Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa dalam Perkuliahan Profesi Kependidikan Khusus BK - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN TEACHING GRANT

~%QLEXSI

IIP.IHVEITAIIIS

:q

a l / ~ / l 2!3
-~
JZTDUL
KLASIFIKASI
dq
PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA PERKULIAHAN
PROFESI KEPENDIDIKAN KHUSUS BK.

I

.


Oleh:

1. NI&FARHANAH.

S.Pd., M.Pd., KonsJ 19821012 200604 200 2 O(ETUA)

.

I

2. Dra. ZIKRA, M.Pd., Kons./19591130 198503 2 003 (ANGGOTA)

Dibiayai Oleh:
Program Hibah Kompetisi Institusi Tema B (PHKI-B) Batch IV
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor: 9 1/UN35PS-DIPAlP2T12012
Tanggal 6 Januari 20 12, Universitas Negeri Padang

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Desember, 2012
..-.uA
,-

1

:

.

,:

I * E ~ ? ( ~ u I ~ . A # D , ~ J I , ~ rt-nl
~
rva!

-

... . aE:?$jfit.] LT

. ,. . ,%\,,
.'.' ~ ..,-:~ ... . ,:
>,,+
- ,,-T
,
3
!.,.

I.

.i
;

.

.

P".,.,.
-.


,

. T ;~.: -.
~ - > ~ ; ~

-..

&%.+il_,.1

$k'kTii 5 AT.7 ANAK sfiz ;-:!rjl r;r;,r:
SANEAT MEMBZ;C ; & ; Q ~,ya
~

,

il

HALAMAN PENGESAHAN TEACHING GRANT
1. a. Judul Teaching Grant


Penerapan Pendekatan Cooperative Learning
Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa
pada Perkuliahan Profesi Kependidikan
Khusus BK
Profesi Kependidikan Khusus BK

b. Mata Kuliah
2. Ketua Pelaksana
a. Nama
b. Jenis kelarnin
c. Go11 Pangkat dan NIP
d. Jabatan Fungsional
e. Jabatan Struktural
f. Jurusan / Fakultas
g. Pusat Penelitian
h. Alamat Ketua Pengusul
Kantorl Telp/Fax

Nurfarhanah, S.Pd., M.Pd., Kons

Wanita

Penata Mudd IIIId 1982 1012 200604 2 002
Asisten Ahli

-

Bimbingan dan Konselingl Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNPI
(075 1 ) 4 16501 (075 1 ) 445088
Perrnata Biru Blok H-9 Gang Darnail
081363221492
: efakons unp@,,vmail.com

Rumah1 Telp
E-mail

3. Jurnlah Anggota Pengusul
:

Nama Anggota 1
:
4. Lokasi Kegiatan
:
5. Kerjasarna dengan institusi lain:
6. Lama Kegiatan
:
7. Biaya yang diperlukan
:

1 orang Dosen
Dra. Zikra, M.Pd., Kons.
Universitas Negeri Padang

-

6 bulan
Rp. 20.000.000,- (Duapuluh Juta)
Padang, 14 Desember 20 12


**

Mengetahui

*

.
.

-

-..
.

-\!?IY.dl

,,r

,


,

.

etujui:
Pelaksana PHK-I Tema B

.

, '

. .

. .

1

..

.. ."-.


-- -~

..
I1

-

NIP. 1 730228 200801 1 007
.

ABSTRAK
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga pengajar
guna menjawab dari permasalahan-permasalan pembelajaran tersebut serta untuk
lebih mengaktifkan pembelajaran di kelas adalah dengan menerapkan
pembelajaran Kooperatif dengan rnetode Think-Pair-Share. Pembelajaran
kooperatif dengan metode Think-Pair Share terdiri dari tiga tahap kegiatan
mahasiswa yang menekankan pada apa yang dikerjakan mahasiswa pada setiap
tahapannya. Tahap yang pertama adalah berfikir (Think). Pada tahap ini dosen
mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi perkuliahan dan mahasiswa

berfikir sendiri mengenai jawaban tersebut. Waktu berfikir ditentukan oleh dosen.
Pada tahap selanjutnya mahasiswa berpasangan @air) dengan temannya dan
mendiskusikan mengenai jawaban masing-masing. Sedangkan pada tahap
terakhir, mahasiswa berbagi (share) yaitu dosen meminta pasangan-pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan untuk
mengungkapkan mengenai apa yang telah mereka diskusikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reseach). Populasi penelitian ini
adalah mahasiswa semester VII yang mengambil mata kuliah profesi
kependidikan khusus BK yang berjumlah 49 orang. Sedangkan untuk teknik
penarikan sarnpel menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis data tentang
penerapan pembelajaran kooperatif model TPS (Think-Pair-Share) dapat
dilakukan dengan membandingkan skor ketercapaian siklus I dan siklus 11. Setelah
diperoleh data serta sajiannya, dilakukan penilaian keberhasilan tindakan.
Penilaian keberhasilan tindakan ditentukan sesuai dengan data yang terkumpul.
Berdasarkan hasil penelitian ( 1) pener apan pendekatan cooperative
learning model think-pair-share dalarn meningkatkan prestasi belaj ar mahasiswa
pada perkuliahan profesi kependidikan khusus BK memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya aspek kognitif masing-masing mahasiswa. (2) Efektifitas
pendekatan cooperative learning model think-pair-share dalam meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa pada perkuliahan profesi kependidikan khusus BK,
sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa ha1 ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa serta meningkatnya aspek
afektif dan psikomotorik mahasiswa pada setiap pertemuan. Maka disarankan
hendaknya dosen marnpu menggunakan metode perkuliahan dengan baik
yang memungkinkan berkembangnya potensi mahasiswa. Metode mengajar
yang baik tidak saja menciptakan situasi kelas yang hidup, tetapi juga
mempermudah mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah
ditentukan

PRAKATA
Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyusun dan
menyelesaikan laporan teaching grant yang berjudul "Penerapan Pendekatan

Cooperative Learning Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Profesi Kependidikan Khusus BK"
Penelitian ini ditujukan sebagai upaya pengembangan kemampuan meneliti
dikalangan dosen, khususnya dalam pengembangan model-model pembelajaran
bagi mahasiswa. Untuk itu penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun materiil. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Finnan, M.S, Kons selaku Dekan FIP UNP yang telah
memberikan izin dilaksanakan penelitian di kalangan FIP

2. Dr. Daharnis, M.Pd., Kons, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
yang telah memberikan surnbangan pemikiran bagi kesempurnaan hasil
penelitian ini

3. Semua pihak yang telah mendukung penulis menyelesaikan laporan penelitian
ini.
Akhimya penulis menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan
saran pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini. Harapan penulis semoga
penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Padang, 14 Desember 20 12
Penulis

DAFTAR IS1
-'

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................
ABSTRAK ................................................................................
PRAKATA ................................................................................
DAFTAR IS1..............................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................

Vlll

BAB I

PENDAHULUAN............................................................
A . Latar Belakang Masalah .................................................
B. Identifikasi Masalah .....................................................

C . Rumusan Masalah .........................................................
D . Tujuan ......................................................................
E . Kontribusil Manfaat ......................................................
BAB I1

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................

BAB I11 METODE PENDEKATAN...................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
LAMPIRAN .................................................................................

...

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembelajaran Think Pair Share ........................................... 12
Tabel 2 . Skor Pre-Test/ Tahap Think (berfikir) Pertemuan Ke.2 ............... 24
Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Tindakan ........................................... 25
Tabel 4 . Penguasaan Kemampuan Ranah Afektif Mahasiswa
Tiap Indikator Pada Pertemuan ke.2 ..................................... 27
Tabel 5. Kriteria Pengisian Lembar Penguasaan
Ranah Afektif Mahasiswa................................................ 28
Tabel 6.

Skor Pre-Test/ Tahap Think (berfikir) Pertemuan Ke-3 .............. 31

Tabel 7.

Penguasaan Kemampuan Ranah Afektif Mahasiswa
Tiap Indikator Pada Pertemuan ke-3 ....................................

33

Tabel 8.

Skor Pre-Test/ Tahap Think (berfikir) Pertemuan Ke-7 ............... 38

Tabel 9.

Penguasaan Kemampuan Ranah Afektif Mahasiswa
Tiap Indikator Pada Pertemuan ke-7 .................................... 41

Tabel 10. Skor Pre-Test/ Tahap Think (berfikir) Pertemuan Ke-8 ............... 44
Tabel 1 1. Penguasaan Kemampuan Ranah Afektif Mahasiswa
Tiap Indikator Pada Pertemuan ke-8 ....................................

47

VIII

IX
X

XI

Menguasai
wawasan tentang
dasar formal
profesi BK
(lanjutan)

Mendiskusi
kan
Ceramah

Mernaharni
Dasar Standar
Profesi
Konsel ing

Mendiskusi
kan
Ceramah

Memahami
Dasar Standar
Profesi
Konsel ing
(Lanj utan)

= Mendiskusi
kan
Ceramah

Guru dalam UU
No. 1412005
tentang Guru
dan Dosen
Peranan dan
Tanggung
Jawan Guru
menurut PP
7412008 tentang
Guru
Kualifikasi dan Metode
kompetensi
Think-Pairprofesi konselor Share
dalam
Permendiknas
No.2712008
Hak dan
Kewaj iban
Guru dalam
jabatan
fungsional
dalam
KEPMEN-PAN
No. 1612009
Program
pendidikan
profesi konselor
(PPK)
MID SEMESTER
= Dasar
Metode
pertimbangan
Think-Pairstandarisasi
Share
profesi konseling
Orientasi
pendidikan
akademik dan
profesi konselor
Kredensialisasi
Metode
pro fesi konseling Think-Pair= Organisasi dan
Share
kode etik profesi
konselor
Agenda
pengembangan
profesi konselor

Lisan
Tul isan

Lim
Tulisan

Lisan
Tulisan

XI1

Menilai dan
mengkomunikasi
kan studi tentang
kondisi objektif
pelayanan BK

Mendiskusi
kan

XI11

Menilai dan
rnengkomunikasi
kan studi tentang
kondisi objektif
pelayanan BK
(lanjutan)

Mendiskusi
kan

XIV

Merancang
Mendiskusi
pelaksanaan
kan
kegiatan
Melakukan
pengembangan
praktek
profesi konselor
Melaksanakan
Melakukan
kegiatan seminar praktek
sebagai panitia

XV

XVI

Melaksanakan
kegiatan lomba
bimbingan
kelompok

XVII

Melakukan
praktek

Perkembangan
peranan konselor
di sekolah
Persepsi profil
ideal dan profil
real konselor di
lapangan
Persepsi
kompetensi
konselor di
sekolah
Persepsi prof11
pengembangan
diri konselor
Persiapan
pengembangan
profesi

Metode
?%ink-PairShare

Lisan
K inerja
Sikap

Metode
Think-PairShare

Lisan
Kinerja
Sikap

Diskusi
Praktek

Kinerja
Sikap

Pelaksanaan
pengembangan
profesi

Praktek

Kinerja
Sikap

Pelaksanaan
pengembangan
profesi

Praktek

Kinerja
Sikap

UJIAN AKHIR SEMESTER

3. Prasyarat Perkuliahan
a. Prasyarat
I . Telah mengikuti kuliah PLBK di Sekolah
2. IP Kumulatif minimal 2,75
b. Syarat
Kehadiran dituntut 100 %

4. Sumber

I

I

ABKIN. 20 10. Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Depdiknas. 2004. Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Jakarta: Dir P2TK Depdikbud
,2008. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru

Silabus Perkuliahan Profesi Kependidikan Khusus BK

Mochammad Uzer Utsman. 1995. Menjadi Gum Profesional Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1991. Pendidikan Guru Konsep atau Strategi Bandung: Mandar Maju.
Prayitno. 2007. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: P2LPTK
Depdiknas
Surya, HM. 2000. Kapita Selekta Kependidikan SD, Universitas Terbuka.
Undang-Undang RI No. 2012003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang RI No. 1412005 tentang Guru dan Dosen

5. Tugas
Tugas-tugas yang hams diselesaikan mahasiswa meli puti:
a. Tugas mingguan dalam bentuk resume buku untuk dipresentasikan
b. Tugas wawancara dalam laporan kelompok
c. Tugas dalam sebagai panitia penyelenggara pengembangan profesi clan lomba bimbingan
kelompok

6. Penilaian
Penilaian akhir didasarkan atas:
a. Hasil Ujian Tengan Semester
b. Hasul Ujian Semester
c. Penilaian tugas-tugas perkuliahan
d. Keaktifan di kelas dan dalam mempersiapkan kegiatan pengembangan profesi

SATUAN ACARA D€MB€LAJARAN
(SAD)
Bahan Kajian
SKS
Program Studi
Pertemuan
Dosen
'

:Profesi Kependidikan Khusus BK
:3 SKS
:Bimbingan dan Konseling
: I (Pertama)
:Nurfarhanah, S.Pd. M.Pd. Kons.

Kode: UNP 117

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:
q

Memahami arah dan tuntutan perkuliahan
Menguasai sejumlah konsep profesi

Soft skills/Karakter: Pemahaman dan Penguasaan

Materi:

1. Orientasi mengenai arah dan tuntutan perkuliahan
2. Pengertian sejumlah konsep profesi

I

M!L& FEilPUSlfirfin,f!

[Jrq\/. ~ t y ~ !P ?I-!
----.-.1<

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I

3. Memperkenalkan

outcomes
2. Penjelasan
mengenai
silabus
3. Meminta
pendapat siswa
berkaitan
tentang
pemahaman
terhadap silabus

2. Memperhatikan
dan mencatat
3. Mengajukan
pendapat
tentang silabus

_ __.

J

4. Menerirna
4. Memberikan
reinforcement
reinforcement
atas jawaban
mahasiswa
5. Mengemukakan
5. Meminta
pendapat
pendapathangga
pan siswa
tentang
sejurnlah konsep
profesi
6. Memperhatikan
6. Menyimpulkan
dan mencatat
jawaban
mahasiswa
7. Memperhatikan
7. Menjelaskan
dan mencatat
sejumlah konsep
penjelasan yang
tentang profesi
diberikan
8. Mengajukan
8. Memberikan
pendapat
kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk bertanya
tentang materi
yang dibahas
9. Memperhatikan
9. Menjawab dan
dan mencatat.
menyimpulkan
iawaban
rnahasiswa
I
1. Menyimpulkan 1 1. Memperhatikan Lisan
bersama
mahasiswa
tentang materi
yang telah
disarnpaikan
2. Memperhati kan
2. Menugaskan
dan mencatat
mahasiswa untuk
materi yang
membaca dan
ditugaskan pada
membuat
pertemuan
refermsi materi
berikutnya
yang akan
dibahas pada
pertemuan
berikutnya
'

Penutup

Rubrik Penilaian

i

Lisan
No
1

1

Pertanyaan

Skor
1

2

1

2

3

4

3

4

Apa saja konsep-konsep yang berkaitan
dengan profesi

Tulisan
No
1

Pertanyaan

Skor

Deskripsikanlah perbedaan dalam bentuk
tabel 5 konsep profesi (profesi,
profesional, profesionalisme,
profesionalitas dan profesionalisasi)
disertai contoh

Daftar Pustaka
Abi Kusno. 1997. Upaya Peningkatan Kompetensi profesionalisme Guru Agarna Islam
dalam Era Globalisasi, Majalah Fakta, Fakultas Tarbiyah I A N Raden Intan,
Lampung, Edisi 12.
Ahmad Tafsir. 1994. Ilmu Pendidikan dalam Perspeki Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Djam Satori dkk, 2003. Profesi Keguruan 1, Universitas Terbuka.
Mochammad Uzer Utsman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
I

Oemar Hamalik. 1991. Pendidikan Guru Konsep atau Strategi. Bandung: Mandar Maju.
Sardiman AM., 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

I

Surya, HM. 2000. Kapita Selekta Kependidikan SD, Universitas Terbuka.
Lampiran-lampiran
1. Lecture Notes: Power Point
2. Lembar Kerja

SATUAN ACARA D€MB€LLGIARAN
(SAD)
Bahan Kajian
SKS
Program Studi
Pertemuan
Dosen

:Profesi Kependidikan Khusus BK
:3 SKS
:Bimbingan dan Konseling
:I1 (Kedua)
:Nurfarhanah, S.Pd. M.Pd. Kons.

Kode: UNP 117

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:
Menguasai wawasan dasar profesi mengenai (ciri dan kriteria profesi serta trilogi
profesi)
Soft skills/Karakter: Penguasaan

Materi:
1. Ciri dan Kriteria Profesi

2. Trilogi Profesi
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I1

3. Memperhatikan

Penyajian

Penutup

1. Meminta
mahasiswa untuk
memikirkan
jawaban terhadap
PertanYaan Yang
sudah diajukan
sendiri-sendiri
2. Mengelompokkan
siswa secara
berpasangan
(Pair) dengan
kelompok
pertanyaan yang
sarna
3. Meminta
mahasiswa
mendiskusikan
jawaban masingmasing dengan
pasangan
4. Meminta
P=wZan
mahasiswa untuk
menyampaikan
dan hasil diskusi
dengan
kelompoknya di
kelas
5. Memberikan
reinforcement
atas hasil diskusi
dan penyajian
yang dilakukan
mahasiswa
6. Memberikan .
kesempatan untuk
bertanya tentang
materi yang
belum dimengerti
7. Memberikan
penjelasan
terhadap
pertanyaan
mahkiswa
1. Menyimpulkan
bersama
mahasiswa
tentang materi

1. Memikirkan
dan mencatat

Lisan
Tulisan

2. Berpasangan

3. Berdiskusi dan
mencatat

4. Menyajikan dan
diskusi kelas

5. Menerima
reinforcement

6. Mengemukakan
pendapat

7. Memperhatikan
dan mencatat

1. Memperhatikan Lisan

yang telah
disarnpaikan
2. Menugaskan
2. Memperhatikan
mahasiswa untuk
dan mencatat
membaca dan
materi yang
membuat
ditugaskan
referensi materi
pada
yang akan
pertemuan
dibahas pada
berikutnya
pertemuan
berikutnya
Rubrik Penilaian
Tulisan

No

1'
2

Pertanyaan

Skor

1

2

3

4

Analisislah dan kaitkanlah beberapa ciriciri profesi yang anda pahami terhadap
profesi Birnbingan dan Konseling
Berikanlah penilaian terhadap din Anda
sebagai calon guru BK/konselor Sekolah
mengenai Trilogi Profesi yang menjadi
tuntutan dan persyaratan bagi pelaksana
profesi

Daftar Pustaka

HM. Arifin. 1991. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Burni Aksara.
Suharsimi Arikunto. 1993. Manajeman Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Oteng Sutisno. 1993. Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritik Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
Lampiran-lampiran
1. Lecture Notes: Power Point
2. Lembar Kerja

SATUAN ACARA R€MD€LAJARAN
(SAD)
Bahan Kajian
SKS
Program Studi
Pertemuan
Dosen

: Profesi Kependidikan Khusus BK
:3 SKS
:Bimbingan dan Konseling
:111 (Ketiga)
:Nurfarhanah, S.Pd. M.Pd. Kons.

Kode: UNP 117

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:
Memiliki penguasaan terhadap sikap profesional
Soft skills/Karakter: Penguasaan

Materi:
1. Pengertian Sikap Profesional
2. Sasaran Sikap Profesional
3. Tugas sikap profesional

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I11

I Pendahuluan I 1.

Memberi salam

2. Presensi
kehadiran
mahasiswa
3. Menjelaskan
learning
outcomes
pertemuan 111
4. Meminta
mahasiswa
berhitung 1-3
5. Mengajukan
pertanyaan untuk
1, tentang
pengertian sikap
profesional, untuk
2, tentang sikap
professional, dan
untuk 3, tentang
tugas sikap
professional

I 1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan

3. Memperhatikan

4. Berhitung

5. mendengarkan
dan mencatat

I Lisan

I

1

. Meminta
mahasiswa untuk
memikirkan
jawaban terhadap
pertanyaan yang
sudah diajukan
sendiri-sendiri
!. Mengelompokkan
siswa secara
berpasangan
(Pair) dengan
kelompok
pertanyaan yang
sama
I. Meminta
mahasiswa
mendiskusikan
jawaban masingmasing dengan
pasangan
C. Merninta
pasangan
mahasiswa untuk
menyampaikan
dan hasil diskusi
dengan
kelompoknya di
kelas
5. Memberikan
reinforcement
atas hasil diskusi
dan penyajian
yang dilakukan
mahasiswa
6. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya tentang
materi yang
belum dimengerti
7. Memberikan
penjelasan
terhadap
petanyaan
mahasiswa
1. Menyimpulkan
bersama
mahasiswa
tentang materi

. Memikirkan
dan mencatat

!. Berpasangan

1. Berdiskusi dan

mencatat

4. Menyajikan dan

diskusi kelas

5. Menerima
reinforcement

6. Mengemukakan
pendapat

7. Memperhatikan
dan mencatat

1. Memperhatikan

yang telah
disarnpaikan
2. Menugaskan
2. Memperhatikan
mahasiswa untuk
dan mencatat
membaca dan
materi yang
membuat
ditugaskan
referensi materi
pada
yang akan
pertemuan
berikutnya
di bahas pada
pertemuan
berikutnya

Rubrik Penilaian
Tulisan
No

Pertanyaan

1

Jelaskanlah secara umum apa yang
dimaksud dengan sikap profesional dan
kaitkanlah definisi tersebut terhadap
profesi guru BWKonselor Sekolah!
Uraikanlah Sasaran Sikap Profesional
yang berkaitan dengan:
1) Sikap terhadap Peraturan Perundangundangan
2) Sikap terhadap organisasi profesi
3) Sikap terhadap rekan sejawat (sesarna
Konselor/guru Pembimbing)
Uraikanlah Sasaran Sikap Profesional
yang berkaitan dengan:
1) Sikap terhadap klien
2) Sikap terhadap tempat kerjalpraktik
pri badi
3) Sikap terhadap pimpinan
4) Sikap terhadap pekerjaan konseling

2

3

Lampiran-lampiran
1. Lecture Notes: Power Point
2. Lembar Kej a

Skor
1

2

3

4

Pengertian Profesi
> lstilah"profesi"

-

menyangkut pekerjaan,

tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut

PROFESlONALlSASl BlMBlNGAN
DAN KONSELING

profesi.
>Ada beberapa yang berlcaitan dengan "profesi"
yang hendaknya tidak dicampuradukkan p i t u
profesi, profesional. profesionalisme.
profesionalis, dan profesionalisasi.

I

"Pmfesionrl. menunil* pad. dua M.

-

Z PenampiIan seseorang dalam rnelakulan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

'Rofesidisme"

-

I

"Rofesiinalitas" - - ~ i k a p para anggota
suatu profesi terhadap profesinya sena detajat
pengetahuan dan keahbn yang rnereka miliki
dalam rangla melakukan pekerjaannya.

Para anggoa
meningkadan kemampuan
pmfesionalicasnya clan terus menerus
mengembangkan stiategi-mtegi yang
digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan profesiw

Nam proresi

Pemingnya Profesionalisasi Bimbingan
dan Konseling

'Rofesionalisasi"
proses pening&atan
k d i k a s i maupun kemampuan para an*
suatu
profesi dalam mencapai kriteria yang standard dalarn
penampilamp sebegai anggota suatu profesi.

BK
'

pengembangan kepmkional~n,baik dilakukan
melalui ~endidikanlhtihanwa-iabatan (me-senice
ttainind maupun pendidikkfldtihanddam jabaan
(in-service uaining). Oleh karma iw pmfesionalisasi
merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat.
dan tanpa henti

prof&

menuntut keahlian

~panF-cFDYL
Peket$~BK tidak bisa dihkukan deh orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
khusus terlebih dahulu karma pekwjaan BK
dituntut keahlian k h u d kompetensi sebagai
konselorl ahli dalam bidang BK.

2. Meningkatkan dun memelihara citra profesi, la berkeinginan
untuk selalu meningkatkan dun memelihara citra profesi
melalui penvujudan perilaku profesional. Citra profesi adalah
suatu

gambaran

terhadap

profesi guru

berdasarkan

pemikiran terhadap kinerjanya. Perwujudannya dilakukan
melalui berbagai macam cara, misalnya penampilan,cara
bicara,sikap hidup sehari-hari dun sebagainya.

3. Keinginan

untuk

pengembangan

senantiasa
profesional,

mengejar
la

akan

kesempatan
memanfaatkan

berbagai kesempatan untuk:
(a) Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, seprti lokakarya,
seminar, simposium dun sebagainya.
(b) Mengikuti penataran atau pendidikan lanjutan.
(c) Melakukan penelitian, membuat karya ilmiah dun
sebagainya.
4. Mengejar kualitas dun cita-cita profesi, la akan berusaha
untuk selalu mencapai kualitas dun cita-cita sesuai dengan
program yang telah ditetapkan. la akan selalu aktif agar
seluruh kegiatan dun perilakunya menghasilkan kualitas
yang ideal.

5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Guru yang
memiliki profesionalisme tinggi

akan

merasa

bangga

terhadap profesi yang dipegangnya. la menunjukkan rasa
percaya diri akan profesinya.
Maka pengertian profesionalisme menurut HM Arifin
adalah "suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu
diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu
hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus"
(AhmadTafsir, 1994: 107)

Berdasarkan

beberapa

pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah suatu sikap
perbuatan

yang

pekerjaannya

dimiliki

yang

oleh

disadari

guru

dalam

oleh

menunjang

pemahaman

yang

mengajarkan bahwa dalam menjalankan suatu profesi haruslah
dilandasi dengan kemampuan Profesional yang meliputi
keilmuan, keahlian dun keterampilan yang mendukung profesi
yang ditekuninya.
c) Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para

anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dun keahlian yang mereka miliki untuk dapat
melakukan tugas-tugasnya. Sebutan profesionalitas
menggambarkan

suatu

"keadaan"

derajad

lebih

keprofesian

seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan dun keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

d) Profesionalisasi

adalah

suatu

proses

menuju

kepada

perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu
suatu kriteria yang sesuai dengan standar

yang telah

ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara bertahap
diharapkan akan mencapai suatu derajad kriteria profesional
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada dasarnya
profesionalisasi merupakan suatu

proses

pengembangan

keprofesian yang sistematis dun berkesinambungan melalui
berbagai program pendidikan baik pendidikan pra jabatan
maupun pendidikan dalam jabatan. Program ini dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan badan atau organisasi lain
yang terkait. Beberapa program profesionalisasi guru yang telah
dun sedang berjalan antara lain program pendidikan guru di
LPTK untuk mendidik calon guru yang profesional, program

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN

penyetaraan

untuk

membantu

guru

mencapai

derajat

kualifikasi profesional sesuai dengan standar yang berlaku,
penataran dun

pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi

kemampuan guru.

Daftar Pustaka

Abi Kusno. 1997. Upaya Peningkatan Kompetensi profesionalisme
Guru Agarna Islam dalam Era Globalisasi, Majalah Fakta,
Fakultas Tarbiyah IAlN Raden Intan, Lampung, Edisi 12.
Ahmad Tafsir. 1994. llmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Djam Satori dkk, 2003. Profesi Keguruan 1, Universitas Terbuka.
Mochammad Uzer Utsman. 1995. Menjadi Guru
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Profesional.

Oemar Hamalik. 1991. Pendidikan Guru Konsep atau Sfrategi.
Bandung: Mandar Maju.
Peter Salim dun Yenny Salim. 1992. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer. Jakarta: Modem English Press.
Sardiman AM., 1994. lnferaksi dun Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surya, HM. 2000. Kapita Selekta Kependidikan SD, Universitas
Terbuka.
William Keheli dun Michael Andreas. 1999. Kamus Lengkap Praktis
. Bahasa lnggris Indonesia, Surabaya.: Fajar Mulia.

R

m AJAR P

MATERI II
WAWASAN DASAR PROFESI

-

A. Ciri dan Kriteria Profesi

Profesi

merupakan

pekerjaan

yang

didalamnya

memerlukan sejumlah persyaratan yang mendukung pekerjaannya.
Karena itu, tidak semua pekerjaan menunjuk pada sesuatu profesi.
Untuk memahami lebih dalam, menurut Robert W. Richey (dalam
Suharsimi Arikunto, 1993:235-236), memberi batasan ciri-ciri yang
terdapat pada profesi;
1.

Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

2. Seorang pekerja,profesional, secara relatif memerlukan waktu
yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsipprinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu

mengikuti

perkembangan

dalam

pertumbuhan

jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,

sikap dun cara kerja.

5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya

organisasi

yang

dapat

meningkatkan

standar

palayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan
anggotanya.

7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dun
kemandirian,

8; Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career)
dun menjadi seorang anggota yang permanen.

RAHAN AJAR PROFE

Dilain pihak, D. Westby Gibson (dalam Suharsimi Arikunto,
1993:236) juga membuat ciri-ciri khusus apa yang sebenarnya
dimaksud sebuah profesi itu. la menjelaskan ada empat ciri yang
melekat pada profesi, yaitu; Pertama, pengakuan oleh masyarakat
terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh
kelompok pekerja dikategorikan sebagai suatu profesi. Kedua,
dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan
sejumlah teknik dun prosedur yang unik. Ketiga, diperlukannya
persiapan yang sengaja dun sistematik sebelum orang mampu
melaksanakan

suatu

pekerjaan

profesional dun

keempat,

dimilikinya organisasi profesional yang disamping melindungi
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga
berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk
tindak-tindak etis profesional kepada anggotanya.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh W.E Moore
dalam bukunya "The Professions: Roles and Roles", (dalam Oteng
Sutisna, 1993:303-304) bahwa Moore mengidentifikasikan profesi itu
memiliki ciri-ciri antara lain; pertama, seorang yang menggunakan
waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya. Kedua, ia terikat
oleh suatu panggilan hidup, dun dalam ha1 ini ia memperlakukan
pekerjaannya sebagai seperangkat

norma

kepatuhan dun

perilaku. Ketiga, ia anggota organisasi profesional yang formal.
Keempat, ia

menguasai pengetahuan yang

berguna

dun

ketrampilan atas dasar latihan spesialisasi atau pendidikan yang
sangat khusus. Kelima, ia terikat oleh syarat-syarat kompetensi,
kesadaran prestasi, dun pengabdian. Keenam, ia memperoleh
ekonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi sekali.

Dalam perspektif Ernest Grennwood dalam bukunya yang
terkenal "The Elements of Profeseonalization", (dalam Oteng
Sutisna, 1993: 304) bahwa profesi mempunyai beberapa unsur-unsur
esensial; Pertama, suatu dasar teori sistematis. Kedua, kewenangan
(authority) yang diakui oleh klien. Ketiga, sanksi dun pengakuan
masyarakat atas kewenangan ini. Keempat, kode etik yang
mengatur

hubungan-hubungan dari

orang-orang profesional

dengan klien dun teman sejawat, dun kelima, kebudayaan profesi
yang terdiri atas nilai-nilai, norma-norma dun lambang-lambang.
Dibidang

pendidikan,

juga

dilakukan

usaha

untuk

menguraikan unsur-unsur esensial profesi itu. Komisi Kebijaksanaan
Pendidikan NEA Amerika Serikat (Educational Policies Commision of
the NEA, Professional Organazations in American Education),
misalnya menyebut enam kreteria bagi profesi di bidang
pendidikan.

Pertama,

profesi

didasarkan

atas

sejumlah

pengetahuan yang dikhususkan. Kedua, mengejar kemajuan
dalam kemampuan para anggotanya. Ketiga, profesi melayani
kebutuhan

para

anggotanya

akan

kesejahteraan

dun

pertumbuhan profesional. Keempat, profesi memiliki norma-norma
etis. Kelima, profesi mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah di
bidangnya,

yakni

mengenai

perubahan-perubahan

dalam

kurikulum, struktur organisasi pendidikan, persiapan profesional dun
seterusnya, dun keenam, profesi memiliki solidaritas kelompok
profesi.
Masih mengenai ciri-ciri profesi, Dedi Supriadi (1998: 96-97)
bahwa profesi paling tidak memiliki lima ciri pokok, yaitu pertama,
pekerjaan itu mempunyai fungsi dun signifikansi sosial karena
diperlukan

mengabdi

kepada

masyarakat.

Di

pihak

lain,

pengakuan masyarakat merupakan syarat mutlak bagi suatu
BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN KHUS

profesi, jauh lebih penting dari pengakuan pemerintah. Kedua,
profesi menuntut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui
pendidikan dun latihan yang serius dun intensif serta dilakukan
dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Proses pemerolehan ketrampilan itu
bukan hanya rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah. Jadi
dalam suatu profesi, independent judgment berperan dalam
mengambil

putusan,

bukan

sekedar

menjalankan

tugas.

Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu (a systematic body

of knowledge), bukan sekedar serpihan atau hanya common
sense. Keempat, ada kode atik yang menjadi pedoman perilaku
anggotanya beserta sanksi yang jelas dun tegas terhadap
pelanggar kode etik. Pengawasan terhadap ditegakkannya kode
etik dilakukan oleh organisasi profesi. Kelima, sebagai konsekuensi
dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota
profesi secara

perorangan ataupun kelompok memperoleh

imbalan finansial atau material.
Dari formulasi-formulasi tentang pengertian dun ciri-ciri
profesi tersebut di atas, walaupun dalam kata-kata yang berbeda,
pada hakikatnya memperlihatkan persamaan yang besar dalam
substansinya. Kiranya dapat disimpulkan bahwa profesi ideal
memiliki ciri atau unsur sebagai berikut:
a. Suatu dasar ilmu atau teori sistematis

b. Kewenangan profesional yang diakui oleh klien
c. Sanksi

dun

pengakuan

masyarakat

akan

kewenangannya
d. Kode etik yang regulatif
e. Kebudayaan profesi
f. Persatuan profesi yang kuat dun berpengaruh.
BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN

keabsahan

Disamping itu ada juga ciri-ciri dan syarat dari suatu profesi
secara umum adalah seperti yang dikemukakan oleh Houston
sebagaimana dikutip oleh HM. Arifin (1 991: 105) yaitu:
1.

Profesi harus dapat memenuhi kebutuhan berdasarkan atas
prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterima oleh masyarakat dun
prinsip-prinsipitu telah benar-benar teruji dan benar.

2. Harus diperoleh melalui kultural dan professional yang cukup
memadai.

3. Menguasai seperangkat ilmu pengetahuan yang sistematik dan
kekhususan.
4. Harus dapat membuktikan skill yang diperlukan masyarakat di

mana kebanyakan orang tidak memiliki skill tersebut yaitu skill
yang

sebagian merupakan pembawaan dan

sebagian

merupakan hasil belajar.

5. Memenuhi syarat-syarat penilaian terhadap penampilan dalam
pelaksanaan tugas dilihat dari segi waktu dan cara kerja.

6. Harus dapat mengembangkan teknik-teknik ilmiah dari hasil
pengalaman yang teruji.

7. Merupakan tipe pekerjaan yang memberikan keuntungan yang
hasil-hasilnya tidak dibakukan berdasarkan penampilan dan
elemen wa ktu.

8. Merupakan kesadaran kelompok yang

dipolakan untuk

memperluas pengetahuan yang ilmiah menurut bahasa
teknisnya.

9. Harus mempunyai kemampuan sendiri untuk tetap berada
dalam

profesi selama

hidupnya dan

tidak

menjadikan

profesinya sebagai batu loncatan ke profesi lainnya.

10. Harus menunjukkan kepada masyarakat bahwa anggotaanggota profesionalnya menjunjung tinggi dun menerima kode
etik profesionalnya".
B. Trilogi Profesi Pendidik

Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai
memasuki era profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan
bahwa "pendidik merupakan tenaga profesionaY' (UU No.20 Tahun

2003 Pasal 39 Ayat 2), dun "profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang

dilakukan seseorang dun

menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi" (UU No.1 4 Tahun
2005 Pasal 1 Butir 4).

Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang
apapun, seseorang harus menguasai dun memenuhi ketiga
komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2)
komponen substansi profesi, dun (3) komponen praktik profesi,
sebagaimana gambar berikut
Praktik Profesi

Dasar Keilmuan

Substansi Profesi

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN KH

p

p

p

p

p

p

p

p

-

-

-

-

-

-

-

-

Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi

calon

tenaga

profesional dalam

wawasan,

pengetahuan,

keterampilan, nilai dun sikap berkenaan dengan profesi yang
dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional
apa' yang menjadi fokus dun objek praktis spesifik pekerjaan
profesionalnya. Komponen prakfik mengarahkan calon tenaga
profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada
sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dun berdaya
guna. Penguasaan dun penyelenggaraan trilogi profesi secara
mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi
tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan
ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program
pendidikan profesi dun pendidikan akademik yang mendasarinya.
Konselor, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal
1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk .menguasai
dun memenwhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khwswsnya
bidang konseling, yaitu
Komponen Dasar Keilmuan

: Ilmu Pendidikan

Komponen Substansi Profesi

: Proses pembelajaran terhadap
pengembangan din/ pribadi
individu melalui modus
pelayanan konseling.

Komponen Praktik Profesi

: Penyelenggaraan proses .
pembelajaran terhadap
sasaran pelayanan melalui
modus pelayanan konseling.

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN KHUS

Komponen Profesi Konselor
1. llmu Pendidikan

Konselor -diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai
dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang
pelayanan konseling, karena konselor digolongkan ke dalam
kualifikasi pendidik; dun oleh karenanya pula kualifikasi akademik
seorang konselor pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas
dasar keilmuan inilah konselor akan menguasai dengan baik
kaidah-kaidah

keilmuan

pendidikan

sebagai

dasar

dalam

memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling)
dun memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan
dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam
ha1 ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang
dijalani oleh sasaran layanan bersama konselornya. Dalam arti
yang demikian pulalah, konselor sebagai pendidik diberi label juga
sebagai agen pembelajaran.
2. Substansi Profesi Konseling

Diatas

kaidah-kaidah

ilmu

pendidikan

itu

konselor

membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis
spesifik profesi konseling, pendekatan, dun teknologi pelayanan,
pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang
diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut menjadi
isi dun sekaligus fokus pelayanan konseling. Secara keseluruhan
substansi tersebut sebagai modus pelayanan konseling*).

*)

Bandingkan modus pelayanan konseling yang dijalankan oleh konselor, misalnya dengan
modus pengajaran oleh guru dan modus pelayanan kesehatan oleh dokter.
BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDI

Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan
konseling adalah kehidupan efekfif sehari-hari (KES). Dalam ha1 ini,
sasaran pelayanan konseling adalah kondisi KES yang dikehendaki
untuk dikembangkan dun kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang
terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan konseling pada
dasarnya adalah upaya pelayanan dalam pengembangan KES
dun penanganan KES-T.
Berkenaan

dengan

pendekatan

dun

teknologi,

pengelolaan dun evaluasi pelayan konseling, konselor wajib
menguasai berbagai jenis fayanan dun kegiatan pendukungnya
dengan landasan teori,

acuan

praksis,

standar

prosedur

operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik konseling.
Pendekatan dun teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan
itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dun teknologi
seperti psikologi, sosiologi, teknologi- informasi-komunikasi sebagai
"alat"

untuk lebih menepatgunakan dun mendayagunakan

pelayanan konseling.
3. Praktik Pelayanan Konseling

Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan
merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling pada
setting tertentu**).Mutu pelayanan konseling diukur dari penampifan
paktik pelayanan oleh konselor terhadap sasaran pelayanan. Pada
setting satuan pendidikan misalnya, mutu kinerja konselor di
sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik
pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung
jawabnya.
**I

Setting tempat konselor bekerja dapat berupa satuan pendidikan forrnal/nonfo~mal,keluarga,

instansi negerilswasta, dunia usahalindustri, organisasi pemudakemasyarakatan, praktek
pribadi @rival)

Penguasaan konselor atas materi ketiga komponen trilogi
profesi konseling tersebut diperolah dari studi pada program
bidang

konseling

pendidikan

profesi

tingkat

sarjana

konselor

(PPK).

(S-1) ditambah
Seluruh

dengan

materi tersebut

dipadukan dalam bentuk praktik pelayanan konseling melalui
persiapan yang matang berupa berbagai program pelayanan
sesuai dengan kebutuhan sasaran pelayanan.

Pelayanan Konseling dalam KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan
pendidikan yang didasarkan pada Peraturan Materi Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dun
Menengah serta Permen Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dun Menengah. KTSP meliputi
tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal,
dun pengembangan diri. Komponen pengembangan diri terdiri
dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan konseling dun kegiatan
ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga komponen itu digambarkan
dalam diagram sebagai berikut:

BAHAN AJARPROFESI KEPENDIDIKAN KHU

Guru
Pengembangan
optimal potensi

siswa

Konselor

Pembina
Khusus

Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah
"semua pengalaman belajar peserta didik yang menjadi tanggung
jawab satuan pendidikan". Dengan pengertian tersebut, selain
mata pelajaran, yang termasuk juga ke dalam kurikulum satuan
pendidikan adalah muatan lokal, pelayanan konseling, dan
kegiatan ekstra kurikler. Segenap komponen dun sub-komponen
KTSP itu harus benar-benar dikembangkan - dun dilaksanakan

secara

penuh oleh

satuan

pendidikan. Dengan demikian,

komponen KTSP pada satuan pendidikan dianggap lengkap
apabila meliputi seluruh komponen mata pelaiaran, muatan lokal,
pelayanan konseling, dun kegiatan ekstra kurikuler.
Lebih jauh, tenaga pengampu masing-masing komponen
KTSP telah pula ditentukan.' Mata pelajaran dun muatan lokal
diampu oleh guru, pelayanan konseling diampu oleh konselor, dun
kegiatan ekstra kurikuler diampu oleh pembina khusus yang

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN KHUSUS B

masing-masing memiliki kewenangan dun kemampuan dalam
bidang yang diampunya itu. Pada era profesionalisasi, para
pengampu bidang-bidang yang dimaksud haruslah mereka yang
benar-benar profesional dalam bidangnya. Dalam kaitan ini,
pelayanan konseling, yang merupakan salah satu pokok isi
komponen KTSP, haruslah diampu oleh tenaga profesional yang
disebut konselor.
Memenuhi trilogi profesinya konselor menguasai kaidahkaidah keilmuan pendidikan sebagaimana juga dikuasai oleh guru.
Dalam kaidah-kaidah keilmuan penddikan inilah konselor dun guru,
dun juga para pendidik lainnya bertemu. Konselor dun guru samasama sebagai agen pembelajaran bagi para siswa dalam KTSP.
Apabila

dalam

praktik

profesionalnya guru

terfokus

pada

pengembangan PMP dun penanganan KPMP siswa dengan modus
pengajaran untuk matapelajaran tertentu maka konselor terfokus
pada pengembangan KES dun penanganan KES-T siswa dengan
modus pelayanan koseling yang meliputi sembilan jenis layanan
(yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dun penyaluran,
penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konsultasi dun mediasi) serta enam kegiatan
pendukung, yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, koferensi
kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dun alih tangan
kasus).

Disekolah/madrasah

pengembangan

potensi

siswa,

didukung secara bersama-sama melalui praktek pengajaran (oleh
guru), praktek pelayanan konseling (oleh konselor), dun kegiatan
ekstrakurikuler (oleh pembina k,husus).

Pengelolaan Berbasis Kinerja

Pengelolaan kegiatan pelayanan konseling pada satuan
kerja (misalnya di sekolahlmadrasah) diselenggarakan dengan
pola

pengelolaan

berbasis

kinerja

dengan

pengawasanlpembinaan yang efektif baik dari pihak interen
maupun eksteren sekolahlmadrasah.
7. Kinerja Konselor

Pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar
kegiatan, yaitu perencanaan

(planning-P), pengorganisasian

(organizing-0), pelaksanaan (actuating-A), dan pengontrolan

(controlling-C) .

Pengelolaan

berbasis

kinerja

mendasarkan

pelaksanaannya pada kinerja konselor berkenaan dengan POAC
penyelenggaraan

pelayanan

konseling

terhadap

sasaran

pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Arah POAC adalah:
a. P: Bagaimana konselor membuaf perencanaan layanan dun
kegiatan pendukung, mulai dari membuat program tahunan,
semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian
(berupaSATLAN dun SATKUNG)***l.

b. 0:Bagaimana konselor mengorganisasikan berbagai unsur dun
sarana yang akan dilibatkan di dalam kegiatan, Unsur-unsur
ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan
sekolah, wali kelas, guru, orang tua), sarana fisik dun
lingkungan (seperti ruangan dun mobiler, alat bantu seperti
komputer, film, dun objek-objek yang dikunjungi), urusan
adrninistrasi, dcrnq, dll.

*.. SATLAN (Satuan Layanan) dan SATKUNG (Satuan Pendukung) ini sejenis RPP (Rencana
)

Program Pernbelajaran) yang dibuat oleh guru dalarn rnernpersiapkan kegiatan pengajarannya.
BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN KH

c. A: Bagaimana konselor mewujudkan dalam prakfik jenis-jenis
layanan dun

kegiatan pendukung melalui format-format

kegiatan yang tela h direncanakan dun diorganisasikan.
d. C: Bagaimana konselor mengonfrol praktik pelayanannya
dalam bentuk penilaian hasil dun ini melibatkan kegiatan
pengawasan dun pembinaan baik dari pihak intern maupun
eksteren satuan kerja, serta organisasi profesi.
Kinerja

konselor

ditujukan

kepada

seluruh

sasaran

pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Volume kerja
konselor

secara

berkala

dpertanggung jawabkan

kepada

pimpinan lembaga satuan kerja tempat konselor bertugas.
2. Kinerja Konselor dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan
Unsur pengelolaan satuan pendidikan dapat digambarkan
melalui organigram sederhana sebagai berikut:

TU

I
Wali Kelas

Guru

Konselor

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -I

I

Siswa

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDIDIKAN

Mekanisme pengelolaan:

a. Semua unsur dalam organigram tersebut (kecuali unsur siswa)
menyusun dan menyelenggarakan POAC-nya sendiri dengan
sebaik mungkin. POAC konselor sebagaimana dikemukakan di
atas ditujukan kepada seluruh siswa yang menjadi tanggung
jawabnya (minimum 150,arang siswa) dengan volume kerja
minimal 24 jam pembelajaran per minggu.
b. kondisi yang sangat menguntungkan terjadi apabila semua
unsur yang ada saling mengharmonisasikan POAC - POAC
mereka dalam suasana kerjasama.
c. POAC pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolahlmadrasah)
mengkoordinasikan POAC-POAC semua unsur bawahannya
untuk menciptakan ketepatgunaan dan kedayagunaan yang
optimal di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan fungsi dan
tugas pokok setiap unsur dan sekolahlmadrasah secara
keseluruhan.
3. Pengawasan Kegiafan
Kegiatan

pelayanan

konseling

di

sekolahlmadrasah

dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
a. Pemantauan/pengawasan/pembinaan kegiatan pelayanan
konseling dilakukan secara:
1 ) interen, oleh pimpinan satuan lembaga kerja.

2) eksteren, oleh petugas yang ditunjuk atasan satuan
lembaga kerja.

3) ekstra kelembagaan, oleh organisasi profesi.

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDID

b. Fokus pengawasan adalah kemarnpuan profesional konselor
dan implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi
kewajiban dan tugas konselor di satuan lembaga kerja.

c. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara
berkala

dun

didokumentasikan,

berkelanjutan.

Hasil

dianalisis,

ditindaklanjuti

dan

pengawasan
untuk

peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan konseling di satuan lembaga kerja.

Daftar Pustaka

HM. Arifin. 1991. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 1 993. Manajernan
Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Pengajaran

Secara

,

Oteng Sutisno. 1993. Adrninisfrasi Pendidikan; Dasar Teoritik Untuk
Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dun Martabat Guru.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

BAHAN AJAR PROFESI KEPENDI

MATERI: MINGGU KE-VIII
SALl NAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL.
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2008
TENTANG
STANDAR KUALlFlKASl AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDlDlKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4496);

3. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik lndonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik
lndonesia Nomor 94 Tahun 2006;
4. Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 187M Tahun 2004
mengenai Pembentukan Kabinet lndonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik lndonesia Nomor 77lP Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA TENTANG STANDAR KUALlFlKASl AKADEMIK DAN
KOMPETENSI KONSELOR.
Pasal 1
(1)

Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional.

(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan konselor wajib
menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri paling lambat 5 tahun setelah Peraturan Menteri ini
mulai berlaku.

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2008
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukurn dan Organisasi
Departernen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangandan
Bantuan Hukurn I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDlDlKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNl2008
STANDAR KUALlFlKASl AKADEMIK
DAN KOMPETENSI KONSELOR
A. Pendahuluan
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong
belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal
1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki
keunikan

Dokumen yang terkait

Kata Kunci: Profesi Guru, Professional PENDAHULUAN - Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) Menuju Profesi Guru yang Profesional - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 12

Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 13 77

Penerapan Pendekatan dalam Manajemen Pendidikan - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 16

Pengembangan Kurikulum dan Penerapannya dalam Penyusunan Satuan Ancara Perkuliahan - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 25

Optimalisasi Perkuliahan Fisika Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Penerapan Strategi Penemuan Terbimbing - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 63

Penerapan Metoda Belajar Berorientasi Pengetahuan Awal Diikuti Kerja Kelompoik Laboratorium Berbentuk Jigsaw Pada Perkuliahan Fisika Dasar I FMIPA Universitas Negeri Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 3 99

Pemecahan Masalah dan Peta Konsep dalam Perkuliahan Perkembangan Hewan: Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap Pembelajaran - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 12

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Learning Start With Question) dalam Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 9

Pemanfaatan Dinamika Kelompok dalam Perkuliahan Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK) untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 119

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa dengan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Gambar Teknik di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Padang Gambar Teknik - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 82