LAPORAN DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Morfo

LAPORAN DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN Morfologi Umum Hama
Tanaman dan Tipe Alat Mulut Serangga
dan Gejala Kerusakannya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen
dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di
Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Sebagian bersifat
sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami (Christian & Gotisberger 2000). Kebanyakan spesies serangga
bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000
spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi,
kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.
(usupress.usu.ac.id)
Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta). Filum Arthropoda (dalam bahasa latin,
Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.

Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu
juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan
di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap
berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian
berperan sebagai mangsa dari sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies bukan
arthropoda. Ikan dan kadal memangsa nyamuk, katak besar mengkonsumsi scarabidae, burung mynah
memakan belalang, itik memakan wereng dsb. Ikan Gambusia affinis misalnya, telah luas digunakan di berbagai
tempat di dunia untuk mengendalikan larva nyamuk.
Beberapa arthropoda predator menggunakan alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya, seperti
mantidae, capung, dan kumbang buas. Lainnya seperti Hemiptera, larva Neuroptera, lalat dan tungau tertentu,
menggunakan alat mulut pencucuk dan pengisap untuk mengkonsumsi cairan tubuh mangsa.
Sebagian predator nampak gesit, pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada
vegetasi, seperti dilakukan oleh kumbang buas, serangga sayap jala (lacewing) dan tungau, atau menangkap
mangsa ketika terbang seperti dilakukan oleh capung (dragonfly) dan lalat perompak (robberfly).
Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun dewasa, namun ada yang menjadi predator
pada stadia larva saja, sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator
terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering
tidak dapat mencari pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di dekat koloni aphids yang
berguna sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi larva yang buta dan tidak berkaki.

1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari ciri morfologi penting Serangga Hama Tanaman
2. Untuk mempelajari tipe-tipe alat mulut serangga dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masingmasing tipe alat mulut serangga hama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Serangga Hama Tanaman
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang
tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang
mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain
adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur
dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya
disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin.
Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiaptiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali
atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga
stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat
digunakan dalam identifikasi.
Serangga (Insecta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota (Tidak bersayap)

2. Pterygota (Bersayap)
2.1.1 Ciri-ciri serangga, antara lain:
Tubuh serangga seperti pada belalang dan kumbang dibagi dalam tiga daerah yaitu: Kepala, toraks, dan
abdomen. Kepala terdiri dari satu segmen merupakan daerah yang jelas pembawa kebanyakan organ sensori
serangga seperti mata, antenna, dan alat mulut. Toraks terdiri dari 3 segmen dan merupakan bagian yang
terberat dari tubuh, dan pembawa kaki serta sayap bila telah ada. Abdomen terdiri dari 11 segmen atau kurang;
biasanya ia tidak mempunyai anggota gerak, segmen pada bagian posterior mempunyai fungsi khusus untuk
reproduksi. (Triharso. 1996. 75)
Serangga merupakan hama yang terbanyak jenisnya, secara garis besar terbagi atas dua golongan, yaitu
serangga yang berguna dan serangga yang merugikan. Anggota beberapa ordo dari klas Insekta dikenal sebagai
penyebab hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh alami hama (parasitoid dan
predator) serta sebagai serangga penyerbuk. Secara umum morfologi anggota klas Insekta ini adalah : Tubuh
terdiri atas ruas-ruas (segmen) dan terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput, thorax dan abdomen, Kaki tiga
pasang pada thorax, Antene satu pasang, Mempunyai kerangka luar, Ukuran tubuh kecil, Kemampuan
menyerang dan mempertahankan diri terhadap musuh- musuh alamnya, Berkemampuan melihat ke depan untuk
menjaga kelangsungan hidup keturunannya, Bermetamorphosis, Mempunyai keragaman dalam makannya,
Hidup diberbagai tipe habitat, mampu berkembangbiak tinggi.
Dari pengolongan dari pemakan tumbuhan (phytophagous insect). Serangga dibedakan beberapa golongan
seperti:
a) Monophagous insect, yang hanya makan satu species tanaman atau kelompok yang ada hubungannya.

Contoh: Bombyx mori, ulat sutera, yang mempunyai satu inang.
b) Oligophagous insect, yang hanya makan tanaman inangnya dari satu kelompok tanaman yang erat
hubungannya dalam satu family. contoh: Phythirimae operculella menyerang inang kentang, tembakau dan
semua family Solanaceae.
c) Polyphagous insect, memakan banyak jenis tanaman dari berbagai family. Contoh: belalang dikenal pemakan
segala tanaman didaerah tropis.
2.1.2 Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain:
1. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak
sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memiliki sayap dua pasang. Sayap depan
lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina . Sayap
belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat
di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga
buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen
(ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum . Spiralukum yang
merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat
genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur - nimfa - dewasa
(imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.

Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis

( Otomantis sp.) Belalang kayu ( Valanga nigricornis Drum.)
2. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap
cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap).
Sayap depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut
disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk
pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet.
Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut
beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran
makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.)
Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus cingulatus F)
3. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu)
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara
keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan

anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang
sayap belakang bersifat membranus.
Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat
tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose
sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun
dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi
kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa
( Aleurodicus destructor Mask.) Kutu loncat lamtoro ( Heteropsylla sp.).
4. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai
predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal
serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua
(terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di
bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan baik.
Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk
di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur larva - kepompong (pupa) - dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada
beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe
bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes rhinoceros L) Kumbang janur
kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang buas (predator) Coccinella sp.
5. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)

Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama , namun beberapa diantaranya ada
yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua
pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut
seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit .
Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya
bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning ( Tryporiza incertulas Wlk) Kupu
gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada tembakau ( Spodoptera litura).

6. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.
Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat
keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter . Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata
facet.
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong dewasa. Larva tidak berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula
yang bertindak sebagai hama , parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya
adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica
Linn.) lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ).
7. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)
Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain


sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada
sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut
penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna
(Holometabola) yang melalui stadia : telur – larva - kepompong - dewasa. Anggota famili Braconidae,
Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.
Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).
Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).
Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng) Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua
pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai
adanya mata facet yang besar.
Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa
insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga
keecil yang termasuk hama , seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang
padi. (Boeb. 2009)
2.2 Tipe-Tipe Alat Mulut Serangga Hama Tanaman
Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri dari :
1. Labrum (bibir atas)
2. Sepasang mandibel (geraham pertama)
3. Sepasang maksila (geraham kedua)
4. Labium (bibir bawah)

5. Epifaring (lidah)
Bagian–bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, mandibulata (pengunyah) dan
haustelata (penghisap).
Tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut
biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya.
Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan
melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut penghisap mungkin memanjang dan
berbentuk stilet atau tidak ada. Beberapa tipe alat mulut serangga yaitu :
a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah terdiri dari :
1) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
2) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
3) Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
4) Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo,
palpus, laksinia, dan galea.
5) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
6) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan
sepasang paraglosa.
Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan
Lepidoptera.

b. Tipe alat mulut mengunyah dan menghisap
1) Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe
kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi
maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu.
2) Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang
berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di
dalam bunga.
c. Tipe alat mulut menjilat mengisap
1) Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).
2) Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah.
3) Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum.
4) Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum.
d. Tipe Alat Mulut Mengisap
1) Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe
yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna.
2) Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen.
3) Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh
maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung.
e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
1) Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera).

2) Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet.
3) Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman.
4) Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat
mulut serangga pengunyah. (Hidayat. 2009)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat Praktikum
3.1.1 Bahan praktikum
• Belalang kayu (valanga nigricornis)
• Kepik hijau (Nezara viridula)
• Thrips
• Lalat rumah (Musca domestica)
• Kupu-kupu
• Kumbang kayu
3.1.2 Alat praktikum
• Alcohol.
• Kloroform,
• gliserin, dan kapas
• Mikroskop stereo,
• Loup, pinset,
• Cawan petri, dan jarum tombak.
3.2 Cara Kerja
1. Specimen belalang kayu
Belalang kayu mewakili tipe alat pengigit pengunyah. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menentukan
juga labrum, labium, mandibula, maksila, dan hypoharynx. Gunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda
tersebut hingga lebih jelas. Diperhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, serta dipelajari fungsi dari
masing-masing bagian tersebut.diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Perhatikan
alat mulut dari specimen yang ada, Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian
tersebut.perhatikan gejala kerusakan, digambarkan dan diberi keterangan.
2. Specimen Kepik Hijau
Kepik kayu mewakili tipe alat pencucuk-pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan
stilet, labrum, dan labium. Digunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas.
Diperhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana
pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian tersebut. Diperhatikan gejala
kerusakan, digambarkan dan diberi keterangan. Diperhatikan beda dengan specimen belalang kayu.
3. Specimen Thrips
Thrips mewakili tipe alat pemarut –pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan paruh
konokal yang pendek dengan tiga stylet. Digunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga
lebih jelas. Diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi
keterangan masing-masing bagian.
4. Specimen lalat rumah
Lalat rumat mewakili tipe alat mulut penjilat. Menemukan bagian-bagian utama kemudian Menemukan bagian
mulutnya yang terdiri dari proboscis yang berdaging, sebagian disembuyikan dalam rongga di bawah kepala,
dengan organ seperti sponge. Diperhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya.
Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian.
5. Specimen kupu-kupu
Kupu-kupu mewakili tipe alat mulut pengisap. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan bagian
mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut proboscis, bentuknya bergulung seperi coil,
apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan. Diperhatikan cara
kerjanya dan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya.Digambarkan dan diberi keterangan
masing-masing bagian.
6. Specimen lebah
Lebah mewakili tipe alat mulut pengunyah - penjilat. Menemukan bagian-bagian utama kemudian menemukan
bagian mandibula yang tampak jelas sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dan labiumnya telah
mengalami midifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan, terutama nectar dari bunga.
Sebagian besar serangga dengan tipe alat mulut ini menguntungkan manusia terutama sebagai penyerbuk.
Lebah kayu merupakan contoh lebah yang merugikan. Diperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakannya dan
bagaimana pengendaliannya. Digambarkan dan diberi keterangan masing-masing bagian.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Belalang

Nama hama : Belalang Kayu (Dissostura sp)
Ordo : Orthoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

2. Kepik hijau

Nama hama : Kepik Hijau (Nezara viridula L)
Ordo : Hemitera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3. Lalat Rumah

Nama hama : Lalat rumah ( Musca domestica Linn.)

Ordo : Diptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4. Kupu-kupu

Nama hama : Kupu-kupa
Ordo : Lepidoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tubuh serangga sebagai contoh pada
Belalang dibagi dalam tiga daerah yaitu: Kepala, toraks, dan abdomen.
1. Kepala
Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk pengumpulan makanan dan
manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami
sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur.
Pada praktikum ini terdapat bagian-bagian dari kepala belalang antara lain:
a. Sepasang antena terdapat pada salah satu ruas kepala di atas mulut yang dapat digerak-gerakkan. Antena
merupakan alat penting yang berfungsi sebagai alat perasa dan alat pencium. Ruas pertama antena yang
disebut skapus melekat pada kepala. Ruas kedua disebut pedisel dan ruas-ruas berikutnya secara keseluruhan
disebut flagelum.
b. Alat mulut, bagian alat mulut belalang sangat bervariasi dalam struktur dan fungsi. Struktur bagian mulut
membantu kita menerangkan kebiasaan makanan dari belalang ini. Pada bagian mulut belalang yang kami amati
ini terdapat Labrum (bibir atas), Sepasang mandibel (geraham pertama), Sepasang maksila (geraham kedua),
Labium (bibir bawah), dan Epifaring (lidah). Labrum (bibir atas) berfungsi untuk membantu menutup rongga
mulut dan memasukkan makanan, labium (bibir bawah) berfungsi untuk membantu memasukkan makanan
kedalam rongga mulut, mandible (geraham pertama) berfungsi untuk membantu menggigit makanan, maksila
(geraham kedua) berfungsi untuk membantu menggigit/mengunyah makanan, dan epifaring (Lidah) berfungsi
untuk membantu menelan makanan.
c. Mata, belalang mempunyai dua mata majemuk yang terdiri dari ratusan unit visual yang disebut faset.
Belalang dapat melihat ke segala arah tanpa memutar kepala atau badan. Disamping mata majemuk belalang
mempunyai mata tunggal yang disebut ocelli pada kepalanya. Fungsi visual ocelli sangat dalam kaitannya
dengan mata majemuk, ia melayani semua fungsi visual yang diperlukan oleh belalang.
2. Toraks
a. Bagian dari tubuh belalang antara kepala dan abdomen adalah thoraks terdiri dari tiga segmen atau ruas yaitu
protoraks, mesotoraks, dan metatoraks.
b. Ketiga bagian toraks tersebut memiliki sepasang tungkai, sedangkan mesothoraks dan metatoraks masingmasing memiliki sepasang sayap.

c. Pada setiap sisi mesotoraks dan metathoraks terdapat sebuah spirakel.
d. Protoraks, mesotoraks dan metatoraks masing-masing bagian atasnya terdiri dari notum dan bagian
bawahnya disebut sternum.
e. Notum untuk prothoraks disebut pronotum, dan notum untuk mesothoraks dan metathoraks masing-masing
disebut mesonotum dan metanotum.
f. Pronotum terbagi lagi atas preskutum, skutum, skutelum dan postkutelum, mesonotum dan metanotum
masing-masing terbagi atas epimeron dan episternum.
g. Belalang mempunyai sepasang kaki yang berfungsi untuk meloncat.
h. Persendian kaki terdiri dari koksa yang melekatkan kaki dengan tubuh seperti bola dengan sendi peluru.
i. Trochanter adalah segmen kecil yang tidak menarik.
j. Femur adalah bagian yang terberat dari kaki.
k. Tibia adalah segmen yang paling panjang dan langsing, kadang-kadang dengan duri.
l. Tarsus adalah kaki belalang yang paling ujung sebelum kuku yang terdiri dari lima segmen.
m. Sayap adalah tonjolan luar dinding tubuh yang berkitin, membawa daerah yang cekung dan menebal yang
disebut urat dalam pola yang karakteristik dan mengacu sebagai venasi. Bagian tertentu dari sayap tampak
seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap
disebut sel.
3. Abdomen
a. Spirakel adalah lobang-lobang kecil berpasangan pada sisi lateral pada tiap segmen abdominal, kecuali satu
atau dua pasang lobang yang terakhir dari organ pernapasan. Spirakel berfungsi untuk masuknya oksigen/udara
ke dalam tubuh yang berfungsi untuk pernapasan.
b. Ovipositor adalah ujung distal abdomen yang berfungsi untuk tempat meletakkan telur. Ovipositor mempunyai
bermacam-macam ukuran panjang dan bentuk, tergantung pada spesies serangga dan cara bertelurnya.
c. Tympana (tympanum) adalah organ yang terdapat pada masing-masing sisi segmen lateral pertama di bawah
dasar sayap belakang. Tympana berfungsi sebagai alat pendengar pada belalang dan serangga lainnya.
Dalam praktikum ini terlihat bahwa Serangga memiliki tipe alat mulut yang bervariasi baik dalam struktur maupun
fungsinya. Pembahasan selanjutnya pada praktikum ini yaitu mengenai tipe alat mulut. Kita akan membahas
berbagai jenis tipe alat mulut serangga.
Alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya. Belalang kayu merupakan filum arthropoda yang
mempunyai type mulut penggigit pengunyah. Alat mulut tipe menggigit dan mengunyah ini akan merusak
tanaman atau membuat terowongan ke dalam bagian tanaman. Alat mulut tersebut secara esensial terdiri dari
labrum atau bibir atas yang membantu menutup bagian mulut dari atas: dua organ penggiling yang berkitin
disebut mandibula yang bekerja pada bidang lateral dan membantu belalang menyobek dan menghancurkan
makanannya: dua organ lain berkitin yang lebih tipis dan lebih tajam disebut maksila yang bekerja dalam satu
irama dengan mandibula dan membantu menyobek makanan.
Alat mulut untuk mencucuk dan menghisap mangsanya. Kepik hijau merupakan filum arthropoda yang
menyerang mangsanya dengan cara mencucuk dan menghisap.kepik hijau memiliki cirri-ciri pada bagian kepala
dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas
moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Luka pada tanaman yang disebabkan oleh kepik ini
adalah perubahan warna dan penggulungan daun, menjadi lemah dan menseringnya ranting-ranting, cabang
dan seluruh tanaman apabila serangga cukup berlimpah.
Alat mulut untuk pemarut – pengisap mangsanya. Thrips mewakili tipe alat pemarut – pengisap. Kebanyakan dari
anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai
penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap
belakang. Pada kepala dijumpai adanya antena (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit
atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Hama ini berukuran sangat kecil
dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titiktitik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap
menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara
penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan
pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis serangga ini
dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan
digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman. Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana.
Alat mulut untuk Penjilat pengisap mangsanya. Lalat rumah merupakan serangga pemakan tumbuhan, pengisap
darah, predator dan parasitoid. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut
bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk
pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian pangkal yang berbentuk
kerucut disebut rostum bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum bagian ujung yang berupa
spon disebut labellum atau oral disc.
Alat mulut untuk Penghisap mangsanya. Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki type mulut penghisap
unutk menyerang mangsanya. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang
larvanya memiliki tipe penggigit . Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis,
palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
Alat mulut untuk pengunyah – penjilat mangsanya. Lebah/kumbang memiliki alat mulut type pengunyah –
penjilat. Bagian-bagian tubuh lebah tidak jauh berbeda dengan thrips karena merupakan satu ordo yaitu Ordo
hymenoptera. Lebah mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan lembut. Jenis serangga ini bertindak sebagai

predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Tipe alat mulut penggigit atau
penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Pada kepala dijumpai adanya antene
(sepasang), mata facet dan occelli.

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan
dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Ciri-ciri serangga adalah: triploblastik, tubuhnya simetri bilateral, tubuh beruas – ruas terbagi atas → kepala
(caput), dada (Thoraks), perut (abdomen), memiliki eksoskeleton terbuat dari zat KITIN, sistem pencernaan
lengkap, sistem peredaran darah terbuka dan berjantung pembuluh.
Pada kepala terdapat Sepasang antena, bagian pada mulut yaitu Labrum (bibir atas), Sepasang mandibel
(geraham pertama), Sepasang maksila (geraham kedua), Labium (bibir bawah), dan Epifaring (lidah), dan dua
mata majemuk.
Pada thoraks terdapat tiga segmen atau ruas (yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks), Trochanter, Femur,
tibia, tarsus, dan sayap.
Pada abdomen terdapat spirakel, ovipositor, dan tympana(tympanum).
Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain: Ordo Orthoptera (bangsa belalang), Ordo Hemiptera
(bangsa kepik) / kepinding, Ordo Homoptera (wereng, dan kutu), Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo
Diptera (bangsa lalat, nyamuk), dan Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut).
Tipe alat mulut serangga sangat bervariasi baik dalam struktur maupun fungsinya, yaitu:
1. Alat mulut untuk menggigit dan mengunyah, akan merusak tanaman atau membuat terowongan ke dalam
bagian tanaman. Contoh pada belalang.
2. Alat mulut untuk mencucuk dan menghisap, tanaman akan mengalami perubahan warna dan penggulungan
daun, menjadi lemah dan menseringnya ranting-ranting, cabang dan seluruh tanaman apabila serangga cukup
berlimpah. Contoh pada kepik hijau.
3. Alat mulut untuk pemarut – pengisap, pada daun akan terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan,
kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas.
Contoh pada Thrips.
4. Alat mulut untuk Penjilat pengisap, contoh pada lalat rumah.
5. Alat mulut untuk Penghisap, pada bunga tanaman akan dihisap madunya atau nektarnya. Contoh pada kupukupu.
6. Alat mulut untuk pengunyah – penjilat, akan mengambil cairan pada nektar dari bunga tanaman. Contoh pada
kumbang.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya.
Boeb. 2009. Serangga. http://boebalq.multiply.com/journal/item/2/SERANGGA
Hidayat. 2009. Anatomi luar dan morfologi. http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-02%20ANATOMI
%20LUAR%20DAN%20MORFOLOGI%20edited%20fin.htm.
Karsapoetra, A.G. 1990. Pengendalian Hama Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Yogyakarta.
Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan. Kanius.Yogyakarta.
Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
http://usupress.usu.ac.id/files/Serangga%20Berguna%20Pertanian_Final_Normal_bab%201.pdf.