REVIEW OF SUSTAINABLE PUBLIC TRANSPORTAT

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)

TINJAUAN SISTIM TRANSPORTASI UMUM
YANG BERKELANJUTAN
(REVIEW OF SUSTAINABLE PUBLIC TRANSPORTATION SYSTEM)
Yulia Setiani
Civil Department
Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Jln. Dirgantara no.4 Arengka Raya,
Pekanbaru, Riau
Telp.(0761) 61815
yuliasetiani@gmail.com
Abstract
The need to plan for sustainable public transportation system is an important concern recently. Almost all
cities in the world be up against to global warming problem. The transport sector alone, accounts for 24.1%
of CO2 emissions worldwide. While at the same time urban populations are exploding and the climate
enveloping the world’s cities is deteriorating. It is time to execute sustainable public transportation system to
accommodate all the problem facing. Sustainable transportation system in common including the three
dimensions of sustainability including : economic, social, and environmental. Sustainable solutions should be
economically viable, socially equitable and ethically responsible, and consistent with the long-term

ecological balance of the natural environment. This paper try to review all aspect in sustainable public
transportation system. It is include definition, key issues, guideline principle and also explain some benefit
from the implementation of sustainable public transportation system in some area or city.
Key Words: sustainable, public transportation, key issues, benefit, principles

PENDAHULUAN
“Sustainable” atau dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan dengan kata
“berkelanjutan”, saat ini telah menjadi suatu isu yang sangat penting. Yang menjadi
perhatian adalah bagaimana perkembangan populasi dan perekonomian yang meningkat
dengan sangat pesat berubah menjadi suatu hal yang sangat mengkhawatirkan dan
menyebabkan penurunan yang amat progresif bagi sumber daya alam pada masa ini dan
tentu saja berpengaruh untuk masa yang akan datang. Sustainability berhubungan dengan
kualitas hidup sebuah komunitas, apakah itu menyangkut perekonomian, sosial dan sistim
lingkungan hidup yang membuat komunitas tersebut bisa mendapatkan kehidupan yang
sehat, produktif, hidup yang berguna dan bermakna bagi semua masyarakat untuk masa
kini dan akan datang. Dapat dilihat bagaimana kualitas hidup masyarakat telah mengalami
perubahan yang cepat dalam masa 2 atau 3 dekade ini. Oleh sebab itu faktor
“sustainability” sangat penting untuk dipertimbangkan dalam setiap level pengambilan
keputusan, baik ditingkat lokal, regional , nasional dan global.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana usaha untuk mewujudkan sistim

transportasi yang berkelanjutan, ada baiknya meninjau dulu definisi atau pengertian dari
kata sustainable/sustainability tersebut. Ada beberapa pengertian untuk mendefinisikan
kata sustainability dan sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Mengacu

1

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
kepada definisi yang secara luas banyak digunakan yang diambil dari United Nation Word
Commission on Environment and Development (UNWCED,1987) atau biasa disebut juga
Brundtland Report, sustainable development adalah :
“development that meets the needs of the present without compromising the ability of
future generations to meet their own needs.
Sejak isu pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas internasional pada era 1980-an dan
1990 an, infrastructure sustainability berkembang menjadi bahan kajian yang penting bagi
para praktisi, peneliti dan kalangan akademisi. Sistem transportasi yang berkelanjutan
mencakup pemahaman terhadap sistem transportasi itu sendiri, kebijakan/peraturan serta
teknologi yang digunakan. Semua bertujuan untuk menciptakan perpindahan barang dan
jasa yang efisien, pengangkutan serta sistim pengiriman yang berkelanjutan. United States
Department of Transportation (Federal) menyatakan misi mereka terhadap pembangunan

berkelanjutan di bidang transportasi adalah : Melayani negara (the United States) dengan
menjamin hal hal berikut: kecepatan, keselamatan, efisiensi, kemudahan akses dan
kenyamanan sistim transportasi, yang memenuhi semua kepentingan nasional dan
meningkatkan kualitas hidup warga negara Amerika, untuk hari ini dan untuk masa yang
akan datang (http://www.dot.gov/mission.htm)

SUSTAINABLE TRANSPORTATION
Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan berkelanjutan. Ketika
pembangunan transportasi beberapa masa yang lalu telah menyebabkan perubahan
penggunaan lahan dan juga efek negatif terhadap lingkungan hidup, sistim transportasi
masa kini mempunyai efek yang lebih menyeluruh dan bisa menimbulkan konsekwensi
yang merugikan untuk jangka panjang. Contohnya, sistim jalur lewat air yang saling
terkoneksi (interconnected waterway systems) telah merusak populasi ikan, dan perluasan
jalur kereta api di arah barat Amerika Serikat, hampir menyebabkan kepunahan bison
amerika pada abad ke sembilan belas. Bagaimanapun juga, pengaruh negatif dari sistim
transportasi yang ber-orientasi kendaraan bermesin pada sumber daya tanah, air dan udara
pada akhirnya menimbulkan efek yang sangat besar dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap sustainability mencakup begitu luas aspek
dan isu yang ditimbulkannya.
Bank Dunia (1996) telah mengidentifikasi beberapa dimensi penting dari sustainable

transportation, sebagai berikut : dimensi ekonomi dan keuangan ( keefektifan dari sistim
transportasi), dimensi lingkungan (polusi, tata guna lahan, konsumsi energi, dan fauna),
dan dimensi sosial (keselamatan/keamanan dan pelayanan yang mencukupi untuk semua
lapisan masyarakat). Dari OECD International Conference di Vancouver Canada (1996),
beberapa cakupan dari sustainable transportation adalah menyangkut : akses, masyarakat
dan komunitas,kualitas lingkungan dan keberlangsungan ekonomi.Hal tersebut akan

2

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
dibahas lebih lanjut nantinya. Ada beberapa pengertian untuk transportasi berkelanjutan,
(Richardson,2000), menyatakan bahwa : Pada prinsipnya, keberlanjutan dari sistim
transportasi umum dapat dinilai dari seberapa jauh kontribusinya terhadap kualitas hidup
masyarakat, apakah itu dalam penggunaan sumber daya alam dan fisikal dalam
masyarakat, untuk menjamin kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan
hidup dan pengangkutan (transportasi) mereka, bagaimana dengan faktor-faktor luar lain
yang harus diperhitungkan juga, dan bagaimana sebaiknya permintaan masa kini dan masa
datang dari berbagai lapisan yang berbeda beda dalam masyarakat dapat terpenuhi dengan
memuaskan. Dari definisi sustainable transportation, nampak bahwa tidak ada standard

baku bagaimana menciptakan sistim transportasi yang berkelanjutan,karena ini adalah
sebuah konsensus yang berkembang dan harus merangkul paling tidak tiga dimensi
penting, yaitu : pembangunan ekonomi, pemeliharaan lingkungan, dan pembangunan
social (Environment Canada, (2003)
Isu-Isu Penting dalam Sustainable Transportation
Saat ini hampir semua kota besar di dunia termasuk di negara kita tengah menghadapi
masalah sistim transportasi umum yang sampai saat ini masih sangat sulit untuk
diselesaikan permasalahannya. Beberapa isu penting yang menyangkut sistim transportasi
yang berkelanjutan, yang diambil dari Sustainable Transport Action Network (SUSTRAN),
1996. Adapun isu-isu tersebut antara lain :
 Access, not mobility. Pengemudi seharusnya bergerak dengan kemudahan akses yang
tersedia, untuk memindahkan diri mereka sendiri maupun barang yang dibawanya. Tapi
jika di suatu kota hanya berorientasi semata pada mobil pribadi, pergerakan kendaraan
cenderung semakin padat. Hal tersebut membuat pengemudi terpaksa harus
menghabiskan waktu lebih lama untuk mencari kemudahan akses untuk mencapai
tujuannya.
 Moving people, not cars. Kita seharusnya lebih fokus pada usaha “memindahkan”
orang dan barang daripada “memindahkan” kendaraan. Di suatu kota yang sangat padat,
penggunaan transportasi umum bisa menyimpan ruang dan energi yang sangat berharga
dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi, disamping juga mendapatkan

kelebihan berupa manfaat kesehatan dimana berkurangnya polusi udara dengan
berkurangnya jumlah kendaraan. Tetapi diharapkan pemerintah kota perlu memberikan
semacam laluan khususs untuk kendaraan transportasi umum. Jika bis selalu
terperangkap dalam kemacetan lalulintas, maka akan timbullah siklus kemacetan yang
akan sulit untuk diurai.
 Reclaim city space for walking and pedalled vehicles. Moda transportasi yang paling
sehat dan paling “sustainable” adalah berjalan kaki dan bersepeda. Bahkan orang yang
berkendaraan pun perlu juga untuk berjalan kaki untuk mencapai tujuannya, dan
transportasi umum yang efektif juga tergantung pada kemudahan dan kenyamanan

3

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
penumpang berjalan menuju stasiun atau perhentian bis (stasiun). Banyak kota di Asia
yang padat dengan kendaraan bermotor, kehilangan area untuk berjalan kaki. Contohnya
saja di Bangkok, Thailand, hanya 14 % dari total jumlah perjalanan yang dilakukan
berjalan kaki atau bersepeda, bandingkan dengan jumlah yang sangat besar yaitu 45 %
di kota metropolitan Tokyo.
 Stop subsidising private motor vehicles. Banyaknya orang yang mengendarai

kendaraan bermotor disebabkan mereka tidak membayar keseluruhan biaya untuk
membiayai perjalanan mereka dengan kata lain mereka membayar murah untuk
perjalanan mereka dengan kendaraan pribadinya. Hal tersebut bisa diperbaiki dengan
dikenakannya biaya jalan (misal : bayar tol) dan pajak kendaraan yang lebih tinggi,
dimana uang tersebut bisa diinvestasikan kembali untuk membantu transportasi umum,
sarana pejalan kaki dan pengendara sepeda. Dan dengan cara tersebut diharapkan
jumlah pengendara kendaraan pribadi bisa berkurang.
Krisis transportasi merupakan masalah yang sangat penting dan mengkhawatirkan
dibelahan kota manapun di dunia ini. Kecepatan kendaraan bermotor pada saat-saat jam
puncak (peak hours) menjadi sangat menurun bahkan dibawah kecepatan kereta kuda yang
popular 80 tahun yang lalu. Kenaikan jumlah kendaraan bermotor dan polusi udara sangat
mengkhawatirkan pengaruhnya pada pembangunan perekonomian dan tentu saja pada
lingkungan. Bagaimanapun juga, harus ada penyelesaian untuk masalah ini, bisa dengan
membatasi permintaan untuk kendaraan bermotor, tanpa mempengaruhi pembangunan
sosial-ekonomi. Kebijaksanaan transportasi masyarakat yang efisien dan sepantasnya atau
berprinsip keadilan dapat dicapai dengan memadukan antara penanaman investasi,
pemberian insentif dan tentu saja adanya perencanaan dan peraturan yang penuh
perhitungan. Hal ini akan mengurangi total jumlah perjalanan dan menumbuhkan
keyakinan akan adanya perjalanan yang aman, efisien dan berprinsip memelihara
lingkungan yang berkelanjutan

Ada beberapa usulan
yang disarankan oleh “UNCHS (HABITAT) Settlement
Infrastructure and Environment Programme (SIEP)” untuk mengatasi permintaan akan
sarana transportasi, sebagai berikut :






Mengintegrasikan penggunaan lahan dan perencanaan transportasi untuk
mengurangi kebutuhan akan mobilitas
Membebankan biaya bagi pengguna jalan
Mendorong adanya kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta dalam
penyediaan sarana transportasi masyarakat
Penyediaan jalur khusus untuk kendaraan umum.
Mempromosikan berjalan kaki dan bersepeda sebagai alternatif sarana transportasi

PRINSIP-PRINSIP SUSTAINABLE TRANSPORTATION


4

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sustainable transportation mencakup
beberapa aspek yaitu : akses, masyarakat dan komunitas,kualitas lingkungan dan
keberlangsungan ekonomi (OECD International Conference, Vancouver Canada (1996)).
Berikut akan diuraikan apa saja yang tercakup dalam aspek-aspek tersebut.
1. Akses. Adanya akses untuk orang, tempat, barang, dan jasa sangat penting untuk sebuah
komunitas sosial ekonomi. Transportasi adalah sarana utama, tetapi tidak hanya cukup
sarana saja, adanya akses membuat semuanya dapat berjalan lancar.
Prinsip 1. Akses : Masyarakat harus mendapatkan akses untuk mencapai masyarakat
lainnya, tempat, barang dan jasa yang diinginkan.
2. Masyarakat dan Komunitas. Sistim transportasi adalah elemen yang sangat penting
dari suatu sistim ekonomi yang tangguh, tetapi juga mempunyai sumbangan langsung
kepada pembangunan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup.
Prinsip 2.Keadilan : Pemerintah dan institusi yang bertanggung jawab terhadap
transportasi harus berusaha untuk menjamin keadilan antar daerah dan antar generasi,
memenuhi kebutuhan dasar transportasi untuk semua orang termasuk wanita, warga
miskin, masyarakat yang terpencil, dan juga warga berkebutuhan khusus (cacat).

Prinsip 3. Kesehatan dan Keselamatan : Sistim transportasi harus dirancang dan
dioperasikan untuk melindungi kesehatan (fisikal, mental dan sosial), dan keselamatan
masyarakat, dan tentu saja meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat.
Prinsip 4. Tanggung Jawab Pribadi: Semua individu dalam masyarakat mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan alam dalam membuat pilihan
yang “sustainable” dalam perilaku pribadi dan pola konsumsinya.
Prinsip 5 : Perencanaan yang Menyeluruh : Para pembuat kebijakan transportasi
mempunyai tanggungjawab untuk membuat pendekatan yang lebih menyeluruh dalam
perencanaan sistim transportasi.
3. Kualitas Lingkungan. Aktivitas manusia bisa melebihi kapasitas batas lingkungan
untuk menyerap air, merusak atau merubah secara fisik habitat, dan penggunaan sumber
daya alam lebih cepat daripada proses penggantian atau pertumbuhan sumber daya alam
itu sendiri. Dukungan harus diberikan untuk mengembangkan sistim transportasi yang
dapat mengurangi tekanan fisikal dan biologikal, mempertahankan kapasitas asimilasi
dan regenerasi ekosistim, dan menghargai kebutuhan habitat terhadap makhluk lainnya.
Prinsip 6: Pencegahan Polusi : Kebutuhan akan transportasi harus dipenuhi tanpa
menimbulkan buangan emisi yang membahayakan kesehatan masyarakat, iklim global,
keaneragaman hayati atau keberadaan proses ekologi.
Prinsip 7: Penggunaan Lahan dan Sumber Daya : Sistim transportasi harus
menggunakan lahan dan sumber daya alam lainnya dengan efisien dan juga memelihara


5

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
habitat penting lainnya sertjuga kebutuhan untuk mempertahankan keanekaragaman
hayati
4. Keberlangsungan Ekonomi
: Sistim transportasi yang sustainable haruslah
merupakan sistim pembiayaan yang efektif dan efisien.
Prinsip 8: Manajemen Pembiayaan yang accountable : Para pengambil kebijakan
tentang sistim transportasi harus bekerja dengan efisien dan cepat untuk mencapai
manajemen pembiayaan yang baik, yang merefleksikan biaya sosial, ekonomi dan
lingkungan yang sebenarnya, dalam rangka meyakinkan pengguna membayar dengan
biaya yang cukup adil bagi mereka.
Keuntungan Ekonomi
Setelah menerapkan prinsip-prinsip sistim transportasi yang berkelanjutan, tentu saja
diharapkan ada keuntungan yang nyata yang diperoleh. Walaupun sebenarnya keuntungan
dari penerapan sistim transportasi yang berkelanjutan ini terkadang tidak disadari bahwa
hasilnya dapat dirasakan tidak hanya pada masa sekarang tetapi juga untuk masa yang akan
datang. Dari berbagai sumber yang dirangkum pada artikel “Moving The Economy:
Economic Opportunities in Sustainable Transportation" An International Conference.1998,
Toronto, Canada”, ada beberapa contoh keuntungan dari sisi ekonomi dari sistim
transportasi yang berkelanjutan ini.
Data dan faktanya antara lain sebagai berikut :
 Menarik munculnya bisnis baru
Renovasi stasiun kereta api di London, Brussels, Philadelphia dan Washington
D.C. menjadi suatu komplek yang terpadu dengan adanya perkantoran, restoran dan
pertokoan.
 Meningkatkan penjualan
Konsumen di Toronto menghabiskan biaya lebih dari 56 juta dollar untuk membeli
aksesori dan memperbaiki sepeda mereka pada tahun 1991.
 Mendorong perputaran uang secara lokal
Di Los Angeles, setiap 80 sen dari 1 dollar yang dibelanjakan untuk transpotasi
umum diputar/dibelanjakan kembali di wilayah tersebut. Sebaliknya, 85 sen dari
setiap 1 dolar untuk bensin dibawa keluar wilayah tersebut.
 Merangsang perdagangan kecil/eceran.
Beberapa studi tentang perlunya jalur untuk pejalan kaki (pedestrian) dan lalu lintas
yang teratur di Inggris dan Jerman memperlihatkan efek positif, dengan adanya toko
didalam daerah pejalan kaki penjualan lebih sukses daripada berjualan di trotoar jalan.
 Menawarkan biaya yang efektif dalam bidang jasa.
Program "Cops on Bikes" menawarkan biaya yang lebih efektif pada pelayanan
kepolisian untuk berbagai daerah, dengan biaya yang rendah dan lebih fleksibel
dibandingkan bila polisi memakai mobil.
 Mendorong kenaikan harga lahan

6

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)







Di Atlanta, sekitar 70 milyar dollar dihabiskan untuk membangun apartemen, kantor
dan sarana lainnya disekitar jalur rapid transit rail. Disekitar Washington D.C.
dibangun gedung-gedung baru senilai 3 milyar dollar disekitar jalur pejalan kaki stasiun
Metro.
Meningkatkan produktivitas
Mengurangi biaya transportasi
Memungkinkan adanya pembangunan ekonomi
Mengurangi biaya untuk infrastruktur
Menciptakan lowongan pekerjaan baru
Sustainable transportation menawarkan kemungkinan untuk peluang pekerjaan yang
baru untuk bidang jasa, teknologi tinggi, konstruksi, disain, pabrik, pemeliharaan,
pendidikan dan penelitian.

Kondisi Sistem Transportasi di Indonesia
Perkembangan sistem transportasi di Indonesia terutama transportasi darat di perkotaan
saat ini terlihat sangat mengkhawatirkan. Masalah kemacetan terutama di kota-kota besar
seperti Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya, sudah sangat sulit untuk diatasi. Ibaratnya
seperti mengurai benang yang sudah kusut. Perkembangan wilayah dan aktivitas
transportasi penduduk yang meningkat cepat tanpa diikuti dengan peningkatan pelayanan
dan regulasi transportasi yang baik menyumbang kepada penyebab permasalahan tersebut.
Termasuk juga rencana tata ruang kota yang tidak terintegrasi dengan baik dengan
perencanaan transportasi kota. Menteri Perhubungan RI
Freddy Numberi
(MetroTVnews.com) sendiri mengakui adanya kelemahan dalam sistem transportasi di
Indonesia. Diakui bahwa infrastruktur kementerian perhubungan lemah dalam kontrol
berbagai kendala transportasi. Juga sarana dan prasarana instalasi transportasi di Indonesia
yang masih ketinggalan dan tidak terpelihara dengan selayaknya. Seperti contohnya rel
kereta api yang masih banyak memakai peninggalan jaman Belanda dahulu. Bus
penumpang umum yang sudah tidak sesuai standar minimum pelayanan lagi, namun masih
diizinkan untuk digunakan sebagai sarana angkutan massal. Masalah keselamatan dan
kenyamanan penumpang seperti tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Masyarakat
nampak harus menerima dengan kondisi tersebut karena tidak ada pilihan lain. Apalagi
untuk masyarakat dengan pendapatan rendah, fasilitas transportasi yang baik untuk
mereka pun seolah terabaikan, dengan biaya murah, faktor keselamatan dan kenyamanan
atau aspek manusiawi sepertinya belum atau bahkan tidak masuk dalam pertimbangan
pemerintah. Apalagi mempertimbangkan faktor keberlanjutan atau sustainability yang
penting untuk masa kini dan akan datang nantinya. Namun tetap diharapkan komitmen
pemerintah untuk mengatasi masalah2 transportasi tersebut. Karena bagaimanapun juga
sistem transportasi yang baik tentunya akan berdampak positif bagi berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Aspek ekonomi, psikologis dan sosiologis masyarakat juga akan
membaik. Oleh sebab itu pembenahan sistem transportasi di Indonesia yang menuju
kepada sistem transportasi yang sustainable sudah merupakan suatu keharusan. Ini

7

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dan tentu saja
diperlukan peran aktif masyarakat untuk ikut serta mewujudkan hal tersebut.

KESIMPULAN
Kebutuhan akan sistim transportasi yang berkelanjutan saat ini sudah tidak bisa dihindari
lagi. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat dengan sangat cepat, terutama
dinegara-negara berkembang termasuk di Indonesia, harus segera diantisipasi agar semua
kebutuhan akan transportasi dapat tercukupi dengan fasilitas yang layak dan sustainable.
Saat ini sarana transportasi umum yang tersedia bisa dikatakan belum memenuhi standar
yang seharusnya seperti yang dibahas dalam prinsip-prinsip sustainable transportation
diatas. Pemerintah kita saat ini baru sekedar memenuhi kebutuhan transportasi saja,
bagaimana agar masyarakat terlayani pengangkutan orang dan barangnya, belum sampai
kepada tahap menuju sistim transportasi yang berkelanjutan. Perlu adanya perencanaan
yang menyeluruh mencakup semua aspek yang terkait kepada terwujudnya sistim tersebut,
baik ekonomi, sosial dan lingkungan. Diperlukan juga tanggungjawab dari pemerintah
bahwa rakyat harus disediakan sarana yang layak dan pantas, sesuai dengan yang
diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 dan juga Pancasila, yaitu kesejahteraan
sosial dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah harus mulai berusaha
mewujudkan sistim transportasi yang sustainable, tentu saja dengan dukungan dari semua
pihak termasuk masyarakat. Masyarakat pun harus menyadari juga bahwa semua sarana
transportasi yang disiapkan pemerintah maupun swasta harus dipelihara dan dijaga, untuk
kepentingan bersama. Sistim transportasi yang berkelanjutan ini akan terwujud bila semua
aspek penting dapat diimplementasikan, termasuk juga perlunya teknologi, kebijaksanaan
pemerintah tentang penggunaan lahan, perekonomian, penggunaan energi, dan lain
sebagainya.

REFERENCES
Environment Canada.2003. “Environment signals: Canada’s National Environmental
Indicator Series.” Canada.
Moving The Economy. July 9 - 12 1998, Economic Opportunities in Sustainable
Transportation. An International Conference Toronto, Canada.
MetroTVnews.com.
Menhub:
Sistem
Transportasi
Indonesia
Lemah
Umum / Kamis, 21 Oktober 2010 04:03 WIB
OECD International Conference, 24-27 March 1996.Vancouver Canada
Richardson, B. 2000. ‘‘Role of motor-vehicle industry in a sustainable transportation
system.’’ Transportation Research Record 1702, Transportation Research Board,
Washington, D.C., 21–27.
Sustainable Transport Action Network (SUSTRAN), May 1996.
Transport Canada (TC). 2001.“Sustainable development strategy 2001–2003, Ottawa:
Transport Canada.

8

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011
(The Indonesian Inter University Transport Studies Forum)
United Nations Center for Human Settlements (UNCHS).2001. The state of the world’s
cities, Kenya.
United Nation Word Commission on Environment and Development (UNWCED). 1987.
Our common future, Oxford University Press, Oxford, U.K.
United States Department of Transportation (USDOT).2003. Performance Rep. No. 2004
Performance
Plan,Washington,
D.C.(http://
www.dot.gov/PerfPlan2004/index.html).
World Bank.1996. Sustainable transportation, Washington, D.C.

9