BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i ABSTRAK ………………………………………………………………….. iv DAFTAR ISI ………………………………………………………………... v

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………….…………………….…………….... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………..……………….. 6 D. Keaslian Penulisan…………………………………………………….. 8 E. Tinjauan Kepustakaan…………………………………………………. 8 F. Metode Penenelitian ……………………………..………………….... 10 G. Sistematika Penulisan…………………………..……………………... 12 BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin……………………………………………. 14 B. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Kecil Menengah... 17 C. Latar Belakan Berdirinya Usaha Kecil Menengah……………………. 25 D. Peranan Izin dalam Usaha Kecil Menengah…………………………... 28 BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah dalam Peraturan Daerah Nomor

  10 Tahun 2002………………………………………………………… 30 B. Prosedur dalam mengeluarkan Izin Usaha Kecil Menengah………...... 39 C.

  Manfaat dikeluarkannya Izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum Administrasi Negara…………………………………………………... 46

  v

BAB IV PENERAPAN SANKSI TERHADAP USAHA KECIL MENENGAH YANG TIDAK MEMILIKI IZIN A. Sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai Izin……………….… 48 B. Izin usaha yang tidak dikeluarkan atau ditolak 1. Penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil Menegah…………………………………………………………

  vi

  53 2. Dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin Usaha….

  54 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan……………..………………………………………..

  56 B. Saran………………….………………………………………….

  58 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan

  lingkungannya, dan hidup dengan saling berketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu interaksi dan komunikasi terhadap sesamanya merupakan cara manusia untuk mewujudkan atau memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya kebutuhan yang ingin dicapai maka terjadilah berbagai upaya atau kegiatan usaha untuk saling melengkapi. Yang dimana usaha itu disebut sebagai kegiatan usaha, dengan tujuan salingmemenuhi atau melengkapi kebutuhan sesama manusia yang menghasilkan keuntungan, salahsatunya melalui melakukan kegiatan usaha seperti perdagangan, industri, jasa dan termasuk usaha kecil menengah didalamnya.

  Usaha Kecil Menengah (UKM) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, Usaha Kecil Menengah juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis Moneter tahun 1997 di saat perusahaan- perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

  Dalam melakukan kegiatan usaha tersebut setiap manusia mempunyai hak yang sama, sebagaimana pemerintah mengaturnya dengan dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Sebagimana dijelaskan dalam

  1 pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Artinya hak-hak manusia tidak dibeda-bedakan dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Namun untuk mencapai suatu keadilan seperti yang tertuang dalam sila kelima Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” maka pemerintah menetapkan suatu hukum sebagai upaya mengatur dan menciptakan berbagai prosedur untuk dapat melakukan kegiatan usaha tersebut.

  Dalam menjalankan fugsinya hukum memerlukan berbagai perangkat dengan tujuan agar hukum memiliki kierja yang baik. Salah satu kinerja yang membedakan dengan yang lain adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat memaksa, artinya apabila kaidah hukum dituangkan kedalam sebuah perundang-undangan maka setiap orang harus melaksanakannya. Selain itu untuk mengendalikan setiap kegiatan atau prilaku individu atau kolektivitas yang bersifat preventif adalah melalui izin. Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit.

  Izin disini dimaksudkan sebagai hal yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap ektivitas ekonomi terutama dalam upaya menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong laju investasi. Suatu izin yang diberikan pemerintah memiliki maksud untuk menciptakan kondisi aman dan tertib agar setiap kegiatan sesuai dengan peruntukannya. Disisi lain tujuan dari perizinan bagi pemerintah seringkali dihubungkan dengan PAD, karena pendapatan merupakan hal yang penting dalam kerangka mewujudkan otonomi daerah. Tanpa

   pendapatan yang memadai, mustahil otonomi daerah itu bisa terwujud.

  Didalam kamus Hukum, izin (Vergunning) di jelaskan sebagai: “Overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal

  

van handeling waarop in het algemeen,belang speciaal toezicht vereist is, maar

die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd”

  (perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umunya tidaklah dianggap sebagai hal-hal

   yang sama sekali tidak dikehendaki).

  Izin pada prinsipnya memuat larangan, persetujuan, yang merupakan dasar pengecualian. Pengecualian itu harus diberikan oleh undang-undang untuk menunjukkan legalitas sebagai suatu ciri negara hukum yang demokratis.Izin diterapkan oleh pejabat negara, sehingga dilihat dari penempatannya maka izin adalah instrumen pengendalian dan alat pemerintah untuk mencapai apa yang menjadi sasarannya.

  Paling penting dalam proses penerbitan izin ini adalah persoalan siapa yang paling berwewenang memberikan izin. Ini sangat penting karena izin merupakan bentuk keputusan tata usaha negara. Izin dapat dikatakan sebagai 2 Ridwan Juniarso dan Sodik Achmad, Hukum Administrasi Negara danKebijakan Pelayanan publik, (Bandung: Nuansa, catakan I, 2010), hlm 90. 3 HR Ridwan, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Edisi I, 2007), hlm 207.

  keputusan tata usaha negara karena ia dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan pejabat tata usaha negara, kerena ia melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di

   tingkat pusat dan daerah dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

  Dalam Penyelenggaraan otonomi daerah yang demikian tentu saja berimplikasinegatif terhadap sektor pelayanan administrasi publik. Salah satu bentukpelayanan publik adalah pelayanan berupa perizinan usaha. Era otonomi yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif ternyatabelum berjalan seperti yang diharapkan. Pola birokrasi yang dibangun justru menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) karena kompleksnya pola perizinan yang diterapkan. Peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansidan akuntabilitas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan mutlakdibutuhkan karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesatserta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagipengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume

   yangbesar secara cepat dan akurat.

  Dalam aspek perizinan usaha, ternyata otonomi daerah belum secara signifikan mmemperbaiki kualitas pelayanan dalam perizinan usaha. Bahkan, ada kecenderungan pasca penerapan otonomi daerah jumlah biayanya meningkat.

  4 5 Ridwan Juniarsodan Sodik Achmad, Op Cit, hlm 92 dan 93.

  Konsideran menimbang huruf c Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

  Ironisnya, tingginya biaya perizinan tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Banyak pelaku usaha yang mengeluh karena kekecewaan mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi perizinan, seperti tidak adanya transparansi biaya dan prosedur, prosedur yang berbelit-belit, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sampai diskriminasi terhadap golongan tertentu.

  Implikasi ekonomis dari prosedur yang panjang dan berbelit-belit adalah pengusaha harus membayar biaya dalam jumlah yang lebih besar. Dengan kata lain, semakin panjang jalur birokrasi atau prosedur yang harus dilalui,semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

  Keberhasilan pelayanan perizinan dilihat dari jumlah izin yang dikeluarkan dan retribusi yang diterima. Seringkali para birokrat mengkaitkan izin dengan retribusi. Dimana penerimaan retribusi ditetapkan sebagai target pendapatan asli daerah (PAD) dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sehingga pada saat itu pemerintah daerah memandang bahwa izin usaha sebagai sumber pendapatan.

  Dengan demikian, agar bisa dikatakan sukses, birokrasi pelayanan perizinan harus mampu memenuhi atau bahkan lebih besar dari target yang telah ditetapkan. sehingga target penerimaan lebih penting dari kualitas pelayanan yang diberikan. Sementara esensi fungsi utama dari pemberian izin tersebut bagi pemerintah daerah sangat penting, seperti untuk fungsi pengendalian, pengawasan, dan pembinaan.

B. Rumusan Permasalahan

  Dengan paparan latar belakang yang jelas dan tegas dalam skripsi yang berjudul “Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara”maka rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu:

  1. Bagaimana perspektif Hukum Administrasi Negara terhadap izin usaha kecil menengah?

2. Bagaimana pengaturan izin usaha kecil menengah dalam Peraturan Daerah

  Kota Medan nomor 10 tahun 2002 ditinjau dari Hukum Administrasi Negara? 3. Bagaimana penerapan sanksi terhadap usaha kecil menengah yang tidak memiliki izin?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penulisan

  Berdasarkan judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui perspektif hukum administrasi negara terhadap izin usaha kecil menengah.

  2. Untuk mengetahui prosedur perolehan izin usaha kecil menengah dalam peraturan daerah nomor 10 tahun 2002 serta manfaat dikeluarkannya suatu izin usaha kecil menengah.

  3. Untuk mengetahui apakah syarat dalam permohonan izin usaha kecil menengah yang ditetapkan pemerintah sudah dijalankan dengan baik, kemudian sanksi secara administratif terhadap usaha yang tidak memiliki izin.

  Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat penulisan, yang dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

  1. Manfaat Teoritis Agar setiap yang membaca permasalahan ini dapat memahami betapa pentingnya suatu izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menjalankan suatu kegiatan usaha, dan syarat untuk memperoleh izin usaha kecil menengah. Karena akan ada sanksi administratif yang diberikan terhadap usaha yang tidak memiliki izin dalam menjalankan suatu kegiatan usahanya.

  2. Manfaat Praktis Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada maka yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mendapatkan informasi dan mengetahui secara lebih jelas tentang bagaimana suatu proses perolehan izin usaha kecil menengah di Kota Medan.

  D. Keaslian Penulisan

  Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penulisan yang ada, penulisan mengenai “Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah berdasarkan

  

Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 Ditinjau dari Hukum Administrasi

Negara” belum pernah dilakukan dan tidak terdapat di Fakultas Hukum

  Universitas Sumatera Utara.

  Jadi bila dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan skripsi ini maka, dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam skripsi ini adalah asli dari karya penulis sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana bahan-bahan yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah- makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Sehingga hasil penulisan ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  E. Tinjauan Kepustakaan

  Pada tinjauan pustaka ini telah mengumpulkan beberapa data dari berbagai buku, serta peraturan daerah yang mengatur dan menetapkan persyaratan yang harus dipatuhi dan dilengkapi dalam proses untuk memperoleh izin melakukan kegiatan usaha kecil menengah. Didalam kamus Hukum, izin (Vergunning) di jelaskan sebagai: “Overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal

  

van handeling waarop in het algemeen,belang speciaal toezicht vereist is, maar

die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd”

  (perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada uumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal

   yang sama sekali tidak dikehendaki).

  Adapun pengertian perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh masyarakat. Perizinan dapat berbenruk pendaftaran, rekomendasi, sertiifikasi,penentuan kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutaan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang, demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan.

  Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu. Penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria

   yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi. 6 7 HR Ridwan. Op Cit, hlm 207

Sutedi Adrian, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,(Jakarta:Sinar Grafika, Cetakan kedua, 2011), hlm168 Izin usaha dibutuhkan bagi perseorangan atau badan hukum untuk melakukan kegiatan usaha, untuk itulah sebelum mnjalankan kegiatan usaha harus terlebih dahulu mengurus izinnya. Seperti yang kita ketahui di Kota Medan begitu banyak jenis usaha kecil menengah yang berkembang dengan pesat, oleh karena itu dibutuhkan peranan besar pemerintah untuk mengatur hal pemberian izin terhadap usaha kecil menengah tersebut.

  Pada Umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Di samping harus menempuh prosedur tertentu, pemohon izin juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin.

  Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis izin, tujuan

   izin, dan instansi pemberi izin.

F. Metode Penelitian

  Adapun metode yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah Normatif. Di dalam penelitian normatif melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan. Dalam penulisan ini terdapat sifat penelitian, jenis penulisan, teknik pengumpulan data dan analisis data penelitian yang dijelaskan sebagai berikut:

8 Sutedi Adrian, Op Cit,hlm 185

  1. Sifat Penelitian Sifat penelitian skripsi ini adalah Study Lapangan, yaitu dimana penulis memperoleh data dari Kantor Perizinan Pemerintah Kota Medan, pengamatan terhadap beberapa buku, media cetak,media visual, maupun media audiovisual.

  2. Jenis Penulisan Dalam rangka penyusunan Skripsi terlebih dahulu harus mempunyai data- data atau bahan yang terkait dengan permasalahan yang ada. Dalam penulisan ini penggunaan metode ialah untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan data-data terkait prosedur perolehan izin usaha kecil menengah di Kota Medan berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002.

  3. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian data di kantor Perizinan Kota

  Medan. Serta data yang dipergunakan adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 tahun 2002.

  Agar setiap usaha kecil menengah di Kota Medan memiliki izin dalam menjalankan kegiatan usahanya.

  Karena izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar maumengikuti cara yang dianjurkannya

   guna mencapai suatu tujuan konkret.

9 HR Ridwan, Op Cit, hlm 217

4. Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan adalah untuk mengolah dan menganalisa data yang telah diperoleh selama penelitian. Dengan analisa kualitatif yang dilakukan dalam penulisan ini maka data dapat dikumpulkan secara sistematis.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang msing-masing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan secara umum mengenai keadaan-keadaan

  yang berhubungan dengan objek penelitian secara latar belakang diangkatnya judul, rumusan masalah, kegunaan penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Mulai membahas pengertian, fungsi izin, kewenangan Pemerintah Daerah terhadap izin Usaha Kecil Menengah, latar belakang

  berdirinya Usaha Kecil Menengah, dan peranan izin dalam Usaha Kecil Menengah.

  

BAB III Berisi tentang bagaimana cara memperoleh Izin Usaha Kecil

Menengah dalam Peraturan Daerah Kota Medan nomor 10 tahun

  2002, dan prosedur dalam mengeluarkan Izin Usaha Kecil

  Menengah, serta manfaat dikeluarkannya izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum Administrasi Negara.

  

BAB IV Membahas permasalahan yang terakhir, yaitu mengenai penyebab

  tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil Menengah dan dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin tersebut, serta tentang sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai Izin Usaha.

  BAB V Berisi Kesimpulan dari seluruh pembahasan dan beberapa Saran penulis yang bisa bermanfaat.