ANALISIS EFEKTIVITAS ALOKASI DANA DESA A
ANALISIS EFEKTIVITAS ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA DI DESA FAFAI DISTRIK DEMBA KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2015-2016
ABSTRACT
This study aims to determine the Effectiveness of Village Fund Allocation Management (ADD) in improving Village Development in Fafai Village Demba District Waropen District. Methods The data collection used in this research is literature study and field study. Furthermore, the results of the research are analyzed by mixed method, which is descriptive qualitative analysis and quantitative descriptive analysis which describes how the effectiveness of the allocation of village funds in improving rural development and the constraining factors in the process of managing the allocation of village funds in increasing the village development. The data used in this study are primary data and secondary data with research subjects consisting of Village Government, Village Musyawara Agency, ADD Team Manager and Fafai Village Community.
The results of the study show that the effectiveness of the allocation of village funds in improving village development in Fafai village Demba district of Waropen Regency has been effective in administrative accountability report but by direct observation by the researcher is still less effective. In managing the allocation of village funds there are three stages of planning, implementation and accountability. At the planning stage seen from musrembang held by the village government and ADD management team has been effective, where in the musrembang community participation is very high, due to the transparency of information submitted by the Village Fafai tool to the Community. The implementation stages of the research results are less effective, where the use of the Village Fund Allocation budget can be solved well but due to lack of cooperation between the village government and the management of ADD related to the implementation of the activity plan, so that the achievement of the Village Fund Allocation Management objectives in Fafai Village is still less effective. At the stage of accountability in the Village Fund Allocation Management process is still less effective, where accountability reporting is not compiled by Fafai village government and no evaluation of the activities that should be done with Fafai Village community. This is because the processes created in each stage of the Village Fund Allocation Management have not been in accordance with the management principles and objectives of the Village Fund Allocation prioritizing the transparency of information to the community as the evaluation team of each development activity undertaken. While the inhibiting factors are less human resources than the management team and the village government. Improper cooperation between the village government and the management team and other village apparatus. And transportation between the economic centers of Waropen and Fafai villages still use sea and river relationship, this becomes one of the inhibiting factors.
Keywords: Effectiveness, Management, Village Fund Allocation, Rural Developmen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan Pembangunan Desa di Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten Waropen. Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis melalui metode analisis campuran (mixed method) yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif dimana menggambarkan bagaiman tingkat efektifitas alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan desa dan faktor-faktor penghambat dalam proses pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan desa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan subyek penelitian terdiri dari Pemerintah Desa, Badan Musywara Desa, Tim Pengelola ADD dan Masyarakat Desa Fafai.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa Efektifitas Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan desa di Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten Waropen sudah efektif secara administrasi laporan pertanggungjawaban namun secara pantauan langsung oleh peneliti masih kurang efektif. Dalam pengelolaan alokasi dana desa ada tiga tahapan yakni perencanan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Pada tahap perencanaan dilihat dari musrembang yang diadakan pemerintah desa dan tim pengelolah ADD sudah efektif, dimana dalam kegiatan musrembang partisipasi masyarakat sangat tinggi, dikarenakan transparansi informasi yang disampaikan oleh perangkat Desa Fafai kepada Masyarakat. Tahapan pelaksanaan berdsarakan hasil penelitian kurang efektif, dimana penggunaan anggaran Alokasi Dana Desa dapat terselesaikan dengan baik namun dikarenakan kurangnya kerjasama antar pemerintah desa dan pengelolaah ADD terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan, sehingga pencapaian tujuan pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dilakukan di Desa Fafai masih kurang efektif. Pada tahapan pertanggungjawaban dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa masih kurang efektif, dimana penyusunan laporan pertanggungjawaban tidak disusun oleh pemerintah Desa Fafai serta tidak adanya evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama masyarakat Desa Fafai. Hal ini karena proses yang tercipta dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut belum sesuai dengan prinsip pengelolaan dan tujuan Alokasi Dana Desa yang mengutamakan transparansi informasi kepada masyarakat sebagai tim evaluasi dari setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan. Sedangkan faktor-faktor penghambat adalah sumber daya manusia yang masih kurang dari tim pengelolah dan pemerintah desa. Kerja sama yang kurang baik antara pemeritah desa dan tim pengelolah serta perangkat desa lainya. Dan transportasi hubungan antar pusat perekonomian Kabupaten Waropen dan Desa Fafai masih mengunakan hubungan laut dan sungai, ini menjadi salah satu faktor penghambat.
Kata Kunci : Efektivitas, Pengelolaan, Alokasi Dana Desa, Pembangunan Desa.
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan sebagian
PENDAHULUAN
besar wilayah Indonesia ada di perdesaan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Latar Belakang
tentang Pemerintah Daerah menegaskan Dewasa ini pemerintah Indonesia
bahwa pemimpin daerah dalam hal ini terus mengupayakan peningkatan
Gubernur, Bupati, atau Walikota harus pelaksanaan Pembangunan Nasional
lebih bertanggungjawab kepada rakyat di agar laju pembangunan daerah
daerah. Pemerintah Daerah diberikan semakin seimbang dan serasi. Namun
otonomi yang lebih luas dalam membiayai pembangunan dan pengelolaan pembangunan daerah Nasional pada berdasarkan prioritas anggaran mereka
pelaksanaannya masih dihadapkan
Berdasarkan hal tersebut dengan masalah pokok pembangunan
sendiri.
diharapkan akan lebih terbuka ruang bagi seperti ketimpangan pembangunan
aparat di daerah untuk merumuskan dan antara desa dan kota di Indonesia.
melaksanakan kebijakan pembangunan Ketimpangan Pembangunan terjadi
berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. karena
Untuk melaksanakan tugas dan mempengaruhinya
banyak
faktor
yang
urusan dalam pembangunan masyarakat pembangunan di Indonesia tidak
sehingga
desa sesuai dengan Undang Undang No. 6 merata. Hal ini akan berdampak pada
Tahun 2014 tentang Desa maka diperlukan tingginya kemiskinan di Indonesia.
dukungan sumber daya baik personil, Menanggapi permasalahan tersebut, dana, maupun perangkat penunjang lainnya. Untuk itulah dalam Peraturan
strategi pemerintah untuk mengatasi Pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang ketimpangan pembangunan yaitu Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
dengan melaksanakan pembangunan Pendapatan dan Belanja Negara tersebut nasional yang menaruh perhatian besar
telah mengatur tentang pembiayaan bagi terhadap
pembagunan masyarakat Desa, dalam Demikian disampaikan Presiden Joko
pembangunan
Desa.
pasal 19 mengatur tentang prioritas Widodo dalam pengantarnya saat
pengunaan Dana Desa yaitu Dana Desa membuka rapat terbatas mengenai
untuk membiayai Percepatan Pembangunan Desa, di
digunakan
pemerintahan, Kantor Presiden, Rabu, 29 Maret 2017.
penyelenggaraan
pemberdayaan “Pada tahun 2017, kita akan lebih fokus masyarakat, dan kemasyarakatan, lebih lagi diprioritaskan untuk membiayai
pembangunan,
untuk mengatasi
persoalan
dan pemberdayaan ketimpangan, bukan saja ketimpangan
pembangunan
masyarakat. Sedangkan pada pasal 20 antardaerah, ketimpangan antara yang
mengatakan Penggunaan Dana Desa kaya dengan yang miskin, tapi juga
mengacu pada Rencana Pembangunan ketimpangan antara Desa dengan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Kota,”
Pemerintah Desa
(“http://www.kemendagri.go.id/ Desa memiliki peran yang penting, news/2017/03/29/percepatan-
khususnya dalam pelaksanaan tugas pembangunan-desa-atasi-
dibidang pelayanan publik. Desentralisasi ketimpangan-desa- kota,”)
kewenangan-kewenangan yang lebih besar disertai dengan pembiayaan dan bantuan sarana prasarana yang memadai mutlak kewenangan-kewenangan yang lebih besar disertai dengan pembiayaan dan bantuan sarana prasarana yang memadai mutlak
Motte bahwa ada daerah yang salah diterbitkannya Undang-Undang No. 6
menggunakan Alokasi Dana Desa, Tahun 2014 tentang Desa, posisi
“Memang ada laporan bahwa Bupati dan pemerintahan desa menjadi semakin kuat.
kepala BPMK dibeberapa Kabupaten Kehadiran undang-undang tentang Desa
mendominasi, dimana Alokasi Dana Desa tersebut disamping merupakan penguatan
yang telah diberikan tidak disalurkan status
sesuai mekanisme berlaku,” akunya. Ia masyarakat, sekaligus juga sebagai basis
Desa sebagai
pemerintahan
menyebutkan kasus dibeberapa wilayah untuk memajukan pembangunan dan
justru dana Desa dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa.
membeli sepeda motor dan dibagikan ke Namun berkaca dari pembangunan
setiap kampung, yang mana diserahkan masyarakat pada masa lalu, terutama pada
secara sembarangan. Ia mengklaim bahwa saat ini berbagai kegagalan program
sebagian besar tenaga pendamping yang pembanguan pedesaan itu disebabkan
telah direkrut dan ditempatkan di masing- antara
masing Kabupaten/ Kota di Papua sejak pelaksanaan dan evaluasi program-
lain karena
penyusunan,
tahun 2015 lalu tidak bekerja sesuai dengan program pembanguan pedesaan tidak
tupoksinya. Bahkan ada pemotongan oleh begitu banyak melibatkan masyarakat.
kabupaten dengan alasan untuk asuransi Pembangunan dilakukan tidak dengan
dan pajak yang sebenarnya tidak ada. transparansi dan akuntabilitas. Proses
(“Majalah Dwi Bulanan ‘Papua Bangkit’ kebijakan
Edisi 4/Tahun IV/Desember 2016,”) mengedepankan
pembangunan
lebih
Dan dari pengamatan langsung sentralisasi. Akibat dari mekanisme
paradigma
politik
yang pernah dilakukan oleh peniliti bahwa perencanaan pembangunan yang tidak
pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana transparansi, akuntabilitas dan partisipasi
Desa (DD) dibeberapa Pemerintah Desa di membuat hasil perencanaan dan proses
Kabupaten Waropen, masih terdapat pembangunan di tingkat desa sering
permasalahan dalam pengelolaannya, menjadi tidak berkelanjutan dan tidak
seperti masih kurang pemahaman yang efektif atau tidak tepat sasaran.
baik oleh pemerintah desa dalam Dalam melaksanakan tugas sebagai
merencanakan, menganggarkan kegiatan pengelola keuangan Desa, pemerintah
yang dibiayai Alokasi Dana Desa (ADD), desa masih tidak profesional untuk
sehingga penggunan Alokasi Dana Desa mengelola anggaran Desa, karena ada
tidak tepat sasaran, ini mengakibatkan pemerintah Desa dalam hal ini Kepala
tingkat ekfektivitas pengunaan dana desa Desa menggunakan anggaran Desa yang
untuk pembangunan sangat rendah dan tujuan sebenarnya untuk membangun
tidak sesuai dengan tunjuan pemberian Desa, tetapi dipakai untuk memperkaya
Alokasi Dana Desa.
diri sendiri, seperti yang lansir media Efektivitas Pengelolaan Alokasi electronik detik.com pada tanggal 22
Dana Desa mengambarakan kemampuan Februari 2017 bahwa kepala Desa di
pemerintah Desa dalam merealisasi Sukabumi ditahan oleh kepolisian daerah
keuangan Dana Desa untuk melaksanakan setempat karena menggunakan dana desa
program yang direncanakan dibandingkan untuk
dengan target yang telah ditetapkan ("https://news.detik.com/
keperluan
pribadinya
berdasarkan potensi nilai rill. 3429523/ pakai-dana-desa-untuk-pribadi-
jawabarat/
Pernyataan diatas sejalan dengan kades-di-sukabumi-ini- ditahan,”).
penelitian Saputra (2016) dengan Judul Sama halnya dengan apa yang
Kajian Efektivitas Pengelolaan Alokasi dikemukakan
Dana Desa pada Desa Lambean Kabupaten Pemerintahan
Bangli tahun 2009 – 2014 berada pada Bangli tahun 2009 – 2014 berada pada
meningkatkan tiap tahun berada pada angka 90% - 100%
Desa
dalam
pembangunan desa di Desa Fafai (efektif). Namun tidak sejalan dengan
Distrik Demba Kabupaten Waropen ? penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2016) tentang Efektivitas Pengelolaan
Tujuan Penelitian
Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Sesuai dengan rumusan masalah meningkatkan pembangunan fisik Desa
yang akan diteliti makan tujuan penelitian Lakapodo
Kecamatan
Watopute
ini adalah untuk :
1. Menganalisis dan menjelaskan tentang Efetivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Kabupaten Muna mengungkapkan bahwa
bagaimana Efektivitas Alokasi Dana masih sangat rendah dengan melihat
meningkatkan proses pengelolaan Alokasi Dana Desa dari
Desa
dalam
pembangunan desa di Desa Fafai perencanaan,
Distrik Demba Kabupaten Waropen, pertanggungjawaban belum efektif.
pelaksanaan
hingga
2. Menganalisis dan menjelaskan tentang Alasan peneliti memilih Alokasi
bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Dana Desa sebagai bahan penelitian
meningkatkan dikarenakan
Desa
dalam
pembangunan desa di Desa Fafai mempunyai pengaruh yang besar dalam
Distrik Demba Kabupaten Waropen, pembangunan Desa dibandingkan dengan
3. Menganalisis dan menjelaskan faktor- sumber-sumber dana pendapatan Desa
faktor apa saja yang menghambat yang lain. Apabila Alokasi Dana Desa
pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam benar-benar dikelolah dengan baik dan
meningkatkan pembangunan desa di jujur maka bukan tidak mungkin program
Desa Fafai Distirk Demba Kabupaten ini akan meningkatkan pelayanan publik
Waropen
di pedesaan, partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan meningkat, dan tentu
Manfaat Penelitian
saja akan bermuara pada kesejahteraan Hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat Desa.
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Berdasarkan
antara lain adalah sebagai berikut : masalah di atas maka peneliti tertarik
latar
belakang
1. Bagi penulis, guna menambah untuk melakukan penelitian dengan judul
pengetahuan mengenai sampai
“Analisis Efektifitas Alokasi Dana Desa
mana tingkat Efektfitas Alokasi
dalam Meningkatkan Pembangunan
Dana Desa bagi pembangunan
Desa Pada Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten Waropen” masyarakat Desa
2. Bagi
pemerintah desa dan
Rumusan Masalah
stakeholders lainnya, kajian ini Berdasarkan uraian diatas penulis
diharapkan akan menjadi bahan merumuskan beberapa rumusan masalah,
pertimbangan dalam pengambilan yaitu :
keputusan,
terutama bagi
1. Bagaimana Efektifitas Alokasi Dana pemerintah Desa dalam mengelolah Desa
Dana Desa di masa yang akan pembangunan Desa, di desa Fafai
dalam
meningkatkan
datang.
Distrik Demba Kabupaten Waropen?
3. Hasil dari penelitian ini dapat
2. Bagaimana Pengelolaan Alokasi Dana digunakan sebagai bahan referensi Desa
dalam
meningkatkan
untuk menambah pengetahuan dan pembangunan Desa, di Desa Fafai
informasi
untuk penelitian
Distrik Demba Kabupaten Waropen?
selanjutnya.
menghambat pengelolaan Alokasi Dana
LANDASAN TEORI & KERANGKA
melaksanakan sendiri fungsi-fungsi
PIKIR
pengelolaan. Pemisahan antara fungsi kepemilikan pada masyarakat dengan
Landasan Teori
fungsi pengelolaan pada pemerintah
1. Teori Stewardship (Stewardship
menjadi semakin nyata. Berbagai
Theory)
keterbatasan, pemilik sumber daya Landasan teori yang mendasari
suppliers/principals ) penelitian ini adalah bagian dari
(capital
mempercayakan (trust = amanah) agency theory yaitu stewardship theory
pengelolaan sumber daya tersebut (Donaldson, 1991) dengan judul
kepada pihak lain (steward = “Toward A Stewardship Theory Of
manajemen) yang lebih capable dan Management”. Teori stewardship
siap. Kontrak hubungan antara menggambarkan
stewards dan principals atas dasar manajemen tidaklah termotivasi oleh
situasi
dimana
kepercayaan (amanah = trust ), tujuan-tujuan individu tetapi lebih
bertindak kolektif sesuai dengan ditujukan pada sasaran hasil utama
tujuan organisasi, sehingga model mereka untuk kepentingan organisasi.
yang sesuai pada kasus organisasi Teori tersebut mengasumsikan adanya
sektor publik adalah stewardship theory. hubungan yang kuat antara kepuasan
Teori ini merupakan penatalayanan dan
dimana kaitannya terhadap organisasi Kesuksesan
kesuksesan
organisasi.
didalam kepemerintahan. menggambarkan
organisasi
maksimalisasi
utilitas kelompok principals dan
2. Efektivitas
manajemen. Maksimalisasi utilitas
a. Konsep Efektivitas
kelompok ini pada akhirnya akan Efektivitas berasal dari memaksimumkan
kata efektif yang mengandung individu yang ada dalam kelompok
kepentingan
pengertian dicapainya tujuan organisasi tersebut.
yang telah ditetapkan. Efektivitas Teori
selalu terkait dengan hubungan diterapkan pada penelitian akuntansi
stewardship
dapat
antara hasil yang diharapkan organisasi sektor publik seperti
dengan hasil yang sesungguhnya organisasi pemerintahan (Morgan,
dicapai. Efektivitas dapat dilihat 1996) dan non profit lainnya (Vargas,
dari berbagai sudut pandang 2004)
(view point) dan dapat dinilai perkembangannya,
dengan berbagai cara dan organisasi
akuntansi
mempunyai kaitan yang erat dipersiapkan
dengan efisiensi. kebutuhan informasi bagi hubungan
untuk
memenuhi
Menurut The Liang, antara stewards dengan principals.
(2000), efektivitas adalah keadaan Akuntansi
atau kemampuan suatu kerja informasi
sebagai
penggerak
yang dilaksanakan oleh manusia berjalannya transaksi kearah yang
keuangan
(driver)
untuk memberikan hasil guna semakin kompleks dan diikuti dengan
yang diharapkan. Sedangkan tumbuhnya
Gibson, (1984) mengemukakan akuntansi
spesialisasi
dalam
bahwa efektivitas adalah konteks organisasi sektor publik. Kondisi
dan
perkembangan
organisasi yang semakin
perilaku
hubungan antar bertambahnya
kualitas, efisiensi, akuntabilitas pada organisasi sektor
kepuasan, sifat publik, principal semakin sulit untuk
fleksibilitas, fleksibilitas,
analisis dan Haris, Dian Rasdiyanah, (2015)
3) Proses
perumusan kebijakan yang Menurut
mantap, berkaitan dengan (2004) Efektivitas adalah ukuran
Mardiasmo,
tujuan yang hendak dicapai berhasil tidaknya suatu organisasi
dan strategi yang telah mencapai tujuannya. Apabila
ditetapkan artinya kebijakan suatu
harus mampu menjembatani mencapai tujuan, maka organisasi
organisasi
berhasil
tujuan-tujuan dengan usaha- tersebut dikatakan telah berjalan
usaha pelaksanaan kegiatan dengan efektif. Efektivitas adalah
operasional. mengukur hubungan antara hasil
4) Perencanaan yang matang, pungutan suatu pajak dengan
pada hakekatnya berarti target penerimaan pajak itu
memutuskan sekarang apa sendiri.
yang
dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
b. Ukuran Efektivitas
5) Penyusunan program yang Tingkat efektivitas juga
tepat suatu rencana yang baik dapat
masih perlu dijabarkan dalam membandingkan antara rencana
diukur
dengan
program-program yang telah ditentukan dengan
pelaksanaan yang tepat sebab hasil
apabila tidak, para pelaksana diwujudkan. Namun, jika usaha
kurang memiliki atau hasil pekerjaan dan tindakan
akan
pedoman bertindak dan yang dilakukan tidak tepat
bekerja.
6) Tersedianya sarana dan tidak tercapai atau sasaran yang
sehingga menyebabkan tujuan
prasarana kerja, salah satu diharapkan,
efektivitas dikatakan tidak efektif. Adapun
organisasi adalah kriteria atau ukuran mengenai
kemampuan bekerja secara pencapaian tujuan efektif atau
produktif. Dengan sarana tidak, sebagaimana dikemukakan
dan prasarana yang tersedia oleh Siagaan, ( 2001), yaitu:
dan mungkin disediakan oleh
1) Kejelasan tujuan yang hendak organisasi. dicapai, hal ini dimaksdukan
7) Pelaksanaan yang efektif dan supaya karyawan dalam
bagaimanapun pelaksanaan tugas mencapai
efisien,
suatu program sasaran yang terarah dan
baiknya
apabila tidak dilaksanakan tujuan
secara efektif dan efisien tercapai.
organisasi
dapat
maka organisasi tersebut
2) Kejelasan strategi pencapaian
akan mencapai tujuan, telah diketahui bahwa
tidak
sasarannya, karena dengan strategi adalah “pada jalan”
pelaksanaan organisasi yang
semakin didekatkan pada melakukan berbagai upaya
diikuti
dalam
tujuannya. dalam mencapai sasaran- sasaran yang ditentukan agar
3. Pengertian Desa
para implementer
Desa adalah suatu pemerintahan tersesat dalam pencapaian
tidak
yang diberi hak otonomi adat, tujuan organisasi.
sehingga merupakan badan hukum dan menempati wilayah dengan batas- sehingga merupakan badan hukum dan menempati wilayah dengan batas-
memenuhi kebutuhannya dengan mengatur dan mengurus urusan
cara mengadakan sendiri. Ciri-ciri masyarakat setempat berdasarkan asal
desa swadaya adalah daerahnya usulnya Nurcholis, (2011) Masyarakat
terisolir dengan daerah lainnya, desa memiliki ikatan batin yang kuat
penduduknya jarang, mata baik karena keturunan maupun
homogen yang karena
pencaharian
bersifat agraris, bersifat tertutup, kepentingan politik, ekonomi, sosial,
sama-sama
memiliki
masyarakat memegang teguh dan keamanan, memiliki susunan
adat, teknologi masih rendah, pengurus yang dimiliki bersama,
sarana dan prasarana sangat memiliki kekayaan dalam jumlah
kurang, hubungan antarmanusia tertentu,
sangat erat, pengawasan sosial menyelenggarakan urusan rumah
dan
berhak
dilakukan oleh keluarga. tangga sendiri.
b. Desa swakarya Secara etimologi kata desa berasal
Desa swakarya adalah desa dari bahasa Sansekerta, deca yang
yang sudah bisa memenuhi berarti tanah air, tanah asal, atau tanah
kebutuhannya sendiri, kelebihan kelahiran. Dari perspektif geografis,
produksi sudah mulai dijual ke desa atau village dia rtikan sebagai “a
daerah-daerah lainnya. Ciri-ciri groups of hauses or shops in a country
desa swakarya antara lain, adanya area, smaller than a town ”. Desa adalah
pengaruh dari luar sehingga kesatuan masyarakat hukum yang
mengakibatkan perubahan pola memiliki
pikir, masyarakat sudah mulai mengurus rumah tangganya sendiri
kewenangan
untuk
terlepas dari adat, produktivitas berdasarkan hak asal-usul dan adat
meningkat, sarana istiadat
mulai
mulai meningkat, Pemerintahan Nasional dan berada di
adanya pengaruh dari luar yang Daerah Kabupaten.
mengakibatkan perubahan cara Menurut Undang-Undang No. 6
berpikir.
Tahun 2014 Desa adalah kesatuan
c. Desa swasembada masyarakat hukum yang memiliki
Desa swasembada adalah batas wilayah yang berwenang untuk
desa yang lebih maju dan mampu mengatur dan mengurus urusan
mengembangkan semua potensi pemerintahan,
yang ada secara optimal, dengan masyarakat setempat berdasarkan
kepentingan
ciri-ciri hubungan antarmanusia prakarsa masyarakat, hak asal usul,
rasional, Mata dan/atau hak tradisional yang diakui
bersifat
pencaharian homogen, teknologi dan
pendidikan tinggi, pemerintahan
produktifitas tinggi, terlepas dari Republik Indonesia.
Negara
Kesatuan
adat, sarana dan prasarana Menurut
lengkap dan modern. Berdasarkan tingkat pembangunan
Sriartha
Desa memiliki wewenang di dan kemampuan mengembangkan
penyelenggaraan potensi yang dimilikinya, desa dapat
bidang
desa, pelaksanaan diklasifikasikan
pemerintahan
desa, pembinaan berikut ini :
a. Desa swadaya
Kewenangan desa Desa swadaya adalah suatu
masyarakat.
meliputi kewenangan berdasarkan wilayah pedesaan yang hampir
hak asal usul, kewenangan lokal hak asal usul, kewenangan lokal
hidup yang lebih ditugaskan
cara
maju/modern. Sebagai suatu pemerintah daerah provinsi, atau
oleh
pemerintah,
proses, maka pembangunan desa pemerintah daerah kabupaten/kota.
lebih menekankan pada aspek perubahan,
baik yang
4. Pengertian Pembangunan Desa
menyangkut segi sosial, maupun Pembangunan
dari segi psikologis. Hal ini akan konsep normatif yang mengisyaratkan
merupakan
terlihat pada perkembangan pilihan-pilihan tujuan untuk mencapai
masyarakat dari suatu tingkat apa yang disebut sebagai realisasi
kehidupan tertentu ketingkat potensi manusia. Pembangunan tidak
kehidupan yang lebih tinggi, sama maknanya dengan modernisasi,
memperhatikan di jika kita memahami secara jelas
dengan
dalamnya masalah perubahan mengenai makna sesungguhnya dari
sikap, serta perubahan lainnya hakikat pembangunan itu sendiri.
apabila diprogramkan Adapun definisi pembangunan
yang
secara sistematis akan usaha desa menurut ahli adalah sebagai
penelitian dan pendidikan yang berikut: Suparno, (2001) menegaskan
sangat baik.
bahwa pembangunan desa dilakukan
b. Sebagai suatu metode, yaitu suatu dalam
metode yang mengusahakan agar sewajarnya antara pemerintah dengan
rakyat mempunyai kemampuan masyarakat. Kewajiban pemerintah
mereka miliki. adalah
yang
Pembangunan desa juga prasarana, selebihnya disandarkan
menyediakan
prasarana-
metode untuk kepada kemampuan masyarakat itu
merupakan
pemerataan sendiri. Proses pembangunan desa
mencapai
pembangunan desa dan hasil- merupakan mekanisme dari keinginan
dalam rangka masyarakat yang dipadukan dengan
hasilnya
mewujudkan masyarakat yang masyarakat.
adil dan makmur berdasarkan menentukan
Perpaduan
tersebut
Pancasila dan Undang-Undang pembangunan
dikemukakan oleh Ahmadi (2001)
c. Sebagai suatu program adalah mekanisme
berusaha meningkatkan taraf adalah merupakan perpaduan yang
pembangunan
desa
dan kesejahteran serasi antara kegiatan partisipasi
hidup
masyarakat pedesaan baik lahir masyarakat dalam pihak dan kegiatan
maupun batin dengan perhatian pemerintah di satu pihak. Bahwa pada
ditujukan pada kegiatan pada hakekatnya
bidang-bidang tertentu seperti dilakukan oleh masyarakat sendiri.
pembangunan
desa
pendidikan, kesehatan, pertanian, Sedangkan pemerintah memberikan
industri rumah tangga, koperasi, bimbingan, bantuan, pembinaan, dan
perbaikan kampung halaman dan pengawasan. Pembangunan desa
lain-lain.
dapat dilihat dari berbagai segi yaitu
d. Sebagai suatu gerakan karena sebagai suatu proses, dengan suatu
pada hakekatnya semua gerakan metode sebagai suatu program dan
usaha kegiatan suatu gerakan, sebagaimana pendapat
atau
pembangunan diarahkan ke desa- pakar berikut ini:
desa. Sebagai suatu gerakan
a. Sebagai suatu proses adalah
pembangunan desa memperhatikan jalannya proses
dimana
mengusahakan mewujudkan perubahan yang berlangsung dari
masyarakat sesuai dengan cita- masyarakat sesuai dengan cita-
untuk menciptakan lingkungan adil dan makmur berdasarkan
kehidupan yang efisien, efektif Pancasila dan Undang-Undang
dan berkelanjutan. Dasar 1945.
3) Peningkatan kualitas pemukiman Seperti yang telah diuraikan di
yang aman, nyaman dan sehat . atas bahwa pembangunan desa
4) Meningkatnya prasarana wilayah meliputi beberapa faktor dan berbagai
pada daerah tertinggal, terpencil program yang dilaksanakan oleh
dan daerah perbatasan. aparat
5) Meningkatkan kualitas daerah dan seluruh masyarakat. Oleh
departemen,
pemerintah
perencanaan pembangunan di karena itu, pelaksanaannya perlu ada
daerah dan wilayah. koordinasi dari pemerintah baik pusat
6) Meningkatkan ekonomi wilayah maupun daerah serta desa sebagai
untuk kesejahteraan masyarakat tempat pelaksanaan pembangunan
serta menanggulangi kesenjangan agar seluruh program kegiatan
antar wilayah. tersebut saling menunjang dan
pelaksanaan terlaksana dengan baik sesuai dengan
Dalam
pembangunan desa, desa harus rencana, sehingga dapat berdaya guna
prinsip-prinsip dan berhasil guna. Permasalahan di
melaksanakan
transparansi serta pelibatan partisipasi dalam pembangunan pedesaan adalah
masyarakat baik dalam perencanaan, rendahnya
maupun dalam masyarakat perdesaan ditambah lagi
aset yang
dikuasai
pelaksanaan
pengawasan dan pemantauan. Dalam dengan masih rendahnya akses
Desa, siklus masyarakat pedesaan ke sumber daya
kerangka
UU
pembangunan desa mencakup 3 (tiga) ekonomi
tahap penting yaitu perencanaan, permodalan,
seperti
lahan/tanah,
dan keterampilan
pertanggungjawaban. informasi, serta jaringan kerjasama. Disisi lain, masih rendahnya tingkat
dan
teknologi,
5. Alokasi Dana Desa (ADD)
pelayanan prasarana dan sarana Alokasi Dana Desa (ADD) pedesaan dan rendahnya kualitas
Menurut UU No. 6 Tahun 2014 SDM di pedesaan yang sebagian besar
Tentang Desa merupakan bagian dari berketerampilan rendah (low skilled),
dana perimbangan yang diterima lemahnya
Kabupaten/Kota paling sedikit 10% organisasi
kelembagaan
dan
(sepuluh perseratus) dalam anggaran lemahnya koordinasi lintas bidang
berbasis
masyarakat,
pendapatan dan belanja daerah dalam
setelah dikurangi dana alokasi khusus. pedesaan.
pengembangan
kawasan
Dari pengertian diatas dapat Oleh karena itu dapat dilihat
penulis simpulkan bahwa Alokasi beberapa
Dana Desa (ADD) merupakan bagian dilakukan dalam pembangunan desa
keuangan desa yang diperoleh dari sebagai berikut:
bagi hasil pajak daerah dan bagian
1) Meningkatkan pelayanan dalam dari dana perimbangan keuangan hal pertanahan serta memproses
pusat dan daerah yang diterima oleh masalah-masalah
Kabupaten/Kota untuk desa yang dalam batas-batas kewenangan
pertanahan
dibagikan secara proporsional. Kabupaten.
Adapun tujuan dari Alokasi
2) Pemantapan
Dana Desa (ADD) ini adalah untuk : pemanfaatan
pengelolaan
ruang
dan dan
efisiensi lebih melihat pada bagaiman melaksanakan
desa
dalam
cara mencapai hasil yang dicapai itu pemerintahan,
pelayanan
dengan membandingkan antara input dan
pembangunan,
dan outputnya (Siagaan, 2001). kewenangannya;
b. Meningkatkan
adalah pemanfaatan lembaga kemasyarakatan di desa
kemampuan
efektivitas
sumber daya, sarana dan prasarana dalam perencanaan, pelaksanaan,
dalam jumlah tertentu yang secara dan pengendalian pembangunan
sadar ditetapkan sebelumnya untuk secara partisipatif sesuai dengan
menghasilkan sejumlah barang atas potensi desa;
jasa kegiatan yang dijalankannya..
c. Meningkatkan
Efektivitas menunjukkan keberhasilan pendapatan, kesempatan bekerja
pemerataan
dari segi tercapai tidaknya sasaran dan kesempatan berusaha bagi
yang telah ditetapkan. Jika hasil masyarakat desa;
kegiatan semakin mendekati sasaran,
d. Mendorong
berarti makin tinggi efektivitasnya. swadaya
peningkatan
Sejalan dengan pendapat tersebut, masyarakat desa.
gotong
royong
Abdurahmat, (2003) efektivitas adalah Pemerintah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan kebijakan Alokasi Dana Desa ini dapat
mengharapkan
prasarana dalam jumlah tertentu yang mendukung
secara sadar ditetapkan sebelumnya pembangunan partisipatif berbasis
pelaksanaan
menghasilkan sejumlah masyarakat
untuk
pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat pemberdayaan masyarakat pedesaan
dalam
upaya
bahwa efektivitas sekaligus memelihara kesinambungan
disimpulkan
dengan terlaksananya pembangunan di tingkat desa. Dengan
berkaitan
semua tugas pokok, tercapainya adanya Alokasi Dana Desa, desa
ketepatan waktu, dan memiliki
tujuan,
partisipasi aktif dari anggota serta sehingga pembangunan dapat terus
kepastian
pendanaan
merupakan keterkaitan antara tujuan dilaksanakan tanpa harus terlalu lama
dan hasil yang dinyatakan, dan menunggu datangnya dana bantuan
menunjukan derajat kesesuaian antara dari pemerintah pusat.
tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
6. Efektivitas Alokasi Dana Desa
menggambarkan Efektivitas berasal dari kata dasar
Efektivitas
kemampuan pemerintah desa dalam efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa
merealisasi keuangan alokasi dana Indonesia, kata efektif mempunyai arti
desa untuk melaksanakan program efek, pengaruh, akibat atau dapat
yang direncanakan dibandingakan membawa hasil. Jadi, efektivitas
dengan target yang telah detetapkan adalah keaktifan, daya guna, adanya
berdasarkan potensi nilai rill (Abdul kesesuaian dalam suatu kegiatan
Halim, 2004)
orang yang melaksanakan tugas Analisis yang digunakan untuk dengan
menghitung tingkat efektivitas dana Efektivitas
desa menggunakan rumus sebagai menunjukkan pada taraf tercapainya
pada
dasarnya
berikut (Depdagri, Kemendagri no hasil, sering atau senantiasa dikaitkan
dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara
keduanya. Efektivitas menekankan keduanya. Efektivitas menekankan
dilihat dari seberapa jauh tujuan itu dikatakan baik apabila rasio yang
tercapai. Semakin banyak tujuan dicapai minimal 90% sampai dengan
tercapai, maka semakin efektif pula 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi
media pembelajaran tersebut. jika organisasi tersebut mampu
7. Hambatan Pembangunan Desa
memperoleh lebih besar dari itu,
adapun kreteria rasio efektivitas yang Pembangunan pada prinsipnya akan digunakan dalam penelitian ini
adalah suatu proses dan usaha yang adalah
dilakukan oleh suatu masyarakat efektivitas
secara sistematis untuk mencapai memudahkan dalam memberikan
digunakan
untuk
situasi atau kondisi yang lebih baik simpulan dari perhitungan yang telah
dari saat ini. Dilaksanakannya proses dilakukan melalui analisis efektivitas.
pembangunan ini tidak lain karena Adapun
masyarakat merasa tidak puas dengan digunakan Depdagri, Kemendagri no
rasio
efektivitas yang
keadaan saat ini yang dirasa kurang 690.900.327
ideal. Namun demikian perlu disadari perbandingan antara realisasi dengan
bahwa pembangunan adalah sebuah target alokasi dana desa jika
proses evolusi, sehingga masyarakat pencapaiannya diatas 100% dapat
yang perlu melakukan secara bertahap dikatakan sangat efektif, 2) hasil
sesuai dengan sumber daya yang perbandingan antara realisasi dengan
dimiliki dan masalah utama yang target alokasi dana desa jika tingkat
sedang dihadapi.
Berkaitan dengan pembangunan dikatakan
desa maka ada beberapa masalah yang perbandingan antara realisasi dengan
seringkali ditemui diberbagai desa, target dana desa jika tingkat
perlu mendapat perhatian dan segera pencapaiannya
diantipasi, diantaranya: dikatakan cukup efektif, 4) hasil
80-89%
dapat
a. Terbatasnya ketersediaan sumber perbandingan antara realisasi dengan
daya manusia yang baik dan target alokasi dana desa jika tingkat
profesional;
ketersediaan dikatakan kurang efektif, 5) hasil
b. Terbatasnya
sumber-sumber pembiayaan yang perbandingan antara realisasi dengan
memadai, baik yang berasal dari target alokasi dana desa jika tingkat
kemampuan desa itu sendiri pencapaiannya <60% dapat dikatakan
(internal) maupun sumber dana tidak efektif.
dari luar (eksternal); Berdasarkan uraian di atas dapat
c. Belum tersusunnya kelembagaan disimpulkan bahwa efektivitas adalah
sosial-ekonomi yang mampu suatu keadaan yang menunjukkan
berperan secara efektif; sejauh mana rencana dapat tercapai.
d. Belum terbangunnya sistem dan Semakin banyak rencana yang dapat
regulasi yang jelas dan tegas; dicapai, semakin efektif pula kegiatan
kreativitas dan tersebut, sehingga kata efektivitas
e. Kurangnya
partisipasi masyarakat secara dapat juga diartikan sebagai tingkat
lebih kritis dan rasional. keberhasilan yang dapat dicapai dari
suatu cara atau usaha tertentu sesuai
Kerangka Berpikir
Melalui Alokasi dana Desa, diharapkan desa akan mampu menyelenggarakan otonominya agar dapat tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri. Dimana tujuan UU Desa adalah menciptakan masyarakat aktif yang mampu menjadi elemen utama dalam merencanakan,melaksanakan dan mengawasi setiap kegiatan pembangunan yang terjadi di desa.
Untuk itu, dalam proses pengelolaan
alokasi dana desa harusnya pemerintah desa tidak hanya berfokus pada penyelesaian seluruh tahapan pengelolaan alokasi dana desa dan hasil akhir berupa terciptanya pembangunan di desa. Namun pemerintah desa harusnya lebih berfous pada menciptakan sebuah proses pembangunan yang diciptakan oleh masyarakat desa setempat, sehingga pembangunan yang dihasilkan adalah pembangunan yang berkualitas, yakni sebuah hasil pembangunan yang menggambarkan tujuan, kebutuhan dan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat desa setempat.
Akan tetapi, dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang belum
sesuai dengan
prinsip
pengelolaan alokasi dana desa sehingga berdampak belum efektifnya pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa itu sendiri. Hal tersebut utamanya pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban. Kondisi inilah yang akan diteliti di Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten Waropen terkait dengan bagaimana efektifitas pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa Fafai dan faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan Di Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten Waropen.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka kerangka pikir penelitian dapat di gambarkan pada skema di bawah ini :
Sumber : Data diolah (2017) Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian Deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui
dan menjelaskan
bagaimana
tingkat efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Fafai Distrik demba Kabupaten Waropen
dan bagaimana meningkatkan pembangunan Desa Fafai dalam menjalankan program Alokasi Dana Desa (ADD).
1. PERENCANAAN
1. SUMBER DAYA MANUSIA
1. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
2. PELAKSANAAN
2. KERJA SAMA YANG KURANG BAIK
3. PERTANGGUNGJAWABAN 3. TRANSPORTASI
PEMERINTAH DESA
HASIL PENELITIAN (EFEKTIF/TIDAK EFEKTIF)
KESIMPULAN/SARAN
PENGELOLAAN ADD
FAKTOR PENGHAMBAT
PENGELOLAAN ADD
TAHAPAN PENGELOLAAN
ADD
DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DAN 2016
ANALISIS DESKRIPSI KUANTITATIF ANALISIS DESKRIPSI KUALITATIF (RUMUS EFEKTIFITAS)
mengunakan variabel independen
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
pembangunan Desa, Lokasi dilakukan penelitian ini
yaitu
pelaksanaan, yaitu pada Desa Fafai Distrik Demba
perencanan,
pertanggung jawaban. Variabel Kabupaten
(Variable Dependent) waktu penelitian ini terhitung satu
Waropen.
Sedangkan
Terikat
variabel yang bulan lamanya, dari bulan Mei – Juni
merupakan
diterangkan
atau mendapat 2017 pengaruh dari variabel lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti
Populasi dan Sampel
menggunakan variabel dependen Sekaran, (2006), mengemukakan
berupa efektivitas Alokasi Dana bahwa populasi mengacu pada
Desa.
keseluruhaan kelompok
orang,
2. Definisi Operasional Variabel
kejadian atau hal minat yang ingin Untuk menjelaskan konsep investigasi. Dalam kajian ini yang
operasional dalam penelitian ini, menjadi populasi adalah Anggaran
variabel-variabel yang Alokasi Dana Desa pada Desa Fafai
maka
digunakan dapat di operasionalkan Distrik Demba Kabupaten Waropen
sebagai berikut: tahun anggaran 2015 dan tahun
a. Pembangunan Desa adalah segala anggaran 2016. bentuk perbaikan atau bentuk
pembangunan baik fisik maupun penelitian ini menggunakan teknik
Penarikan
sampel
dalam
non fisik yang dilakukan di desa. pengambilan
b. Perencanaan yang dimaksud Teknik penarikan sampel aksidental
sampel
aksidental.
adalah musrembang desa untuk ini didasarkan pada kemudahan
membahas rencana kegiatan (convenience) . Sampel ini dapat terpilih
penggunaan anggaran Alokasi karena berada pada waktu, situasi, dan Dana Desa, diukur dengan jumlah dengan pihak yang berpartisipasi
tempat yang tepat (Jannnah, 2005). (hadir,dan memberi saran), pokok Maka sampel yang diambil dalam bahasan dan hasil musrembang
penelitian ini
serta transparasi rencana kepada pertanggungjawaban
adalah
laporan
pengelolaan
masyarakat.
Alokasi Dana Desa pada Desa Fafai
c. Pelaksanaan yang dimaksud Distirk Demba Kabupaten Waropen
adalah penyelesaian kegiatan Tahun Anggaran 2015 dan Tahun
yang telah direncanakan, diukur Anggaran 2016.
dengan jumlah pihak yang berpartisipasi
(tenaga atau
Variabel Penelitian
materi), transparansi informasi
1. Identifikasi Variabel Penelitian
kegiatan kepada masyarakat dan Variabel di dalam penelitian ini
penyelesaian serta capaian tujuan ada dua variabel yaitu variabel
kegiatan dan
d. Pertanggungjawaban yang bebas dan variabel terikat. Variabel dimaksud adalah penyusunan Bebas
(Variabel
Independen)
Laporan Pertanggung Jawaban merupakan
(LPJ) oleh pemerintah Desa Fafai, berfungsi
variabel
yang
diukur dengan pihak penyusunan mempengaruhi variabel lainnya.
menerangkan
atau
LPJ, kualitas LPJ, dan evaluasi Dalam penelitian ini, peneliti
bersama masyarakat.
e. Efektifitas dalam Pengelolaan
Informan
Alokasi Dana Desa adalah dana Dalam penelitian ini yang penerimaan Alokasi Dana Desa
menjadi informan penelitian atau melalui APBDesa di Desa Fafai
sebagai naransumber yaitu Kepala Distrik Demba
Desa Fafai, Perangkat Desa, Ketua dan Waropen yang diukur dengan
Kabupaten
Anggota BMK yang merupakan tim menggunakan rumus sebagai pengelolaah alokai dana desa, Tokoh berikut. Masyarakat, dan juga masyarakat Desa
Fafai.
Metode Pengumpulan Data
1. Studi
kepustakaan yaitu
pengumpulan data melalui bahan- Efektivitas suatu organisasi bahan yang tertulis yang relevan dikatakan baik apabila rasio yang dengan penelitian ini, seperti literatur dicapai minimal 90% sampai dan berbagai dokumen serta laporan- dengan 100% dengan melihat laporan yang diterbitkan oleh instansi kriteria
digunakan dalam rasio efektifitas
2. Studi lapangan yaitu pengumpulan (Depdagri
Kemendagri
no
data dimana penulis secara langsung 690.900.327).
ke
obyek
penelitian dengan
Jenis dan Sumber Data
menggunakan
teknik penelitian
1) Data Primer
sebagai berikut:
a. Observasi yaitu salah satu metode yang diperoleh secara langsung dari
Data primer merupakan data
dalam pengumpulan data secara responden yang diinginkan oleh
sengaja, terarah, sistematis, dan peneliti, baik melalui wawancara
terencana sesuai tujuan yang akan dengan
dicapai dengan mengamati & pengumpulan data lapangan lainnya.
narasumber,
dan
mencatat seluruh kejadian dan Data primer yang dibutuhkan adalah
fenomena yang terjadi dan tanggapan pemerintah desa dan
mengacu pada syarat dan aturan masyarakat tentang penyelenggaraan
dalam penelitian. otonomi desa selama ini.
b. Wawancara yaitu suatu metode
2) Data Sekunder
mengumpulkan data Data Sekunder adalah data yang
dalam
dengan cara sistematis untuk diperoleh dari literatur dan data di
keterangan pemerintah Desa Fafai Distrik Demba
memperoleh
mengenai masalah yang diteliti Kabupaten
berdasarkan tujuan penelitian. mendukung
dengan masalah yang diteliti. Seperti, Metode Pengolahan Data Data-data tentang keadan umum
1. Reduksi Data
lokasi penelitian mencakup keadaan Reduksi data adalah proses pemilihan, geografis, demografis, dan juga data
perhatian pada laporan
pemusatan
pengabstrakan, pemerintah desa, serta data-data
pertanggungjawaban
penyederhanaan,
transformasi data kasar yang muncul lainnya yang diperoleh dari, BPS,
dari catatan-catatan lapangan (Miles, Kecamatan, Desa dan intasi lain yang
Matthew B, 1992).
terkait.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sebagai Fafai tahun 2015 dan tahun 2016 sekumpulan informasi tersusun yang
mengalami fluktuasi, diamana jumlah memberikan kemungkinan adanya
rupiah yang diterima cenderung penarikan
mengalami perubahan. Efektivitas pengambilan
kesimpulan
dan
pengelolaan alokasi dana desa dari Matthew B, 1992) tahun 2015 dan tahun 2016 pada Desa
tindakan.
(Miles,
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Tahap ini merupakan tahap penarikan
Fafai, Distrik Demba, Kabupaten kesimpulan dari semua data yang
Waropen sudah berada dalam kategori telah diperoleh sebagai hasil dari
efektif, karena tingkat efektivitas penelitian. Penarikan kesimpulan atau
berada dalam angka 90-100%. Hal ini verifikasi adalah usaha untuk mencari
sudah sesuai dengan teori dari atau
Depdagri Kemendagri no 690.900.327. keteraturan, pola-pola, penjelasan,
memahami
makna/arti,
yang menyatakan bahwa, tingkat alur sebab akibat atau proposisi.
efektivitas atau hasil perbandingan antara realisasi dengan target alokasi
Metode Analisis Data
dana desa (ADD) jika tingkat Efektivitas
menggambarkan
pecapaiannya pada angka 90%- 100%, kemampuan Pemerintah Desa dalam dapat dikatakan dalam kategori efektif. merealisasi keuangan Alokasi Dana Dalam merealisasikan dana desa Desa untuk melaksanakan program
yang jumlahnya tidak sedikit memang yang direncanakan dibandingakan
bukan pekerjaan yang mudah karena dengan target yang telah detetapkan
memerlukan strategi yang tepat, mulai berdasarkan potensi nilai rill (Halim,
perencanaan, hingga 2004).
dari
pertanggungjawaban dan evaluasi. Untuk menjawab permasalahan Terlebih lagi dana desa merupakan diatas maka digunakan analisis Mixed
ditujukan untuk Method . Dimana ada penggabungan membangun daerah pedesaan agar antara analisis deskriptif kualitatif dan lebih mandiri dan sejahtera, sehingga analisis deskriptif kuantitatif yaitu pengelolaannya harus tepat sasaran suatu
dana
yang
proses
penelitian
yang
sesuai dengan maksud dan tujuan menggunakan data deskriptif berupa
alokasi dana desa.
kata-kata tertulis atau lisan dan juga Untuk melaksanakan pengelolaan
data-data kuantitatif dari orang-orang Alokasi Dana Desa (ADD) yang
dan pelaku yang dapat diamati. merupakan bagian dari Anggaran
Belanja Desa PEMBAHASAN (APBDes) secara baik dan benar harus
Pendapatan
dan
dilaksanakan berdasarkan kententuan
Efektivitas Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan Pembangunan Desa di
peraturan perundang-undangan yang
Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten
berlaku.
Waropen
hasil penelitian Dari penelitian yang telah
Namun
menunjukan bahwa adanya tidak dilakukan penulis melalui metode
kesesuain pembagian APBDes antara wawancara dan dokumentasi, dapat
peraturan perudang- dijelaskan bahwa alokasi dana desa
ketentuan
dengan realisasi di yang diterima oleh pemerintah desa
undangan
pemerintah Desa, yang mana pada pemerintah Desa, yang mana pada
pelaksanaan, dan pertanggungjawab APBDes adalah untuk mendanai
Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan
tahapan perencanaan pemberdayaan
pembangunan
dan
bahwa
Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam sedangkan paling banyak 30% untuk
masyarakat
desa,
meningkatkan pembangunan Desa di operasional kepala kampung dan juga
Desa Fafai sangat efektif dimana Badan Musyawara Kampung (BMK).
dilakukan dengan melihat proses Tetapi pada tahun anggaran 2015 di
musrembang desa untuk membahas desa Fafai pembagian APBDes sangat
kegiatan penggunaan tidak sesuai, dimana untuk bidang
rencana
anggaran ADD serta bagaimana proses pelaksanaan
pengelolaan ADD, dimana dalam pemberdayaan masyarakat adalah
pembangunan
dan
tahapan perencanaan ini diukur 51,32% dari besaran APBDes yang ada
pihak yang dan untuk operasional pemerintah
dengan
jumlah
dalam proses kampung dan tunjangan perangkat
berpartisipasi
musrembang desa.
pemerintah kampung adalah sebesar Selain itu, dalam tahapan 48,68%.
perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Dengan demikian Alokasi Dana
Desa menunjukan bahwa tingginya Desa (ADD) yang menjadi bagian