LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN PANTAI P
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN
PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah
Praktik Kuliah Lapangan
(PKL)
Oleh,
TIA KUSTIAWATI
142170129
Kelas I D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul“Laporan Praktik Kuliah Lapangan Pantai Pangandaran”.
Laporan ini dibuat oleh penulis dalam rangka untuk memenuhi tugas
matakuliah Praktik Kuliah Lapangan (PKL) yang berlokasi di pantai Pangandaran
dan sekitarnya.Dengan selesainya penulisan laporan ini, tidak lupa penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan dukungan serta doanya.
3. Bapak H. Nedi Sunaedi, Drs., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi.
4. Bapak Erwin Hilman Hakim, S.Pd., M.Pd., selaku wali dosen kelas I D.
5. Seluruh Dosen beserta Staf di Program Studi Pendidikan Geografi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbinganya.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi angkatan 2014.
Semoga Allah SWT. membalas semua amal baik yang telah diberikan
kepada penulis.
Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun atas laporanini agar kedepannya penulis dapat
membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Tasikmalaya, Januari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
halaman
2
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Permasalahan............................................................................................2
C. Rumusan Tujuan.......................................................................................2
BAB II DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN.................................................3
A. Muara Cikidang........................................................................................3
B. Cagar Alam Pananjung.............................................................................6
1. Gua Mimi..........................................................................................10
2. Gua Panggung.................................................................................. 11
3. Gua Parat..........................................................................................12
4. Sungai Cirengganis...........................................................................13
5. Gua Sumur Mudal............................................................................14
6. Situs Batu Kalde...............................................................................15
7. Pasir Putih ........................................................................................16
C. Pantai Madasari.......................................................................................17
D. Green Canyon..........................................................................................19
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................21
A. Pangandaran............................................................................................21
B. Pantai dan Pesisir.....................................................................................15
C. Faktor-faktor Penting yang Berpengaruh terhadap Perkembangan
Garis Pantai.........................................................................................26
D. Gelombang..............................................................................................27
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................29
A. Simpulan..................................................................................................29
B. Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Muara sungai Cikidang.................................................................3
Papan nama wilayah muara sungai Cikidang, Bulaksetra............3
Pohon dahon di muara sungai Cikidang.......................................5
Kapal-kapal nelayan yang bersandar di PPI Cikidang..................5
Papan nama TWA dan CA............................................................7
Pohon nyamplung.........................................................................8
Pohon kokosan monyet.................................................................8
Monyet ekor panjang....................................................................9
3
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Rusa yang memasuki kawasan Pantai Barat.................................9
Tiangan di gua Mimi....................................................................10
Gua Panggung..............................................................................12
Stalaktit yang dipotong................................................................12
Petilasan di gua Parat...................................................................12
Akar yang terlapisi larutan karst..................................................12
Pemandian Sungai Cirengganis...................................................13
Gua Sumur Mudal........................................................................15
Arca sapi......................................................................................15
Batu Layar di Madasari................................................................18
Endapan karst di Cukang Taneuh................................................20
Cukang taneuh.............................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi memiliki keunikan disetiap tempatnya.Hal ini dikarenakan
bumi terbentuk oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan
tenaga dari luar bumi (eksogen).Kedua tenaga inilah yang aktif
membentuk bumi dan permukaannya.Dan ilmu yang mempelajari bentukbentuk permukaan bumi yang terjadi karena kekuatan yang bekerja di
dalam dan di atas permukaan bumi disebut geomorfologi.
Begitupun dengan Pangandaran dan wilayah disekitarnya, yang
terbentuk oleh kedua tenaga tadi.Namun, tenaga yang paling dominan
membentuk kawasan Pangandaranadalah tenaga eksogen.Hal ini terjadi
karena wilayahnya berbatasan langsung dengan samudra Hindia, sehingga
menyebabkan gelombang air laut dan angin menjadi yang paling berperan
membentuk bentang alam Pangandaran.Meskipun dewasa ini tidak ada
gunungapi yang terdapat diwilayah ini, tetapi aktivitas tektonisme
(khususnya gempa bumi) masih terjadi di wilayah ini.Hal inilah yang
membuat Pangandaran memiliki batuan yang cenderung berupa batuan
kapur atau karst.
Pangandaransendiri adalah sebuah wilayah yang memiliki pesona
keindahan alam yang luar biasa.Bukan hanya keindahan pantainya semata
yang dimiliki Pangandaran.Namun, keanekaragaman bentukan-bentukan
alam yang tersebar mulai dari perbatasan Jawa Tengah sampai ke
Tasikmalaya menambah keindahan dan kompleksitas objek pariwisata
sekaligus objek penelitian yang berada di wilayah Pangandaran.Dan di
Pangandaran pula terdapat keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat
di daerah Cagar Alam Pananjung, yang membuat Pangandaran menjadi
semakin menarik untuk dikunjungi.
Maka dari itu, Pangandaran menjadi tujuan Praktik Kuliah
Lapangan (PKL) yang cocok.Karena selain dapat mempelajari tentang
morfologi pantai,kita dapat pula mempelajari gua-gua, bentukan karst,
1
2
muara sungai, sungai, bidang oseanografi serta kondisi sosial budaya
masyarakat daerah pantai.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dari
laporan ini adalah :
1. Mengapa Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang menarik bagi
wisatawan lokal maupun wisatawan internasional ?
2. Mengapa gelombang disetiap tempat berbeda ?
C. Rumusan Tujuan
Adapun rumusan tujuan dari laporan ini berdasarkan permasalahan
di atas, yaitu :
1. Mengetahui penyebab Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang
menarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan internasional.
2. Mengetahui penyebab gelombang disetiap tempat berbeda.
BAB II
DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN
A. Muara Cikidang
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang merupkan tempat para
nelayan untuk mengumpulkan hasil tangkapannya atau menjualnya
disini.Di daerah PPI Cikidang terdapat sebuah muara sungai. Muara
sungai ini terdapat disebuah daerah yang diberi nama Bulaksetra.
Gambar 2.1 Muara sungai Cikidang
Gambar 2.2 Papan nama wilayah muara sungai Cikidang, Bulaksetra
Muara sungai Cikidang terdapat di daerah dengan titik koordinat
07º 3' 46,15'' LS dan 108º 40' 30,9'' BT. Penelitian dimuara sungai
Cikidang dilakukan disore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Keadaan muara
Cikidang saat itu sedang dalam keadaan yang cukup sedikit air.Aliran
sungainya kecil sehingga dapat disebrangi dengan mudah.Kedalam air di
muara pada saat itu (19 Januari 2015) sekitar setengah betis orang dewasa.
3
4
Ciri-ciri dari muara sungai ada 3, yaitu sebagai berikut :
1. Aliran sungai
2. Delta
3. Pohon cemara udang
Sesuai dengan ciri utama daerah hilir sungai atau daerah muara
adalah terdapat delta.Namun disini belum terdapat delta yang besar,
melainkan hanyalah sedimentasi yang menyebabkan wilayah muara ini
menjadi dangkal.
Sedimentasi di muara ini cukup biak karena muara ini sendiri
kurang mendapat pengaruh yang kuat dari gelombang air laut. Hal ini
terjadi karena muara ini terletak disekitar pantai timur dari semenanjung
Pangandaran yang notabene memiliki kekuatan gelombang yang lebih
lemah dibandingkan dengan pantai barat.
Di muara ini terdapat tumbuhan bakau yang tumbuh dengan subur,
meskipun bakau yang ada tidak terlalu banyak.Selain bakau disini juga
terdapat tumbuhan cemara udang yang merupakan salah satu ciri dari
daerah muara sungai.Juga terdapat tumbuhan khas pantai lainnya, yakni
pohon dahon dan tumbuhan pandan laut.Pohon dahon sangai unik karena
berbentuk seperti daun-daun pohon kelapa, tetapi tidak memiliki batang
tunggal yang menjulang tinggi.Pohonnya memiliki buah yang cenderung
berwarna merah dan warna daunnya adalah hijau tua.Pohon dahon biasa
tumbuh diwilayah berlumpur seperti di sungai-sungai yang berada di
daerah pantai.
Gambar 2.3 Pohon dahon di muara sungai Cikidang
5
Jadi, apa yang disebutkan sebagai ciri-ciri muara benar adanya.
Karen kita dapat menemukan aliran sungai, delta dan pohon cemara udang
disana.
Di daerah ini masih jarang pemukiman penduduk.Areanya masih
kosong. Dan mungkin 10 tahun yang akan datang wilayah ini akan
menjadi padat penduduk karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang
tinggi, yakni 13% per tahun. Wilayah ini masih jarang penduduk
dikarenakan daerahnya bukan merupakan daerah tujuan wisata dan
letaknya
tidak
strategis
sehingga
masyarakat
enggan
bermukim
disini.Hanya para nelayanlah yang terlihat memenuhi wilayah ini.
Karena merupakan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), maka banyak
kapal nelayan bersandar di daerah ini.Kapal-kapal itu adalah kapal-kapal
penangkap ikan.Baik berupa kapal yang kecil maupun kapal yang besar.
Gambar 2.4 Kapal-kapal nelayan yang bersandar di PPI Cikidang
Pembangunan PPI CIkidang dilakukan secara bertahap yang
dimulai pada tahun 2003 dan masih berlangsung hingga saat ini.Namun,
pembangunan PPI Cikidang ini belum juga rampung.Hal ini karena adanya
hambatan adanya hambatan pada pembangunan struktur laut (breakwater)
yang belum juga selesai.Semoga saja pembangunan PPI ini cepat selesai
agar dapat memajukan perekonomian masyarakat disana.
B. Cagar Alam Pananjung
Cagar Alam Pananjung adalah sebuah Cagar Alam (CA) yang
berada di kawasan pantai Pangandaran.Secara administratif terletak di desa
Pangandaran, kecamatan Panandaran, kabupaten Pangandaran, provinsi
6
Jawa Barat.Secara astronomis kawasan ini terletak dititik koordinat 07º 43'
LS dan 108º 40' BT.
Sebelum ditetapkan menjadi Cagar Alam, kawasan hutan ini
sebelumnya ditetepkan menjadi kawasan Suaka Margasatwa (SM). Hal ini
berdasarkan Gb tanggal 7 Desember 1934 No. 19 Stbl. 669. Kawasan ini
ditetapkan sbagai SM dengan luas wilayah 697 Ha, namun luas
sebenarnya adalah 530 Ha dan luas taman lautnya 470 Ha.
Setelah sekian lama akhirnya status yang semula SM berubah
menjadi CA. hal ini terjadi dikarenakan telah ditemukannya spesies bunga
Rafflesia Padma.Maka status ini diresmikan dengan Surat Keputusan
Mentri Pertanian Nomor 34/KMP/1961.
Sutu kawasan dapat ditetapkan sebagai suatu CA karena di
dalammya keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami.Sehingga dapat dilakukan
kegiatan untuk kepenelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan
lainnya yang menunjang budidaya.
Dan kekhasanyang dimiliki kawasan ini adalah adanya bunga
Rafflesia Padma.Bunga ini tidak tumbuh disembarang tempat.Tak seorang
pun mengetahui dengan pasti bagaimana penyebaran biji Rafflesia yang
cukup besar itu.Tetapi jelaslah bahwa beberapa diantaranya mencapai
inang baru.Dan bunga Rafflesia tidak bisa tumbuh disembarangan
inang.Sampai saat ini hanya diketahui bahwa hanya satu marga tumbuhan
rambat yang cocok sebagai inangnya, dan di hutan hujan yang penuh sesak
tipe ini tidak terdapat disetiap tempat.Bunga Rafflesia adalah parasit yang
tidak memiliki batang maupun daun, malainkan tumbuhan ini langsung
mekar dari batang liana yang menjalar.
Namun, tidak semua orang dapat melihat bunga ini.Karena bunga
ini berada dikawasan konservasi yang dilindungi dan dijaga. Sehingga
apabila kita ingin melihat Bungan Raflesia Padma ini, kita harus memiliki
surat ijin, yang biasa disebut simaksi, dari Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (Balai Besar KSDA) yang berada di Ciamis. Jika tidak kita
7
tidak bisa memasuki kawasan kinservasi tersebut.Juga letak kawasan
konservasi ini tidak berada di TWA, namun jauh di dalam CA.
Melihat potensi wilayah Pangandaran sebagai objek pariwisata
yang baik, maka dibukalah areal di CA untuk pariwisata dan rekreasi alam
yakni Taman Wisata Alam (TWA). Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan
Mentri Pertanian Nomor : 170/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978.
Kawasan yang mencakup TWA adalah kawasan seluas 37,70 Ha.
Gambar 2.5 Papan nama TWA dan CA
Selain Raflesia Padma di CA juga terdapat flora yang sekitar 80%
merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan
primer.Tumbuhan yang dominan di CA ini adalah Laban (Vitex
pubescens), Kisegel (Dilenia excelsea), dan Marong (Cratoxylon
formosum). Ada juga pohon lain seperti pohon Reungas (Buchanania
arborencens), Kondang (Ficus variegate), teureup (Artocarpus elsatica),
Nyamplung (Callophylum inophylum), tanaman jati (Tectona grandis), dan
lain sebagainya.
8
Gambar 2.6 Pohon nyamplung
Gambar 2.7 Pohon Kokosan Monyet
Disepanjang perjalanan memasuki kawasan TWA kita dapat
menjumpai pohon yang unik, yaitu Kokosan Monyet. Pohon ini memiliki
ketinggian yang cukup tinggi sekitar 15-10 m, dan terdapat buah yang
menggantung di batang pohonnya. Seperti kokosan pada umumnya buah
ini berbentuk bulat tapi berwarna kuning agak jingga.
Selain floranya yang beragam di CA kita jug adapt menemukan
satwa liar yakni Kijang (Muntiacus muntjak), monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis), lutung (Trcyphithecus auratus), kalong (Pteroptus
vampirus), banteng (Bos sandaicus), dan lain sebagainya.
9
Gambar 2.8Monyet ekor panjang
Gambar 2.9Rusa yang memasuki kawasan Pantai Barat
Selain flora dan faunanya CA Pananjung juga memiliki daya tarik
lainnya, yakni terdapat beberapa gua alami da nada gua buatan, ada situs
peninggalan kerajaan hindu, pemandian alam dan pasir putih. Berikut
uraiannya.
1. Gua Mimi
Gua Mimi adalah sebuah gua kecil yang berada tepat setelah pintu
masuk kawasan TWA. Terletak sekitar 20 m dari papan nama TWA
dan CA kita sudah bisa menemukan gua ini. Karena bentuknya yang
kecil maka orang awam mungkin tidak akan menyadari bahwa ini
adalah gua.
10
Gua mimi sendiri memiliki mulut gua yang kecil, sekitar 5 meter.
Dan memiliki panjang lorong yang tidak diketahui karena tidak ada
data yang menunjukan bahwa gua ini oernah dimasuki.Namun, dilihat
dari luar memang gua ini terlihat semakin menyempit kedalam.
Di gua ini juga terbentuk stalaktit dan stalakmit.Stalaktit sendiri
adalah bentukan hasil pelarutan batuan karst (kapur) yang
menggantung di atap gua dan berbentuk runcing.Sementara stalakmit
adalah batuan karst (kapur) yang berada di dasar gua dan berbentuk
tumpul. Apabila stalaktit dan stalakmit ini bersatu maka akan
membentuk tiangan.
Gambar 2.10 Tiangan di gua Mimi
2. Gua Panggung
Gua Panggung adalah sebuah gua yang terletak tidak jauh dari gua
Mimi.Gua ini terlihat sangat indah.Gua Panggung sendiri terdapat
sebuah makom.Yakni petilasan Eyang Jaga Lautan.
Menurut legenda Eyang Jaga Lautanatau disebut pula Kyai
Pancing Benar merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul.Dewi
Loro Kidul sendiri menugaskan beliau untuk menjaga lautan di daerah
Jawa Barat pada khususnya dan menjaga pantai Indonesia pada
umumnya oleh karena itu beliau disebut Embah Jaga Lautan.
Sebenarnya Embah Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yang
ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Beliau mempunyai isteri
7 orang yang setiap malam beliau bergiliran menengok salah satu
ketujuh isterinya. Ketujuh isterinya itu selalu bertengkar satu sama
11
lain. Pada satu hari isterinya yang ketujuh tidak sempat ditengok
karena beliau pergi memancing.
Pancing yang digunakann tidak berbentuk melingkar akan tetapi
lurus dan ikan yang didapatnya disebut ikan Topel karena ikan
tersebut menempel pada pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan
Tapel tersebut ketujuh isterinya kemudian rukun bersama, maka oleh
karena itu beliau disebut juga Kiai Pancing Benar.
Suatu hari beliau tiba-tiba menghilang.Sehingga masyarakat disana
berinisiatif untuk membuat makomnya di dalam gua Panggung ini.
Gua ini disebut gua Panggung karena ada sebuah tempat di gua ini
yang berbentuk seperti panggung.Karena tempatnya yang rata, tempat
ini diyakini sebagai tempat para wali atau orang yang mau pergi haji
ke Mekkah untuk sembahyang.
Gua ini terlihat lebih indah karena tepat berada di pinggir pantai.
Jadi, pengunjung dapat melihat pemandangan lain yang tak kalah
indahnya. Apalagi dengan stalaktit dan stalakmit yang berada di gua
ini, yang menambah keindahan panorama alam di sini.Namun sayang,
stalaktit di gua ini banyak yang dipotong oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.Padahal hal ini tidak boleh dilakukan, karena
pertumbuhan 1 mm stalaktit atau stalakmit membutuhkan waktu 300
tahun.
Gambar 2.11 Gua Panggung
Gambar 2.12 Stalaktit yang dipotong
3. Gua Parat
Gua Parat adalah sebuah gua yang memiliki panjang gua sekitar
105 meter.Dua ini terletak tidak jauh dari gua Panggung.Namun pintu
masuknya berada di tempat yang agak tinggi.
12
Disebut sebagai gua Parat karena gua ini memiliki 2 pintu, artinya
gua ini tembus. Jika kita masuk dari ujung dekat dua Panggung, maka
kita akan sampai diujung gua yang akan mengarahkan kita menjuju
jalan setapak yang menuju ke sungai Cirengganis.
Gambar 2.13 Petilasan di gua Parat
Gambar 2.14 Akar yang terlapisi
larutan karst
Di gua Parat terdapat petilasan berupa makom yang berbentuk
panjang.Petilasan ini adalah petilasan dari syekh Ahmad (Pangeran
Kasepuhan) dan syekh Muhammad (Pangeran Kanoman).Mereka
adalah ulama yang berasal dari Mesir.Dan keduanya merupakan orang
yang berjasa dalam menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah
Pangandaran.
Namun, mereka tiba-tiba saja menghilang (tilem).Tidak ada yang
tahu kapan mereka pergi dan kemana mereka pergi.Masyarakat
Pangandaran mempercayai bahwa gua inilah tempat menghilangnya
mereka.Untuk mengenang jasa keduanya maka dibuatlah makom
dalam gua Parat.
4. Sungai Cirengganis
Cirengganis adalah sebuah sungai bawah tanah yang terdapat di
dalam CA Pananjung.Sungai bawah tanah ini bersumber dari 3 mata
air.
Keadaan sungai ini pada tanggal 20 Januari 2015 adalah airnya
keruh keputih-putihan.Kekeruhan sungai Cirengganis adalah 165
tpm.Hal ini terjadi karena air sungainya yang tercampur dengan kapur.
13
Gambar 2.15Pemandian Sungai Cirengganis
Sekalipun berada di daerah pantai, tetapi air sungai ini tidak
payau atau asin melainkan tawar sehingga dapat dikonsumsi.Pada
zaman dahulu sungai ini menjadi sumber air utama masyarakat
kerajaan Pananjung.
Bahkan pemandian Cirengganis merupakan pemandian para putri
kerajaan Pananjung, sehingga ada sebuah mitos yang berkembang
dimasyarakat tentang air sungai ini.Air sungai ini diyakini dapat
membuat awet muda dan dimudahkan dalam mencari rejeki.
Dinamakan Cirengganis karena pada jaman kerajaan Pananjung
Dewi Rengganis yang notabene adalah istri raja kerajaan Pananjung
sering menghabiskan waktunya dipemandian ini.Apalagi setelah
kematian suaminya.
Sebenarnya mitos bahwa air disini dapat membuat awet muda, hal
ini sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah.Air kapur sendiri
memiliki sifat yang basa, sementara wajah memiliki sifat yang
masam.Sehingga apabila bertemu maka air basa tadi dapat
membersihkan muka yang masam.
5. Gua Sumur Mudal
Gua Sumur Mudal adalah gua yang selanjutnya dikunjungi.Terletak
agak ke tengah CA, maka kita bisa menumukan gua Sumur
Mudal.Gua ini juga gua yang tembus ke ujung.Namun, kondisi gua ini
lebih terjal, yakni berada di ketinggian yang cukup tinggi.Keadaan
14
gua ini sangat gelap.Jadi kita memerlukan cahaya untuk bisa
menyusurinya.
Di gua ini juga terdapat sebuah legenda, yakni mengenai penamaan
gua Sumur Mudal. Disebut gua Sumur Mudal karena didalamnya
terdapat sebuah cekungan yang mirip seperti sumur yang dulu ada
sebuah mata air yang keluar sangat deras sehingga sampai mudal
(meluap), karena saking derasnya air tersebut mengalir melalui parit
goa.
Dan pada masa kerajaan air tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum dan memasak.Jika anda berkunjung keobyek
wisata cagar alam jangan lupa untuk mengunjungi tempat yang satu
ini untuk menikmati keindahan alam, pasti anda merasa puas.
Gambar 2.16 Gua Sumur Mudal
6. Situs Batu Kalde
Disini terdapat sebuah situs peninggalan masa kerajaan hindu yang
pernah ada di kawasan Pangandaran ini, yakni Kerajaan Pananjung.
Kerajaan Pananjung sendiri diperkirakan berdiri pada tahun 600.Bukti
dari keberadaan Kerajaan Pananjung adalah adanya bekas candi yang
hancur dan keberadaan arca sapi yang masih ada sampai saat ini.
15
Gambar 2.17 Arca sapi
Situs Batu Kalde yakni arca sapi memiliki ketinggian 0.5 m. dan di
situs ini terdapat makom kuno sebanyak 5 buah, makom ini adalah
petilasan dari para mentri dari kerajaan Pananjung yang telah berhasil
membuat rakyat dan kerajaan ini makmur dan sejahtera. Area ini
memiliki luas sekitar 75.15 m.
Disebut Batu Kalde karena Arca Sapi berukuran 1x1x0,6 m 2
dengan tinggi ± 5m mirip berukuran kijang yang dalam Bahasa Sunda
disebut
Kalde.
Maka
orang
menyebutnya
Batu
Kalde.
Jadi kisah Arca Sapi ini merupakan nisan salah seorang Menteri
Pertanian di Kerajaan Pananjung yang sukses dalam meningkatkan
produktifitas
pertanian
sehingga
membawa
kemakmuran
dan
kemashuran Kerajaan Pananjung. Menteri itu bernama Arya Sapi
Gumarang.
Untuk mengenang Jasa-Jasanya maka pada kuburannya di
buatkana Arca berbentuk Sapi jantan.
Di daerah yang dipagari ada 3 buah batu. 1 batu berbentuk seperti
kubah candi. 1 batu berbentuk yoni atau semacam lumpang. Dan batu
satunya berbentuk seperti arca atau patung binatang yang sedang
duduk.
Semakin kami mengamati, semakin jelas bahwa itu adalah patung
sapi. Dan ini dibenarkan oleh para penjaga. Mereka mengatakan
16
bahwa ada beberapa versi cerita tentang keberadaan patung ini. ada
versi yang mengatakan bahwa patung batu itu adalah penjelmaan
seorang bernama Sapi Gumarang. Ada juga yang mengatakan bahwa
patung itu merupakan bentuk penghormatan yang diberikan
masyarakat untuk menghormati Sapi Gumarang.
7. Pasir Putih
Tempat terakhir yang dikunjungi di CA adalah Pasir Putih.Pasir
Putih merupakan tempat yang memiliki pasir yang berwarna
putih.Warna pasir ini terbentuk karena terdapat barisan terumbu
karang di kawasan ini.Terumbu karang inilah yang menyebabkan
warna pasir menjadi putih.
Selain untuk menikmati panorama alamnya, disini kita jugs dapat
melakukan aktivitas snorkeling untuk melihat indahnya kawasan CA
laut yang berisikan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan yang
indah pula.
Di Pasir Putih pada pukul 11.59 WIB tanggal 20 Januari 2015,
kelembaban tanahnya adalah 100% dan PH-nya sebesar 5,4 (diukur
dengan PH soil meter), kecepatan anginnya maksimal ± 10,6 km/jam
dan kecepatan anginnya minimal ± 6,5 km/jam. Suhu pada pukul
12.00 WIB adalah 29,5º C.
Di Pasir Putih apabila dilihat kesebelah kiri terdapat cliff dan sisa
gunung api purba. Cliff sendiri adalah sebuah tebing yang berada tepat
berbatasan dengan ombak.
C. Pantai Madasari
Pantai Madasari adalah sebuah pantai yang terdapat di desa
Masawah, kecamatan Cimerak, kabupaten Pangandaran yang memiliki
keindahan yang luar biasa.Secara astronomis pantai ini berada pada titik 7º
46' 35" LS dan 108º 30' 2" BT.
Kata Madasari sendiri diambil dari kata “mada” yang artinya enak,
dan “sari” yang artinya rasa.Jadi, Madasari memiliki makna tempat yang
enak rasanya.Hal ini karena pada zaman dahulu Madasari merupakan
tempat persinggahan bagi para pelaut dari kerajaan di Jawa Tengah yan
17
gingin berlayar ke barat.Menurut mereka Madasari adalah tempat
persinggahan yang menyenangkan.
Disini kita bisa melihat pantai yang disekitarnya terdapat pulaupulau kecil.Ada juga pulau karang.Pulau ini dulunya merupakan satu
kesatuan dengan daratan Jawa, namun akibat abrasi yang kuat maka
menyebabkan terciptanya pulau-pulau kecil di Madasari.
Di Madasari nelayan yang melaut hanya mampu mencapai jarak
terjauh sejauh 8 mil.Hal ini diakibatkan daya jangkau kapal yang tidak
terlalu kuat untuk melaut jauh.
Disini juga terdapat relung dan juga cliff.Relung sendiri adalah
bagian tebing di pantai yang menjorok ke dalam, hal ini terjadi akibat
abrasi yang kuat.
Selain pantainya yang masih sepi, keeksotisan pantai, batu-batu
karang dan pasirnya membuat pantai tersebut seperti surga yang
tersembunyi di Kabupaten Pangandaran.
Pantai ini memiliki panorama keindahan yang unik, dimana kita
bisa melihat hamparan laut dari perbukitan.Dan terlihat beberapa bebatuan
karang di tengah laut dengan terlihat pepohonan yang tumbuh di atasnya.
Selain itu, tempat ini merupakan pantai yang dipilih bagi para
peselancar lokal maupun peselancar internasional yang datang karena
lokasinya yang memungkinkan untuk melakukannya dan keadaan
ombaknya yang besar.
Meskipun objek wisata ini tidak ramai pengunjung seperti pantai
yang lainnya. Pantai ini sudah mulai ada peningkatan dalam segi fasilitas
yang biasanya di butuhkan oleh wisatawan, seperti musala, dan toilet.
Pantai tersebut hingga kini belum dikelola atau ada campur tangan
pemerintah dan ada investor. Dengan kata lain, pantai perawan itu masih
diurus oleh masyarakat setempat.
18
Gambar 2.18 Batu Layar di Madasari
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat Madasari, apabila
pohon di Batu Layar masih berwarna hijau maka pertanian warga hasilnya
akan tetap bagus. Namun sebaliknya, apabila tumbuhan tersebut kering
apalagi mati maka pertanian warga akan buruk hasilnya.
D. Green Canyon
Green Canyon atau yang dikenal dengan nama Cukang Taneuh
adalah suatu tempatyang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang,
Kabupaten Pangandaran. Sesuai namanya, Green Canyon adalah suatu
lembah yang hijau.Baik hijau dari rimbunnya pepohonan disepanjang
sungai maupun hijau dari sungai itu sendiri.
Nama Green Canyon sendiri diambil karena sungainya berwarna
hijau.Nama ini dinamakan oleh orang Swiss dan Prancis, yaitu Frank dan
Astrid pada tahun 1993. Warna hijau ini berasal dari pantulan cahaya
matahari yang berbaur atau terbiaskan oleh pepohonan yang tumbuh di
sepanjang sungai Cijulang dan oleh jernihnya air yang berasal dari mata
air di perbukitan daerah gua Bahu yang belum terkontaminasi oleh zat
apapun. Hal-hal inilah yang membuat air di Green Canyon berwarna hijau
toska.
Namun, beningnya sungai yanag berwarna sedikit kehijau-hijauan
ini hanya dapat kita nikmati apabila sedang musim kemarau atau tidak
19
sedang musim penghujan. Karena apabila sedang musim hujan maka
airnya akan keruh.
Sedangkan nama Cukang Taneuh diambil dari nama adanya
jembatan alam yang terbentuk dari sedimentasi endapan kapur yang
menghubungkan desa Kertayasa dan desa Batu Karas.
Sungai Cijulang sendiri memiliki kedalaman rata-rata ± 7
meter.Sungai Cijulang juga memiliki keunikan jika dibandingkan dengan
sungai lainnya.Hal ini karena sungai ini disepanjang alirannya tersusun
atas batuan karst (kapur) sehingga menyebabkan banyak stalaktit yang
tercipta di sepanjang aliran sungai menuju Cukang Taneuh.Juga terdapat
lubang-lubang di sepanjang aliran sungai.Ini terjadi karena dulunya ini
adalah batuan karang.
Disini vegetasinya masih sangat terjaga, vegetasi yang dominan
terlihat di sepanjang perjalanan menuju Cukang Taneuh adalah bambu,
aren, pohon kelapa, palem, paku-pakuan, pandan laut, dan lain
sebagainya.Dan satwa liar pun masih banyak berkeliaran disini.Disini
masih ada biyawak, buaya, ular, dan landak.
Untuk menuju Cukang Taneuh kita harus menaiki perahu di pintu
masuk kawasan Green Canyon.Harga perahu ini 150.000 untuk 6
orang.Jadi setiap orang hanya tinggal membayar uang 25.000 rupiah.
Ketika telah sampai di Cukang Taneuh kita akan melihat jembatan
alam yang sangat indah. Karena teerdapat stalaktit dan stalakmit yang
terbentuk disana.Disana juga ada Batu Payung, yakni sebuah batu haril
endapan batuan kapur yang berbentuk seperti payung. Di sekitar Cukang
Taneuh aka nada banyak air yang jatuh dari tebing-tebing. Seolah-olah
hujan sedang turun.Air ini dipercaya dapat membuat awet muda.
20
Gambar 2.19 Endapan karst di Cukang Taneuh
Gambar 2.20 Cukang Taneuh
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pangandaran
Pangandaran secara geografis berada pada koordinat 108º 41' - 109º
BT dan 07º 41' - 07º 50' LS memiliki luas wilayah mencapai 61 km 2.
Berbatasan dengan kebupaten Ciamis dan Tasikmalaya di utara, dengan
kabupaten Cilacap-Jawa Tengah di timur, dengan samudra Hindia di selatan,
dan dengan kabupaten Tasikmalaya di barat.
Nama Pangandaran sendiri diambil dari kata “pangan” yang artinya
makanan,
dan
kata
“daran”
yang
artinya
pendatang.Jadi
makna
“Pangandaran” sendiri adalah sumber makanan bagi para pendatang.
Pangandara adalah sebuah wilayah yang memiliki potensi pariwisata
yang sangat besar.Wisatawan domestik mulai meningkat mengunjungi
Pangandaran sekitar tahun 1970-1980.Dan Pangandaran menjadi tujuan
wisata yang ramai dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun
wisatawan asing pada tahun 2000.
Namun sayang sekali Pangandaran sempat mengalami penurunan
wisatawan
yang
diakibatkan
oleh
gempa
yang
menyebabkan
tsunami.Peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 dan telah memporakporandakan Pangandaran.Meskipun tsunami yang terjadi tidak sedahsyat
tsunami yang terjadi di Aceh, namun akibat tsunami ini wisatawan menjadi
enggan untuk mengunjungi Pangandaran.Mereka takut bahwa gempa dan
tsunami dapat terjadi kembali.Dan hal ini menyebabkan Pangandaran menjadi
sepi pengunjung, sehingga menyebabkan ekonomi masyarakat pun tersendat.
Keadaan yang buruk ini berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun.Dan
setelah 2 tahun akhirnya Pangandaran berhasil bangkit kembali dan
pembangunan pun berhasil dilakukan.Sekarang Pangandaran sudah pulih
seperti semula dan wisatawan pun telah kembali mengunjungi Pangandaran.
Selain gua-gua alam di kawasan Cagar Alam Pananjung juga terdapat
gua buatan, yakni gua Jepang.Gua ini adalah gua peninggalan masa
21
22
pemerintahan Jepang yang dibuat untuk menghadapi musuh dalam Perang
Dunia ke II.Gua ini dibuat oleh para romusha.Gua ini dibuat pada tahun 1942.
Pangandaran
merupakan
Kabupaten
yang
perkembangan
penduduknya sangat pesat sehingga kepadatan penduduk tidak dapat
dihindari, yang tentunya diikuti dengan kepadatan pemukiman atau rumah
tinggal penduduk.Penduduk Pangandaran berjumlah 9.169 jiwa dengan
penduduk laki-laki berjumlah 4.617 jiwa dan penduduk perempuan yang
berjumlah 4.552.
Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan
Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis.Yang terletak
di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan
Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.
Kawasan Cagar Alam Pangandaran semula merupakan tempat
perladangan penduduk.Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjaban Residen
Priangan,
mengusulkan
wilayah
tersebut
dijadikan
Taman
Buru.Pada waktu itu dilapaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan
beberapa ekor rusa.
Pada awalnya kawasan hutan Pangandaran berstatus Suaka
Margasatwa berdasarkan GB No. 19 Stbl. 669 tanggal 7 Desember 1934,
seluas 497 Ha (luas yang sebenarnya 530 Ha). Kemudian setelah ditemukan
Bunga Raflesia Padma, statusnya berubah berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 170/kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978 menjadi Cagar
Alam (419,3 Ha) dan Taman Wisata Alam (37,7 Ha). Perairan disekitar
Cagar Alam dan TWA seluas 470 Ha berubah status menjadi Cagar Alam
Laut
berdasarkan
SK
Menteri
Kehutanan
No.
104/Kpts-II/1993
pengusahaan wisata TWA Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani.
Taman Wisata Alam Pangandaran terletak di dalam Kawasan
Konservasi Alam Pangandaran Berhimpitan dengan kawasan Cagar Alam.
Secara geografis terletak pada 07º 30' LS dan 108º 30' - 109º BT, terletak
23
pada ketinggian 0 s/d 75 m dpl dengan luas ± 37,7 Ha dengan luas Blok
Pemanfaantan seluas ± 20 Ha.
Pangandaran sebagian besar dikontrol oleh proses fluvial, fluvio
marin dan marin, sehingga wilayah pesisirnya memiliki tipologi yang cukup
beragam. Tipologi pantai yang dimiliki oleh wilayah kepesisirannya
Pangandaran yaitu, marine diposition coast, coast build by organism, dan
wave erosion coast. Tipologi marine deposition coast merupakan tipologi
pantai yang mendominasi di wilayah kepesisiran Pangandaran. Tipologi ini
terdapat di Pantai Barat, Pantai Timur Pangandaran, dan Pantai Pasir Putih.
Tipologi ini ditandai dengan adanya gisik pantai yang merupakan akumulasi
material sedimen marin oleh arus ataupun gelombang. Pesisir dengan
tipologi ini terletak pada suatu teluk sehingga disebut juga memiliki gisik
saku (pocket beach).Dinamika pesisir yang terjadi pada tipologi ini adalah
pengendapan material bioklastis yang terbentuk dari sisa hewan atau
tumbuhan laut. Selain itu, Pangandaran sendiri merupakan hasil deposisi
sedimen marin yang membuatnya terbentuk dan menghubungkan pulau
Jawa dengan pulau Pananjung yang membentuk tombolo.
Tipologi coast build by organism yang terdapat di Pangandaran
keberadaanya berasosiasi dengan tipologi marine deposition coast. Pantai
ini bersebelahan dengan pantai Pasir Putih.Pantai ini memiliki reeffrom
sejauh 100 meter ke arah breaker zone laut dimana kedalamanya kurang dari
2 meter.Di pantai ini terdapat hamparan terumbu karang yang tumbuh cukup
intensif.Pantai dengan tipologi seperti ini hanya terbentuk di satu sudut
pantai pulau Pananjung. Walaupun areanya terrgolong sempit, tetapi tipologi
pantai seperti ini sudah dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk spot
wisata snorkeling.
Tipoligi wave erosion coast terdapat pada sebagian besar tanjung
pulau Pananjung Pangandaran. Tipologi ini nampak dengan ciri-ciri seperti
bentuk pantai yang berliku atau terjal tidak teratur, material pantai
didominasi material pasir dan ditandai dengan keberadaan stack berupa
hancuran batuan-batuan dengan berbagai ukuran yang berasal dari dinding
24
pantai (cliff).Dinamika pantai yang terjadi pada daerah ini adalah erosi oleh
gelombang (abrasi). Meskipun demikian, karena material penyusun batuan
di wilayah ini adalah batuan gamping yang keras, dan tidak terdapat sarana
dan prasarana umum yang berada disana sehingga abrasi yang terjadi di
sana tidak begitu beresiko dan membahayakan.
Topografi kawasan ini mulai dari landai sampai berbukit kecil
dengan ketinggian tempat rata-rata 100 m dpl.Sedangkan keadaan tanahnya
terdiri dari jenis podsol kuning, podsol kuning merah, latosol coklat dan
litosol.
Areal Taman Wisata Alam Pangandaran mempunyai suhu antara 25º
C – 30º C serta kelembaban udara sekitar 80%-90% dengan curah hujan
rata-rata 3.196 mm/tahun, curah hujan tertinggi antara bulan Oktober –
Maret dan terendah terjadi antara bulan Juli – September.
Keadaan hidrologi di kawasan Taman Wisata Alam terbesar berasal
dari sumber mata air sungai Cikamal dan sungai Cirengganis yang terdapat
di Cagar Alam, dimana sekalipun pada musim kemarau kedua sungai ini
hampir tidak pernah kering.Sumber air dari sungai Cirengganis dahulu
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di kawasan Taman Wisata Alam.
Selain keindahan pantainya, pantai Pangandaran juga memiliki
beberapa keistimewaan lainnya sehingga dapat membuat wisatawan lokal
maupun wisatawan internasional untuk mengunjunginya, antara lain sebagai
berikut :
1. Dapat melihat matahari terbit dari Pantai Timur dan melihat matahari
tenggelam dari Pantai Barat pada hair yang sama.
2. Pantainya landau dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan
surut relatif lama, sehingga memungkinkan untuk berenang dengan
relatif aman.
3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.
4. Memiliki tim penyelamat wisata pantai.
5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang
memadai.
6. Terdapat taman laut (Cagar Alam laut) dengan ikan-ikan dan kehidupan
laut yang mempesona.
25
7. Terdapat Gua Jepang peninggalan dari Perang Dunia ke II.
B. Pantai dan Pesisir
Dalam memebicarakan morfologi pantai ada dua nama yang
digunakan untuk membedakan bagian daratan di pinggir laut, yang dalam
bahasa Inggris disebut shore dan coast.
Shore diterjemahkan sebagai kata pesisir. Pesisir adalah sejalur
daerah tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai dari batas permukaan
air pada waktu pasang surut terendah menuju kea rah darat sampai batas
tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang waktu terjadi badai. Jadi,
daerah ini akan tergenang pada saat terjadi pasang naik, dan akan kering
apabila terjadi pasang surut.
Pada pesisir selalu terdapat garis pesisir (shore line), yaitu garis
pertemuan antara air laut dengan daratan yang berpindah-pindah. Pesisir
dapat kita bagi menjadi dua bagian, yaitu pesisir bagian depan (fore shore)
dan pesisir bagian belakang (back shore).
Pesisir bagian depan (fore shore) adalah bagian pesisir mulai dari
permukaan laut pada waktu pasang surut terendah sampai garis ketinggian
permukaan air pada waktu pasang naik.
Pesisir bagian belakang (back shore) adalah bagian pesisir mulai dari
garis batas pesisir bagian depan sampai garis pantai.
Coast diterjemahkan sebagai kata pantai. Pantai adalah suatu zona
yang mendapatkan pengaruh kuat dari proses marin. Di pantai terdapat apa
yang disebut dengan dataran pantai (coastal plain), yang diartikan sebagai
jalur pantai yang muncul dari bawah permukaan laut yang merupakan bekas
dangkalan benua, dibatasi oleh suatu tingkat dengan lereng yang miring
dengan curam ke arah laut.
Batas antara pesisir dengan pantai dinamakan garis pantai.
Sebenarnya pesisir pun merupakan bagian dari pantai, hanya dibedakan
berdasarkan kondisinya yang dihubungkan dengan penggenangan oleh saja.
C. Faktor-faktor Penting yang Berpengaruh terhadap Perkembangan
Garis Pantai
26
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan roman
muka pantai, yaitu :
1. Gelombang, arus dan pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis,
pengangkut dan pengendap.
2. Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-proses marin. Jadi
apakah berupa dataran rendah atau pegunungan dengan lereng curam,
apakah terdiri dari batuan yang tahan terhadap pengaruh marin atau
terdiri dari batuan yang mudah diubah oleh pengaruh marin; apakah
terdiri dari bahan-bahan yang homogen atau heterogen.
3. Perubahan relatif ketinggian muka laut
Permukaan laut relatif berubah-ubah ketinggiannya.Hal ini
mungkin berlaku lokal atau mungkin pula untuk seluruh permukaan
bumi.Yang
bersifat
lokal
mungkin
karena
dipengaruhi
oleh
pengangkatan atau penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang
sempit saja.
Sedangkan perubahan tinggi muka laut yang berlaku bagi seluruh
permukaan
bumi
(perubahan
eustatis)
dapat
disebabkan
oleh
pembekuan dan pencairan es secara besar-besaran di kutub, atau karena
terjadi penurunan atau pengangkatan dasar laut yang meliputi daerah
yang luas.
4. Oleh sebab-sebab alami yang lain, misalnya pertumbuhan karang,
gletsyer yang mencapai permukaan laut, hasil vulkanisme yang
mencapai pantai, pembentukan delta, dan lain-lain.
5. Pengaruh manusia, misalnya pembuatan pelabuhan, pengeringan rawarawa pantai, pengerukan muara sungai, pembentukan tanggul-tanggul di
pantai untuk berbagai keperluan, dan lain-lain.
D. Gelombang
Angin merupakan faktor yang terpenting bagi lahirnya gelombang,
yaitu terutama oleh gesekan dan tekanannya.Gelombang terdiri dari
punggung dan lembah gelombang.
Jarak horizontal antara dua puncak atau antara dua lembah
gelombang yang berdekatan disebut panjang gelombang.Sedangkan jarak
vertikal antara keduanya disebut tinggi gelombang.Waktu yang diperlukan
oleh dua buah lembah atau dua buah punggung gelombang yang berurutan
27
untuk melalui sebuah titik tertentu disebut periode gelombang.Kecepatan
bergeraknya suatu gelombang dalam suatu satuan waktu atau boleh
dikatakan juga jarak yang dapat ditempuh oleh gelombang dalam suatu
satuan waktu, misalnya 10 km/jam disebut kecepatan gelombang.
Ukuran gelombang, mengenai panjang, tinggi, periode dan
kecepatan gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kecepatan angin bertiup
Semakin cepat angin bertiup, maka gelombang pun akan semakin
besar.
2. Lamanya angin bertiup
Semakin lama angin bertiup, maka gelombang akan semakin besar.
3. Luasnya daerah tempat angin bertiup (fetch)
Semakin luas daerah angin bertiup, maka gelombang akan semakin
besar.
4. Dalamnya laut
Semakin dalam suatu laut maka gelombang pun akan semakin kecil.
Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu gelombang
osilasi (wave of oscillation) dan gelombang translasi (wave of
translation).Berikut penjelasannya.
1. Gelombang osilasi (wave of oscillation, oscillatory wave)
Pada gelombang ini, butir-butir air bergerak membentuk lingkaran,
yaitu agak maju pada puncak, naik dibagian muka, mundur pada
lembah, turun dibagian belakang gelombang.
2. Gelombang translasi (wave of translation, solitary wave)
Pada gelombang translasi, air bergerak maju searah dengan tujuan
yang tanpa diimbangi oleh gerak mundur.Juga disini gelombang
merupakan rangkaian punggung dan lembah gelombang, melainkan
suatu kesatuan yang menyendiri.
Gelombang
translasi
terjadi
setelah
gelombang
osilasi
memecah.Gelombang itu tidak mempunyai punggung dan lembah
yang jelas.
28
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Alasan Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang menarik bagi
wisatawan lokal maupun wisatawan internasional, yaitu :
1. Dapat melihat matahari terbit dari Pantai Timur dan melihat matahari
tenggelam dari Pantai Barat pada hair yang sama.
2. Pantainya landau dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan
surut relatif lama, sehingga memungkinkan untuk berenang dengan
relatif aman.
3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.
4. Memiliki tim penyelamat wisata pantai.
5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang
memadai.
6. Terdapat taman laut (Cagar Alam laut) dengan ikan-ikan dan
kehidupan laut yang mempesona.
7. Terdapat Gua Jepang peninggalan dari Perang Dunia ke II.
Perbedaan ukuran gelombang, panjang, tinggi, periode dan
kecepatan gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kecepatan angin bertiup
Semakin cepat angin bertiup, maka gelombang pun akan semakin
besar.
2. Lamanya angin bertiup
Semakin lama angin bertiup, maka gelombang akan semakin besar.
3. Luasnya daerah tempat angin bertiup (fetch)
Semakin luas daerah angin bertiup, maka gelombang akan semakin
besar.
4. Dalamnya laut
Semakin dalam suatu laut maka gelombang pun akan semakin
kecil.
B. Saran
Pemerintah Pangandaran harusnya lebih memperhatkan potensi
pariwisata di semua wilayah Pangandaran, bukan hanya yang ada di Pantai
Pangandaran saja. Misalnya Pantai Madasari, pantai ini sangat
membutuhkan perhatian dari pemerintah agar pantai ini memiliki fasilitas
yang baik sehingga dapat berkembang. Kerena sesungguhnya pantai ini
29
30
juga memiliki potensi yang baik.Selain itu kondisi jalan ke pantai ini
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Edi. 2012. Wisata Pesisir Ciamis Selatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Djamari. 1985. Beberapa Konsep Dasar Geografi. Bandung : Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Gunung Djati
Tim PKL Geografi 2015. 2015. Pedoman Praktek Kuliah Lapangan Pantai
Pangandaran. Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi
Anonim.
di
2012.
Jejak
Hindu
di
Situs
Batu
Kalde.
[Online].Tersedia
:http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/07/16/jejak-hindu-di-
situs-batu-kalde-478144.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Anonim.2014.
Green
Canyon
Pangandaran.[Online].Tersedia
di :http://planetpangandaran.com/green-canyon-pangandaran/diakses pada
Senin, 2 Februari 2015
Anonim.
2014.
di
Pantai
Madasari.
[Online].Tersedia
:http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?
id=60&lang=iddiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Anonim. Tanpa Tahun. Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran: Menikmati
Pesona
Cagar
Alam
yang
Lengkap.[Online].Tersedia
di :http://www.indonesia.travel/id/destination/883/taman-wisata-alam-twaPangandaran-menikmati-pesona-cagar-alam-yang-lengkapdiakses
pada
Senin, 2 Februari 2015
Diany, Osi. 2014. Pantai Madasari, Pantai Sejuta Keindahan di Pangandaran.
[Online].Tersedia
di :http://travel.detik.com/read/2014/07/18/155000/2572763/1025/pantaimadasari-pantai-sejuta-keindahan-di-pangandarandiakses pada Senin, 2
Februari 2015
Exel,
Rizwan.
di
2014.
Sejarah
Situs
Batu
Kalde.
[Online].Tersedia
:http://www.beachPangandaran.com/2014/07/sejarah-situs-batu-
kalde.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Satimin. 2010. Legenda Gua Panggung, Pangandaran. [Online].Tersedia
di :http://www.myPangandaran.com/aneka/detail/29/legenda-guapanggung-Pangandaran.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Tanzil.2014.
Pantai
Madasari,
Ciamis
–
Jawa
Barat.[Online].Tersedia
di :http://www.pasirpantai.com/jawa/jawa-barat/pantai-madasari-permatatersembunyi-pangandaran-ciamis-jawa-barat/diakses
Februari 2015
pada
Senin,
2
PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah
Praktik Kuliah Lapangan
(PKL)
Oleh,
TIA KUSTIAWATI
142170129
Kelas I D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul“Laporan Praktik Kuliah Lapangan Pantai Pangandaran”.
Laporan ini dibuat oleh penulis dalam rangka untuk memenuhi tugas
matakuliah Praktik Kuliah Lapangan (PKL) yang berlokasi di pantai Pangandaran
dan sekitarnya.Dengan selesainya penulisan laporan ini, tidak lupa penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan dukungan serta doanya.
3. Bapak H. Nedi Sunaedi, Drs., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi.
4. Bapak Erwin Hilman Hakim, S.Pd., M.Pd., selaku wali dosen kelas I D.
5. Seluruh Dosen beserta Staf di Program Studi Pendidikan Geografi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbinganya.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi angkatan 2014.
Semoga Allah SWT. membalas semua amal baik yang telah diberikan
kepada penulis.
Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun atas laporanini agar kedepannya penulis dapat
membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Tasikmalaya, Januari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
halaman
2
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Permasalahan............................................................................................2
C. Rumusan Tujuan.......................................................................................2
BAB II DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN.................................................3
A. Muara Cikidang........................................................................................3
B. Cagar Alam Pananjung.............................................................................6
1. Gua Mimi..........................................................................................10
2. Gua Panggung.................................................................................. 11
3. Gua Parat..........................................................................................12
4. Sungai Cirengganis...........................................................................13
5. Gua Sumur Mudal............................................................................14
6. Situs Batu Kalde...............................................................................15
7. Pasir Putih ........................................................................................16
C. Pantai Madasari.......................................................................................17
D. Green Canyon..........................................................................................19
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................21
A. Pangandaran............................................................................................21
B. Pantai dan Pesisir.....................................................................................15
C. Faktor-faktor Penting yang Berpengaruh terhadap Perkembangan
Garis Pantai.........................................................................................26
D. Gelombang..............................................................................................27
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................29
A. Simpulan..................................................................................................29
B. Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Muara sungai Cikidang.................................................................3
Papan nama wilayah muara sungai Cikidang, Bulaksetra............3
Pohon dahon di muara sungai Cikidang.......................................5
Kapal-kapal nelayan yang bersandar di PPI Cikidang..................5
Papan nama TWA dan CA............................................................7
Pohon nyamplung.........................................................................8
Pohon kokosan monyet.................................................................8
Monyet ekor panjang....................................................................9
3
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Rusa yang memasuki kawasan Pantai Barat.................................9
Tiangan di gua Mimi....................................................................10
Gua Panggung..............................................................................12
Stalaktit yang dipotong................................................................12
Petilasan di gua Parat...................................................................12
Akar yang terlapisi larutan karst..................................................12
Pemandian Sungai Cirengganis...................................................13
Gua Sumur Mudal........................................................................15
Arca sapi......................................................................................15
Batu Layar di Madasari................................................................18
Endapan karst di Cukang Taneuh................................................20
Cukang taneuh.............................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi memiliki keunikan disetiap tempatnya.Hal ini dikarenakan
bumi terbentuk oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan
tenaga dari luar bumi (eksogen).Kedua tenaga inilah yang aktif
membentuk bumi dan permukaannya.Dan ilmu yang mempelajari bentukbentuk permukaan bumi yang terjadi karena kekuatan yang bekerja di
dalam dan di atas permukaan bumi disebut geomorfologi.
Begitupun dengan Pangandaran dan wilayah disekitarnya, yang
terbentuk oleh kedua tenaga tadi.Namun, tenaga yang paling dominan
membentuk kawasan Pangandaranadalah tenaga eksogen.Hal ini terjadi
karena wilayahnya berbatasan langsung dengan samudra Hindia, sehingga
menyebabkan gelombang air laut dan angin menjadi yang paling berperan
membentuk bentang alam Pangandaran.Meskipun dewasa ini tidak ada
gunungapi yang terdapat diwilayah ini, tetapi aktivitas tektonisme
(khususnya gempa bumi) masih terjadi di wilayah ini.Hal inilah yang
membuat Pangandaran memiliki batuan yang cenderung berupa batuan
kapur atau karst.
Pangandaransendiri adalah sebuah wilayah yang memiliki pesona
keindahan alam yang luar biasa.Bukan hanya keindahan pantainya semata
yang dimiliki Pangandaran.Namun, keanekaragaman bentukan-bentukan
alam yang tersebar mulai dari perbatasan Jawa Tengah sampai ke
Tasikmalaya menambah keindahan dan kompleksitas objek pariwisata
sekaligus objek penelitian yang berada di wilayah Pangandaran.Dan di
Pangandaran pula terdapat keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat
di daerah Cagar Alam Pananjung, yang membuat Pangandaran menjadi
semakin menarik untuk dikunjungi.
Maka dari itu, Pangandaran menjadi tujuan Praktik Kuliah
Lapangan (PKL) yang cocok.Karena selain dapat mempelajari tentang
morfologi pantai,kita dapat pula mempelajari gua-gua, bentukan karst,
1
2
muara sungai, sungai, bidang oseanografi serta kondisi sosial budaya
masyarakat daerah pantai.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dari
laporan ini adalah :
1. Mengapa Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang menarik bagi
wisatawan lokal maupun wisatawan internasional ?
2. Mengapa gelombang disetiap tempat berbeda ?
C. Rumusan Tujuan
Adapun rumusan tujuan dari laporan ini berdasarkan permasalahan
di atas, yaitu :
1. Mengetahui penyebab Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang
menarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan internasional.
2. Mengetahui penyebab gelombang disetiap tempat berbeda.
BAB II
DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN
A. Muara Cikidang
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang merupkan tempat para
nelayan untuk mengumpulkan hasil tangkapannya atau menjualnya
disini.Di daerah PPI Cikidang terdapat sebuah muara sungai. Muara
sungai ini terdapat disebuah daerah yang diberi nama Bulaksetra.
Gambar 2.1 Muara sungai Cikidang
Gambar 2.2 Papan nama wilayah muara sungai Cikidang, Bulaksetra
Muara sungai Cikidang terdapat di daerah dengan titik koordinat
07º 3' 46,15'' LS dan 108º 40' 30,9'' BT. Penelitian dimuara sungai
Cikidang dilakukan disore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Keadaan muara
Cikidang saat itu sedang dalam keadaan yang cukup sedikit air.Aliran
sungainya kecil sehingga dapat disebrangi dengan mudah.Kedalam air di
muara pada saat itu (19 Januari 2015) sekitar setengah betis orang dewasa.
3
4
Ciri-ciri dari muara sungai ada 3, yaitu sebagai berikut :
1. Aliran sungai
2. Delta
3. Pohon cemara udang
Sesuai dengan ciri utama daerah hilir sungai atau daerah muara
adalah terdapat delta.Namun disini belum terdapat delta yang besar,
melainkan hanyalah sedimentasi yang menyebabkan wilayah muara ini
menjadi dangkal.
Sedimentasi di muara ini cukup biak karena muara ini sendiri
kurang mendapat pengaruh yang kuat dari gelombang air laut. Hal ini
terjadi karena muara ini terletak disekitar pantai timur dari semenanjung
Pangandaran yang notabene memiliki kekuatan gelombang yang lebih
lemah dibandingkan dengan pantai barat.
Di muara ini terdapat tumbuhan bakau yang tumbuh dengan subur,
meskipun bakau yang ada tidak terlalu banyak.Selain bakau disini juga
terdapat tumbuhan cemara udang yang merupakan salah satu ciri dari
daerah muara sungai.Juga terdapat tumbuhan khas pantai lainnya, yakni
pohon dahon dan tumbuhan pandan laut.Pohon dahon sangai unik karena
berbentuk seperti daun-daun pohon kelapa, tetapi tidak memiliki batang
tunggal yang menjulang tinggi.Pohonnya memiliki buah yang cenderung
berwarna merah dan warna daunnya adalah hijau tua.Pohon dahon biasa
tumbuh diwilayah berlumpur seperti di sungai-sungai yang berada di
daerah pantai.
Gambar 2.3 Pohon dahon di muara sungai Cikidang
5
Jadi, apa yang disebutkan sebagai ciri-ciri muara benar adanya.
Karen kita dapat menemukan aliran sungai, delta dan pohon cemara udang
disana.
Di daerah ini masih jarang pemukiman penduduk.Areanya masih
kosong. Dan mungkin 10 tahun yang akan datang wilayah ini akan
menjadi padat penduduk karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang
tinggi, yakni 13% per tahun. Wilayah ini masih jarang penduduk
dikarenakan daerahnya bukan merupakan daerah tujuan wisata dan
letaknya
tidak
strategis
sehingga
masyarakat
enggan
bermukim
disini.Hanya para nelayanlah yang terlihat memenuhi wilayah ini.
Karena merupakan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), maka banyak
kapal nelayan bersandar di daerah ini.Kapal-kapal itu adalah kapal-kapal
penangkap ikan.Baik berupa kapal yang kecil maupun kapal yang besar.
Gambar 2.4 Kapal-kapal nelayan yang bersandar di PPI Cikidang
Pembangunan PPI CIkidang dilakukan secara bertahap yang
dimulai pada tahun 2003 dan masih berlangsung hingga saat ini.Namun,
pembangunan PPI Cikidang ini belum juga rampung.Hal ini karena adanya
hambatan adanya hambatan pada pembangunan struktur laut (breakwater)
yang belum juga selesai.Semoga saja pembangunan PPI ini cepat selesai
agar dapat memajukan perekonomian masyarakat disana.
B. Cagar Alam Pananjung
Cagar Alam Pananjung adalah sebuah Cagar Alam (CA) yang
berada di kawasan pantai Pangandaran.Secara administratif terletak di desa
Pangandaran, kecamatan Panandaran, kabupaten Pangandaran, provinsi
6
Jawa Barat.Secara astronomis kawasan ini terletak dititik koordinat 07º 43'
LS dan 108º 40' BT.
Sebelum ditetapkan menjadi Cagar Alam, kawasan hutan ini
sebelumnya ditetepkan menjadi kawasan Suaka Margasatwa (SM). Hal ini
berdasarkan Gb tanggal 7 Desember 1934 No. 19 Stbl. 669. Kawasan ini
ditetapkan sbagai SM dengan luas wilayah 697 Ha, namun luas
sebenarnya adalah 530 Ha dan luas taman lautnya 470 Ha.
Setelah sekian lama akhirnya status yang semula SM berubah
menjadi CA. hal ini terjadi dikarenakan telah ditemukannya spesies bunga
Rafflesia Padma.Maka status ini diresmikan dengan Surat Keputusan
Mentri Pertanian Nomor 34/KMP/1961.
Sutu kawasan dapat ditetapkan sebagai suatu CA karena di
dalammya keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami.Sehingga dapat dilakukan
kegiatan untuk kepenelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan
lainnya yang menunjang budidaya.
Dan kekhasanyang dimiliki kawasan ini adalah adanya bunga
Rafflesia Padma.Bunga ini tidak tumbuh disembarang tempat.Tak seorang
pun mengetahui dengan pasti bagaimana penyebaran biji Rafflesia yang
cukup besar itu.Tetapi jelaslah bahwa beberapa diantaranya mencapai
inang baru.Dan bunga Rafflesia tidak bisa tumbuh disembarangan
inang.Sampai saat ini hanya diketahui bahwa hanya satu marga tumbuhan
rambat yang cocok sebagai inangnya, dan di hutan hujan yang penuh sesak
tipe ini tidak terdapat disetiap tempat.Bunga Rafflesia adalah parasit yang
tidak memiliki batang maupun daun, malainkan tumbuhan ini langsung
mekar dari batang liana yang menjalar.
Namun, tidak semua orang dapat melihat bunga ini.Karena bunga
ini berada dikawasan konservasi yang dilindungi dan dijaga. Sehingga
apabila kita ingin melihat Bungan Raflesia Padma ini, kita harus memiliki
surat ijin, yang biasa disebut simaksi, dari Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (Balai Besar KSDA) yang berada di Ciamis. Jika tidak kita
7
tidak bisa memasuki kawasan kinservasi tersebut.Juga letak kawasan
konservasi ini tidak berada di TWA, namun jauh di dalam CA.
Melihat potensi wilayah Pangandaran sebagai objek pariwisata
yang baik, maka dibukalah areal di CA untuk pariwisata dan rekreasi alam
yakni Taman Wisata Alam (TWA). Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan
Mentri Pertanian Nomor : 170/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978.
Kawasan yang mencakup TWA adalah kawasan seluas 37,70 Ha.
Gambar 2.5 Papan nama TWA dan CA
Selain Raflesia Padma di CA juga terdapat flora yang sekitar 80%
merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan
primer.Tumbuhan yang dominan di CA ini adalah Laban (Vitex
pubescens), Kisegel (Dilenia excelsea), dan Marong (Cratoxylon
formosum). Ada juga pohon lain seperti pohon Reungas (Buchanania
arborencens), Kondang (Ficus variegate), teureup (Artocarpus elsatica),
Nyamplung (Callophylum inophylum), tanaman jati (Tectona grandis), dan
lain sebagainya.
8
Gambar 2.6 Pohon nyamplung
Gambar 2.7 Pohon Kokosan Monyet
Disepanjang perjalanan memasuki kawasan TWA kita dapat
menjumpai pohon yang unik, yaitu Kokosan Monyet. Pohon ini memiliki
ketinggian yang cukup tinggi sekitar 15-10 m, dan terdapat buah yang
menggantung di batang pohonnya. Seperti kokosan pada umumnya buah
ini berbentuk bulat tapi berwarna kuning agak jingga.
Selain floranya yang beragam di CA kita jug adapt menemukan
satwa liar yakni Kijang (Muntiacus muntjak), monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis), lutung (Trcyphithecus auratus), kalong (Pteroptus
vampirus), banteng (Bos sandaicus), dan lain sebagainya.
9
Gambar 2.8Monyet ekor panjang
Gambar 2.9Rusa yang memasuki kawasan Pantai Barat
Selain flora dan faunanya CA Pananjung juga memiliki daya tarik
lainnya, yakni terdapat beberapa gua alami da nada gua buatan, ada situs
peninggalan kerajaan hindu, pemandian alam dan pasir putih. Berikut
uraiannya.
1. Gua Mimi
Gua Mimi adalah sebuah gua kecil yang berada tepat setelah pintu
masuk kawasan TWA. Terletak sekitar 20 m dari papan nama TWA
dan CA kita sudah bisa menemukan gua ini. Karena bentuknya yang
kecil maka orang awam mungkin tidak akan menyadari bahwa ini
adalah gua.
10
Gua mimi sendiri memiliki mulut gua yang kecil, sekitar 5 meter.
Dan memiliki panjang lorong yang tidak diketahui karena tidak ada
data yang menunjukan bahwa gua ini oernah dimasuki.Namun, dilihat
dari luar memang gua ini terlihat semakin menyempit kedalam.
Di gua ini juga terbentuk stalaktit dan stalakmit.Stalaktit sendiri
adalah bentukan hasil pelarutan batuan karst (kapur) yang
menggantung di atap gua dan berbentuk runcing.Sementara stalakmit
adalah batuan karst (kapur) yang berada di dasar gua dan berbentuk
tumpul. Apabila stalaktit dan stalakmit ini bersatu maka akan
membentuk tiangan.
Gambar 2.10 Tiangan di gua Mimi
2. Gua Panggung
Gua Panggung adalah sebuah gua yang terletak tidak jauh dari gua
Mimi.Gua ini terlihat sangat indah.Gua Panggung sendiri terdapat
sebuah makom.Yakni petilasan Eyang Jaga Lautan.
Menurut legenda Eyang Jaga Lautanatau disebut pula Kyai
Pancing Benar merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul.Dewi
Loro Kidul sendiri menugaskan beliau untuk menjaga lautan di daerah
Jawa Barat pada khususnya dan menjaga pantai Indonesia pada
umumnya oleh karena itu beliau disebut Embah Jaga Lautan.
Sebenarnya Embah Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yang
ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Beliau mempunyai isteri
7 orang yang setiap malam beliau bergiliran menengok salah satu
ketujuh isterinya. Ketujuh isterinya itu selalu bertengkar satu sama
11
lain. Pada satu hari isterinya yang ketujuh tidak sempat ditengok
karena beliau pergi memancing.
Pancing yang digunakann tidak berbentuk melingkar akan tetapi
lurus dan ikan yang didapatnya disebut ikan Topel karena ikan
tersebut menempel pada pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan
Tapel tersebut ketujuh isterinya kemudian rukun bersama, maka oleh
karena itu beliau disebut juga Kiai Pancing Benar.
Suatu hari beliau tiba-tiba menghilang.Sehingga masyarakat disana
berinisiatif untuk membuat makomnya di dalam gua Panggung ini.
Gua ini disebut gua Panggung karena ada sebuah tempat di gua ini
yang berbentuk seperti panggung.Karena tempatnya yang rata, tempat
ini diyakini sebagai tempat para wali atau orang yang mau pergi haji
ke Mekkah untuk sembahyang.
Gua ini terlihat lebih indah karena tepat berada di pinggir pantai.
Jadi, pengunjung dapat melihat pemandangan lain yang tak kalah
indahnya. Apalagi dengan stalaktit dan stalakmit yang berada di gua
ini, yang menambah keindahan panorama alam di sini.Namun sayang,
stalaktit di gua ini banyak yang dipotong oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.Padahal hal ini tidak boleh dilakukan, karena
pertumbuhan 1 mm stalaktit atau stalakmit membutuhkan waktu 300
tahun.
Gambar 2.11 Gua Panggung
Gambar 2.12 Stalaktit yang dipotong
3. Gua Parat
Gua Parat adalah sebuah gua yang memiliki panjang gua sekitar
105 meter.Dua ini terletak tidak jauh dari gua Panggung.Namun pintu
masuknya berada di tempat yang agak tinggi.
12
Disebut sebagai gua Parat karena gua ini memiliki 2 pintu, artinya
gua ini tembus. Jika kita masuk dari ujung dekat dua Panggung, maka
kita akan sampai diujung gua yang akan mengarahkan kita menjuju
jalan setapak yang menuju ke sungai Cirengganis.
Gambar 2.13 Petilasan di gua Parat
Gambar 2.14 Akar yang terlapisi
larutan karst
Di gua Parat terdapat petilasan berupa makom yang berbentuk
panjang.Petilasan ini adalah petilasan dari syekh Ahmad (Pangeran
Kasepuhan) dan syekh Muhammad (Pangeran Kanoman).Mereka
adalah ulama yang berasal dari Mesir.Dan keduanya merupakan orang
yang berjasa dalam menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah
Pangandaran.
Namun, mereka tiba-tiba saja menghilang (tilem).Tidak ada yang
tahu kapan mereka pergi dan kemana mereka pergi.Masyarakat
Pangandaran mempercayai bahwa gua inilah tempat menghilangnya
mereka.Untuk mengenang jasa keduanya maka dibuatlah makom
dalam gua Parat.
4. Sungai Cirengganis
Cirengganis adalah sebuah sungai bawah tanah yang terdapat di
dalam CA Pananjung.Sungai bawah tanah ini bersumber dari 3 mata
air.
Keadaan sungai ini pada tanggal 20 Januari 2015 adalah airnya
keruh keputih-putihan.Kekeruhan sungai Cirengganis adalah 165
tpm.Hal ini terjadi karena air sungainya yang tercampur dengan kapur.
13
Gambar 2.15Pemandian Sungai Cirengganis
Sekalipun berada di daerah pantai, tetapi air sungai ini tidak
payau atau asin melainkan tawar sehingga dapat dikonsumsi.Pada
zaman dahulu sungai ini menjadi sumber air utama masyarakat
kerajaan Pananjung.
Bahkan pemandian Cirengganis merupakan pemandian para putri
kerajaan Pananjung, sehingga ada sebuah mitos yang berkembang
dimasyarakat tentang air sungai ini.Air sungai ini diyakini dapat
membuat awet muda dan dimudahkan dalam mencari rejeki.
Dinamakan Cirengganis karena pada jaman kerajaan Pananjung
Dewi Rengganis yang notabene adalah istri raja kerajaan Pananjung
sering menghabiskan waktunya dipemandian ini.Apalagi setelah
kematian suaminya.
Sebenarnya mitos bahwa air disini dapat membuat awet muda, hal
ini sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah.Air kapur sendiri
memiliki sifat yang basa, sementara wajah memiliki sifat yang
masam.Sehingga apabila bertemu maka air basa tadi dapat
membersihkan muka yang masam.
5. Gua Sumur Mudal
Gua Sumur Mudal adalah gua yang selanjutnya dikunjungi.Terletak
agak ke tengah CA, maka kita bisa menumukan gua Sumur
Mudal.Gua ini juga gua yang tembus ke ujung.Namun, kondisi gua ini
lebih terjal, yakni berada di ketinggian yang cukup tinggi.Keadaan
14
gua ini sangat gelap.Jadi kita memerlukan cahaya untuk bisa
menyusurinya.
Di gua ini juga terdapat sebuah legenda, yakni mengenai penamaan
gua Sumur Mudal. Disebut gua Sumur Mudal karena didalamnya
terdapat sebuah cekungan yang mirip seperti sumur yang dulu ada
sebuah mata air yang keluar sangat deras sehingga sampai mudal
(meluap), karena saking derasnya air tersebut mengalir melalui parit
goa.
Dan pada masa kerajaan air tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum dan memasak.Jika anda berkunjung keobyek
wisata cagar alam jangan lupa untuk mengunjungi tempat yang satu
ini untuk menikmati keindahan alam, pasti anda merasa puas.
Gambar 2.16 Gua Sumur Mudal
6. Situs Batu Kalde
Disini terdapat sebuah situs peninggalan masa kerajaan hindu yang
pernah ada di kawasan Pangandaran ini, yakni Kerajaan Pananjung.
Kerajaan Pananjung sendiri diperkirakan berdiri pada tahun 600.Bukti
dari keberadaan Kerajaan Pananjung adalah adanya bekas candi yang
hancur dan keberadaan arca sapi yang masih ada sampai saat ini.
15
Gambar 2.17 Arca sapi
Situs Batu Kalde yakni arca sapi memiliki ketinggian 0.5 m. dan di
situs ini terdapat makom kuno sebanyak 5 buah, makom ini adalah
petilasan dari para mentri dari kerajaan Pananjung yang telah berhasil
membuat rakyat dan kerajaan ini makmur dan sejahtera. Area ini
memiliki luas sekitar 75.15 m.
Disebut Batu Kalde karena Arca Sapi berukuran 1x1x0,6 m 2
dengan tinggi ± 5m mirip berukuran kijang yang dalam Bahasa Sunda
disebut
Kalde.
Maka
orang
menyebutnya
Batu
Kalde.
Jadi kisah Arca Sapi ini merupakan nisan salah seorang Menteri
Pertanian di Kerajaan Pananjung yang sukses dalam meningkatkan
produktifitas
pertanian
sehingga
membawa
kemakmuran
dan
kemashuran Kerajaan Pananjung. Menteri itu bernama Arya Sapi
Gumarang.
Untuk mengenang Jasa-Jasanya maka pada kuburannya di
buatkana Arca berbentuk Sapi jantan.
Di daerah yang dipagari ada 3 buah batu. 1 batu berbentuk seperti
kubah candi. 1 batu berbentuk yoni atau semacam lumpang. Dan batu
satunya berbentuk seperti arca atau patung binatang yang sedang
duduk.
Semakin kami mengamati, semakin jelas bahwa itu adalah patung
sapi. Dan ini dibenarkan oleh para penjaga. Mereka mengatakan
16
bahwa ada beberapa versi cerita tentang keberadaan patung ini. ada
versi yang mengatakan bahwa patung batu itu adalah penjelmaan
seorang bernama Sapi Gumarang. Ada juga yang mengatakan bahwa
patung itu merupakan bentuk penghormatan yang diberikan
masyarakat untuk menghormati Sapi Gumarang.
7. Pasir Putih
Tempat terakhir yang dikunjungi di CA adalah Pasir Putih.Pasir
Putih merupakan tempat yang memiliki pasir yang berwarna
putih.Warna pasir ini terbentuk karena terdapat barisan terumbu
karang di kawasan ini.Terumbu karang inilah yang menyebabkan
warna pasir menjadi putih.
Selain untuk menikmati panorama alamnya, disini kita jugs dapat
melakukan aktivitas snorkeling untuk melihat indahnya kawasan CA
laut yang berisikan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan yang
indah pula.
Di Pasir Putih pada pukul 11.59 WIB tanggal 20 Januari 2015,
kelembaban tanahnya adalah 100% dan PH-nya sebesar 5,4 (diukur
dengan PH soil meter), kecepatan anginnya maksimal ± 10,6 km/jam
dan kecepatan anginnya minimal ± 6,5 km/jam. Suhu pada pukul
12.00 WIB adalah 29,5º C.
Di Pasir Putih apabila dilihat kesebelah kiri terdapat cliff dan sisa
gunung api purba. Cliff sendiri adalah sebuah tebing yang berada tepat
berbatasan dengan ombak.
C. Pantai Madasari
Pantai Madasari adalah sebuah pantai yang terdapat di desa
Masawah, kecamatan Cimerak, kabupaten Pangandaran yang memiliki
keindahan yang luar biasa.Secara astronomis pantai ini berada pada titik 7º
46' 35" LS dan 108º 30' 2" BT.
Kata Madasari sendiri diambil dari kata “mada” yang artinya enak,
dan “sari” yang artinya rasa.Jadi, Madasari memiliki makna tempat yang
enak rasanya.Hal ini karena pada zaman dahulu Madasari merupakan
tempat persinggahan bagi para pelaut dari kerajaan di Jawa Tengah yan
17
gingin berlayar ke barat.Menurut mereka Madasari adalah tempat
persinggahan yang menyenangkan.
Disini kita bisa melihat pantai yang disekitarnya terdapat pulaupulau kecil.Ada juga pulau karang.Pulau ini dulunya merupakan satu
kesatuan dengan daratan Jawa, namun akibat abrasi yang kuat maka
menyebabkan terciptanya pulau-pulau kecil di Madasari.
Di Madasari nelayan yang melaut hanya mampu mencapai jarak
terjauh sejauh 8 mil.Hal ini diakibatkan daya jangkau kapal yang tidak
terlalu kuat untuk melaut jauh.
Disini juga terdapat relung dan juga cliff.Relung sendiri adalah
bagian tebing di pantai yang menjorok ke dalam, hal ini terjadi akibat
abrasi yang kuat.
Selain pantainya yang masih sepi, keeksotisan pantai, batu-batu
karang dan pasirnya membuat pantai tersebut seperti surga yang
tersembunyi di Kabupaten Pangandaran.
Pantai ini memiliki panorama keindahan yang unik, dimana kita
bisa melihat hamparan laut dari perbukitan.Dan terlihat beberapa bebatuan
karang di tengah laut dengan terlihat pepohonan yang tumbuh di atasnya.
Selain itu, tempat ini merupakan pantai yang dipilih bagi para
peselancar lokal maupun peselancar internasional yang datang karena
lokasinya yang memungkinkan untuk melakukannya dan keadaan
ombaknya yang besar.
Meskipun objek wisata ini tidak ramai pengunjung seperti pantai
yang lainnya. Pantai ini sudah mulai ada peningkatan dalam segi fasilitas
yang biasanya di butuhkan oleh wisatawan, seperti musala, dan toilet.
Pantai tersebut hingga kini belum dikelola atau ada campur tangan
pemerintah dan ada investor. Dengan kata lain, pantai perawan itu masih
diurus oleh masyarakat setempat.
18
Gambar 2.18 Batu Layar di Madasari
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat Madasari, apabila
pohon di Batu Layar masih berwarna hijau maka pertanian warga hasilnya
akan tetap bagus. Namun sebaliknya, apabila tumbuhan tersebut kering
apalagi mati maka pertanian warga akan buruk hasilnya.
D. Green Canyon
Green Canyon atau yang dikenal dengan nama Cukang Taneuh
adalah suatu tempatyang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang,
Kabupaten Pangandaran. Sesuai namanya, Green Canyon adalah suatu
lembah yang hijau.Baik hijau dari rimbunnya pepohonan disepanjang
sungai maupun hijau dari sungai itu sendiri.
Nama Green Canyon sendiri diambil karena sungainya berwarna
hijau.Nama ini dinamakan oleh orang Swiss dan Prancis, yaitu Frank dan
Astrid pada tahun 1993. Warna hijau ini berasal dari pantulan cahaya
matahari yang berbaur atau terbiaskan oleh pepohonan yang tumbuh di
sepanjang sungai Cijulang dan oleh jernihnya air yang berasal dari mata
air di perbukitan daerah gua Bahu yang belum terkontaminasi oleh zat
apapun. Hal-hal inilah yang membuat air di Green Canyon berwarna hijau
toska.
Namun, beningnya sungai yanag berwarna sedikit kehijau-hijauan
ini hanya dapat kita nikmati apabila sedang musim kemarau atau tidak
19
sedang musim penghujan. Karena apabila sedang musim hujan maka
airnya akan keruh.
Sedangkan nama Cukang Taneuh diambil dari nama adanya
jembatan alam yang terbentuk dari sedimentasi endapan kapur yang
menghubungkan desa Kertayasa dan desa Batu Karas.
Sungai Cijulang sendiri memiliki kedalaman rata-rata ± 7
meter.Sungai Cijulang juga memiliki keunikan jika dibandingkan dengan
sungai lainnya.Hal ini karena sungai ini disepanjang alirannya tersusun
atas batuan karst (kapur) sehingga menyebabkan banyak stalaktit yang
tercipta di sepanjang aliran sungai menuju Cukang Taneuh.Juga terdapat
lubang-lubang di sepanjang aliran sungai.Ini terjadi karena dulunya ini
adalah batuan karang.
Disini vegetasinya masih sangat terjaga, vegetasi yang dominan
terlihat di sepanjang perjalanan menuju Cukang Taneuh adalah bambu,
aren, pohon kelapa, palem, paku-pakuan, pandan laut, dan lain
sebagainya.Dan satwa liar pun masih banyak berkeliaran disini.Disini
masih ada biyawak, buaya, ular, dan landak.
Untuk menuju Cukang Taneuh kita harus menaiki perahu di pintu
masuk kawasan Green Canyon.Harga perahu ini 150.000 untuk 6
orang.Jadi setiap orang hanya tinggal membayar uang 25.000 rupiah.
Ketika telah sampai di Cukang Taneuh kita akan melihat jembatan
alam yang sangat indah. Karena teerdapat stalaktit dan stalakmit yang
terbentuk disana.Disana juga ada Batu Payung, yakni sebuah batu haril
endapan batuan kapur yang berbentuk seperti payung. Di sekitar Cukang
Taneuh aka nada banyak air yang jatuh dari tebing-tebing. Seolah-olah
hujan sedang turun.Air ini dipercaya dapat membuat awet muda.
20
Gambar 2.19 Endapan karst di Cukang Taneuh
Gambar 2.20 Cukang Taneuh
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pangandaran
Pangandaran secara geografis berada pada koordinat 108º 41' - 109º
BT dan 07º 41' - 07º 50' LS memiliki luas wilayah mencapai 61 km 2.
Berbatasan dengan kebupaten Ciamis dan Tasikmalaya di utara, dengan
kabupaten Cilacap-Jawa Tengah di timur, dengan samudra Hindia di selatan,
dan dengan kabupaten Tasikmalaya di barat.
Nama Pangandaran sendiri diambil dari kata “pangan” yang artinya
makanan,
dan
kata
“daran”
yang
artinya
pendatang.Jadi
makna
“Pangandaran” sendiri adalah sumber makanan bagi para pendatang.
Pangandara adalah sebuah wilayah yang memiliki potensi pariwisata
yang sangat besar.Wisatawan domestik mulai meningkat mengunjungi
Pangandaran sekitar tahun 1970-1980.Dan Pangandaran menjadi tujuan
wisata yang ramai dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun
wisatawan asing pada tahun 2000.
Namun sayang sekali Pangandaran sempat mengalami penurunan
wisatawan
yang
diakibatkan
oleh
gempa
yang
menyebabkan
tsunami.Peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 dan telah memporakporandakan Pangandaran.Meskipun tsunami yang terjadi tidak sedahsyat
tsunami yang terjadi di Aceh, namun akibat tsunami ini wisatawan menjadi
enggan untuk mengunjungi Pangandaran.Mereka takut bahwa gempa dan
tsunami dapat terjadi kembali.Dan hal ini menyebabkan Pangandaran menjadi
sepi pengunjung, sehingga menyebabkan ekonomi masyarakat pun tersendat.
Keadaan yang buruk ini berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun.Dan
setelah 2 tahun akhirnya Pangandaran berhasil bangkit kembali dan
pembangunan pun berhasil dilakukan.Sekarang Pangandaran sudah pulih
seperti semula dan wisatawan pun telah kembali mengunjungi Pangandaran.
Selain gua-gua alam di kawasan Cagar Alam Pananjung juga terdapat
gua buatan, yakni gua Jepang.Gua ini adalah gua peninggalan masa
21
22
pemerintahan Jepang yang dibuat untuk menghadapi musuh dalam Perang
Dunia ke II.Gua ini dibuat oleh para romusha.Gua ini dibuat pada tahun 1942.
Pangandaran
merupakan
Kabupaten
yang
perkembangan
penduduknya sangat pesat sehingga kepadatan penduduk tidak dapat
dihindari, yang tentunya diikuti dengan kepadatan pemukiman atau rumah
tinggal penduduk.Penduduk Pangandaran berjumlah 9.169 jiwa dengan
penduduk laki-laki berjumlah 4.617 jiwa dan penduduk perempuan yang
berjumlah 4.552.
Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan
Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis.Yang terletak
di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan
Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.
Kawasan Cagar Alam Pangandaran semula merupakan tempat
perladangan penduduk.Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjaban Residen
Priangan,
mengusulkan
wilayah
tersebut
dijadikan
Taman
Buru.Pada waktu itu dilapaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan
beberapa ekor rusa.
Pada awalnya kawasan hutan Pangandaran berstatus Suaka
Margasatwa berdasarkan GB No. 19 Stbl. 669 tanggal 7 Desember 1934,
seluas 497 Ha (luas yang sebenarnya 530 Ha). Kemudian setelah ditemukan
Bunga Raflesia Padma, statusnya berubah berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 170/kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978 menjadi Cagar
Alam (419,3 Ha) dan Taman Wisata Alam (37,7 Ha). Perairan disekitar
Cagar Alam dan TWA seluas 470 Ha berubah status menjadi Cagar Alam
Laut
berdasarkan
SK
Menteri
Kehutanan
No.
104/Kpts-II/1993
pengusahaan wisata TWA Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani.
Taman Wisata Alam Pangandaran terletak di dalam Kawasan
Konservasi Alam Pangandaran Berhimpitan dengan kawasan Cagar Alam.
Secara geografis terletak pada 07º 30' LS dan 108º 30' - 109º BT, terletak
23
pada ketinggian 0 s/d 75 m dpl dengan luas ± 37,7 Ha dengan luas Blok
Pemanfaantan seluas ± 20 Ha.
Pangandaran sebagian besar dikontrol oleh proses fluvial, fluvio
marin dan marin, sehingga wilayah pesisirnya memiliki tipologi yang cukup
beragam. Tipologi pantai yang dimiliki oleh wilayah kepesisirannya
Pangandaran yaitu, marine diposition coast, coast build by organism, dan
wave erosion coast. Tipologi marine deposition coast merupakan tipologi
pantai yang mendominasi di wilayah kepesisiran Pangandaran. Tipologi ini
terdapat di Pantai Barat, Pantai Timur Pangandaran, dan Pantai Pasir Putih.
Tipologi ini ditandai dengan adanya gisik pantai yang merupakan akumulasi
material sedimen marin oleh arus ataupun gelombang. Pesisir dengan
tipologi ini terletak pada suatu teluk sehingga disebut juga memiliki gisik
saku (pocket beach).Dinamika pesisir yang terjadi pada tipologi ini adalah
pengendapan material bioklastis yang terbentuk dari sisa hewan atau
tumbuhan laut. Selain itu, Pangandaran sendiri merupakan hasil deposisi
sedimen marin yang membuatnya terbentuk dan menghubungkan pulau
Jawa dengan pulau Pananjung yang membentuk tombolo.
Tipologi coast build by organism yang terdapat di Pangandaran
keberadaanya berasosiasi dengan tipologi marine deposition coast. Pantai
ini bersebelahan dengan pantai Pasir Putih.Pantai ini memiliki reeffrom
sejauh 100 meter ke arah breaker zone laut dimana kedalamanya kurang dari
2 meter.Di pantai ini terdapat hamparan terumbu karang yang tumbuh cukup
intensif.Pantai dengan tipologi seperti ini hanya terbentuk di satu sudut
pantai pulau Pananjung. Walaupun areanya terrgolong sempit, tetapi tipologi
pantai seperti ini sudah dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk spot
wisata snorkeling.
Tipoligi wave erosion coast terdapat pada sebagian besar tanjung
pulau Pananjung Pangandaran. Tipologi ini nampak dengan ciri-ciri seperti
bentuk pantai yang berliku atau terjal tidak teratur, material pantai
didominasi material pasir dan ditandai dengan keberadaan stack berupa
hancuran batuan-batuan dengan berbagai ukuran yang berasal dari dinding
24
pantai (cliff).Dinamika pantai yang terjadi pada daerah ini adalah erosi oleh
gelombang (abrasi). Meskipun demikian, karena material penyusun batuan
di wilayah ini adalah batuan gamping yang keras, dan tidak terdapat sarana
dan prasarana umum yang berada disana sehingga abrasi yang terjadi di
sana tidak begitu beresiko dan membahayakan.
Topografi kawasan ini mulai dari landai sampai berbukit kecil
dengan ketinggian tempat rata-rata 100 m dpl.Sedangkan keadaan tanahnya
terdiri dari jenis podsol kuning, podsol kuning merah, latosol coklat dan
litosol.
Areal Taman Wisata Alam Pangandaran mempunyai suhu antara 25º
C – 30º C serta kelembaban udara sekitar 80%-90% dengan curah hujan
rata-rata 3.196 mm/tahun, curah hujan tertinggi antara bulan Oktober –
Maret dan terendah terjadi antara bulan Juli – September.
Keadaan hidrologi di kawasan Taman Wisata Alam terbesar berasal
dari sumber mata air sungai Cikamal dan sungai Cirengganis yang terdapat
di Cagar Alam, dimana sekalipun pada musim kemarau kedua sungai ini
hampir tidak pernah kering.Sumber air dari sungai Cirengganis dahulu
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di kawasan Taman Wisata Alam.
Selain keindahan pantainya, pantai Pangandaran juga memiliki
beberapa keistimewaan lainnya sehingga dapat membuat wisatawan lokal
maupun wisatawan internasional untuk mengunjunginya, antara lain sebagai
berikut :
1. Dapat melihat matahari terbit dari Pantai Timur dan melihat matahari
tenggelam dari Pantai Barat pada hair yang sama.
2. Pantainya landau dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan
surut relatif lama, sehingga memungkinkan untuk berenang dengan
relatif aman.
3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.
4. Memiliki tim penyelamat wisata pantai.
5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang
memadai.
6. Terdapat taman laut (Cagar Alam laut) dengan ikan-ikan dan kehidupan
laut yang mempesona.
25
7. Terdapat Gua Jepang peninggalan dari Perang Dunia ke II.
B. Pantai dan Pesisir
Dalam memebicarakan morfologi pantai ada dua nama yang
digunakan untuk membedakan bagian daratan di pinggir laut, yang dalam
bahasa Inggris disebut shore dan coast.
Shore diterjemahkan sebagai kata pesisir. Pesisir adalah sejalur
daerah tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai dari batas permukaan
air pada waktu pasang surut terendah menuju kea rah darat sampai batas
tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang waktu terjadi badai. Jadi,
daerah ini akan tergenang pada saat terjadi pasang naik, dan akan kering
apabila terjadi pasang surut.
Pada pesisir selalu terdapat garis pesisir (shore line), yaitu garis
pertemuan antara air laut dengan daratan yang berpindah-pindah. Pesisir
dapat kita bagi menjadi dua bagian, yaitu pesisir bagian depan (fore shore)
dan pesisir bagian belakang (back shore).
Pesisir bagian depan (fore shore) adalah bagian pesisir mulai dari
permukaan laut pada waktu pasang surut terendah sampai garis ketinggian
permukaan air pada waktu pasang naik.
Pesisir bagian belakang (back shore) adalah bagian pesisir mulai dari
garis batas pesisir bagian depan sampai garis pantai.
Coast diterjemahkan sebagai kata pantai. Pantai adalah suatu zona
yang mendapatkan pengaruh kuat dari proses marin. Di pantai terdapat apa
yang disebut dengan dataran pantai (coastal plain), yang diartikan sebagai
jalur pantai yang muncul dari bawah permukaan laut yang merupakan bekas
dangkalan benua, dibatasi oleh suatu tingkat dengan lereng yang miring
dengan curam ke arah laut.
Batas antara pesisir dengan pantai dinamakan garis pantai.
Sebenarnya pesisir pun merupakan bagian dari pantai, hanya dibedakan
berdasarkan kondisinya yang dihubungkan dengan penggenangan oleh saja.
C. Faktor-faktor Penting yang Berpengaruh terhadap Perkembangan
Garis Pantai
26
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan roman
muka pantai, yaitu :
1. Gelombang, arus dan pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis,
pengangkut dan pengendap.
2. Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-proses marin. Jadi
apakah berupa dataran rendah atau pegunungan dengan lereng curam,
apakah terdiri dari batuan yang tahan terhadap pengaruh marin atau
terdiri dari batuan yang mudah diubah oleh pengaruh marin; apakah
terdiri dari bahan-bahan yang homogen atau heterogen.
3. Perubahan relatif ketinggian muka laut
Permukaan laut relatif berubah-ubah ketinggiannya.Hal ini
mungkin berlaku lokal atau mungkin pula untuk seluruh permukaan
bumi.Yang
bersifat
lokal
mungkin
karena
dipengaruhi
oleh
pengangkatan atau penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang
sempit saja.
Sedangkan perubahan tinggi muka laut yang berlaku bagi seluruh
permukaan
bumi
(perubahan
eustatis)
dapat
disebabkan
oleh
pembekuan dan pencairan es secara besar-besaran di kutub, atau karena
terjadi penurunan atau pengangkatan dasar laut yang meliputi daerah
yang luas.
4. Oleh sebab-sebab alami yang lain, misalnya pertumbuhan karang,
gletsyer yang mencapai permukaan laut, hasil vulkanisme yang
mencapai pantai, pembentukan delta, dan lain-lain.
5. Pengaruh manusia, misalnya pembuatan pelabuhan, pengeringan rawarawa pantai, pengerukan muara sungai, pembentukan tanggul-tanggul di
pantai untuk berbagai keperluan, dan lain-lain.
D. Gelombang
Angin merupakan faktor yang terpenting bagi lahirnya gelombang,
yaitu terutama oleh gesekan dan tekanannya.Gelombang terdiri dari
punggung dan lembah gelombang.
Jarak horizontal antara dua puncak atau antara dua lembah
gelombang yang berdekatan disebut panjang gelombang.Sedangkan jarak
vertikal antara keduanya disebut tinggi gelombang.Waktu yang diperlukan
oleh dua buah lembah atau dua buah punggung gelombang yang berurutan
27
untuk melalui sebuah titik tertentu disebut periode gelombang.Kecepatan
bergeraknya suatu gelombang dalam suatu satuan waktu atau boleh
dikatakan juga jarak yang dapat ditempuh oleh gelombang dalam suatu
satuan waktu, misalnya 10 km/jam disebut kecepatan gelombang.
Ukuran gelombang, mengenai panjang, tinggi, periode dan
kecepatan gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kecepatan angin bertiup
Semakin cepat angin bertiup, maka gelombang pun akan semakin
besar.
2. Lamanya angin bertiup
Semakin lama angin bertiup, maka gelombang akan semakin besar.
3. Luasnya daerah tempat angin bertiup (fetch)
Semakin luas daerah angin bertiup, maka gelombang akan semakin
besar.
4. Dalamnya laut
Semakin dalam suatu laut maka gelombang pun akan semakin kecil.
Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu gelombang
osilasi (wave of oscillation) dan gelombang translasi (wave of
translation).Berikut penjelasannya.
1. Gelombang osilasi (wave of oscillation, oscillatory wave)
Pada gelombang ini, butir-butir air bergerak membentuk lingkaran,
yaitu agak maju pada puncak, naik dibagian muka, mundur pada
lembah, turun dibagian belakang gelombang.
2. Gelombang translasi (wave of translation, solitary wave)
Pada gelombang translasi, air bergerak maju searah dengan tujuan
yang tanpa diimbangi oleh gerak mundur.Juga disini gelombang
merupakan rangkaian punggung dan lembah gelombang, melainkan
suatu kesatuan yang menyendiri.
Gelombang
translasi
terjadi
setelah
gelombang
osilasi
memecah.Gelombang itu tidak mempunyai punggung dan lembah
yang jelas.
28
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Alasan Pangandaran menjadi tujuan pariwisata yang menarik bagi
wisatawan lokal maupun wisatawan internasional, yaitu :
1. Dapat melihat matahari terbit dari Pantai Timur dan melihat matahari
tenggelam dari Pantai Barat pada hair yang sama.
2. Pantainya landau dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan
surut relatif lama, sehingga memungkinkan untuk berenang dengan
relatif aman.
3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.
4. Memiliki tim penyelamat wisata pantai.
5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang
memadai.
6. Terdapat taman laut (Cagar Alam laut) dengan ikan-ikan dan
kehidupan laut yang mempesona.
7. Terdapat Gua Jepang peninggalan dari Perang Dunia ke II.
Perbedaan ukuran gelombang, panjang, tinggi, periode dan
kecepatan gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kecepatan angin bertiup
Semakin cepat angin bertiup, maka gelombang pun akan semakin
besar.
2. Lamanya angin bertiup
Semakin lama angin bertiup, maka gelombang akan semakin besar.
3. Luasnya daerah tempat angin bertiup (fetch)
Semakin luas daerah angin bertiup, maka gelombang akan semakin
besar.
4. Dalamnya laut
Semakin dalam suatu laut maka gelombang pun akan semakin
kecil.
B. Saran
Pemerintah Pangandaran harusnya lebih memperhatkan potensi
pariwisata di semua wilayah Pangandaran, bukan hanya yang ada di Pantai
Pangandaran saja. Misalnya Pantai Madasari, pantai ini sangat
membutuhkan perhatian dari pemerintah agar pantai ini memiliki fasilitas
yang baik sehingga dapat berkembang. Kerena sesungguhnya pantai ini
29
30
juga memiliki potensi yang baik.Selain itu kondisi jalan ke pantai ini
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Edi. 2012. Wisata Pesisir Ciamis Selatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Djamari. 1985. Beberapa Konsep Dasar Geografi. Bandung : Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Gunung Djati
Tim PKL Geografi 2015. 2015. Pedoman Praktek Kuliah Lapangan Pantai
Pangandaran. Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi
Anonim.
di
2012.
Jejak
Hindu
di
Situs
Batu
Kalde.
[Online].Tersedia
:http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/07/16/jejak-hindu-di-
situs-batu-kalde-478144.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Anonim.2014.
Green
Canyon
Pangandaran.[Online].Tersedia
di :http://planetpangandaran.com/green-canyon-pangandaran/diakses pada
Senin, 2 Februari 2015
Anonim.
2014.
di
Pantai
Madasari.
[Online].Tersedia
:http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?
id=60&lang=iddiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Anonim. Tanpa Tahun. Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran: Menikmati
Pesona
Cagar
Alam
yang
Lengkap.[Online].Tersedia
di :http://www.indonesia.travel/id/destination/883/taman-wisata-alam-twaPangandaran-menikmati-pesona-cagar-alam-yang-lengkapdiakses
pada
Senin, 2 Februari 2015
Diany, Osi. 2014. Pantai Madasari, Pantai Sejuta Keindahan di Pangandaran.
[Online].Tersedia
di :http://travel.detik.com/read/2014/07/18/155000/2572763/1025/pantaimadasari-pantai-sejuta-keindahan-di-pangandarandiakses pada Senin, 2
Februari 2015
Exel,
Rizwan.
di
2014.
Sejarah
Situs
Batu
Kalde.
[Online].Tersedia
:http://www.beachPangandaran.com/2014/07/sejarah-situs-batu-
kalde.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Satimin. 2010. Legenda Gua Panggung, Pangandaran. [Online].Tersedia
di :http://www.myPangandaran.com/aneka/detail/29/legenda-guapanggung-Pangandaran.htmldiakses pada Senin, 2 Februari 2015
Tanzil.2014.
Pantai
Madasari,
Ciamis
–
Jawa
Barat.[Online].Tersedia
di :http://www.pasirpantai.com/jawa/jawa-barat/pantai-madasari-permatatersembunyi-pangandaran-ciamis-jawa-barat/diakses
Februari 2015
pada
Senin,
2