TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI

TAMAN SAINS DAN TEKNOLOGI

INDONESIA

EDISI 2 2015

DARI REDAKSI

Salam Redaksi Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME sehingga kami bisa menyajikan Majalah

Infotek edisi ke II di 2015 ini. Beragam informasi hasil kerja kerekayasaan putra putri bangsa akan kami sajikan untuk meyakinkan pembaca bahwa hasil rekayasa dalam negeri pun tidak kalah dengan buatan asing. Diantaranya adalah peran BPPT dalam pembangunan Taman Sains dan Teknologi atau Science Techno Park (STP) di Indonesia.

Pembangunan STP merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo, yaitu melakukan pembangunan ekonomi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendapat tugas dari Presiden RI Joko Widodo untuk mengkoordinasikan pembangunan 100 STP di Indonesia. Salah satu lembaga yang mendapat tugas dari Kemenristek Dikti untuk melakukan pendampingan dalam pembangunan STP adalah BPPT.

BPPT sendiri mendapat mandat untuk melakukan pendampingan terhadap sembilan Science Techno Park Di Indonesia. Di antaranya tujuh Technopark, satu National Science Park dan satu Maritime Science Park yang khusus untuk menangani penelitian tentang maritim

Informasi selanjutnya adalah BPPT melakukan pengembangan budidaya Ikan Nila Laut (Marine Tilapia) yang mampu bereproduksi di perairan laut dengan tingkat salinitas (keasinan) sampai dengan 35 ppt. Dalam pengembangan Ikan Nila Laut ini, BPPT mencoba mengembangkan budaya ikan nila di air laut dengan tingkat salinitas tinggi dan di dalam air yang bergelombang.

Selain itu dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional BPPT melakukan berbagai kerjasama baik dalam negeri maupun dengan pihak asing. Diantaranya, BPPT bekerjasama dengan INTEGRA Denmark dalam meningkatkan teknologi Pesawat Udara nir Awak. Kemudian BPPT bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan PT PAL menandatangani Nota

Kesepahaman (MoU)

tentang pengembangan dan penerapan teknologi dalam mendukung program pembangunan tol laut dan poros maritim.

tetap terhubung dengan kami di

Masih banyak informasi teknologi menarik lainnya yang kami harapkan mampu memberikan keyakinan untuk anda pembaca setia kami bahwa teknologi dalam negeri pun tidak kalah dengan serbuan teknologi asing.

www.bppt.go.id

Selamat membaca.

INFO DAFTAR ISI

TEK

MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI EDISI 2 TAHUN 2015

etalase

Penanggung Jawab:

I Gusti Ketut Astana

Pimpinan Redaksi:

Yanti Permatasari

Redaktur & Editor:

Surya Pratama

Reporter:

YW Alfa Tommy AW

Fotografer:

Juprianto Indra Pranajaya

Kegiatan

Desain Grafis:

Septa Adi Sasetyo

Liputan Khusus

Kegiatan

Sirkulasi & Administrasi:

InaPRIMA 2015 ........................................................ 24 Sherly

Science and Techno Park ....................................... 6

Syahrul

Bantaeng Techno Park ....................................... 9

Kerja sama BPPT - Integra Bangun UAV ................ 27

Hubungan Masyarakat BPPT

Penajam Paser Utara Maritime Tech Park ........ 10

Kolaborasi Siapkan Konsep Tol Laut ...................... 28

Biro Umum dan Humas

Gd.2 BPPT Lt.7

Program Listrik 35.000 MW .................................... 30 Jl M.H. Thamrin No. 8

Pelalawan Techno Park ...................................... 12

Jakarta 10340

Peluncuran Logo HUT 37 BPPT .............................. 31 Telp : 021-3168200/11

Sumbawa Techno Park ...................................... 15

Liputan khusus

Grobogan Techno Park ....................................... 16

Intermezzo

Fax : 021-3168219/31924319

Google Voice ........................................................... 32

Cimahi Techno Park ........................................... 17

Untuk masukan / pertanyaan:

Berita Gambar

humas@bppt.go.id

Bingkai Kegiatan ..................................................... 34 Ikuti Kami di:

Lampung Tengah Techno Park .......................... 18

Etalase

Budidaya Nila Laut .................................................. 20

@bppt_humas Humas BPPT

M (Menristek Dikti) dan Kepala BPPT Unggul Priyanto yang hasilnya dihilirkan kedunia industri untuk manusianya,” ujar Puan Maharani.

enteri Koordinator Bidang

“Pembangunan STP merupakan bagian dari “STP merupakan sebuah terobosan untuk

LIPUTAN KHUSUS mengatasi kelemahan Iptek dan inovasi di

Pemberdayaan Manusia dan

program Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo,

Kebudayaan (Menko PMK) Puan

yaitu melakukan pembangunan ekonomi melalui

Indonesia. Oleh karena itu, pembangunannya

SCIENCE Teknologi atau Science Techno Park di Convention

Maharani bersama Menteri Riset

ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Jadi,

tidak hanya mementingkan infrastruktur saja, tapi

Teknologi dan Pendidikan Tinggi

keberadaan STP bisa mengembangkan riset-riset

juga memperhatikan kemampuan sumber daya

serta Kementerian dan LPNK lainnya meluncurkan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata

Program Pengembangan 100 Taman Sains dan

Puan Maharani.

Dia juga menyampaikan agar semua kementerian,

&TECHNO Menko PMK Puan Maharani dalam sambutannya Dia memerintahkan agar para peneliti melakukan

lembaga dan pihak terkait lainnya bergotong

Hall Bandung Technopark Kawasan Telkom

Puan Maharani berpesan agar para peneliti royong untuk membangun STP. Mari bersama-

University, Bandung, awal Mei ini.

jangan hanya meneliti saja, tapi mengaplikasikan

sama membangun Indonesia yang berbasis sains

penelitiannya untuk kepentingan masyarakat. dan teknologi.

PARK teknologi, maka sebuah bangsa tidak akan maju.

mengatakan pembangunan Science Techno

riset yang bisa langsung diaplikasikan kepada

“Saya meminta agar mulai menentukan siapa

Park (STP) penting untuk kemajuan bangsa.

masyarakat dan dapat memajukan bangsa yang bertanggung jawab atas pembangunan STP,

Karena tanpa mengikuti perkembangan sains dan

Indonesia kedepannya.

apakah pusat atau daerah. Sebab, saya ingin STP

bisa bermanfaat bagi masyarakat dan tidak hanya

Menko PMK Puan Maharani, Menristek Dikti M. Nasir, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Kepala BATAN Djarot S. Wisnubroto dalam Kick Off 100 STP, didampingi lembaga pemerintah lainnya

LIPUTAN KHUSUS

Petugas mengoperasikan

Pilot Plant

Pabrik Pupuk SRF di Bantaeng

“Kami optimis program STP ini bisa berjalan sesuai target waktu yang sudah ditentukan untuk lima tahun kedepan. Yang terpenting adalah kita berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskannya,” ujar Kepala BPPT.

Sementara, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan pembangunan STP ini diarahkan berfungsi sebagai pusat pengembangan sains dan teknologi maju, pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju dan pusat layanan teknologi maju ke masyarakat.

“Pembangunan STP juga akan disesuaikan dengan potensi yang berkembang di suatu provinsi dan Kabupaten/kota. Seperti di provinsi atau perkotaan fokus pada sektor industri, kabupaten/kota diarahkan ke sektor pertanian dan untuk daerah pesisir fokus pada sektor perikanan dan kelautan,” kata M Nasir.

Menristek Dikti juga menjelaskan bahwa pembangunan STP merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan pembangunan ekonomi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

“Pengembangan STP sangat penting untuk mengembangkan riset yang hasilnya bisa digulirkan ke dunia industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami akan memediasi akademisi dan dunia usaha beserta pemprov dan pemkot supaya bisa berjalan bersama. Harapan saya STP bisa memberikan manfaat lebih kepada masyarakat,” tutup M Nasir.

menjadi pengadaan barang dan jasa saja,” tegas Puan Maharani.

Dalam peluncuran program 100 STP ini, dilakukan penandatanganan komitmen kesiapan pembangunan STP yang dikembangkan oleh Kemenristek Dikti. Di antaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Batan, BPPT, LIPI serta dengan pemerintah kabupaten dan kota serta dengan perguruan tinggi.

BPPT sendiri mendapat mandat untuk melakukan pendampingan terhadap sembilan ScienceTechno Park. Di antaranya tujuh Technopark, satu National Science Park dan satu Maritime Science Park yang khusus untuk menangani penelitian tentang maritim.

BPPT DAMPINGI PEMBANGUNAN 9 SCIENCE TECHNO PARK DI INDONESIA

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendapat tugas dari Presiden RI Joko Widodo untuk mengkoordinasikan pembangunan 100 Taman Sains dan Teknologi atau Science Techno Park (STP) di Indonesia. Salah satu lembaga yang mendapat tugas dari Kemenristek Dikti untuk melakukan pendampingan dalam pembangunan STP adalah BPPT.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan bahwa lembaganya akan bekerja sangat keras untuk menyukseskan program besar pemerintah dalam rangka meningkatkan perekonomian demi kesejahteraan masyarakat.

“BPPT mendapat mandat untuk melakukan pendampingan terhadap sembilan Science Techno Park Di Indonesia. Di antaranya tujuh Technopark, satu National Science Park dan satu Maritime Science Park yang khusus untuk menangani penelitian tentang maritim,” kata Unggul Priyanto, di acara Kick Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi, di Convention Hall Bandung Technopark Kawasan Telkom University, Bandung, (7/5).

Kepala BPPT menyampaikan optimis program pemerintah ini bisa berjalan dengan sukses dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Sebab, melalui STP bisa meningkatkan kegiatan ekonomi suatu daerah dengan memberikan pendampingan teknis atau tata Cara pengelolaan suatu potensi daerah. Misalnya pangan lokal, industri kreatif, teknopreneur, maritim dan lainnya.

Science & Techno Park wajib bermanfaat, bukan sebagai ajang pengadaan barang dan jasa

PUAN MAHARANI Menko PMK

S udah 6 tahun ini BPPT dan Kabupaten

Bantaeng melaksanakan beragam kerjasama guna meningkatkan pembangunan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi

(IPTEKIN). Hasil kerjasama pun memberikan manfaat yang signifikan bagi Kabupaten Bantaeng. Bupati Bantaeng M. Nurdin Abdullah, mengatakan bahwa kali ini pihaknya akan bersinergi dengan BPPT guna mewujudkan pembangunan teknopark.

Kawasan pengembangan teknopark, ungkapnya akan didirikan di lahan seluas 40 hektar yang tersebar di beberapa lokasi pengembangan. “Sangat tepat teknopark ini kita gaungkan untuk menjadikan Bantaeng kabupaten sebagai sentra penghasil benih berbasis teknologi,” ujarnya.

Mengenai keinginan Nurdin untuk menjadikan Bantaeng sebagai sentra benih, ia menjelaskan

bahwa wilayah Bantaeng terbilang kecil, dengan luas area persawahan hanya 7000 ha. “Kita mengambil peran di benih. Dengan kemampuan perbenihan kita berharap dapat mendukung program surplus beras jagung dan kedelai. Terutama utk mencapai swasembada pangan nasional,” pungkasnya.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto juga menyatakan bahwa BPPT siap memberikan asistensi kepada Kabupaten Bantaeng. “Semoga teknopark di Bantaeng sukses dan cepat terlaksana,” harapnya.

BANTAENG TECHNOPARK

BPPT Siap Tingkatkan Ekonomi Daerah Dengan Techno Park

LIPUTAN KHUSUS

Deputi TPSA BPPT Ridwan

Djamaluddin memberikan pengarahan Marine Techno

Park kepada Menkomar

Indroyono Susilo

K abupaten Penajam Paser Utara (PPU),

Kalimantan Timur, segera mewujudkan pembangunan Marine Techno Park. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya Pencanangan National Maritime Science

dan Technology Park oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Indroyono dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto serta Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar, di Kantor Bupati PPU (17/04).

Dalam sambutanya Kepala BPPT Unggul Priyanto, mengatakan BPPT terus berkoordinasi dengan dengan pihak Kab. PPU untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam mewujudkan pembangunan dan pemanfaatan National Maritime Science dan Technology Park, termasuk infrastrukturnya.

“Di dalam National Maritime Science dan Technology Park ada pelatihan atau transfer of technology. Sehingga upaya menjalin kerjasama antara industri dan akademisi, baik dengan mitra

PENAJAM PASER UTARA

MARITIME TECHNOPARK

BPPT GAGAS PEMBANGUNAN NATIONAL MARITIME SCIENCE AND TECHNOLOGY PARK DI PENAJAM PASER UTARA

dalam negeri maupun mitra luar negeri dapat terjadi guna tercapainya tujuan untuk meningkatkan potensi produksi keekonomian maritim di sektor hilir,” kata Unggul.

Kepala BPPT juga menyampaikan, BPPT dengan segala sumberdaya yang dimiliki berharap agar National Maritime Science dan Technology Park dapat terealisasi. “Tentunya juga tak lepas dari dukungan dan kerjasama pihak Kabupaten PPU, dan Kementrian/Lembaga yang terkait serta dukungan masyarakat di Penajam Paser Utara,” ujarnya.

Senada dengan Kepala BPPT, Bupati PPU Yusran Aspar mengatakan pembangunan National Maritime Science dan Technology Park tidak hanya bertumpu pada teknologi, tapi juga memiliki korelasi dalam meningkatan ekonomi masyarakat.

“Pembangunan National Maritime Science dan Technology Park harus mampu memacu inovasi produk daerah, sehingga memberi dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pribumi,” kata Yusran.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Susilo mengatakan pembangunan proyek ini nantinya akan dibiayai dengan anggaran dari APBN, APBD dan juga melalui kerjasama dengan investor asing.

“Marine Techno Park di PPU ini merupakan proyek terbesar dalam skala nasional. Nantinya, di sana akan jadi pangkalan yang mampu menampung 12 unit kapal riset dan survei. Saya optimis proyek pembangunan yang dilakukan melalui kerjasama antara berbagai pihak ini dapat selesai dalam waktu yang tidak terlampau lama,” tutup Indroyono.

BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BPPT juga bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur, menggelar pelatihan budidaya rumput laut dan pengolahan pascapanen. BPPT telah mendampingi dan memberikan pelatihan terhadap 150 orang petani rumput laut (13 Kelompok Tani Rumput Laut) Kabupaten PPU, sebagai tindak lanjut program National Maritime Science and Techno Park dalam mengembangkan potensi kelautan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten PPU Ahmad Usman, mengatakan dalam

sambutanya pelatihan budidaya dan pascapanen rumput laut ini merupakan tindak lanjut kerjasama BPPT dengan pemerintah kabupaten PPU, (29/05).

“Pelatihan yang telah yang telah berlangsung selama beberapa hari ini, diantaranya memberikan pelatihan penanganan pola tanam dan teknik pengolahan setelah panen rumput laut serta berbagai kegiatan pembinaan lainnya kepada peserta kelompok tani rumput laut,” ucap Usman.

Lebih lanjut Usman mengatakan potensi rumput laut yang dimiliki desa Api-Api Kabupaten PPU ini, memiliki luasan lahan tanam rumput laut sangat luas, bila dikelola dengan baik tentu ini akan mendatangkan minat para investor.

“Usman berharap melalui pelatihan tersebut, dapat menambah wawasan para petani rumput laut, sehingga dapat membawa perubahan bagi masyarakat di wilayahnya, karena peserta pelatihan mendapatkan ilmu untuk meningkatkan produktivitas. Semoga pelatihan ini berkelanjutan, agar para kelompok tani lebih mandiri”.

Sekretaris Utama BPPT Soni Solistia Wirawan, mengapresiasi tim BPPT yang telah bekerja memberikan pendampingan pelatihan budidaya rumput laut dan pengolahan pascapanen sebagai wujud keseriusan BPPT dalam mendukung National Maritime Science and Techno Park di Kabupaten PPU.

Lebih lanjut Soni mengatakan dengan sentuhan teknologi yang kami miliki, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang ada saat ini. “Dengan sentuhan-sentuhan teknologi bagian terkecil proses pengelolaan budidaya rumput laut dapat menghasilkan manfaat yang lebih,” katanya.

Seperti pengeringan rumput laut yang tadinya menggunakan terpal saja. “Kini dengan sentuhan teknologi sederhana dengan menggunakan simpul jaring, kotoran dapat turun kebawah, sirkulasi uap panas udara lebih maksimal,” contohnya.

Soni mengharapkan pelatihan ini dapat menambah wawasan para petani rumput laut, sehingga dapat membawa perubahan bagi masyarakat di wilayah Penajam Paser Utara, karena peserta pelatihan mendapatkan ilmu untuk meningkatkan produktivitas.

LIPUTAN KHUSUS

Lokasi pembangunan Pelalawan Techno Park seluas 3754 Hektar

P emerintah Kabupaten Pelalawan serius

mengembangkan potensi daerahnya dengan membangun kawasan Techno Park (Teknopolitan). Dengan dibangunnya kawasan Techno Park diharapkan dapat

mendorong pengembangan potensi daerah yang ada di Pemkab Pelalawan, Riau.

Keseriusan Pemkab Pelalawan membangun kawasan Techo Park dilakukan dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hal ini ditegaskan dengan Peluncuran Program Percepatan Pembangunan

(Kick Off Program Quick Win) Techno Park Pelalawan Riau, di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Pelalawan, Riau, (20/04).

Dalam sambutannya, Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan pembangunan kawasan Techno Park memiliki fungsi sebagai Center of Excellence, yaitu terbentuknya kerjasama antara dunia usaha, pemerintah dan perguruan tinggi, untuk memperkuat daya saing industri nasional. Sedangkan, fokus pengembangannya disesuaikan dengan potensi sektor yang sedang berkembang di Pemkab Pelalawan.

“Dibangunnya Techno Park merupakan salah satu upaya penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan IPTEKIN (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi)

PELALAWAN TECHNOPARK

BPPT Siap Tingkatkan Ekonomi Daerah Dengan Techno Park

Luas Wilayah : 3754 hektar Pembagian Wilayah Zona A - 80 Ha

Kawasan Research and Development Zona B - 100 Ha

Kawasan Industri dan UKM Zona C - 140 Ha

Kawasan Pemukiman Zona D - 80 Ha

Kawasan Fasilitas Sosial dan Umum Zona E - 40 Ha

Kawasan Jasa dan Komersial Zona F - 80 Ha

Kawasan Rekreasi dan Olahraga Zona G - 175 Ha

Kawasan Infrastruktur

guna mendukung peningkatan daya saing daerah melalui upaya pembangunan daerah yang lebih progresif, inklusif dan berkelanjutan,” kata Unggul.

Unggul juga menyampaikan, Techno Park dibangun untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah dan bukan nasional. Karena, apabila banyak inovasi yang dilakukan di daerah sudah pasti ekonomi juga akan meningkat. Oleh karena itu, BPPT sangat menyambut baik langkah Pemkab Pelalawan untuk membangun kawasan teknopolitan guna memperkuat sistem inovasi daerah, sebab Techno Park Pelalawan adalah kawasan yang terluas dibandingkan dengan kawasan tujuh techno park yang dicanangkan oleh BPPT.

“Dengan diresmikannya Program Quick Win Techno Park diharapkan dapat meningkatkan sistem inovasi daerah dan ekonomi masyarakatnya,” harap Kepala BPPT.

Bupati Pelalawan HM Harris mengungkapkan, BPPT sejak tahun 2012 telah memperkenalkan penguatan sistem inovasi daerah sebagai sebuah pendekatan mempercepat pembangunan. Dengan pendampingan dari BPPT dalam pembangunan kawasan Techno Park diharapkan dapat memperkuat sistem inovasi daerah guna menghadapi persaingan global.

“Saya menyadari bahwa pembangunan kawasan teknopolitan Pelalawan merupakan sebuah proyek yang sangat besar dan memerlukan sumber daya baik anggaran, manusia maupun waktu yang panjang. Tapi, saya yakin kawasan Teknopolitan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi peningkatan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pelalawan dan Negara Indonesia kedepan,” tutup Harris.

Techno Park dibangun untuk mengakselerasi

pertumbuhan ekonomi daerah, karena apabila banyak inovasi

yang dilakukan di daerah sudah pasti ekonomi juga akan meningkat

UNGGUL PRIYANTO Kepala BPPT

LIPUTAN KHUSUS

Kepala BPPT Unggul Priyanto bersama Bupati Pelalawan HM Harris meresmikan acara Ground Breaking Pelalawan Techno Park

Kepala BPPT Unggul Priy anto bersama Rektor UTS Arief Budi Witarto dalam acara k erja sama

pengembangan Techno Park di Sumbawa

HADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN, KABUPATEN PELALAWAN GANDENG BPPT INKUBASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa pemerintah wajib memajukan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi (Iptekin) untuk kesejahteraan umat manusia. Rakyat Indonesia berhak memperoleh manfaat dari Iptekin sebagai pemenuhan kebutuhan dasarnya.

“Aplikasi Iptekin untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan harus terwujud dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu Iptekin harus mampu menjadi pemain penting bagi pembangunan ekonomi nasional.” Demikian diungkapkan Sekretaris Utama BPPT, Soni Solistia Wirawan dalam sambutan pembukaan Training of Trainer (ToT) Bagi Tim Pengelola Pengembangan Pusat Inovasi Pengembangan Bisnis (PIPB) Kabupaten Pelalawan, Riau, (26/3).

Iptekin, sebut Sekretaris Utama, salah satunya diaplikasikan melalui penumbuhkembangan wirausaha inovatif, atau umumnya disebut usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) inovatif, merupakan komponen penting perekonomian bangsa. “Di banyak negara di dunia, pembangunan dan pertumbuhan UMKM merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah,” ungkap Soni.

Untuk lebih meningkatkan kapasitas UMKM di Pelalawan, Soni mengutarakan bahwa BPPT melalui Balai Inkubator Teknologi (BIT) bekerjasama dengan Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Pelalawan membentuk Pusat Inovasi. Pusat Inovasi ini meliputi inkubator Bisnis dan Teknologi (IBT)

dan Pusat Inovasi Pengembangan Bisnis (PIPB) yang juga telah diresmikan oleh Bupati Pelalawan.

“Saya harapkan pengelola PIPB dapat melakukan layanan dan pendampingan teknis yang inovatif terhadap UMKM di Pelalawan sehingga menjadi UMKN yang tangguh, mandiri dan berdaya saing,”pungkas Soni.

Senada dengan Sekretaris Utama BPPT, Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Pelalawan telah berbenah diri. Salah satunya dalam hal kelistrikan, Pelalawan telah membangun pembangkit 18000MW di Langgam. Saat ini rasio elektrifikasi di Pelalawan sudah mencapai sudah

65 persen. “Selain itu, Pelalawan juga telah bekerjasama

dengan BPPT untuk membangun Teknopark. Kami telah mendirikan juga perguruan tinnggi untuk meningkatkan daya saing masyarakat setempat. Mudah-mudahan tindak lanjut dapat kami tingkatkan,” Kata HM Haris.

B adan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) sebagai lembaga yang berfokus pada peningkatan inovasi dan teknologi bersama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan

Pemerintah Daerah Sumbawa menjalin kerja sama dalam pengembangan Science dan Techno Park (Teknopark) sebagai usaha meningkatkan daya saing daerah di Indonesia.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto, dalam sambutannya memberikan pemaparan bagaimana Teknopark sebagai kawasan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) dapat membawa dampak yang besar tidak hanya dalam bidangan keilmuan saja, namun juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal di kawasan Sumbawa.

“Kerja sama antara BPPT, UTS (akademisi) dan Pemerintah daerah ini diharapkan dapat menjadi batu landasan untuk pengembangan teknopark kedepannya,” ungkap Unggul di Auditorium UTS, Kamis, (12/3).

Kerja sama mengenai pengembangan Teknopark di UTS dituangkan dalam dua Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Kepala BPPT dan Rektor UTS Arief Budi Witarto. MoU kedua ditandatangani oleh Kepala Balai

Inkubator Teknologi (BIT) BPPT Anugrah Widiyanto dengan Staf Ahli Bupati Sumbawa Muhammad Ikhsan Safitri.

Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT-BPPT) Tatang Akhmad Taufik dalam kuliah umum mengenai technopreneurship (kewirausahaan berbasis teknologi) menjelaskan bagaimana technopreunership dapat membawa UTS menjadi technopreneurial university melalui program-program kuliah technopreneur dan pengembangan pusat inovasi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPPT didampingi anggota DPR RI, Zulkieflimansyah berkunjung ke Kantor Bupati Sumbawa. Rombongan diterima oleh Wakil Bupati, Arasy Muhkan dan melakukan rapat tertutup untuk meminta dukungan Pemerintah Daerah Sumbawa untuk bersama- sama mengembangkan Teknopark di UTS.

“Karena hanya dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah serta peran akademisi UTS, Science dan Techno Park dapat terwujud dan mempercepat pertumbuhan ekononomi di Sumbawa seperti kerjasama yang telah berhasil dilakukan oleh BPPT dengan Kabupaten Bantaeng,” tutup Unggul.

SUMBAWA TECHNOPARK WUJUDKAN TEKNOPARK DI SUMBAWA, BPPT GANDENG UNIVERSITAS DAN PEMERINTAH SUMBAWA

LIPUTAN KHUSUS

Beras Tela Jagung (RASTEJA)

Produk binaan BPPT yang telah dipasarkan di Jawa Tengah dan menjadi makanan alternatif pada program satu hari tanpa nasi di Kota Depok

CHIMA dan Batik Cimahi

Maskot Kota Cimahi, mengambil rupa kucing futuristik berwarna platina sesuai dengan slogannya, yaitu Cimahi Creative Cyber City

GROBOGAN TECHNOPARK

TINGKATKAN MUTU PANGAN DENGAN PENGOLAHAN PANGAN LOKAL

P residen Republik Indonesia Joko Widodo

melalui program Nawa Cita menyatakan pemerintah harus mengembangkan potensi daerah melalui pembangunan 100 Teknopark. BPPT pun mendapat

tanggung jawab untuk melakukan pendampingan teknologi di delapan Teknopark yang akan dibangun di Indonesia.

Salah satu Teknopark yang didampingi BPPT dalam pembangunannya ada di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Melalui sebuah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BPPT dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan, maka akan dilakukan penerapan teknologi untuk mengembangkan potensi pertanian di Kabupaten Grobogan.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan potensi besar di wilayah Grobogan adalah pertanian, seperti padi, jagung dan kedelai. Di MoU ini akan difokuskan pada penerapan teknologi pengolahan hasil jagung dan kedelai di Grobogan.

“Dengan MoU ini diharapkan dapat meningkatkan industri dari pengolahan jagung dan kedelai. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Grobogan,” ujar Unggul, usai Penandatanganan MoU antara BPPT dan Pemkab Grobogan, di Kantor Bupati Grobogan, (24/04).

Sementara, menurut Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) Listyani Wijayanti, di MoU ini akan ada sejumlah unit kerja di BPPT yang akan menindaklanjutinya. Untuk di unit Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) akan dilakukan pembuatan masterplan yang baik pada pembangunan Teknopark. Sedangkan di TAB mendapat tugas dipengembangan teknisnya.

“TAB itu bertugas melakukan pendampingan teknologi, yaitu bagaimana meningkatkan produksi dari pangan jagung dan kedelai. Kita (TAB) datang kesini memiliki tagline “Pengolahan Pangan Lokal”. Jadi kami akan mendorong peningkatan mutu pangan dalam membuat diversifikasi produknya,” kata Listyani.

Bupati Grobogan Bambang Pudjiono berharap dengan pendampingan dari BPPT akan muncul produk-produk unggulan di bidang pertanian, seperti padi, jagung dan kedelai. Sehingga nantinya di Grobogan ada produk spesifikasi yang bisa diandalkan.

“Dengan adanya produk andalan maka bisa dijadikan salah satu cara untuk mengatasi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat Grobogan dan peningkatan sumber daya manusia Grobogan yang mampu mengolah potensi padi, jagung dan kedelai,” tutup Bambang.

CIMAHI TECHNOPARK

BUKTI NYATA TINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH

B adan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) terus bekerja maksimal untuk menyukseskan program pemerintah membangun 100 Taman Sains dan Teknologi atau Science Techno

Park (STP) di Indonesia. Dari sembilan STP, salah satu yang dibina BPPT dalam pembangunannya adalah Cimahi Techo Park.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan tujuan dibangunnya Cimahi Techno Park adalah untuk mengembangkan daerahnya. Terutama dalam membangun kegiatan ekonomi yang bisa memberikan manfaat lebih kepada daerah.

“Pembangunan Techno Park Cimahi membutuhkan keterlibatan aktif dari pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha dan mahasiswa. Tentunya semua harus terlibat aktif dan bekerja sama agar daerahnya memiliki daya saing,” kata Unggul, di acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BPPT dengan Pemerintah Kota Cimahi, di Cimahi, Jawa Barat, usai peluncuran Program Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi atau Science Techno Park di Convention Hall Bandung.

Fokus Pada Pangan, Animasi dan Batik

Melanjutkan pernyataan Kepala BPPT, Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi Tatang A. Taufik menjelaskan Cimahi Techno Park fokus pada pengembangan industri kreatif, pangan, kerajinan, tekstil batik dan animasi.

“Kota Cimahi sudah membangun berbagai inkubator bisnis dalam empat klaster, seperti animasi, pengembangan pangan lokal beras dan singkong, produk tekstil batik dan kerajinan. Bersama BPPT semua klaster itu terus dikembangkan agar bisa meningkatkan perekonomian daerah untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Tatang.

Walikota Cimahi Atty Suharti mengungkapkan penandatanganan PKS pembangunan Cimahi Techno Park ini merupakan sebuah penghargaan dan kepercayaan BPPT kepada Kota Cimahi yang menjadi salah kota dibangunnya Techno Park.

“PKS tersebut sangat diperlukan oleh Kota Cimahi sebagai dokumen pendukung program percepatan pembangunan nasional, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam Nawa Cita-nya,” kata Atty.

Walikota Cimahi berharap pembangunan Cimahi Techno Park bisa dilaksanakan pada pertengahan tahun 2016. “Oleh karena itu, saat ini kami sedang berupaya membangun sarana dan prasarananya agar Cimahi Techno Park bisa secepatnya dimanfaatkan masyarakat,” tutupnya.

LIPUTAN KHUSUS

B adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) mendapat mandat dari pemerintah yang tertuang di dalam RPJMN 2015- 2019 untuk mengembangkan sembilan Science dan Technopark, yang terdiri dari

delapan Technopark dan satu National Science and Technology Park.

Salah satu Technopark yang didampingi BPPT di dalam pembangunannya adalah Technopark di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan dibangunnya Technopark itu untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi kolaborasi antara akademisi, bisnis dan pemerintah. Sehingga dapat menumbuhkan bisnis berbasis inovasi, menambah nilai komoditas dan membuka lapangan kerja.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan Lampung memiliki potensi yang sangat besar, mulai dari komoditas padi, singkong dan peternakan sapi. Dengan adanya Technopark maka akan menjadi wahana bagi kademisi, bisnis dan pemerintah, untuk lebih mengembangkan komoditasnya.

“Technopark harus bisa mendukung peningkatan pendidikan, industri, pertanian dan peternakan di daerah. Sehingga perekonomian masyarakatnya bisa meningkat dan sejahtera,” kata Unggul, di acara Penandatanganan MoU antara BPPT, Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, Tentang Pengembangan Technopark di Lampung Tengah, di Gedung BPPT, Jakarta.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dalam sambutannya mengatakan komoditas unggulan di Lampung khususnya di Lampung Tengah tidak akan berkembang lebih pesat tanpa adanya dukungan dari riset dan teknologi. Oleh karena itu, peran dari riset dan teknologi sangat penting guna mendongkrak jumlah komoditas.

“Kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya Lampung akan penerapan dan pengkajian teknologi sangat penting. Tujuannya agar kita tidak hanya menjadi penikmat teknologi dari luar negeri saja. Kedepannya dengan dibangun Technopark diharapkan muncul penerapan riset dan teknologi

karya anak bangsa sendiri yang bisa membuat masyarakat keluar dari jebakan middle income trap. Sehingga masyarakat bisa menjadi lebih sejahtera,” kata M Ridho.

Sementara, Bupati Lampung Tengah A. Pairin mengatakan sangat beruntung kawasannya dipilih menjadi tempat pembangunan Technopark. Semoga program Technopark ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Lampung khususnya Lampung Tengah.

“Jumlah komoditas utama di daerah Lampung Tengah adalah sapi, padi dan singkong. Di tahun 2014, total produksi padi kami mencapai 794.713 ton, singkong 2.310.815 ton dan sapi 205.000 ekor. Oleh karena itu, dengan dibangunnya Technopark ini kami berharap untuk lebih meningkatkan jumlah produksi dari tiga komoditas utama tersebut,” tutup Pairin.

GELAR FGD UNTUK PERCEPAT PEMBANGUNAN TECHNO PARK LAMPUNG TENGAH

Sebagai langkah awal dalam kegiatan pembangunan Techno Park yang telah diamanatkan Presiden RI Joko Widodo, BPPT dalam hal ini Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang penerapan Techno Park Lampung Tengah, di Aula Kopiah Emas Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (6/5).

Menurut Deputi TAB, Listyani Wijayanti, FGD ini diadakan untuk mendiseminasikan rencana pelaksanaan kegiatan pengembangan Techno Park Lampung Tengah. “Dengan adanya kegiatan ini, kita akan mendapatkan informasi dari pemerintah daerah terkait kesiapan mereka dalam melaksanakan program pemerintah ini,” terangnya.

Ia juga menambahkan, acara ini menjadi ajang pertemuan bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pengembangan Techno Park, baik itu dari pihak pemerintah daerah, akademisi, maupun ahli pendanaan dan para praktisi di bidang agroindustri.

LAMPUNG TENGAH TECHNOPARK

SIAP KEMBANGKAN KOMODITAS PADI DAN SINGKONG

Senada dengan Listyani, Pengelola Inkubator Bisnis Universitas Lampung, Ayi Ahadiat mengatakan perlu adanya sinergitas dan kolaborasi dari semua kalangan agar dapat mewujudkan pembangunan Techno Park. “Saya merekomendasikan agar B2TP (Balai Besar Teknologi Pati) yang berada di Lampung untuk membuat road map atau renstra inkubator bisnis terkait pati serta produk pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan,” pintanya.

Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Lampung Tengah, M Nasir, menegaskan bahwa Techno Park Lampung Tengah akan difokuskan pada komoditas yang menjadi unggulan didaerahnya, yakni padi, ubikayu dan sapi. “Kami berharap dengan adanya Techno Park di kabupaten kami, akan mampu meningkatkan kualitas dan produktifitas dari komoditas unggulan kami,” ujarnya.

Dukungan infrastruktur yang baik dan memadai, akan sangat membantu pengembangan Techno Park. Akses yang mudah dan dekat dengan sarana transportasi serta lokasi yang strategis adalah salah satu kriteria yang harus dipenuhi.

A Zulkarnaen yang mewakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (Balitbangdanovda) Lampung mengatakan bahwa

Techno Park Lampung Tengah yang terletak di Negara Bumi Ilir Kecamatan Anak Tuha sangat tepat dan memenuhi prasyarat, karena dengan stasiun kereta api dan rencana jalan tol Trans Sumatera.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Pengelolaan Limbah Universitas Lampung, Udin Hasanudin, menyampaikan pentingnya campur tangan teknologi dalam mengembangkan komoditas unggulan. Selain itu, Ia juga mengemukakan perlunya konsep Technopreneurship dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Mengapa Technopreneurship? Kekayaan alam kita (Indonesia) sangat besar tetapi belum tergarap optimal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Era globalisasi menuntut perubahan perekonomian dari resource based economy ke knowledge based economy. Pengembangan kewirausahaan diyakini menjadi solusi bagi pengangguran terdidik,” paparnya.

Menanggapi pernyataan Hasanudin, Kepala B2TP Aton Yulianto menjelaskan bahwa tolak ukur keberhasilan Techno park diantaranya adalah bertumbuhnya kegiatan ekonomi dari kawasan tersebut. “Techno Park merupakan salah satu cara Pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi daerah,” ucapnya

ETALASE

B Produksi Pertanian, Kedeputian Teknologi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Listyani ”Kelebihan dari Ikan Nila Laut ini sebenarnya

BUDIDAYA Kali ini, BPPT melalui Pusat Teknologi

adan Pengkajian dan Penerapan

Budidaya Ikan Nila Laut (Marine Tilapia) ke PT

Ikan Nila Laut yang sedang dikembangkan ini

Teknologi (BPPT) sebagai lembaga kaji

Nusa Ayu Karamba, di Pulau Gosong, Kepulauan

mampu hidup di air yang memiliki tingkat salinitas

terap dan teknologi terus mendorong

Seribu, (21/5).

mencapai 35 ppt. Sehingga berguna untuk

pengembangan budidaya ikan nasional.

memperkaya varietas-varietas ikan laut.

NILA bekerja sama dengan PT Nusa Ayu Karamba yang dari Ikan Nila Laut adalah konsistensi hidup yang Ikan Nila Salina Rp14000-15000 per kg” ujar Nenie.

Di tempat yang sama, Deputi Kepala BPPT Bidang

Agroindustri dan Bioteknologi (TAB), melakukan

Wijayanti mengungkapkan kerjasama dengan PT

sama dengan Ikan Nila Salina terutama dalam hal

pengembangan budidaya Ikan Nila Laut (Marine

Nusa Ayu Karamba merupakan pengembangan

pertumbuhannya. Kami menggunakan pakan RGH

Tilapia) yang mampu bereproduksi di perairan laut

dari Ikan Nila Salina yang dapat hidup di air

yang aman untuk ikan dan penambahan vaksin DNA

dengan tingkat salinitas (keasinan) sampai dengan

payau (Saline Indonesian Tilapia) dengan tingkat

yang sudah dikembangkan. Kelebihan utama dari

35 ppt.

salinitas (keasinan) 20-25 ppt, menjadi ke Ikan Nila

ikan nila laut ini adalah dari rasa dagingnya (tidak

Laut yang mampu hidup di air laut dengan tingkat

berbau lumpur) dan harganya yang lebih tinggi.

REKAYASA PANGAN, IKAN NILA LAUT salah bentuk hilirisasi, yaitu bekerja sama langsung Nila Salina, dan kali ini kita kembangkan lagi selain dari ikan bandeng yang telah dibudidaya.

Dalam pengembangan Ikan Nila Laut ini, BPPT

salinitas yang lebih tinggi sekitar 35 ppt. Kelebihan

Harga Ikan Nila Laut Rp25000 per kg, sementara

mencoba mengembangkan budaya ikan nila di air

lebih bagus dan rasanya yang lebih gurih.

laut dengan tingkat salinitas tinggi dan di dalam air

Dari kerjasama ini, General Manager PT Nusa

yang bergelombang.

“Untuk diketahui, ikan nila pertama yang kami

Ayu Karamba Martin Hadinoto berharap dapat

kembangkan adalah Ikan Nila Gesit yaitu ikan nila

menemukan perlakukan-perlakuan baru terhadap

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan

yang hidup di air tawar, kemudian kita kembangkan

Ikan Nila Laut untuk menambah jumlah produksinya.

kerjasama dengan PT Nusa Ayu Karamba adalah

lagi ikan nila yang hidup di air payah yaitu Ikan

Dan, mampu menjadi produk unggulan perusahaan

dengan industri untuk menghasilkan suatu produk

Ikan Nila Laut yang mampu berkembang biak dan

MAMPU HIDUP DI AIR LAUT

yang bisa dimanfaatkan.

berproduksi di air laut,” jelas Listyani.

“Saat ini Ikan Nila Laut masih kami produksi secara terbatas untuk keperluan restoran dan banyak

“Jadi kerjasama ini tepat, karena hasilnya bisa

Sementara, Direktur Pusat Teknologi Agroindustri

pengunjung yang menyukainya. Kedepannya kami

langsung kelihatan dan bisa dirasakan oleh

BPPT Nenie Yustiningsih menjelaskan bahwa Ikan

akan memproduksi Ikan Nila Laut secara massal

masyarakat,” kata Unggul, di acara Kunjungan Kerja

Nila Laut ini merupakan kelanjutan dari Ikan Nila

dan mencoba untuk mencari pasarnya,”tutup

Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Salina sesuai dari roadmap yang telah disusun.

Martin.

ETALASE

ANTISIPASI PEMANASAN GLOBAL

marka DNA agar kondisi genetiknya dapat dipertahankan tetap stabil.

Kepala Bidang Teknologi Produksi Perikanan dan Peternakan BPPT, Dedy Yaniharto, mengatakan,

Pemberian vaksin DNA Streptococcus SP juga

Nila Salina dikembangkan untuk mengantisipasi

dilakukan pada induk-induk ikan nila agar dapat

terjadinya pemanasan global (Global Warming).

menghasilkan dan meningkatnya ketahanan benih

Hal ini, kata dia, menyebabkan meningkatnya ikan nila salina. Ikan ini memiliki kelebihan bisa lahan tambak bersalinitas tinggi akibat naiknya

dibudidaya dan hidup di air tambak, atau air laut.

permukaan air laut ke wilayah pertambakan.

Luasan lahan yang dibutuhkan juga tidak harus

Dia menambahkan pengembangan varietas ikan

besar. Luas 100 meter persegi atau sebesar kolam

nila salina merupakan yang pertama di Indonesia.

ikan pun bisa dimanfaatkan.

Benih ikan nila salina ini dihasilkan dari perkawinan induk-induk ikan yang kondisi genetiknya selalu

Harga ikan nila yang dikembangkan juga tergolong

dipantau secara periodik dengan menggunakan

murah, sehingga, ikan ini bisa dibudidaya masyarakat kelas kecil menengah. Masa budidaya pun tidak lama, cukup selama empat-lima bulan sudah bisa dipanen. Ikan ini bisa hidup di tambak maupun di laut.

Jika ingin ukuran ikan lebih besar, ikan tersebut dibudidaya dan hidup di air laut. “Kelebihan lainnya, ikan ini juga memiliki gizi yang tinggi, mulai protein sebesar 78,76 persen yang sangat bagus untuk nutrisi otak, lemak 6,19 persen, serat

Kepala BPPT Unggul Priy

kasar 4,2 persen, kandungan abu 10,84 persen,

memanen Ikan Nila Laut

dan kandungan asam lemak omega 3,6,9 dan EPA / DHA,” ujarnya.

Kandungan Ikan

: 78.76 % NILA LAUT Lemak : 6.19 %

anto

Protein

Marine Kandungan Lainnya

Serat Kasar

Kerjasama ini tepat,

Kandungan Abu

karena hasilnya bisa langsung

kelihatan dan bisa dirasakan

oleh masyarakat

Tilapia

Omega 3,6,9

UNGGUL PRIYANTO

EPA / DHA

Kepala BPPT

Keunggulan Ikan Nila Laut: Dapat hidup di tingkat salinitas tinggi 35

ppt, dibandingkan Ikan Nilai Payau 20 -25 ppt, sehingga bisa hidup di tambak maupun di laut

Ukurannya lebih besar Masa Panen berkisar 4 - 5 bulan Luas keramba hanya min. 100 meter

persegi Harga jual lebih tinggi Rp 25.000 per kg,

dibandingkan nila biasa Rp 15.000 per kg

KEGIATAN

Pelayaran InaPRIMA diharapkan dapat memperbanyak data dan melakukan analisis lebih jauh tentang kondisi layanan informasi

cuaca dan iklim maritim

UNGGUL PRIYANTO Kepala BPPT

INAPRIMA

2015 KR BARUNA JAYA 1 BPPT

BERTOLAK KE SAMUDERA HINDIA

P mengangkatnya permasalah Indonesia sebagai

residen RI Joko Widodo di dalam berbagai kesempatan mengemukakan bahwa pembangunan kemaritiman akan menjadi model di era pembangunan nasional yang baru. Gagasan itu dilandasi oleh semakin

negara benua maritim yang terbesar di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Plt Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Maritim Asep Djembar mengatakan konsep pembangunan kemaritiman berfokus pada empat agenda. Pertama, pembangunan kedaulatan maritim. Kedua, pengelolaan sumber daya dan jasa kemaritiman yang berkelanjutan. Ketiga, pembangunan infrastruktur. Keempat, penguatan sumber daya manusia dan kebudayaan maritim.

Tim ekspedisi Kapal Riset Baruna Jaya 1 BPPT

KEGIATAN

defenceindustr ydaily.com

“Di Pelayaran InaPRIMA ini juga memperlihatkan koordinasi yang baik antar institusi pemerintah. BMKG mempergunakan Kapal Riset Baruna Jaya (KR BJ) 1 milik BPPT yang sudah berpengalaman dalam melakukan riset di laut,” kata Asep Djembar, di Acara Pelepasan Pelayaran InaPRIMA 2015, di Jakarta International Container, Tanjung Priok, Jakarta, (16/04).

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan Di Pelayaran InaPRIMA ini KR BJ 1 akan melakukan misi pengambilan dan pemasangan kembali atau recovery development BUOY di lima lokasi di Samudera Hindia. Selain itu akan dilepas argo float dan drfter sebanyak 10 unit. Kemudian juga akan dilakukan pengamatan parameter meteorologi dan oseanografi oleh tim BPPT dan BMKG selama pelayaran. Di misi ini BPPT juga akan memasang satu unit BOUY pemanfaatan tsunami di wilayah Bengkulu.

Dirinya juga berharap kedepannya data-data yang dihasilkan dari BUOY tersebut dapat dipakai dalam melakukan pengamatan data kelautan yang berhubungan dengan fenomena iklim di Indonesia dan dunia.

TINGKATKAN AKURASI PEMANTAUAN IKLIM DAN CUACA

Fenomena El-Nino and Southern Oscillation (ENSO) di Kawasan Pasifik serta fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudera Hindia sangat berperan dalam penentuan iklim wilayah Indonesia. Kedua fenomena tersebut dapat diobservasi melalui ocean climate buoy.

Kemampuan mengobservasi kedua fenomena tersebut, akan sangat membantu kegiatan perekonomian yang berhubungan dengan darat dan laut, misal: mengatur musin tanam, pembenihan dan transportasi.

Sejak 2007, BPPT bersama National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah memasangocean climate buoy diberbagai wilayah di Indonesia.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto, menyambut baik kerjasama yang dilakukan dengan BMKG dan NOAA. “Ini adalah implementasi nyata kerjasama observasi kelautan dan atmosfer antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat,” ungkapnya di Jakarta International Container, Tanjung Priok (16/04).

Dirinya menuturkan, selama dalam pelayaran BJ1 juga akan melepas 10 buah argo float dan drfter serta melakukan pengamatan parameter meteorologi dan oseanografi.

Dengan adanya InaPRIMA, pemerintah meyakini ketersediaan layanan informasi cuaca dan iklim maritim yang berkesinambungan, dapat terwujud.

I ndonesia adalah negara maritim dengan

pulau-pulau yang tersebar luas. Keberadaan akan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat nir awak sangat penting dalam menjaga kedalutan bangsa Indonesia”,

jelas Kepala BPPT Unggul Priyanto usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara BPPT dan Integra Holding APS Denmark, di Gedung BPPT, Senin (4/5).

Penggunaan UAV, menurut Unggul, dipercaya akan sangat efektif dan efisien dalam mengawasi wilayah Indonesia yang sangat luas. Dengan adanya kerjasama antara BPPT dan Integra, ia berharap akan membuka kesempatan bagi industri dalam negeri untuk mengembangkan UAV di Indonesia.

Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge, berpendapat kerjasama antara Integra Denmark dan BPPT tentang pengembangan manufaktur UAV ini sangat penting baik untuk Indonesia maupun Denmark.

“Sama seperti Indonesia, Denmark pun banyak dikelilingi perairan, pulau-pulau dan gunung berapi. Saya sangat berharap kerjasama ini akan membawa manfaat bagi kedua negara. Pengembangan teknologi menurut saya adalah salah satu kunci bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan di masa depan”, tuturnya.

Managing Director Integra, Michael Niels Thorsen, mengatakan dengan adanya kerjasama ini, selain akan mempererat hubungan kedua negara, juga akan menciptakan peluang besar terbentuknya industri berteknologi tinggi di bidang UAV.

“Integra sangat mendukung pengembangan UAV di Indonesia. Kami juga akan bekerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia dalam riset UAV”, imbuhnya.

BPPT-INTEGRA DENMARK JALIN KERJASAMA TEKNOLOGI UAV

JAGA KEDAULATAN RI

Sama seperti Indonesia, Denmark pun

banyak dikelilingi perairan, pulau dan gunung berapi. Semoga kerjasama ini akan membawa manfaat bagi kedua negara

CASPER KLYNGE

Kepala BPPT Unggul Priyanto mendamping Presiden Ri Joko Widodo dan Presiden RI ke-3 BJ Habibie dalam lawatannya ke PUSPIPTEK Serpong

CIPTAKAN PRODUK P

residen RI Joko Widodo mencanangkan

mumpuni untuk bidang transportasi ini,” jelas

untuk kembali membangun kekuatan

Presiden.

laut dan memaksimalkan potensi maritim di Indonesia. Tujuannya agar

Bidang pangan dan bidang energi, menurut Indonesia menjadi negara maritim Presiden, juga membutuhkan penelitian

BERMANFAAT Indonesia saat ini adalah tantangan di Bidang pelaku usaha, peneliti dan pemerintah saling

yang kuat di dunia internasional. Lewat arahan

yang berkesinambungan. “Saya melihat ada

Presiden RI tersebut, kini instansi pemerintah,

benih padi di Subang yang 1 hektarnya bisa

pendidikan dan industri di Indonesia mulai

menghasilkan 8-9 ton padi. Sorgum juga

bersama-sama menggalakkan pengembangan

merupakan salah satu tanaman yang bisa

industri maritim.

dijadikan sumber energi terbarukan,” terangnya.

Menurutnya, tantangan besar yang dihadapi

Lebih jauh Presiden meminta agar para

PRESIDEN RI JOKO WIDODO MINTA PENELITI

Transportasi, Bidang Pangan dan Bidang bekerjasama dalam melakukan inovasi. “Kita

Energi. “Saya dibisiki Prof Habibie, dilihat dari

ingin ada kerjasama yang jelas antara peneliti

DAN DUNIA USAHA UNTUK BERKERJASAMA

jumlah penumpang, Pesawat R80 adalah yang

dan dunia usaha dalam berinovasi. Dengan

paling pas untuk transportasi antar wilayah.

demikian kita dapat memberikan produk yang

Untuk itu perlu adanya penelitian yang baik dan

bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

kiri ke kanan: Firmansyah Arifin, Joni Hermana, Unggul Priyanto, Luhut Binsar Panjaitan

residen RI Joko Widodo mencanangkan untuk kembali membangun kekuatan laut dan memaksimalkan potensi maritim di Indonesia. Tujuannya agar Indonesia menjadi negara maritim yang

kuat di dunia internasional. Lewat arahan Presiden RI tersebut, kini instansi pemerintah, pendidikan dan industri di Indonesia mulai bersama-sama menggalakkan pengembangan industri maritim.

Untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, kemarin BPPT bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan PT PAL menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pengembangan dan penerapan teknologi dalam mendukung program pembangunan tol laut dan poros maritim, di Gedung PIP PT PAL, di Surabaya, (28/5).

Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Kepala BPPT Unggul Priyanto, Rektor ITS Joni Hermana,

Dirut PT PAL M. Firmansyah Arifin dan disaksikan oleh Kepala Staf Kepresidenan RI, Luhut Binsar Panjaitan.

Untuk diketahui, Konsep ‘tol laut’ Presiden RI Joko Widodo bukanlah membangun jalan tol di atas laut, melainkan penyediaan sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan penandatanganan MoU antara BPPT-ITS-PT PAL merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan kemandirian bangsa di bidang teknologi kemaritiman dengan meningkatkan kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi.

“Peran BPPT dalam mendukung program tol laut nasional adalah pertama pengkajian dan penerapan industri perkapalan, mulai dari standarisasi kapal, klasterisasi galangan, serta peningkatan industri komponen. Kedua, pengkajian dan penerapan bidang hankam marta laut. Ketiga, pengkajian dan penerapan bangunan apung (deep water technology),” kata Unggul.

Sementara, Dirut PT PAL M. Firmansyah Arifin mengungkapkan PT PAL terus berupaya untuk dapat mensinergikan diri dengan berbagai pihak untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat. Dirinya berharap dari MoU ini dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan dan mendayagunakan sumber daya manusia dari masing-masing instansi.

“Kerja sama ini lebih difokuskan pada pengembangan teknologi agar tercipta kapal yang

efisien dan memiliki daya saing tinggi. BPPT dan ITS nantinya akan mengembangkan teknologi dan kami yang mengaplikasikannya dalam pembangunan sebuah kapal,” ujar Firmansyah.