KATA PENGANTAR - Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan kemampuan yang ada menyelesaikan tugas menyusun skipsi ini. Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar kesarjanaan USU untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan

  

Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari

Aspek Hukum Administrasi Negara

  Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk mendekati kesempurnaan didalam skripsi ini.

  Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung ataupun yang tidak langsung telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini maupun selama penulis menempuh perkuliahan, khususnya kepada:

  1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan atas kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendididkan Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Suamtera Utara, Medan.

  2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan

  3. Bapak Syafruddin, SH, MH, DFM selaku pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

  4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

  5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.

  6. Ibu Erna Herlinda, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

  7. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 8.

  Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik penulis.

  9. Kedua Orang Tua penulis yang tercinta, Ayahanda Istana Ginting, SH dan Ibunda Ir. Tenah br. Tarigan yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam mendidik dan membimbing anaknya untuk menjadi orang yang berhasil, dan juga tiada hentinya mencari rezeki dari terbit fajar hingga terbenam matahari untuk menafkahi keluarga dan membiayai pendidikan penulis hingga saat ini, serta keluarga besar penulis yang telah memberikan motivasi hingga saat ini terutama adik saya Elvira Bernadetha br Ginting dan juga kakek & Nenek penulis yang telah tiada. Terima kasih atas do’a yang tiada henti.

  10. Seseorang yang sangat spesial di hati penulis, Shelly Marcellina br Tarigan.

  Terima kasih atas dukungan dan motivasi serta doa yang tulus tiada henti kepada penulis. Terima kasih juga karena telah menjadi semangat di hidup penulis selama ini.

  11. Teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara stambuk 2010 khususnya kepada Irfan Munandar, Dian Stevany Tongli dan Santa Franesia Sihite.

  12. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Dandy Rizkian Tarigan, Rendi Utama Sembiring, Hizkia Tongam Yomaro Purba, Farel Dave Novrendo Sembiring, Fadli Kurnia Silalahi, Syaid Mustafa Siregar, Adi Satrio dan Yogi Agussalam Batubara.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.

  Oleh karena itu penulis seraya minta maaf sekaligus sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan kemanfaatannya Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak dan semoga kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan berlipat dari Tuhan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum di negara Republik Indonesia.

  Medan, Februari 2015 Hormat Saya

  Davin Suranta

  

DAFTAR ISI

  ABSTRAK ................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7 D. Keaslian Penulisan ............................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 9 F. Metode Penelitian.................................................................. 16 G. Sistematika Penulisan ........................................................... 20 BAB II PENGATURAN PENGUJIAN KENDARAAN UMUM ............... 22 A. Pengujian Kendaraan Umum .................................................... 22 B. Tujuan dan Sasaran Pengujian Kendaraan Umum ................... 27 C. Instansi Yang Berwenang Melakukan Pengujian Kendaraan Umum ....................................................................................... 50 BAB III PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN 2012 ................................................... 52 A. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo ........... 52 B. Syarat Melakukan Pengujian Kendaraan Umum ...................... 61 C. Mekanisme Pengujian Kendaraan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo ........................................................................ 64

  BAB IV KENDALA-KENDALA DALAM PENGUJIAN KENDARAAN UMUM DI KABUPATEN KARO ................................................. 77 A. Kendala yang ditemui dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum ...................................................................... 77 B. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum................................. 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 84 A. Kesimpulan ............................................................................... 84 B. Saran .......................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut telah ditegaskan dalam pasal

  1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam sebuah negara hukum terdapat pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia yang secara tegas dilindungi oleh konstitusi. Tujuan dari hukum adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu hukum bertujuan mengatur masyarakat agar bertindak tertib dalam pergaulan hidup secara damai, menjaga agar masyarakat tidak bertindak anarki dengan main hakim sendiri dan menjamin keadilan bagi setiap orang akan hak-haknya sehinggga tercipta

   masyarakat yang teratur, bahagia, dan damai.

  Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif misalnya dapat dengan mudah dibuktikan di mana berbagai tuntutan pelayanan publik sebagai tanda ketidakpuasan mereka sehari-hari banyak dilihat. Harus diakui, bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu

1 Edi Wibowo, dkk Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan

  Administrasi Publik Indonesia, 2004, hal 78 sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak

   berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.

  Dikeluarkannya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah secara terus menerus meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seirama dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga Negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan. Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani, atau

   dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokrasi.

  Kendaraan bermotor merupakan salah satu moda transportasi yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang sangat mendukung kegiatan perekonomian pada umumnya, sedangkan kendaraan adalah merupakan sarana angkut dijalan yang terdiri dari kendaraan bermotor dan tidak bermotor,yang tentu mempunyai ciri dan karakteristik tertentu diantaranya persyratan teknis dan layak jalan serta layak operasi pada saat dioperasikan dijalan.

  2 Lijan Poltak Sinambela, dkk., Reformasi Pelayanan publik, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, hal.3 3 Dadang Juliantara, Peningkatan Kapasitas Pemetintah Daerah Dalam Pelayanan

  Publik , Yogyakarta : PEMBARUAN, 2005, hal 1

  Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo sebagai instansi teknis yang berfungsi sebagai regulator kebutuhan masyarakat dibidang transportasi selalu berusaha memberikan pelayanan masyarakat yang prima, terutama di bidang pengujian kendaraan bermotor, sejalan dengan keinginan dari pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan baik dengan meningkatkan kualitas dari aparatur pemerintah maupun peningkatan dari sarana dan prasarana di bidang Pengujian Kendaraan Bermotor.

  Untuk mewujudkan hal tersebut di atas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Pemerintah No.55 tahun 2012 tentang Kendaraan, maka setiap kendaraan angkutan penumpang umum, bis, angkutan barang, kereta gandengan dan kereta tempelan wajib di uji berkala, untuk memberikan informasi indikasi awal daripada pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan layak jalan kendaraan bermotor wajib uji,untuk menjaga kelestarian lingkungan dari pada pencemaran udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor wajib uji serta, memberi pelayanan umum kepada masyarakat.

  Dengan dibuatnya Standar Oprasional Prosedure (SOP),agar para petugas dan masyarakat pengguna kendaraan wajib uji pada saat akan memeriksakan kendaraannya di unit pengujian berkala sudah mempunyai standar dan prosedur,serta informasi yang sudah ditetapkan. Untuk mendapatkan hasil pengujian kendaraan bermotor yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan yang transparan dan akuntable.

  Sejalan dengan makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan hasil- hasil yang telah dicapai, maka produktivitas dan efisiensi seluruh ekonomi nasional perlu ditingkatkan lagi, sehingga peran dan sumbangan pembangunan yang diciptakan dapat memberikan hasil yang lebih optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian,kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan.

  Penguji Kendaraan Bermotor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan tugas pengujian kendaraan bermotor. Memiliki Sertifikat Kompetensi dan Tanda Kualifikasi Teknis Penguji Kendaraan Bermotor.

  Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik dimana peralatan tersebut merupakan satu kesatuan sistim yang terdiri dari rangka landasan, bagian-bagian motor penggerak, perangkat penerus daya, bodi kendaraan, perangkat rem, perangkat suspensi / roda, perangkat kemudi beserta kelistrikan yang saling mengadakan Inter relasi secarat tertib.

  Pengujian berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut uji berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dan kendaraan khusus. Pengujian kendaraan bermotor dilakukan pada dasarnya untuk mengawasi kondisi teknis kendaraan bermotor itu sendiri agar senantiasa dalam kondisi layak jalan.

  Sasaran penyelenggaraan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor ditujukan kepada kendaraan wajib uji yakni Mobil penumpang umum, mobil bus, Mobil barang, Kereta tempelan dan Kereta gandengan. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor menyangkut kelayakan kendaraan di jalan raya serta pemeliharaan kendaraan bermotor terdapat komponen pengujian yang lazim dikenal dengan Uji Kendaraan Bermotor (atau dalam bahasa keseharian disebut Keur) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Instansi Perhubungan.

  Pendapatan asli derah sebagai sumber penerimaan daerah sendiri perlu terus ditingkatkan agar menanggung sebagian beban yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat.

  Pendapatn asli daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

  

  terdiri dari : a. Pajak Daerah.

  b. Retribusi Daerah.

  c. Hasil Pengelolaan kekayaan yang dipisahkan.

  d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 4 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

  Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil perusahaan daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah hasil berupa uang maupun barang yang dijadikan sebagai kekayaan daerah dalam rangka pembiayaan pembangunan masyarakat.

  Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang menjadi hak untuk dinikmati daerah otonom dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang dimilikinya. Besarnya pendapatan asli daerah yang diperoleh mencerminkan daerah tersebut memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

  Pendapatan asli daerah merupakan keuangan daerah yang dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  Jasa pelayanan pengujian kendaraan bermotor sebagai sumber penerimaan pendapatan asli daerah sendiri perlu terus ditingkatkan agar dapat mengimbangi serta menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian dari tiga prinsip otonomi daerah dapat dilaksanakan, tiga prinsip otonomi daerah tersebut yakni Prinsip otonomi daerah yang seluas-luasnya adalah daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.

  Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

  Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik memilih judul Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara.

I. Perumusan Masalah

  Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan tentang pengujian kendaraan umum? 2.

  Bagaimana prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012? 3. Bagaimana kendala-kendala dalam pengujian kendaraan umum di

  Kabupaten Karo?

  J. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Dari permasalahan tersebut maka tujuan yang ingin didapat dalam penelitian ini adalah a.

  Untuk mengetahui pengaturan tentang pengujian kendaraan umum b.

  Untuk mengetahui prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 c. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengujian kendaraan umum di Kabupaten Karo.

2. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut : a.

  Dari segi teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang berupa perbendaharaan konsep, ataupun pengembangan teori dalam khasanah studi hukum khususnya Hukum Administrasi Negara.

  b.

  Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi semua pihak yaitu masyarakat umumnya dan bagi pemerintah pada khususnya dalam pelaksanaan Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya dalam menjalankan pengujian kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum dalam hubungannya dengan keselamatan penumpang serta hukum positif yang berlaku di Indonesia.

  K. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi ini didasarkan atas ide atau gagasan penulis dan telah dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum USU oleh Petugas Pustaka bahwa judul skripsi “Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara, ini tidak ditemukan dan tidak ada yang mirip. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan ini adalah asli.

  Skripsi ini asli ditulis dan diproses melalui pemikiran penulis, referensi dari peraturan-peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari pihak- pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  L. Tinjauan Pustaka

1. Perizinan

  Pembukaan UUD 1945 menetapkan dengan tegas tujuan kehidupan bernegara yang berdasarkan hukum, hal ini berarti bahwa hukum merupakan supermasi atau tiada kekuasaan lain yang lebih tinggi selain hukum. Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Dalam perspektif hukum penyelenggaraan perizinan berbasis pada teori negara hukum modern (negara hukum demokrasi) yang merupakan perpaduan antara konsep negara hukum (rechstaat) dan konsep negara kesejahteraan

  

(welfare) . Negara hukum secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai acuan tertinggi dalam penyelenggaran negara atau pemerintah

  

  (supremasi hukum) Perizinan merupakan instrumen kebijakan Pemerintah/Pemda untuk melakukan pengendalian atas eksternalitas negatif yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas sosial maupun ekonomi. Izin juga merupakan instrumen untuk perlindungan hukum atas kepemilikan atau penyelenggaraan kegiatan.sebagai instrumen pengendalian perizinan memerlukan rasionalitas yang jelas dan tertuang dalam bentuk kebijakan pemerintah sebagai sebuah acuan.tanpa rasionalitas dan desain instrumen untuk membela kepentingan atas tindakan yang

   berdasarkan kepentingan individu.

  Bilamana pembuat peraturan tidak melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang

   memperkenanperbuatan tersebut bersifat suatu izin (verguning).

  Dalam pengertian yang luas, izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan sedangkan dalam pengertian sempit, izin pada umumnya berdasarkan pada keinginan pembuat undang-undang mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi 5 C.J.N. Verstedon, Intelecding Algremen Bestuursrechht, Samson H.D. Tjeenk Wilink,

  Aphen aan den Rij. 1984, hal 89 6 A. Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar Grafika,2010, hal 7 7 Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Athninistrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 80 keadaan-keadaan yang buruk, tercela, tidak diinginkan pemerintah dengan

  

  diharapkan pemerintah dapat melakukan pengawasan Izin dalam arti luas ialah suatu persetujuan dari pengguna berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentan larangan perundang-undangan. Dengan memberikan izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan

   pengawasan khusus atasnya.

  Menurut Ateng Syafarudin bahwa izin bertujuan dan berarti

  

  menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh. Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyartan dan

  

  prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentran peraturan-perudang-undangan

   Menurut pendapat Utrecht yang di kutip oleh Sutedi , pengertian

vergunning atau izin yaitu bilamana pembuat peraturan pada umumnya melarang

  suatu perbuatan, tetapi juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkrit, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin. Lebih lanjut Sutedi 8 P.M,Hadjon, 2003. Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Gajah Mada

  University Press. hal 7 9 10 Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajagrafindo Persada, ,2006,hal.207 Ateng Syafrudin, Perizinan untuk Berbagai Kegiatan, Makalah Tidak Dipublikasikan, 2012, hal 1 11 Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap Tindak Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1992, hal 45 12 Sutedi, A. Op.cit., hal 8

  

  menyatakan bahwa izin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari pengusaha berdasarkan undang-undang atau peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketetntuan-ketentuan larangan perundang-undangan.

  Menurut pendapat Prayudi Atmosoedirjo yang dikutip oleh Philipus M

14 Hadjon, “dispensasi atas suatu larangan’ izin beranjak dari ketentuan yang ada

  pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk melakukan suatu perbuatan dibutuhkan suatu perosedur tertentu untuk dilalui sedangkan menurut Mr WR Prins memberikan pengertian tentang izin adalah memberikan dispensasi dari sebuah larangan, izin ini bukan dimaksudkan untuk menjadi suatu peraturan umum, jadi tidak berlaku sesuatu yang istimewa melainkan bermacam-macam usaha yang ada. Pada hakekatnya tidak berbahaya tetapi berhubungan yang satu dan yang lain sebab dianggap baik untuk diawasi oleh administrasi negara.

15 Sutedi menyatakan bahwa izin merupakan keputusan pejabat atau badan

  tata usaha negara yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyai sifat sebagai berikut: a.

  Izin bersifat bebas, adalah izin sebgai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian izin.

  b.

  Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis serta 13 14 Ibid. 15 P.M. Hadjon, Op.cit., hal 8 Sutedi., Op.cit., hal 9

  organ yang berwenang dalam izin kadar kebebasannya dan wewenangnya bergantung pada kadar sejauh mana peraturan perundang-undangan mengaturnya misalnya, IMB, izin HO, izin usaha industri.

  c.

  Izin yang bersifat menguntungkan, merupakan izin yang isinya mempunyai sifat menguntungkan pada yang bersangkutan, izin yang bersifat menguntungkan isi nyata keputusan merupakan titik pusat yang memberi anugerah kepada yang bersangkutan di berikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak akan ada tanpa keputusan tersebut, misal, SIM, SIUP, SITU, dan lain-lain.

  d.

  Izin yang bersifat memberatkan, merupakan izin yang isinya mengandung unsur-unsur memberatkan dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang berkaitan kepadanya. Di samping itu izin yang bersifat memberatkan merupakan izin yang memberikan beban kepada orang lain atau masyarakat disekitarnya misalnya, pemberian izin kepada perusahaan tertentu, bagi mereka yang tinggal disekitarnya yang merasa dirugikan izin tersebut merupakan suatu beban. Pembedaan antara izin yang bersifat menguntungkan dengan izin yang memberatkan adalah penting dalam hal penarikan kembali atau pencabutan dan perubahannya. Izin sebagai keputusannya yang menguntungkan tidak begitu gampang dapat ditarik kembali atau di ubah atas kerugian yang berkepentingan. Adapun penarikan kembali/pencabutan dan perubahan izin yang bersifat memberatkan biasanya tidak terlalu menjadi soal. e.

  Izin yang segera berakhir, merupakan izin yang menyangkut tindakan- tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakunya relatif pendek, misalnya izin mendirikan bangunan (IMB), yang hanya berlaku untuk mendirikan bangunan dan berakhir saat bangunan selesai didirikan.

  f.

  Izin yang berlangsung lama, merupakan izin yang menyangkut tindakan- tindakan yang berakhirnya atau masa berlakunya relatif lama, berhubungan dengan lingkungan.

  g.

  Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya bergantung pada sifat atau kualitas pribadi dan permohonan izin misalnya, Surat Izin Mengemudi (SIM).

  h.

  Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya bergantung pada sifat dan objek izin, misalnya izin HO, SITU, dan lain-lain.

2. Pelayanan Perizinan

  Salah satu tugas pokok pemerintah yang terpenting adalah memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Oleh karena itu, organisasi pemerintah sering pula disebut sebagai “Pelayan Masyarakat” (Publik Servant). Dalam kenyataannya, belum semua aparat pemerintah menyadari arti pentingnya pelayanan. Muncul ungkapan “kalau dapat dipersulit, mengapa dipermudah?”, yang beredar dikalangan aparatur pemerintah menunjukkan bahwa mereka umumnya sadar mengenai posisinya sebagai pelayan masyarakat dan juga filosofi pelayanan itu sendiri. Ada beberapa alasan mengapa perhatian pemerintah terhadap arti pentingnya manajemen pelayanan umum masih relatif terbatas.

16 Alasan tersebut antara lain.

  a.

  Instansi pemerintah pada umumnya menyelenggarakan kegiatan yang bersifat monopoli sehingga tidak terdapat iklim kompetisi di dalamnya.

  Padahal tanpa kompetisi tidak akan tercipta efisiensi dari peningkatan kualitas b.

  Dalam menjalankan kegiatannya, aparatur pemerintah lebih mengandalkan kewenangan daripada kekuatan pasar ataupun kebutuhan consume c.

  Belum atau tidak diadakan akuntabilitas terhadap kegiatan suatu instansi pemerintah, baik akuntabilitas vertikal ke bawah, ke samping maupun ke atas. Hal ini disebabkan karena belum adanya tolok ukur kinerja setiap instansi pemerintah yang dibakukan secara nasional berdasarkan standar yang dapat diterima secara umum.

  d.

  Dalam aktivitasnya, aparat pemerintah seringkali terjebak pada pandangan “etic”, yakni mengutamakan pandangan dan keinginan mereka sendiri (birokrasi), daripada pandangan “emic”, yakni pandangan dari mereka yang menerima jasa layanan pemerintah.

  e.

  Kesadaran anggota masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara maupun sebagai konsumen masih relatif rendah, sehingga mereka cenderung menerima bagitu saja layanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. Terlebih lagi apabila layanan yang diberikan bersifat cuma- 16 cuma.

  Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah, Jakarta; Fokus Media, 2003, hal 413 f.

  Penyelenggaraan pemerintah yang tidak demokratis dan cenderung refresif seperti selama ini dipraktikkan, selalu berupaya menekan adanya kontrol sosial dari masyarakat.

3. Perizinan dibidang Perhubungan

  Di era reformasi muncul keinginan-keinginan dari masyarakat agar sistem penyelenggaraan pemerintahan kearah good governance, yang ditandai dengan peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh unit-unit kerja atau instansi pemerintah. Masyarakat berharap mendapat pelayanan yang prima atau pelayanan yang baik. Perizinan bidang perhubungan antara lain : pemberian izin trayek, perizinan pengujian kendaraan bermotor.

  M. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas

  

  hukum, taraf sinkronisasi hukum Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum empiris atau biasa disebut penelitian

  

yuridis empiris . Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala

empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata.

17 Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 hal. 13-14.

  2. Sifat penelitian Sifat penelitian dari skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian

  

deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian

  ilmu hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara, menggunakan sifat penelitian deskriptif dikarenakan sudah terdapatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, literatur maupun jurnal yang cukup memadai mengenai permasalahan yang diangkat.

  3. Data dan sumber data Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut: a.

  Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari responden maupun informan. Data pimer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu pengujian kendaraan serta pihak- pihak lain yang terlibat.

  b.

  Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1)

  Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrument hukum nasional, berupa peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan masalah yang di bahas dalam skripsi ini.

  2) Bahan hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan antara lain: pendapat para pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum (text book), serta jurnal-jurnal hukum yang berkaitan dengan Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara.

  3) Bahan hukum tersier yang penulis gunakan berupa kamus hukum dan ensiklopedia.

4. Teknik pengumpulan data

  Di dalam penelitian pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi dan wawancara. Ketiga alat tersebut dapat dipergunakan masing-masing atau bersama-

   sama.

18 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2008, hal 7.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Studi Dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, karena penelitian hukum selalu berawal dari premis atau pernyataan normatif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai studi kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan yang dirancang atau yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang diajukan dalam penelitian mengenai Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara. Dari jawaban ini diadakan pencatatan sederhana yang kemudian diolah dan dianalisis menjadi sebuah laporan yang runtun dan terperinci.

5. Analisis data

  Dalam penelitian ilmu hukum dikenal dua model analisis yakni, analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian normatif yang bersifat deskriptif, maka teknis analisis data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah teknis analisis data kualitatif atau disebut deskriptif kualitatif. Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan tema, diketagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data.

  Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

  N. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Berisikan mengenai Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II PENGATURAN TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN UMUM Bab ini berisikan tentang pengujian kendaraan umum, tujuan dan sasaran pengujian kendaraan umum serta instansi yang berwenang melakukan pengujian kendaraan umum

  BAB III PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN 2014

  Bab ini berisikan mengenai gambaran umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo, Syarat melakukan pengujian kendaraan umum, mekanisme pengujian kendaraan umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo.

  BAB IV KENDALA-KENDALA DALAM PENGUJIAN KENDARAAN UMUM DI KABUPATEN KARO Bab ini berisikan tentang kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pengujian kendaraan umum dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan pengujian kendaraan umum.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PPUSTAKA 2.1. Schwannoma - Gambaran Protein S 100 Pada Schwannoma Di Medan

0 1 22

Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Pasca Erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

0 0 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak Usia Sekolah - Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Pasca Erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Pasca Erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

0 0 7

DAFTAR ISI - Penentuan Lc50 Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

0 0 12

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

BAB II PENGATURAN TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN UMUM D. Pengujian Kendaraan Umum - Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)

0 0 30