BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sektor industri dalam perekonomian suatu negara sudah lama dikenal sebagai salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi, hal ini sudah sejak lama menjadi perhatian bagi pemerintahan Indonesia. Pada era pemerintahan yang pernah ada, strategi pembangunan ekonomi yang disetir oleh rencana pembangunan lima tahun (Repelita) difokuskan pada industrialisasi. Hal ini telah menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami kemajuan dari perekonomia tradisional dengan pertanian sebagai andalan utama ke perkonomian yang bersifat lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor berbasi teknologi (non-primer).

  Dalam kurun waktu yang cukup lama, perkembangan ekonomi Indonesia kini dihadapkan pada era ekonomi baru yaitu era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi serta globalisasi ekonomi yang telah menggiring peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

  Konsentrasi perekonomian dunia kini telah mengalami perubahan dari Negara barat ke Negara-negara berkembang dikawasan Asia karena tidak bisa lagi menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan efesiensi industri Negara Jepang.

  Dalam konteks kebijakan industri masa kini, negara berkembang tidak bisa mengandalakan daya saingnya di bidang industri manufaktur,dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dalam bentuk biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan sumber daya alam yang melimpah.Hal tersebut telah membuat banyak negara di dunia beralih ke pemeberdayaan SDM yang kreatif, yang pada akhirnya pada tahun 1990-an dimulailah era ekonomi baru yang menitikberatkan pada kreativitas dan informasi sebagai pemain utama, yang popular disebut Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif.

  Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah bagian dari era ekonomi baru yang memberidayakan informasi, kreativitas dan teknologi dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi.

  Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.

  Secara umum, alasan kuat mengapa industri kreatif perlu untuk kontribusi yang signifikan bagi perekonomian suatu Negara yang dapat menciptakan iklim bisnis yang baik serta memperkuat citra dan identitas suatu bangsa dalam pemanfaatan sumber daya yang terbarukan yang memiliki dampak sosial yang positif.

  Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh Indonesia adalah ekonomi yang berkelanjutan. Keberlanjutan yang dimaksud adalah kemampuan untuk beradapatasi terhadap kondisi geografis dan tanatangan ekonomi baru, yang pada akhirnya menghasilkan keberlanjutan pertumbuhan. Ekonomi Kreatif yang di dalamnya terdapat industri–industri dalam menciptakan inovasi memiliki daya tawar yang tinggi di dalam ekonomi berkelanjutan karena individu-individunya memilki modal kreativitas (creative capital) yang mereka gunakan untuk menciptakan inovasi – inovasi.

  Pengembangan ekonomi nasional ke arah industri kreatif merupakan bagian dari optimisme aspirasi untuk mendukung Master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) demi mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Di dalamnya terdapat pemikiran-pemikiran, cita- cita, imajinasi dan mimpi untuk menjadi masyarakat dengan kualitas hidup yang tinggi, sejahtera dan kreatif.

  Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2009) mengungkapkan di Indonesia, peran Industri Kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan dengan besar kontribusi terhadap PDB rata – rata tahun 2002-2006 adalah sebesar 6,3% atau setara dengan 104,6 triliun rupiah (nilai konstan) dan 152,5 triliun yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang, disebelah utara, selatan, barat dan timur. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, kondisi perekonomian Kota

  2

  8

  Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya dengan luas daerah sekitar 265,10 km

  4.3 Nilai Trade Miliar Rp 69.546,98 78.795,02 87.131,11 104.483,15 - - Sumber : Departemen Perdagangan 2009 dan Indonesia Kreatif 2013

  4.2 Nilai Impor Miliar Rp 6.915,06 6.045,16 8.077,49 10.441,82 - -

  4

  

4.1 Nilai Ekspor Miliar Rp 76.462,03 84.840,18 95.208,61 114.924,97 - 118.968.0

  4 Berbasis Perdagangan Internasional

  4 5.398.16 2 5.420.165

  

42

2.813.959,2 1 3.001.635,1

  3.1 Jumlah Perusahaan Perusahaan 2.734.076 ,01 2.576.235,

  3 Berbasis Aktivitas Perusahaan

  2.2 Produktivitas Ribu Rp/TK 63.605,92 65.458,35 65.043,51 64.918,88 - -

  5 11.799.5 68 11.872.42

  tahun 2002-2006 adalah sebesar 5,4 juta dengan tingkat partisipasi sebesar 5,8 %. Sementara pada tahun 2013 indikator kenaikan ekonomi kreatif terhadap PDB sebesar 10,9 % dibanding tahun 2012. Indikator Ketenagakerjaan juga mengalami peningkatan sebesar 0,62 % pada tahun 2013 demikian pula dengan jumlah usaha yang mengalami kenaikan sebesar 0,41 %.

  

09

7.396.912,7 3 7.686.409,8

  2.1 Jumlah Tenaga Kerja Orang 7.360.032 ,12 7.006.392,

  2. Berbasis Ketenagakerjaan

  3 142.091,3

2

147.906,98 151.581,42 - -

  1.2 Nilai Tambah Konstan Miliar Rp 135.394,1

  6 641.815,4

  5 256.848,1

2

297.557,26 360.663,46 578.760,

  1.1 Nilai Tambah Berlaku Miliar Rp 214.540,8

  1. Berbasis PDB

  No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2012* 2013*

  Tabel 1.1

Statistik Industri Kreatif di Indonesia

Tahun 2005 – 2013

  • Diolah oleh penulis .

  Medan digambarkan melalui struktur ekonomi yang terbentuk dari masing-masing nilai tambah yang diciptakan oleh setiap sektor ekonomi yang ada. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Medan terus mengalami peningkatan yaitu tahun 2007 sebesar 7,78 persen tahun 2008, sebesar 6.89 persen, tahun 2009 sebesar 6,55 persen, tahun 2010 sebesar7,16 persen dan tahun 2011 sebesar 7,69 persen.

  Dibanyak bidang Kota Medan telah lama dikenal memiliki potensi yang sangat luar biasa, terutama dari segi pariwisata dan industri yang berkaitan dengan ide atau gagasan. Hal tersebut diatandai dengan mulai banyaknya bermunculan gagasan unik dan baru dari masyarakat Kota Medan dalam menghasilkan terobosan baru kegiatan ekonomi.

Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan Tenaga Kerja Industri Besar Sedang, Kecil Kota

  Medan Tahun 2008-2010 No. Klasifikasi Industri Perusahaan Tenaga Kerja 2008 2009 2010 2008 2009 2010

  1. Industri Besar Sedang 193 166 133 37.514 25.731 33.497

  2. Industri Kecil 211 401 96 766 2.479 1.181 Total 404 567 229 38.280 28.210 34.678 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

  Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, kondisi industri yang ada di Kota Medan, digolongkan menjadi dua bagian utama, yaitu Industri Besar Sedang dan Industri Kecil. Pada tahun 2008 total banyaknya perusahaan industri yang ada di Kota Medan sebesar 404 unit usaha, yang kemudian pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2009 mengalami peningkatan hingga 567 unit usaha. penurunan yang cukup besar hingga menjadi 229 unit usaha. Tidak jauh berbeda halnya dengan kondisi perusahaan industri di Kota Medan, kondisi tenaga kerja terhadap masing-masing industri juga mengalami fluktuasi dari tahun 2008-2010. Pada tahun 2008 jumlah tenaga kerja yang berada pada semua sektor industri sebanyak 38.280 tenaga kerja yang selanjutnya pada tahun 2009 mengalami penurunan hingga menjadi 28.210 total tenaga kerja, dan terakhir pada tahun 2010 terjadi perubahan, di mana terjadi kenaikan tenaga kerja atas penyerapan industri keseluruhan sebanyak 34.678.

  Selain dari pada itu Kota Medan juga dikenal sebagai jalur pelayaran Selat Malaka, memiliki posisi strategis dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan yang dilakukan didalam negeri maupun luar negeri. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo) dan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa.

  Dengan kondisi tersebut, maka pengembangan ekonomi kreatif perlu dijadikan sebagai sebuah acuan mengingat saat ini dunia industri telah berada pada era ekonomi gelombang keempat, untuk itu sangat diperlukan perumusan strategi pengembangan yang tepat agar industri kreatif dapat berkembang dengan baik sehingga mampu memanfaatkan potensi yang telah ada.

  Maka, berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Potensi Pengembangan

  Ekonomi Kreatif di Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Medan? 2.

  Bagaiamana strategi yang ditawarkan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1.

  Mendeskripsikan gambaran umum ekonomi kreatif di Kota Medan.

2. Mengetahui strategi yang baik untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.

  Sebagai sebuah kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan ilmiah khususnya tentang ekonomi kreatif.

  2. Sebagai tambahan informasi menambah khazanah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang yang sama.

Dokumen yang terkait

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR 2.1.Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir. - Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

0 14 22

25.5 Rata – rata 42.5 10 12.5 3 0.85 - Kelayakan dan Analisis Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk)(Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

0 1 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka - Kelayakan dan Analisis Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk)(Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupa

0 1 30

BAB I PENDAHULUAN - Kelayakan dan Analisis Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk)(Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

0 0 8

Kelayakan dan Analisis Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk)(Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

1 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Terhadap Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Terhadap Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggelapan Pajak di Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ekonomi Kreatif - Analisis Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Medan

0 7 26