KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN 2017

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Januari 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat- Nya, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (Deputi Kepala BPPT Bidang PKT) dapat menyelesaikan salah satu kewajibannya yaitu penyusunan Laporan AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Tingkat Kedeputian untuk Tahun Anggaran 2017.

Laporan AKIP merupakan salah satu dari lima komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang wajib diterapkan di seluruh instansi pemerintah, baik untuk Pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun Pemerintah Daerah. Kewajiban menyusun Laporan AKIP ini merupakan amanat Pemerintah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Deputi Bidang PKT menyusun Laporan AKIP Tahun 2017 ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada Kepala BPPT dan masyarakat/publik atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja PKT-BPPT Tahun 2017. Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun 2017 ini merupakan laporan kinerja yang ketiga dalam periode Tahun 2015-2019, yang berisi tentang pencapaian sasaran strategis di tingkat Kedeputian (Eselon 1) yaitu terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa serta peningkatan kualitas layanan teknologi di bidang PKT. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran strategis ini adalah:

1. Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi;

2. Rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT;

3. Panduan pengembangan daerah smart (smart region);

4. Terwujudnya kawasan Teknopark Cimahi;

5. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017

ii

Setelah melalui proses panjang selama satu tahun anggaran, secara umum dapat dikatakan bahwa realisasi/capaian atas sasaran strategis Deputi Bidang PKT pada akhir Tahun 2017 dapat terpenuhi dengan baik. Kami berharap laporan ini bermanfaat bagi para pemangku kepentingan yang terkait.

Januari 2018 Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi,

Dr. Ir. Gatot Dwianto, M.Eng.

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Tahun 2017, Deputi Bidang PKT memperhatikan dan merujuk pada peraturan terkait sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN) dan sejumlah ketentuan/pedoman terkait SAKIP, khususnya ketentuan/pedoman yang diatur oleh Kementerian PAN dan RB.

Secara keseluruhan kinerja Deputi Bidang PKT Tahun 2017 menunjukkan hasil yang baik dengan tercapainya target sasaran sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah yaitu terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa serta peningkatan kualitas layanan teknologi di bidang PKT. Capaian ini ditunjukkan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

1. Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi;

2. Rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT;

3. Panduan pengembangan daerah smart (smart region);

4. Kawasan Techno Park Cimahi;

5. Indeks Kepuasan Masyarakat. Dalam rangka penguatan SAKIP di tingkat Deputi Bidang PKT Tahun 2017, dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut :

1. Monitoring dan evaluasi terhadap Penetapan Kinerja (PK) yang sudah disepakati dan ditandatangani serta memberi peringatan agar komitmen PK dijalankan.

2. Reviu indikator dan penyempurnaan IKU dalam rangka memastikan pemanfaatan IKU.

3. Evaluasi Kinerja Program/Kegiatan Tahun 2017 berbasis kinerja sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-KL.

4. Evaluasi internal terhadap akuntabilitas unit kerja sesuai dengan perencanaan kinerja yang ditetapkan (PK masing-masing unit kerja).

5. Pelayanan publik (pelayanan teknologi) sesuai dengan PermenPAN & RB Nomor 38 dan

66 Tahun 2012 dalam rangka meningkatkan capaian outcome Eselon 1.

6. Pembandingan capaian kinerja tahun 2017 dengan capaian kinerja periode/tahun sebelumnya. Selain itu diupayakan juga beberapa hal yaitu :

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017

iv

1. Penggambaran IKU Deputi Bidang PKT yang SMART (Specific, Measureable, Accountable, Realistic, Timebound).

2. Adanya tabel Sasaran Strategis dan IKU yang menggambarkan penjelasan, jumlah target, Program dan Sub Program, Capaian Outcome, dan Evidence pelaksanaan IKU. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan transparansi pelaksanaan IKU di Deputi Bidang PKT. Dalam Laporan ini ditambahkan pula penjelasan mengenai kinerja lainnya yang

merupakan kegiatan yang mendukung indikator kinerja utama yang dilaporkan sebagai penetapan kinerja Deputi Bidang PKT. Laporan capaian kinerja lainnya tersebut adalah Kinerja Pengelolaan Keuangan dengan total anggaran pelaksanaan program di Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) selama kurun waktu Tahun 2017 sebesar Rp. 20.057.987.000,- dengan tingkat realisasi sebesar Rp. 19.556.519.282,- (97,49%).

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Gambaran Umum

Cita-cita pembangunan Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 diungkapkan sebagai visi “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Ditegaskan pula bahwa arah pembangunan ekonomi Indonesia dilakukan melalui prinsip antara lain mengelola peningkatan produktivitas nasional melalui inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan serta kemandirian dan ketahanan bangsa secara berkelanjutan. Dalam kaitan inilah penguatan sistem inovasi menjadi agenda yang sangat penting dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan. Langkah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia pun telah dicanangkan untuk membawa Indonesia sebagai kekuatan ekonomi 12 besar dunia di tahun 2025.

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional tersebut, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi – BPPT memfokuskan arah kebijakan dan prioritas program dan kegiatannya di dalam penguatan sistem inovasi untuk mendukung pembangunan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia. Hakikatnya, penguatan sistem inovasi merupakan langkah terpadu membenahi sistem yaitu suatu kesatuan yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran, secara bersistem. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan kerangka kebijakan yang meliputi penguatan komponen teknologi yaitu Technoware, Humanware, Infoware, serta Orgaware. Dengan adanya sinergisitas dari seluruh komponen teknologi tersebut, diharapkan dapat menghasilkan formulasi kebijakan teknologi yang dapat terimplementasikan. Sementara itu, strategi program dikembangkan dan diimplementasikan melalui program prioritas sebagai wahana penguatan sistem inovasi yang berupa flagship programs. Flagship programs tersebut adalah: 1) Penguatan Sistem Inovasi Daerah; 2) Pengembangan Teknoprener dan Klaster Industri; 3) Pengembangan Kawasan Spesifik; dan

4) Pengembangan Strategi Teknologi dan Audit Teknologi. Kerangka kerja penguatan sistem inovasi tersebut dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual dengan memfokuskan program/kegiatan BPPT untuk

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017 1 Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017 1

nasional dan dalam menciptakan/mengembangkan kisah-kisah sukses percontohan penguatan sistem inovasi di Indonesia.

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, dijelaskan bahwa Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Deputi Kepala BPPT Bidang PKT adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan

a. Deputi Bidang PKT adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang pengkajian kebijakan teknologi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

b. Deputi Bidang PKT dipimpin oleh seorang Deputi.

2. Tugas Deputi Bidang PKT mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.

3. Fungsi Deputi Bidang PKT Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang PKT menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian kebijakan teknologi;

b. Pelaksanaan kegiatan kebijakan teknologi inovasi daerah, kebijakan teknologi kawasan spesifik, pengembangan teknoprener dan klaster industri, dan kebijakan strategi teknologi dan audit teknologi;

c. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang kebijakan teknologi;

d. Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang kebijakan teknologi; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

1.3. Struktur Organisasi

Dalam Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Bab V, Bagian kedua, Pasal 81, Deputi Bidang PKT terdiri dari 4 Pusat dengan perincian: Pusat Teknologi Inovasi Daerah membawahi Bagian Program dan Anggaran serta Kelompok Jabatan Fungsional, Pusat Teknologi Kawasan Spesifik membawahi Bagian Program dan Anggaran serta Kelompok Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017

Jabatan Fungsional, Pusat Teknoprener dan Klaster Industri membawahi Bagian Program dan Anggaran serta Kelompok Jabatan Fungsional, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi membawahi Bagian Program dan Anggaran serta Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur organisasi Deputi Bidang PKT sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi dapat dilihat pada Gambar 1 di halaman berikut:

Laporan AKIP Deputi Bidang PKT Tahun Anggaran 2017 3

Struktur OrganisasiDeputi Kepala BPPT Bidang PKT

(Peraturan Kepala BPPT No. 9 Tahun 2015)

Gambar 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang PKT

1.4. Profil Sumber Daya Manusia

Deputi Kepala BPPT Bidang PKT mempunyai aparatur/Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2017 secara keseluruhan berjumlah 263 orang yang rinciannya disajikan dalam beberapa tabel dan gambar sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Unit Kerja Per Desember 2017

No

Unit Kerja

Jumlah

Persentase (%)

1 Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT)

2 Pusat Teknologi Inovasi Daerah (PTID)

3 Pusat Teknologi Kawasan Spesifik (PTKS)

4 Pusat Teknoprener dan Klaster Industri (PTKI)

53 20.15% Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi

42 15.97% (PSTAT)

Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik

58 22.05% (BTIKK)

7 Balai Inkubator Teknologi (BIT)

Tabel 2. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Status Kepegawaian Per Desember 2017

No

Status Kepegawaian

3 Tugas Belajar

Total

Gambar 2. Komposisi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Status Kepegawaian

Per Desember 2017

Tabel 3. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Jabatan Fungsional Per Desember 2017

No Jabatan Fungsional

5 Teknisi Litkayasa

31 11.79%

6 Analis Kepegawaian

1 0.38%

7 Pranata Humas

5 1.9%

8 Fungsional Umum

33 12.55%

Total

263

100%

Gambar 3. Komposisi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Jabatan Fungsional Per Desember 2017

Tabel 4. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Pendidikan Per Desember 2017

No

Pendidikan

Jumlah

Persentase

1 < D3

2 D3 6 2%

3 S1

4 S2

5 S3

Total

Pendidikan

Gambar 4. Komposisi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Pendidikan Per Desember 2017

Tabel 5. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Usia Per Desember 2017

No

Usia

Jumlah

Persentase

1 20 – 30 Tahun

2 31 – 40 Tahun

3 41 – 50 Tahun

4 51 – 60 Tahun

5 >60 Tahun

Total

Usia

Gambar 5. Komposisi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Usia Per Desember 2017

Tabel 6. Distribusi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Golongan Per Desember 2017

1 Golongan II

2 Golongan III

3 Golongan IV

Total

Golongan

Golongan II

Golongan III

Golongan IV

Gambar 6. Komposisi SDM Deputi Bidang PKT Berdasarkan Golongan Per Desember 2017

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Renstra Deputi Bidang PKT Tahun 2015-2019

Renstra Deputi Bidang PKT tahun 2015-2019 mengacu pada Renstra BPPT Tahun 2015-2019 dan disusun dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis terakhir serta mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2015-2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-2025, khususnya Rencana Pembangunan Bidang Iptek.

2.1.1. Visi dan Misi Deputi Bidang PKT

Visi dan Misi Deputi Bidang PKT menginduk pada visi dan misi BPPT yaitu :

Visi BPPT

“Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”.

Misi BPPT

1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi.

2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam.

3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi.

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi informasi, energi, industri kimia, dan material.

5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.

6. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.

2.1.2. Tujuan Deputi Bidang PKT

Tujuan Deputi Bidang PKT ditetapkan dengan mengacu pada : - Misi 1 BPPT: Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi. - Tujuan 1 BPPT: Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Tujuan BPPT di atas kemudian diturunkan menjadi tiga sasaran strategis BPPT yang dua sasaran strategis diantaranya menjadi tujuan kedeputian Bidang PKT sebagai berikut:

1. Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa;

2. Meningkatnya kualitas layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

2.1.3. Sasaran Strategis Deputi Bidang PKT

Sasaran strategis Deputi Bidang PKT mengacu pada dua sasaran strategis BPPT sebagai berikut:

- Sasaran Strategis 1 dari Tujuan 1 BPPT: Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, dimana kontribusi indikator kedeputian PKT terhadap Sasaran Strategis 1 BPPT adalah:

• Jumlah produk yang memiliki daya saing dengan hasil 1 inovasi Lembaga Sertifikasi Auditor Teknologi yang akan dihasilkan pada tahun 2018. •

Jumlah techno park yang berfungsi sebagai NSTP/TP:

1. Satu (1) percontohan kawasan Techno Park Cimahi yang akan dihasilkan pada tahun 2019;

2. Satu (1) percontohan kawasan National Science Techno Park BIT – Puspiptek Serpong yang akan dihasilkan pada tahun 2019.

- Sasaran Strategis 2 dari Tujuan 1 BPPT: Meningkatnya kualitas layanan teknologi BPPT, dengan indikator sasaran yang terkait kedeputian PKT yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat.

Kedua sasaran strategis BPPT tersebut menjadi tujuan Kedeputian Bidang PKT, yang kemudian diuraikan menjadi dua sasaran program berikut:

1. Terwujudnya inovasi untuk peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa di bidang sistem inovasi nasional;

2. Terwujudnya layanan teknologi di bidang sistem inovasi nasional untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

2.2. Keterkaitan Renstra PKT 2015-2019 dengan Renstra BPPT 2015-2019 dan Perencanaan Kinerja

Di dalam Renstra BPPT Tahun 2015-2019 disampaikan visi, misi, tujuan, serta sasaran strategis sebagai berikut:

Visi BPPT

“Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”.

Misi BPPT

1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi.

2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam.

3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi.

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi informasi, energi, industri kimia, dan material.

5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.

6. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.

Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program- program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi.

Sasaran Strategis BPPT

1. Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa;

2. Meningkatnya kualitas layanan teknologi BPPT;

3. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi.

Keterkaitan Renstra PKT 2015-2019 dengan Renstra BPPT 2015-2019 terletak pada penetapan visi dan misi Deputi Bidang PKT yang menginduk pada visi dan misi BPPT. Selain itu, tujuan Deputi Bidang PKT mengacu pada Sasaran Strategis (1) dan Sasaran Strategis (2) BPPT.

Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Deputi Bidang PKT menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Alur pikir keterkaitan Renstra PKT 2015-2019 dengan Renstra BPPT 2015-2019 serta Rencana Kerja (Renja),RKT dan Penetapan Kinerja (PK) dapat dilihat dari Gambar 7 berikut ini:

Visi, Misi, Tujuan,

Sasaran Strategis R P J M N BPPT

T u gas P ok o k

R e ns t r a Visi PKT

PKT Misi

Sasaran

T u j u a n S t rategis

PRO G RA M /

RE N CANA KI N ERJA

( IKU d an

KEGIA T AN

LIMA TAH U N

Targe t )

Gambar 7. Alur Keterkaitan Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK)

2.3. Rencana Kinerja Tahun 2017

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Deputi Bidang PKT ditetapkan sejalan dengan ketentuan skema IKU yang berlaku di BPPT. Sedangkan Outcome Deputi Bidang PKT (Eselon

1) diarahkan dalam rangka memberikan kontribusi penting BPPT dalam meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa yang akan dicapai melalui pencapaian kinerja dari program/kegiatan/sub kegiatan dari unit-unit kerja yang ditugaskan untuk melaksanakannya.

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja Deputi Bidang PKT Tahun 2017 disajikan pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Rencana Kinerja Tahunan Tingkat Eselon 1

Unit Organisasi/Eselon I

: Deputi Bidang PKT

TahunAnggaran

No Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

Kriteria

Bukti Pencapaian

Pencapaian Indikator Kinerja

Sertifikat Lisensi inovasi

- Lembaga

1 Terbangunnya

LSP Auditor peningkatan daya

Teknologi BPPT saing

Profesi

Sertifikasi Profesi

dan yang dikeluarkan kemandirian

BNSP bangsa di bidang - Rekomendasi

- Surat PKT/sistem inovasi

1 Tersusunnya

Keterangan nasional

Kelulusan PPBT

Rekomendasi

dari inkubasi BIT

Kelulusan PPBT dari Rekomendasi

inkubasi BIT

Kelulusan Tenan (PPBT)

- Sertifikat Kelulusan Tenan(PPBT)

- Panduan

1 Tersusunnya

- Buku Panduan

Daerah Cerdas

(Smart Region)

Daerah

Smart - Database

(Smart Region)

Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas

Terwujudnya

1 1. Tersedianya

Foto sarana dan

dan prasarana

Park Cimahi

prasarana (inkubasi) Techno Park Cimahi

2. Adanya

tenant Surat Keterangan

No Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

Kriteria

Bukti Pencapaian

Pencapaian Indikator Kinerja

yang diinkubasi pendampingan atau UKM yang inkubasi tenant. dilayani.

PPBT Akta pendirian (tenant graduate) badan hukum (PT) tenant 2 Meningkatnya

3. Adanya

- Kuesioner IKM kualitas

Indeks

Kepuasan

B Tersusunnya

indeks - Laporan Indeks bidang PKT

layanan Masyarakat

dokumen

kepuasan

Kepuasan masyarakat (IKM)

Masyarkat

terkait

layanan (IKM)

inkubasi teknologi

2.4. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2017

Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen Penetapan Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang bersifat top-down juga dijadikan sebagai alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi.

Perjanjian Kinerja Tahun 2017 versi awal Deputi Bidang PKT dengan Kepala BPPT terlihat pada Gambar 8, sedangkan versi revisi terlihat pada Gambar 9 adalah sebagai berikut:

17

18

Gambar 8. Penetapan Kinerja Awal

19

20

Gambar 9. Penetapan Kinerja Revisi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG PKT

3.1. Uraian Kegiatan

Kegiatan 2017 dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai sasaran program kedeputian Bidang PKT dengan indikator dan target seperti yang telah ditetapkan. Sasaran Program Deputi Bidang PKT yang menginduk pada tujuan Deputi Bidang PKT dan Sasaran Strategis (1) serta Sasaran Strategis (2) memiliki Indikator Kinerja Deputi Bidang PKT sebagai berikut:

1. Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi;

2. Rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT;

3. Panduan pengembangan daerah smart (smart region);

4. Terwujudnya kawasan Techno Park Cimahi;

5. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Untuk mencapai target tersebut, kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran dengan indikator seperti diuraikan di atas terdiri dari :

1. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT)/Sistem Audit Teknologi

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terbangunnya sistem audit teknologi yang terstandar dan tersertifikasi. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001, BPPT sebagai lembaga Negara mempunyai wewenang antara lain (1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dan (2) pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi. Sehubungan dengan wewenang tersebut, BPPT dapat berpartisipasi dalam usaha memformulasikan arah dan strategi pemanfaatan teknologi pada masa yang akan datang agar memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi pengguna teknologi tersebut. Untuk itu, peran Auditor Teknologi perlu diperbanyak dan dilegalkan dengan menyiapkan infrastrukur Sistem Audit Teknologi menjadi penting untuk dilaksanakan oleh BPPT.

Kegiatan ini melakukan standarisasi pelaksanaan audit teknologi di BPPT melalui (1) penetapan kebijakan kode etik, standar, dan pedoman pelaksanaan audit teknologi di BPPT, dan (2) sertifikasi kompetensi auditor teknologi oleh LSP BPPT.

Output kegiatan dari tahun 2016 sampai dengan 2019 diuraikan dalam Error! Reference source not found. berikut:

Tabel 8. Output kegiatan Strategi Teknologi dari tahun ke tahun

Tahun 2018 Tahun Akhir

- Dokumen Skema - Dokumen perka - Materi

Terbangunnya Sertifikasi Auditor

uji - Sertifikasi

sistem audit Teknologi;

tentang kode

kompetensi dan

auditor

teknologi yang - Dokumen

etik, standar,

skema sertifikasi

teknologi;

- Berfungsinya terstandar dan Rancangan

dan pedoman

audit teknologi;

kelembagaan tersertifikasi. Standar

audit teknologi; - Lisensi

- Dokumen perka

teknologi (LSP, Teknologi;

tentang standar

audit teknologi

- Dokumen Standar - Rekomendasi

terkait strategi

industri

tertentu.

Auditor Teknologi;

teknologi

Galangan Kapal;

- Survey dan

bidang

EBT - Valuasi teknologi

Analisis Industri

(Solar Cell dan

industri garam

EBT;

Micro Hydro).

farmasi.

- Model intelijen teknologi.

2. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT)/Penerapan dan Pelayanan

Inkubasi Teknologi Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah menumbuhkembangkan usaha pemula inovatif berbasis teknologi yang berdaya saing. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini yang disampaikan dalam Gambar 10 berikut:

23

Gambar 10. Proses Inkubasi Dalam Tahapan Inkubasi Teknologi

Dalam kegiatan alih teknologi dan bisnis inilah proses inkubasi dijalankan dengan serangkaian aktifitas inkubasi antara lain: persiapan inkubasi, training dan mentoring, uji produksi, pendampingan sertifikasi dan akses pasar. Selain itu pada tahap inkubasi ini juga dilaksanaan aktifitas monitoring terhadap tenant untuk mengetahui kemajuan bisnisnya dan evaluasi untuk menentukan apakah proses inkubasi terhadap tenant tersebut dilanjutkan atau di drop out/dihentikan proses inkubasinya. Target kegiatan yang harus dicapai pada akhir periode Renstra adalah jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dihasilkan. Sedangkan outcome yang diharapkan tercapai adalah Terwujudnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang berdaya saing. Sejak tahun 2015 sampai akhir periode Renstra BPPT di 2019, BIT diberikan tugas untuk menumbuhkembangkan usaha pemula inovatif berbasis teknologi yang berdaya saing yang akan terus diperbaharui setiap tahunnya.

3. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT)/Penguatan Sistem Inovasi untuk

Pengembangan Daerah Otonom Cerdas (Smart Region) Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah mendorong perkembangan kota/kabupaten menuju daerah cerdas (smart region). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu:

 Melakukan desk study mengenai Daerah Cerdas (Smart Region) serta Ruang Publik Kreatif (RPK) sebagai bagian dari upaya untuk pencapaian Smart Region.  Pengkayaan referensi melalui diskusi internal dan eksternal. Diskusi internal dilakukan dengan mengadakan rapat tim kegiatan. Sedangkan diskusi eksternal dilakukan melalui diskusi/FGD dengan mitra (Pemkot Pekalongan) dan narasumber lainnya.

 Melakukan survei lapangan yang terkait dengan Smart Region di Kota Pekalongan, Kota Tegal.  Penyusunan Buku Panduan Pengembangan Smart Region.  Penyusunan Database Kebutuhan Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas

(Smart Region). Target kegiatan yang harus dicapai pada akhir periode Renstra adalah Tersusunnya Panduan Pengembangan Daerah Cerdas (Smart Region). Sedangkan Outcome yang diharapkan tercapai adalah Terwujudnya Inovasi Pembangunan Daerah Cerdas (Smart Region) yang mendukung daya saing bangsa. Sejak tahun 2015 sampai akhir periode Renstra di 2019, kegiatan ini menargetkan 1 Panduan Pengembangan Daerah Cerdas (Smart Region) yang akan terus diperbaharui setiap tahunnya.

4. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT)/Kawasan Techno Park Cimahi

Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pendampingan pengembangan Techno Park di kota Cimahi. Lingkup kegiatan Techno Park Cimahi difokuskan untuk mendukung berkembangnya potensi industri lokal di Kota Cimahi, yaitu industri pangan olahan (makanan-minuman) dan industri IT dan animasi. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah berkembangnya Techno Park Cimahi yang mampu berfungsi sebagai:

1. Pusat pengembangan wirausaha baru berbasis inovasi;

2. Pusat diseminasi teknologi di bidang pangan olahan dan film animasi untuk diterapkan dalam skala ekonomi;

3. Pusat pelatihan, pemagangan, dan advokasi bisnis untuk masyarakat luas khususnya terkait industri pangan olahan dan animasi.

Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi: 25

- Pengembangan teknoprener; - Pengembangan klaster industri; - Pengembangan suprastruktur dan infrastruktur.

Sedangkan outcome yang diharapkan tercapai adalah terwujudnya satu Kawasan Techno Park Cimahi yang berdaya saing. Sejak tahun 2015 sampai akhir periode Renstra di 2019, kegiatan ini menargetkan adanya penumbuhkembangan wirausaha baru (PPBT) melalui keberadaan Techno Park Cimahi setiap tahunnya. Secara ringkas, capaian kinerja sasaran strategis kedeputian bidang PKT tahun 2017 disajikan pada Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran Strategis :

Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa serta meningkatnya kualitas layanan teknologi bidang PKT BPPT

Indikator Kinerja Utama (IKU) :

1. Terbangunnya 1 (satu) Kelembagaan Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi; 2. Tersusunnya 1(satu) rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT; 3. Tersusunnya 1 (satu) panduan pengembangan daerah smart (smart region); 4. Terwujudnya 1 (satu) kawasan Teknopark Cimahi; 5. Tercapainya nilai B untuk Indeks Kepuasan Masyarakat.

Penjelasan IKU :

- Terbangunnya 1 (satu) Kelembagaan Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi Outcome yang diharapkan tercapai adalah terbangunnya sistem audit teknologi yang terstandar dan tersertifikasi. Indikator ini menargetkan tersusunnya dokumen skema sertifikasi dan modul/materi uji kompetensi auditor teknologi dan tersusunnya LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Auditor Teknologi - BPPT.

- Tersusunnya 1 (satu) rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT

Outcome yang diharapkan tercapai adalah terwujudnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang berdaya saing. Indikator ini menargetkan diberikan tugas untuk menumbuhkembangkan usaha pemula inovatif berbasis teknologi yang berdaya saing yang akan terus diperbaharui setiap tahunnya.

- Terwujudnya 1 (satu) kawasan Techno Park Cimahi

Outcome yang diharapkan tercapai adalah terwujudnya satu Kawasan Techno Park di kota Cimahi

- Tersusunnya 1 (satu) panduan pengembangan daerah smart (smart region)

Panduan pengembangan daerah smart (smart region) merupakan sebuah panduan yang disusun secara sistematis untuk memandu pengetahuan dan pemahaman yang utuh kepada pembaca tentang pembangunan daerah cerdas berbasis teknologi. Panduan ini membahas mengenai 6 dimensi daerah cerdas yaitu Smart People, Smart Environment, Smart Mobility, Smart Governance, Smart Economy, Smart Living.

Program/Kegiatan

Capaian Kinerja Outcome

Bukti Pendukung

1. Program PPT/Sistem

1 (satu) Sertifikat Lisensi LSP Auditor Teknologi Audit Teknologi

Terbangunnya

Kelembagaan

Sertifikasi BPPT yang dikeluarkan BNSP

Profesi Auditor Teknologi

2. Program

Keterangan Rekomendasi PPT/Penerapan dan

Tersusunnya

1 (satu) - Surat

Kelulusan Tenant (PPBT); Pelayanan Inkubasi

rekomendasi kelulusan PPBT

- Sertifikat Kelulusan Tenant (PPBT). Teknologi 3. Program PPT/

dari Inkubasi BIT

1 (satu) - Buku Panduan Pengembangan Daerah Penguatan Sistem

Inovasi untuk

Teknologi untuk Pengembangan Daerah

daerah smart (smart region) - Database

Pengembangan Daerah Cerdas. Otonom Cerdas (Smart Region)

4. Program PPT/Kawasan

1 (satu) - Foto kelengkapan sarana dan prasarana Techno Park Kota

Terwujudnya

Techno Park Cimahi; Cimahi

- Akta pendirian badan hukum untuk tenant graduate (PPBT); - Surat

keterangan pendampingan

inkubasi tenant.

5. Program

Tercapainya 1 (satu) nilai B - Kuesioner IKM;

PPT/Penerapan dan untuk Indeks Kepuasan - Laporan indeks kepuasan masyarkat Pelayanan Inkubasi

Masyarakat (IKM).

Teknologi

3.2. Capaian Kinerja

3.2.1. Perbandingan Antara Target Dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2017 disajikan dalam Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Perbandingan Antara Target Dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

Program/ Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Mitra Kegiatan

Program

Kelembagaan

1. BNSP PPT/Sistem

Sertifikasi Profesi

Auditor Teknologi

Tenaga Kerja Teknologi

1. Kementerian Ristek

Program 2. Asosiasi

PPT/

Inkubator Terwujudnya inovasi Rekomendasi

Penerapan Bisnis untuk mendukung

kelulusan PPBT dari

dan

Indonesia peningkatan daya

Pelayanan 3. Lembaga saing dan

Inkubasi BIT

Inkubasi Keuangan: kemandirian bangsa

Teknologi Angel

Investor, Angin

1 1 100 Penguatan Kota

daerah smart (smart

Sistem

Pekalongan

region) Inovasi

Program/ Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Mitra Kegiatan

Untuk Pengemban gan Daerah Otonom Cerdas

1. Pemerintah Kota Cimahi 2. Perguruan

Park Cimahi

Techno Park Jendral A.

Cimahi

Yani, SBM ITB, Universitas Padjajaran)

Program PPT/

Meningkatnya Penerapan kualitas

layanan Indeks

Kepuasan

Tenant BIT teknologi bidang PKT Masyarakat Pelayanan BPPT

B B 100 dan

Inkubasi Teknologi

3.2.2. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir

Pencapaian sasaran strategis PKT “Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa ”, pada tahun 2017 dilakukan melalui pendekatan program pengembangan techno park, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing daerah dan nasional. Adapun salah satu indikator keberhasilan pengembangan techno park dapat

 Terbangunnya 1 (satu) Kelembagaan Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi;  Tersusunnya 1 (satu) rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi BIT;  Tersusunnya 1 (satu) panduan pengembangan daerah smart (smart region);  Terwujudnya 1 (satu) kawasan Techno Park Cimahi;  Tercapainya nilai B untuk Indeks Kepuasan Masyarakat.

Pada tahun 2015 dan 2016, indikator kinerja PKT lebih difokuskan pada pencapaian kinerja Program Pengembangan National Science and Techno Park (NSTP) Puspiptek. Program ini merupakan berkelanjutan di kedeputian PKT dari tahun 2015 hingga tahun 2019. Dalam kerangka besarnya, program NSTP ini mendukung program pengembangan techno park secara keseluruhan. Indikator Kinerja Kedeputian PKT 2017 merupakan program berkelanjutan yang mulai dilakukan pada tahun 2015. Misalnya untuk pengembangan Smart Region, sejak tahun 2015 sampai akhir periode Renstra di 2019, PTID diberikan tugas untuk menghasilkan 1 Panduan Pengembangan Daerah Cerdas (Smart Region) yang akan terus diperbaharui setiap tahunnya. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini (2017) dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat disajikan pada Gambar 11 berikut:

• Terbangun dan berfungsinya 5 Pusat Inovasi di Undip, Unikal, Techno Park Cimahi, Pekalongan, dan Pelalawan • Tumbuhnya 16 UKM Inovatif di Semarang, Pekalongan, Palembang, Cimahi, dan Pelalawan. • Diterapkannya Rekomendasi Kurikulum Technopreneurship Perguruan Tinggi di Undip dan Unikal

Terwujudnya inovasi untuk

mendukung

peningkatan daya saing dan kemandirian

• Terbangunnya 1 (satu) Kelembagaan Sertifikasi

bangsa

• Terbangun dan berfungsinya 5 Pusat

Inovasi

Profesi Auditor Teknologi

• Tumbuhnya 20 UKM Inovatif

• Tersusunnya 1 (satu) rekomendasi kelulusan

• Tersedianya 5 skema pembiayaan untuk PPBT dari Inkubasi BIT bisnis inovatif

• Tersusunnya 1 (satu) panduan pengembangan

daerah smart (smart region) • Terwujudnya 1 (satu) kawasan Teknopark Cimahi • Tercapainya nilai B untuk Indeks Kepuasan Masyarakat

Gambar 11. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir

3.2.3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Keberhasilan pencapaian target kinerja tahun 2017 ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :  Kepemimpinan di Lingkungan PKT.

Pimpinan di lingkungan Deputi Bidang PKT (Deputi, Ka.Unit Kerja, serta Kabag.Program dan Anggaran) dapat memberikan arahan yang jelas dan tegas mengenai tindakan yang harus diambil dalam menghadapi segala dinamika perubahan kebijakan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

 SDM Pelaksana Kegiatan. Sumber Daya Manusia di lingkungan Deputi Bidang PKT rata-rata cukup memiliki integritas dan keterampilan yang memadai khususnya dalam melaksanakan tugas yang mendukung pencapaian indikator kinerja program kedeputian PKT.

 Anggaran. Anggaran kedeputian PKT tahun 2017 mengalami revisi (penurunan anggaran) dikarenakan adanya pemotongan dari pemerintah pusat. Pada tingkat kedeputian, penurunan anggaran ini tidak berdampak signifikan pada pencapaian indikator sasaran kinerja. Adapun pada tingkat unit kerja dibawah kedeputian PKT, pemotongan anggaran berdampak pada beberapa pencapaian indikator sasaran kinerjanya.

 Komitmen Mitra. Komitmen dari mitra, yang dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan dukungan berupa sharing kegiatan dari mitra.

3.2.4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Pada tahun anggaran 2017 ini, anggaran kedeputian PKT mengalami revisi (penurunan anggaran) dikarenakan adanya pemotongan anggaran dari pemerintah pusat. Efisiensi anggaran ini secara tidak langsung memberikan pengaruh pada pencapaian penetapan kinerja pada beberapa unit kerja di bawah kedeputian PKT yang juga mengalami revisi penetapan kinerja menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Pada tingkat kedeputian, penurunan anggaran ini tidak berdampak signifikan pada pencapaian indikator sasaran

3.2.5. Analisis Kegiatan yang Mendukung Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Kegiatan yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis 1 disampaikan pada Gambar 12 berikut:

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1 Terwujudnya inovasi untuk

1 mendukung peningkatan

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Rekomendasi kelulusan PPBT dari Inkubasi 1 daya saing dan kemandirian

BIT

bangsa Panduan pengembangan Daerah Smart 1

(Smart Region) Terwujudnya Kawasan Techno Park Cimahi

Sistem Audit

Penyusunan buku

Pengembangan

Kegiatan

Teknologi panduan dan

teknoprener, klaster

pendampingan

kebutuhan data

industry dan sarana

Inkubasi Teknologi

base teknologi

pendukung Techno

bagi tenant

untuk

Park Cimahi

pengembangan

“Daerah Smart”

Gambar 12. Analisis Kegiatan yang Mendukung Keberhasilan Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 1.

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis (1) kedeputian PKT: ”Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa” dibutuhkan

sinergisitas kegiatan dari unit kerja di kedeputian PKT. Dukungan kegiatan pengembangan teknoprener, klaster industri dan sarana pendukung serta pendampingan inkubasi teknologi bagi tenant dilakukan untuk mendukung penumbuhkembangan PPBT. Adapun kegiatan Penguatan Sistem Inovasi untuk Pengembangan Daerah Otonom Cerdas (Smart Region) dilakukan dalam rangka mewujudkan kawasan techno park dan daerah lainnya menjadi kawasan/daerah yang smart khususnya dalam hal Smart People, Smart Environment, Smart Mobility, Smart Governance, Smart Economy, Smart Living sehingga mampu menjadi daerah yang berdaya saing dan mandiri. Dalam hal pemilihan teknologi, pengembangan teknologi yang akan diimplementasikan di wilayah pengembangan tersebut perlu dilakukan seleksi teknologi dan audit teknologi. Oleh karena itu, keberadaan lembaga sertifikasi profesi Audit Teknologi menjadi sangat penting. Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dalam mencapai peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa . Kegiatan yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis 2 disampaikan pada Gambar 13 sebagai berikut::

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1 Meningkatnya

B layanan teknologi bidang PKT BPPT

kualitas

Indeks Kepuasan Masyarakat

Kegiatan pendampingan

Inkubasi Teknologi bagi tenant

Gambar 13. Analisis Kegiatan yang Mendukung Keberhasilan Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 2.

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis (2) kedeputia n PKT:” Meningkatnya kualitas layanan teknologi bidang PKT BPPT ” kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah mengacu pada indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang terdapat dalam kegiatan layanan pendampingan inkubasi teknologi yang diperuntukkan bagi tenant. Tercapainya nilai B pada indikator IKM menyiratkan adanya peningkatan kualitas layanan teknologi yang diberikan kepada pengguna/customer.

3.2.6. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran yang dialokasikan untuk pencapaian IKU disampaikan pada Tabel

11 sebagai berikut:

Tabel 11. Realisasi Anggaran Pencapaian IKU Deputi Bidang PKT Tahun 2017

Anggaran Indikator Target Realisasi

Program

Pagu/

Kinerja Pengeluaran %

PPT/Pengemba

811.314.000 98.7 Profesi Auditor

Audit Teknologi Program

Rekomendasi

PPT/Layanan

609.275.029 91.3 dari Inkubasi BIT

kelulusan PPBT

1 1 100 Teknologi

Inkubator Teknologi Program

Terwujudnya

PPT/Kawasan

Kawasan Techno

Park Cimahi (Cimahi)

Program PPT/ Penguatan

Panduan

Sistem Inovasi

(smart region)

Daerah Otonom Cerdas

Secara keseluruhan, Realisasi Anggaran Deputi Bidang PKT Tahun 2017 adalah seperti diuraikan pada Tabel 12 berikut:

Tabel 12. Rencana dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang PKT Tahun 2017 UNIT KERJA

PAGU AWAL

PAGU REVISI

Catatan:  Pagu anggaran mengacu pada dokumen Penetapan Kinerja  Anggaran BIT dan BTIKK belum termasuk perubahan atas penambahan anggaran PNBP 2017

 Anggaran BTIKK belum termasuk penambahan anggaran sarana dan prasarana

BAB IV. PENUTUP

Dari hasil pengukuran atas capaian kinerja yang disajikan di Bab III, terlihat bahwa capaian sasaran strategis bernilai 100%. Hal ini merupakan hal positif karena akan mempercepat pencapaian target keseluruhan dalam Renstra BPPT. Ditinjau dari

pelaksanaan anggaran, dari pagu revisi sebesar Rp.20.057.987.000,- Deputi Bidang PKT dapat merealisasikannya sebesar 97.49% atau sejumlah Rp.19.556.519.282,- . Dalam upaya pencapaian Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang PKT Tahun 2017, dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Rencana Aksi untuk mencapai Penetapan Kinerja (PK) masing-masing IKU dan telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap PK yang sudah disepakati dan ditandatangani serta memberi peringatan agar komitmen PK dijalankan.

2. Reviu indikator dan penyempurnaan IKU dalam dokumen perencanaan dalam rangka memastikan pemanfaatan IKU.

3. Evaluasi program/kegiatan berbasis kinerja.

4. Evaluasi internal terhadap akuntabilitas unit kerja sesuai dengan perencanaan kinerja yang ditetapkan (PK masing-masing unit kerja).

5. Pelaksanaan pelayanan publik (pelayanan teknologi) sesuai dengan PerMenPAN & RB Nomor 38 dan 66 Tahun 2012 dalam rangka meningkatkan capaian outcome Eselon 1.

Pembandingan capaian kinerja tahun 2016 dengan capaian kinerja periode/tahun sebelumnya dan target akhir.

Selain itu,di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Deputi Bidang PKT Tahun 2017 ini disampaikan juga beberapa hal menyangkut :

1. Penggambaran IKU Deputi Bidang PKT yang SMART (Specific, Measureable, Accountable, Realistic, Timebound).

2. Tabel Sasaran Strategis dan IKU yang menggambarkan penjelasan, jumlah target, Program dan Sub Program, Capaian Outcome, dan Evidence pelaksanaan IKU. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan transparansi pelaksanaan IKU di Deputi Bidang PKT. Penjelasan IKU mencakup informasi pihak dan jumlah industri/instansi pemerintah yang memanfaatkan produk teknologi.

Demikian, laporan ini disusun dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang PKT Tahun 2017.

38

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN & EVIDENCE

LAMPIRAN 1

Program Sistem Audit Teknologi

1. Foto Kegiatan Sistem Audit Teknologi

Pemeriksaan dokumen pada proses surveilan LSP Auditor Teknologi-BPPT oleh BNSP

Surveilan terhadap ruang LSP Auditor Teknologi-BPPT

2. Sertifikat Lisensi LSP Auditor Teknologi sebagai evidence terbangunnya Lembaga Sertifikat Profesi

Sertifikat Lisensi LSP Auditor Teknologi – BPPT Nomor: BNSP-LSP-851-ID

LAMPIRAN 2

Program Layanan Teknologi Inkubator Teknologi

1. SK rekomendasi kelulusan tenant dan Sertifikat Kelulusan tenant (PPBT) sebagai evidence Terwujudnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).

2. PKS inkubasi BIT dengan tenant sebagai evidence Terwujudnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT)

a. PKS inkubasi BIT dengan PT Cipta Mikro Material (Agus Purwanto)

b. PKS inkubasi BIT dengan PT Indocore Rekayasa Teknologi

c. PKS inkubasi BIT dengan PT. Mobisa His Teknologi

d. PKS inkubasi BIT dengan PT Biochem Reka Medika (Muh. Afqary)

e. PKS inkubasi BIT dengan PT Hebat Inovasi Indonesia (Hartono Hutomo)

f. PKS inkubasi BIT dengan Momo Technology (Igib P.)

g. PKS inkubasi BIT dengan CV Global Usaha Bersama

h. PKS inkubasi BIT dengan PT Green Tekno Safety (Bagus Pramudito)

i. PKS inkubasi BIT dengan PT Tradisi Indonesia Kencana

LAMPIRAN 3

Program Penguatan Sistem Inovasi Untuk Pengembangan Daerah Otonom Cerdas

1. Evidence Panduan pengembangan daerah cerdas (smart region)

a. Buku Panduan pengembangan daerah cerdas (smart region)

Buku ini terdiri dari 7 (tujuh) Bab yang disusun secara sistematis untuk memandu pengetahuan dan pemahaman yang utuh kepada pembaca tentang pembangunan daerah cerdas berbasis teknologi.

Ke-tujuh Bab tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1 Faktor Strategis Pembangunan Daerah Otonom yang berisi tentang tantangan pembangunan daerah,

Bab

kebijakan pengembangan wilayah, dan ekosistem inovasi daerah.  Bab 2 Daerah Cerdas membahas tentang dimensi daerah cerdas (Smart People, Smart Environment, Smart Mobility, Smart Governance, Smart Economy, Smart Living).

 Bab 3 tentang Peranan Teknologi dan Inovasi Dalam Pembangunan Daerah membahas tentang konsep pengembangan wilayah, peranan teknologi dan inovasi terhadap pengembangan wilayah, dan ukuran peranan teknologi dan inovasi.

 Bab 4 SIDa Memaksimalkan Peranan Teknologi dan Inovasi dalam Pembangunan Daerah.  Bab 5 Kerangka Prakarsa Daerah Cerdas, membahas dimensi dan indicator smart region dan analisis kesenjangan serta analisis kebutuhan teknologi.  Bab 6 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Teknologi.

 Bab 7 Implikasi Kebijakan.

b. Data Base Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas

Buku ini terdiri dari 3 bab, bab 1 membahas tentang pengantar, bab 2 tentang penjelasan daerah cerdas, dan bab 3 berisi tentang database teknologi yang dapat digunakan untuk pengembangan daerah cerdas. Pengkajian kebutuhan teknologi dimaksudkan untuk merumuskan resep normatif dalam mencapai kemandirian teknologi pada bidang-bidang tertentu. Selanjutnya, hasil-hasil pengkajian kebutuhan dan kemampuan teknologi secara bersama-sama dapat digunakan oleh pihak-pihak berwenang untuk mengidentifikasi kesenjangan teknologi yang harus dijembatani, sehingga dapat ditentukan spesialisasi teknologi apa yang perlu dikembangkan.

LAMPIRAN 4

Program Pengembangan Kawasan Cimahi Technopark

1. Evidence “Terwujudnya satu kawasan Technopark Cimahi”

a. Surat Keterangan Layanan Pendampingan Inkubasi 7 Tenant Pusat Inovasi Baros Cimahi Techno Park