SK 377 Kode Etik Tendik

hiMirO r
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA

KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
Nomor: 377 Tahun 2017
TENTANG
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance), pemerintah yang bersih (clean government),
berdaya guna, dan berhasil guna, diperlukan adanya kode etik;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tenaga
kependidikan diperlukan pegawai yang berintegritas dan
menjunjung
tinggi
prinsip-prinsip
pelaksanaan

tugas
kepemerintahan yang baik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf
a dan b, perlu ditetapkan Keputusan Rektor tentang Kode Etik
Tenaga Kependidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan
Pemerintah
Nomor

4 Tahun
2014
tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan
Tinggi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2016 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2015
tentang Statuta Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya;
9. Keputusan Menteri Agama Nomor 492 Tahun 2003 tentang
Pemberian Kuasa dan Pendelegasian Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Departemen Agama.
MEMUTUSKAN

Menetapkan


: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA TENTANG KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I ...

-2-

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini yang
dimaksud dengan:
1. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang selanjutnya disebut
Universitas adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di bawah
Kementerian Agama.
2. Kode Etik Tenaga Kependidikan adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan
hidup sehari-hari.

3. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri
Sipil yang bertentangan dengan butir-butir jiwa korps dan kode etik.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Tenaga Kependidikan
karena melanggar peraturan disiplin dan kode etik.
5. Tenaga Kependidikan adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tetap bukan
Pegawai Negeri Sipil.
6. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang
berwenang menghukum atau Pejabat lain yang ditunjuk.
7. Atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dani pejabat
yang berwenang menghukum.
BAB II
NILAI-NILAI DASAR BAGI TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 2
Nilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Tenaga Kependidikan meliputi :
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
c. Semangat nasionalisme.
d. Bekerja dengan jujur, disiplin dan amanah.
e. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
f. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

g. Penghormatan terhadap hak asasi manusia.
h. Tidak diskriminatif.
i. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi.
j. Semangat jiwa korps.

BAB III
KODE ETIK BAGI TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 3
Bahwa nilai-nilai agama merupakan landasan dan pedoman wajib dalam
bersikap/beretika
sebagai
pelaksanaan
tugas
kedinasan,
berorganisasi,
bermasyarakat, dini sendiri dan sesama Tenaga Kependidikan di Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Pasal 4
Nilai-nilai agama dapat terwujud pada insan yang memiliki keimanan kokoh,
ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia yang antara lain

bercirikan :
a. Menyadari bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT hams mengabdikan dini
kepada-Nya dan menjalankan ajaran agama.
b. Menyadari bahwa hidup dan kehidupan manusia merupakan tugas serta wujud
ibadah kepada Allah SWT.

c. Menyadari

-3-

Allah
SWT
untuk
mengemban amanah
bahwa
manusia
c. Menyadari
mensejahterakan umat manusia dan alam sekelilingnya.
d. Menyadari bahwa segala perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan kepada
Allah SWT.

e. Menjaga kerukunan dan keharmonisan hidup beragama.
f. Menyadari bahwa Tenaga Kependidikan di lingkungan Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya harus beragama dengan benar, menjadi contoh dan
teladan dalam membina serta membimbing masyarakat.
Pasal 5
Etika dalam bernegara meliputi :
a. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.
c. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku
dalam
d. Menaati
semua
melaksanakan tugas.
e. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa.

f. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
kebijakan dan program pemerintah;
g. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya negara secara efisien dan
efektif.
h. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
Pasal 6
Etika dalam berorganisasi adalah :
a. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Menjaga informasi yang bersifat rahasia.
c. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
d. Membangun etos kerja untnk meningkatkan kinerja organisasi.
e. Menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam
rangka pencapaian tujuan.
f. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas.
g. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja.
h. Mengembangkan pemildran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan
pencapaian visi dan misi organisasi.
i. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
j. Memiliki kesadaran dan kepekaan korps yang tinggi.
k. Mendorong dan mengusahakan kesejahteraan pegawai.

Pasal 7
Etika dalam bermasyarakat meliputi :
a. Mempunyai kepekaan dan tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat,
pengabdikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
masyarakat.
b. Memberikan pelayanan dengan empati hormat dan santun tanpa pamrih dan
tanpa unsur pemaksaan.
c. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif.
d. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan
tugas.
Pasal 8
Etika terhadap dini sendiri meliputi :
a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar.
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
c. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan.
d. Berinisiatif

4
kemampuan,

d. Berinisiatif
untuk
meningkatkan
kualitas
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
e. Memiliki daya juang yang tinggi.
f. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
h. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga.
i. Menjaga kehormatan din dengan tidak melanggar norma yang berlaku dalam
menjalankan tugas.
j. Berpenampilan sederhana, rapi, dan sopan.
Pasal 9
Etika terhadap sesama Tenaga Kependidikan:
a. Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan
yang berlainan.
b. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Tenaga Kependidikan.
c. Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun horizontal
dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi.
d. Menghargai perbedaan pendapat.

e. Menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai Tenaga Kependidikan.
f. Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Tenaga Kependidikan.
BAB IV
PENEGAKAN KODE ETIK
Pasal 10
a. Tenaga Kependidikan yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi
moral.
b. Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat secara tertulis dan
dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
c. Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa:
1. pernyataan secara tertutup; atau
2. pernyataan secara terbuka.
d. Pemberian sanksi moral berupa pernyataan secara tertutup adalah penyampaian
pernyataan tersebut hanya diketahui oleh Tenaga Kependidikan yang
bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan pernyataan. Dalam penyampaian
pernyataan secara tertutup dapat dihadiri oleh pejabat lain yang terkait dan tidak
boleh berpangkat lebih rendah dani Tenaga Kependidikan yang bersangkutan.
e. Pemberian sanksi moral berupa pernyataan secara terbuka melalui forum-forum
pertemuan resmi Tenaga Kependidikan, upacara bendera, media masa, dan forum
lainnya yang dipandang sesuai untuk itu.
f. Dalam Pemberian sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus
disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Tenaga Kependidikan.
g. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat mendelegasikan
wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepada pejabat lain di
lingkungannya sekurang-kurangnya pejabat struktural eselon IV.
Pasal 11
Tenaga Kependidikan yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi
moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3), dapat dijatuhi hukuman
disiplin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN
Pasal 12
Tingkat hukuman disiplin terdiri dan:
a. Hukuman disiplin ringan.
b. Hukuman disiplin sedang, dan
c. Hukuman disiplin berat.
Pasal

-5

Pasal 13
Jenis Hukuman Disiplin
a. Hukuman disiplin ringan sebagaimana pada Pasal 12 ayat 1 terdiri dan :
1. Teguran lisan.
2. Teguran tertulis dan
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Hukuman disiplin ringan sebagaimana pada ayat 1 (satu) huruf a adalah bagi
Pegawai Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima)
hari kerja.
c. Hukuman disiplin ringan sebagaimana pada ayat 1 (satu) huruf b adalah bagi
Pegawai Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6
(enam) sampai 10 (sepuluh) hari kerja.
d. Hukuman disiplin ringan sebagaimana pada ayat 1 (satu) huruf b adalah bagi
Pegawai Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11
(sebelas) sampai 15 (lima belas) hari kerja.
e. Hukuman disiplin sedang sebagaimana pada Pasal 12 ayat 2 terdiri dan :
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.
2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
3. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
f. Hukuman disiplin berat sebagaimana pada Pasal 12 ayat 3 terdiri dan :
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.
2. Pemindahan dalam rangkat penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
3. Pembebasan dani jabatan.
4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan
5. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

BAB VI
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
Pasal 14
a. Rektor menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki
jabatan bagi :
1. Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional umum
golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c dilingkungannya
untuk jenis hukuman:
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d di lingkungannya
untuk jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dan
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
b. Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1. Struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan golongan ruang III/d
dilingkungannya untuk jenis hukuman:
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dan
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
c. Pejabat

6

c. Pejabat struktural eselon III dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1. Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan
ruang III/b dilingkungannya untuk jenis hukuman:
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dan
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
d. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1. Fungsional umum golongan ruang II/a dan II/b dilingkungannya untuk jenis
hukuman:
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan ruang I/d untuk
jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, dan
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 16
Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tentang Kode Etik
Tenaga Kependidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang
ditetapkan sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya m i.

Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 27 Agustus 2017
Rektor/
Kuasa Pen

A'LA t

na Anggaran