Manajemen Waktu hakekat buku teks
"Manajemen Waktu"
One of the best lessons that anyone can learn in life is how to use time
wisely - William A. Irwin -
Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru
pengekang hidup?
Tuhan menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk
beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah? Apakah kita sering
merasa
kekurangan
waktu,
bahkan
seolah-olah
hidup
kita
begitu
dikendalikan oleh waktu?
Ketika jam weker berbunyi, kita harus segera bangun dan bersiap ke sekolah,
jika tidak, kita akan terlambat, padahal mata masih terasa berat dan tubuh
masih ingin menikmati kasur yang empuk. Kita harus bekerja keras untuk
menyelesaikan setumpuk tugas-tugas, karena deadline waktu yang tidak
boleh kita langgar. Kita harus menghafal banyak bahan pelajaran karena tiba
waktu untuk ulangan. Bahkan kita harus mulai kuliah, kerja, menikah,
pensiun, dan sebagainya, karena sudah tiba waktu untuk semua itu. Jadi
sebenarnya seberapa 'berkuasanya' waktu itu?
Waktu
dapat
menjadi
pengekang
hidup,
jika
kita
membiarkan
diri
dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu
mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya
sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita
yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.
1
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna?
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu
memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan
kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa,
sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita menggunakannya pada istilah
kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dari
usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu
itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita,
misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat,
saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat menjadi juara di
pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan bagaimana
kita menghadapinya? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu?
Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk
karakter diri kita.
Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa
kecil/sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu.
Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada
perbedaan besar antara orang yang hanya sekedar menjalani kronos dengan
orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya. Orang yang
mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai
kesempatan , bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna.
Kesempatan untuk mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang
memproses diri kita menjadi pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan
untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang bermakna...
Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk
mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi
kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan
di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru adalah
kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya
2
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda
mengubah kronos menjadi kairos?
Memanajemen waktu dengan tepat
Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu
itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita
alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya?
Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action
1. A goal (tujuan)
Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini? Mengapa kita ingin
mencapai tujuan itu? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap
orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani
hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia
menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya
sebuah rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu
direncanakan dengan baik. Jika anda belum menemukan tujuan hidup
anda, ambillah waktu untuk merenungkan hal itu. Bila perlu mintalah
bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah
awal yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal "Mengapa aku
tidak menata hidupku sejak muda" atau kita baru menyadari " Mengapa
hidupku jadi begini?" Tentu di saat itu semuanya sudah terlambat.
Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup (ini adalah tujuan
jangka panjang), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuantujuan
atau
target-target
jangka
pendek,
sebagai
langkah
untuk
mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini,
target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari
3
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan
sebagainya. Buatlah target yang realistis (sesuai kemampuan) dan
konkrit. Bila perlu tulislah pada kertas/buku catatan anda.
2. A plan (rencana)
" If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa
pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target
yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara untuk mencapai
tujuan itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah:
a. Mengatur aktivitas
Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini.
Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu
dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan
di waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu
untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall? Apakah ada kegiatan yang
lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan? Mungkin belajar bahasa
Inggris, jika ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer
sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang. Jadi kita
men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita
targetkan.
b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita
masih ingin melakukan banyak hal: kuliah, les bahasa Inggris, les
musik, olahraga, kumpul dengan teman-teman, ikut organisasi atau
4
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin
melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu
optimal, dan bisa jadi yang terpenting justru terabaikan.
Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi terlantar.
Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat
prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan,
namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting,
kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi
prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika
suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus
kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket
dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita
dahulukan, karena kita tahu persis yang mana yang harus kita
prioritaskan.
c. Membuat rencana yang realistis
Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu
membuat rencana yang realistis.
Misalkan: dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai
IP di atas 2,5, kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita
membuat jadwal belajar secara teratur, berapa jam sehari, kapan
waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara
realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.
d. Melaksanakan rencana secara fleksibel
5
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang
tidak terduga.
Misalkan: nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada
acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting
dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah waktu
pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana
karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan
di luar rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal
yang penting tetap dapat kita laksanakan.
e. Membuat agenda harian
Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk
memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua
orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat
hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di
pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu
dan bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan
semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika kita mampu
mendisiplinkan diri untuk menyelesaikan target-target harian.
3. Take action (bertindak)
Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan
rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal yang
harus kita waspadai:
a. Jika 'penyakit' malas menyerang
6
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
" Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan
sebagainya.
b. Kebiasaan menunda pekerjaan
"Besok masih ada waktu kok"; "Sebentar lagi ah"; "Ujiannya kan masih
minggu depan"
c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri
Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya
d. Tidak berani berkata "tidak"
'Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol
lewat telepon.
Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita
sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa
menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplinkan diri dengan
jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit,
namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah.
Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal
manajemen waktu.
There never has been, and cannot be, a good life without self control - Leo
Tolstoy -
Referensi:
Pauk, Walter. 1984. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin
Company.
7
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Tong, Stephen. 1996. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong
Evangelistic Ministries International.
8
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
One of the best lessons that anyone can learn in life is how to use time
wisely - William A. Irwin -
Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru
pengekang hidup?
Tuhan menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk
beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah? Apakah kita sering
merasa
kekurangan
waktu,
bahkan
seolah-olah
hidup
kita
begitu
dikendalikan oleh waktu?
Ketika jam weker berbunyi, kita harus segera bangun dan bersiap ke sekolah,
jika tidak, kita akan terlambat, padahal mata masih terasa berat dan tubuh
masih ingin menikmati kasur yang empuk. Kita harus bekerja keras untuk
menyelesaikan setumpuk tugas-tugas, karena deadline waktu yang tidak
boleh kita langgar. Kita harus menghafal banyak bahan pelajaran karena tiba
waktu untuk ulangan. Bahkan kita harus mulai kuliah, kerja, menikah,
pensiun, dan sebagainya, karena sudah tiba waktu untuk semua itu. Jadi
sebenarnya seberapa 'berkuasanya' waktu itu?
Waktu
dapat
menjadi
pengekang
hidup,
jika
kita
membiarkan
diri
dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu
mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya
sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita
yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.
1
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna?
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu
memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan
kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa,
sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita menggunakannya pada istilah
kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dari
usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu
itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita,
misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat,
saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat menjadi juara di
pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan bagaimana
kita menghadapinya? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu?
Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk
karakter diri kita.
Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa
kecil/sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu.
Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada
perbedaan besar antara orang yang hanya sekedar menjalani kronos dengan
orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya. Orang yang
mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai
kesempatan , bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna.
Kesempatan untuk mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang
memproses diri kita menjadi pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan
untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang bermakna...
Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk
mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi
kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan
di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru adalah
kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya
2
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda
mengubah kronos menjadi kairos?
Memanajemen waktu dengan tepat
Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu
itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita
alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya?
Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action
1. A goal (tujuan)
Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini? Mengapa kita ingin
mencapai tujuan itu? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap
orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani
hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia
menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya
sebuah rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu
direncanakan dengan baik. Jika anda belum menemukan tujuan hidup
anda, ambillah waktu untuk merenungkan hal itu. Bila perlu mintalah
bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah
awal yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal "Mengapa aku
tidak menata hidupku sejak muda" atau kita baru menyadari " Mengapa
hidupku jadi begini?" Tentu di saat itu semuanya sudah terlambat.
Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup (ini adalah tujuan
jangka panjang), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuantujuan
atau
target-target
jangka
pendek,
sebagai
langkah
untuk
mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini,
target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari
3
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan
sebagainya. Buatlah target yang realistis (sesuai kemampuan) dan
konkrit. Bila perlu tulislah pada kertas/buku catatan anda.
2. A plan (rencana)
" If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa
pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target
yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara untuk mencapai
tujuan itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah:
a. Mengatur aktivitas
Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini.
Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu
dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan
di waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu
untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall? Apakah ada kegiatan yang
lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan? Mungkin belajar bahasa
Inggris, jika ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer
sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang. Jadi kita
men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita
targetkan.
b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita
masih ingin melakukan banyak hal: kuliah, les bahasa Inggris, les
musik, olahraga, kumpul dengan teman-teman, ikut organisasi atau
4
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin
melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu
optimal, dan bisa jadi yang terpenting justru terabaikan.
Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi terlantar.
Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat
prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan,
namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting,
kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi
prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika
suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus
kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket
dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita
dahulukan, karena kita tahu persis yang mana yang harus kita
prioritaskan.
c. Membuat rencana yang realistis
Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu
membuat rencana yang realistis.
Misalkan: dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai
IP di atas 2,5, kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita
membuat jadwal belajar secara teratur, berapa jam sehari, kapan
waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara
realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.
d. Melaksanakan rencana secara fleksibel
5
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang
tidak terduga.
Misalkan: nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada
acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting
dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah waktu
pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana
karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan
di luar rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal
yang penting tetap dapat kita laksanakan.
e. Membuat agenda harian
Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk
memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua
orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat
hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di
pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu
dan bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan
semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika kita mampu
mendisiplinkan diri untuk menyelesaikan target-target harian.
3. Take action (bertindak)
Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan
rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal yang
harus kita waspadai:
a. Jika 'penyakit' malas menyerang
6
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
" Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan
sebagainya.
b. Kebiasaan menunda pekerjaan
"Besok masih ada waktu kok"; "Sebentar lagi ah"; "Ujiannya kan masih
minggu depan"
c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri
Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya
d. Tidak berani berkata "tidak"
'Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol
lewat telepon.
Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita
sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa
menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplinkan diri dengan
jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit,
namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah.
Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal
manajemen waktu.
There never has been, and cannot be, a good life without self control - Leo
Tolstoy -
Referensi:
Pauk, Walter. 1984. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin
Company.
7
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id
Tong, Stephen. 1996. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong
Evangelistic Ministries International.
8
HENDRY RISJAWAN, Trainer & Developer Dept, PT A.J. Central Asia Raya (CAR),
www.car.co.id