang jumlah pasien apendiksitis dari bulan Juni – Juli 2009 mencapai jumlah 20 pasien dengan presentase nyeri ringan sebanyak 5 orang (25 %), nyeri sedang 5 orang (25%) dan nyeri berat 10 orang (50 %).banyak orang. Menurut Selye (Long, 1996 dikutip Wahid Iqbal, 2007) rasa nyeri merupakan stressor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat merespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan dan apabila nafas makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan respoan psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat mengurangi sistem imun dalam peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan mengarah pada ancaman merusak diri sendiri. Sehingga individu dituntut untuk beradaptasi baik secara biologi, psikologi dan sosia,l dalam mengembangkan koping yang efektif, menghindari perilaku yang mal adatif, mencapai fungsi optimal.

METODOLOGI PENELITIAN

  Saat orang dibawa kerumah sakit karena diduga apendisitis akan menjalani observasi dan bedrest serta prosedur– prosedur diagnostik yang diperlukan dalam upaya menentukan terapi dan tindakan selanjutnya. Selama masa menunggu keluhan nyeri harus diminimalkan sekecil mungkin (Long, 1996). Pemberian analgesik dan pemberian narkotik untuk menghilangkan nyeri tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa (Syamsuhidajat, 2004). Menurut Carol (1996) untuk mengurangi atau menurunkan perasaan nyeri dapat diberikan kompres dingin(es). Pengetahuan dan teknologi yang mempelajari efek suhu rendah pada bidang biologi dan kedokteran sudah lama dikenal, salah satunya efek kompres dingin (es) adalah efek anastesi berupa hilangnya sensasi nyeri dan dapat digunakan pula pada pengobatan nyeri dan bengkak yang local. Menurut Lewis (2000) bahwa pemberian kompres dingin (es) dapat menghambat proses pembengkakan, kompres hangat tidak dihanjurkan karena rusaknya jaringan. Dari uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui seberapa jauh manfaat pemberian kompres dingin (es) dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien apendisitis. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perawat khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan keluhan nyeri apendisitis dan masyarakat pada umumnya.

  Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimental dengan menggunakan uji “pre-post test” yang mencari hubungan pemberian kompres dingin (es) terhadap respon nyeri, peneliti melakukan intervensi pada sampel dengan dua pengamatan yaitu sebelum dan sesudah perlakuan.

  Teknik pengujian ini melihat hubungan antara dua variabel dependen dan independen dengan menggunakan computer program SPSS 11.5

  HASIL . PENELITIAN

  1 Laki-laki 14 70%

  Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari total 20 responden, sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta yaitu 9 orang (45%) dan sebagian kecil bekerja sebagai petani yaitu 2 orang (10%).

  20 100%

  4 Pegawai Negeri 4 20% Jumlah

  3 Swasta 5 25%

  2 Wiraswasta 9 45%

  1 Petani 2 10%

  31 Desember 2009 No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

  10 November sampai

  4) Sedangkan untuk distribusi responden berdasarkan pekerjaanya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya mulai tanggal

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 14 orang (70%) dan sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (30%).

  20 100%

  2 Perempuan 6 30% Jumlah

  3) Distribusi responden berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya mulai tanggal 10 November sampai 31 Desember 2009 No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

  …

  Dari tabel di atas dapat menunjukan bahwa sebagian besar responden yang berpendidikan SLTA yaitu 9 orang (45 %) dan sebagian kecil berpendidikan SD yaitu 2 orang (10%).

  20 100%

  4 Diploma/Sarjana 5 25% Jumlah

  3 SLTA 9 45%

  2 SLTP 4 20%

  1 SD 2 10%

  2) Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya mulai tanggal

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden sebagian besar responden yang berumur 31 s/d 40 tahun yaitu 9 orang (45%) dan sebagian kecil responden berumur 20 s/d 30 tahun yaitu 5 orang (25%).

  Jumlah 20 100%

  9 45% 3 40 s/d 50 tahun 6 30%

  31 Desember 2009 No Umur Jumlah Prosentase (%) 1 20 s/d 30 tahun 5 25% 2 31 s/d 40 tahun

  1 Distribusi responden berdasarkan umur di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya mulai tanggal 10 November sampai

  1. Data Umum 1) Distribusi responden berdasarkan usia atau umur Tabel

10 November sampai 31 Desember 2009 No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

  Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

2. Data Khusus 3) Hubungan Kompres Dingin 1) Sebelum Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri

  

Tabel 5 Distribusi Responden Sebelum Tabel 7 Tabulasi hubngan kompres dingin

Pemberian Kompres di Rumah terhadap penurunan nyeri di Sakit Muji Rahayu Surabaya Rumah Sakit Muji Rahayu mulai tanggal 10 November Surabaya mulai tanggal

  10 sampai 31 Desember 2009 November sampai 31 Desember 2009 Prosentase No Skala Nyeri Jumlah (%) Kompres Dingin No Skala Nyeri

1 Tidak nyeri 0%

  Sebelum Sesudah

  2 Nyeri ringan 2 10%

  1 Tidak nyeri 0% 0%

  3 Nyeri sedang 6 30%

  2 Nyeri ringan 10% 55% Nyeri berat 4 12 60%

  3 Nyeri sedang 30% 45% terkontrol Nyeri berat Nyeri berat tidak

  5 0% 4 terkontrol 60% 0% terkontrol

  Nyeri berat tidak Jumlah

  20 100% 5 terkontrol 0% 0%

  Berdasarkan tabel diatas dapat

  Jumlah 100% 100%

  diketahui dari 20 responden sebagian besar Berdasarkan hasil statistik dengan yang mengalami nyeri berat terkontrol menggunakan uji “Paried t test atau uji t sejumlah 12 orang (60%), dan sebagian kecil sampel berpasangan“ didapatkan t hitung = nyeri berat terkontrol sejumlah 2 orang (10%).

  9,200 dan ρ=0,000 dimana ρ<0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat perbedaan rata-rata

2) Sesudah Pemberian Kompres Dingin

  nyeri sebelum dan sesudah pemberian

  Tabel 6 Distribusi Responden Sesudah

  kompres dingin atau dengan kata lain terdapat

  Pemberian Kompres di Rumah

  hubungan kompres dingin terhadap

  Sakit Muji Rahayu Surabaya

  penurunan nyeri di Rumah Sakit Muji Rahayu

  mulai tanggal 10 November Surabaya. sampai 31 Desember 2009 PEMBAHASAN

  .… .…

  Prosentase No Skala Nyeri Jumlah

  1. Respon Nyeri Apendisitis Sebelum (%) Pemberian Kompres

  1 Tidak nyeri 0%

  Dari hasil penelitian yang telah

  2 Nyeri ringan 11 55%

  dilakukan serta data-data yang dikumpulkan didapatkan bahwa sebelum dilakukan

  3 Nyeri sedang 9 45%

  kompres dingin jumlah responden yang

  4 Nyeri berat terkontrol 0%

  mengalami nyeri berat terkontrol sebanyak

  Nyeri berat tidak

  60%, nyeri sedang 30% dan nyeri ringan

  5 terkontrol 0% 10%, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 di atas.

  Jumlah 20 100%

  Menurut Soeparrman (1999) hampir semua kasus apendisitis disertai dengan keluhan awal berupa sakit atau nyeri yang merupakan

  Berdasarkan tabel diatas dapat keluhan utama dibandingkan keluhan lain diketahui dari 20 responden yang telah diberi yang menyerta. Tanda dan gejala yang timbul kompres dingin sebagian besar nyeri ringan pada pasien apendisitis meliputi rasa sakit di sebanyak 11 orang (55%) dan sebagian kecil daerah epigastrium daerah periubilikus, ini nyeri sedang 9 orang (45%). merupakan gejala-gejala pertama dimana rasa sakit ini samar-samar, ringan sampai moderat

  Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

  (Mansjoer, 2000). Nyeri pada apendik disini bersifat menetap secara progresif bertambah hebat dan semakin hebat apabila dibuat untuk bergerak sehingga pasien tampak sakit dan menhindari pergerakan di perut yang dirasa nyeri. Sedangkan pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Selain itu nyeri apendik sering disertai mual dan muntah serta biasanya juga disertai konstipasi, demam yang tidak tinggi dan denyut nadi yang meningkat.

  Perubahan rasa nyaman akan menimbulkan perasaan yang tidak enak atau tidak nyaman dan berespon terhadap stimulus yang berbahaya (Carpenito, 1998). Proses dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman terutama akibat nyeri merupakan hal yang harus diatasi secepatnya karena dapat menimbulkan respon sakit berupa perubahan fisik dan psikis seseorang. Respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress seperti perasaan cemas dan takut akan penyakit yang diderita dapat meningkatkan rasa nyeri yang dirasakan. Hal ini membuktikan bahwa nyeri dapat membuat seseorang menjadi kurang nyaman sehingga pemberian kompres dingin diharapkan dapat menurunkan tingkat nyeri apendisitis.

  Hasil data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemberian kompres dingin, pasien yang mengalami nyeri ringan sebanyak 55% dan yang mengalami nyeri sedang sebanyak 45%. Sedangkan untuk nyeri berat terkontrol yang semula sebanyak 60% setelah pemberian kompres dingin menjadi 0%, hal ini dikarenakan. Pemberian kompres dingin ini mempunyai efek terapeutik dimana menurunkan diameter kondisi saraf sehingga menurunkan persepsi nyeri, selain itu efek lain dari kompres dingin adalah mengurangi respon peradangan pada jaringan serta dapat memberikan perasaan nyaman sementara terhadap nyeri (Carpenito, 1998). Pada penderita apendisitis lebih dianjurkan untuk diberikan kompres dingin dari pada kompres hangat, hal ini dikarekakan kompres hangat dapat menambah rusaknya jaringan apendik (Lewis, 2000). Kompres dingin dapat memberikan efek anastesi berupa hilangnya sensasi nyeri dan dapat pula digunakan pada pengobatan bengkak yang lokal. Jadi setelah pemberian kompres dingin didapat data yang menunjukkan terjadi perubahan respon nyeri, dimana perubahan respon nyeri tersebut menunjukkan bahwa kompres dingin dapat memberikan perubahan rasa nyaman terhadap seseorang yang mengalami nyyeri terutama di sini adalah nyeri apendisitis.

  3. Hubungan Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri

  Berdasarkan hasil dari Perhitungan data dengan menggunakan program SPSS for

  windows versi 11,5 dengan menggunakan uji

  statistik paired t test pada kelompok pemberian kompres dingin di daerah dinding perut kanan bawah (titik Mc.Burney) diperoleh hasil perbedaan nyeri 1,05. Sehingga korelasi antara pre dan post didapatkan nilai ρSig = 0.00 dimana ρ = < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan pemberian kompres dingin dengan penurunan nyeri apendisitis..

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kompres dingin hampir semua mengalami nyeri baik mulai dari nyeri ringan sebesar 10%, nyeri sedang 30%, maupun nyeri berat sebesar 60%. Data yang diperoleh setelah pemberian kompres dingin memang untuk nyeri ringan terlihat lebih banyak yaitu 55% begitu juga dengan nyeri sedang sebanyak 45%. Namun untuk nyeri berat terkontrol menjadi 0% yang semula sebelum pemberian kompres adalah 60%. Hal ini menunjukkan bahwa kompres dingin mempunyai efektivitas terhadap penurunan nyeri. Dari pembahasan sebelumnya telah dijelaskan juga bahwa kompres dingin memberikan efek terapeutik dimana dapat menurunkan diameter konduksi saraf sehingga menurunkan persepsi nyeri dan memberikan perasaan nyaman sementara terhadap nyeri Carpenito (1998). Dengan adanya penurunan respon nyeri maka kebutuhan akan rasa nyaman terutama akibat nyeri dapat teratasi. Adanya perbedaan sebelun dan sesudah pemberian kompres

2. Respon Nyeri Apendisitis Sesudah Pemberian Kompres

  Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

  ________ (2009) Buku Panduan Aplikasi Program SPSS Versi 11.5 Untuk Penolahan Data Penelitian Kesehatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan.

  Media Aesculapius

  Kedokteran . Edisi3. Jakarta:

  Hall Mansjoer, Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta

  Consepts, Process, And Practice . New Jersey: Prentice

  Penerbit Buku Kedokteran EGC. Koizer, B. (2004). Fundamental Of Nursing:

  Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Edisi3. Jakarta:

  Rineka Cipta Carpenito, J.L. (1998). Diagnosa

  Penelitian . Edisi5. Jakarta:

  Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur

  ________ (2004), Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan, Stikes Muhammadiyah, Lamongan.

  dingin tersebut mungkin juga disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri dimana setiap individu mempunyai ambang toleransi nyeri yang berbeda-beda serta penyakit apendisitis itu sendiri yaitu terjadinya peradangan pada umbai cacing atau apendik. Menurut Wahid Iqbal (2007) Umumnya manusia memandang nyeri sebagai pengalaman yang negatif. Pada dasarnya nyeri merupakan salah satu bentuk refleks guna menghindari rangsangan dari luar tubuh atau melindungi tubuh dari bahaya. Orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyeri rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus kecil.

  . . . DAFTAR PUSTAKA . . .

  Perlunya penelitian yang lebih lanjut dengan menggunakan responden yang lebih besar dan representatif denagn metode yang lebih akurat, serta penelitian dilakukan dalam lingkup yang lebih luas, sehingga penelitian dapat digerenalisasikan dengan melibatkan faktor-faktor pengontrol/perancu yang mngkin mempengauhi tindakan keperawatan preoperatif pada apendisitis.

  Dengan adanya pelitian tentang kompres dingin, maka masyarakat pada umumnya dan responden pada khususnya dapat mengaplikasikan kompres dingin sebagai alternatif pengurang rasa nyeri pada apendisitis, sehingga dapat memberikan rasa nyaman sementara.

  Dengan adanya pengetahuan tentang hubungan kompres dingin terhadap penurunan nyeri apendisitis, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada.

  Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien apendisitis guna untuk menurunkan tingkat nyeri serta dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan keperawatan preoperatif yang lebih baik.

  2. Saran

  1) Sebagian besar klien yang menderita apendisitis mengalami nyeri berat terkontrol. 2) Pada klien yang menderita apendisitis sesudah pemberian kompres dingin sebagian besar mengalami nyeri ringan . 3) Ada hubungan pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri apendisitis di ruang bedah Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya.

  1. Kesimpulan

  . …

  Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pemberian kompres dingin di daerah dindin perut pada kuadran kanan bawah (di titik Mc.Burney) dapat menuurunkan tingkat nyeri. Hal ini dikarenakan pemberian kompres dingin (es) dapat mengurangi atau menurunkan kecepatan hantaran dari reseptor nyeri yang memberi perasaan nyaman terhadap nyeri.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Hubungan Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis

  Edisi 6. Jakarta: EGC Shannon Ruf Dirksen. (2000). Medical

  Philadelphia. Wahit Iqbal & Nurul Chayatin. (2007). Buku

  Of Nursing ; The Art and Science of Nursing. Lippicott

  Penyakit Dalam FKUI Taylor, C, Carol, dkk. (1997). Fundamental

  Dalam . Jakarta: Depertemen

  (vol. 2). Jakarta: EGC Sudoyo, Aru W. (2007). Ilmu Penyakit

  EGC Smeltzer, Suzanne C. (2007). Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah .

  Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :

  Moshby Company Sjamsuhidayat, R & Win D.J. (2004).

  surgical Nursing . St Louis:

  Klinis Proses-Proses Penyakit .

  Notoadmojo, S. (2002). Metodologi

  EGC Price & Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep

  keperawatan : Edisi 4. Jakarta:

  Medika Potter & Perry. (2005). Fundametal

  Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Istrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba

  Salemba Medika. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta :

  Jakarta : C.V. Infomedia Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan

  Rineka Cipta Nursalam. (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan .

  Penelitian Kesehatan . Jakarta:

  Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (Teori dan Aplikasi dalam Praktek) . Jakarta: EGC