Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya)
OLA KOMUNIKASI MAHASISWA ASAL SUMATERA UTARA SUKU BATAK KARO
Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam
Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya. SKRISI
iajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
NADIA FAHLUVINA NIM. 41810134
ROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU OLITIK
UNIVERSITAS KOMUTER INDONESIA 2014
(2)
AFTAR RIWAYAT HIUP
ATA PRIBAI :
ama : adia Fahluvina
ama Panggilan : adia
Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 29 Maret 1993 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
ama Ayah : Lukman Turnawan
ama Ibu : Masitah
Alamat Asal : Bumi Sukagalih Permai Blok A4 o. 29 RT 07 RW 09 Kopo Katapang Bandung
Telepon : (022) 85870275
(3)
PENIIKAN
1. Pendidikan Formal Dalam/Luar egri No Tingkat STTB/Tanda
Lulus/Ijasah Tahun
Tempat Keterangan
1 TK 1997-1999 TK Istiqomah Bandung Berijazah
2 SD 1999-2003 SD Cilapmpeni 3
Bandung
Berijazah
3 SMP 2004-2007 SMP 2 Margahayu
Bandung
Berijazah
4 SMK 2007-2010 SMK Angkasa 2
Bandung
Berijazah
PENGALAMAN KERJA
No Nama
Perusahaan/Instansi
Lamanys Jabatan
1 DISKOMIFO Pemkot Bandung
1 Bulan Divisi Humas
2 Sumber Daya Geologi dan Mineral Kota
Bandung
(4)
PENGALAMAN MENGIKUTI KEGIATAN/SEMINAR
No Tahun Uraian Keterangan
1 2009 Praktek Kerja Industri Pada Urusan Arsip Ekspedisi Sumber Daya Geologi
Bersertifikat 2 2010 Peserta Uji Kompetensi Keahlian oleh
Ikatan Sekretaris Indonesia
Bersertifikat 3 2010 Peserta Table Manner Course di The
Amarossa Hotel Bandung
Bersertifikat 4 2010 Peserta Workshop Fotografi Dasar di
Kompas Gramedia
Bersertifikat 5 2011 Peserta One Day Workshop Mc & Radio
Announcer oleh umberone Broadcasting School
Bersertifikat
6 2011 Peserta Mentoring Agama Islam di Auditorium UIKOM
Bersertifikat 7 2012 Peserta Study Tour Mass Media
diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi FSIP UIKOM
Bersertifikat
8 2012 Peserta One Day Workshop Great
Managing Event “Event Management” di Auditorium UIKOM
Bersertifikat
9 2012 Peserta One Day Workshop Great Managing Event “Master of Ceremony” di Auditorium UIKOM
Bersertifikat
10 2013 Peserta Seminar Spirit of Communication Science Student diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi FSIP UIKOM
(5)
11 2014 EPT at English Department Indonesian Computer of University
Bersertifikat 12 2014 Peserta Cepat dan Mudah Membuat
Website Online dalam 30 Menit di Laboratorium Hardware UIKOM
Bersertifikat
Bandung, Agustus 2014 Hormat Saya
Nadia Fahluvina NIM 41810134
(6)
AFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
LEMBAR PERSEMBAHAN...iii
ABSTRAK...iv
ABSTRACT...v KATA PENGANTARvi
AFTAR ISIvii
AFTAR TABELviii
AFTAR GAMBARxiv
AFTAR LAMPIRANxv
BAB I PENAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Rumusan Masalah12 121 Rumusan Masalah Makro12 122 Rumusan Masalah Mikro 13 13 Maksud dan Tujuan Penelitian 13 131 Maksud Penelitian 13
(7)
132 Tujuan Penelitian14 14 Kegunaan Penelitian14 141 Kegunaan Teoritis 15 142 Kegunaan Praktis15
1421 Bagi Peneliti 15 1422 Akademik 16 1423 Lembaga Akademik 16 1424 Mahasiswa Pendatang Asal Sumatera16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA AN KERANGKA PEMIKIRAN
21 Tinjauan Pustaka 17 211 Penelitian Terdahulu 17 212 Tinjauan Tentang Komunikasi19 2121Pengertian Komunikasi 19 2122 Proses Komunikasi 21 2123 Fungsi Komunikasi24 2124 Tujuan Komunikasi25 2125 Hambatan Komunikasi 27 213 Tinjauan Mengenai Komunikasi Antar Pribadi 32 2131 Fungsi Komunikasi Antar Pribadi34 2132 Bentuk-Bentuk Hubungan dalam Komunikasi
Antar Pribadi 34 214 Tinjauan Mengenai Kumunikasi Antar Budaya 36
(8)
2141 Komunikasi dan Budaya37 2142 Unsur-unsur Komunikasi Antar Budaya 38 2143 Fungsi Komunikasi Antar Budaya 44 215 Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi47 216 Tinjauan Mengenai Mahasiswa 49 217 Tinjauan Mengenai Interaksi Sosial51 2171Unsur-unsur Interaksi Sosial 52 2172 Proses Interaksi Sosial53 218 Tinjauan Mengenai Lingkungan54 22 Kerangka Pemikiran 56 221 Kerangka Teoritis56 222 Kerangka Konseptual 59
BAB III OBJEK AN METOE PENELITIAN
31 Objek Penelitian 65 311 Sejarah Universitas Komputer Indonesia66 312 Logo dan Arti Logo Universitas Komputer Indonesia68 313 Visi, Misi, Tujuan, Motto, dan Budaya Universitas Komputer Indonesia Visi70 314 Susunan Pimpinan Universitas Komputer Indonesia 71 315 Pimpinan Fakultas 71 316 Direktorat Universitas Komputer Indonesia 72 317 Senat dan Biro Universitas Komputer Indonesia 72
(9)
318 Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia74 319 Latar Belakang Budaya Mahasiswa UNIKOM75 3110 Suku-suku di Sumatera Utara76 3111Nilai Kekerabatan Masyarakat Sumatera Utara77 3112 Karakteristik orang Sumatera Utara Dari Setiap Suku80 32 Metode Penelitian82
221 Desain Penelitian82 322 Teknik Pengumpulan Data 84 3221 Studi Pustaka84 3222 Studi Lapangan85 323 Subjek dan Informan Penelitian 88 3231 Subjek Penelitian88 3232 Informan Penelitian89 3233 Informan Pendukung90 324 Teknik Analisa Data91 325 Uji keabsahan Data94 326 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian95 3261 Lokasi Peneitian 95 3262 Waktu Penelitian 96
BAB IV HASIL PENELITIAN AN PEMBAHASAN
41 Analisis Identitas Informan108
(10)
4.2.1 Proses Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara113
4.2.2 Hubungan Mahasiswa Asal Sumatera Utara120
4.2.3 Hambatan Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara125
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian135
BAB V KESIMPULAN AN SARAN
51 Kesimpulan152 5,2 Saran154
521 Bagi Lembaga (Universitas Komputer Indonesia) 154 522 Bagi Mahasiswa Pendatang 154 523 Bagi Peneliti Selanjutnya155
AFTAR PUSTAKA 156
LAMPIRAN 159
(11)
AFTAR PUSTAKA
BUKU:
ungin, urhan. 2006. osiologi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada ____________. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
GrapindoPersada.
____________. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindoPersada
Djamarah, Syaiful ahri. 2004. Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga ebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta. Renika Cipta Effendy, UchjanaOnong. 2004. IlmuKomunikasiTeoridanPrkatek. andung:
PT. RemajaRosdakarya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmukomunikasi: Teori&Praktek. Yogyakarta: GrahaIlmu
Liliweri, Alo. 2003.Dasar-dasarKomunikasiAntarbudaya. Yogyakarta: PustakaPelajar Offset.
___________, 2005. Prasangka dan Konflik, Yogyakarta. PustakaPelajar Offset.v
___________, 2011. Komunikasierba Ada erbaMakna. andung: KencanaPrenada Media Group
Littlejohn Stephen W, dan Foss Karen A. 2011. Teorikomunikasi (Theories of human communication).Jakarta: SalembaHumanika
(12)
Lexy J. Meleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, andung: RemajaRosdakarya.
Matsden, William. 1966. History of umatra. Kuala Lumpur. Oxford University Press.
Miles, Robert. 1989. Racism. New York: Routledge.
Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Prinsip-prinsipDasar. andung: RemajaRosdaKarya
______________. 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, andung: Remaja Rosdakarya
______________danRakhmatJalaluddin. 2005, Komunikasi Antar budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, andung: Remaja Rosdakarya,
Reid, Anthony. 2011. Menuju ejarah umatera. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia & KITLV
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. andung: Alfabeta.
Sumarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
PENELITIAN TERAHULU
Kezia Sekeon. 2011. Komunikasi Antar udaya Pada Mahasiswa FISIP UNSRAT.
ryan Hilton. 2007. Akulturasi Mahasiswa Pendatang di Kota andung Pada Nilai-Nilai udaya Sunda. UNIKOM
(13)
UfitApirnayanti. 2013. Pola Komunikasi Wanita Karir ingle Parent Dengan Anaknya Di Kota andung. UNIKOM
INTERNET:
. http://news.detik.com (Diakses pada tanggal, 21 Februari 2014 pukul 19:35 ) 2. http://unikom.ac.id (Diakses pada tanggal, 8 Februari 2014 pukul 15:53) 3. http://hmp.pasca.ugm.ac.id (Diakses pada, 24 Februari 2014 Pukul 21:12) 4. http://itha911.wordpress.com (Diakses pada tanggal 12 mei 2014 Pukul
21:02)
5. http://tsantsantsan.wordpress.com (Diakses tanggal 24 April 2014 Pukul 19:43 )
6. http://s2tpfkipunila.blogspot.com (Diakses pada tanggal 25 April 2014 pukul 19:34)
7. http://moiindi.blogspot.com (Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 17:56)
8. http://sophyagea.blogspot.com (Diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 11:55)
9. http://limang-tiban.blogspot.com (Diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 12:50)
(14)
ATA PENGANTAR
uji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya karena telah memberikan kekuatan, dan perlindungan-Nya setiap saat sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu.
eneliti juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, ibunda tersayang Masita (alm) dan apah Lukman Turnawan juga Abi, Indra Brahmantia yang telah melahirkan dan merawat peneliti. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, nasehat, arahan, petunjuk materi, dan bimbingan baik dikala sedih maupun gembira. Terima kasih untuk cinta Mama yang selalu menjadi motivasi, tanpa itu peneliti tidak akan mampu untuk menjalani perkuliahan dan menyelesaikan penelitian ini.
eneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini, peneliti banyak mendapat dorongan, bantuan,dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yth, Rektor UNIOM, DR. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto beserta jajarannya yang telah menyediakan gedung dan ikut memotivasi seluruh civitas akademika dalam menciptakan para kalangan intelektual yang berkualitas.
2. Yth, Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs,.M.A selaku dekan FISI UNIKOM yang telah surat izin penelitian skripsi.
3. Yth, Bapak Manap Solihat, M.Si selaku Ketua rogram Studi Ilmu Komunikasi FISI UNIKOM.
(15)
4. Yth, Ibu Melly Maulin P., S.Sos.,M.Si selaku sekretaris rogram Studi Ilmu Komunikasi FISI UNIKOM serta selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, nasehat dan bimbingan lepada peneliti.
5. Yth, Ibu Rismawaty, S.Sos,M.Si selaku staf dosen tetap rogram Studi Ilmu Komunikasi FISI UNIKOM, serta selaku dosen wali yang telah memberikan arahan, nasehat, dan bimbingan kepada peneliti.
6. Yth, Staf dosen Program Studi Ilmu omunikasi yang telah mengajar dan memberikan ilmu kepada peneliti selama menempuh studi hingga saat ini. 7. Yth, Sekretaris Program Studi Ilmu omunikasi, Ibu Astri Ikawati yang
telah mengurus keperluan administrasi Usulan enelitian ini bagi peneliti. 8. Yang Tersayang Adik-adik peneliti, kepada Jodi Bram Ramadhan dan M.
Tobi Turnawan terima kasih telah menjadi motivasi bagi peneliti samoai saat ini
9. epada Cik, terima kasih telah menjad iuwak sekaligus menjadi sosok ibu bagi peneliti atas limpahan kasih saying dan motivasi.
10.epada teman-teman seperjuangan, Della, Astrid, Alvi, Euis, Bagus, Rahma, Gita, Uyung. Nenden, Andhika, Ajeng, Nunung dan semuanya yang tak dapat disebutkan satu persatu, bersama kita bisa.
11.epada teman-teman di kelas I-4 dan Humas 2, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. terima kasih atas bantuan, dorongan, dan kerja sama yang kita lewati bersama. Semoga tetap kompak dan dapat lulus bersama-sama.
(16)
Yang terakhir, peneliti ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih telah membantu peneliti selama peneliti melakukan penelitian atau selama peneliti menampuh studi hingga saat ini.
Demikian penelitian ini peneliti buat, untuk kesempurnaannya yang lebih baik lagi maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti. Semoga Usulan enelitian ini dapat bermanfaat bagi semua khususnya para mahasiswa sebagai literatur.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.
Bandung, Agustus 2014
Nadia Fahluvina NIM: 41810134
(17)
A I PENDAHULUAN
I.1 Latar elakang Masalah
enomena mahasiswa pendatang tentunya bukan sesuatu yang asing lagi, terutama di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia ini sudah biasa kita jumpai para mahasiswa pendatang ini. Sudah menjadi bagian realita, mahasiswa pendatang mengalami pembauran dengan masyarakat setempat.
Mahasiswa pendatang adalah para mahasiswa yang melakukan studi perguruan tinggi di daerah atau kota lain atau dapat di katakan merantau dari tempat asalnya untuk menempuh pendidikan yang lebih berkualitas yang akan dia dapatkan di daerah atau kota lain. enomena tersebut lahir dari kenyataan sekarang ini bahwa pendidikan merupakan kualitas atau mutu seorang manusia untuk memiliki kehidupanyang layak dengan memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak tersebut, manusia harus dapat meningkatkan kualitas dirinya, utamanya dalam hal yang telah di sebutkan di atas yaitu pendidikan. Pendidikan adalah modal awal dan pokok yang harus dimiliki seorang manusia untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya dimata orang lain. Menjadi orang yang berpendidikan tentunya akan menjadi impian semua orang,
(18)
maka dari itu mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mengejar impiannya dengan mencapai pendidikannya yang setinggi mungkin. Di samping itu dengan pendidikan pula seseorang akan mampu menaikkan status sosialnya di dalam masyarakat.
Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina” itulah ungkapan tepatyang dapat menjadi motivasi bagi para generasi muda untuk dapat terus belajar dan tak mengenal lelah untuk mencari ilmu. Manusia dalam hidupnya memang takkan pernah berhenti belajar, karena belajar tak mengenal batas usia. Banyak para pelajar yang rela meninggalkan kampung halamannya dengan harapan untuk mendapatkan mutu pendidikan yang dirasa lebih berkualitas, yang akan ia peroleh di luar kota atau bahkan luar negeri sekalipun.
Terlebih lagi para generasi muda yang tentunya menjadi cikal bakal bangsa harusnya memiliki pendidikan yang tinggi agar dapat membangun bangsa dan Negara dengan sumbangsi yang diberikan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki di berbagai bidang kehidupan yang ada, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Mahasiswamempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisah dari lingkungan masyarakat itu sendiri, sehingga mahasiswa dapat dirumuskan peranan dan fungsinya untuk peradaban Bangsa Indonesia.
“Mahasiswa yang mendapat sebutan sebagai gent of Change, yaitu mahasiswa disini diharapkan oleh masyarakat menjadi bagian dari perubahan dan aktor yang membawa bangsa Indonesia ini menjadi lebih baik, lebih bermartabat,
(19)
lebih makmur, lebih sejahtera dan lebih tentram. Perubahan itu dapat dilihat dari dua pandangan, yang pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistic seperti teknologi.Lalu yang keduaideologi atau nilai sebagai faktor yang
mempengaruhi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan.” (Nasution Muhammad Asrul,2010)
Di samping itu pula mahasiswa pendatang memiliki motif yang bermacam-macam mulai dari tujuan untukmendapatkan gelar, mendapatkan kemampuan akademik ataupun professional, juga adanya keinginan untuk mempelajari budaya lain, dan dapat pula untuk menambah pengalaman personal mahasiswa pendatang itu sendiri.
Menilik dari motif dari para mahasiswa pendatang di atas tentunya setiap pribadi memiliki keinginan dan tujuan yang berbeda-beda dalam pilihannya untuk merantau ke daerah lain dalam rangka menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan layak.
UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia) sebagai salah satu dari Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung, merupakan salah satu Universitas yang memiliki standar pendidikan yang baik dan mampu menghasilkan SDM yang berkualitas.
Memiliki visi dan misi menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer, berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu pengetahuan Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara dan
menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer dengan mengoptimalkan sumber
(20)
daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition. Hal ini di lihat dari berbagai prestasi dan penghargaan yang telah di raih oleh para mahasiswa UNIKOM dalam berbagai kontes dalam dan luar negeri. Seperti pada tahun. Seperti diantaranya lima kali berturut-turut dari tahun 2009 sampai
dengan 2013 menjuarai National Winner Rocket Contest dan World Champion Robot Contest. Sebagian penghargaan yang terbaru didapat oleh UNIKOM pada tahun 2013 kemarin yaitu Indonesian Best Private University, National Winner Indonesian ICT ward INICT 2013, dan International Winner ICT Innovative Serve Contest 2013.
Tentunya dengan penghargaan-penghargaan yang telah dicapai tersebut membawa citra positif terhadap UNIKOM itu sendiri, karena dari berbagai media baik cetak maupun elektronik memberitakan mengenai hal tersebut. Itu berdampak baik bagi citra dan reputasi UNIKOM kepada lapisan masyarakat di seluruh
Indonesia, hal itu tentunya dianggap mempengaruhi pula pada penerimaan mahasiswa baru UNIKOM setiap tahunnya. Alhasil faktanya dapat dilihat dari latar belakang mahasiswa baru yang beragam yaitu berasal dari berbagai daerah di pelosok tanah air mulai dari pulau Sumatera hingga bagian timur Indonesia.
Alasan pemilihan penelitian ini dilakukan di Universitas Komputer Indonesia karena mengingatkan UNIKOM sebagai salah satu PTS di Kota Bandung dengan reputasinya di mata seluruh masyarakat Indonesia dengan pemberitaan di berbagai media cetak dan elektronik, sebagai Universitas yang memiliki banyak penghargaan dalam dan luar negeri. Dengan reputasi tersebut tentunya berimbas pada penerimaan mahasiswa baru tiap tahunnya, maka dari itu UNIKOM memiliki
(21)
mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam. Hal itu tentunya sesuatu yang menarik untuk diteliti dengan perbedaan budaya yang berbeda tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh mahasiswa asal Sumatera Utara menduduki sebagai salah satu mahasiswa pendatang yang memiliki persentase tertinggi yang melakukan studi di UNIKOM disisi lain pula bahwa di kampus UNIKOM sendiri belum adanya suatu komunitas atau organisasi khusus yang menghimpun mahasiswa yang berasal dari Sumatera Utara. Sumatera Utara sendiri memiliki banyak suku diantaranya suku Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpahan, Batak Simalungun, suku Nias dan suku Melayu. Dari pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa mahasiswa suku Batak Karo sebagai populasi terbanyak yang melakukan studi di UNIKOM. Di sisi lain juga melihat bagaimana budaya yang mayoritas mahasiswa di UNIKOM yang beretnis Sunda. Menilik dari tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola komunikasi yang dilakukan mahasiswa pendatang asal Sumatera Utara yaitu Batak Karo dengan mahasiswa Etnis Sunda yang melakukan studi di UNIKOM.
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan seorang manusia, bahkan seluruh kehidupan seorang manusia di isi dengan
komunikasi. Bagaimana manusia itu berhubungan dengan manusia lainnya dan membentuk dan menjalin berbagai macam hubungan di antara mereka.
“Komunikasi adalah pembawa proses sosial. Ia adalah alat yang manusia untuk mengatur, menstabilkan, dan memodifikasi kehidupan sosialnya.Proses sosial bergantung pada penghimpunan, pertukaran, dan penyampaian pengetahuan. Pada gilirannya pengetahuan bergantung pada komunikasi (peterson, jensen, dan rivers”, 1965:16).
(22)
Dalam hal ini pula tentunya bagaimana seorang mahasiswa pendatang Suku Batak Karo dalam berinteraksi atau melakukan komunikasi pribadi dengan teman-temannya sesama mahasiswa yaitu dalam hal mahasiswa Etnis Sunda.
Komunikasi yang terjalin baik tentunya diharapkan agar para mahasiswa pendatang khususnya dalam hal ini mahasiswa Suku Batak Karo dalam menjalani kehidupan sehart-hari sebagai mahasiswa pendatang. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan walaupun di latar belakangi oleh perbedaan budaya.
Dalam melakukan komunikasi tersebut tentunya mahasiswa Suku Batak Karo akan menemukan banyak rintangan dan hambatan yang akan ia hadapi. Mulai dari hambatan bahasa, culture shock, dan hambatan-hambatan lain seperti penyesuaian terhadap cara berbicara, tindak tutur, perilaku dan lain sebagainya. Disamping itu pula mereka harus menghadapi pandangan stereotype mengenai karakteristik suku Batak yang di kenal keras dan kasar. Tentunya hal itu bukanlah yang mudah untuk dihadapi. Perlu waktu dan usaha untuk dapat beradaptasi dengan mahasiswa Etnis Sunda yang memiliki latar belakang budaya yang jauh berbeda.
Dalam penelitian ini pula komunikasi antar budaya memiliki peranan yang penting karena dalam hal ini di lihat dari bagaimana mahasiswa asal Sumatera Utara yang melakukan studi perguruan tinggi di Universitas Komputer Indonesia yang terletak di kota Bandung, tentunya memiliki perbedaan budaya dari daerah asalnya.
(23)
Seperti yang Young Yun Kim paparkan: “Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang kita pelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.” (Mulyana, 2010:137)
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku dan Asal bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri khas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Batak Karo merupakan salah satu satu suku bangsa dari provinsi Sumatera Utara yang ada di Indonesia. Sumatera Utara sendiri memiliki banyak suku bangsa di dalamnya yang memiliki karakteristik tersediri baik dari segi kebiasaan, keturunan, adat istiadat, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terutama mengenai suku Batak Karo yang memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan suku bangsa lainnya
Sehubungan dengan suku Batak Karo yang di terletak di pulau Sumatera. Disini membahas mengenai karakteristik Asal Sumatera secara umum berdasarkan penelitian William Marshden seorang sejarawan internasional, mengenai Sosiologi Masyarakat Sumatera menggambarkan karakter masyarakat Sumatera seperti kerbau dan macan, dimana dua jenis binatang tersebut merupakan hewan asli Sumatera yang kemudian diidentikkan dengan sifat dan kualitas dari manusia yang tinggal di daerah tersebut. Orang Sumatera bersifat keras kepala dan suka bersenang-senang seperti kerbau dan suka berpetualang dan menjarah seperti macan. Marshden menguatkan argumen tersebut dengan menyajikan beberapa contoh kasus dari sifat dan karakteristik masyarakat Sumatera akibat dari ‘keterbelakangan’ mereka, kemudian William menyimpulkan setiap sifat dan tradisi yang mereka lewati dapat dipetakkan
(24)
ke dalam sistem pengklasifikasian atau susunan dimana masa sejarah atau periode ditempatkan berdasarkan ‘keturunan’ dan ‘spesies’.
Melihat argumen tersebut mengenai karakteristik masyarakat Asal Sumatera tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang bersuku Batak Karo yang melakukan studi di UNIKOM dalam berinteraksi lingkungan kampusnya, dengan pandangan stereotype dari orang lain mengenai karakteristik semua orang Sumatera yang keras dan kasar. Interaksi yang mereka bentuk tersebut menghasilkan sebuah hubungan yang terjalin, baik dalam hubungan sesama mahasiswa, hubungan mahasiswa dengan dosen, karyawan UNIKOM, dan hubungan lainnya..
Seperti menurut Djamarah dalam bukunya Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam bahwa
“Pola Komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat di pahami”. (Djamarah, 2004: 1). Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pola komunikasi sebagai suatu proses yang berlangsung secara berulang yang dilakukan oleh seseorang dengan orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut pada akhirnya menghasilkan berbagai macam bentuk hubungan.
Pada permasalahan ini dapat di lihat bagaimana seorang mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang melakukan komunikasi secara berulang dengan orang-orang yang ada di lingkungan kampusnya lalu membentuk berbagai bentuk hubungan di dalamnya.
(25)
Pola komunikasi tersebut dilihat dari berbagai aspek dalam proses komunikasi itu sendiri, baik dalam hal bagaimana penyampaian komunikasi tersebut dengan bahasa, gesture, dan simbol yang digunakan mahasiswa asal Sumatera Utara dalam menerjemahkan pikirannya terhadap orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka
Dari semua proses kegiatan komunikasi dalam pola tersebut tentunya tidak akan terlepas dari berbagai hambatan-hambatan yang akan mereka temui. Hambatan-hambatan yang ditemui harus dapat menjadi tantangan sendiri bagi mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo untuk mencapai tujuan awal dan harapan yang mereka bawa dari kampung halaman mereka untuk mendapatkan gelar pendidikan perguruan tinggi.
Menilik pada hakekat manusia sebagai makhluk sosio-budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang kita pelajari pada umumnya di pengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.dari semua aspek belajar
manusia kita belajar banyak dari respon-respon komunikasi terhadap rangsangan dari lingkungan.
Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dan paling mendasar. Kita belajar dari banyak hal lewat respon-respon
komunikasi terhadap ransangan lingkungan. Kita harus menyandi dan menyandi balik pesan-pesan dengan cara itu sehingga pesan-pesan tersebut dapat dikenali, diterima, dan direspon oleh individu-individu yang berinteraksi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik dan sosial kita.
(26)
Dalam hal ini pula komunikasi merupakan alat utama kita untuk memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan dalam pelayan kemanusiaan. Lewat komunikasi kita menyesuaikan diri dan hubungan dengan lingkungan kita, serta mendaparkan keanggotaan dan rasa memiliki dalam berbagai kelompok sosial yang mempengaruhi kita.
Dalam konteks yang luas ini, kita dapat merumuskan budaya sebagai panduan pola-pola yang merefleksikan respon-respon komunikatif terhadap ransangan dari lingkungan. Pola-pola budaya ini pada gilirannya merefleksikan elemen-elemen yang sama dalam perilaku komunikasi individu yang dilakukan mereka yang dilahir dan diasuh dalam budaya itu.
Menemukan kebiasaan (bahasa,tradisi, atau norma) yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerahnya tentunyamenjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa suku Batak Karo. Diperlukan proses penyesuaian terhadap kebudayaan yang baru mereka temui, sebuah suasana yang baru serta tempat yang baru dapat menjadi faktor utama yang memicu seorang mahasiswa Batak Karo untuk melakukan sebuah proses akulturasi, dengan karakteristik masyarakat yang mereka temui, dalam hal ini menuntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru, yang didalamnya terdapat sebuah peraturan atau norma-norma tertentu di dalam
masyarakat tersebut selain itu juga mereka diharapkan menyesuaikan dirinya dengan sistem religi dan upacara keagamaan, bahasa, serta kesenian yang ada.
Sebuah akulturasi dapat berjalan dengan baik apabila faktor lingkungan dimana seseorang berada dapat menuntun serta membuat seorang tersebut merasakan
(27)
sebuah suasana kekeluargaan yang sangat kuat, karena dengan demikian seorangatau disini mahasiswa asal Sumatera Utara dapat dengan mudah melakukan akulturasi dengan sebuah kebudayaan yang baru. Sebuah sistem atau peraturan yang baru yang berada di dalam sebuah tempat baru ditemukan oleh seseorang tidaklah mudah untuk diterima tanpa adanya sebuah proses komunikasi yang baik.
Berdasarkan wacana di atas peneliti menemukan subfokus yang ingin diteliti yaitu bagaimana proses komunikasi, hubungan, dan hambatan yang dialami oleh Mahasiswa asal Sumatera Utara dalam berinteraksi dengan lingkungan kampusnya.
Menilik dari hal-hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengangkat sebuah judul yaitu Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku atak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam erinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya.
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus pada rumusan masalah yang masih bersifat umum dengan subfokus terpilih dan dijadikannya sebagai rumusan masalah makro dan mikro, yakni
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Pada penelitian ini peneliti merumuskan sebuah masalah makro yaitu Bagaimana Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesiadalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya?
(28)
Pada penelitian ini peneliti merumuskan beberapa masalah mikro yaitu 1. Bagaiamana proses komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya.?
2. Bagaimana hubungan yang terbentuk oleh Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan LingkunganKampusnya?
3. Bagaimana hambatan komunikasi yang dihadapi oleh Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya.? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini pun memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut:
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat menceritakan dan menjelaskan Mahasiswa Indonesia khususnya Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesiadalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya.
(29)
1. Untuk mengetahui proses komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi diUniversitas Komputer
Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya. 2. Untuk mengetahui hubungan yang terbentuk oleh Mahasiswa Asal
Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya. 3. Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang dihadapi oleh
Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan
Lingkungan Kampusnya. 1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teoritis Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu yang diperoleh peneliti selama proses akademik. Baik ilmu komunikasi secara umum dan komunikasi antar pribadi serta komunikasi antarbudaya secara khusus.
(30)
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi
pertimbangan. Dan kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut: 1.4.2.1 agi Peneliti
Penelitian ini berguna secara praktis bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu yang selama studi telah diterima secara teori, khususnya tentang pola komunikasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk
meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks komunikasi.
Selain itu pula dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi ilmu komunikasi.Sebagai bahan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh secara teori.
1.4.2.2 Akademik
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa UNIKOM, secara umum dapat dijadikan sebagai literatur dan referensi tambahan terutama untuk penelitian dalam kajian yang sama
1.4.2.3 Lembaga Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kepustakaan mengenai pola komunikasi mahasiswa pendatang asal Sumatera yang
(31)
melakukan studi di UNIKOM, serta dapat menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti.
1.4.2.4 Mahasiswa Pendatang
Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi serta saran bagi setiap mahasiswa pendatang yang ingin atau sedang menuntut ilmu di UNIKOM Bandung, dengan memberi gambaran mengenai pola komunikasi yang terjalin dengan lingkungannya.
(32)
A III
OJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
bjek penelitian adalah apa saja yang diteliti dari subjek penlitian. Untuk itu objek penelitian ini adalah pola komunikasi mahasiswa yang berasal dari Sumatera Utara Suku Batak Karo, tempat dilakukannya penelitian ini di kampus Universitas Komputer Indonesia. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa pendatang asal Sumatera Utara Suku Batak Karo.
Selain itu ditambah pula dengan akulturasi budaya dan adaptasi yang mereka lakukan, orang Sumatera Utara Suku Batak Karo pula dikenal sebagai orang yang mempunyai sifat kasar, mereka terkadang identik dengan kekasaran, tidak mau
mengalah. Hal itu tentunya menjadi tantangan tersendiri menngingat budaya yang ada di pulau Jawa khususnya Kota Bandung memiliki perbedaan yang bertolak belakang dengan budaya provinsi Sumatera Utara, sehingga peneliti ingin mengetahui
bagaimana mahasiswa pendatang Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo dalam berinteraksi dengan lingkungan kampusnya melalui pola komunikasi yang mereka bentuk.
3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia
Universitas Komputer Indonesia atau UNIKM secara resmi berdiri pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
(33)
Pendidikan normor 126/D/0/2000. Awalnya dimulai pada bulan Juli tahun 1994 ketika didirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Jerman, disingkat LPKIG, bertempat di jalan Dipati Ukur 102 Bandung. Dengan 1 ruang kelas berkapasitas 50 orang dan 1 laboratorium komputer dengan 25 unit komputer. Lembaga ini membuka program pendidikan 1 tahun dengan 5 program studi yaitu: Ahli Komputer Aplikasi Bisnis, Ahli Komputer Keuangan & Perbankan, Ahli Komputer Akuntansi & Perpajakan, Ahli Komputer Manajemen & Pemasaran dan Sekretaris Eksekutif. Jumlah peserta pendidikan pada tahun ini sebanyak 233 siswa.
Pada tahun kedua 1955, dibuka jenjang pendidikan 3 tahun untuk memenuhi animo siswa tahun pertama yang ingin memperdalam ilmunya, disamping pemikiran jangka panjang pengembangan institusi. Pada tahun ini juga dibuka program studi baru, meliputi: Ahli Komputer Tehnik Informatika, Ahli Komputer Manajemen Informatika dan Sekretaris Eksekutif. Ruang kelas ditambah menjadi 2 buah dengan jumlah siswa sebanyak 457 orang.
Pada tahun ketiga, 1996, dilakukan penambahan gedung kuliah baru bertempat di Jalan Dipati Ukur 116 (gedung FISIP sekarang), sekaligus
memindahkan pusat administrasi dan perkantoran. Di gedung baru ini dilakukan penabahan satu Lab. Komputer, lima ruang kuliah, ruang dosen, dan ruang
kemahasiswaan. Jumlah siswa dari tahun 1996 hingga tahun1998 bertambah dari 632 orang menjadi 1184 orang.
Pada tahun kelima, 1998, dimulai pembangunan Kampus baru (gedung Rektorat / Kampus-1 sekarang) berlantai enam di Jalan Dipati Ukur
(34)
114.Pembangunan kampus baru ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1999, sehingga pada awal perkuliahan bulan September 1999 telah dapat digunakan.
Mencermati dinamika peserta didik dan pengembangan Institusi ke depan, pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Sains dan Teknologi dan dilanjutkan dengan pengajuan pendirin STMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI.
Pada bulan Juli 1999 STIE IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no. 119/D//1999 dengan lima program studi: Akuntansi S1, Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D3, Keungan Perbankan D3 serta Akuntansi D3. Pada bulan Agustus 1999 STMIK IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no.
143/D//1999 dengan lima program studi : Tehnik Informatika S1, Manajemen Informatika D3, Teknik Komputer D3, Komputerisasi Akuntansi D3, serta Teknik Informatika D3.
Agar Sistem pendidikan lebih efisien, efektif, produktif dengan Struktur rganisasi yang lebih baik enam bulan kemudian dilakukan usulan ke DIKTI untuk melakukan Merger kedua Sekolah Tinggi diatas menajdi Universitas.
Pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2000 keluarlah SK Mendiknas no. 126/D//2000 atas Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama UNIKM. Pada SK tersebut sekaligus diijinkan dibukanya 11 program studi baru: Tehnik Komputer S1, Manajemen Informatika S1, Tehnik Industri S1, Tehnik
Arsitektur S1, Perencanaan Wilayah dan Kota S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu Komunikasi S1, Ilmu Pemerintahan S1, Desain Interior D3, Desain Komunikasi Visual S1 dan Desain Komunikasi Visual D3.
(35)
Sejak Berdirinya pada tahun 2000, setiap tahunnya UNIKM menerima sekitar 2000 mahasiswa baru.Terakhir pada tahun 2009 yang lalu diterima sebanyak 3.108 mahasiswa baru. Hingga tahun akademik 2009/2010 terdapat enam Fakultas dan 23 Program Studi di UNIKM dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15.000 orang yang berasal dari berbagai pelosok tanah air dan dari luar negeri yan sedang
menempuh pendidikan di UNIKM. (Sumber : dokumentasi UNIKM) 3.1.2 Logo dan Arti Logo Universitas Komputer Indonesia
Gambar 3.1 Logo UNIKOM
(Sumber : unikom.ac.id) Arti dari logo UNIKM adalah sebagai berikut:
1. Bingkai Segi Lima : Melambangkan UNIKM berdasarkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Lingkaran Dalam Segi Lima Tempat Tulisan Berwarna Kuning : Lingkaran dalam segi lima tempat tulisan berwarna kuning, melambangkan motto UNIKM menuju kejayaan yakni Quality is ur Tradition.
3. Bulatan dalam Berwarna Biru : Melambangkan UNIKM bertujuan menghasilkan ilmuwan unggul dan berpikiran maju yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(36)
4. Komputer : Melambangkan ciri utama UNIKM yang memberikan pendidikanTeknologi Informasi dan Komputasi pada seluruh jurusan yang adadilingkungan Universitas Komputer Indonesia, menjadi Universitas terdepan di bidang Teknologi Informasi dan Komputer serta sebagai Universitas pertama di Indonesia.
5. Stasiun Relay : Melambangkan UNIKM menyelenggarakan Pendidikan Tinggi ke arah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif dan tenaga pengajar yang berkualitis untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik.
6. Satelit : Melambangkan UNIKM berwawasan global dan menjadi pusat unggulan di bidang IPTEK & seni yang mendukung Pembangunan Nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
7. Cakrawala : Melambangkan indahnya mencapai cita-cita dan mengejar ilmu setinggi langit.
8. Buku : Melambangkan Sumber Ilmu yang tiada habis-habisnya. (Buku Panduan UNIKM, 2012 : 6)
3.1.3 Visi, Misi, Tujuan, Motto, dan udaya Universitas Komputer Indonesia A. Visi
Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer, berwawasan global dan menjadi pusat unggulan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
(37)
B. Misi
Menyelenggarakan pendidikan tinggi modern berdasarkan budaya organisasi UNIKM, PIQIE (Professinalis, Intergrity, Quality, Information Technology,
Excelent), dengan sistem pendidikan yang kondusif dan program-program studi yang berbasis pada software (Perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan
entrepreneurship (kewirausahaan), dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas, dan produktifitas.
C. Tujuan
Menghasilkan lulusan yang unggul di bidang teknologi informasi dan komunikasi, kompeten dan handal di bidang studinya, berjiwa entrepreneur santun, dan berbudi luhur, memiliki komitmen untuk memajukan bangsa dan negara serta beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.
D. Motto
Quality is ur Tradition E. Budaya
PIQIE (Profesionalism, Integrity, Qualitiy, Information Technology, Excellent)
3.1.4 Susunan Pimpinan Universitas Komputer Indonesia 1. Rektor : Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto
2. Wakil Rektor I : Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si. 3. Wakil Rektor II : Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak 4. Wakil Rektor III : Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra.
(38)
5. Direktur Pascasarjana : Dr. Ir. Herman S., MBA.. 3.1.5 Pimpinan Fakultas
1. Fakultas TIK : Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. 2. Fakultas Ekonomi : Dr. Dedi Sulistyo Soegoto, MT.
3. Fakultas Sospol : Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. 4. Fakultas Sastra : Prof.Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA.
5. Fakultas Hukum : Prof. Dr. I Gede Pantja Astawa, SH.,MH. 6. Fakultas Desain : Prof. Dr. Biranul Anas Zaman
(Sumber: Arsip Biro Administrasi Umum, 2014 ) 3.1.6 Direktorat Universitas Komputer Indonesia
1. DirekturPengembangan : Dr. Ir. Herman S., MBA.
2. Direktur ICT &Multimedia : Taryana Suryana,ST., M.Kom. 3. Wakil Direktur ICT& Multimedia : Andri Heryandi, ST., MT. 4. Direktur LPPM (R&D + CSR) : Dr. Lia Warlina, MT.
5. Direktur Internal Control : Dr. Dedi Sulistyo Soegoto, MT. 6. Direktur QualityAssurance :Dr. Ely Suhayati, SE.,M.Si.,Ak. 7. Direktur Inovasi & Kompetisi (INKI): Dr. Yusrila Yeka Kerloza 8. Direktur HUMAS & Protokoler : Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si. (Sumber: Arsip Biro Administrasi Umum, 2014)
3.1.7 Senat dan iro Universitas Komputer Indonesia Senat
(39)
2. Sekretaris : Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA. 3. Anggota : Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati,MS.,Ak.
Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA. Prof. Dr. Hj. Aelina Surya
Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. Drs. Hari Lubis
Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto (Sumber: Arsip Biro Administrasi Umum, 2014)
Biro
1. Kepala Biro Administrasi Umum (BAU) : Agus Riyanto, MT. 2. Kepala BAAK : Drs. Djoko Djauhari, MM.
3. Kabag Lab.Komputer : Berny Indrawan, ST. 4. Kabag Perlengkapan : Yayah Sutisnawati, SE. 5. Kabag Perpustakaan : Ubudiyah Setiawati, S.Sos. 6. Kabag Keuangan : Mari Maryati, SE.
7. Kabag. Sekretariat Rektorat : N. Vani Ramdhiani, S.Kom. 8. Kabag CS & Satpam : Hadi Purnomo, SE.
9. Kabag Desain Grafik : Asep Sukandar 10. Kabag Umum : Heri Hermawan (Sumber : Arsip Biro Administrasi Umum, 2014)
(40)
3.1.8 Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia Gambar 3.2
Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia
Yayasan Science & Teknologi
Senat
Rektor
Wakil Rektor I Bidang Akademik Wakil Rektor II Bidang Kepegawaian, Administrasi & Keuangan
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan &
Kerjasama Direktorat Pengembangan Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Fakultas Sospol Fakultas Hukum Fakultas Teknik & Ilmu
Komputer
Fakultas Desain & Seni
Fakultas Sastra
Magister Manajemen Magister Sistem Informasi
Teknik Informatika Sistem Komputer Teknik Industri Teknik Elektro Teknik Sipil Teknik Arsitektur Perenc. Wilayah & Kota
Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi
Manajemen Akuntansi Keuangan & Perbankan
Manajemen Pemasaran Ilmu Komunikasi Hubungan Internasional
Ilmu Pemerintahan Hubungan Masyarakat/ PR
Desain Komunikasi Visual Desain Interior
Sastra Inggris Sastra Jepang Ilmu Hukum
Internal Control ICT & Multimedia
Quality Assurance LPPM (R&D + CSR)
Divisi INKI (Inovasi & Kompetisi) DivisiHumas & Protokoler
Biro Administrasi Umum Kepala-Kepala Bagian Robotika
Roket INAICTA Kompetisi (Sumber : Arsip Biro Administrasi Umum,
(41)
3.1.9 Latar elakang udaya Mahasiswa UNIKOM
UNIKM sebagai salah satu Perguruan Tinggi swasta di Kota Bandung memiliki berbagai macam mahasiswa dengan latar belakang budaya yang berbeda dari pulau-pulau di Indonesia yaitu seperti pulau Jawa tentunya, pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian dan pulau lainnya.
Asal pulau Sumatera yang terdaftar sebagai mahasiswa pendatang yang memiliki persentase yang tinggi dibanding pulau lainnya selain pulau Jawa. Seperti berdasarkan data yang diperoleh pada mahasiswa pendatang aktif tahun akademik 2012-2013 dari berbagai provinsi yang ada di pulau Sumatera yaitu: Aceh 0,25%, Sumatera Utara 1,45%, Sumatera Barat 0,72%, Riau 1,03%, Kepulauan Riau 0,41, Bengkulu 0,41%, Jambi 0,20%, Sumatera Selatan 0,67%, dan Lampung 0,77%.
Berdasarkan dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah persentase mahasiswa asal provinsi Sumatera Utara memiliki presentasi tertinggi dibanding provinsi-provinsi lainnya di pulau Sumatera
Dari pernyataan yang diatas peneliti memilih mahasiswa asal Sumatera Utara sebagai subjek penelitian ini dan difokuskan kembali pada suku yang terdapar di dalamna yaitu Suku Batak Karo, mengingat persentase terbanyak di UNIKM maka dari itu peneliti menganggap penelitian ini penting karena kita perlu mengetahui bagaimana interaksi yang dilakukan mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo dalam membentuk pola komunikasi dengan lingkungannya kampusnya.
Dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah mahasiswa asal Sumatera Utara yang melakukan perantauan dari kampung halamannya di Sumatera Utara.
(42)
Mahasiswa yang melakukan adaptasi secara langsung dengan lingkungan barunya di lingkungan kampus UNIKM. Seorang mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang dibesarkan dengan kebudayaan asli Sumatera Utara Suku Batak Karo terlepas mereka terlahir di kota atau daerah manapun tapi yang pasti mereka dibesarkan dan dipelihara oleh kebiasaan dan adat istiadat yang ada di Sumatera Utara.
3.1.10 Suku-suku di Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa suku bangsa yaitu sebagai berikut:
1. Suku Batak
` Suku Batak Toba Suku Batak Karo Suku Batak Mandailing Suku Batak Pakpak
Suku Batak Pesisir Sibolga Suku Batak Simalungu 2. Suku Melayu
3. Suku Nias
3.1.11 Nilai Kekerabatan Masyarakat Sumatera Utara Suku atak Karo
Susunan masyarakat Sumatera Utara adalah berdasarkan geneologis teritorial seperti Batak Toba, Mandailing, dan Nias.Sedangkan suku Melayu berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari dari garis keturunan maka suku Batak dan Nias adalah
(43)
patrilinial sedang suku Melayu adalah parental (keturunan kedua belah pihak bapak dan ibu).
Sistem kekarabatan pada dasarmya diatur menurut falsafah Dakihan Natolu (Batak Toba), Sulang Silima (Pakpak), Deliken Situle (Karo), Tolu Sahundulan , Lima Sauduran (Simalungun).
Sistem kekerabatan suku Pesisir dikenal dengan adat Sumando, yang
merupakan campuran dari hukum Islam, adat Minangkabau dan adat Batak Toba dan Mandailing.
Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi
Karo,Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan
perhiasan emas.
Karo dianggap sebagai bagian dari suku kekerabatan Batak, seperti
kekerabatan Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pak-Pak atau Dairi, dan Batak Karo. Namun kebanyakan masyarakat suku Karo menggap bahwa mereka bukanlah bagian dari kekerabatan Batak tersebut, tetapi Karo adalah suku yang berdiri sendiri
(44)
uku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima. Kelima merga tersebut adalah:
1. Karo-karo: Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga, Sitepu dll (Jumlah = 18)
2. Tarigan: Bondong, Ganagana, Gerneng, Purba, Sibero dll (Jumlah = 13)
3. Ginting: Munthe, Saragih, Suka, Ajartambun, Jadibata, Manik, dll (Jumlah = 16)
4. Sembiring: Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan
anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang (sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi dll (Jumlah = 15)
5. Perangin-angin: Bangun, Sukatendel ,Kacinambun, Perbesi,Sebayang, Pinem,
Sinurat dll (Jumlah = 18)
(45)
Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara turun termurun dari ayah. Merga ayah juga merga anak. rang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)ersenina, demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)ersenina. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga Sembiring dan Peranginangin ada yang dapat menikah di antara mereka.
Kekerabatan termasuk gejala universal yang selalu dijumpai dalam
masyarakat manusia. Namun demikian sifat kekerabatan itu sangat beragam karena fungsi dan manfaatnya yang berbeda bagi setiap etnis atau suku bangsa. Pada umumnya suku tersebut tidak hanya menempatkan sistem kekerabatan itu sebagai ikatan sosial antar individu, melainkan lebih dari itu kekerabatan adalah ikatan sosial anatr marga atau antar komunitas. Kekerabatan yang tercipta atas dasar afinitas (perkawinan) dan konsaguinitas (hubungan darah atau genetik), bagi suku-suku yang ada di provinsi ini menembus batas-batas teritorial dan kesukuan sehingga
membewntuk jaringan yang cukup luas dan kompleks.
Di Sumatera Utara terdapat sejumlah variasi tipe kekerabatan yang dianut oleh masyarakat. namun bila dianalisis lebih dalam, sistem kekerabatan yang ada di
(46)
daerah nin terbagi menjadi dua tipe, yaitu keluarga luas (extended) dan persekutuan kelompok berdasarkan keturunan dan perkawinan. Jadi disni tidak ditemukan sistem kekerabatan terbatas, seperti pada masyarakat industrial modern, yang anya terbatas pada keluarga batih (nuclear family) saja, namun keluarga batih itu tetap eksis dan berdiri kokoh sebagai dasar untuk terbentuknya keluarga luas dan persekutuan kelompok yang meliputi sejumlah klan atau marga-marga.
3.1.12 Karakteristik orang Sumatera Utara Suku atak Karo
Sumatera Utara yang merupakan provinsi, satu kesatuan dari berbagai kota dan daerah begitu juga dengan berbagai suku yang ada di dalamnya. Walaupun orang-orang yang merupakan satu kesatuan tetapi watak dan karakter dari tiap suku tentunya berbeda. Berikut ini uraian mengenai karakter dan watak orang dari tiap suku di Sumatera Utara:
rang Medan atau Batak terkenal temperamen dan suka berbicara dengan nada tinggi, namun nada tinggi belum dapat dijadikan patokan bahwa orang Medan atau Batak temperamental, menurut sosiolog sekaligus antropolog dari Universitas Negeri Medan, Prof DR. Bungaran Antonius Simanjuntak. "Nada tinggi yang biasa keluar dari mulut orang Medan biasa dijumpai pada orang Batak dari pegunungan, seperti daerah Samosir, karena disana wilayah perkampungannya jau-jauh dan di daerah pegunungan pula, sehingga mereka harus berteriak untuk memanggil.
Di samping itu orang Batak belum tentu pula keras hatinya bila orang tersebut terdidik maka tidak akan mudah terpancang emosinya" tutur Prof. Bungaran.atas
(47)
dasar itulah hipotesa yang mengatakan orang Medan atau Batak itu tempramental tidak benar.
Hal senada juga dikatakan Dra. Mustika Tarigan, Dosen Psiklogi Universitas Medan Area. berbicara dengan nada tinggi memang karakter orang Medan, tapi nada tinggi tidak otomatis menjadi indikasi temperamental. karakter mereka memang ekspresif dan cara mengekspresikannya sendiri lebih ekstrem, jadi terkesan emosional tapi tidak semuanya tempramental. Nada tinggi yang identik dengan orang Medan tidak selalu disamakan dengan kemarahan walaupun memang orang Medan atau Batak diekspresikan dengan nada tinggi dan bahasa tubuh yang terlihat jelas. 3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam definisi yang dikemukakan Bogdan dan Taylor ( 1975 : 5 ) seperti yang dikutip dalam buku Lexy J Moleong bahwasannya :
“Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic ( utuh ). Dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.( Moleong, 2007 : 4 )
Dikatakan pula oleh Kirk dan Miller dalam buku Metode Penelitian Kualitatif bahwa;
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Penelitian ini tidak membutuhkan skala hipotesis tertentu.Sehingga sifatnya hanya menggambarkan temuan hasil lapangan. Maka, hal ini
(48)
memberikan gambaran kepada kita bahwa penelitian kualitatif merupakan “payung” dari penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. (Moleong, 2007 : 3)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang berjudul “Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya” adalah Metode Deskriptif Kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007 : 3).
Sementara itu, penelitian dengan studi deskriptif merupakan bagian dari penelitian kualitatif itu sendiri. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mengangkat berbagai fakta.keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi selama penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Seperti yang dijelaskan dalam buku Sosiologi Komunikasi, sebagai berikut :
“Penelitian deskriptif kualitatif merupakan desain penelitian yang digunakan untuk makna dalam proses-proses komunikasi linier (satu arah), interaktif, maupun pada proses-proses komunikasi
transaksional. Model desain ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan makna-makna dalam gejala sosial.” (Bungin, 2006:304)
Berdasarkan pendapat para ahli dapa t di tarik kesimpulan bahwa bahwa metode penelitian kualitatif ini sangat bergantung pada pengamatan
(49)
mendalam terhadap perilaku manusia dan lingkungannya. rientasi kualitatif ini berupaya untuk mengungkapkan Pola Komunikasi Mahasiswa Asal
Sumatera Utara yang melakukan studi di UNIKM dalam berinteraksi dengan lingkungan kampusnya.
Metode penelitian kualitatif dirasakan lebih cocok dan relevan dengan topik atau pembahasan yang akan diteliti karena menggali dan memahami pola komunikasi yang dibentuk oleh Mahasiswa Asal Sumatera Utara dari berbagai fokus baik proses komunikasi, hubungan dan hambatan dalam berkomunikasi.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid tidak hanya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan informasi-informasi dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan sebagai bahan-bahan penelitian untuk dianalisis pada akhirnya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan, sebagai berikut :
3.2.2.1 Studi Pustaka
Memahami apa yang diteliti, maka upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari
pustaka-pustakalainnya.
Dengan hal ini, upaya penelitian yang dilakukanpun dapat menjadi baik karena tidak hanya berdasarkan pemikiran sendiri selaku peneliti melainkan pemikiran-pemikiran dan pendapat dari para ahli atau penulis
(50)
lainnya.Sehingga bisa dibandingkan serta referensi yang dapat memberikan arah kepada peneliti.
Studi pustaka dapat juga dilakukan dengan melakukan penelusuran data-data secara online. Penelusuran data online didefinisikan oleh Burhan Bungin sebagai berikut:
“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis”. (Bungin, 2008 : 148)
Berdasarkan pengertian tersebut, maka peneliti dalam melakukan penelitian tentang pola komunikasi mahasiswa asal Sumatera dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menggunakan berbagai fasilitas online untuk mendapatkan berbagai data yang dapat mendukung penelitian ini. Beberapa media online yang digunakan dalam peneitian ini adalah diantaranya google, yahoo, dan blog.
3.2.2.2 Studi Lapangan 1. Wawancara Mendalam
Dalam penelitian perlu adanya data-data yang relevan untuk dijadikan sebagai penunjang dalam penelitian yang berlangsung, dengan salah satunya adalah melalui wawancara.Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
(51)
tertentu.Wawancara secara garis besar terdiri dari 2 bagian, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur disebut juga secara wawancara secara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open ended interview) wawancara etnografis. Sementara wawancara
terstuktur adalah wawancara secara baku (standardized interview) yang
susunan pertanyaanya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihanpilihan jawaban yang sudah disediakan.(Mulyana, 2010:180)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong 2007:186).
Maka, dalam hal ini penelitipun mengumpulkan data-sata dengan salah satu caranya melalui wawancara untuk mendapatkan informasi yang benar-benar relevan dari narasumber terkait, dengan itu mengetahui kebenaran dan menjadikan keyakinan bagi peneliti.
2. bservasi Non Partisipan
Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang nyata dan jelas mengenai kegiatan yang akan diteliti. Bungin (2007:115)
mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur dan observasi kelompok tidak terstruktur.
(52)
a. bservasi partisipasi (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. •bservasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
c. bservasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak berstruktur. Dimana dalam mengumpulkan data, peneliti mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati objek penelitian.
Pada studi lapangan dalam penelitian ini dilakukan salah satunya melalui observasi dengan melihat dan mengamati individu-individu atau kelompok yang menjadi informan pada penelitian ini, diantaranya melihat dan mengamati
komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa asal Sumatera Utara yang melakukan studi di UNIKM dengan lingkungannya.
3. Dokumentasi
Memuat data-data pada penelitian sebagai upaya untuk menafsirkan segala hal yang ditemukan di lapangan, perlu adanya
(53)
dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia, biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
3.2.3 Subjek dan Informan Penelitian 3.2.3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian.Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendatang yang berasal dari provinsi Sumatera Utara Suku Batak Karo yang melakukan studi di UNIKM. Alasan pemilihan subjek tersebut karena mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo merupakan salah satu mahasiswa pendatang yang memiliki persentase terbesar yang melakukan studi di UNIKM dan budaya dan adat istiadat daerah yang berada di pulau Sumatera tentunya memiliki perbedaan yang besar, dan hal itu akan menjadi suatu tantangan bagi mahasiswa pendatang untuk dapat beradaptasi dengan pola komunikasi yang mereka bentuk dengan lingkungan kampusnya.
3.2.3.2 Informan Penelitian
Pemilihan informan-informan pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mulamula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61). Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang
(54)
menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
Diantara informan tersebut bahwa, Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Menurut AM Huberman & MB Miles dalam Bungin mengemukakan bahwa informan juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap data penelitian dalam ruang cross checkdata. (Bungin, 2001)
Adapun informan utama penelitian ini adalah beberapa Mahasiswa Asal Sumatera Utara yang melakukan Studi di UNIKM.sebagaimana bisa dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Daftar Informan Penelitian
No Nama Mahasiswa Angkatan Prodi Fakultas
1 Sarah Kartika Putri 2010 Ilmu Komunikasi Sospol 2 Sandro Echodiva
Boromeus Ginting 2012 Teknik Sipil Teknik dan Ilmu Komputer 5 Frido Lamindo
Sinilingga 2011 Ilmu Hukum Hukum
(55)
3.2.3.3 Informan Pendukung
Untuk memperjelas dan memperkuat data yang lebih baik dalam informasi yang diperoleh. Maka diperlukannya informan pendukung yang dijadikan sebagai penjelas. Informan pendukung yaitu orang-orang yang memiliki kedekatan mendalam dengan informan, seperti. Sehingga dapat memberikan informasi yang akurat mengenai informan, dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang di anggap kurang dan sekiranya dibutuhkan, adapun informan kunci dan informan pendukung sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Informan Pendukung
No Nama Mahasiswa Angkatan Prodi/Fakultas Keterangan
1 Muhamad Nazarudin
2010 Ilmu
Komunikasi/Sospol Sahabat dari Sarah
umber: Peneliti, 2014 3.2.4 Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini analisis data dilakukan secara deskrptif kualitatif. Analisis data dilakukan yaitu dengan mengatur secara sistematis pedoman wawancara, data
(56)
kepustakaan, kemudian memformulasikan secara deskriptif, selanjutnya melakukan proses data dengan tahapan reduksi data, menyaji data, dan menyimpulkan data.
“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain”. ( Moleong, 2005 : 248)
Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum), seperti dikemukakan Faisal (dalam Bungin, 2003: 68-69):
Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari ”khusus ke umum”; bukan dari ”umum ke khusus”
sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan
pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier.
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data (Data olletion): Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.
2) Reduksi Data (Data reduction): Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokkan sesuai topik masalah.
(1)
mahasiswa sesama organisasi dan UKM, hubungan dengan lawan jenis dan hubungan yang lainnya. Di sisi lain perbedaan antar budaya tidak mutlak menyebabkan munculnya sebuah permasalahan bahkan mereka sesama mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo sendiri pun sering mengalami perselisihan dengan perbedaan suku juga yang ada di dalamnya, mengingat pada setiap suku memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda. Tetapi semua itu tentunya dapat diatasi seperti yang dikatakan di atas, dengan adanya sikap saling menghargai satu sama lain dengan perbedaan latar belakang yang berbeda, dan tanpa adanya stereotype mengenai suku atau ras terrtentu, karena pada dasarnya semua kembali pada kepribadian yang dimiliki setiap individu masing-masing. 3. Hambatan Komunikasi
Menilik dari hal-hal di atas mengenai proses komunikasi dan hubungan yang dilakukan oleh mahasiswa pendatang asal Sumatera Utara Suku Batak Karo, tentunya hambatan tak dapat dihindari ditemukan di dalamnya. Hambatan yang terjadi tersebut di antaranya hambatan semantik, hambatan mekanik, hambatan antropologis, dan hambatan psikologis.
Hambatan semantik tentunya menjadi hambatan dasar terutama bagi mereka ketika pertama kali beradaptasi dengan lingkungan baru di kampus UNIKOM, karena mengingat semantik berkaitan dengan hambatan bahasa yang digunakan. Pada umumnya sebagian orang di lingkungan kampus menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari walaupun itu hanya bagi mahasiswa yang berlatarbelakang budaya Sunda pula tapi tak menutup kemungkinan mahasiswa pendatang yang berasal dari daerah lain pun dengan berjalannya waktu dan adaptasi yang dilakukan mulai menggunakan bahasa Sunda termasuk mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang telah lama beradaptasi jadi ikut
(2)
berbahasa Sunda dalam kesehariannya walaupun tak da[ay dihindari bahwa aksen daerah atau logat yang tetap melekat. Hal itu membuat orang lain di lingkungannya merasa aneh dengan pesan yang mereka sampaikan dengan bahasa Sunda tersebut.
Berbeda bila dilihat pada mahasiswa pendatang asal Sumatera Utara Suku Batak Karo yang terhitung sebagai mahasiswa baru atau dapat dikatakan masih dalam proses adaptasi mungkin hambatan semantik ini akan amat terasa. .
Dalam hal hambatan mekanik atau mengenai hambatan fisik dan saluran media seperti kebisingan menjadi sesuatu yang pasti dirasakan pada proses komunikasi pada umumnya. Karena dengan adanya kebisingan dan hambatan fisik lainnya tentu amat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi. Sedangkan hambatan mekanik bila dinilai dari saluran komunikasi atau media yang digunakan adalah pada fasilitas media online yang disediakan oleh kampus UNIKOM seperti kuliah online dan perwalian online yang digunakan dalam proses akademik. Mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo menilai bahwa terkadang karena feedback yang tertunda tersebut terjadinya kesalahpahaman antar mahasiswa dengan dosen. Disisi lain juga hambatan lainnya seperti sinyal dan jaringan pada media komunikasi handphone yang mereka gunakan ketika berinteraksi dengan orang-orang yang ada di lingkungan kampusnya.
Tetapi di sisi lain mahasiswa asal Sumatera Utara sering mengalami permasalahan dari dalam diri mereka sendiri, seperti rasa tidak percaya diri, kaku dalam berinteraksi dengan orang baru dengan latar belakang yang berbeda dengan mereka dan lain sebagainya. Tentunya itu semua berkaitan dengan hambatan psikologis.
(3)
Untuk hambatan dalam hal antropologis tak dapat dihindari bahwa semua informan yang merupakan seorang perantau dari provinsi Sumatera Utara Suku Batak Karo, akan mengalami hambatan dalam hal kebudayaan, mulai dari banyak hal seperti kebiasaan, adat istiadat, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Hal itu terjadi dilatarbelakangi oleh perbedaan latar belakang yang berbeda. Bagaimana mereka diasuh dengan kebudayaan mereka sendiri di tempat asalnya Sumatera Utara Suku Batak Karo, bertemu dengan kebudayaan baru yang ada di kota Bandung dan kebudayaan-kebudayaan yang lain dari latar belakang setiap mahasiswa pendatang yang lain. Selain itu pula faktor kepribadian yang dimiliki dari setiap individu mempengaruhi proses komunikasi dan hambatan komunkasi,yang pada akhirnya berpengaruh pula pada hubungan yang dijalin oleh mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo itu sendiri.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada ____________. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
GrapindoPersada.
____________. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindoPersada
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta. Renika Cipta Effendy, UchjanaOnong. 2004. IlmuKomunikasiTeoridanPrkatek. Bandung:
PT. RemajaRosdakarya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmukomunikasi: Teori&Praktek. Yogyakarta: GrahaIlmu
Liliweri, Alo. 2003.Dasar-dasarKomunikasiAntarbudaya. Yogyakarta: PustakaPelajar Offset.
___________, 2005. Prasangka dan Konflik, Yogyakarta. PustakaPelajar Offset.v
___________, 2011. KomunikasiSerba Ada SerbaMakna. Bandung: KencanaPrenada Media Group
Littlejohn Stephen W, dan Foss Karen A. 2011. Teorikomunikasi (Theories of human communication).Jakarta: SalembaHumanika
Lexy J. Meleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya.
(5)
Matsden, William. 1966. History of Sumatra. Kuala Lumpur. Oxford University Press.
Miles, Robert. 1989. Racism. New York: Routledge.
Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Prinsip-prinsipDasar. Bandung: RemajaRosdaKarya
______________. 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya
______________danRakhmatJalaluddin. 2005, Komunikasi Antar budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia & KITLV
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
PENELITIAN TERDAHULU
Kezia Sekeon. 2011. Komunikasi Antar Budaya Pada Mahasiswa FISIP UNSRAT.
Bryan Hilton. 2007. Akulturasi Mahasiswa Pendatang di Kota Bandung Pada Nilai-Nilai Budaya Sunda. UNIKOM
UfitApirnayanti. 2013. Pola Komunikasi Wanita Karir Single Parent Dengan Anaknya Di Kota Bandung. UNIKOM
INTERNET:
1. http://news.detik.com (Diakses pada tanggal, 21 Februari 2014 pukul 19:35 )
2. http://unikom.ac.id (Diakses pada tanggal, 8 Februari 2014 pukul 15:53)
(6)
4. http://itha911.wordpress.com (Diakses pada tanggal 12 mei 2014 Pukul 21:02)
5. http://tsantsantsan.wordpress.com (Diakses tanggal 24 April 2014 Pukul
19:43 )
6. http://s2tpfkipunila.blogspot.com (Diakses pada tanggal 25 April 2014 pukul
19:34)
7. http://moiindi.blogspot.com (Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul
17:56)
8. http://sophyagea.blogspot.com (Diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul
11:55)
9. http://limang-tiban.blogspot.com (Diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul