Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

(1)

“ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NON PERFORMING LOAN (NPL), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN US DOLLAR

TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA BANK PERSERO”

(Studi kasus pada Bank Persero periode 2007-2012)

Disusun Oleh: NUR PADILAH NIM : 108081000143

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BINIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

“ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NON PERFORMING

LOAN (NPL), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN US DOLLAR TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL

KERJA BANK PERSERO”

(Bank Persero periode 2007-2012) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh NUR PADILAH NIM : 108081000143

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Adhitya Ginanjar, SE, M.Si


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 11Januari 2013 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Nur Padilah

Nim : 108081000143

Jurusan : Manajemen

Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11Januari 2013

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni (_____________________)

NIP. 19690203 2001121 1 003 Ketua

2. Cut Erika Ananda Fatimah , SE,MBA (_____________________)

NIDN. 031807403 Sekretaris

3. Murdiyah Hayati, S.Kom, MM (_____________________)


(4)

iii

KLEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 17 September 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Nur Padilah

Nim : 108081000143

Jurusan : Manajemen

Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) dan Nilai Tukar Rupiah Dengan US Dollar Terhadap Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 September 2013

1. Herni Ali HT, SE., MM (_____________________)

NIDN. 0422125902 Ketua

2. Ahmad Dumyathi Bashori, Dr., (_____________________)

NIP. 19700106 2003 12 0 001 Sekretaris

3. Ela Patriana, MM, AAAIJ (_____________________) NIP. 19690528 200801 2 010 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (_____________________) NIP. 19570617198503 1 002 Pembimbing I

5. Adhitya Ginanjar, SE, M.Si (_____________________) NIP. 19740810 201101 1 001 Pembimbing II


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Padilah

No.Induk Mahasiswa : 108081000143

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilih karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar peryataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 23 Agustus 2012 Yang Menyatakan,


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nur Padilah

TTL : Tangerang, 20 Juni 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat :Jl. Jurang Mangu Barat Kp. Jurang Mangu Rt 001/01 No.45 Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan 15223

No. HP : 083873411449

e-mail : nurpadilah313@yahoo.com

Pendidikan

2008-2013 : Program Sarjana (S-1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 2005-2008 : SMAN 1 Pondok Aren , Tangerang

2002-2005 : SMPN 2 Pondok Aren, Tangerang 1996-2002 : SDN 1 Jurang Mangu Timur ,Tangerang

Pengalaman Bekerja

 Tim Entry Data di MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia) tahun 2012

 Crew outlet Klenger Burger tahun 2011

 Magang/KKN selama 1 bulan di Koperasi UbasyadaCiputat tahun 2011

Keahlian


(7)

vi ABSTRACT

Banking is a very important part in the economy; one of them is as intermediary that is to job collect funds from the public and distribute it back in the form of loans. This study tried to determine the factors that affect the distribution of funding to the Bank Persero. The purpose of this research is to determine the extent of the relationship of credit interest rate, non performing loan, return on asset and a rate of exchange rupiah to US dollar on the size of conventional banking financing.

The sample used in this study is the PT Bank PerseroTbk. from 2007 to 2012 by using purposive sampling. Types of data used is secondary data obtained from published financial statements and downloaded via official website of Indonesian Bank. The analysis method used is multiple regression with a significance level of 5%.

The results of the analysis indicated that partially,credit interest rate, non performing loan, return on asset and a rate of exchange rupiah to US dollar are significant on the capital work credit. This is evidenced by LnSBK 0.014 sig-LnNPL 0.000 sig-LnROA 0.000 and sig-LnKURS 0.000 which is smaller than the 5% significance. Simultaneously variables ofcredit interest rate, non performing loan, return on asset and a rate of exchange rupiah to US dollar influence the capital work credit. This is evidenced by sig-F 0.000 which is smaller than the 5% significance. Predictive ability of the four variables of the financing is 91.5%, as indicated by the amount of the adjusted R-square, while the remaining 8.5% is influenced by other factors like third-party fund, inflation, capital adequacy ratio and export that are not included in the study variables.

Keywords : Credit Interest Rate, Non Performing Loan, Return On Asset, A Rate Of Exchange Rupiah To US Dollar, Distribution of Capital Work Credit and Multiple Regression.


(8)

vii ABSTRAK

Perbankan merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian, salah satunya sebagai lembaga intermediasi yang tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Penelitian ini mencoba mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan suku bunga kredit, non performing loan, return on asset dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar terhadap besarnya penyaluran kredit modal kerja pada bank umum konvensional.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Bank Persero Tbk. periode 2007-2012 dengan menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan dan diunduh melalui situs resmi Bank Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan tingkat signifikansi 5%.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial suku bunga kredit, non performing loan, return on asset dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh signifikan terhadap kredit modal kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig-LnSBK 0,014 sig-LnNPL 0,000 sig-LnROA 0,000 dan sig-LnKURS 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%. Secara simultan variabel suku bunga kredit, non performing loan, return on asset dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh signifikan terhadap kredit modal kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig-F 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap kredit modal kerja adalah 91,5% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square, sedangkan sisanya 8,5% dipengaruhi oleh faktor lain seperti dana pihak ketiga, inflasi, capital adequacy ratio dan ekspor yang tidak dimasukkan ke dalam variabel penelitian ini.

Kata kunci : Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan, Return On Asset, Nilai Tukar Rupiah dengan US Dollar, Penyaluran Kredit Modal Kerja dan Regresi berganda.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (PT. Bank Persero, Tbk 2007-2012). Adapun skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusun skripsi ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril dan materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda tercinta Muhtar dan Ibunda tercinta

Apsah, yang senantiasa memberi banyak bantuan baik moril dan materil hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya. Aamiin.


(10)

ix

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Leis Suzanawaty, SE,M.Si selaku Wadek I FEB, Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku Wadek II FEB, dan Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, selaku Ketua Jurusan Manajemen, Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen dan Bapak Dr. Suhendra, S.Ag.,MM selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.

5. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu, semoga amal baktinya dijadikan amalan sholeh. Aamiin.

6. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu Siska, Pak Ismet, Ibu Umi, Mas Heri, yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.

7. Kakak-kakak ku tercinta Hasbi dan Haris yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kalian bisa mencapai cita-cita yang diinginkan. 8. Keluarga besar penulis yang senantiasa menanti kelulusan saya, terimakasih

atas doa, semangat dan motivasi yang selalu diberikan. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Sahabatku Arie Fajarwati, Hasan Arrafi, Ali Fasihi, Suratman, Arief Rahman Hakim, Hendi Setiawan, Hafidz Setia Kurniawan, Qonitia Lutfiah, Permana Sukma, Nurdin Rohendy, Paraditya Unggul Yudhanto yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, serta selalu ada dalam keadaan susah dan senang. Semoga persahabatan kita tidaka akan pernah ada akhir. Aamiin.

10. Teman-teman seperjuangan Manajemen D 2008,Arya, Bojes, Helmi, Ervan, Vai, Bos, Sofyan, Doris, Ade, Maul, Septian, Hafidz Basyir, Bopeng,


(11)

x

Rayhan, Inggrit, Dian, Levy, Vita. Tanpa mengurangi rasa persahabatan penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.

11. Teman-teman Manajemen Perbankan A 2008, Agus, Habibi, Sadad, Lutfi, Hendra, Roby, Icham dan lainnya. Tanpa mengurangi rasa persahabatan penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.

12. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, semoga mendapatkan sebaik-baiknya balasan dari Allah SWT.

Atas segala kontribusinya, penulis mendoakan semoga mendapat balasan dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya balasan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari skripsi ini, akan tetapi semoga dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 23 Agustus 2013


(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 24

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 25

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 27

A. Landasan Teori ... 27

1. Pengertian Bank ... 27

2. Kegiatan Bank ... 27

3. Jenis dan Sumber Dana Bank ... 29

4. Kredit Perbankan ... 31

5. Suku Bunga ... 43

6. Non Performing Loan (NPL) ... 50


(13)

xii

8. Nilai Tukar ... 53

B. Keterkaitan antar Variabel ... 55

C. Penelitian Terdahulu ... 60

D. Kerangka Pemikiran ... 65

E. Hipotesis ... 67

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 70

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 70

B. Metode Penentuan Sampel ... 70

C. Metode Pengumpulan Data ... 71

D. Metode Analisis ... 71

E. Definisi Operasional Variabel ... 80

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 84

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 84

1. Sejarah Perkembangan Perbankan di Indonesia ... 84

2. Bank Persero di Indonesia ... 85

B. Analisis dan Pembahasan ... 96

1. Analisis Deskriptif... 96

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 98

3. Pengujian Hipotesis ... 107

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Implikasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 124


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Kredit Modal Kerja ... 5

1.2 Suku Bunga Kredit Modal Kerja ... 11

1.3 Non Performing Loan ... 12

1.4 Return On Asset ... 15

1.5 Nilai Tukar Rupiah dengan US Dollar ... 18

2.1 Hasil penelitian terdahulu ... 60

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 96

4.2 Hasil uji normalitas dengan kolmogorov-smirnov ... 100

4.3 Hasil uji multikolineritas dengan nilai Tolerance dan VIF ... 101

4.4 Hasiluji heteroskedastisitas ... 103

4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 104

4.6 Pengobatan uji Durbin Watson ... 105

4.7 Pengobatan uji Durbin Watson ... 105

4.8 Pengobatan uji Durbin Watson ... 106

4.9 Pengobatan uji Durbin Watson ... 106

4.10 Pengobatan uji Durbin Watson ... 107

4.11 Hasil uji t ... 108

4.12 Hasil uji F ... 116


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Jumlah Kredit Berdasakan Kelompok Bank ... 3

2.1 Kerangka pemikiran ... 64

4.1 Hasil uji normalitas dengan histogram ... 98

4.2 Hasil uji normalitas dengan grafik P-Plot ... 99


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1. Data-data variabel penelitian dari tahun 2007-2012 ... 128

2. Deskriptif Statistik ... 130

3. Model Regresi, Anova, dan Koefisien ... 131

4. Hasil Uji Normalitas Data ... 132

5. Hasil Uji Multikolinearitas dan autokorelasi ... 133


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara (khususnya bidang pembiayaan perekonomian). Hal tersebut berdasarkan fungsi utama perbankan yang merupakan lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak yang membutuhkan dana (lack of fund), dimana masyarakat yang kelebihan dana dapat menyalurkan dananya untuk masyarakat lain yang membutuhkan dana, baik untuk proses produksi maupun konsumsi agar dapat tercipta pemerataan dan pembangunan nasional(Nursaniah, 2012:1).

Pertumbuhan jumlah bank yang cepat yang dimulai dari tahun 1980-an ternyata membawa perekonomian Indonesia kesuatu tahapan baru dalam perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana masyarakat untuk berbagai tujuan telah mengalami peningkatan yang sangat besar. Sektor perbankan, yang sebelumnya tidak lebih hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan, telah berubah menjadi sektor yang berpengaruh terhadap perekonomian. (Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso:2009:17)

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 telah memorak-porandakan bisnis perbankan di Indonesia. Ketika itu banyak bank yang mengandalkan bisnisnya dibidang perkreditan telah hancur luluh sebagai akibat hancurnya bisnis pengusaha, baik pengusaha kecil maupun pengusaha


(18)

2 besar. Dunia usaha yang hancur berdampak pada rendah dan hilangnya kemampuan mengembalikan pinjaman nasabah pada bank sesuai dengan kesepakatan semula, yang akhirnya mengganggu likuiditas bank. Di sini bank dalam kondisi sulit karena tidak mampu memaksa nasabah untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Di sisi lain, perbankan tidak dapat berbuat banyak ketika menghadapi kesulitan likuiditas dalam jumlah yang besar, terpaksa perbankan menempuh cara dengan mobilisasi dana dengan biaya yang tinggi yang akhirnya berdampak pada bisnis perbankan yang menderita negative spread dalam pencapaian usahanya. (Rivai Veithzal dan Veithzal Andria 2007:10)

Menurut Kasmir (2003:5) fungsi utama perbankan adalah menghimpun dana (uang) dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit (pinjaman) guna untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Kegiatan bank dalam penyaluran dana kepada pihak lain, yang paling besar adalah dalam bentuk kredit. Dalam neraca bank pada sisi aktiva, kredit merupakan aktiva produktif yang terbesar dalam memberikan pendapatan dibanding aktiva produktif lainnya.

Menurut undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman meminjam antara pihak bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


(19)

3 keuangan di Indonesia pada pertengahan tahun 1997, tidak terlepas dari besarnya kemampuan perbankan dalam memberikan kredit (lending capacity) yang disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penghimpunan simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang menjadi sumber dana pemberian kredit. Krisis yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 tersebut selanjutnya menimbulkan situasi yang berbalik yaitu menurunnyadana pihak ketiga(DPK) yang kemudian diikuti oleh menurunnya secara cepat lending capacity perbankan. Kondisi pertumbuhan kredit tersebut di atas sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia dimana sebelum krisis ekonomi dan keuangan tahun 1997 menunjukan angka pertumbuhan sebesar 7% - 8%, selanjutnya pada periode setelah krisis (tahun 1999-2004) perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh 3% - 5%. (Sumber:www.bi.go.id)

Grafik 1.1

Perkembangan Jumlah Kredit Berdasakan Kelompok Bank

Sumber: Statistik Perbankan Inonesia (SPI)

Berdasrkan Grafik 1.1 menunjukan bahwa adanya persaingan yang semakin ketat antar bank besar. Struktur konsentrasi aset praktis tidakberubah selama tahun 2007-2009. Kenaikan aset 10 bank besar yang menggerakkan perubahan aset perbankan nasional. Persaingan di pasar kredit utamanya oleh


(20)

4 10 bank besar diharapkan akan mendorong suku bunga kredit bergerak turun merespon BI rate yang sudah ditingkat 6,5% pada bulan Mei 2010.Selama tahun 2010, perbankan Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp57,3 triliun. Jumlah itu tumbuh 26,8% dibandingkan pencapaian laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45,2 triliun. Sebagian besar laba perbankan dihasilkan oleh kelompok Bank Persero sebesar 39,7% dan swasta sebesar 36,8%. Relatif tingginya pencapaian laba tahun ini selain disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang cukup tinggi, juga disebabkan spread suku bunga yang melebar.Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 22,8% dari Rp 1.437 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 1.765,8 triliun pada tahun 2010.

Sepanjang tahun 2008, pertumbuhan kredit meningkat sangat tajam yaitu sekitar Rp 305 triliun. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang mengalami kenaikan sebesar Rp 247 triliun, perkembangan ini merupakan pembalikan dari apa yang terjadi selama 8 bulan pertama tahun 2008 yang sangat keringdan hanya menghasilkan kenaikan sebesar Rp 12 triliun, sedangkan empat bulan terakhir mengalami kenaikan sebesar Rp 235 triliun. Secara keseluruhan masih terjadi “cashflow defisit” sebesar Rp 58 triliun. Namun dengan adanya penurunan GWM pada bulan oktober 2008, perkembangan likuiditas perbankan dirasakan memadai.

Sedangkan pada tahun 2009 banyak bank-bank yang membuat strategi agar dapat meningkatkan pertumbuhan kredit, salah satu Bank Persero seperti Bank Mandiri. Direksi PT Mandiri Tbk optimis, pertumbuhan 2010 akan lebih baik dari 2009. Sehingga, Bank Mandiri akan menggenjot penyaluran kredit


(21)

5 dengan meningkatkan pemberian kredit di setiap lini. Di kredit korporasi, mereka akan memperbesar ke sektor makanan, pupuk, dan infrastruktur. Bank Mandiri juga akan meningkatkan penyaluran kredit di sektor mikro yang pada tahun 2009 telah menyalurkan dana Rp 4,4 triliun atau tumbuh 22,9%. (Sumber: www.bi.go.id).

Kredit modal kerja memiliki keterkaitan langsung dengan sektor riil karena kredit modal kerja yang diberikan bank langsung ditujukan kepada kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah. Kondisi perekonomian yang kondusif memberikan peluang peningkatan usaha sehingga penawaran akan kredit diantaranya kredit modal kerja akan meningkat seiring peningkatan permintaan dana untuk perndirian dan peningkatan kegiatan usaha.

Tabel 1.1

Perkembangan Kredit Modal Kerja (Dalam Milyaran Rupiah)

Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 137.401 175.053 241.449 222.299 313.665 389.729 Februari 141.351 177.540 246.006 221.720 318.136 397.034 Maret 148.796 184.503 251.179 256.491 332.867 410.810 April 144.563 190.444 251.543 256.325 336.217 417.834 Mei 141.794 199.316 251.958 259.003 346.205 441.105 Juni 157.075 213.358 265.779 273.607 365.311 461.738 Juli 157.621 214.318 260.018 272.746 371.391 457.530 Agustus 161.865 224.665 263.250 312.044 384.215 446.639 September 166.374 234.563 261.284 309.786 396.903 461.110 Oktober 170.788 245.055 261.359 309.259 394.776 463.823 November 173.875 249.595 264.731 322.530 364.603 472.704 Desember 188.052 249.782 269.867 333.006 407.101 503.972 Sumber : Bank Indoneisa


(22)

6 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa secara umum jumlah kredit moda kerja bergerak cenderung terus meningkat, jumlah kredit modal kerja tertingi pada bulan bulan Desember 2012 yaitu sebesar Rp 503,972 triliun, sementara jumlah kredit modal kerja terendah pada bulan Januari 2007 yakni Rp 137,401 triliun.

Pada tahun 2007 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 188,052 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Januari yaitu Rp 137,401 triliun. Kenaikan jumlah kredit modal kerja cenderung terus terjadi mulai bulan Januari sampai akhir tahun, hanya saja pada bulan Maret Rp 148,796triliun meuju bulan April terjadi penurunan menjadi Rp 144,563 triliun dan kembali turun di bulan berikutnya Mei menjadi Rp 141,794 triliun. Setelah itu terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun.

Pada tahun 2008 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 249,782 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Januari yaitu Rp 175,053 triliun. Kenaikan jumlah kredit modal kerja cenderung terus terjadi mulai bulan Januari sampai akhir tahun hanya saja terjadi penurunan pada bulan September Rp 234,563 trilun dari bulan sebelumnya Agustus Rp 224,665 triliun.

Pada tahun 2009 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 269,867 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Januari yaitu Rp 241,449 triliun. Kenaikan jumlah kredit modal kerja cenderung terus terjadi mulai bulan Januari sampai akhir tahun hanya saja


(23)

7 terjadi penurunan pada bulan Juli Rp 260,018 triliun dari bulan sebelumnya Juni Rp 265,779 triliun.

Pada tahun 2010 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 333,006 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Februari yaitu Rp 221,720 triliun. Bulan Januari jumlah kredit modal kerja Rp 222,299 triliun, kemudian menurun bulan Februari Rp 221,720triliun. Setelah itu jumlah kredit modal kerja cenderung meningkat di bulan-bulan berikutnya, hanya di bulan Juni ke bulan Juli terjadi penurunan yakni dari Rp 273,607 ke Rp 272,746 triliun.

Pada tahun 2011 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 407,101 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Januari yaitu Rp 313,665 triliun. Kenaikan jumlah kredit modal kerja terus meningkat dari bulan Januari Rp 313,665 triliun hingga bulan September Rp 396,903 triliun, namun mengalami penurunan pada bulan Oktober Rp 394,776 triliun ke bulan November Rp 364,603 triliun. Kemudian kembali mengalami peningkatan pada bulan Desember Rp 407,101 triliun.

Pada tahun 2012 jumlah kredit modal kerja tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp 503,972 triliun, sedangkan nilai terendah pada bulan Januari yaitu Rp 397,034 triliun. Kenaikan jumlah kredit modal kerja terus meningkat dari bulan Januari Rp 389,729 triliun hingga Juni Rp 461,738 triliun, namun mengalami penurunan pada bulan Juli Rp 457,530 triliun ke bulan Agustus Rp 446,639 triliun. Kemudian kembali mengalami peningkatan hingga bulan Desember Rp 503,972 triliun.


(24)

8 Namun demikian, kredit juga merupakan salah satu faktor rapuhnya usaha perbankan apabila kredit tersebut dinyatakan bermasalah, dimana kredit masalah ini akan mengakibatkan kerugian pada bank. Yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga yang tidak dapat diterima. Hal ini pula akan berimplikasi pada pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) yang merupakan kegiatan penghimpunan dana dan kredit bermasalah yang merupakan risiko dari kegiatan penyaluran dana.(Ismail, 2009:224).

Menurut Selamet Riyadi (2006:67) bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa tidak dapat berfungsi sama sekali, dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Agar perbankan dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dalam perbankan internasional maka permodalan bank harus senantiasa mengikuti ukuran yang berlaku secara internasional, yang ditentukan oleh Banking for Internasonal Settelement atau disingkat BIS yang berkantor pusat di Jeneva, Swiss, yaitu besar Capital Aequaty Ratio adalah 8%. Namun demikian setiap negara diperkenankan melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam penerapannya dengan memperhatikan kondisi perbankan di negara yang bersangkutan.

Krisis ekonomi nasional yang dimulai dari pertengahan 1997 dan akhir 2005 masih sangat dirasakan oleh seluruh lapisan masayarakat. Bahkan sampai


(25)

9 saat sekarang ini krisis yang bersifat multidimensional dapat melumpuhkan hampir semua sektor, baik sektor moneter maupun sektor riil. Untuk mengatasi krisis tersebut berbagai kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah, seperti penurunan suku bunga dan mempertahankan inflasi, agar relatif rendah. Walaupun berbagai kebijakan telah dibuat, namun dampak perubahan positif belum begitu banyak mempengaruhi daya beli masyarakat. Perubahan suku bunga yang telah disosialisasikan tersebut oleh berbagai lembaga pembiayaan bank atau non bank berpengaruh terhadap perubahan harga barang yang dikonsumsi oleh masyarakat. (Aryaningsih:2008).

Menurut Aulia Pohan (2008:53) Perkembangan tingkat bunga yang tidak wajar secara langsung dapat menggangu perkembangan perbankan. Suku bunga yang tinggi, disatu sisi, akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana perbankan akan meningkat. Sementara itu, disisi lain suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan penurunan kegiatan produksi didalam negeri. Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia usaha. Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga menurun sehingga dalam kondisi suku bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan adalah kemana dana itu akan disalurkan.

Sebaliknya, tingkat bunga yang relatif terlalu rendah dibandingkan dengan tingkat bunga luar negeri, di satu sisi, akan mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung dan mendorong pengaliran dana keluar negeri sehinnga bank-bank akan mengalami kesulitan dalam menghimpun dana,


(26)

10 namun, di sisi lain, tingkat bunga yang rendah tadi akan mendorong kegiatan produksi dan investasi. Hal ini dikarenakan tingkat bunga yang relatif mengakibatkan permintaan akan kredit perbankan juga meningkat. Dalam keadaan demikian, yang menjadi persoalan bagi perbankan adalah mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dana dunia usaha. dapat ditambahkan, kecepatan dan ketepatan pelayanan perbankan juga merupakan faktor penting yang menentukan permintaan akan kredit. (Aulia Pohan, 2008:53) Menurut Siswanto Sutojo, (2007:86) Suku bunga kredit merupakan sumber pendapatan terbesar bank, serta mempunyai peranan penting dalam penentuan profitabilitas kegiatan pemberian kredit. Dilain pihak, suku bunga kredit merupakan salah satu sarana bank untuk memenangkan persaingan di pasar. Oleh karena bunga kredit merupakan bagian terbesar penghasilan bank, jumlah penghasilan bunga harus dapat menutup biaya yang ditanggung bank (termasuk biaya pengadaan dana kredit, serta konstribusi biaya overhead dan biaya tetap yang lain), serta menyisakan keuntungan. Biaya pengadaan dana kredit dari pasar uang memegang peranan penting dalam penentuan suku bunga kredit. Suku bunga kredit juga ditentukan oleh perkembangan suku bunga di pasar uang dan pasar modal. Perkembangan suku bunga tidak terbatas pada kredit, melainkan juga pada sekuritas. Tingkat resiko dan jangka waktu transaksi kredit juga menentukan tingkat suku bunga. Semakin panjang jangka waktu kredit, maka akan semakin besar pula resiko yang harus ditanggung kreditor


(27)

11 Table 1.2

Suku Bunga Kredit Modal Kerja (Dalam Persentase)

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Suku Bunga 13,47 14,61 13,63 13,06 12,37 11,70 Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan table 1.2 pergerakan tingkat suku bunga kredit modal kerja bergerak fluktuatif namun cenderung menurun, hanya saja di tahun 2008 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya 2007 yakni dari 13,47% menjadi 14,61%. Bila dilihat dari nilai awal tahun 2007 dan nilai akhir tahun 2012 terjadi penurunan yang signifikan yakni dari 15,20% menjadi 11,70%.

Persaingan yang semakin kompetitif antar perbankan menyebabkan semakin rendahnya tingkat pengendalian dan pengawasan internal maupun eksternal terhadap penyaluran kredit pada bank. Hal tersebut cenderung mengakibatkan naiknya jumlah kredit bermasalah yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku perbankan. Selain rendahnya kualitas pengawasan kredit, kredit bermasalah juga dipicu oleh banyaknya nasabah yang tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank sebagaimana yang telah dijanjikan. Hal ini terjadi karena tidak semua nasabah memiliki karakter bisnis yang sama satu dengan yang lain. Dalam kenyataannya ada nasabah yang sukses dalam mengelola bisnis namun ada pula yang gagal. Tingginya kredit bermasalah akan menuntut bank untuk menyediakan alokasi dana lain sebagai cadangan menutup kerugian tersebut dan bank akan mengurangi penyaluran kredit berikutnya. Kondsi seperti ini menyebabkan tingkat kredit macet pada bank melebihi ambang batas aman yang


(28)

12 telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni 5%. Tingkat kredit macet yang dialami oleh bank dapat dilihat dari rasio keuangannya yakni pada rasio Non Performing Loan (NPL).

Menurut Mudrajat Kuncoro (2002:462) “Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang diperjanjikannya”. Sedangkan menurut Lukman Dendawijaya (2003) “kredit macet yaitu pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang diperjanjikannya”.

Tabel 1.3

Perkembangan Non Performing Loan (Dalam Persen)

Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 10,83 6,89 4,30 3,19 3,20 2,96 Februari 11,05 6,79 4,53 3,26 3,28 2,85

Maret 10,43 5,59 4,97 3,07 3,14 2,73

April 10,82 5,69 5,03 3,14 3,21 2,79

Mei 10,76 5,56 5,13 3,36 3,52 2,74

Juni 10,03 5,15 4,66 3,01 3,30 2,61

Juli 10,13 5,11 4,81 3,01 3,37 2,66

Agustus 10,08 5,02 4,80 3,09 3,39 2,63 September 8,68 4,62 4,36 2,97 3,18 2,48

Oktober 8,50 4,58 4,49 3,16 3,21 2,69

November 8,09 4,80 4,28 3,71 2,99 2,42 Desember 6,50 3,74 3,46 2,80 2,55 2,21 Sumber : Bank Indonesia


(29)

13 Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui bahwa secara umum NPL bergerak secara fluktuatif. NPL tertingi pada bulan bulan Februari 2007 yaitu sebesar 11,05%, sementara NPL terendah pada bulan Desember 2012 yaitu 2,21%.

Pada tahun 2007 NPL tertinggi pada bulan Februari yaitu 11,05%, sedangkan nilai terendah pada bulan Desember yaitu 6,5%. Penurunan NPL cenderung terus terjadi mulai Maret sampai akhir tahun hanya saja pada bulan Juni terjadi kenaikan NPL dari 10,03% menjadi 10,13%.

Tahun 2008 NPL tertinggi pada bulan Januari yaitu sebesar 6,89% sedangkan terendah 3,74% pada bulan Desember. Penurunan NPL juga cenderung terjadi di tahun ini mulai awal tahun hingga akhir tahun, hanya saja terjadi kenaikan pada bulan April yakni dari 5,59% menjadi 5,69% dan juga pada bulan November yakni dari 4,58% menjadi 4,80%.

Tahun 2009 NPL tertinggi bulan Mei senilai 5,13%, sedangkan nilai terndah 3,46% pada bulan Desember, pada bulan Januari NPL bernilai 4,3% dan meningkat 4,53 % bulan Februari 4,97% bulan Maret 5,03% bulan April 5,13% bulan Mei. Pada bulan Juni mengalami penurunan senilai 4,66%, bulan Juli meningkat senilai 4,81%, dan bulan Agustus turun senilai 4,80%, dan menurun 4,36% pada bulan September 4,49% bulan Oktober. Sedangkan November menurun dengan nilai sebesar 4,28%, dan bulan Desember 3,46%.

Tahun 2010 NPL tertinggi Mei bernilai 3,36% sedangkan nilai terendah bulan Desember 2,80%, NPL bulan Januari bernilai 3.19% dan naik 3,26% pada bulan Februari, pada bulan Maret turun 3,07%, meningkat pada bulan


(30)

14 April bernilai 3,14% dan 3,36% dibulan Mei, kemudian menurun pada bulan Juni bernilai 3,01% dan bertahan bulan Juli 3,01%. Meingkat kembali bulan Agustus menjadi 3.09% lalu menurun bulan berikutnya menjadi 2,97% bulan September. Bulan Oktober dan November meningkat masing-masing 3,16% dan 3,71% kemudian Desember turun menjadi 2,8%.

Tahun 2011 NPL tertinggi bulan Januari 2,96% , sedangkan nilai terendah bulan Desember 2,21%. NPL bulan Januari bernilai 3,20% dan naik 3,28% pada bulan Februari, bulan Maret 3,14%, naik pada bulan April 3,21%, pada bulan Mei 3,52% dan Juni turun dengan nilai 3,3%, kemudian naik 3,37% dibulan Juli, 3,39% bulan Agustus, kmudian turun pada bulan September bernilai 3,18 %, kemudian naik 3,21% bulan Oktober dan bulan November turun menjadi 2,99% dan 2,55% pada bulan Desember.

Tahun 2012 NPL tertinggi bulan Mei 3,52% , sedangkan nilai terendah bulan Desember 2,55%. NPL bulan Januari bernilai 2,96% dan 2,85% pada bulan Februari, bulan Maret 2,73%, naik pada bulan April 2,79%, pada bulan Mei turun 2,74% dan Juni turun dengan nilai 2,61%, kemudian naik 2,66% dibulan Juli, turun bulan Agustus 2,63%, kemudian turun pada bulan September bernilai 2,48%, kemudian naik 2,69% bulan Oktober dan bulan November turun menjadi 2,42% dan 2,21% pada bulan Desember.

Selain NPL ada rasio lain yang diduga mempengaruhi besarnya penyaluran kredit kepada masyarakat yakni Return on Asset (ROA) yang mewakili tingkat profitabilitas bank. Semakin besar tingkat keuntungan (ROA) yang didapat oleh bank, maka semakin besar pula upaya manajemen


(31)

15 menginvestasikan keuntungan tersebut dengan berbagai kegiatan yang menguntungkan manajemen, terutama dangan penyaluran pembiayaan. Selain itu semakin besar suatu bank menghasilkan laba, berarti bank sudah efektif dalam mengelola asetnya (Wuri,2012). Pergerakan ROA yang fluktuatif cenderung semakin membaik dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit.

Tabel 1.4

Perkembangan Return on Asset (Dalam Persen)

Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 2,87 3,28 2,89 2,90 3,32 3,76

Februari 3,05 3,24 2,92 2,77 3,67 4,23

Maret 2,74 2,74 2,74 3,05 3,82 3,67

April 2,71 2,63 2,63 2,95 3,76 3,59

Mei 2,76 2,65 2,60 2,87 3,59 3,58

Juni 2,67 2,43 2,68 2,96 3,80 3,67

Juli 2,66 2,69 2,64 3,03 3,56 3,64

Agustus 2,68 2,73 2,64 3,00 3,56 3,64

September 2,65 2,62 2,57 3,02 3,72 3,71

Oktober 2,68 2,65 2,67 3,06 3,67 3,74

November 2,68 2,60 2,63 3,13 3,60 3,82 Desember 2,76 2,72 2,72 3,08 3,60 3,80 Sumber : Bank Indoneisa

Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa secara umum ROA bergerak secara fluktuatif ROA tertingi pada bulan bulan Februari 2012 yaitu sebesar 4,23%, sementara ROA terendah pada bulan Juni 2008 yaitu 2,43%.

Pada tahun 2007 ROA tertinggi bulan Februari 3,03%, sedangkan nilai terendah bulan September 2,65%. Bulan Januari 2,87% meninggat bulan Februari 3,05% menurun bulan Maret 2,74%, kembali menurun bulan April 2,71% lalu meninggat dibulan Mei 2,76%, kembali meurun dibulan Juni 2,67%


(32)

16 dan Juli 2,66%, lalu meningkat dibulan Agustus 2,68% kembali menurun bulan September 2,65%, kemudian terus meningkat dibulan Oktober 2,68% November 2,68% dan Desember 2,76% .

Pada tahun 2008 ROA tertinggi bulan Januari 3,28%, sedangkan nilai terendah bulan Juni 2.43%. Bulan Januari 3,28% kemudian menurun bulan Februari 3,24% bulan Maret 2,74% bulan April 2,63%, namun meningkat dibulan Mei 2,65%, lalu kembali menurun dibulan Juni 2,43% kemudian meningkat bulan Juli 2,69% dan bulan Agustus 2,73%, kemudian kembali menurun bulan September 2,62% dan meningkat bulan Oktober 2,65%, lalu kembali menurun bulan November 2,60% dan meningkat bulan Desember 2,72%.

Pada tahun 2009 ROA tertinggi bulan Februari 2,92%, sedangkan nilai terendah bulan September 2,57%. Bulan Januari 2,89% meningkat bulan Februari 2,92% meurun dibulan Maret 2,74% bulan April 2,63% bulan Mei 2,60%, lalu meningkat dibulan Juni 2,68% kembali menurun dibulan Juli 2,64% bulan Agustus sama seperti bulan sebelumnya 2,64%, kemudian kembali menurun dibulan September 2,57% Oktober dan kembali meningkat dibulan November 2,63% dan bulan Desember 2,72%.

Pada tahun 2010 ROA tertinggi bulan November 3,13%, sedangkan nilai terendah bulan Februari 2,77%. Bulan Januari 2,90% menurun dibulan Februari 2,77%, lalu meningkat dibulan Maret 3,05% kembali menurun dibulan April 2,95% bulan Mei 2,87%, kemudian meningkat dibulan Juni 3,03% bulan Juli memiliki nilai yang sama dengan bulan sebelumnya yakni


(33)

17 3,03%, kemudian menurun dibulan Agustus 3,00% lalu kembali meningkat dibulan September 3,02% bulan Oktober 3,06% dan bulan November 3,13%, namun kembali menurun dibulan Desember 3,08% .

Pada tahun 2011 ROA tertinggi bulan Maret 3.82%, sedangkan nilai terendah bulan Januari 3.32%. Bulan Januari 3,32% meningkat dibulan Februari 3,67% bulan Maret 3,82%, lalu menurun dibulan April 3,76% bulan Mei 3,59% lalu kembali meningkat dibulan Juni 3,80%, kemudian menurun dibulan Juli 3,56% dan tidak berubah dibulan Agustus 3,56%, kemudian meningkat dibulan September 3,72% lalu kembali menurun dibulan Oktober 3,67% bulan November 3,60% dan tidak berubah dibulan Desember 3,60%.

Pada tahun 2012 ROA tertinggi bulan Februari 4,32%, sedangkan nilai terendah bulan Mei 3.58%. Bulan Januari 3,76% meningkat dibulan Februari 4,23% lalu menurun dibulan Maret 3,67% bulan April 3,59% bulan Mei 3,58% kemudian kembali meningkat dibulan Juni 3,67%, lalu menurun dibulan Juli 3,64% dan tidak berubah dibulan Agustus 3,64%, kemudian meningkat dibulan September 3,71% bulan Oktober 3,74% bulan November 3,82% dan meurun dibulan Desember 3,80%.

Hal lain yang juga mempengaruhi jumlah penyaluran kredit modal kerja adalah nilai tukar rupiah dengan US dollar. Hal ini karena kredit modal kerja digunakan untuk pendirian usaha, modal usaha termasuk penyediaan bahan baku. Bahan baku produksi masih banyakbergantung pada komponen impor, sehingga produksi yang semakin bergantung kepadakomponen impor akan mengalami dampak dari pergerakan kurs. Kedua hal ini


(34)

18 dapatberhubungan karena bila saja kurs bergerak naik dan suatu produksi sangat bergantung padabahan baku impor maka bisa saja produksi berhenti dilakukan yang menyebabkan juga tidak adanya peminjaman modal kerja (Yoda Ditria dkk, 2008:188). Atau dengan kata lain, jika bahan baku sudah tidak terlalu bergantung kepada komponen impor, tetapi hasil produksi merambah ke kegiatan ekspor maka ketika kurs bergerak naik atau terjadi depresiasi nilai tukar maka akan meningkatkan permitaan akan pinjaman modal kerja guna meningkatkan produksi.

Tabel 1.5

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar (Dalam Rupiah)

Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Januari 9.090 9.291 11.355 9.365 9.057 9.000 Februari 9.160 9.230 11.980 9.335 9.823 9.085 Maret 9.168 9.217 11.575 9.115 8.709 9.180 April 9.118 9.234 11.713 9.012 8.574 9.190

Mei 8.828 9.318 11.340 9.180 8.537 9.565

Juni 9.054 9.225 10.225 9.083 8.597 9.480 Juli 9.168 9.118 9.920 8.952 8.508 9.485 Agustus 9.410 9.153 10.060 9.041 8.578 9.560 September 9.137 9.378 9.681 8.924 8.823 9.588 Oktober 9.103 10.995 9.545 8.928 8.835 9.615 November 9.376 12.151 9.480 9.013 9.170 9.605 Desember 9.419 10.950 9.400 8.991 9.068 9.670 Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa secara umum nilai tukar bergerak secara fluktuatif nilai tukar tertingi pada bulan bulan November 2008 Rp 12.151 yaitu sebesar Rp 12.151 sementara nilai tukar terendah pada bulan Juli 2011 yaitu Rp 8.508. Dapat dilihat juga bahwa nilai tukar rupiah tehadap US dollar cenderung melemah selama periode penelitian dikarenakan terjadi


(35)

19 krisis yakni tahun 2008-2009, lalu kembali menguat di tahun 2010-2011 namun kembali melemah di tahun 2012.

Pada tahun 2007 nilai tukar tertinggi bulan Desember Rp 9.419, sedangkan nilai terendah bulan Mei Rp 8.828. Bulan Januari Rp 9.090 kemudian melemah dibulan Februari Rp 9.160 bulan Maret Rp 9.168, lalu menguat dibulan April Rp 9.118 bulan Mei Rp 8.828, kemudian melemah dibulan Juni Rp 9.054 bulan Juli Rp 9.168 bulan Agustus Rp 9.410, kemudian menguat kembali dibulan September Rp 9.137 bulan Oktober Rp 9.103 dan kembali melemah dibulan November Rp 9.376 dan bulan Desember Rp 9.419.

Pada tahun 2008 nilai tukar tertinggi bulan November Rp 12.151, sedangkan nilai terendah bulan Juli Rp 9.118 . Bulan Januari Rp 9.291 kemudian menguat dibulan Februari Rp 9.230 bulan Maret Rp 9.217 lalu melemah dibulan April Rp 9.234 bulan Mei Rp 9.318, kemudian menguat kembali dibulan Juni Rp 9.225 bulan Juli Rp 9.118, lalu kembali melemah dibulan Agustus Rp 9.153 bulan September Rp 9.378 bulan Oktober Rp10.995 bulan November Rp 12.151, lalu kembali menguat dibulan Desember Rp 10.950.

Pada tahun 2009 nilai tukar tertinggi bulan Februari Rp 11.980, sedangkan nilai terendah bulan Desember Rp 9.400. Bulan Januari Rp 11.355 kemudian melemah dibulan Februari Rp 11.980, menguat dibulan Maret Rp 11.575, kembali melemah dibulan April Rp 11.713, menguat dibulan Mei Rp 11.340 bulan Juni Rp 10.225 bulan Juli Rp 9.920, kemudian melemah


(36)

20 dibulanAgustus Rp 10.060, lalu menguat dibulan September Rp 9.681 bulan Oktober Rp 9.545 bulan November Rp 9.480 dan bulan Desember Rp 9.400.

Pada tahun 2010 nilai tukar tertinggi bulan Januari Rp 9.365, sedangkan nilai terendah bulan September Rp 8.924. Bulan Januari Rp 9.365 kemudian menguat dibulan Februari Rp 9.335 bulan Maret Rp 9.115 bulan April Rp 9.012, lalu melemah dibulan Mei Rp 9.180, kembali menguat dibulan Juni Rp 9.083 bulan Juli Rp 8.952, melemah dibulan Agustus Rp 9.041, kembali menguat dibulan September Rp 8.924, melemah kembali dibulan Oktober Rp 8.928 bulan November Rp 9.013 dan kembali menguat dibulan Desember Rp 8.991 .

Pada tahun 2011 nilai tukar tertinggi bulan Februari Rp 9.823, sedangkan nilai terendah bulan Juli Rp 8.508. Bulan Januari Rp 9.057 kemudian melemah dibulan Februari Rp 9.823, kemudian menguat dibulan Maret Rp 8.709 bulan April Rp 8.574 bulan Mei Rp 8.537, kembali melemah dibulan Juni Rp 8.597, menguat dibulan Juli Rp 8.508, melemah kembali dibulan Agustus Rp 8.578 bulan September Rp 8.823 bulan Oktober Rp 8.835 bulan November Rp 9.170 dan menguat dibulan Desember Rp9.068 .

Pada tahun 2012 nilai tukar tertinggi bulan Desember Rp 9.670, sedangkan nilai terendah bulan Januari Rp 9.000. Bulan Januari Rp 9.000 kemudian melemah dibulan Februari Rp 9.085 bulan Maret Rp 9.180 bulan April Rp 9.190 bulan Mei Rp 9.565, menguat dibulan Juni Rp 9.480, kembali melemah dibulan Juli Rp 9.485 bulan Agustus Rp 9.560 bulan September Rp


(37)

21 9.588 bulan Oktober Rp 9.615, menguat dibulan November Rp 9.605 dan kembali melemah dibulan Desember Rp 9.670.

Berdasarkan Grafik 1.1 menunjukan bahwa adanya persaingan yang semakin ketat antar bank besar.Persaingan di pasar kredit utamanya oleh 10 bank besar diharapkan akan mendorong suku bunga kredit bergerak turun merespon BI rate yang sudah ditingkat 6,5% pada bulan Mei 2010.Selama tahun 2010, perbankan Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 57,3 triliun. Jumlah itu tumbuh 26,8% dibandingkan pencapaian laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45,2 triliun.Sebagian besar laba perbankan dihasilkan oleh kelompok Bank Persero sebesar 39,7% dan swasta sebesar 36,8%. Relatif tingginya pencapaian laba tahun ini selain disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang cukup tinggi, juga disebabkan spread suku bunga yang melebar.Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 22,8% dari Rp 1.437 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp1.765,8 triliun pada tahun 2010 (Sumber: www.bi.go.id). Oleh karena itu peneliti melilih objek penelitian Bank Persero karena sebagai penyumbang laba tertinggi bagi perbankan di Indonesia. Selain itu Bank persero pernah mengalami tingkat kredit macet atau NPL yang cukup tinggi yakni 11,05% diatas batas maksimum yang telah ditetapkan oleh BI yakni sebesar 5%.

Beberapa penelitian tentang kredit oleh bank umum yang dipengaruhi oleh variabel makro ekonomi memberi indikasi bahwa kondisi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi fungsi intermediasi bank yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pembangunan suatu negara dan profitabilitas bank.


(38)

22 Beberapa penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Gabriela Haryani Nona (2009) yang melakukan penelitian tentangPengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Return on Asset (ROA), pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), suku bunga Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan Inflasi Terhadap pertumbuhan Kredit Bank BUMN. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwavariabel CAR, CR, ROA, Pertumbuhan DPK, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia(SBI) dan Inflasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit pada Bank BUMN.Sedangkan secara parsial variabel, CAR, CR, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dan ROA berpengaruh positif dan signifikan.

Akhmad Kholisudin (2011) melakukan penelitian tentang Determinan Permintaan Kredit Pada Bank Umum Di Jawa Tengah 2006-2010. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit, Variabel nilai tukar secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit dan secara parsial variabel krisis global berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit.

Bily Arma Pratama (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan periode 2005-2009. Dari hasi penelitian tersebut disimpulkan variabel DPK mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kredit. Variabel CAR dan


(39)

23 NPL mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap kredit. Sedangkan suku bunga SBI tidak memiliki pengaruh terhadap Kredit.

Daryanti Ningsih dan Idah Zuhroh (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur periode 2006-2009. Dari hasi penelitian tersebut disimpulkan Variabel Suku Bunga Kredit mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap Kredit Investasi. Sedangkan Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap Kredit Investasi.

Penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian lainnya mulai dari variabel dan data yang diambil dalam kurun waktu yang berbeda. Dengan menggunakan data yang terbaru sehingga hasil yang didapat akan lebih menggambarkan situasi perbankan pada saat ini.

Disamping itu, Penelitian ini juga memberikan manfaat yang paling dominan terhadap Bank Persero, diharapkan dengan hasil yang didapat dari penenelitian ini manajemen Bank Persero mampu menjalankan fungsinya sebagai intermediasi dan mampu mengevaluasi hasil operasi perusahaan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan intermediasi bank.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian tedahulu yang telah dijelaskan maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul“Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA) dan Nilai Tukar Rupiah dengan US Dollar terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero.


(40)

24 B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas menengenai, suku bunga kredit, non performing loan, return on asset dan nilai tukar rupiah dengan US dollar terhadap jumlah penyalurankredit modal kerja pada Bank Persero maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh :

 Suku bunga kredit secara parsial terhadap penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero?

Non performing loan (NPL) secara parsial terhadap penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero?

Return on asset (ROA) secara parsial terhadap penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero?

 Nila tukar rupiah dengan US dollar terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero ?

b. Bagaimana pengaruh suku bunga kredit, non performing loan (NPL), return on asset (ROA)dan nila tukar rupiah dengan US dollar secara simultan terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero?


(41)

25 C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh :

 Suku bunga kredit secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero.

Non performing loan (NPL) secara parsial terhadap jumlah

penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero.

Return on asset (ROA) secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero.

 Nilai tukar rupiah dengan US dollar secara parsial terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero.

b. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga kredit, non performing loan (NPL), return on asset (ROA) dan nila tukar rupiah dengan US dollar secara simultan terhadap jumlah penyaluran kredit modal kerja pada Bank Persero.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Bank

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk Bank Persero dalam menentukan seberapa besar pengaruh suku bunga kredit, non performing loan, return on asset dan nilai tukar terhadap penyaluran


(42)

26 kredit modal kerja agar mendapat keuntungan atau profit yang semaksimal mungkin bagi Bank Persero.

b. Bagi para akademis/peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi mengenai perbankan bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan juga dapat dijadikan bahan referensi tambahan.


(43)

27 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Pengertian Bank

Menurut Frederic S. Mishkin (2008:9), bank adalah lembaga keuangan yang menerima dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.

Sedangkan Pengertian bank menurut Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid (2006:21) adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada yang ditentukan.

Menurut Puspo Pranoto (2004:5) bahwa bank adalah lembaga keuangan yang menerima berbagi jenis simpanan dan mempergunakan dana yang terhimpun dibank terutama untuk pemberian kredit.

2. Kegiatan bank

Kegiatan bank menurut Kasmir (2003:3) adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik


(44)

28 untuk mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan bank sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit).

b. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Jenis kredit yang biasanya diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan.

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi dan jasa-jasa bank lainnya yang merupakan jasa pendukung dari kegiatan-kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.

3. Jenis dan Sumber Dana Bank

Menurut Dendawijaya (2005:15) bahwa jenis bank dapat digolongkan dari berbagai macam yaitu :


(45)

29 a. Berdasarkan undang-undang

Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan terdapat dua jenis bank yaitu:

1) Bank umum dan

2) Bank perkreditan rakyat b. Berdasarkan kepemilikannya

1) Bank milik negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN) 2) Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik Daerah atau

BUMD)

3) Bank swasta milik Nasional

4) Bank milik swasta campuran (nasional dan asing) 5) Bank milik asing (cabang atau perwakilan) c. Berdasarkan penekanan kegiatan

1) Bank retail 2) Bank koorporasi 3) Bank komersial 4) Bank pedesaan 5) Bank pembangunan

d. Berdasarkan pembayaran bunga 1)Bank konvensional dan,


(46)

30 Bank sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah memperoleh dana. Perolehan dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai operasinya serta menjalankan kegiatan usahanya dalam rangka memperoleh peningkatan profitabalitas serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurut Kasmir (2003:32) Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Sumber dana ini merupakan dana dari modal sendiri. Dana yangbersumber dari dana itu sendiri yang berbentuk modal setor yang berasal dari pemegang saham dan cadangan-cadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada pemegang saham. Secara garis besar dapat disimpulkan pencairan dana sendiri terdiri dari :

1) Setoran modal dari pemegang saham.

2) Cadangan-cadangan bank, yaitu cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham

3) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belumdibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun sumber dana dari


(47)

31 masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito

c. Dana yang berasal dari lembaga lainnya

Sumber dana ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencairan sumber dana pertama dan kedua. Pencairan dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana ini dapat diperoleh dari: kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antar bank (call money),pinjaman dari bank-bank luar negeri dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

4. Kredit Perbankan a. Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan menurut Susilo (2000:69) kredit adalah penyedian uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu.


(48)

32 Kewajiban tersebut dapat berupa pokok pinjaman, bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

b. Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Rivai Veithzal dan Veithzal Andria (2007:3) adalah sebagai berikut:

1) Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (nasabah kredit). Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

2) Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit.

3) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa lisan, tertulis (akad kredit) atau berupa instrument.

4) Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit.

5) Adanya unsur waktu (time element), unsur waktu merupakan unsur esensial kredit. Kredit dapat ada karena unsur waktu, baik dilihat dari pemberi kredit maupun dilihat dari penerima kredit. Misalnya penabung memberikan kredit sekarang untuk konsumsi lebih besar


(49)

33 dimasa yang akan datang, atau bagi produsen memerlukan kredit karena adanya jarak waktu antara produksi dan konsumsi.

6) Adanya unsur resiko (degree of risk) baik dipihak pemberi kredit maupun dipihak penerima kredit. Resiko dipihak pemberi kredit adalah resiko gagal bayar (risk of default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Resiko dipihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditur, antara lain berupa pemberian kredit yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.

7) Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit. Bagi pemberi kredit, bunga tersebut terdiri dari berbagai komponen seperti biaya modal (cost of capital), biaya umum (overhead cost), riskpremium dan sebagainya. Jika credit rating penerima kredit tinggi, riskpremium dapat dikurangi dengan safety discount.

c. Tujuan dan Fungsi Kredit

Setiap usaha dalam suatu sistem ekonomi tidak terlepas dari tujuan mencari keuntungan, demikan juga dalam pemberian kredit. Namun karena di dalam kredit terdapat resiko, maka usaha mencari keuntungan tersebut harus memperhatikan prinsip kehati-hatian, karena dana yang dialirkan dalam bentuk kredit adalah dana simpanan masyarakat. Dari


(50)

34 penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan kredit adalah untuk memperoleh keuntungan yang aman, sehingga pada saatnya masyarakat peminjam dana di bank dapat memperoleh kembali simpanannya berikut bunga tanpa dikuatirkan oleh adanya kredit yang macet. (Judisseno 2005:167)

Menurut Judiseno (2005:168) selain profitabilty dan safety, bank, khususnya bank pemerintah, mengemban tugas sebagai agent of development yaitu dalam hal :

1) Ikut mensukseskan progam pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

2) Meningkatkan efektivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya, guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. 3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan

dapat memperluas usahanya.

Dari tujuan-tujuan yang coba untuk diraih di atas, maka fungsi kredit dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a) Meningkatkan daya guna uang. Para pemilik uang/modal baik secara langsung atau melalui penyimpanan dana di bank, dapat meminjamkan uangnya kepada perorangan atau perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

(b) Meningkatkan daya guna dan peredaran barang. Dengan adanya kredit pengusaha yang kesulitan dalam produksi, misalnya,


(51)

35 dapat terbantu untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi.

(c) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran dengan menggunakan uang giral seperti cek, bilyet giro, dan lainnya yang sejenis.

(d) Sebagai alat stabilitas ekonomi, kredit dapat digunakan sebagai alat pengendalian ekonomi. Dalam keadan Inflasi pemerintah dapat menerapkan kebijakan uang ketat (tight money policy) antara lain dengan membatasi pemberian kredit. Sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang lesu karena deflasi, pemerintah dapat melonggarkan kebijakan pemberian kredit sehingga akan menimbulkan kegairahan dalam usaha.

(e) Meningkatkan kegairahan berusaha. Pihak-pihak yang usahanya terlambat karena kekurangan modal dapat meningkatkan usahanya melalui bantuan kredit yang diberikan oleh bank. (f) Meningkatkan pemerataan pendapatan. Dengan adanya kredit,

perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan usahanya bahkan dapat mendirikan proyek baru yang akan mebutuhkan tenaga kerja. Hal itu dapat mengurangi pengangguran dan selanjutnya pemerataan penapatan akan meningkat pula.

(g) Meningkatkan hubunan internasional. Pengusaha di dalam negeri dapat pula memperoleh kredit bank secara langsung


(52)

36 (offshore loan) maupun tidak langsung (two step loan). Bahkan suatu negara yang sedang berkembang dapat memperoleh kredit dari negara-negara yang telah maju. Bantuan dalam bentuk kredit tersebut dapat sekaligus mempercepat hubungan antar negara yang bersangkutan.

d. Jenis-jenis Kredit

Menurut Ismail (2011:191) jenis kredit secara umum dibedakan sesuai dengan bentuk kredit, jangka waktu dan tujuan penggunaan kredit.

1) Jenis Kredit Menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, pemberian kredit dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

(a) Kredit Rekening Koran

Kredit rekening koran adalah kredit yang secara langsung akan dimasukan dalam rekening giro nasabah. Debitur diberi hak untuk menarik dananya dari rekening giro kapan saja sebatas plafon kredit yang diberikan. Kredit rekening koran tergolong dalam kredit jangka pendek yaitu paling lama satu tahun.

Pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada akhir masa kredit atau pada saat jatuh tempo kredit. Namun demikian, dalam hal debitur dapat memperpanjang jangka waktu kredit, maka debitur dapat memperpanjang masa kredit selesai sesuai dengan perjanjian kredit antara bank dan debitur.


(53)

37

(b) Instalement Loan

Instalement Loanmerupakan kredit dengan angsuran teratur yang dilakukan sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditetapkan dalam perjanjan kredit. jumlah angsuran konstan/tetap selama masa kredit, kecuali bila dalam perjanjian kredit ditentukan bunga mengambang (floating rate),yaitu tingkat suku bunga berubah sesuai dengan bunga di pasar. Dalam Instalement Loanangsuran merupakan penjumlahan antara pembayaran angsuran pokok ditambah dan bunga. 2) Jenis Kredit Menurut Jangka Waktunya

Menurut jangka waktunya, kreditdibagi menjadi tiga yaitu : (a) Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan dengan masa kredit maksimum selama 1 tahun. Kredit jangka pendek pada umumnya diberikan untuk kredit modal kerja dan kredit rekening koran.

(b) Kredit Jangka Menengah

Kredit yang jangka waktunya antara 1 tahun hingga 3 tahun. Kredit ini biasanya diberikan untuk kredit investasi yang nilai kreditnya tidak terlalu besar dan kredit konsumsi.


(54)

38 (c) Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan oleh bank dengan jangka waktu lebih dari 3tahun. Kredit ini diberikan pada umumnya untuk KPR dan kredit investasi 3) Jenis Kredit Menurut Tujuan Penggunaanya

Menurut tujuan penggunaan kredit, jenis kredit ini dibagi menjadi 3 yaitu :

(a) Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan dengan tujuan untuk mengadakan barang-barang modal atau dalam rangka investasi perusahaan, misalnya kredit untuk membangun proyek, membeli mesin, membeli alat angkutan, dan kredit untuk mebeli aktiva.

Kredit investasi pada umumnya diberikan dalam jumlah yang besar dan dalam jangka panjang, yaitu jangka waktu lebih dari 3 tahun. Bank dapat memberikan grace period pada kredit investasi, yaitu masa tenggang yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk tidak membayar tagihan pokok atau bunga.

(b) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja diberikan oleh bank dalam rangka memberikan kebutuhan modal kerja perusahaan. Modal kerja perusahaan dapat berupa kebutuhan operasional perusahaan


(55)

39 antara lain kebutuhan dana untuk menutup piutang-piutang perusahaan, kebutuhan dana untuk menutup penggunaan dana dalam proses pembuatan produk/barang, dan kebutuhan modal kerja lainnya.

(c) Kredit Konsumsi

Kredit konsumsi merupakan kredit yang diberikan dengan tujuan untuk pembelian barang-barang konsumsi yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Misalnya kredt Pemilikan Rumah (KPR), kredit untuk pembelian kendaraan bermotor, dan kredit untuk pembelian barang-barang konsumsi lainnya.

e. Prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2003:117-118) dapat dilakukan dengan analisa 5C, yaitu:

1) Character (Karakter)

Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Intinya pihak bank ingin melihat I‟tikad baik dan keseriusan dari calon nasabah yang ingin meminjam.

2) Capacity / Capability (Kemampuan)

Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis


(56)

40 serta kemampuannya mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuan nasabah tersebut dalam mengembalikan kredit yang dipinjamnya. Bank melihat sumber pendapatan lain yang dimiliki oleh debitur, semakin banyak sumber pendapatan seseorang, maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.

3) Capital (Modal)

Capital atau modal adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. Semakin tinggi modal perusahaan atau peminjam maka bank akan memilih. Karena bagi setiap nasabah yang akan mengajukan kredit harus pula memiliki dana atau modal pribadi paling tidak 50% dari total dana yang ingin dipinjam.

4) Collateral (Jaminan)

Collateral adalah jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik ataupun non fisik. Jaminan tersebut dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:

(a) Dari segi ekonomis, yaitu dengan melihat nilai ekonomis dari barang- barang yang akan digunakan sebagai jaminan.

(b) Dari segi yuridis, yaitu dengan melihat apakah jaminan tersebut sudah memenuhi syarat-syarat dari standar jaminan yang ditetapkan oleh bank.


(57)

41

5) Condition of Economi (Kondisi Ekonomi)

Condition of economic adalah kondisi dimana hendaknya bank melihat dan menilai kredit berdasarkan ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.

Menurut Martono (2010:58), selain penilaian melalui 5C, bank biasanya juga melakukan penilaian dengan melihat 7Pyaitu meliputi:

1) Personality (Kepribadian)

Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya, hobi, keadaan keluarga, pergaulan dalam masyarakat dan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian calon debitur.

2) Party ( Golongan)

Merupakan pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Dengan demikian nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank, baik dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya.

3) Purpose(Tujuan)

Bank mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. apakah akan digunakannya untuk berdagang, berproduksi, atau membeli rumah. Apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of bussines kredit bank yang bersangkutan.


(58)

42

4) Prospect

Merupakan harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha calon debitur selama berapa bulan atau tahun, perkembangan ekonomi/perdagangan, keadaan sektor usaha calon debitur, kekuatan keuangan perusahaan masa lalu dan perkiraan masa mendatang.

5) Payment (Sumber Pembiayaan)

Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospect, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengembaliannya.

6) Profitability (Keuntungan)

Merupakan kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability, diukur dari periode keperiode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7) Protection (Perlindungan)

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.


(59)

43 5. Suku Bunga

a. Pengertian Suku Bunga

Menurut Sadono Sukirno (2004:204) “Suku bunga adalah harga yang dibayar “peminjam” (debitur) kepada “pihak yang meminjamkan” (kreditur) untuk pemakaian sumber dana selama interval waktu tertentu.

Sedangkan menurut Sawaldjo Puspo Pranoto (2004:70) Mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu: 1) Stated rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah

pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga.

2) Annual percentage adalah tingkat bunga disetahukan dengan

menyesuaikan stated rateuntuk jumlah periodepertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam.

3) Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat yakni: jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam (dipinjamkan), Pada awal tahun, Kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

b. Fungsi Tingkat Bunga dalam Perekonomian

Menurut Sawaldjo Puspo Pranoto (2004:71) tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam perekonomian, yaitu :

1) Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian


(60)

44 2) Mendistribusikan jumlah kredit kepada proyek investasi yang

menjanjikan hasil tertinggi

3) Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

4) Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Menurut Kasmir (2002:132-134), faktor utama yang mempengaruhi penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan dana

Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun.

2) Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.


(61)

45 3) Kebijaksnaan pemerintah

Untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4) Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5) Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko dimasa datang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya lebih rendah.

6) Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

7) Reputasi perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8) Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif suku bunga kredit yang


(1)

130

Lampiran 2

: Tabel Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KREDIT 72 137401.00 503972.00 285283.3889 98526.37149

SBK 72 .00960 .01267 .0110782 .00081237

NPL 72 .02210 .11050 .0475194 .02490706

ROA 72 .02430 .04230 .0309111 .00461677

KURS 72 8508.00 12151.00 9469.5278 808.73567 Valid N (listwise) 72


(2)

131

Lampiran 3:

Tabel Model Regresi. Anova. dan Koefisien

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .959a .920 .915 .10286

a. Predictors: (Constant), LnKURS, LnNPL, LnROA, LnSBK

b. Dependent Variable: LnKREDIT

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.169 4 2.042 193.003 .000a

Residual .709 67 .011

Total 8.877 71

a. Predictors: (Constant), LnKURS, LnNPL, LnROA, LnSBK b. Dependent Variable: LnKREDIT

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.537 3.056 .830 .409

LnSBK -.952 .377 -.199 -2.527 .014 LnNPL -.480 .046 -.607 -10.476 .000

LnROA .668 .149 .275 4.483 .000

LnKURS .709 .191 .160 3.723 .000 a. Dependent Variable: LnKREDIT


(3)

132

Lampiran 4:

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .97142265 Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .050

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.004

Asymp. Sig. (2-tailed) .266

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

133

Lampiran 5:

Uji Multikolinieritas dan Otokorelasi

Uji Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LnSBK .192 5.200

LnNPL .355 2.814

LnROA .317 3.151

LnKURS .646 1.549

a. Dependent Variable: LnKREDIT

Uji D-W

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 .519

a. Predictors: (Constant), LnKURS, LnNPL, LnROA, LnSBK

b. Dependent Variable: LnKREDIT

Pengobatan Uji D-W

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .001 .008 .082 .935

Ut_1 .741 .081 .740 9.146 .000


(5)

134

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.880 2.265 .830 .409

plnSBK_1 -.952 .377 -.199 -2.527 .014 plnNPL_1 -.480 .046 -.607 -10.476 .000

plnROA_1 .668 .149 .275 4.483 .000

plnKURS_1 .709 .191 .160 3.723 .000

a. Dependent Variable: plnKREDIT_1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .099 .109 .915 .364

LagUt .986 .018 .989 54.584 .000

a. Dependent Variable: ut

Metode

Nilai ρ

Durbin-Watson d

0,7405

Theil-Nagar d

0,74588

Cochrane-Orcutt Step 1

0,741

Cochrane-Orcutt Step 2

0,986

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2.157

a. Predictors: (Constant), lnKURS@, lnROA@, lnNPL@, lnSBK@ b. Dependent Variable: lnKREDIT@


(6)

135

Lampiran 6:

Uji Heteroskedastisitas

Uji dengan Metode Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.406 1.853 1.299 .198

LnSBK .268 .228 .320 1.176 .244

LnNPL -.049 .028 -.349 -1.746 .085

LnROA -.009 .090 -.021 -.101 .920

LnKURS -.142 .115 -.183 -1.234 .222


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 113

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Pengaruh dana Pihak ketiga (DPK), Nilai Tukar, Suku Bunga Serifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi dan Capital Adequacy ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2011

0 18 159

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

0 6 100

Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

0 5 192

Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

0 7 105

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, NILAI EKSPOR, SUKU BUNGA KREDIT, PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, NILAI EKSPOR, SUKU BUNGA KREDIT, DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT MODAL KERJA.

0 3 13

Saat ini nilai tukar rupiah mengalami pe

0 0 1