Manusia sebagai Makhluk Individu and Sos
NPM: 1507210103
Prog Studi: Teknik Sipil
Kelas: A2 (Siang)
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................i
BAB I Pendahuluan....................................................................................................1
BAB II Pembahasan...................................................................................................3
A. Manusia sebagai Makhluk Individu & Sosial..............................................3
B. Dinamika Interaksi Sosial............................................................................5
C. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat..........9
D. Perubahan Sosial..........................................................................................10
E. Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial..............................15
BAB III Penutup........................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................19
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik,
berbeda antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara
individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin
merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya
masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan
berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang
ingin
menjadi
orang
lain
sehingga
dia
akan
selalu
sadar
akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah
bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara
alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia
lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa
adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari
kedua
hal
diatas,
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialmemiliki fungsi masingmasing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk
individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau
masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
1
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu.
Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara
seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu
satu dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang
tidak. Oleh karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal :
a)
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan
sosial ?
b)
Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
C. Tujuan
a)
Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di
muka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk lainnya.
b)
Mengajak kepada pembaca bagaimana manusia sebagai makhluk individu
dan sosial.
c)
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu sosial dan Budaya Dasar
(ISBD).
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK
SOSIAL
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Kata manusia berasal
dari kata manu (Sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin)
kata in dan devided. Dalam
yang
berarti manusia.
Bahasa
Individu
Inggris in salah
satunya
berasal
dari
mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara fenotip dan genotip. Genotip
artinya faktor yang dibawa individu sejak lahir yang merupakan faktor keturunan.
Sedangkan fenotp yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,baik itu
lingkungan fisik maupun lingkungan social
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
3
2.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat. Sosial sering dikaitkan
dengan sosiologi yang mana “socius” berarti teman dan “logos” berarti ilmu. Jadi
sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Dan secara lebih luas di
artikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai interaksi antar manusia di
dalam masyarakat.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat
yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk,
karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
4
B. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL
1.
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan
oleh individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara
kelompok dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan
sosial.
2.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambanglambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi ,masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.
5
3.
Faktor-faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Dalam proses peniruan
biasanya lebih mudah terjadi dan mudah berubah, yang mana peniruan itu
tidak berlangsung lama apabila muncul model-model baru. Dan hal yang
sering ditiru adalah hal-hal yang nampak saja.
2. Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau
sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
3. Identifikasi
Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
4. Simpati
Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik
kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolaholah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5. Empati
Empati yaitu merupakan simpati yang memperdalam yang dapat
mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
6
4.
a.
Syarat-syarat Interaksi Sosial
Adanya kontak sosial
Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama,
dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya
secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon,
telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila
ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan
sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder
langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya (Winarno
dan Herimanto,52-53:2008).
b.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan
tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan
terhadap
maksud
orang
lain
tersebut.
Misalnya,
jika
anda
melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus
yang lewat pasti akan berhenti, jadi komunikasi merupakan proses saling
memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
7
Menurut Gilin and Gilin proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu :
a.
Proses asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk yaitu akomodatif, asimilasi, dan
akulturasi.
b.
Proses disosiatif , mencakup persaingan yang meliputi: contravention dan
pertentangan serta pertikaian.
*
a.
Bentuk-bentuk Interaksi Asosiasi
Kerjasama (cooperatif):
- Bergaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antara 2 organisasi
atau lebih.
- Cooperatif, penerimaan unsur baru suatu untuk hindari goncangan.
· Coalition, kombinasi 2 organisasi dengan tujuan yang sama.
b.
Akomodasi (accomodation):
- Coertion, dilaksanakan karena adanya paksaan.
- Compromise, pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya, agar tercapai
suatu penyalesaian terhadap perselisihan yang ada.
- Arbitrase, para pihak tidak bisa menyelesaikan sendiri.
- Mediation, mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan masalah.
- Conciliatior, mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
8
- Stelemate, pihak yang berkepentingan seimbang berhenti dalam titik
tertentu atas perselisihan.
- Adjudication, menyelesaikan perselisihan atau perkara di pengadilan.
*
Interaksi Disosiatif
a.
Persaingan (competition) yaitu persaingan untuk mendapatkan keuntungan
tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian dan mempertajam prasangka
tanpa kekerasan.
b.
Kontrapersi, adanya ketidak pastian terhadap diri seseorang.
c.
Pertentangan (conflict), menentang pihak lain untuk mencapai tujuan
disertai ancaman dan kekerasan.
C.
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu
kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau
golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam
diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Inilah
yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa
membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
9
1. Pandangan Individualisme
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah
yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan
seorang
individu
untuk
merealisasikan
dirinya.
Paham
individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi
individualisme liberal.
Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur
melalui penerapan hukum.
2. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat
yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik dan alat-alat produksi. Paham individualisme liberal dan sosialisme saling
bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia.
D. PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan
telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat. Perubahan yang terjadi
tidak selalu sama, ada yang lambat (evolusi) dan ada yang cepat (revolusi). Pada
evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
1
0
tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat.Sebaliknya revolusi, perubahan yang terjadi
dapat direncanakan atau tanpa rencana.
Faktor-faktor yang mendasari terjadinya perubahan sosial bisa bersumber
dari dalam masyarakat (intern) dan bisa juga dari luar masyarakat (ekstern).
a.
•
Faktor-faktor Intern, antara lain:
Perubahan Jumlah Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di pulau jawa menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan
karena pindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain dan
perpindahan penduduk tersebut mengakibatkan kekosongan
•
Penemuan baru
Penemuan baru menyebabkan perubahan pada masyarakat yang meliputi
berbagai proses berikut ini:
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu
atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa
alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga
penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan.
1
1
Proses dari discovery menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau
dua individu, tetapi serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention
jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu
penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian
masyarakat, serta cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya
diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
•
Pertentangan (konflik) sosial, pemberontakan atau revolusi
Dalam masyarakat mungkin pola menjadi sebab daripada terjadinya
perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan tersebut
mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan
antar kelompok-kelompok.
b.
•
Adapun Faktor-faktor Ekstern dapat disebabkan oleh:
Lingkungan Fisik yang ada di sekitar Manusia
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman,
serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan
kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi jumlah
penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam
1
2
•
Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di
wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen
masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar
maupun kecil.
c.
•
Faktor-faktor yang Mendorong Proses Perubahan antara lain:
Kontak dengan Kebudayaan Lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah
suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang-perorangan kepada
perorangan lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses
tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan.
•
Kemajuan Pendidikan
Pendidikan memberikan suatu nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama
dalam membuka fikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana
cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir
secara objektif, halmana akan dapat memberikan kemampuan baginya untuk
menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan zaman atau tidak.
•
Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju
1
3
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat , maka masyarakat
akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuanpenemuan
baru. Hadiah
Nobel
misalnya
merupakan
pendorong
untuk
menciptakan hasil-hasil karya yang baru.
•
Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat
Sistem terbuka tersebut memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang
luas yang berarti memberi kesempatan bago orang-perorangan untuk maju atas
dasar kemampuan-kemampuannya dalam. Dalam keadaan demikian, seseorang
mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai
status yang lebih tinggi.
•
Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai
latar belakang kebudayaan yang berbeda ras, ideologi yang berbeda dan
seterusnya,
mempermudah
mengakibatkan
terjadinya
kegoncangan-kegoncangan.
pertentangan-pertentangan
Keadaan
tersebut
yang
merupakan
pendorong bagi terjadinya perubahan sosial.
•
Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Aspek-aspek Kehidupan
Keadaan tersebut apabila telah terjadi dalam waktu yang lama, di mana
masyarakat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaan dapat menyebabkan
timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut
•
Nilai bahwa Manusia harus Senantiasa Berusaha untuk Memperbaiki
Hidupnya
1
4
E.
PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN
SOSIAL
a.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu
Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, lingkungan, ras, suku, dan
golongan tidak meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia.
Manusia sebagai individu akan berusaha :
1)
Menjaga dan mempertahankan Harkat dan Martabatnya.
2)
Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
3)
Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi Jasmani maupun Rohani.
4)
Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
b.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang
lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dan
dalam kehidupannya manusia membutuhkan Norma-Norma Sosial sebagai
patokan dalam bertingkah laku.
Norma-norma tersebut adalah :
1)
Norma Agama atau Religi : Norma yang bersumber dari Tuhan, yang berisi
perintah agar dipatuhi dan menjauhi larangan Nya. Norma Agama ada dalam
ajaran-ajaran Agama.
1
5
2)
Norma Kesusilaan atau Moral : Norma yang bersumber dari hati nurani
manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Yang bertujuan
agar manusia berbuat baik secara Moral bukan Amoral (berkelakuan buruk).
3)
Norma Kesopanan atau Adat : Norma yang bersumber dari masyarakat dan
berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4)
Norma Hukum : Norma yang dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang
pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis
dan mempunyai sangsi yang tegas dan mengikat.
1
6
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan
antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua
unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2.
Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah
satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk
menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan
sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat
setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau
dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat
dibandingkan dengan masyrakat.
4.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan
oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan
pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua
pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan
1
7
sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan
bukanlah pilihan.
B. Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulismerumuskan saran sebagai berikut.
1.
Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain
dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk
sosial dan sebaliknya.
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak
boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena
dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang
ditentukan oleh dirinya sendiri.
3.
Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya
harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga
pendidik harus membantu menstimulasinya.
4.
Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam
bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu
harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat
penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
1
8
DAFTAR PUSTAKA
Winarno dan Herimanto. 2008. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Setiadi, Elly dan Ridwan. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta :
Kencana
Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Diakses dari
http://queeninspiration.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosialdanbudaya.html.
1
9
Prog Studi: Teknik Sipil
Kelas: A2 (Siang)
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................i
BAB I Pendahuluan....................................................................................................1
BAB II Pembahasan...................................................................................................3
A. Manusia sebagai Makhluk Individu & Sosial..............................................3
B. Dinamika Interaksi Sosial............................................................................5
C. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat..........9
D. Perubahan Sosial..........................................................................................10
E. Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial..............................15
BAB III Penutup........................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................19
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik,
berbeda antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara
individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin
merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya
masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan
berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang
ingin
menjadi
orang
lain
sehingga
dia
akan
selalu
sadar
akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah
bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara
alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia
lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa
adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari
kedua
hal
diatas,
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialmemiliki fungsi masingmasing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk
individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau
masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
1
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu.
Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara
seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu
satu dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang
tidak. Oleh karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal :
a)
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan
sosial ?
b)
Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
C. Tujuan
a)
Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di
muka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk lainnya.
b)
Mengajak kepada pembaca bagaimana manusia sebagai makhluk individu
dan sosial.
c)
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu sosial dan Budaya Dasar
(ISBD).
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK
SOSIAL
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Kata manusia berasal
dari kata manu (Sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin)
kata in dan devided. Dalam
yang
berarti manusia.
Bahasa
Individu
Inggris in salah
satunya
berasal
dari
mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara fenotip dan genotip. Genotip
artinya faktor yang dibawa individu sejak lahir yang merupakan faktor keturunan.
Sedangkan fenotp yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,baik itu
lingkungan fisik maupun lingkungan social
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
3
2.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat. Sosial sering dikaitkan
dengan sosiologi yang mana “socius” berarti teman dan “logos” berarti ilmu. Jadi
sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Dan secara lebih luas di
artikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai interaksi antar manusia di
dalam masyarakat.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat
yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk,
karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
4
B. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL
1.
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan
oleh individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara
kelompok dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan
sosial.
2.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambanglambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi ,masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.
5
3.
Faktor-faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Dalam proses peniruan
biasanya lebih mudah terjadi dan mudah berubah, yang mana peniruan itu
tidak berlangsung lama apabila muncul model-model baru. Dan hal yang
sering ditiru adalah hal-hal yang nampak saja.
2. Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau
sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
3. Identifikasi
Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
4. Simpati
Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik
kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolaholah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5. Empati
Empati yaitu merupakan simpati yang memperdalam yang dapat
mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
6
4.
a.
Syarat-syarat Interaksi Sosial
Adanya kontak sosial
Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama,
dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya
secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon,
telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila
ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan
sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder
langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya (Winarno
dan Herimanto,52-53:2008).
b.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan
tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan
terhadap
maksud
orang
lain
tersebut.
Misalnya,
jika
anda
melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus
yang lewat pasti akan berhenti, jadi komunikasi merupakan proses saling
memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
7
Menurut Gilin and Gilin proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu :
a.
Proses asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk yaitu akomodatif, asimilasi, dan
akulturasi.
b.
Proses disosiatif , mencakup persaingan yang meliputi: contravention dan
pertentangan serta pertikaian.
*
a.
Bentuk-bentuk Interaksi Asosiasi
Kerjasama (cooperatif):
- Bergaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antara 2 organisasi
atau lebih.
- Cooperatif, penerimaan unsur baru suatu untuk hindari goncangan.
· Coalition, kombinasi 2 organisasi dengan tujuan yang sama.
b.
Akomodasi (accomodation):
- Coertion, dilaksanakan karena adanya paksaan.
- Compromise, pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya, agar tercapai
suatu penyalesaian terhadap perselisihan yang ada.
- Arbitrase, para pihak tidak bisa menyelesaikan sendiri.
- Mediation, mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan masalah.
- Conciliatior, mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
8
- Stelemate, pihak yang berkepentingan seimbang berhenti dalam titik
tertentu atas perselisihan.
- Adjudication, menyelesaikan perselisihan atau perkara di pengadilan.
*
Interaksi Disosiatif
a.
Persaingan (competition) yaitu persaingan untuk mendapatkan keuntungan
tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian dan mempertajam prasangka
tanpa kekerasan.
b.
Kontrapersi, adanya ketidak pastian terhadap diri seseorang.
c.
Pertentangan (conflict), menentang pihak lain untuk mencapai tujuan
disertai ancaman dan kekerasan.
C.
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu
kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau
golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam
diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Inilah
yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa
membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
9
1. Pandangan Individualisme
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah
yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan
seorang
individu
untuk
merealisasikan
dirinya.
Paham
individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi
individualisme liberal.
Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur
melalui penerapan hukum.
2. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat
yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik dan alat-alat produksi. Paham individualisme liberal dan sosialisme saling
bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia.
D. PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan
telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat. Perubahan yang terjadi
tidak selalu sama, ada yang lambat (evolusi) dan ada yang cepat (revolusi). Pada
evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
1
0
tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat.Sebaliknya revolusi, perubahan yang terjadi
dapat direncanakan atau tanpa rencana.
Faktor-faktor yang mendasari terjadinya perubahan sosial bisa bersumber
dari dalam masyarakat (intern) dan bisa juga dari luar masyarakat (ekstern).
a.
•
Faktor-faktor Intern, antara lain:
Perubahan Jumlah Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di pulau jawa menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan
karena pindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain dan
perpindahan penduduk tersebut mengakibatkan kekosongan
•
Penemuan baru
Penemuan baru menyebabkan perubahan pada masyarakat yang meliputi
berbagai proses berikut ini:
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu
atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa
alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga
penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan.
1
1
Proses dari discovery menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau
dua individu, tetapi serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention
jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu
penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian
masyarakat, serta cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya
diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
•
Pertentangan (konflik) sosial, pemberontakan atau revolusi
Dalam masyarakat mungkin pola menjadi sebab daripada terjadinya
perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan tersebut
mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan
antar kelompok-kelompok.
b.
•
Adapun Faktor-faktor Ekstern dapat disebabkan oleh:
Lingkungan Fisik yang ada di sekitar Manusia
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman,
serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan
kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi jumlah
penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam
1
2
•
Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di
wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen
masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar
maupun kecil.
c.
•
Faktor-faktor yang Mendorong Proses Perubahan antara lain:
Kontak dengan Kebudayaan Lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah
suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang-perorangan kepada
perorangan lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses
tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan.
•
Kemajuan Pendidikan
Pendidikan memberikan suatu nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama
dalam membuka fikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana
cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir
secara objektif, halmana akan dapat memberikan kemampuan baginya untuk
menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan zaman atau tidak.
•
Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju
1
3
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat , maka masyarakat
akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuanpenemuan
baru. Hadiah
Nobel
misalnya
merupakan
pendorong
untuk
menciptakan hasil-hasil karya yang baru.
•
Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat
Sistem terbuka tersebut memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang
luas yang berarti memberi kesempatan bago orang-perorangan untuk maju atas
dasar kemampuan-kemampuannya dalam. Dalam keadaan demikian, seseorang
mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai
status yang lebih tinggi.
•
Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai
latar belakang kebudayaan yang berbeda ras, ideologi yang berbeda dan
seterusnya,
mempermudah
mengakibatkan
terjadinya
kegoncangan-kegoncangan.
pertentangan-pertentangan
Keadaan
tersebut
yang
merupakan
pendorong bagi terjadinya perubahan sosial.
•
Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Aspek-aspek Kehidupan
Keadaan tersebut apabila telah terjadi dalam waktu yang lama, di mana
masyarakat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaan dapat menyebabkan
timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut
•
Nilai bahwa Manusia harus Senantiasa Berusaha untuk Memperbaiki
Hidupnya
1
4
E.
PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN
SOSIAL
a.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu
Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, lingkungan, ras, suku, dan
golongan tidak meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia.
Manusia sebagai individu akan berusaha :
1)
Menjaga dan mempertahankan Harkat dan Martabatnya.
2)
Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
3)
Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi Jasmani maupun Rohani.
4)
Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
b.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang
lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dan
dalam kehidupannya manusia membutuhkan Norma-Norma Sosial sebagai
patokan dalam bertingkah laku.
Norma-norma tersebut adalah :
1)
Norma Agama atau Religi : Norma yang bersumber dari Tuhan, yang berisi
perintah agar dipatuhi dan menjauhi larangan Nya. Norma Agama ada dalam
ajaran-ajaran Agama.
1
5
2)
Norma Kesusilaan atau Moral : Norma yang bersumber dari hati nurani
manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Yang bertujuan
agar manusia berbuat baik secara Moral bukan Amoral (berkelakuan buruk).
3)
Norma Kesopanan atau Adat : Norma yang bersumber dari masyarakat dan
berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4)
Norma Hukum : Norma yang dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang
pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis
dan mempunyai sangsi yang tegas dan mengikat.
1
6
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan
antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua
unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2.
Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah
satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk
menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan
sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat
setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau
dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat
dibandingkan dengan masyrakat.
4.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan
oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan
pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua
pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan
1
7
sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan
bukanlah pilihan.
B. Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulismerumuskan saran sebagai berikut.
1.
Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain
dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk
sosial dan sebaliknya.
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati
keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak
boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena
dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang
ditentukan oleh dirinya sendiri.
3.
Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya
harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga
pendidik harus membantu menstimulasinya.
4.
Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam
bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu
harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat
penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
1
8
DAFTAR PUSTAKA
Winarno dan Herimanto. 2008. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Setiadi, Elly dan Ridwan. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta :
Kencana
Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Diakses dari
http://queeninspiration.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosialdanbudaya.html.
1
9