Pembiayaan Pendidikan dan Profesional Guru

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan (Studi pada Kualitas Pendidikan di Provinsi Papua)

Paulus Yulius Indubri

STIPER St. Thomas Aquinas Jayapura

M.S. Idrus Ubud Salim

Djumahir

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Abstract: This research is to analyze the effect about empirically test: 1) whether professional teacher influences to school education managements, 2) whether ascendant curriculum to schooled education managements, 3) if yielding learned influential to schooled education managements, 4) if professional teacher influentialing to education qualities, 5) if ascendant curriculum to education qualities, 6) if yield- ing learned influential to education qualities, and 7) what is influential schooled education management to education quality. Observational method that is utilized is format design affiliate approaching (mixing approach), which is supported quantitative approaching by qualitatif ’s approaching as minor approach- ing. Observational location on 20 Regencies/City that exist on Papua Province region with division as follows: 1) Regencies/Cities at Province upstate Papuan, namely: Jayapura city, Jayapura regency, Keerom regency, Sarmi regency, Supiori regency, Fertile regency, Nabire regency, Yapen regency, and Waropen Regency,2) Regencies/Cities at Papua Province middle part, namely: Jayawijaya regency, Paniai regency, Mimika regency, Tolikara regency, Pegunungan Bintang regency, Puncak Jaya regency, and Yahukimo regency, and 3) Regency/City at austral Papua Province, namely: Merauke regency, Asmat regency, Boven Digoel regency, and Mappi Regency. The Result show that: 1) marks sense kausal’s relationships among teachers professional factor, curriculum, learned result, education management to education quality, 2) schooled education managements constitute education quality determinants, but then also so prescribed by professional teacher, curriculum, and tall studying result. If education management corresponds to that expected deep its management therefore good education quality will be reached conversely.

Keywords: governman policy, education quality

Abstrak: Pada penelitian ini, subjek yang dianalisis dan dites empiris akan berefek: 1) jika guru yang profesional berpengaruh dalam manajemen pendidikan schooling, 2) jika kurikulum berpengaruh terhadap manajemen pendidikan schooling, 3) jika hasil belajar berpengaruh terhadap manajemen pendidikan schooling, 4 ) jika guru yang profesional berpengaruh kepada kualitas pendidikan, 5) jika kurikulum berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, 6) jika hasil belajar berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, dan 7) apakah manajemen pendidikan schooling berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan format desain afiliasi (pendekatan pencampuran), yang didukung oleh pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan minor. Lokasi penelitian pada 20 Kabupaten/Kota yang ada

Alamat Korespondensi:

Paulus Yulius Indubri, STIPER St. Thomas Aquinas Jayapura

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 317

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

di wilayah Provinsi Papua dengan pembagian sebagai berikut: 1) Kabupaten/Kota di Provinsi Papua bagian utara, yaitu: Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Subur, Kabupaten Nabire, Kabupaten Yapen, dan Kabupaten Waropen, 2) Kabupaten/ Kota di Provinsi Papua bagian tengah, yaitu: Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Yahukimo, dan 3) Kabupaten/kota di Provinsi Papua selatan, yaitu: Kabupaten Merauke, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digoel, dan Kabupaten Mappi. Hasil observasi menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan khausal antara faktor pengajar profesional, kurikulum, hasil belajar, manajemen pendidikan dengan kualitas pendidikan, 2) manajemen pendidikan schooling merupakan penentu kualitas pendidikan, tetapi juga ditentukan oleh pengajar profesional, kurikulum, dan tingginya hasil belajar . Jika manajemen pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dalam manajemen mutu pendidikan yang baik sehingga akan tercapai kebalikannya.

Kata Kunci: kebijakan sekolah, kualitas pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi dengan manajemen pendidikan sekolah, profesional bagi setiap warga negara, hal ini sesuai dengan pasal guru, kurikulum, dan hasil belajar. Konstribusi secara

31 ayat (1) UUD 1945, bahwa ”setiap warga negara praktis penelitian ini diharapkan memberi masukkan berhak mendapat pendidikan”. Untuk mendapatkan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi layanan pendidikan bermutu, pemerintah pusat dan Papua dan Dinas pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan

Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi anggaran pendidikan melalui APBN dan APBD. Papua menyangkut profesional guru, kurikulum, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang ”Sis- hasil belajar dalam menunjang manajemen pendidikan tem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)”, mengatur sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan. anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan

APBD, diluar gaji pendidik dan biaya pendidikan TINJAUAN PUSTAKA kedinasan.Permasalahan yang sangat menarik untuk Manajemen Pendidikan

melakukan penelitian ini, sebagai berikut:1. Manaje- men pendidikan sekolah dapat ditinjau dari segi: a)

Pembinaan dan Pengembangan Kearns, P. (2001) produktivitas tenaga pendidik, b) pelayanan pendidikan mengemukakan pembinaan dan pengembangan untuk

secara kreatif, c) pembinaan dan pengembangan mencapai kualitas pendidikan, meliputi: kemampuan sebagai wujud koordinasi, dan d) mutu proses daya mengajar, profesionalisme pengajar, pendekatan, jenis saing.2. Kualitas pendidikan sasarannya, meliputi: a) dan metode, pegawasan, dan bimbingan. Mutu Proses desentralisasi pendidikan yang terkait dengan mutu Pembelajaran Cord (2001) dalam melakukan aspek hasil, b) strategis organisasi pendidikan, dan c) pem- penilaian terhadap mutu proses pembelajaran di seko- biyaan pendidikan. 3. Profesional guru sesuai dengan: lah, meliputi: silabus mata pelajaran, tes, pengamatan,

a) kualifikasi pendidik, b) supervisi pendidikan, dan penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan, dan

c) program sertifikasi.4. Kurikulum mewujudkan: a) penilaian.

kompetensi, b) lingkungan pendidikan, dan c) bahan Desentralisasi Pendidikan

ajar. 5. Hasil belajar sangat tergantung dari: a) parti- Barret (1999), dalam era desentralisasi pendi- sipasi guru, b) keahlian akademik, dan c) prestasi pen-

didikan. dikan mencakup tiga hal yakni: 1) manajemen berbasis lokasi, 2) pendelegasian wewenang, dan 3) inovasi

Manfaat Penelitian kurikulum. Konstribusi keilmuan manajemen sumber daya Pembiayaan Pendidikan dan Profesional Guru

manusia, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor disiplin ilmu khususnya tentang manajemen pendidikan

48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Bab II sekolah dan kualitas pendidikan yang berhubungan pasal 7.

318 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. penilaian terdapat tiga syarat, antara lain: 1) penilaian

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; pada Bab hasil belajar oleh pendidik, 2) penilaian hasil belajar

III. Prinsip Profesionalitas; pasal 7 ayat 1. oleh satuan pendidikan, dan 3) penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Kualitas Pengajar dan Program Sertifikasi

Upaya untuk mengoptimalkan pendidikan sangat berkaitan langsung dengan faktor kualitas pendidikan,

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor:

16 Tahun 2007, tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar manajemen pendidikan sekolah, profesional guru, Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yakni kurikulum, dan hasil belajar. Pada prinsipnya kualifikasi akademik guru.

pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung keberhasilan suatu proses perubahan, dari

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 masyarakat terbelakang menjadi masyarakat yang Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV; pasal 8 yakni guru wajib memiliki kualifikasi akademik, lebih maju menuju kesetaraan dan kesejajaran dengan

kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan masyarakat lainnya. rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pasal 11.

Profes ional Guru (X1)

Kurikulum

Kurikulum dilaksanakan sesuai dengan Undang-

H4

H1

Undang No. 2 tahun 1989 tentang ”Sistem Pendidikan

Nasional”.

Kompetensi Manajemen

H7

H2 Pendidikan

Kualitas Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: (Y2)

16 Tahun 2007, tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

H5

Lingkungan Pendidikan dan Hasil Belajar

H3

H6

Bogdan R.C. (1992), lingkungan pendidikan

dalam sistem pengajaran yang diterapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan dan

Hasil Belajar (X3)

kesadaran peserta ajar pada lingkungan walaupun

ilmu-ilmu yang diajarkan adalah ilmu-ilmu yang Gambar 1. Counceptual Framework (Yang Menunjuk-

berkaitan dengan lingkungan.

kan Hubungan Variabel Profesional Guru, Kurikulum, Hasil Belajar, Manajemen Pendi-

Hasil Belajar

dikan Sekolah, dan Kualitas Pendidikan)

Dalam kedudukan hasi belajar dikaitkan dengan Hipotesis Penelitian

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik H1 : Semakin tinggi profesional guru, akan sema- Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar kin baik manajemen pendidikan sekolah. Penilaian Pendidikan. H2 : Semakin terpadunya kurikulum yang diterap-

kan, akan semakin baik manajemen pendi-

Keahlian Akademik dan Kerangka Konsep

dikan sekolah.

Penelitian

H3 : Semakin baik hasil belajar siswa, akan sema- Keahlian akademik dalam penilaian hasil belajar

kin menunjang manajemen pendidikan sekolah. menurut PP. No. 19 tahun 2005 mengenai standar H4 : Semakin terpadunya profesional guru, akan semakin baik kualitas pendidikan.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 319

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

H5 : Semakin terpadunya kurikulum, akan semakin

Kualitas Pengajar (X11)

Produktivitas (Y 11)

Pendidikan Pelayanan (Y12) Pengembangan Pembinaan dan Pembelajaran (Y 13) Mutu Proses (Y 13)

baik kualitas pendidikan. H6 : Semakin terpadunya hasil belajar yang dite-

Supervisi Pendidikan (X12)

Profe sional Gur u (X1)

tapkan, akan semakin tinggi kualitas pendi- Program Sertif ikasi dikan. (X13)

H1 Desentralisasi

H4 Pendidikan (Y21)

METODE Manajemen

Pendidikan Pendekatan Penelitian (Y22)

Lingkungan Pendidikan

H2 Pendidikan Sekolah

(X22)

Kurikulum

Kualitas Pendidikan Organisasi

Bahan Ajar (X23)

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meng-

Partisipasi Guru (X31)

H3 Pembiayaan Pendidikan (Y23)

H6

analisis hubungan kausalitas dengan analisis jalur

(path analysis) merupakan metode analisis yang

Keahlian Akademik (X32)

Hasil Belajar (X3)

dapat diterapkan pada semua skala data, tidak mem- Prestasi Pendidikan butuhkan banyak asumsi dan ukuran sampelnya. (X33)

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini menggu-

nakan perspektif fenomenologi, dengan tujuan untuk Gambar 2. Diagram Jalur Model Diagram Path

mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap terhadap hasil analisis kuantitatif.

• Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi

analisis path.

Lokasi Penelitian

• Dalam analisis path adanya pengaruh langsung, Adapun lokasi penelitian pada 20 Kabupaten/

pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. 4. Pemeriksaan validitas model analisis path.

Kota yang terdapat pada wilayah Provinsi Papua. • Interprestasi hasil berdasarkan tahapan analisis

path Populasi Dan Sampel . Populasi Penelitian

HASIL

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah sebanyak 1.030 orang pada 20 Kabupaten/ Hasil Analisis Path

Analisis Confirmatory factor Analysis (CFA) Sampel Penelitian

Kota di Provinsi Papua.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Profesional Guru (X

proporsional non random sampling Jadi sampel dalam penelitian adalah sebesar 280 responden secara

Chi Square = 10.150

Kualitas Pengajar

Probability = .885

proposional.

e1 (X11)

RMSEA = .000 CMIN/DF = .287 GFI = .995

AGFI = .986 CFI = .986

Analisis Data TLI = .971

Analisis Deskriptif Profe sional Guru e2

Supervisi Pendidikan

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan deskripsi responden ter- hadap dimensi-dimensi setiap variabel penelitian.

Analisis Jalur (Path Analysis)Analisis jalur (Path

Program Sertifikasi

Analysis ) digunakan untuk menelusuri hubungan

e3 (X13)

antara variabel dalam model yang dibuat si peneliti.

Solimun (2002), analisis jalur (Path Analysis), Gambar 3. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada

sebagai berikut:

Variabel Profesional Guru (X 1 )

• Merancang model berdasarkan konsep dan teori.

320 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan Tabel 1. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel Tabel 3. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel

Kurikulum (X 2 )KriteriaCut-off-Value Kriteria Cut-off-

Profesional Guru (X 1 )

Hasil Value

Model Keterangan

Chi Square Kecil

12.884 Baik Pro bability

0.264 Baik GFI

0.000 Baik CMIN/DF

0.987 Baik TLI

0.720 CFI Baik = 0.95 0.986 Baik

CMIN/D

Tabel 2. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR),

dan Probability (p) Pada Variabel Profesional

Guru (X 1 ) Tabel 4. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR),

Variabel Loading Critical Factor

dan Probability (p) Pada Variabel Kurikulum (X )

Variabel Critical Loading

Loading Factor (2 ) positif dengan nilai proba-

bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian Loading Factor (2 ) positif dengan nilai proba- dimensi indikator dengan nilai kualitas pengajar (X 11 ) bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian

sebesar 0.545, supervisi pendidikan (X 12 ) sebesar dimensi indikator dengan nilai kompetensi (X 21 ) sebe- 0.314, dan program sertifikasi (X 13 ) sebesar 0.704 sar 0.915, lingkungan pendidikan (X 22 ) sebesar 0.691, sangat menentukan profesional guru (X 1 ). Untuk nilai dan bahan ajar (X 23 ) sebesar 0.840 sangat menentu- tertinggi dimiliki oleh dimensi indikator program serti- kan kurikulum (X 22 ). Untuk nilai tertinggi dimiliki oleh fikasi (X 13 ) sebesar 0.704 dan kualitas pengajar (X 11 ) dimensi indikator kompetensi (X 21 ) sebesar 0.915 dan sebesar 0.54. Sedangkan nilai dimensi indikator teren- bahan ajar (X 22 ) sebesar 0.840. Sedangkan nilai di- dah pada supervisi pendidikan (X 12 ) sebesar 0.314. mensi indikator terendah pada lingkungan pendidikan Sertifikasi guru dan dan kualitas pengajar sangat ber- (X 2 ) sebesar 0.691. Kompetensi dan bahan ajar pengaruh dalam meningkatkan profesional guru.

sangat berpengaruh dalam meningkatkan kurikulum.

Confirmatory Factor Analysis (CFA) Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Variabel Kurikulum (X 2 )

Variabel Hasil Belajar (X 3 )

Kompetensi

Chi Square = 12.721 e4 (X 21)

Chi S quare = 12.884

Probability = .264

RMSEA = .000

Partisipasi Guru

Probability = .214

CMIN/DF = .720

e7 (X31)

RMSEA = .043

GFI = .987

CMIN/DF = 1.412

AGFI = .974

GFI = .927 AGFI = .914

CFI = .957 TLI = .901

Lingkungan e5 Pendidikan

Kurikulum

e8 Keahlian Akademik

Hasil Belajar (X3)

Bahan Ajar

Prestasi Pendidikan

e9 (X33)

e6 (X23)

Gambar 4. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada Gambar 5. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Pada

Variabel Kurikulum (X 2 )

Variabel Hasil Belajar (X 3 )

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 321

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir Tabel 5. Hasil Uji Goodness of Fit IndeksPada Variabel Tabel 7. Hasil Uji Goodness of Fit Indeks pada Variabel

Hasil Belajar (X 3 )

Manajemen Pendidikan Sekolah (Y 1 )

Hasil Kriteria Cut-off-

Cut-off-

Model Keterangan Value

21.567 Baik Chi

Chi Square

Kecil

0.152 Baik Square

0.067 Baik Probabilit

RMSEA

0.938 Baik y

0.932 Baik RMSEA

AGFI

1.376 Baik GFI

CMIN/DF

0.959 Baik AGFI

0.956 Baik CMIN/DF

Tabel 8. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR),

dan Probability (p) pada Variabel Manajemen Tabel 6. Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR),

Pendidikan Sekolah (Y 1 ) dan Probability () Pada Variabel Hasil Belajar (X

Probability Keterangan Loading

(р) Indikator Factor

0.000 Signifikan X 31 0.594

0.000 Signifikan X 32 0.584

0.000 Signifikan X 33 0.613

Loading Factor (2 ) positif dengan nilai proba- Signifikan Loading Factor (2 ) positif dengan bilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dimensi indikator

nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0.05. Dengan dengan nilai produktivitas (Y 11 ) sebesar 0.581, pela- demikian dimensi indikator dengan nilai partisipasi guru yanan pendidikan (Y 12 ) sebesar 0.492, pembinaan dan (X 31 ) sebesar 0.594, keahlian akademik (X 32 ) sebesar pengembangan (Y 13 ) sebesar 0.734, dan mutu proses 0.584, dan prestasi pendidikan (X 33 ) sebesar 0.613 sangat pembelajaran (Y 14 ) sebesar 0.651 sangat menentukan menentukan hasil belajar (X 3 ). Untuk nilai tertinggi manajemen pendidikan sekolah (Y 1 ). Nilai tertinggi dimiliki oleh dimensi indikator prestasi pendidikan (X 33 ) dimiliki oleh dimensi indikator pembinaan dan pengem- sebesar 0.613 dan partisipasi guru (X 31 ) sebesar 0.594. bangan (Y 13 ) sebesar 0.734 dan mutu proses pem- Sedangkan nilai dimensi indikator terendah pada ke- belajaran (Y 14 ) sebesar 0.651. Nilai terendah pada ahlian akademik (X 32 ) sebesar 0.584. Prestasi pendi- pelayanan pendidikan (Y 12 ) sebesar 0.492 dan pro- dikan dan partisipasi guru sangat berpengaruh dalam duktivitas (Y 11 ). Pembinaan dan pengembangan serta meningkatkan hasil belajar. Confirmatory Factor Analysis mutu proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam (CFA) Variabel Manajemen Pendidikan Sekolah (Y 1 ) meningkatkan manajemen pendidikan sekolah. Con-

Chi Square = 21.567

Probability = .152

firmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Kualitas

e10 (Y11)

Produktivitas

CMIN/DF = 1.376 RMSEA = .067

Pendidikan (Y 2 )

Chi Square = 22.466

CMIN/DF = 1.410 RMSEA = .156

e11 Pelayanan GFI = .951

Pendidikan

AGFI = .916 (Y12)

Manajemen Pendidikan

(Y2) Pembinaan dan e12

e15

Pendidikan

1.00 Kualitas Pendidikan

(Y22)

Pengembangan (Y13)

e13 Pembelajaran

Mutu Proses

Gambar 6. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Pada Gambar 7. Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada

Variabel Manajemen Pendidikan Sekolah (Y 1 )

Variabel Kualitas Pendidikan (Y 2 )

322 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit Indeks pada Variabel • Uji Analisis Jalur P (X 1  Y Y 1 ) Hubungan kausa-

Kualitas Pendidikan (Y 2 )

litas antara variabel profesional guru (X 1 )

Kriteria Cut-off-

Hasil

Keterangan

terhadap manajemen pendidikan sekolah (Y 1 )

Value

Model

dengan loading factor (2 ) sebesar 0.484 signi-

Chi Square Kecil

fikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian

hubungan antara profesional guru (X 1 ) mempu-

nyai pengaruh langsung secara signifikan terha-

CMIN/DF = 2.00

Baik

dap manajemen pendidikan sekolah (Y 1 ).

• Uji Analisis Jalur P (X 2 Y 1 ) Hubungan kausa-

litas antara variabel kurikulum (X 2 ) terhadap

Tabel 10.Nilai Loading Factor (2), Critical Ratio (CR),

manajemen pendidikan sekolah (Y 1 ) dengan

dan Probability (p) pada Variabel Kualitas

loading factor (2 ) sebesar 0.399 signifikan

Pendidikan (Y 2 )

0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan antara kurikulum (X

Variabel Loading Critical

2 ) mempunyai pengaruh

Indikator Factor Ratio

langsung secara signifikan terhadap manajemen

() (CR)

pendidikan sekolah (Y 1 ).

• Uji Analisis Jalur P (X 3  Y Y 1 ) Hubungan kausa-

litas antara variabel hasil belajar (X 3 ) terhadap manajemen pendidikan sekolah (Y

1 ) dengan loading factor (2 ) sebesar 0.249 signifikan 0.000

Hasil Uji Model Analisis Path

atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan

Profe sional Guru (X1)

antara hasil belajar (X 1 ) mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap manajemen pendidikan sekolah (Y 1 ).

• Uji Analisis Jalur P (X

Y ) Hubungan kausa-

litas antara variabel profesional guru (X 1 ) terha- dap kualitas pendidikan (Y 2 ) dengan loading factor (2 ) sebesar 0.343 signifikan 0.000 atau

Manajemen

(p < 0.05). Dengan demikian hubungan antara

0.399 * Pendidikan

Sekolah Kurikulum

profesional guru (X 1 ) mempunyai pengaruh lang-

(Y1)

(X2)

Kualitas Pendidikan

(Y2)

sung secara signifikan terhadap kualitas pendi-

dikan (Y 1 ).

• Uji Analisis Jalur P (X 2  Y Y 2 ) Hubungan kausa- litas antara variabel kurikulum (X 2 ) terhadap

kualitas pendidikan (Y 1 ) dengan loading factor

(2 ) sebesar 0.442 signifikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan antara

Hasil Belajar (X3)

kurikulum (X 2 ) mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap kualitas pendidikan (Y

2 ). • Uji Analisis Jalur P (X

Gambar 8. Hasil Uji Model Analisis Path dan Hubungan

3  Y ), Kurikulum Y 2 ) Hubungan kausa-

Variabel Profesional Guru (X

(X

2 ), Hasil Belajar (X 3 ), Manajemen Pendi-

litas antara variabel hasil belajar (X

3 ) terhadap

dikan Sekolah (Y ), dan Kualitas Pendidikan

kualitas pen-didikan (Y ) dengan loading fac-

tor (2 ) se-besar 0.324 signifikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian hubungan antara hasil

(Y 2 )

Identifikasi koefisien jalur pada tahapannya belajar (X 3 ) mempunyai pengaruh langsung dapati dijelaskan sebagai berikut:

secara signifikan terhadap kualitas pendidikan (Y 2 ).

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 323

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Uji Analisis Jalur P (Y 1  Y Y 2 ) Hubungan kausa- • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya litas antara variabel manajemen pendidikan

pengaruh variabel kurikulum (X 2 ) terhadap

kualitas pendidikan (Y 1 ) dengan nilai standard- dengan loading factor (2 ) sebesar 0.483 signi-

sekolah (Y 1 ) terhadap kualitas pendidikan (Y 2 )

ized direct 0.442, indirect 0.000, p-value 0.000. fikan 0.000 atau (p < 0.05). Dengan demikian

Apabila variabel kurikulum (X 1 ) ditingkatkan hubungan antara manajemen pendidikan sekolah

maka kualitas pendidikan (Y 1 ) akan meningkat, (Y 1 ) mempunyai pengaruh langsung secara signi-

sebaliknya apabila kurikulum (X 1 ) menurun maka

fikan terhadap kualitas pendidikan (Y 2 ).

kualitas pendidikan (Y 1 ) akan menurun juga. • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya pe-

Pengaruh Langsung (Direct Effect) dan Tidak

ngaruh variabel hasil belajar (X 3 ) terhadap kuali-

tas pendidikan (Y 1 ) dengan nilai standardized • Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya

Langsung (Indirect Effect)

direct 0.324, indirect 0.044, p-value 0.000. Apa-

pengaruh variabel profesional guru (X 1 ) terhadap

bila variabel hasil belajar (X 3 ) ditingkatkan maka

kualitas pendidikan (Y 1 ) akan meningkat, sebalik- standardized direct 0.484, indirect 0.000, p-

manajemen pendidikan sekolah (Y 2 ) dengan nilai

nya apabila hasil belajar (X 3 ) menurun maka value 0.000. Apabila variabel profe-sional guru

kualitas pendidikan (Y 1 ) akan menurun juga. (X 1 ) ditingkatkan maka manajemen pendidikan • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya sekolah (Y 2 ) akan meningkat, sebaliknya apabila

pengaruh variabel manajemen pendidikan seko-

profesional guru (X 1 ) menurun maka manajemen

lah (Y 2 ) sekolah terhadap kualitas pendidikan

(Y 1 ) dengan nilai standardized direct 0.483, • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya pe-

pendidikan sekolah (Y 2 ) akan menurun juga.

indirect 0.086, p-value 0.000. Apabila variabel

ngaruh variabel kurikulum (X 2 ) terhadap manaje-

manajemen pendidikan sekolah (Y 2 ) ditingkatkan

maka kualitas pendidikan (Y 1 ) akan meningkat, dardized direct 0.399, indirect 0.000, p-value

men pendidikan sekolah (Y 2 ) dengan nilai stan-

sebaliknya apabila manajemen pendidikan seko-

0.000. Apabila variabel kurikulum (X 2 ) ditingkat-

lah (Y 2 ) menurun maka kualitas pendidikan (Y 1 )

kan maka manajemen pendidikan sekolah (Y 2 )

akan menurun juga.

akan meningkat, sebaliknya apabila kurikulum

(X 2 ) menurun maka manajemen pendidikan Pengujian Hipotesis

sekolah (Y 2 ) akan menurun juga. Hipotesis 1 : Semakin tinggi profesional guru, akan • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya

semakin baik manajemen pendidikan

pengaruh variabel hasil belajar (X 3 ) terhadap

sekolah.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR standardized direct 0.249, indirect 0.000, p-value variabel profesional guru (X

manajemen pendidikan (Y 2 ) sekolah dengan nilai

1 ) terhadap manajemen

2 ) adalah 3.941 > 1.96 dengan katkan maka manajemen pendidikan sekolah tingkat signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan

0.000. Apabila variabel hasil belajar (X 3 ) diting- pendidikan sekolah (Y

(Y 2 ) akan meningkat, sebaliknya apabila hasil be- bahwa hipotesis pertama diterima kebenarannya. lajar (X 3 ) menurun maka manajemen pendidikan Hipotesis 2 : Semakin terpadunya kurikulum yang sekolah (Y 2 ) akan menurun juga.

diterapkan, akan semakin baik manaje- • Hasil pengujiaan menunjukkan bahwa adanya

men pendidikan sekolah. pengaruh variabel profesional

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR guru (X 1 ) terhadap kualitas pendidikan (Y 1 ) variabel kurikulum (X

2 ) terhadap manajemen pendi- dengan nilai standardized direct 0.343, indirect dikan sekolah (Y

2 ) adalah 2.344 > 1.96 dengan tingkat 0.034, p-value 0.000. Apabila variabel profesio- signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

nal guru (X 1 ) ditingkatkan maka kualitas pendi- hipotesis kedua diterima kebenarannya. dikan (Y 1 ) akan meningkat, sebaliknya apabila Hipotesis 3 : Semakin baik hasil belajar, akan semakin

menunjang manajemen pendidikan pendidikan (Y 1 ) akan menurun juga.

profesional guru (X 1 ) menurun maka kualitas

sekolah.

324 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR • Keterkaitan supervisi pendidikan dan pelayanan

pendidikan di lihat dari sisi internal dan eksternal dikan sekolah (Y 2 ) adalah 3.783 > 1.96 dengan tingkat

variabel hasil belajar (X 3 ) terhadap manajemen pendi-

untuk mengembangkan proses kreativitas dan signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

berkualitas.

hipotesis ketiga diterima kebenarannya. • Keterkaitan program sertifikasi dan pembinaan Hipotesis 4 : Semakin terpadunya profesional guru,

dan pengembangan menyangkut koordinasi, akan semakin baik kualitas pendidikan.

pengendalian, dan agensi pendidikan harus sesuai Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR

dengan aturan pendidikan. variabel profesional guru (X 1 ) terhadap kualitas pendi- • Keterkaitan kualitas pengajar dengan mutu pro- dikan (Y 1 ) adalah 3.345 > 1.96 dengan tingkat signifi-

ses pembelajaran, meliputi daya saing, tata kelola, kanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipo-

citra publik, persyaratan akademik, keahlian khu- tesis keempat diterima kebenarannya.

sus, beban kerja, rencana pembelajaran, dan tidak Hipotesis 5 : Semakin terpadunya kurikulum, akan

diskriminatif.

semakin baik kualitas pendidikan. • Keterkaitan supervisi pendidikan dengan mutu Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR

proses pembelajaran untuk mewujudkan fungsi, variabel kurikulum (X 2 ) terhadap kualitas pendidikan

peran dan kedudukan tersebut, guru perlu memi- (Y 1 ) adalah 2.167 > 1.96 dengan tingkat signifikanisi

liki kualifikasi akademik, kompetensi, dan serti- 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

fikat pendidik sesuai dengan standar pendidik. kelima diterima kebenarannya.

• Keterkaitan program sertifikasi dengan mutu pro- Hipotesis 6 : Semakin terpadunya hasil belajar yang

ses pembelajaran untuk menghasilkan pendidikan ditetapkan, akan semakin tinggi kualitas

yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan pendidikan.

yang cerdas dan kompetitif.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR

Kualitas Pengajar

variabel hasil belajar (X 3 ) terhadap kualitas pendidikan

(Y

1 ) adalah 3.405 > 1.96 dengan tingkat signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis Superv isi P endidikan

keenam diterima kebenarannya.

Program Sertif ikasi

Hipotesis 7 : Semakin terpadunya manaje-men pendi- dikan, akan semakin baik kualitas pendi-

Manaajemen

Profesional

Guru

Produk tiv itas

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai CR

Pelayanan

variabel manajemen pendidikan (Y 2 ) terhadap kualitas

P endidikan

pendidikan (Y 1 ) adalah 2.412 > 1.96 dengan tingkat

Pembinaan Dan

Pengembangan

signifikanisi 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketujuh diterima kebenarannya.

Mut u Proses

PEMBAHASAN Pembelajaran

Pengaruh Profesional Guru terhadap Manaje- Gambar 9. Pengaruh Profesional Guru terhadap Mana-

men Pendidikan Sekolah jemen Pendidikan Sekolah

Keterangan:

Secara langsung maupun tidak langsung berdam-

: Tujuan

pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua,

: Pencapaian

hal ini dapat dibuktikan dengan:

Pengaruh Kurikulum terhadap Manajemen

• Keterkaitan produktivitas dan kualitas pengajar

sangat berhubungan dengan kualifikasi tenaga Pendidikan Sekolah

pendidik sesuai dengan jenjang pendidikan strata Secara langsung maupun tidak langsung berdam- satu (S-1) setara dengan bidang ilmu yang diajar- pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, kan, dan jumlah tenaga pendidik.

hal ini dapat dibuktikan dengan:

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 325

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Keterkaitan kompetensi dan produktivitas me- • Keterkaitan partisipasi guru dengan pelayanan nunjukkan seperangkat perilaku yang berkaitan

pendidikan dan pembinaan serta pengembangan, dengan keserasian materi kurikulum, manfaat

yakni: pedoman dan petunjuk, tenaga pengajar, hasil penelitian khusus pendidikan partisipasi aktif,

rancangan, kualitas, penerapan, presepsi, model bimbingan, kinerja guru, etika lingkungan, dan

pembelajaran, makna pendidikan, ketentuan, kreativitas guru.

koordinasi, pengendalian, dan agensi pendidikan. • Keterkaitan lingkungan dan pelayanan pendi- • Keterkaitan keahlian akademik dengan produk- dikan, pembinaan serta pengembangan menun-

tivitas, meliputi: fasilitas pendidikan, kebutuhan jukkan pemanfaatan waktu, kesetian, manfaat

pendidikan, kapasitas guru, teknologi pendidikan, nilai, sikap, tertib, pemahaman kepemimpinan

kinerja guru, etika lingkungan, dan kreativitas yang efektif, disiplin, model pembelajaran, makna

guru.

pendidikan, ketentuan, koordinasi, pengendalian, • Keterkaitan prestasi akademik dan mutu proses dan agensi pendidikan.

pembelajaran.

• Keterkaitan bahan ajar dan mutu proses pem- • Sistem penanganan pendidikan tingkat kampung belajaran menunjukkan penyempurnaan kuri-

sampai dengan kabupaten melalui peningkatan kulum, implementasi pendidikan, metode ajar,

jenjang pendidikan.

buku teks, daya saing, tata kelola, dan citra publik. • Menciptakan konsistensi tujuan hasil belajar • Kurikulum dalam manajemen pendidikan sekolah

dalam menunjang manajemen pendidikan sekolah yang sangat perlu diperhatikan menyangkut pe-

berkompetitif dan berkelas internasional. nentuan jenis penilaian.

• Dalam peningkatan prestasi akademik khususnya • Dalam pengembangan silabus implementasinya

dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembela- • Dalam pelaksanaan satuan pendidikan pada ke- jaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti

ahlian akademik menjamin pencapaian kompe- oleh masing-masing guru.

tensi dasar yang di tandai oleh perubahan perilaku

dapat diukur melalui sikap, pengetahuan, dan

Kompet ensi

Produkt ivitas

Bela ja r

Lingkungan Mutu Proses

Pr o du

Pendidikan Pembelajaran

Kea

h lia

Pelay a

na n

Pembinaan Dan

Pemb i

Gambar 10. Pengaruh Kurikulum Terhadap Manajemen Pendidikan Sekolah

Ma n a jeme

: Informasi/Dukungan

Pe n d idik a

Pengaruh Hasil Belajar terhadap Manajemen Gambar 11. Pengaruh Hasil Belajar terhadap Manajemen Pendidikan Sekolah

Pendidikan Sekolah Secara langsung maupun tidak langsung berdam- Keterangan:

pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua,

: Perencanaan

hal ini dapat dibuktikan dengan:

: Pencapaian

326 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

Pengaruh Profesional Guru terhadap Kualitas • Kurikulum sebagai penentu dalam tingkat satuan

Pendidikan

pendidikan khususnya dalam penetapan kalender pendidikan.

Secara langsung maupun tidak langsung berdam- • Kompetensi mengambarkan kedudukan kuriku- pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, lum pada semua jenjang dan jenis pendidikan hal ini dapat dibuktikan dengan: dengan prinsip diverifikasi. • Kedudukan profesional guru dalam menunjang • Lingkungan pendidikan dalam proses pembela- kualifikasi pendidikan dalam mewujudkan tujuan jaran di mana ketersedian sarana dan prasarana pendidikan nasional dan secara khusus di Provinsi yang memadai serta interaksi peserta didik Papua.

dengan pendidik.

• Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai pro- • Bahan ajar menyangkut keteraturan kurikulum, fesional sesuai dengan prinsip profesionalitas waktu yang sangat berguna di sekolah, buku teks sebagai pendidik profesional. dan bahan lainnya yang mencukupi, fasilitas • Dalam kualitas pengajar perlu adanya penguasa- memadai, dan frekuensi pekerjaan rumah. an materi pelajaran sebagai pendukung profesio- • Seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi nalisme guru. dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan • Sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan dapat dalam kurikulum sebagai pedoman penyeleng- diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi. tujuan kualitas pendidikan. • Kedudukan guru sebagai tenaga profesional

Ha

mempunyai visi dan misi terwujudnya penyeleng-

garaan sesuai dengan prinsip-prinsip profesiona- litas.

Ko mp

Desent ralisasi

Pro f es io na l

P endidi

Guru

Or ga

Ku a lita s

Pe n d idik a n

O rg a n is as i

Lin

P embia

Prog ra m

P endidi

Ku a lita s Pe n did ik an

Gambar 13. Pengaruh Kurikulum terhadap Kualitas

Pendidikan

Keterangan:

Gambar 12. Pengaruh Profesional Guru terhadap Kualitas

Pengaruh Hasil Belajar terhadap Kualitas

: Keputusan : Koordinasi

Pendidikan

Secara langsung maupun tidak langsung berdam- Pengaruh Kurikulum terhadap Kualitas Pendidikan pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua,

Secara langsung maupun tidak langsung berdam- hal ini dapat dibuktikan dengan: pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua, • Penilaian hasil belajar dalam peningkatan kualitas hal ini dapat dibuktikan dengan:

pendidikan disesuaikan dengan beban belajar dalam sistem.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 327

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

• Partisipasi guru kriteria ideal ketuntasan untuk

Desentralisasi

Kualitas P endidikan

masing-masing indikator 75%.

Pendidikan

• Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus

untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. P embiayaan

Hasil Belajar

P roduktivitas

Partisipasi Keahlian

Prestasi Pendidikan

P embiayaan Pendidikan

Pelayanan

Prestasi P endidikan Pendidikan

Pembinaan dan P engembangan

Organis asi

K ualit as

Pendidikan

Pendidikan

Gambar 14. Pengaruh Hasil Belajar terhadap Kualitas

Mutu Proses

Pendidikan Pembelajaran

: Koordinasi Pendidikan Sekolah

Pengaruh Manajemen Pendidikan Sekolah Gambar 15. Pengaruh Manajemen Pendidikan Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan terhadap Kualitas Pendidikan

Keterangan:

Secara langsung maupun tidak langsung berdam-

: Koordinasi : Pencapaian

pak positif meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua,

hal ini dapat dibuktikan dengan:

KESIMPULAN DAN SARAN • Dalam memperbaki kualitas pendidikan dan pro- Kesimpulan

duktivitas sehingga mengurangi biaya pendidikan. • Manajemen bertanggungjawab untuk mengem- • Kedudukan profesional guru ber-pengaruh serta bangkan strategi kolaborasi dengan kelompok

berdampak positif terhadap manajemen lain.

pendidikan sekolah mempunyai keterkaitan • Sumber pembiayaan pendidikan di Provinsi Papua

khusus dengan kualifikasi tenaga pendidik yang bersumber dari pemerintah daerah (APBD) yang

berkualitas.

merupakan dana-dana subsidi, dana perimbangan, • Kedudukan kurikulum berpengaruh serta ber- bantuan pemerintah pusat, dan pinjaman.

dampak positif terhadap manajemen pendidikan • Secara top down pemerintah perlu mengem-

sekolah mempunyai keterkaitan khusus dengan bangkan desentralisasi pendidikan sehingga

perilaku, kurikulum, dan efisiensi penggunaan pendidikan yang terbaik sekalipun dapat diakses

sumber daya personal termasuk guru secara oleh orang dari kelompok manapun.

profesional.

• Pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan • Kedudukan hasil belajar berpengaruh serta ber- mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen

dampak positif terhadap manajemen pendidikan pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai

mempunyai keterkaitan khusus dengan pemera- tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan

taaan akses pendidikan satu atap dengan pola global.

asrama, sekolah yang berkompetitif dan berkelas internasional.

328 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang

Manajemen Pendidikan Sekolah dan Kualitas Pendidikan

• Kedudukan profesional guru ber-pengaruh nyata Bestecher, D.G. 1974. Analysis of Student Flows and En- serta berdampak positif terhadap kualitas pen-

rollment Projections . Bangkok: UNESCO. didikan mempunyai keterkaitan khusus dengan Barrett. 1999. The Effect of Educational Attainmenton Wel- kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan

fare Dependence Evidence from Canada . Journal Vol. secara efektif. VIII, No.1. Halaman 44–69. Bell. 1979. The The Client-Consultan Handbook (2 nd ED). Journal Education. Gelcview, Illinois: Scot, Froresman

Saran

and Company.

Untuk Dinas Pendidikan

Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl, 1990. Need evalu- ate your learning process? you can do it now! with

• Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk dapat this guide in a step, your evaluation made easy Jour- membentuk kualitas pendidikan meliputi desen-

nal Vol. VIII, No.1. Halaman 44–69. tralisasi pendidikan, organisasi pendidikan, dan Bond. S. 2004. Organization Culture and Work-Life Con- pembiayaan pendidikan di Provinsi Papua dengan

flict in The UK. The International Journal of of Soci- memperhatikan aspek: a) profesional guru, b)

ology and Social Policy. 24 (12) 14-18. kurikulum, c) hasil belajar, dan d) manajemen Bogdan, R.C. 1992. Qualitive Research for Education. pendidikan sekolah.

Bosto. Journal (76). Page 96-134. • Cangelosi, J.S. 1993. Classroom Management Strategies, Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Gaining and Maintaining Student Cooperation .

di Provinsi Papua , maka perlu meningkatkan Second Edition, by Logman Publishing Group.

hubungan antara profesional guru dengan mana- Cobb, P. 2001. Assessment Of A Problem-Centered Second jemen pendidikan sekolah terhadap kualitas pen-

Grade Mathematics Project . Journal for Research in didikan.

Mathematics Education, 22, pp.3-29. • Untuk mengembangkan suatu penelitian yang le- Cooper, J.M. 1977. Classroom Teaching Skills. A Hand- bih representatif, disarankan agar peneliti selan-

book . Lexingtong: De Health and Coy. Journal for jutnya dapat menambah beberapa variabel tertentu

Research Education, 24, pp.26-35. yang dapat memediator antara variabel profesio- Cord. 2001. What is Contextual Learning. WWI Publish- nal guru, kurikulum, hasil belajar, manajemen

ing Texas: Waco.

pendidikan sekolah terhadap kualitas pendidikan. Curle, A. 1982. Identifikasi Profesional Perencanaan

Pendidikan . Jakarta: LAN. Darling-Hammond, L. 2003. Teacher Quality And Student

Bagi Praktisi

Achievement: Areview Of State Policy Evidence . Perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan

Journal Education Policy Analysis Archives, 8 (1). yang efektif dan lebih sesuai dengan kondisi riil pendi-

Available at www.olam.ed. asu.edu/epaa/v8n1. dikan di Provinsi Papua, sehingga nantinya mampu Frank, W., Banghart, Albert, T. 1973. Educational Plan- ning . NewYork: The Macmillan Company.

mewujudkan suatu manajemen pendidikan sekolah Geist. 2002. ”Professionals are specialists and experts dan menumbuhkan profesional guru, kurikulum, dan

inside their fields; their expertise is not intended to hasil belajar yang baik.

be necessarily transferable to other areas, consequently they claim no especial wisdom or sagacity outside

DAFTAR RUJUKAN

their specialties ”.

Adam, C. 1982. Identitas Profesional Perencanaan Glickman, C.D. 1981. Developmental Supervision. Alexan- Pendidikan . Jakarta: Prenhallindo.

dria: Association for Supervision and Curriculum Alfonso, R.J., Firth, G.R., Neville, R.F. 1981. Instructional

Development.

Supervision: A Behavioral System . Boston: Allyn and Guthrier, J.W. 1971. School and Inequality. MIT. Journal Bacon, Inc.

(84). Page 86-112. Cambridge. Arcaro, Jerome, S. 1995. Quality in Education: an Imple- Harris, B., dan Bessent, W. 1989. In-Service Education: A mentation Handbook , St. Lucie Press, Delray Beach,

Guide to Better Praction. Englewood Cliffs, N, Florida.

J.:PrenticeHall, Inc.

Aryee, S., Field, and Luck. 1999. Cross Cultural Test of a Hammons. 1976. Sivteen ways to kill a college faculty Model of The Work Family Interface . Journal of Ma-

development program Journal Education (Desember), nagement. 25 (4) 491-511.

7-13.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 329

Paulus Yulius Indubri, M.S. Idrus, Ubud Salim dan Djumahir

Hoy, C.W. 2000. Trainning Materials for Educational Krejeie, R.V., dan Morgan, D.W. 2002. Determining Sample Planning Fundamentals of Educational Plnning.

Size for Research . Educational and Psychological Bangkok: UNESCO Regional Office for Education in

Measurement. 207-210.

Asia. Meier, D. 2006. Will Standards save Public Education: Kaplan, Robert, S., Norton, David, P. 1996. The Balanced

Journal Publications. Inc. Boston. Scorecard: Translating Strategy into Action , Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1992. Participant Obser- Harvard Business School Press, Boston, Massachu-

vation Sydney : A Course Book of New Methods. setts.

Beverly Hills: Sage Journal Publications. Inc. Keystone Central School District. 2002. ”Philosophy of Reeves, Douglas, B. 2002. The Leader’s Guide to Stan- Co-Curricular Activities http://www.kcsd.k12. pa.us/

dards : Jossey-Bass: Sage Jour-nal Publications. Inc. guides/hs/cocurr.html . Dicapai pada 22 Mac, 2003.

San Francisco.

Kells, H.R. 1992. Self-Regulation in Higher Education: A Ohmae, K. 205. The Next Global Stage: Journal Publica- Multi-National Perspec-tive on Collaborative Sys-

tions Wharton School. Inc. New Jersey. tems of Quality Assurance and Control , Jessica Tomasevski, K. 2003.Education Denied, Costs and Rem- Kingsley Publishers, London, Philadelphia.

edies : Journal Publications. Inc. London. Kearns, P. 2001. ”Generic Skills for the New Economy”. Unicef. 2002. Involvement of Sector of Private Sector in Kensington Park: National Centre for Vocational Edu-

Education; A Nepalese and Pakistan in Perspec- cation Research (NCVER) Ltd. 41.

tive , Save The Children Journal. Mey 02. Kettle, R.N., and Jennifer, L. 1998. Factor Affecting Job Uhwin, D. 1976. Applying Educational Technology, http:/ Satisfaction in The Registered Nurse . University of

/www.begs. wa. edu.au/home/co_curricalar. htm. North Coroline. Charlotte NC.

330 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 2 | JUNI 2013 Nama Orang