Suku Alor setar johor bharu

MASYARAKAT ALOR
DI NUSA TENGGARA TIMUR
Alor adalah kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur, ibukota dari provinsi ini
adalah Kalabahi. Alor sendiri berbentuk kepulauan dimana dilintasi jalur perlayaran dagang
Samudra, disebelah selatan pulau Alor adalah Timor Leste dan Selat Ombay, dibagian Utara
Alor berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat dengan Selat Lomblen dan Kabupaten
Lembata, sedangkan di bagian Timur dengan kepulauan Maluku Tenggara Barat. Alor
termasuk salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia karena berbatasan dengan Timor Leste
dan Selat Ombay di sebelah selatan.

Menurut sejarah, kerajaan tertua di Alor adalah kerajaan Abui di pedalaman
pegunungan Alor dan kerajaraan Munaseli yang berada di pulau Pantar. Suatu ketika, kedua
kerjaan ini terlibat perang magic peristiwa seperti ini banyak ditemukan pada kerjaankerajaan jaman dahulu, karena masyarakat jaman dahulu masih percaya dengan hal-hal yang
bersifat tabu. Perang ini dilakukan dengan cara kedua kerajaan tersebut saling melontarkan
kata-kata gaib. Konon berdasarkan sejarah,dikatakan bahwa Kerajaan Munaseli mengirimkan
lebah sedangkan Kerajaan Abui mengirimkan angin topan dan api pada akhirnya perang
dimenangkan oleh Abui. Perang belum selesai, sehabis kalah dari kerajaan Abui, Munaseli
terlibat perang juga dengan Pandai yang bertetangga dengannya. Dikarenakan kekalahan atas
Kerajaan Abui, pada saat itu Kerajaan Munaseli meminta bantuan pada Kerajaan Majapahit
tetapi yang ditemukan Majapahit hanyalah puing-puing dari Kerajaan Munaseli dengan kata
lain Majapahit mengirimkan bala bantuan setelah penduduk dari Munaseli telah melarikan


diri ke berbagai tempat di Alor jadi tidak heran jika banyak ditemukan orang bertampang
Jawa di Munaseli. Bukan hanya Kerajaan Munaseli dan Abui saja, di pesisir pantai terdapat
kerajaan Kui, Bunga Bali, Blagar, Pandai serta Baranua yang memiliki hubungan dekat satu
sama lain, tidak heran jika mereka mengaku berasal dari leluhur yang sama.
Mayoritas agama pada penduduk Alor adalah kristen katolik dan kristen protestan,
tapi tidak sedikit pula dari masyarakat Alor yang menganut paham animisme dan dinamisme
yang menyembah Larra/Lera yaitu matahari, Wulang yaitu bulan, Neda yaitu sungai bisa
disebut juga dewa air, Addi yaitu hutan bisa disebut juga dewa hutan serta Hari yaitu laut bisa
disebut juga dewa laut. Sebagiannya lagi beragama islam, budha dan hindu. Agama kristen
datang ke Alor awalnya karena keputusan Leserborn yang isinya membagi dilayah Nusa
Tenggara Timur menjadi dua yang mengharuskan Alor untuk dikuasai Kolonial Belanda.
Sekitar tahun 1900 Belanda mengirim dua tahanannya yang dibuang ke Alor dikarenakan
daratan Alor yang pada saat itu masih terjal dan bergunung, kedua utusan itu bernama
Mingga dan Heo yang beragam kristen, dimana mereka masuk dalam Zegi Pastoral yang
berimam umat kristeani. Penduduk asli Alor yang masih menganut kepercayaan pada
sukunya akan sesekali turun ke Pantai Makassar untuk berbelanja, tempat dimana Mingga
dan Heo menetap. Disini terjadilah komunikasi dengan penduduk yang datang karena
transaksi jual-beli serta kemahiran orang kristiani dalam Zegi Pastoral dan sosiologi, maka
banyak penduduk yang simpati dan beralih memeluk agama kristen.

Mingga dan Heo membuat paham Zegi Pastoral seakan tidak hanya bergaul dengan
sesama kristen tetapi juga penganut agama islam, maka dari itu mereka juga menjajaki
penduduk asli yang masih tinggal di gunung-gunung dan berkomunikasi serta bersahabat
dengan orang tua juga anak-anak. Sehingga sekitar tahun 1905 dibuatlah sistem pendidikan
yang disebut pula Sunday School. Yang pertama pendidikan umum yang berisi upaya untuk
mengajarkan anak-anak kepada huruf, yang kedua yatu memberikan oemahaman tentang
kristen, yang ketiga yaitu berbakti bersama dengan membaca alkitab,berkhotbah,benyanyi.
Hingga tahun 1980an para misionaris kristen silih berganti datang ke Aor dengan berbagai
macam pekerjaan, ada yang pendeta, dokter ataupun perawat. Gereja pertama yang dibangun
pada tahun 1912 di Alor adalah gereja Kalabahi, sekarang dikena dengan gereja Pola dan
perlu diketahui bahwa perkerja untuk membuat gereja ini juga para tukang yang beragama
islam, ini membuktikan bahwa adanya toleransi antar umat beragama di Alor sejak dahulu.

Terbukti toleransi antar suku Alor sudah terbangun sedari awal, tidak ada rasa risih
ataupun dengki antar satu agama dengan agama lainnya. Latar belakang yang memunculkan
rasa hormat terhadap satu agama dengan agama lainnya adalah, pemikiran masyarakat Alor
bahwa menurut mereka masyarakat berasal dari satu tuhan yang sama dan tidak adanya
prasangka buruk bahwa antar agama akan mengancm eksistensi agama lainnya. Hal yang
mungkin menarik untuk dibahaa adalah, jika ada perayaan hari besar seperti Natal ataupun
Idul Fitri masyarakat Alor tidak pandang keyakinan, mereka tetap saling membantu. Dikala

Idul Fitri, halal bihalal, serta acara keislaman lainnya yang akan menjadi tukang masaknya
adalah orang Alor yang beragama Nasrani. Sebaliknya, jika Natal datang makan muslim di
Alor akan diajak untuk menjadi panitia Natal tersebut.
Masyarakat Alor percaya ada semacam nilai holistis yang muncul diantara mereka,
yaitu nilai kemanusiaan yang menyatukan alam semesta dan manusia terkait dengan itu
mereka berpendapat bahwa sang pencipta, alama semesta dan manusia menjadi satu
kesatuaan yang total dan tidak bisa diubah atau mutlak.
Keindahan dari Alor sendiri masih terjaga karena, di kabupataen Alor masih terdapat
suku tradisional Flores dengan adat istiadat yang tidak banyak berubah sejak zaman batu.
Kebudayaan masih terjaga inilah yang membuat Alor menjadi tujuan untuk banyak
wisatawan baik dalam atau luar negri, keramahan serta kesederhanaan masyarakatnya yang
mudah untuk beradaptasi juga menjadi point penting bagi para wisatawan yang berkunjung.

Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian, koleksi
bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya.
Jika berbicara tentang Alor tidak lengkap rasanya untuk tidak membahas tarian LegoLego didalamnya. Tarian Lego-Lego merupakan tarian tradisional Abui yang mendiami
kampung Takpala.

Tarian ini dilakukan secara massal dimana satu dengan lainnya saing bergandengan
tangan membentuk melingkar sambil mengelilingin tiga batu bersusun yang disebut mesbah

dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian ini dilakukan
semalaman dengan diiringi gong dan moko, tarian khas asli Suku Alor ini melibatkan empat
unsur dalam penyajiannya. Mereka yang membawakan tarian berkumpul dalam satu
lingkaran. Lingkaran terluar diisi barisan lelaki dan lingkaran kedua oleh para pembaca syair,
yang juga berperan sebagai pemimpin lagu. Sedangkan lingkaran ketiga kaum perempuan
dan lingkaran inti diisi para musisi yang memainkan gong dan moko.

Jika wisatawan ingin melihat tarian Lego-Lego ini, wisatawan sebelumnya
memberitahukan dahulu ke dinas wisata agar warga Takpala tersebut dapat dikondisikan
untuk menyuguhkan tarian ini. Sayangnya, seiring perkembangan zaman tarian Lego-lego
sendiri biasanya hanya ditarikan oleh penduduk yang sudah lanjut usia ataupun sebegai
formalitas jika adanya pernikahan atau upacara seremonial lainnya.
Kabupaten Alor memiliki museum dimana, museum tersebut menyimpan moko yaitu
semacam alat musik seperti gendang. Museum ini menyimpan moko terbesr bernama moko
nekara, biasanya digunakan sebagai alat upcara yang merupakan hasil kebudayaan zaman
perunggu. Hampir tidak ada masyarakat di Indonesia yang mengoleksi moko selayaknya suku
tradisonal di Alor, sampai-sampai moko dijadikan belis, mahar atau mas kawin. Ada pula
yang beranggapan bahwa moko penting adanya karena merefleksikan jalinan asmara, ikatan
cinta antara oemuda dan gadis di berbagai suku di Alor.


Alor juga terkenal akan pariwisatanya, khususnya taman laut yang berada diantara
pulau Alor dan Pantar. Taman laut ini juga termasuk salah satu taman laut terbaik di dunia
kedua setelah kepulauan Karibia, karena Alor memiliki taman laut yang langka dengan
panorama bawah laut yang bahkan dapat dilihat dengan jelas di malam hari.
Alor seakan tidak akan ada habisnya untuk didalami lagi, banyak pelajaran yang
didapat dari masyarakatnya yang ramah, hidup rukun, serta apik dalam menjaga alamnya.
Bahkan di satu blog menyebutkan bahwa masyarakat Alor berpendapat, jika di Indonesia
tidak memrpemasalahkan pluralisme agama atau bila perlu tidak harus diadakan kontruksi
pluralisme agama dan tetap menjalankan agamanya masing-masing. Masyarakat Alor tak
acak heran dengan konflik sosial di Indonesia yang memiliki latar belakang masalah
keyakinan, karena walaupun mereka menetap di Nusa Tenggara Timur yang notabene sering
rusuh dikarenakan masalah keyakinan toh pada akhirnya mereka tetap hidup rukun satu sama
lain.

Sumber

:

ALOROZO%20BLOG%20%20ALOR%20DULU%20DAN%20SEKARANG.htm
Kabupaten%20Alor%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm

Keindahan%20Pulau%20Alor%20-%20Nusa%20Tenggara%20Timur%20-%20Wisata%20Eksotis
%20Indonesia.htm
Kekristenan_di_Nusa_Tenggara_Timur.htm
CKristenisasi%E2%80%9D%20Di%20Alor%20Nusa%20Kenari%20_%20Aklahat.htm
Menebar
%20Sosial.htm

Kerukunan%20dari%20Prinsip%20Hidup%20Orang%20Alor%20~%20Kapital

Mata Kuliah Masyarakat Sederhana
“SUKU ALOR”

Disusun oleh :
Amalia Prastanti Ningtyas
Azis Anwar Hidayat
Adlina Meirosa
Vinatri Widiyati
Enda Maharindi

170510120020

170510120041
170510120064
170510120068
171051012007

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran

Dokumen yang terkait

Hubungan Nilai Budaya Jawa Rukun dan Nrimo dengan Subjective Well- Being Suku Jawa

2 26 101

Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

1 30 151

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya)

0 17 77

Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Suku Cadang di PT. Astra Internasional Tbk - Isuzu Sales Operation Cabang Soekarno Hatta Bandung

1 12 1

Pengaruh Suku Bunga Kredit dan Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 2 1

Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Dan Pengaruhnya Terhadap Cos Of Fund Pada pt.BRI (PERSERO) Tbk, Kantor Cabang Pamanukan

24 173 146

Pemolaan Komunikasi Upacara adat Pernikahan Suku Melayu di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau (Studi Etnografi Pemolaan Komunikasi Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu Pesisir di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau)

2 29 82

Sistem Informasi Pelayanan Service Dan Penjualan Suku Cadang Pada Sugema Motor Garut

3 29 133

MAKNA SIMBOLIK BADE DAN PETULANGAN DALAM UPACARA NGABEN ADAT BALI (Studi Pada Suku Bali di Desa Sidorejo Kec. Sekampung udik Lampung Timur)

2 15 4