Perancangan Business Process Improvement Untuk Layanan Kepegawaian Menggunakan Domain Service Design Dalam Framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 (Studi Pada Bank XYZ)

  Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 811-820 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Perancangan Business Process Improvement Untuk Layanan Kepegawaian

Menggunakan Domain Service Design Dalam Framework Information

Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 (Studi Pada Bank XYZ)

  1

  2

  3 Citra Hemas Jati Inayu , Yusi Tyroni , Nanang Yudisetiawan

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

  

  

  

  

Abstrak

  Bank XYZ merupakan perusahaan perbankan yang memiliki kantor pusat di Kota Jakarta. Proses bisnis layanan kepegawaian untuk cuti, lembur, dan update data pegawai pada Bank XYZ masih mengandalkan paper based, sehingga bagian unit HC area (Human Capital) harus menginputkan secara manual data rekap kedalam SAP (Sistem Administrasi Pegawai). Pegawai unit HC area akan sangat rentan untuk melakukan kesalahan input yang dapat berakibat fatal bagi perhitungan gaji pegawai. Penerapan paper based pada sebagian aktivitas cuti, lembur, dan update data juga menyebabkan proses berjalan kurang efisien dan efektif sehingga waktu proses menjadi lebih lama. Metode yang digunakan dalam melakukan perbaikan proses bisnis mengacu pada framework ITIL v3 domain service design. Hasil perbaikan proses bisnis layanan kepegawaian Bank XYZ untuk cuti yaitu percepatan waktu rata- rata sebesar 58.11 menit karena hilangnya aktivitas PIC (Person in Charge) dalam meminta dan menyampaikan formulir izin cuti, serta pemerataan pemanfaatan pada atasan, pegawai, dan HC area karena hilangnya peran PIC dan kurir. Pada proses bisnis lembur pegawai, percepatan waktu rata-rata sebesar 370.98 menit karena hilangnya peran PIC dalam melakukan perekapan secara manual, serta pemerataan pemanfaatan pada atasan, pegawai, dan HC area karena hilangnya peran PIC dan kurir. Pada proses bisnis update data pegawai terdapat percepatan sebesar 22.6 menit karena hilangnya aktivitas memberikan formulir serta input data pegawai, serta terdapat perubahan persentase pemanfaatan resource karena berkurangnya aktivitas HC area.

  Kata kunci: proses bisnis , process business improvement, metode ITIL V3, domain service design.

  

Abstract

  

XYZ Bank is a banking company with head office in Jakarta. The employment service business process

for leave, overtime, and update of employee data at Bank XYZ still rely on paper based, so that the HC

area unit (Human Capital) must manually input recap data into SAP (Employee Administration System).

HC area unit employees will be particularly vulnerable to input errors that can be fatal for employee

salary calculations. The implementation of paper based on some activities of leave, overtime, and data

update also cause the process runs less efficient and effective so that the processing time becomes

longer. The method used in doing business process improvement refers to the framework of ITIL v3

domain service design. The result of the business process improvement of XYZ staffing service business

for leave is an average time acceleration of 58.11 minutes due to loss of PIC (Person in Charge) activity

in requesting and submitting the leave leave form, as well as equalization of utilization to superiors,

employees and HC area due to loss of role PIC and courier. In the employee overtime business process,

the average acceleration time of 370.98 minutes due to loss of PIC's role in manual recording, as well

as equitable distribution of employers, officers, and HC areas due to loss of PIC and messenger role. In

the business process update employee data there is an acceleration of 22.6 minutes due to loss of activity

provide the form and input employee data, and there is a change in resource utilization percentage due

to reduced HC area activity.

  Keywords: business process, business improvement process, ITIL V3 method, domain service design.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

811

1. PENDAHULUAN

  XYZ sudah ditetapkan dan terdefinisi dengan jelas serta memiliki nilai bagi pengguna. Fokus perhatian saat ini yaitu perlu dilakukan perbaikan pada layanan cuti, lembur, dan update data pegawai, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat mendesain layanan yang tepat. Domain service

  kegiatan berjalan lebih efisien dan efektif sehingga perusahaan dapat mengurangi kesalahan yang ada, memperpendek waktu tunggu, meminimasi sumber daya, serta memberi kemudahan bagi pengguna layanan.

  Business process improvement dilakukan

  dengan menggunakan metode ITIL (Information Technology Infrastructure Library) versi 3. ITIL versi 3 merupakan metode yang berguna dalam meningkatkan kepuasan pengguna atau konsumen akan layanan TI. Metode ITIL versi 3 cocok digunakan pada penelitian ini karena proses bisnis yang akan diteliti merupakan bagian dari layanan kepegawaian Bank XYZ. Kepuasan pelanggan yaitu pegawai menjadi sangat bergantung pada kelancaran aktivitas- aktivitas yang ada dalam proses bisnis tersebut.

  Pada penelitian ini tahap ITIL yang digunakan yaitu service design. Pemilihan

  service design karena layanan kepegawaian cuti,

  lembur, dan update data pegawai pada Bank

  masih menerapkan paper based. Saat ini, arsip cetak disimpan di dosir pegawai yang dikelola oleh unit HC Area Bank XYZ. Dosir pegawai merupakan map data pegawai yang menyimpan data pegawai sejak awal masuk hingga keluar. Dokumen berbentuk softcopy akan disimpan di pusat arsip yang berada di kantor pusat. Tidak semua dokumen membutuhkan arsip cetak, sehingga aktivitas

  improvement pada proses cuti, lembur, dan update data dilakukan dengan harapan alur

  update data pegawai yang sebagian prosesnya

  XYZ yang menjadi perhatian dalam penelitian ini antara lain, cuti dan lembur pegawai, serta

  Terdapat beberapa aktivitas pada Bank

  kaitannya dengan peningkatan proses bisnis perusahaan. Persaingan bisnis salah satunya bisa dimenangkan oleh perusahaan dengan cara mengoptimalkan proses bisnisnya. Penulis tertarik untuk mengamati proses bisnis yang ada pada Bank XYZ.

  paperless office ataupun lesspaper office erat

  perubahan dari paper based office menjadi

  paperless dan atau lesspaper world. Melakukan

  Kemajuan teknologi di era sekarang ini semakin berkembang pesat. Manusia tidak terlepas dari penggunaan teknologi hampir di segala aspek kehidupan. Era digital juga membawa manusia memasuki babak baru yaitu

  • – aktivitas yang terdapat pada proses cuti, lembur, dan update data pegawai pada Bank XYZ dapat ditinjau kembali untuk dapat mengurangi permasalah ada.

  improvement

  Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan dan jurnal terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, business process

  AS400)” dilakukan pengukuran terhadap tingkat kesiapan service design pada aplikasi AS400 dan rekomendasi untuk melakukan evaluasi terhadap service design pada aplikasi AS400.

  ITIL untuk membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk menyelaraskan TI dengan kebutuhan bisnis, serta meningkatkan kualitas layanan pada ANA airports Portugal. Pada jurnal dengan judul “Evaluasi Tingkat Kesiapan Service design menggunakan IT Infrastructure Library (ITIL) Versi 3 pada PT Fajar Mas Murni Bekasi (Studi kasus: Aplikasi

  menggunakan

  “Business Process Improvement on Maintanance Management: a Case Study”

  Penelitian sebelumnya dengan judul

  design

  berguna dalam mendesain dan membangun layanan TI yang sesuai, untuk meningkatkan kepuasan pengguna akan layanan sehingga dapat mendukung perbaikan proses bisnis.

  2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

  2.1. Proses Bisnis

  Proses bisnis merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam menjalankan bisnisnya. Proses bisnis mencakup inisiasi masukan (input), pengolahan input menjadi output (proses), dan menghasilkan keluaran (output). Output yang dihasilkan mempunyai dampak yang baik bagi konsumen maupun bagi organisasi. (Harmon, 2007).

  2.2 Proses Bisnis Modelling (BPM)

  BPM (Proses Bisnis Modelling) atau pemodelan proses bisnis secara istilah 'bisnis' dapat dihubungkan dengan organisasi. Ada dua

  dengan framework ITIL v3 menggunakan domain service design dipilih sebagai metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Pada penelitian ini business process

  Penelitian pada penelitian ini merupakan jenis penelitian non-implementatif. Penelitian dilakukan pada unit Area Bank XYZ mulai bulan Januari 2017. Dalam melakukan pengumpulan data dilakukan teknik wawancara dan kuesioner, kuesioner dibagikan kepada 13 orang responden dari 16 orang populasi berdasarkan rumus slovin dengan toleransi eror 10%. Empat orang diantaranya dipilih berdasarkan teknik purposive sampling Terdapat langkah-langkah atau tahapan untuk menyelesaikan proyek penelitian ini. Alur penelitian jelasnya dapat dilihat pada flowchart berorientasi pada bisnis dan pelanggan.

  3.51

  5. Information Security management.

  6. Service Catalogue management.

  7. Supplier management.

  2.6 Maturity Level

  IT Maturity Model merupakan model yang

  digunakan untuk mengukur tingkat kematangan pengelolaan teknologi informasi dalam suatu organisasi. IT Maturity Model terdiri dari lima tingkat kematangan pengelolaan IT, meliputi : tingkat 0 (non-existent), tingkat 1 (initial), tingkat 2 (repeateable), tingkat 3 (defined), tingkat 4 (managed) dan tingkat 5 (optimised). Semakin tinggi maturity level akan semakin baik proses pengelolaan teknologi informasi, yang secara tidak langsung bermakna semakin reliable dukungan teknologi informasi dalam proses pencapaian tujuan organisasi (Limited, 2013).

  Tabel 1 Skala pembulatan maturity level Skala pembulatan Tingkat model maturity 4.51 -5.00

  5

  4

  3. Availability management.

  2.31

  3

  1.31

  2

  0.51

  1

  0.00

  3. METODOLOGI

  4. IT Service Continuity management.

  2. Capacity management.

  ITIL v3 pada domain service design . Peningkatan dilakukan dengan terlebih dahulu memodelkan proses bisnis as-is pada aktivitas cuti, lembur, dan update data. Kemudian membuat proses bisnis to-be berdasarkan dari hasil analisa dengan framework ITIL v3 domain

  Service Level Management.

  jenis Model Proses Bisnis yang utama menurut Alan Chapman, yaitu (Chapman, 2017): 1.

  Model dasar 'as-is', yang menggambarkan situasi saat ini.

  2. Model 'to-be', yaitu model proses bisnis baru yang memiliki tujuan dan harapan kedepan yang difungsikan untuk menganalisis, menguji, menerapkan dan meningkatkan proses.

  2.3 Business Process Improvement (BPI) Business Process Improvement atau

  perbaikan proses bisnis dicapai dengan memeriksa dan memahami mengapa, apa, serta bagaimana proses dan interaksi antara orang- orang, proses, dan teknologi (Attong & Metz, 2013). Pada penelitiain ini, perbaikan proses bisnis didasarkan atas pedoman dari framework

  IT Service Management) yang paling banyak

  ITIL (Information Technology Infrastucture Library) adalah framework ITSM

  2.4 Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

  service design untuk mengetahui proses apa saja yang perlu ditingkatkan.

  • – dioptimalisasi (optimized)
  • – diatur (managed)

  digunakan di dunia saat ini. ITIL berfungsi untuk memberikan arahan kepada organisasi untuk memanfaatkan TI sebagai alat dalam mendorong pembangunan, perubahan bisnis, serta transformasi.

  • – 4.50

  • – 3.50
  • – ditetapkan (defined)

  • – 2.50
  • – dapat diulang (repeatable)

  ITIL bertujuan dalam meningkatkan efisiensi dan mencapai tujuan peningkatan layanan. (OpenCampus, n.d.).

  • – 1.50
  • – inisialisasi (initial)

  • – 0.50 – tidak ada (nun-existent)

  Gambar 1 Service lifecyle Sumber : Bernard (2011)

  2.5 Service Design Service design merupakan tahap merancang

  dan mengembangkan layanan TI. Layanan TI yang dimaksud termasuk arsitektur, sistem, proses, ukuran dan metric, alat untuk ITSM, serta kebijakan dan dokumen yang berguna untuk memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan masa depan (Bernard, 2011). Proses-proses dalam service design ada tujuh, antara lain (UCISA, n.d.) : 1.

  berikut.

  Tersedia layanan TI dalam mengelola SMaP urusan kepegawaian untuk proses cuti, 7 07 lembur, dan update data pegawai yang hemat biaya dan aman. Tersedia layanan IT dalam mengelola urusan kepegawaian untuk proses cuti,

  SMaP 8 lembur, dan update data pegawai yang 08 fleksibel dan memenuhi tuntutan peningkatan bisnis. Adanya pemahaman mengenai layanan SMaP kepegawaian untuk proses cuti, lembur,

  9 09 dan update data pegawai yang disediakan.

  4.3.1 Hasil Maturity Level Service Management as a practice

  Tabel 3 Maturity level service management as a practice

  Mat Bobot Nilai Mat urit

  Tota urity y l level No leve

  Kod Resp Resp

  1

  2

  3

  4

  5 l e on onde

  Cur n rent

  SMa

  1

  2

  7

  4

  13

  3.15

  4 P01 SMa

  2

  1

  4

  8

  13

  3.53

  4 P02

  Gambar 2 Metodologi penelitian

  SMa

  3

  8

  5

  13

  3.38

  4 P03 SMa 4.

   PERANCANGAN

  4

  3

  5

  5

  13

  3.15

  4 P04 SMa

  5

  6

  7

  13

  3.53

  4

  P05 SMa

4.3 Hasil dan Analisa Maturity level

  6

  2

  7

  4

  13

  3.15

  4 Tabel 2 Pertanyaan service management as a P06

  SMa

  1

  practice

  7

  3

  13

  3.23

  4 P07

  SMa

  8

  5

  4

  4

  13

  2.92

  3 No Kode Service Management as a Practice P08

  SMa

  1 Terdapat manajemen layanan

  9

  1

  13

  3.92

  4 P09

  2

  kepegawaian untuk proses cuti, lembur, Scor

  1

  5

  5 SMaP 117

  3.33

  3.88

  dan update data pegawai yang

  1 e

  3

  2

  2

  01 terdefinisi dengan jelas.

  Tersedia layanan TI dalam mengelola

  Pada tabel 3 diketahui nilai maturity level

  urusan kepegawaian untuk proses cuti, lembur, dan update data pegawai yang SMaP responden tertinggi yaitu 3.92 pada pertanyaan

  2 dikelola dan dioperasikan untuk tingkat

  02

  nomor 9. Tingginya nilai tersebut karena sudah

  risiko yang rendah

  terdapat aturan atau SOP yang jelas mengenai

  Ada suatu hasil yang diberikan kepada

  layanan kepegawaian dan terdapat perjanjian

  pengguna atau pemangku kepentingan SMaP

3 dari setiap proses yang terdapat pada kerja bersama yang disepakati oleh stakeholder

  03 layanan kepegawaian untuk proses cuti,

  terkait. Sedangkan nilai maturity level lembur, dan update data pegawai. responden terendah terdapat pada pertanyaan

  Adanya keaktifan dalam mengelola

  nomor 8. Nilai tersebut merupakan yang paling

  desain layanan baru ataupun perubahan SMaP

  rendah karena SAP saat ini hanya dapat diakses

  4 layanan pada layanan kepegawaian

  04 untuk proses cuti, lembur, dan update

  oleh HC area, sehingga menyebabkan waktu data pegawai. proses menjadi lebih lama karena sebagian

  Adanya keaktifan dalam mengelola aktivitas masih berjalan manual. desain portofolio layanan, termasuk SMaP

  5 layanan katalog pada layanan

  Hasil rata-rata maturity level responden

  05 kepegawaian untuk proses cuti, lembur,

  yang didapat dari kuesioner pada sub-domain dan update data pegawai.

  service management as a practice yaitu 3.33, Tersedia layanan TI dalam mengelola SMaP

  

6 urusan kepegawaian untuk proses cuti, yang berada pada level 3 atau define. Pengguna

  06 lembur, dan update data pegawai yang

  menganggap bahwa penggunaan TI belum dapat diaplikasikan untuk proses cuti, lembur, dan

  update data yang masih berjalan manual tersebut.

  4

  Tabel 5 Gap service management as a practice No Kode Maturity level Current Gap

  1 SMaP01

  4

  2 SMaP02

  4

  3 SMaP03

  4

  4 SMaP04

  4

  5 SMaP05

  4

  6 SMaP06

  7 SMaP07

  Rendahnya nilai pada poin pertanyaan 8 karena program SAP sudah fleksibel (dapat dirubah maupun ditambahan namun belum memenuhi tuntutan peningkatan bisnis karena fungsinya masih terbatas untuk melakukan perekapan, pencatatan, dan monitoring cuti lembur, dan update data pegawai.

  4

  8 SMaP08

  3

  1

  9 SmaP09

  4 Score

  3.88 Nilai rata-rata maturity level Service Management as a Practice pada saat ini (current) yaitu 3.88 yang berada pada level 4.

  Untuk memperoleh nilai maturity level yang diharapkan, solusi yang harus diterapkan yaitu dengan meningkatkan sistem SAP yang sudah ada untuk fungsi cuti, lembur dan update data pegawai agar memenuhi tuntutan peningkatan bisnis. Peningkatan bisnis dapat dilakukan dengan perbaikan proses bisnis yang ada pada aktivitas cuti, lembur, dan update data pegawai.

  5. HASIL DAN PEMBAHASAN

  5.1 Simulasi Proses Bisnis As-Is

  Simulasi ini digunakan untuk mengetahui apakah proses bisnis yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan harapan yang ingin dicapai perusahaan atau masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

  5.1.1 Proses Bisnis Cuti Pegawai Tabel 6 Hasil simulasi proses bisnis as-is cuti pegawai

  4.3.2 Analisa Maturity Level Service Management as a Practice

  4 Program SAP memiliki sistem keamanan berlapis dan terus diawasi dan dikelola oleh unit IT security dan IT operation.

  Setelah dilakukan wawancara untuk mencocokkan nilai maturity level menurut responden dengan fakta di lapangan, ternyata ada perbedaan hasil. Rata-rata maturity level

  3

  current bernilai 3.88 yang berada pada level 4

  (manage). Peningkatan yang cukup signifikan itu karena perusahaan sebenarnya sudah mempersiapkan layanan TI untuk mendukung proses-proses yang berjalan kurang efektif dan butuh perbaikan tersebut, namun belum ada tindak lanjut untuk dapat mengaplikasikannya. Untuk lebih jelasnya pada tabel 4 berikut deskripsi proses-proses yang ada di perusahaan saat ini untuk setiap poin pertanyaan terdapat :

  Tabel 4 Maturity level current service management as a practice

  Kod e Maturit y level

  Current Deskripsi proses

  SM aP0

  1

  4 Terdapat unit Human Capital yang mengelola kepegawaian dan sudah terdapat aplikasi untuk kepegawaian dengan nama SAP (Sistem Administrasi Pegawai) yang di dalamnya juga mencakup proses pencatatan, perekapan, dan monitoring cuti, lembur, dan update data pegawai.

  SM aP0

  2

  4 Pegawai sudah mengetahui kemana mereka harus bertanya jika terdapat hal-hal terkait layanan kepegawaiaan, termasuk proses cuti, lembur, dan update data (ke unit Human Capital).

  SM aP0

  4 Ada output atau laporan yang bisa disampaikan kepada atasan. SM aP0

  9

  4

  4 Terdapat unit pengembangan TI di kantor pusat yang secara intensif mengelola desain untuk layanan baru atau perubahan layanan.

  SM aP0

  5

  4 Terdapat unit pengembangan TI di kantor pusat yang secara intensif mengelola desain portofolio dan layanan katalog.

  SM aP0

  6

  4 Sudah ada sistem SAP dan dikelola oleh unit TI pengembangan. SM aP0

  7

  4 Sudah ada sistem SAP dan dikelola oleh unit TI pengembangan. SM aP0

  8

  3 Program SAP sudah fleksibel (dapat dirubah maupun ditambahan) namun belum memenuhi tuntutan peningkatan bisnis karena fungsinya masih terbatas untuk melakukan perekapan, pencatatan, dan monitoring cuti lembur, dan update data pegawai.

  Sm aP0

  Name Type Instan ces Instance s started Min. time (m) Max . Avg. time (m) Total time (m)

  compl eted time (m)

  21

  3

  5

  5

  5

  15 Melakukan perekapan data cuti pegawai Task

  21

  5

  5 5 105 Revisi data cuti pegawai Task

  5 5 105 Menyampai kan pesan cuti dibatalkan via email/telep on Task

  3

  3

  2

  2

  2

  6 Meminta formulir surat izin cuti via telepon/ema il Task

  3

  5

  40

  5

  3

  3

  3

  3 Menandata ngani surat izin cuti Task

  21

  21

  5 5 105 Menerima surat izin cuti Task

  21

  21

  21

  1

  1

  1

  21 Menerbitka n surat izin cuti Task

  21

  40

  2

  1

  ini dihilangka n

  5.2 Analisa Fit/Gap Table 8 Analisis fit/gap cuti pegawai

  No Kriteri a Kondisi Saat ini Degre e of

  Fit Teknik Perbaikan Usulan Perbaika n

  1 Cuti Pegawa i

  Pegawai Meminta formulir surat izin cuti ke PIC G

  Eliminate Aktivitas

  2 PIC meminta formulir surat izin cuti via telepon/e mail ke HC Area

  Tabel 7 Hasil simulasi resource proses bisnis as-is cuti pegawai Resource Utilization Atasan 23.41% Pegawai 23.48% PIC 97.77% HC Area 12.75% Kurir 89.07%

  G

  Eliminate Aktivitas

  ini dihilangka n

  3 HC Area memberi formulir surat izin cuti via

  G

  Eliminate

  Aktivitas ini dihilangka n

  Simulasi resource menjelaskan besarnya jumlah pemanfaatan resource, jumlah tersebut menunjukkan waktu resource sedang sibuk dalam bentuk persentase. Pada Tabel 7 diketahui bahwa pemanfaatan PIC (Person in Charge) adalah yang paling besar yaitu 97.77%, kemudian kurir sebesar 89.07%, kemudian pegawai sebesar 23.48%, atasan 23.41%, dan jumlah pemanfaatan paling kecil yaitu HC area sebesar 12.75%. PIC dan kurir memiliki persentase pemanfaatan yang cukup besar. Besarnya pemanfaatan tersebut menyebabkan adanya antrian, sehingga instance harus menunggu sampai PIC atau kurir tersedia kembali.

  dengan benar berdasarkan probabilitas yang ditentukan. Waktu minimal proses bisnis as-is cuti pegawai secara keseluruhan adalah 22 menit, waktu maksimal sebesar 116 menit, dengan waktu rata-rata 67.78 menit. Dari uraian tersebut didapatkan total waktu sebesar 2711 menit.

  2

  6 Membuat surat pembatalan cuti via email Task

  2

  80 Menyetujui pembatalan cuti pegawai Task

  3

  3

  2

  2

  2

  3

  instance diawal, artinya setiap aktivitas dilewati

  3

  3

  3

  3

  pegawai yang terdapat pada tabel

  6 menampilkan jumlah instance yang selesai yaitu

  40. Jumlah tersebut sama dengan jumlah

  1

  2 Menyampai kan pesan cuti ditolak Task

  PT. XYZ Process

  1

  40

  40

  3

  3 3 120 Meneruska n formulir surat izin cuti via email Task

  40

  40

  1

  2

  1

  40 Mencetak formulir surat izin cuti Task

  40

  40

  3

  3 3 120 Mengisi formulir surat izin cuti Task

  40

  80 Memberi formulir surat izin cuti via email Task

  2

  2

  22 ExclusiveG ateway Gateway

  40

  40 22 116 67.775 2711 NoneStart

  Start event

  40 ExclusiveG ateway Gateway

  40

  40 ExclusiveG ateway Gateway

  22

  21

  2

  21 NoneEnd End event

  18 NoneEnd End event

  3 NoneEnd End event

  18 NoneEnd End event

  1 Meminta formulir surat izin cuti Task

  40

  40

  40

  2

  2

  10 10 220 Menyerahk an formulir surat izin cuti Task

  2

  2

  2 Mencocokk an formulir dengan data cuti pegawai Task

  22

  22

  10

  22

  1

  22

  60

  60 60 1320 Memberi pesan cuti ditolak via telepon/ema il Task

  1

  1

  2

  2

  2

  1

  2

  2

  80 Memberi persetujuan izin cuti Task

  40

  40

  5

  5 5 200 Memberi pesan cuti ditolak Task

  18

  18

  2

  36 Menerima pesan cuti ditolak Task

  2

  36 Menerima pesan cuti ditolak Task

  18

  18

  2

  2

  2

9 Simulasi proses bisnis as-is untuk cuti

  Simplify Aktivitas

  Automate Aktivitas

  P

  18 Pegawai menerim a surat izin cuti

  menandat angani dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai) dengan melakuka n approval

  Simplify Aktivitas

  P

  17 Atasan menandat angani surat izin cuti

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  P

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  16 Pegawai menerim a pesan cuti ditolak oleh HC Area

  ini dihilangka n

  Eliminate Aktivitas

  G

  15 PIC menyam paikan pesan cuti ditolak ke pegawai

  Administr asi Pegawai)

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem via telepon/e mail

  Automate Aktivitas

  19 Pegawai membuat surat pembatal an cuti via email

  • - Tidak

  Eliminate Aktivitas

  Simplify Aktivitas

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  20 Atasan menyetuj ui pembatal an cuti pegawai

  P

  Simplify Aktivitas

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  ini dihilangka n

  P

  • - Tidak

  21 PIC menyam paikan pesan cuti dibatalka n via email/tele pon ke HC Area

  • - Tidak

  22 HC Area merevisi data cuti pegawai

  F

  terdapat perubahan pada aktivitas ini

  Hasil Persentase Fit = (Jumlah Fit / Jumlah

  Requirement ) * 100

  G

  14 HC Area memberi pesan cuti ditolak ke PIC

  P

  ini dihilangka n

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  Simplify Aktivitas

  7 Atasan memberi persetuju an izin cuti P

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  Simplify Aktivitas

  6 Pegawai mengisi formulir surat izin cuti P

  Eliminate Aktivitas

  Simplify Aktivitas

  G

  5 Pegawai mencetak surat izin cuti

  ini dihilangka n

  Eliminate Aktivitas

  G

  4 PIC menerusk an formulir surat izin cuti via email ke pegawai

  email ke PIC

  8 Atasan memberi pesan cuti ditolak P

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  F

  Simplify Aktivitas

  P

  13 HC Area menerbit kan surat izin cuti

  terdapat perubahan pada aktivitas ini

  F

  12 HC Area melakuka n perekapa n data cuti pegawai

  terdapat perubahan pada aktivitas ini

  11 HC Area mencoco kkan formulir dengan data cuti pegawai

  9 Pegawai menerim a pesan cuti ditolak oleh atasan

  ini dihilangka n

  Eliminate Aktivitas

  G

  10 PIC menyerah kan formulir surat izin cuti ke HC Area

  ini dilakukan melalui SAP (Sistem Administr asi Pegawai)

  Automate Aktivitas

  P

  = (19/62) * 100 = 31 % Hasil Persentase Partial Fit = (Jumlah Partial Fit / Jumlah Requirement) * 100

  = (22/62) * 100 = 35 %

  11

  0.5

  0.5

  23

  23

  11.5 Menerima pesan cuti ditolak Task

  0.5

  0.5

  0.5

  23

  23

  5.5 Memberi pesan surat izin cuti ditolak Task

  0.5

  0.5

  0.5

  11

  11.5 Menerima surat izin cuti Task

  11 Memberi laporan cuti ditolak Task

  11

  3 Menerima pesan cuti ditolak Task

  0.5

  0.5

  0.5

  6

  6

  3 Memberi persetujuan penerbitan surat izin cuti Task

  0.5

  0.5

  0.5

  6

  6

  0.5

  6

  Hasil Persentase Gap = (Jumlah Gap / Jumlah

  1

  Tabel 10 Hasil simulasi resource proses bisnis to-be cuti pegawai Resource Utilization Pegawai 78.79% Atasan 76.05% HC Area 56.97%

  4.58 menit, waktu maksimal sebesar 26.17 menit, dengan waktu rata-rata 9.67 menit. Dari uraian tersebut didapatkan total waktu sebesar 406.92 menit. Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa proses bisnis to-be dapat mempercepat waktu minimal proses sebesar 17.42 menit, waktu maksimal sebesar 89.83 menit, waktu rata-rata sebesar 58.11 menit, dan total waktu sebesar 2304.08 menit. Beberapa aktvitas yang mempercepat waktu proses antara lain adanya otomatisasi pada aktivitas untuk mengisi rencana cuti serta penyampaian dan penerimaan informasi persetujuan dan penolakan izin cuti. Adanya otomatisasi juga menyebabkan hilangnya peran PIC sebagai perantara dalam meminta dan menyerahkan formulir izin cuti kepada HC area. Aktivitas tersebut merupakan yang paling banyak memangkas waktu proses.

  to-be cuti pegawai secara keseluruhan adalah

  5 Simulasi proses bisnis to-be untuk pegawai ajukan lembur atas keinginannya yang terdapat pada tabel 9 menampilkan jumlah instance yang selesai yaitu 40. Jumlah tersebut sama dengan jumlah instance diawal, artinya setiap aktivitas dilewati dengan benar berdasarkan probabilitas yang ditentukan. Waktu minimal proses bisnis

  5

  5

  5

  1

  1

  0.5 Revisi data cuti pegawai Task

  0.5

  0.5

  0.5

  1

  0.5 Menyetujui pembatalan cuti pegawai Task

  6

  3333 0.08333

  0.5

  0.5

  0.5

  3 Akses SAP halaman cuti Task

  1

  1 0.08333

  3333 0.08333

  0.5

  3333 0.08333

  3333 Membatalk an cuti Task

  1

  1

  0.5

  0.5

  30 Menerbitka n surat izin cuti Task

  5

  5

  5

  6

  6

  Requirement ) * 100

  = (21/62) * 100 = 34 %

  Dari hasil diatas diketahui bahwa aktivitas yang sudah berjalan baik sehingga tidak diperlukan adanya perbaikan sebesar 31%, kegiatan yang sudah berjalan baik namun masih perlu dilakukan perbaikan sebesar 35%, dan kegiatan yang berjalan kurang baik sebesar 31% sehingga masih perlu menjadi fokus perhatian.

5.3 Simulasi Proses Bisnis To-Be

  Simulasi ini juga berguna untuk mengukur sejauh apa perbaikan yang dilakukan perusahaan, apakah sudah sesuai dengan harapan yang ingin dicapai atau belum. Dengan dilakukannya simulasi terhadap proses bisnis to-

  be, maka dapat dilihat perbandingannya dengan proses bisnis as-is yang berjalan saat ini.

5.3.1 Proses Bisnis Cuti Pegawai

  0.5

  6667 InclusiveG ateway

  6

  23 ExclusiveG ateway Gate way

  40 NoneEnd End event

  40

  17 InclusiveG ateway Gate way

  17

  40 ExclusiveG ateway Gate way

  40

  40 ExclusiveG ateway Gate way

  40

  Gate way

  6667 406.916

  5 NoneEnd End event

  6667 9.67291

  3333 26.1666

  40 4.58333

  40

  PT. XYZ Proc ess

  Tabel 9 Hasil simulasi proses bisnis to-be cuti pegawai Name Type Instan ces compl eted Insta nces starte d Min. time (m) Max. time (m) Avg. time (m) Total time (m)

  0.5

  20 Mencocok kan dengan data cuti pegawai Task

  17

  17

  10

  10 10 170 Melakukan perekapan data cuti pegawai Task

  6 NoneEnd End event

  1 NoneStart Start event

  40

  40

  40

  80 Memberita hukan via WA/email Task

  2

  2

  2

  40

  40

  40 Memberi persetujuan izin cuti Task

  1

  1

  1

  40

  3333 Mengisi rencana cuti Task

  40 NoneEnd End event

  3333 3.33333

  3333 0.08333

  3333 0.08333

  40 0.08333

  40

  20 Akses SAP halaman cuti Task

  0.5

  0.5

  0.5

  40

  40

  11 Pegawai login sistem SAP Task

  0.5

  Proses bisnis usulan (to-be) update data pegawai dapat mempercepat waktu rata- rata sebesar 22.6 menit yang disebabkan hilangnya aktivitas yang dijalankan HC area seperti memberikan formulir pada pegawai dan melakukan penginputan data pegawai, serta mengurangi pemanfaatan resource pada pegawai dan HC area, serta meningkatkan pemanfaatan pusat dan kurir. Aktivitas yang paling berperan dalam perubahan persentase pemanfaatan yaitu berkurangnya aktivitas HC area sehingga aktivitas pegawai lebih banyak tertuju kepada pusat.

  b.

6. KESIMPULAN

  Berdasarkan analisis, hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada layanan kepegawaian untuk proses proses cuti, lembur, dan update data pegawai, dapat diambil kesimpulan:

  1. Berdasarkan hasil analisa maturity level, sub domain yang berada pada level 4 sudah memiliki kesiapan yang cukup untuk merancang layanan TI dalam rangka memenuhi kebutuhan bisnis. Sedangkan untuk sub-domain pada level 3 masih perlu dilakukan pengelolaan dan perbaikan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

  Simulasi resource menjelaskan besarnya jumlah pemanfaatan resource dalam bentuk persentase. Pada Tabel 10 diketahui bahwa pemanfaatan terbesar yaitu pegawai dengan persentase sebesar 78.79%, kemudian atasan sebesar 76.05%, kemudian yang terakhir HC area sebesar 56.97%. Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa peningkatan sebesar 52.64% terjadi pada atasan, peningkatan 78.79% terjadi pada pegawai, dan peningkatan sebesar 44.22% pada HC area. Sedangkan untuk peran PIC dan kurir dihilangkan pada proses bisnis to-be. Meningkatnya pemanfaatan resource pada atasan, pegawai, dan HC area disebabkan karena hilangnya peran kurir dan PIC pada jalannya proses bisnis cuti. Aktivitas dimaksimalkan pada ketiga resource tersebut dengan bantuan sistem.

  c.

  Proses bisnis usulan (to-be) lembur pegawai dapat mempercepat waktu rata- rata sebesar 370.98 menit yang disebabkan hilangnya peran PIC dalam melakukan perekapan secara manual, serta meningkatkan pemanfaatan pegawai, atasan, dan HC area yang disebabkan hilangnya peran PIC dan kurir.

DAFTAR PUSTAKA

  area yang disebabkan hilangnya peran PIC dan kurir.

  resource pada atasan, pegawai, dan HC

  Proses bisnis usulan (to-be) cuti pegawai dapat mempercepat waktu rata-rata sebesar 58.11 menit yang disebabkan hilangnya aktivitas PIC dalam meminta dan menyampaikan formulir izin cuti, selain itu meningkatkan pemanfaatan

  3. Simulasi proses bisnis as-is dan to-be menghasilkan perbandingan sebagai berikut: a.

  Attong, M. & Metz, T., 2013. COD : CHANGE

  OR DIE. [e-book] U.S: Taylor & Francis

  Group, LLC. Tersedia di: Google Books <http://booksgoogle.com> [1 Juni 2017]

  Bernard, P., 2011. Foundations of ITIL. [e- book] Van Haren Publishing. Tersedia di: Google Books <http://booksgoogle.com> [10 Mei 2017]

  Chapman, A., 2017. Businessballs. [Online] Available at: http://www.businessballs.com/business- process-modelling.htm [Accessed 3 march 2017].

  Harmon, P., 2007. Business Process Change.

  [e-book] USA: Morgan Kaufmann. Tersedia di: Google Books <http://booksgoogle.com> [2 Mei 2017] Limited, A., 2013. Axelos Global Best Practice.

  [Online] Available at: https://www.axelos.com/best-practice- solutions/itil/itil-maturity-model [Accessed 7 April 2017].

  OpenCampus, n.d. OpenCampus. [Online] Available at: https://www.greycampus.com/opencamp

  2. Berdasarkan hasil analisa maturity level diketahui bahwa masih terdapat gap positif (+) pada beberapa aktivitas. Oleh karena itu, beberapa aktivitas perlu ditingkatkan nilainya. Rekomendasi dibuat untuk dapat memenuhi kebutuhan aktivitas yang memiliki nilai dibawah rata

  • – rata maturity level current .
us/itil-foundation/what-is-itil [Accessed 4 June 2017]. UCISA, n.d. UCISA. [Online]

  Available at: https://www.ucisa.ac.uk [Accessed 7 May 2017].