KATA PENGANTAR - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kehadirat allah SWT , yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi diberikan kepada penulis sehingga dengan kemampuan yang ada menyelesaikan tugas menyusun skipsi ini. Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar kesarjanaan USU Medan untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul Prosedur Pemutasian

  

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara (Studi di Polresta Medan)

  Penulis menyadari bahwa di dalam menyusun masih terdapat kekurangan- kekurangan dalam uraian disana-sini yang jauh dari kesempurnaan, mengingat ilmu pengetahuan penulis yang masih terbatas, namum penulis dengan berlapang hati menerima saran-saran yang membangun.

  Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada para dosen pengasuh yang telah membimbing penulis selama menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum USU Medan, baik yang secara langsung maupun yang tidak juga kepada staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Hukum USU Medan yang telah mendidik, mengajar dan membantu penulis semenjak memasuki penguruan tinggi sampai selesai.

  Kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk memperoleh data

  • data dan bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih Kepada : 1.

  Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, SH,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum USU, atas kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendididkan Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum USU.

  2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  3. Bapak Syafruddin, SH, MH, DFM selaku pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.

  6. Bapak Amsali Sembiring, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

  7. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik penulis.

  9. Keluarga Besar Ayahanda Iskandar M. Nur dan Ibunda Ratna Dewi, SE yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun materi sehingga terselesaikannya skripsi ini.

  10. Teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara stambuk 2010 khususnya kepada Amed, Fery, Barran, Akbar Sitepu, Brovin, Tero, Pareja, Alda, Suman, Isak, Dek Wir dan Zaki.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.

  Oleh karena itu penulis seraya minta maaf sekaligus sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan kemanfaatannya Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak dan semoga doa kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan berlipat dari Tuhan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum di negara Republik Indonesia.

  Medan, Maret 2015 Hormat Saya

  Irfan Munandar

  

DAFTAR ISI

  ABSTRAK ................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

  BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 5 D. Keaslian Penulisan ..................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7 F. Metode Penelitian ....................................................................... 12 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 16 BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA ........................................................................................ 18 A. Pengertian Mutasi ...................................................................... 18 B. Tujuan Pelaksanaan Mutasi ........................................................ 20 C. Syarat-syarat Mutasi ................................................................... 23 D. Permasalahan Dalam Mutasi Jabatan ......................................... 25 E. Akibat Yang Terjadi Apabila Polisi Yang Dilantik Dalam Jabatan Tidak Memenuhi Kriteria Yang disyaratkan Peraturan Perundang-Undangan ................................................. 27 BAB III PROSEDUR PEMUTASIAN DI LINGKUNGAN POLRESTA MEDAN ...................................................................... 30 A. Gambaran Umum Polresta Medan ............................................. 30

  B.

  Mutasi / Rotasi di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ................................................................... 44 C.

  Prosedur Pemutasian di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia..................................................................... 44

  BAB IV HAMBATAN DALAM PEMUTASIAN DILINGKUNGAN POLRESTA MEDAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA ........................................................................................ 65 A. Hambatan Yang Ditemui Dalam Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia .................................................. 65 B. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia ........................... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 68 A. Kesimpulan ............................................................................... 68 B. Saran .......................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah kesadaran atau keinsyafan untuk

  melakukan kegiatan memperbaiki, mendirikan bahkan menumbuhkan serta meningkatkan daya upaya yang mengarah kepada keadaan yang lebih baik dengan dilandasi oleh semangat, kemauan dan tekad yang tinggi yang bertujuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya.

  Indonesia adalah negara hukum, dimana hukum yang dijabarkan oleh pemerintah melalui pembentukan aturan perundang-undangan memiliki peran yang sangat penting didalam mengatur, mengarahkan kehidupan masyarakatnya agar menciptakan tatanan kehidupan yang teratur, adil, sejahtera dan damai. Salah satu upaya vital yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kehidupan bernegara serta bermasyarakat yang teratur, adil, damai dan sejahtera adalah dengan cara menegakkan berlakunya aturan hukum materiil dalam masyarakat

  Inti dan arti dari pada penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang sesuai dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Penegakan hukum mengandung pilihan dan kemungkinan ketika dihadapkan dengan suatu kenyataan yang kompleks dalam penerapannya.

  Faktor ekonomi, politik, social, dan budaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap efektivitas dan efisiensi penegakan hukum, mulai dari pembuat aturan perundang-undangannya, aturan perundang-undangnya sendiri, aparat penegak hukumnya dan masyarakat.

  Aparat penegak hukum memiliki peran yang penting sebagai jembatan pelaksanaan suatu aturan agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sosial, dimana dalam kenyataannya, dapat dikaji sejauh manakah pelaksanaan itu dapat diterapkan. Didalam proses pelaksanaan mekanisme hukum, timbul dua variable penting, yaitu hak dan kewajiban. Dimana pelaksanaan hukum pada masyarakat berlaku secara umum kepada setiap warga Negara, dengan adil, proporsional dan

   tidak diskriminatif.

  Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam

2 Tujuan tersebut baru dapat dicapai apabila pembangunan nasional

  dilaksanakan secara menyeluruh dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya bukan manusia, serta pelaksanaan pembangunan disegala bidang, 1 diakses tanggal 1Februari 2015. 2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Mutasi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terencana, terarah, bertahap dan berkesinambungan. Salah satu bidang tersebut adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dalam hal ini keberhasilan pembangunan tergantung pada aspek manusianya yakni sebagai pemimpin, pelaksana dan pengelola sumber daya yang ada dalam nagara, yang dalam hal ini adalah di Lingkungan Polresta Kota Medan.

  Dalam menjalankan tugasnya tidaklah mudah berhadapan denganmasyarakat, polisi dihadapkan pada tanggung jawab yang besar. Polisi kadangkala merasakan hubungan yang kurang baik terhadap masyarakat yang dilayaninya. Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat merupakan hal yang sulit di dapat, karena memerlukan proses terutama adanya komunikasi dan kontak sosial, waktu serta kemauan masing-masing anggota polisi. Masyarakat masihmengharapkan peningkatan peran dan tugas polisi sebagai pengayom,

  

  pelindung, dan pelayanan masyarakat serta sebagai penegak hukum yang bersih Dalam kedudukannya yang tidak begitu mudah berhadapan dengan masyarakat, polisi dihadapkan pada pertanggung-jawaban secara umum dan khusus. Polisi merasakan adanya hubungan yang kurang baik dengan masyarakat yang dilayaninya. Dipercaya oleh masyarakat merupakan hal yang sulit didapat, serta kemauan masing-masing anggota polisi. Komunikasi merupakan sarana paling dasar dan penting saat berbicara tentang pencitraan suatu institusi yaitu Kepolisian. Bagaimana dengan citra Polisi, terkait dengan kemampuan komunikasi Polisi itu sendiri. Apalagi dengan adanya paradigma baru kepolisian 3

   diakses tanggal 11 Januari 2015 sekarang bahwa Polisi sekarang sudah menjadi Polisi sipil, dimana tidak ada lagi sikap arogan. Yang hasilnya dapat kita lihat perananan kepolisian di masyarakat..

  Latar belakang penelitian ini adalah adanya pembahasan tentang peran serta

   tanggung jawab polisi di masyarakat.

  Mutasi Polri bisa diartikan sebagai kegiatan pemindahan personel Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain, atau antar daerah. Mutasi ini dilakukan dalam ruang lingkup organisasi kepolisian dan pelaksanaannya harus sinkron dengan undang-undang yang berlaku.

  Kegiatan memutasi anggota Polri dari satu loka dinas ke lokasi dinas lain disebut mutasi Polri. Akan tetapi, mutasi sebenarnya tak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi Polri meliputi kegiatan memindahkan anggota Polri, pengoperan tanggung jawab, pemindahan status atau jabatan Polri, dan

   sejenisnya.

  Dalam rangka pembinaan pegawai Polri, organisasi melakukan serangkaian kegiatan penempatan (mutasi) pegawai. Mutasi pegawai dapat berlangsung di internal Polda namun dapat juga terjadi antar Polda dan Mabes Polri. Kegiatan penempatan (mutasi) pegawai Polri berpedoman pada sejumlah

   Berdasarkan uraian tersebut, mutasi bisa didefinisikan sebagai berikut.

  Mutasi ialah kegiatan organisasi Kepolisian Republik Indonesia dan berhubungan 4

  diakses tanggal 11 Januari 2015 5 Hasil wawancara dengan Sonny Wilfrid Siregar, selaku Kepala Kepolisian Resort Medan Kabag Sumda, tanggal 17 Februari 2015 6

akses tanggal 12 Februari 2015 dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan jabatan ke situasi tertentu. Tujuannya, agar para anggota Polri nan bersangkutan memperoleh kepuasan kerja nan mendalam, dan bisa memberikan prestasi kerja dan maksimal kepada Kepolisian Republik Indonesia.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul Prosedur

  

Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara (Studi di Polresta Medan)

I. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, yaitu adanya hubungan antara mutasi kerja dengan semangat kerja, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pemutasian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di lingkungan Polresta Medan?

2. Bagaimana prosedur pemutasian di lingkungan Polresta Medan? 3.

  Apa hambatan dalam pemutasian dilingkungan Polresta Medan ? 1.

  Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah a.

  Untuk mengetahui pemutasian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara di lingkungan Polresta Medan b.

  Untuk mengetahui prosedur pemutasian di lingkungan Polresta Medan c. Untuk mengetahui hambatan dalam pemutasian dilingkungan Polresta Medan.

2. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Manfaat teoritis Memberikan perkembangan pemikiran dalam ilmu hukum pada umumnya, dan pada hukum administrasi negara pada khususnya.

  b.

  Manfaat praktis Memberikan pengetahuan pemikiran bagi para pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini dan melatih penulis dalam mengungkapkan adanya semacam permasalahan tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah yang baik.

  K. Keaslian Penulisan

  dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum USU oleh Petugas Pustaka bahwa judul skripsi “Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Studi di Polresta Medan)”, ini tidak ditemukan dan tidak ada yang mirip. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan ini adalah asli.

  Skripsi ini asli ditulis dan diproses melalui pemikiran penulis, referensi dari peraturan-peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari pihak- pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  L. Tinjauan Pustaka 1.

  Kepolisian Republik Indonesia ‘Kepolisian’ dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian diartikan sebagai segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sedangkan Pejabat Kepolisian Negara adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berdasarkan undang-undang memiliki wewenang umum kepolisian.

  Peraturan kepolisian adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  Kekuasaan Kepolisian dalam Institusi Polisi Modern Norma hukum memiliki tugas sangat penting yakni untuk menjaga kedamaian hidup bersama. Kedamaian hidup bersama berarti di dalam masyarakat terdapat ketertiban atau keamanan dan ketentraman atau ketenangan. Berbeda dengan norma-norma lainnya terdapat kemungkinan bagi norm hukum untuk dipaksakan kepada tiap individu dalam masyarakat oleh suatu otoritas bahwa norma hukum ini memiliki daya ikat bagi tiap individu; serta kemungkinan untuk dijatuhkannya sanksi bagi individu yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum.

  Tugas untuk mengawasi dan memelihara agar norma-norma hukum undang-undang tersebut terpelihara dengan baik dalam masyarakat merupakan tugas utama yang diemban oleh lembaga kepolisian. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa terjadi suatu pengkhususan dari fungsi yang semula meliputi semua bidang kenegaraan menjadi fungsi yang khusus memelihara keamanan dan

  

  ketertiban di dalam masyarakat. Sifat dari tugas polisi adalah: a.

  Preventif (sifat mencegah), yaitu menjaga jangan sampai terjadi perbuatan atau kelalaian yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan.

  b.

  Represif (sifat memberantas) yaitu mencari dan menyelidiki peristiwa- peristiwa yang telah mengganggu ketertiban dan keamanan. Disebut juga justitionele atau rechterlijke taak der politie karena berhubungan dengan pengadilan.

3. Tugas dan Wewenang Polri Menurut UU Kepolisian

  Undang-undang Kepolisian menyebutkan bahwa tugas pokok kepolisian

   a.

  Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. Menegakkan hukum; dan

  7 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982, hal. 337 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia c.

  Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

  Penjelasan dari Pasal 13 tersebut menyebutkan bahwa rumusan pasal tersebut tidak didasarkan pada suatu urutan prioritas, artinya ketiga-tiganya sama penting. Dalam pelaksanaannya pun tugas pokok yang akan dikedepankan sangat tergantung pada situasi masyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ketiga tugas pokok tersebut dilaksanakan secara simultan dan dapat dikombinasikan.

  Dalam UU Kepolisian, keamanan dan ketertiban masyarakat diartikan sebagai: “suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk-bentuk gangguan lainnya yang

   dapat meresahkan masyarakat.

  Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepolisian Negara Republik

   a.

  melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan; b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan; 9 10 Ibid.

  Ibid., Pasal 14 c.

  Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

  d.

  Turut serta dalam pembinaan hukum nasional; e. Memelihara ketertiban dan menjami kemanan umum; f. melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa; g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap sema tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya; h.

  Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensic dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian; i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan / atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia; oleh instansi dan / atau pihak yang berwenang; j.

  Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. k.

  Tugas utama polisi untuk menegakkan hukum berhubungan dengan peran polisi sebagai salah satu bagian dari system peradilan pidana Indonesia.

   Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, polisi berwenang untuk: a.

  Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan; b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan; c.

  Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan; d.

  Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri; e.

  Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g.

  Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h.

  Mengadakan penghentian penyidikan; i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum; j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi dalam yang disangka melakukan tindak pidana; k.

  Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri untuk

  11 Ibid., Pasal 16 ayat (1) diserahkan kepada penuntut umum; dan mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

  ‘Tindakan lain” yang dimaksud adalah tindakan penyelidikan dan

  

  penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai berikut: a.

  Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan; c.

  Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan menghormati hak asasi manusia

  M. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum,

  

  taraf sinkronisasi hukum Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris atau biasa disebut penelitian

  

yuridis empiris . Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala

empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata.

2. Sifat penelitian

  Sifat penelitian dari skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian

  

deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian

  ilmu hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya 12 13 Ibid ., Pasal 16 ayat (2)

  Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 hal. 13-14. hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Studi di Polresta Medan), menggunakan sifat penelitian deskriptif dikarenakan sudah terdapatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, literatur maupun jurnal yang cukup memadai mengenai permasalahan yang diangkat.

3. Data dan sumber data

  Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut: a.

  Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari responden maupun informan. Data pimer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu kepada Polresta Medan serta pihak-pihak lain yang terlibat.

  b.

  Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1)

  Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrument hukum nasional, terdiri dari : a)

  Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

  Negara

  c) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

  Republik Indonesia

  d) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor

  16 Tahun 2012 Tentang Mutasi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

  2) Bahan hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer Beberapa

  Masalah Atau Kendala Dalam Pembayaran Dan Pemungutan Pajak Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara bahan hukum sekunder yang digunakan antara lain: pendapat para pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum (text

  book ), serta jurnal-jurnal hukum yang membahas mengenai Prosedur

  Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

  3) Bahan hukum tersier yang penulis gunakan berupa kamus hukum dan 4.

  Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Studi Dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, karena penelitian hukum selalu berawal dari premis atau pernyataan normatif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai studi kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

5. Analisis data

  Dalam penelitian ilmu hukum aspek empiris dikenal dua model analisis yakni, analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian hukum empiris dengan jenis pendekatan penelitian deskriptif, maka teknis analisis data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah teknis analisis data kualitatif atau disebut deskriptif kualitatif. Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan tema, diketagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari

  Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

  N. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA Bab ini akan membahas mengenai Pengertian Mutasi, Tujuan Pelaksanaan Mutasi, Syarat-syarat Mutasi, Permasalahan Dalam Mutasi Jabatan dan Akibat Yang Terjadi Apabila Polisi Yang diSyaratkan Peraturan Perundang-Undangan

  BAB III PROSEDUR PEMUTASIAN DI LINGKUNGAN POLRESTA MEDAN Bab ini akan membahas mengenai Gambaran Umum Polresta Medan, Mutasi / Rotasi di Lingkungan Kepolisian Negara

  Republik Indonesia dan Prosedur Pemutasian di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

  BAB IV HAMBATAN DALAM PEMUTASIAN DILINGKUNGAN POLRESTA MEDAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA Bab ini membahas mengenai Hambatan Yang Ditemui Dalam Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia dan Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.

Dokumen yang terkait

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Luka Operasi 2.1.1 Definisi Infeksi Luka Operasi

0 0 19

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

BAB II PENGATURAN TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN UMUM D. Pengujian Kendaraan Umum - Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)

0 0 30

KATA PENGANTAR - Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)

0 0 26

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR A. Teori-teori Kriminologi Penyebab Terjadinya Kejahatan - Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/20

0 0 40

BAB I - Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

0 0 43

BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA F. Pengertian Mutasi - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 12