TUGAS EKSPLORASI SUMBER DAYA LAUT IKAN L

TUGAS EKSPLORASI SUMBER DAYA LAUT
“Eksplorasi Sumberdaya Ikan Tuna”

DISUSUN OLEH :
Kelompok I (Satu)
 M. Akbar Trysaputra

(08081005003)

 Mutia

(08101005042)

 Riani Yunita Simatupang

(08101005013)

 Prayudha Fajar Ramadhan (08101005035)
 Rachmat Adi Philipus

(08101005021)


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWJAYA
INDRALAYA

2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan dan biota akuatik (air) umumnya merupakan bahan pangan bergizi tinggi
dan telah dimanfaatkan umat manusia sejak manusia mulai berburu. Manusia yang
hidup disekitar sungai, danau, dan laut menangkap dan memungut berbagai biota
akuatik untuk dikonsumsi dalam keadaan mentah atau dimasak.
Ikan dan biota akuatik mengandung protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat,
selenium, kalsium, dan magnesium. Rata-rata ikan dan biota akuatik mengandung
protein 20% dan kandungan lemak omeg-3 yang sangat bermmanfaat bagi
kesehatan manusia.
Asam lemak omega-3 pada ikan, khususnya eicosapentaenoat acid atau EPA
(10:5n-3) dan dekosheksaenoatacid atau DHA (22:6n-3) diidentifikasi mempunyai

kegunaan yang sangat penting bagi kesehatan manusia. EPA merupakan asam
lemak tak jenuh yang mempunyai khasiat antara ain (a) memperlebar saluran
darah, (b) mencegah pergeseran cairan darah, atau menurunkan kekentalan cairan
darah yang dapat merusak otak dan jantung, (c) menurunkan tekanan darah, (d)
menurunkan lemak netral dalam cairan darah, (e) meningkatkan HDL (high
density lipoprotein) yang merupakan kolesterol yang baik menekan LDL (low
density protein) yang merupakan kolesterol yang jahat, sehingga dapat mencegah
penyakit jantung, (f) mencegah kegemukan karena menekan bertambahnya sel-sel
lemak (g) mencegah timbulnya beberapa jenis alergi. Sedangkan DHA yang juga
merupakan salah satu asam lemak tak jenuh bersama-sama dengan EPA
merupakan vitamin F, berkhasiat mengaktifkan sel-sel otak. Khasiat lain dari
DHA adalah (a) menurunkan kepekatan kolesterol dalam cairan darah, (b)
mencegah pergeseran cairan darah sehingga dapat mencegah pergeseran
pembuluh darah, (c) mencegah kanker, (d) mencegah hitamin penyebab alergi,
dan (e) memperlambat proses penuaan dan kepikunan.
Tuna merupakan ikan pelagis yang memiliki pola migrasi tinggi, tidak hanya
antar negara tetapi antar benua. Tuna mempunyai tubuh seperti torpedo dengan

kepala yang lancip. Tubuhnya licin, sirip dada melengkung, dan sirip ekor
bercagak dengan celah yang lebar. Dibelakang sirip punggung, dan sirip dubur

terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil dan terpisah-pisah. Sirip punggung,
dubur, perut, dan dada, pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh,
sehingga dapat memperkecil daya gesekan air pada saat ikan sedang berenang
dengann kecepatan penuh. Ikan tuna terkenal sebagai perenang hebat, bisa
mencapai sekitar 50km/jam (Nontji, 1987).
Tuna adalah ikan

laut yang

terdiri

dari

beberapa spesies dari

famili

Scombridae, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang andal (pernah
diukur


mencapai

77

km/jam).

Tidak

seperti

kebanyakan

ikan

yang

memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai
merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandungmyoglobin dari pada
ikan lainnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin
dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar,

tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi. Tuna memiliki bentuk
tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo, disebut fusiform, sedikit
memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing.
Yang disebut tuna ada empat spesies, yaitu madidihang atau tuna sirip
kuning/yellowfin tuna (Thunnus albacares), tuna mata besar/ bigeye tuna (T.
Obesus), albakor/albacore tuna (T. Alalunga), dan tatihu atau tuna sirip
biru/southern bluefin tuna (T. maccoyi). Disamping itu, dikenal pula ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) dan tongkol atau kumo (Euthynnus affinis, Auxis
thazard).
I.2. Tujuan Makalah
1.

Mengetahui jenis-jenis ikan tuna yang memiliki nilai ekonomis yang

tinggi.
2.

Mengetahui manfaat ikan tuna.

3.


Mengetahui produk yang dapat dihasilkan dari ikan tuna.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Order: Perciformes
Keluarga: Scombridae
Genus: Thunnus
Spesies: T. albacares
Tuna sirip kuning merupakan tuna berukuran besar, bisa mencapai ukuran
lebih besar dari 260 cm, tetapi yang umum tertangkap antara 50-150 cm.
Madidihang tersebar luas di Samudera Hindia, Pasifik, dan Atlantik. Diketiga
samudera dan mendekati daerah tropis, madidihang ditangkap sepanjang tahun
pada perairan dengan suhu 10-31 0C.
Madidihang mempunyai tubuh gemuk dan kuat. Pada sirip punggung
kedua dan sirip duburnya melengkung panjang ke arah ekor yang ramping dan

runcing berbentuk sabit. Ujung sirip dada berakhir pada permulaan sirip dubur.
Linea lateralisnya berombak. Semua sirip berwarna kuning keemas-emasan
cerah, dengan pinggir berwarna hitam dan ujungnya tajam. Badan bagian atas
berwarna kehijau-hijauan dan semakin kebawah berwarna keperak-perakan.
2.2. Tuna Mata Besar (Thunnus obesus)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Teleostei
Ordo: Perciformes
Genus: Thunnus
Spesies: T. obesus

Tuna mata besar dapat mencapai ukuran 230 cm dan berta 225 kg, namun
ukuran minimum yang tertangkap antara 60-180 cm. Ikan ini dapat mencapai
ukuran dewasa pada ukuran 90-100 cm dan dapat mengandung telur sebanyak
2,8-3,6 juta butir. Tuna mata besar banyak ditemukan di samudera pasifik dan
samudera hindia. Di indonesia tuna ini banyak tertangkap disebelah selatan
jawa, barat daya Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara, Laut Banda, dan Laut
Maluku.
Ciri-cirinya adalahsirip punggung tuna mata besar berwarna keabu-abuan

dengan jari-jari sirip berwarna kuning, yang pada pinggirannya berwarna
cokelat tua dan tidak teratur. Sirip dada atas hitam dengan bagian bawah
keabu-abuan. Siri dubur putih dengan ujung kuning dan jari-jari yang berwarna
abu-abu. Pada umumnya badan bagian atasberwarna biru tua, dan bagian
bawah berwarna keperak-perakan dengan batas yang cukup jelas.
2.3. Albakor (Thunnus alallunga)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Teleostei
Ordo: Perciformes
Genus: Thunnus
Spesies: T. allalunga
Albakor menyebar luas di utara Samudera Pasifik barat daya Samudera
Hindiasampai selatan Nusa Tenggara, daerah Mediteranian dan sekitar Teluk
Meksiko di Samudera Atlantik. Albakor hidup pada kisaran suhu 10-31 0C dan
lebih menykai suhu sedang. Ikan ini mencapai ukuran dewasa sekitar 90 cm.
Albakor mempunyai badan yang relatif lebih pendek. Permulaan sirip dada
terletak dibelakang lubang insang, yang panjang, dan melengkung ke arah ekor
hingga di belakang ujung sirip punggung kedua. Sirip dada yang panjangnya
mencapai sepertiga dari seluruh panjang badannya. Siripnya berwarna hitam.


Pada bagian punggung badannya berwarna dan berwarna perak semakin
memudar ke arah perut.
2.4. Tuna sirip biru (Thunnus maccoyi)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Teleostei
Ordo: Perciformes
Genus: Thunnus
Spesies: T. maccoyi
Ikan ini menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya untuk bermigrasi
antara dalamnya lautan Pasifik dan wilayah perairan air hangat laut
mediteranian dimana ia meletakkan telurnya. Bluefin tuna adalah salah satu
bonefish terbesar yang ada; kenyataan, ukurannya bisa mencapai panjang tiga
meter, dan beratnya mencapai hampir 700 kg. Bentuknya yang kerucut dan
ramping, dengan struktur otot yang kuat, layak jika ikan ini memiliki
kemampuan luar biasa dalam bermigrasi antar samudera , bahkan hingga
beberapa mil. Tuna ini mampu menjaga temperatur tubuhnya lebih tinggi
daripada air. Dilaporkan memiliki fenomena endotermis sama seperti mamalia
dan dengan alasan tersebut tuna ini digambarkan mirip mamalia. Meskipun

demikian temperatur tubuh ikan ini tidak konstan, sama seperti pada mamalia,
yaitu bervariasi antara 4 derajat C sampai maksimum 20 derajat C.
2.5. Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Teleostei
Ordo: Perciformes
Genus: Katsuwonus
Spesies: Katsuwonus pelamis
Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia
Scombridae (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Ikan

berukuran terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih
dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skipjack tuna. Gerombolan ikan
cakalang. Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat, dengan dua sirip
punggung yang terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari 14-16 jari-jari
tajam. Sirip punggung kedua yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak. Sirip dubur
berjumlah 14-15 jari-jari. Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan
hingga gelap. Bagian perut dan bagian bawah berwarna keperakan, dengan 4

hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang di samping badan.
Badan tidak memiliki sisik kecuali pada bagian barut badan (corselet) dan garis
lateral. Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini
umum dijumpai di laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra
Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak ditemukan di utara Laut Tengah.
Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor
ikan). Makanan mereka berupa ikan, crustacea, cephalopoda, dan moluska.
2.6. Tongkol (Thunnus affinus)
Klasifikasi :
Filum: Chordata
Kelas: Teleostei
Ordo: Perciformes
Genus: Thunnus
Spesies: T. affinus
adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae,
terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur
mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging
berwarna putih, daging ikan ini berwarna merah muda sampai merah tua. Hal
ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan
lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (bluefin
tuna), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas

ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacores)
Tuna sirip kuning tersebar di daerah tropis di seantero dunia. Di Jepang
mereka hidup di perairan hangat pada pertemuan arus panas di Hokkaido dan
dapat ditangkap pada awal musim panas saat bluefin tuna sedikit. Philipina
dan Guam mengekspor jenis tuna ini ke jepang. Dinamakan yellowfin karena
pada sisi samping dan sirip ikan ini berwarna kuning. jumlahnyadan pertemuan
arus Umumnya yellowfin tuna dimanfaatkan untuk ikan tuna kaleng dan
harganya lebih rendah dari tuna albacore.
3.2 Tuna Mata Besar (Thunnus obesus)
Wilayah sebarannya cukup luas yang tersebar mulai dari daerah tropis
hingga ke daerah beriklim empat kecuali laut mediteranian. Disebut ikan tuna
mata besar sebab memiliki ukuran mata yang besar. Mereka bermigrasi
musiman pada daerah selatan, samudera pasifik ,lautan hindia dan utara , Lautan
Atlantik untuk mencari makanan dan memijah. Ia lebih kecil dari bluefin tuna.
Jumlah hasil tangkapan adalah yang terbanyak dibanding jenis ikan tuna
lainnya.
Karena jumlahnya yang banyak, harga ikan ini lebih murah dibanding
bluefin tuna. Ukuran panjang tuna mata besar berkisar antara 20 - 37 inchi dan
dapat hidup panjang lebih dari 9 tahun. Mereka dapat memijah sepanjang tahun
dalam gerombolannya dengan menghasilkan telur pada induk betina berkisar
antara 3 - 6 juta telur. Ikan ini biasa makan pada malam hari dari jenis ikan
(mackerel), cumi-cumi, udang yang ada dipermukaan hingga kedalaman 500
kaki.
3.3 Albakor (Thunnus alalunga)

Memiliki beberapa nama seperti Pasifik albacore, tombo dan “tuna
putih”, tersebar luas pada perairan hangat dunia di utara Pasifik dan
Kepulauan Hawaii. Mereka mempunyai daging yang agak kemerahan, namun
sebagian besar dagingnya berwarna agak putih seperti susu semisal ayam saat
dimasak. Umumnya ikan ini dimanfaatkan untuk ikan kaleng tuna putih. Akhirakhir ini ukuran tuna yang tertangkap lebih kecil, dan ditangkap pada pasang
tinggi, pada suhu perairan dingin. Daging tuna ini dijual di restoran-restoran
sushi Jepang dan dikenal dengan nama bintoro.
3.4 Tuna Sirip Biru (Thunnus maccoyi)
Di Jepang dikenal sebagai “Indian tuna”, ikan ini mirip dengan bluefin
tuna hanya sedikit lebih kecil. Yang paling besar dapat mencapai panjan 2 meter
dan berat kurang dari 200 kg. Wilayah sebarannya meliputi belahan dunia
selatan yang bisa ditangkap di wilayah perairan sekitarAustralia, Selandia Baru
dan Afrika Selatan.
Australia mengekspor sekitar 8000 ton ke jepang. Telah dibudidayakan
di daerah selatan Australia, tepatnya di Port Lincoln. Kualitas dagingnya mirip
dengan bluefin tuna dan seperti halnya bluefin tuna, dagingnya dimanfaatkan
sebagai sushi dan sashimi bernilai tinggi.
3.5 Cakalang (Katsuwo pelamis)
Ikan cakalang mengandung protein yang cukup tinggi dan komposisi
asam aminonya tidak sama dengan hewan-hewan darat. Ditinjau dari kandungan
asam aminonya, maka protein ikan diklasifikasikan sebagai sumber protein yang
bermutu tinggi sebab mengandung asam amino esensial yang lengkap. Protein
hewani disebut juga protein yang lengkap dan bermutu tinggi karena
mempunyai asam amino esensial yang lengkap dan susunannya mendekati apa
yang diperlukan oleh tubuh dan daya cernanya tinggi sehingga jumlah yang
dapat diserap oleh tubuh juga tinggi. Histidin secara alami ditemukan pada
kebanyakan hewan dan tumbuhan terutama yang tinggi proteinnya seperti ikan,
unggas, keju dan biji gandum. Histidin adalah salah satu asam amino yang
merupakan prekursor histamin. Pada umumnya histidin bebas merupakan

histidin yang dihasilkan dari degradasi protein pada saat ikan tersebut
mengalami pembusukan (Hartono 2005).
3.6 Tongkol (Euthynnus affinis)
Ikan tongkol merupakan salah satu sumberdaya hayati laut di Indonesia
yang memiliki potensi ekonomi cukup baik di pasaran. Akan tetapi saat ini
belum ada pengkajian yang lengkap mengenai berbagai aspek potensi atau
persediaan ikan tongkol tersebut. Ikan yang paling banyak ditemui di tempat
pelelangan ikan adalah ikan tongkol, karena hasil tangkapan bisa sampai 1 ton
per hari. Ikan tongkol ini dijual sampai 1 minggu, selama waktu penjualan
tersebut ikan diawetkan dengan menggunakan es.
Industri pengolaahan pada umumnya mengolah tuna menjadi produk segar
dalam bentuk utuh disiangi; produk beku dalam bentuk utuh disiangi, loin, dan
steak; serta produk dalam kaleng. Produk – produk itu sebagian besar diekspor ke
manca negara dan hanya sebagian kecil saja yang dipasarkan di dalam negeri.
Komposisi kimia ikan tuna bervariasi sari satu spesies dengan spesies lainnya.
Perbedaan kandungan lemak yang utama terlihat pada saat sebelum dan sesudah
memijah. Kandungan lemak juga berbeda untuk bagian tubuh yang berbeda.
Konsentrasi lemak yang paling tinggi biasanya terdapat di bagian dinding perut.
Ini juga yang menjadi bagian paling mahal untu produk sashimi dan sushi.
Ikan tuna dengan lemak yang tinggi dianggap sebagai bahan baku terbaik
untuk sashimi, terutama pada saat sebelum ikan memijah. Ikan tuna menyebar
luas di dunia dengan berbagai macam jenis yang mempunyai nilai ekonomis bila
dibandingkan dengan produk lainnya. Potensi perairan Indonesia yang memiliki
berbagai macam jenis ikan, mempunyai kesempatan besar dalam usaha
pengembangan produk ikan tuna. Secara umum, jenis utama dari produk ikan tuna
yang digemari oleh pasar internasional dan diperdagangkan dalam bentuk segar
(fresh/chilled), beku (frozen), dan olahan baik dalam bentuk olahan (preserved)
maupun dalam wadah vakum (airlight container).
Pemindangan ikan merupakan salah satu upaya pengolahan dan
pengawetan ikan secara tradisional menggunakan teknik penggaraman dan
pemanasan. Pengolahan dilakukan dengan merebus atau memanaskan ikan dalam

suasana tertentu di dalam wadah. Cara pemindangan ada tiga, yaitu pemindangan
dalam larutan garam atau pemindangan cue, pemindangan garam, dan
pemindangan presto. Jenis ikan yang bisa dipindang cukup beragam. Mulai dari
ikan kecil hingga ikan besar dan dari ikan air tawar sampai ikan air laut.
Pindang air garam adalah suatu produk hasil hasil teknik pengolahan dan
pengawetan ikan, dimana ikan dan garam tersusun dalam wadah dan dicelupkan
ke dalam larutan garam mendidih dan direbus dalam jangka waktu tertentu,
kemudian dilakukan pengurangan kadar air. Pindang garam adalah suatu produk
hasil teknik pengolahan dan pengawetan ikan , dimana ikan dan garam yang telah
tersusun dalam wadah perebusan yang telah diberi air kemudian direbus dalam
jangka waktu tertentu dan pengurangan air (Widiastuti 2005).
Pembuatan pindang merupakan suatu cara pengolahan tradisional yang
sangat sederhana yaitu merebus ikan dalam suasana bergaram selama jangka
waktu tertentu di dalam suatu wadah (Ilyas dan Hanafiah 1980). Penggunaan
garam khususnya untuk produk perikanan tampaknya masih diandalkan, karena
garam tidak saja berfungsi sebagai pengawet yang baik, tetapi pada konsentrasi
tertentu dapat memberikan citarasa serta dapat menjaga kelembutan daging ikan.
Banyaknya garam yang digunakan tergantung dari ukuran ikan dan tingkat
keasinan yang diinginkan. Untuk ikan yang berukuran sedang jumlah garam yang
digunakan adalah 15% – 25%.
Bahan baku tuna loin beku adalah Tuna Madidihang (Yellow fish atau
Thunnus albacores), Tuna Mata besar (Big eye Tuna atau Thunnus obesus), Tuna
sirip biru (Blue fin atau Thunnus thynnus dan Thunnus maccoyii), Tuna Albakora
(Albacore atau Thunnus alalonga). Standar mencakup persyaratan jenis bahan
baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan
bahan baku tuna loin beku. Bahan baku berupa ikan tuna segar atau beku yang
sudah disiangi atau belum disiangi, berasal dari perairan yang tidak tercemar.
Setiap perdagangan dunia untuk sebuah komoditi yang diperjualbelikan di pasar
dunia memiliki kode HS sebagai identitas dari komoditi tersebut. Kode HS enam
digit untuk ikan tuna segar (fresh), ikan tuna beku (frozen), dan ikan tuna dalam
kemasan secara berurutan adalah HS 0302.30, HS 0303.40, dan HS 1604.14
(DKP 2008b).

Ikan tuna dalam perdagangannya dikelompokkan menurut standar atau
kualitas daging yang terbagi menjadi empat tingkat mutu yaitug grade A, B, C,
dan D. Pengujian tingkatan mutu ikan dilakukan dengan cara menusukkan coring
tube yaitu suatu alat berbentuk batang, tajam, dan terbuat dar besi. Coring tube
dimasukkan pada kedua sisi ikan (bagian belakang sirip atau ekor kanan dan kiri,
sehingga didapatkan potongan daging ikan tuna. Ciri-ciri untuk masing-masing
grade adalah sebagai berikut (Fadly 2009):
1) Grade A
Ciri-ciri ikan tuna grade A adalah sebagai berikut:
a) Warna daging untuk yellowfin tuna adalah merah seperti darah segar dan
untuk bigeye tuna dagingnya berwarna merah tua seperti bunga mawar,
serta tidak ada pelangi (yak e)
b) Mata bersih, terang, dan menonjol
c) Kulit normal, warna bersih, dan cerah
d) Tekstur daging untuk yellowfin tuna keras, kenyal, dan elastis dan
untuk bigeye tuna dagingnya lembut, kenyal dan elastik
e)Kondisi ikan (penampakannya) bagus dan utuh
2) GradeB
Cirri-ciri ikan tuna grade B adalah sebagai berikut:
a)Warna daging merah, terdapat pelangi (yak e), otot daging agak elastic,
jaringan daging tidak pecah
b) Mata bersih, terang dan menonjol
c)Kulit normal, bersih, dan sedikit berlendir
d) Tidak ada kerusakan fisik
3) Grade C
Ciri-ciri ikan tuna grade C adalah sebagai berikut:
a)Warna daging kurang merah dan ada pelangi (ya ke)
b) Kulit normal dan berlendir
c)Otot daging kurang elastic
d) Kondisi ikan tidak utuh atau cacat, umumnya pada bagian punggung atau
dada

4) Grade D
Cirri-ciri ikan tuna grade D adalah sebagai berikut:
a)Warna daging agak kurang merah dan cenderung berwarna coklat dan
pudar
b) Otot daging kurang elastic, lemak sedikit dan ada pelangi (yak e)
c)Teksturnya lunak dan jaringan daging pecah
d) Terjadi kerusakan fisik pada tubuh ikan, seperti daging ikan yang sudah
sobek, mata ikan yang hilang, dan kulit terkelupas
Contoh salah satu olahan makanan dengan menggunakan ikan tuna :

Adonan Kulit

BAHAN B:

BAHAN A:

150 gram Gula pasir

750 gram Terigu Kunci Biru

330 gram Air

7,5 gram Instan Yeast

2 gram Garam

2 gram Bread improver

30 gram Putih telur

4 gram Baking powder

30 gram White Palmia Shortening

Bahan isi :
± 500 gram ikan tuna segar
300 gram Tuna Segar tanpa tulang (dikukus sampai matang ± 20 Menit )
10 gram Minyak Bimoli Spesial
5 Siung Bawang putih (digeprak lalu dicincang)
1 bh Bawang bombay (dipotong cincang)
5 gram Lada putih bubuk
10 bh Cabe rawit merah (dipotong kecil-kecil )
3 gram Bumbu Masak Maggi
5 gram Saos Sambal Indofood
5 gram Saos Tiram Maggi
3 gram Gula Pasir
5 gram Garam
25 gram Air
Cara Membuat Adonan:
1. Masukkan semua bahan A ke dalam mangkuk mixer, aduk rata.
2. Campur semua bahan B lalu masukkan ke dalam mangkuk bahan A, aduk hingga
tercampur rata.
3. Tambahkan White Palmia Shortening, aduk hingga kalis/licin (bisa juga
menggunakan mesin dough break).
4. Gulung memanjang. Istirahatkan selama ± 10 menit.
5. Potong dan timbang ± 30 gram. Isi dengan ikan tuna dan bentuk sesuai dengan selera.
6. Istirahatkan selama ± 60 menit lalu kukus dengan api besar selama ± 8-10 menit.
Cara Membuat Isian :
1. Panaskan minyak, lalu masukkan bawang bombay tumis hingga layu.
2. Masukkan bawang putih ditumis sampai harum.
3. Masukkan ikan tuna yang sudah dicabik-cabik, tumis hingga harum
4. Tambahkan lada, bumbu masak, saos sambal, saos tiram, air garam dan gula pasir
diaduk sampai rata hingga matang.