DASAR DASAR komunikasi dasar bisnis

DASAR-DASAR
BEDAH ONKOLOGI

I. PENDAHULUAN
ONCOLOGY :
Ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh
Tumor
Yang dimaksud Tumor disini khususnya neoplasma
(Oncos = tumor, Logos = ilmu)
TUMOR adalah setiap benjolan abnormal dalam tubuh
Tumor dapat berupa suatu Tumor Neoplasma dan
Tumor Non Neoplasma

Tumor non Neoplasma dapat bermacam-macam :

 KISTE :
Adalah suatu tumor yang berupa kantongan dan
didalamnya berisi cairan encer atau setengah padat.
Sebagian besar kiste adalah suatu non neoplasmic
lesion, hanya kiste tertentu yang dindingnya
merupakan neoplasma

Mis :
kista sebaceum = atheroma  non neoplasma
Cysto sarcoma phylloides  neoplasma

 RADANG :
Pembesaran/tumor akibat proses radang yang
disebabkan oleh : infiltrasi / sebukan sel-sel
radang oedema – vasodilatasi
 HIPERTROFIA :
Pembesaran suatu organ akibat bertambah
besarnya sel-sel jaringan penyusunnya
 HIPERPLASIA :
Pembesaran suatu organ akibat bertambah
banyaknya sel-sel jaringan penyusunnya

 DISPLASIA :
Pembesaran suatu organ akibat bertambah
banyaknya dan bertambah besarnya sel-sel
jaringan penyusunnya disertai dengan susunan
sel jaringan yang berbeda

TUMOR NEOPLASMA
NEOPLASMA :
Massa/jaringan baru – abnormal yang terbentuk dalam
tubuh mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/
jaringan asalnya/sesungguhnya. Keadaan yang
disebabkan adanya pertumbuhan dan differensiasi
abnormal akibat kerusakan gen pengaturnya.

SEL NEOPLASMA
Sel neoplasma adalah sel tubuh itu sendiri yang
mengalami mutasi dan transformasi sehingga bentuk dan
sifatnya, yang berakibat pertumbuhannya menjadi
autonom dan tak terkendali. Mutasi dan transformasi ini
terjadi karena kerusakan gen yang mengatur
pertumbuhan dan differensiasi, dimana kerusakan yang
terjadi ini dapat ringan sampai berat dan luas. Bila
kerusakannya ringan akan terbentuk sel/jaringan
neoplasma jinak dan bila berat dan luas akan terbentuk
sel/jaringan neoplasma ganas yang lebih akrap dikenal
sebagai kanker.


PERBEDAAN SEL NEOPLASMA DARI SEL TUBUH
NORMAL LAINNYA:
1. BENTUK
a. Mempunyai bentuk bermacam-macam, tidak
homogen (=pleiomorphic)
b. Perbandingan antara inti dan sitoplasma naik
(n/c ratio mendekati 1)
c. Warna inti sel menjadi lebih gelap
(hiperchromasi) dan bermacam-macam
(polichromasi)
d. Kejadian mitosis sel meningkat dan terdapat
mitosis abnormal (dalam keadaan normal maka
mitosis berupa diploidi)
e. Letak dan susunan sel tak teratur (anaplastik)

2. SIFAT
a. Sifat pertumbuhan yang autonom, tidak
mengenal koordinasi dan batas normal
pertumbuhan umumnya mempunyai sifat

pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak
homogen.
b. Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat
mempunyai kemampuan untuk mengadakan
infiltrasi kejaringan sekitarnya dan metastase
jauh.
c. Tidak menjalankan fungsi normalnya, bahkan
kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat
berbeda (sindroma paraneoplastik)

Sampai saat ini masih banyak masalah oleh karena
penyakit neoplasma atau kanker ini yang memerlukan
perhatian untuk penanganannya
1. Penyakit neoplasma atau kanker merupakan
penyebab kematian ke-2 setelah penyakit
kardiovaskuler dinegara negara barat sedangkan di
Indonesia penyakit neoplasma atau kanker
merupakan kematian ke-5 / 6 namun dari data statistik
menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
2. Penyakit neoplasma atau kanker dapat mengenai

seluruh lapisan umur, ras, kelamin, golongan
masyarakat; meskipun ada golongan masyarakat
tertentu yang lebih mungkin terkena /resiko untuk
suatu neoplasma tertentu.

3. Etiologi dan patogenesa dari penyakit neoplasma
atau kanker ini masih belum jelas benar sehingga
menjadi masalah besar dalam penanganannya.
4. Diagnosa penyakit kanker, terutama untuk stadium
dini, tidak mudah, memerlukan ketrampilan dan
keahlian yang tinggi; sedangkan pengobatannya
memerlukan usaha yang multidisipliner dan
membutuhkan biaya yang besar dengan hasil masih
kurang memuaskan.
5. Follow up penanganan penyakit kanker harus
berkelanjutan dalam jangka sangat panjang, oleh
karena itu memerlukan kerjasama yang baik antara
yang mengobati, penderita dan masyarakat.

6. Pengetahuan masyarakat akan penyakit

neoplasma/kanker masih sangat kurang sehingga
penderita datang berobat dalam stadium yang sudah
lanjut/tidak dapat disembuhkan lagi. Keadaan ini
sangat menambah anggapan bahwa kanker tidak
dapat disembuhkan.
II. ETIOLOGI DAN PERTUMBUHAN NEOPLASMA
A. ETIOLOGI
Secara pasti etiologi dari neoplasma atau kanker
belum “Konfirm” meskipun diyakini bahwa
multifaktorial memegang peranan penting sebagai
faktor penyebabnya

Secara praktis etiologi-nya dibagi dalam 3 aspek :
1. Aspek kongenital atau genetik
Diawali terjadinya perubahan susunan nukleotida
dalam gen pengatur pertumbuhan dan differensiasi.
Perubahan itu dapat berupa : deletion – additioninsertion – translocation – transposition dsb.
Perubahan / kerusakan itu bisa terjadi pada saat
fertilisasi, embryogenesis atau setelah dewasa
sehingga dapat terkesan bahwa keadaan ini

merupakan kelainan familial.
Akibat perubahan itu akan terjadi perubahan kemampuan
tubuh untuk :
Menetralisir karsinogen yang masuk
Mereposisi kerusakan gen
Mengatur immunosurveillance tubuh
Mematikan sel kanker yang baru tumbuh

Perubahan kemampuan tubuh tersebut pada akhirnya
akan menentukan seseorang untuk mudah/resiko terkena
penyakit kanker.
Aspek genetika/kongenital atau “familial tendency” ini
diperkuat dengan kenyataan epidemiologis dibawah ini:
1. Penderita xeroderma pigmentosum erat kaitannya
dengan penyakit kanker kulit
2. Plyposis kolon kongenital sering merupakan
predisposisi kanker kolon
3. Adanya incidence yang tinggi Ca. mamma pada ras
Kaukaia
4. Terdapat jenis kanker yang sama pada kembar

monozygote

2. Aspek Karsinogen
Karsinogen adalah zat atau bahan yang terdapat dialam
yang dapat menimbulkan kanker (karsinogenesis),
melalui proses initiasi dan promosi.
Macam-macam karsinogen adalah :
KARSINOGEN KIMIA
Misal :
 Aflatoksin yaitu terdapat pada kacang-kacangan yang
ditumbuhi oleh jamur aspergilus
 Nitrosamin yang terdapat dalam makanan dan minuman
 Arsenikum
 Asbestosis
 Arsen
 Bahan-bahan industri pabrik
 Obat-obatan

KARSINOGEN RADIASI
Misal : Sinar UV, Sinar Rontgen

Virus
Dapat berupa virus DNA dan virus RNA
HORMONAL
3. LINGKUNGAN DAN GAYA HIDUP
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap terjadinya
karsinogenesis. Misal : pekerja ditambang minyak,
petugas dibagian Radiologi, petani yang terpapar sinar
matahari, dll.
Gaya hidup juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker
Misal : Banyak makanan berlemak
Kurang makanan yang berserat
Merokok, Minum alkohol, Menginang

B. PERTUMBUHAN NEOPLASMA / KANKER
Pertumbuhan neoplasma / kanker pada dasarnya dibagi
menjadi :
1. Fase inisiasi yaitu fase dimana berubahnya sel norma
tubuh menjadi sel yang peka / terinitated
2. Fase induksi yaitu fase dimana sel tubuh yang sudah
peka itu oleh karsinogen akan merubah menjadi sel

kanker. Fase initiasi dan fase induksi tidak bisa
diketahui, diperkirakan dapat berlangsung puluhan
tahun.
3. Fase insitu yaitu fase dimana sel kanker itu bertumbuh
terus tetapi masih pada tempatnya, belum menembus
membrana basalis intra epitelial, intra lobuler. Fase
ini lamanya sangat bervariasi bisa selamanya tetap
dalam fase ini, biasanya berlangsung sampai 5 tahun

4. Fase Invasif yaitu dimana sel kanker telah keluar dari
membrana basalis dan menginfiltrasi jaringan
sekitarnya. Fase ini lebih cepat berlangsung kira-kira
kurang dari 5 tahun.
5. Fase disseminasi yaitu fase dimana sel kanker itu
sudah tumbuh jauh diluar organnya. Bila telah
mencapai fase ini dikatakan kanker sudah tak dapat
diobati dan biasanya berlangsung sangat cepat (1 – 5
tahun)

WAKTU GANDA

Dikenali istilah WAKTU GANDA yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh tumor untuk bertambah volumenya
menjadi 2x semula
Waktu Ganda ini sangat bervariasi (minggu-bulan).
Tumor dengan waktu ganda yang pendek mempunyai
derajat keganasan yang tinggi pula dan sebaliknya.
CARA PENYEBARAN
Dikenal beberapa cara penyebaran yaitu :
 Perkontinuitatum
Sel-sel kanker mengadakan invasi kejaringan
sekitarnya dan dapat juga
menginvasi/menginfiltrasi organ yang didekatnya
berupa satelit nodule atau perlekatan perlekatan

 Limfogen
Sel kanker masuk kedalam saluran limfe dan
menyebar ke kelenjar regional
Karsinoma umumya menyebar lebih dahulu secara
limfogen sebelum menyebar jauh (metastase jauh)

 Hematogen
Sel kanker masuk kedalam pembuluh darah/vena
dan selanjutnya menyebar ke organ / jaringan
lainnya yang jauh
 Transluminal
 Transserosa
 Iatragenik
Atas dasar pertumbuhan lokal dan seberapa jauh
penyebarannya akan dapat ditentukan stadium/staging
dari suatu kanker menurut TNM

III. KLASIFIKASI & NOMENKLATUR
Pada umumnya klasifikasi & nomenkaltur neoplasma
didasarkan atas gambaran morphologi dan perilaku dari
neoplasma tersebut secara temuan tampilan klinis
(clinical finding) dan temuan histopatologi
(histopatological finding)
Nomenklatur dari neoplasma pada hakekatnya juga
berdasarkan klasifikasi yaitu :
1. Klasifikasi klinis
a. Berdasarkan topografi
b. Berdasarkan sifat
2. Klasifikasi Patologik
a. Morphologi / histogenesis
b. Sifat tumor
c. Derajat diferensiasi sel

Nomenklatur neoplasma dianjurkan mengikuti :
a. International Clasification of Diseases-IX (telah
direvisi ke ICD-X)
b. International Clasification of Diseases for Oncology
(ICD-O)
c. Manual of Tumor Nomenclature and Coding
(MOTNAC)
d. Systematized Nomenclature of Patology (SNOP)
Menurut ICD-IX (telah direvisi ke ICD-X),
Klasifikasi Neoplasma :
140 – 195
: Neoplasma ganas primer, kecuali pada
jaringan Lymphatic & hematopoetic
196 – 198
: Neoplasma ganas sekunder, pada tempat
tertentu
ex :196
: Secondary and unspecified malignant
neoplasm of lymphe nodes

197
198

199

200 – 208
210 – 229
230 – 234

: Secondary malignant neoplasm of
respiratomy and diagestive systems
: Secondary malignant neoplasma of other
specified sites
198.0 : Kidney
198.1 : other urinary organs
198.2 : skin
: Neoplasma ganas sekunder, tanpa tempat
tertentu
ex : - carcinomatosis
- multiple cancer
: Neoplasma ganas primer dari jaringan
lymphatic dan hematopoetic
: Neoplasma jinak
: Carcinoma insitu

235 – 238

239

: Neoplasma of uncertain behaviour
Mempunyai gambaran histopatologi
berupa neoplasma tetapi perilaku
selanjutnya sukar ditentukan dari
tampilannya yang sekarang.

Misal :
- Penyakit neurofibromatosis : Von
Reckling Hansen Disease
- Chlorioadenoma destruent
- Malignant hydated mole
: Neoplasma dengan gambaran morphology
dan perilaku yang tak jelas dapat
mengenai semua organ

Secara ringkas nomenklatur dari neplasma dibagi
menjadi :
 Nomenklatur menurut topografi :
Yaitu penamaan menurut organ/jaringan yang terbaru :
Misal : - Tumor mamma
- Tumor hati
- Tumor paru
- Tumor kelenjar lymphe
 Nomenklatur menurut sifat :
Yaitu penamaan berdasarkan perilaku / sifat dari
neoplasma
Misal : - Tumor Jinak kulit
- Tumor ganas payudara

 Nomenklatur menurut gambaran
Morphologi/histopatologi/histogenesis
Yaitu penamaan berdasarkan gambaran jaringan asalnya
Misal : - Adenocarsinoma
- Rhabdomyosarcoma
- Lipoma
- Leiomyosarcoma
Penamaan ini secara khusus tercantum dalam ICD
dengan kode M atau pada ICD-O

 Nomenklatur menurut sifat patology
Yaitu penamaan menurut derajat diferensisi sel jaringan
pada tampilan hispatologi
Misal : - Well differentiated
- Moderately differentiated
- Poorly differentiated
- Undifferentiated

Ada penamaan lain yang disebut : Eponym
Yaitu penamaan menurut orang yang pertama kali
menemukan / mendiskripsi
Misal : - Ewing sarcoma
- Wilm’s tumor
- Hodgkin disease
IV. DIAGNOSA NEOPLASMA
A. NEOPLASMA JINAK
1. KLINIS
1.1 Keluhan
Keluhan penderita biasanya tak banyak, dapat
berupa :
- Adanya tumor
- Akibat desakan / ekspansi tumor
- Kosmetika

1.2 Perjalanan penyakit
- Perjalanan lambat dalam tahunan
- Bila perjalanan cepat  mungkin berupa kiste atau
bila ada perdarahan
- Dapat tumbuh sangat besar tetapi memberikan
keluhan yang tak sebanding
- tumbuh terbatas pada organ asalnya dan jarang
mengganggu fungsi organ tersebut
1.3 Pemeriksaan
- Umumnya status penampilan baik
- Pada pemeriksaan tumor :
- batas tegas teratur
- tumbuh expansif saja
- mobilitas baik
- Jarang ada hyper/neovascularisasi

- Pemeriksaan Imaging
- well capsulated
- Tidak infiltratif
- Status homogen
- Tidak ada neovaskularisasi
2. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
- Mempunyai kapsul yang jelas
- Bentuk sel teratur, homogen dan mirip sel asalnya
- Tidak mengadakan infiltrasi ke kapsul / membran
basalis

B. NEOPLASMA GANAS
1. KLINIS
1.1 Keluhan
Keluhan neoplasma ganas / kanker dini pada
umumnya tak ada keluhan yang khas, sangat
ringan dikenal CAUTION (7-Danger Signals) dari
American Cancer Society sebagai peringatan akan
kemungkinan adanya kelainan yang disebabkan
oleh kanker :
C
A

: Change in bowel or bladder habits
: A sore that does not heal

U
T

: a Unsual bleding or discharge
: Thickening or lump in the breast or else

I

where
: Indigestion or difficulty in swallowing

O

: Obvious change in wart or mole

N

: Nanging cough or hoarsenes

Selanjutnya oleh Yayasan Kanker Wisnu Wardhana
Surabaya diadaptasi menjadi 7-Patokan :
P : Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar
A : Alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan
T : Tumor pada buah dada atau tempat lain
O : Obstipasi atau adanya perubahan kebiasaan berak
atau kencing
K : Koreng atau borok yang tak mau sembuh
A : Andeng-andeng yang berubah
N : Nada suara menjadi serak atau batuk yang tak
sembuh-sembuh

Oleh Yayasan Kanker Indonesia (th. 1977) diadaptasi
menjadi “WASPADA”
W : Waktu buang air besar/kecil ada perubahan atau
gangguan
A : Alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan
S : Suara atau batuk yang tak sembuh-sembuh
P : Payudara atau tempat lain terdapat benjolan
A : Andeng-andeng yang berubah sifatnya
D : Darah atau lendir abnormal yang keluar dari tubuh
A : Adanya kering atau basah yang tak mau sembuh
Keluhan Neoplasma Ganas / kanker lainnya
Pada umumnya sangat variabel dan keluhan bisa berubah
regional metastase jauh

Gejala lokal :
 Umumnya berupa adanya tumor, erosi, ulcus atau
bentuk campuran
 Gejala-gejala infiltrasi lokal :
- retraksi jaringan / organ / kulit
- Pean d’orange yaitu berupa gambaran seperti
kulit jeruk yang disebabkan infiltrasi kelenjar
lymphe subcutan dan kutan
- Satelit nodule
- Nyeri oleh karena menginfiltrasi syaraf
- Perdarahan
- Ulcus
Gejala Regional :
- terdapat pembesaran / kelenjar lymphe regional
- Oedema lengan / tungkai

Gejala Sistemik / metastase jauh :
- tergantung tempat metastase jauhnya
Misal : - metastase paru  batuk-batuk
- metastase tulang  nyeri-nyeri
- metastase liver  ikterus
Gejala Sistemik umum lainnya :
- Anorexia
- Anemia
- kurus
1.2 Perjalanan Penyakit
- Tumbuhnya progresif (dalam bulanan), infiltrasi
dan tak pernah mengalami fase regresi spontan
- Tumbuhnya umumnya mulai dari lokal-regional
dan metastase jauh
- Akhirnya berakhir dengan kematian penderita

1.3 Pemeriksaan
Pemeriksaan tumornya :
- Bentuk tak teratur
- Batas tak tegas
- Konsistensi padat keras
- Mobilitas terbatas sampai fixed
- Teraba hangat
- Ditemukan tanda-tanda infiltrasi lokal
- retraksi kulit
- peau d’orange
- ulcus
Pemeriksaan kelenjar lymphe regionalnya
Ciri-ciri kelenjar lymphe yang mengandung metastase :
- Diameternya umumnya > 1 cm
- konsistensi padat keras
- mobilitas dapat mobil seperti terjadi perekatan

Bandingkan dengan suatu reaktif hyperplasia oleh karena
reaksi immunologies tubuh :
- diameter kurang dari 1 cm
- konsistensi kenyal
- mobilitas baik
1.4 Pemeriksaan Imaging
Pada tumor primernya dapat berupa :
- Batas dengan jaringan sekitar yang tak tegas
- Struktur jaringannya tak homogen
- Tampak gambaran infiltrasi, berupa stellate sign
- Adanta mikroclasifikasi
- Adanya gambaran retraksi dalam tumor
Gambaran metastase paru dapat berupa :
- Coin lesion
- Coarse nodular
- Lymphangitic spread
- Pleural effusion / ateletase

2. PATOLOGI
 Gambaran Makroskopis :
- Bentuk tak jelas
- Kapsul tak jelas ada
- Batas tak tegas, perlekatan dengan jaringan
sekitarnya
- Hypervaskuler atau ada neovaskuler
- Rapuh dan mudah berdarah
- Ada bagian-bagian yang retraksi atau ulcerasi
 Gambaran Mikroskopis :
- Sel yang memenuhi gambaran neoplasma yaitu :
Pleomorphic, hyperchromasi, polychromasia, N/C
ratio mendekati 1
- Struktur jaringan yang tidak jelas / tidak teratur
(anaplasia)
- Gambaran infiltrasi, neovascularisasi,
hypervascularisasi

V. STADIUM NEOPLASMA
Penentuan stadium neoplasma hanyalah untuk
neoplasma ganas. Penentuan stadium adalah untuk
menentukan seberapa jauh & luas penyakitnya yang
berguna untuk penentuan terapi dan prognosa.
Makin dini stadiumnya makin baik prognosanya dan
makin besar kemungkinan dapat disembuhkan.
Perjalanan penyakit kanker dapat dibagi 2 stadium :
 Stadium Pra – Klinik
Adalah stadium dimana kanker itu belum dapat
diketahui adanya dengan pemeriksaan klinik yang ada
saat ini. Diperkirakan stadium pra klinik merupakan 2/3
perjalanan kankernya.

 Stadium Klinik
Stadium klinik adalah stadium pada saat kanker telah
dapat dideteksi secara pemeriksaan klinik dan atau
selanjutnya yang akan dibicarakan adalh stadium
klinik ini
Stadium didasarkan atas kesepakatan atau hasil
konvensi para ahli
Misalnya :
Stadium Portman
untuk Ca-mamma
Stadium Dubes
untuk Ca-colon
Stadium Ann Arbar untuk Lymphoma maligna
Stadium Rai
untuk Leukimia
Stadium Figo
untuk Ca-cervix

Yang saat ini banyak dipakai adalah dengan sistem TNM
Sistem TNM pertama kali ditemukan oleh sarjana Perancis
yang selanjutnya diadaptasi oleh UICC ( Union
Internationale Contre le Cancer)
T
= Tumor Primer
N
= Nodus regional, metastase ke kelenjar limfe
regional
M
= Metastase jauh
Tiap-tiap neoplasma mempunyai ketentuan sendiri-sendiri
dalam penentuan stadium TNM-nya.
Misal :
Ca-mamma
T0 = Tidak ditemukan adanya tumor
T1 = Tumor dengan diameter < 2 cm
T2 = Tumor dengan diameter 2-5 cm

T3 = Tumor dengan diameter >5 cm
T4 = Setiap T dengan infiltrasi ke kulit dan atau
dinding thorax
N0 = Tak ditemukan pembesaran kelenjar regional
N1 = Terdapat pembesaran kelenjar regional yang
masih mobil
N2 = Terdapat pembesaran kelenjar regional yang
saling melekat
M0 = Metastase jauh tak didapatkan
M1 = Ditemukan adanya metastase jauh

VI. TERAPI KANKER
Sebelum menentukan terapi pada penyakit neoplasma
ganas / kanker maka harus ditentukan lebih dahulu :
a. Diagnosa Utama
Bila mungkin dengan hasil pemeriksaan histopatologi
b. Diagnosa Sekunder
Yaitu penyakit lain yang dapat mempengaruhi
prognosa dan atau pengobatan dari penyakit
utamanya
c. Diagnosa Komplikasi
Yaitu penyakit lain akibat penyakit utama yang
memerlukan terapi khusus atau tersendiri
d. Status Penampilan

A. TUJUAN TERAPI
1. KURATIF = PENYEMBUHAN
Yaitu tindakan pengobatan untuk menyembuhkan
penderita atau membebaskan penderita dari kanker
untuk selama lamanya. Umumnya hanya pada kanker
stadium dini, operabel, chemo-radio sensitif.
2. PALIATIF
Yaitu semua tindakan guna meringankan beban
penderita kanker yang sudah tidak dapat
disembuhkan lagi.
Tujuannya adalah : memperbaiki kualitas hidup –
mengatasi komplikasi atau mengurangi keluhan.

B. MACAM TERAPI
1. TERAPI UTAMA
Yaitu terapi yang ditujukan untuk menghilangkan
penyakit kanker. Bisa dikerjakan dengan berbagai
cara:
misal :
Tumor solid lokal . . . . Operasi
Bila telah menyebar luas dan hormonal
dependent maka terapi utamanya adalah
hormonal terapi
2. TERAPI TAMBAHAN (ADJUVANT)
Yaitu tindakan / tambahan terapi pada terapi utama
yang ditujukan untuk menghancurkan sel-sel kanker
yang mikroskopik mungkin masih ada
Misal: Ca-Mamma std II, terapi utama  operasi
terapi adjuvant  radiasi,
hormonal, khemoterapi

Ca-Mamma std IV, terapi utama  hormonal /
khemoterapi
terapi adjuvant  operasi
3. TERAPI KOMPLIKASI
Yaitu tindakan terhadap komplikasi penyakit kanker
itu sendiri atau komplikasi karena pengobatan
penyakit kankernya.
4. TERAPI BANTUAN
Yaitu terapi berupa nutrisi, transfusi darah, fisioterapi
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

CARA TERAPI
Operasi
Radioterapi
Khemoterapi
Hormonal terapi
Immunoterapi
Lain-lain : Elektrokoagulasi
Terapi kombinasi

VII. FOLLOW UP PENDERITA KANKER
Follow up penderita kanker adalah pemeriksaan secara
periodik dan teratur pada penderita kanker yang telah
mendapatkan terapi
Yang harus diamati dalam follow up penderita kanker
adalah :
1. STATUS PENAMPILAN
2. KEADAAN PENYAKITNYA
Harus diperiksa secara teliti TNM-nya dan juga harus
mengingat perilaku dari penyakit kanker itu sendiri
Dengan melihat keadaan TNM dari penyakit kanker
maka dapat diketahui :
- adanya residif
- adanya metastase
- progresivitas dari kanker
- adanya kanker baru

3. KOMPLIKASI DARI PENGOBATAN
Lamanya follow up yaitu selama masih mungkin
timbulnya residif atau metastase. Secara umum dapat
dikatakan jadwal follow up adalah :
0 - 3 tahun pertama
: setiap 3 bulan
3 – 5 tahun pertama
Lebih dari 5 tahun

: setiap 6 bulan
: setiap 1 tahun