Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Ekst

EKUILIBRIUM : JURNAL BIDANG ILMU EKONOMI VOL. 12 NO 1 (2017): HAL. 1-16

EKUILIBRIUM
JURNAL BIDANG ILMU EKONOMI
HTTP://JOURNAL.UMPO.AC.ID/INDEX.PHP/EKUILIBRIUM

Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Kinerja Pedagang Kaki
Lima Melalui Orientasi Kewirausahaan di Tawangmangu
Karanganyar Jawa Tengah
Nuryati*, Endang Sri Suwarni
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB Surakarta
Abstract
The aim of research to examine the influence of internal factors and external factors on
the performance of vendors through entrepreneurial orientation in Tawangmangu
Karanganyar regency, Central Java. This study took a sample of street vendors in
Karanganyar, Central Java Tawangmangu some 150 street vendors. This study use path
analysis. Hypothesis test results show that internal factors and external factors influence the
entrepreneurial orientation and performance of vendors Entrepreneurial orientation does not
affect the performance of street vendors. The variable external factors more effectively the
performance of vendors without going through orientansi entrepreneurship.
Keywords: Internal Factors, External Factors, Entrepreneurial Orientation, Performance

Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
terhadap kinerja pedagang kaki lima melalui orientasi kewirausahaan di Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian ini mengambil sampel pedagang kaki lima di
Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah sejumlah 150 pedagang kaki lima. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data yaitu path analysis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan dan kinerja
pedagang kaki lima. Orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pedagang
kaki lima. Variabel faktor eksternal lebih efektif kinerja pedagang kaki lima tanpa melalui
orientansi kewirausahaan.
Kata kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal,Orientasi Kewirausahaan, Kinerja

© 2017 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved
*Corresponding Author: Nuryani
E-mail: nuryatiharto@yahoo.co.id

ISSN 1858-165X (Print)
ISSN 2528-7672 (Online)

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16


PENDAHULUAN

kesempatan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia
sejak

tahun

1997/1998

perkembangan

sangat

diperoleh

informal.


dari

Bahkan

untuk

Indonesia berdasarkan data terakhir

cepat,

56% dari tenaga kerja yang ada

2004-2008.

banyak terserap di daerah perkotaan.

perekonomian

Salah satu sektor informal yang berada


Indonesia pada tahun 2009, tumbuh

di daerah perkotaan adalah unit yang

dengan laju kurang lebih 4,3 % – 4,4%.

dikembangkan oleh pedagang kaki

Pada

lima.

terutama

yang

mengalami

kegiatan


kerja

tahun

Perkembangan

tahun

2008

pertumbuhan

ekonomi Indonesia tumbuh dengan laju
6,1%

(Indrawai,

2010).

Sedangkan


Pedagang

kaki

membantu

lima

banyak

pemerintah

dalam

menurut data Susenas tahun 2008

perputaran perekonomian. Pedagang

menunjukkan


kaki

tingkat

mencapai

titik

pedesaan

maupun

kemiskinan

terendah,
di

baik


di

lima

penyebab

bukanlah
dari

kemacetan

perkotaan.

biang

Demikian pula masalah pengangguran

Maka

mengalami


mendapat perhatian,

kenaikan

terhadap

merupakan

semrawutnya

maupun

perekonomian.

keberadaannya

pantas

dukungan dan


angkatan kerja, sejak krisis ekonomi

penghargaan

1998-2005. Namun sejak tahun 2006,

(Lumintang

akselerasi laju pertumbuhan ekonomi

Pedagang kaki lima mempunyai ciri

telah

yang

berhasil

employment


yang

menghasilkan

menciptakan
positif,

tingkat

net

sehingga

pengangguran

relatif

dari
dan

mudah

dimasuki

maupun secara prosentase terhadap

kebijakan

angkatan kerja (Indrawati, 2009).

daerah/perkotaan

yang
sedang

dilakukan

di

negara-negara

berkembang

2006).

Kekhasannya

tersebut dikarenakan usaha ini relatif

berhadapan

Riyadi dkk.(2000), berdasarkan survei

Susanto,

khas.

yang menurun baik secara abssolut

Menurut Sethuriman (1086) dalam

pemerintah

dan

dengan

sering

kali

kebijakanpemerintah

(Hartiningsih

dan

Simatumpang, 2008).
Menurut Robbin (1990) dalam
Moeljono (2003) kinerja merupakan

termasuk

perilaku kerja yang dtampakan oleh

Indonesia antara 20% sampai 70%

orang-orang yang terlibat dalam suatu

2

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

perusahaan

dan

dapat

dijelaskan

kaki

lima

harus

mulai

melalui sistem evaluasi kerja atau

mempertimbangkan suatu cara yang

performance

tepat

appraisal.

Selanjutnya

dalam

mengambil

keputusan

Benardin dan Russel (dalam Moeljono,

untuk mendapatkan kinerja usaha yang

2003) menyatakan kinerja merupakan

tinggi. Mengetahui faktor-faktor yang

hasil keluaran yang dihasilkan pada

mempengaruhi

fungsi atau aktivitas kerja tertentu

pedagang kaki lima menjadi penting

selama periode tertentu.Hal ini berarti

agar dapat memberikan rangsangan

kinerja identik dengan hasil upaya

bagi faktor pendukung dan mengurangi

dalam

faktor-faktor

menjalankan

tugasnya.

kinerja

usaha

penghambat

bagi

Rendahnya kinerja usaha kecil dari

keberhasilan usaha pedagang kaki lima

hasi berbagai studi disebabkan karena

(Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).

kelemahan

mendasar

yang

Meskipun

faktor-faktor

baik

eksternal

yang

merupakan ciri pengusaha kecil di

internal

Indonesia. Kelemahan itu antara lain,

mempengaruhi kinerja pedagang kaki

lemahnya akses terhadap permodalan,

lima telah menjadi fenomena akrab,

ketrampilan dan penguasaan tehnologi

terjadinya para pedagang kaki lima

yang masih rendah serta pengelolaan

yang berhassil, handal dan mandiri,

usaha yang rendah (Hartiningsih dan

fungsi dan karakteristik belum atau

Simatumpang, 2008).

telah dipelajari hanya sampai batas

maupun

yang

tertentu oleh para akademisi. Dalam

tinggi pedagang kaki lima dihadapkan

penelitian ini, peneliti mencoba untuk

pada persoalan tentang bagaimana

mengisi

memilih berbagai keputusan yang pada

memasukkan

umumnya

kewirausahaan. Messeghem (2003),

Untuk

mencapai

mereka

kinerja

mengambil

kesenjangan
variabel

orientasi

Zahra

cara ini dapat berhasil namun sampai

menyebutkan

seberapa jauh keberhasilannya bila

kewirausahaan

usaha

dan

pedagang kaki lima dalam melihat

kompleks.

peluang. Upaya berkinerja lebih baik

Sehingga mau tidak mau pedagang

daripada pesaingnya dan mendahului

lingkungan

berkembang

semakin

dan

dengan

keputusan secara intuisi. Kemungkinan

semakin

(1998)

ini

Miller

bahwa
adalah

(1983)
orientasi

kemampuan

3

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

para

pesaingnya

ada

mempengaruhi kinerja pedagang kaki

berani

lima lebih baik langsung ataukah lebih

mengambil resiko, memiliki otoritas

baik melalui orientasi kewirausahaan.

untuk mengikuti keyakinan diri sendiri,

Ada

kebebasan

peneliti sebelumnya, yaitu obyek dan

kesempatan

aktivitas

setiap

yang

datang,

melakukan
yang

keputusan,

kreatif

dalam

beberapa

perbedaan

dengan

waktu penelitian. Beberapa literatur

mengungkapkan ide dan gagasannya

mengidentifikasi

dalam

bisnis.Hal

lingkungan internal adalah membangun

tersebut berkaitan dengan pentingnya

kepercayaan, komitmen yang terbuka

untuk pedagang kaki lima agar menjadi

pada standar etika, saluran komunikasi

pedagang kaki lima yang berhasil,

yang

handal dan mandiri. Untuk tujuan ini,

individual dan dorongan untuk mencari

peneliti melakukan

survey sampel

kesempatan

yang

sekitar

Swan 2002). Literatur lain menyatakan

mencapai

tujuan

representatif

150

terbuka,

bahwa

Tawangmangu

Karanganyar.

mempengaruhi

Pedagang kaki lima yang berada di

kewirausahaan

Tawangmangu

(Coulthard,

menjadi

sistem

dari

dukungan

(Wood,Mcdermott

pedagang kaki lima yang berada di

dipisahkan

karakteristik

lingkungan

dan

internal
orientasi

maupun

2007;

kinerja

Chow,

2007;

dua, 1).dari pasar Tawangmangu ke

Lumpkin dan Dess, 1996). Sementara

atas sampai Balaikambang terdiri dari

itu menurut Lumpkin dan Dess (1996),

padagang kaki lima sovenir, pedagang

Chow (2006) dan Michael dan Yulk,

kaki lima buah-buahan, pedagang kaki

1993)

lima tanaman hias. 2). Pedagang kaki

tinggi

lima dari Balaikambang ke atas terdiri

pengusaha/pedagang kaki lima untuk

dari pedagang kaki lima rumah makan.

mengelola lingkungan eksternal, maka

Penelitian
pengembangan

ini
dari

merupakan
penelitian

menyatakan bahwa

pengusaha/
cenderung

semakin

kemampuan

pedagang
akan

kaki

semakin

lima

proaktif

sebelumnya yang telah dilakukan oleh

dalam mencari peluang-peluang baru.

Wulandari

pada

Para pengusaha/pedagang kaki lima

penelitian ini dikembangkan dengan

akan lebih kreatif dan inovatif daripada

menganalis apakah faktor-faktor yang

pesaingnya.

(2009),

hanya

Para

pengusaha/

4

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

pedagang kaki lima akan merespon

merupakan

perubahan

yang

pada

menunjang keterhandalan dan memiliki

lingkungan

eksternal

baik,

keunggulan

terjadi
dengan

usaha

rakyat

komparatif

yang

dibanding

berani mengambil resiko dan memiliki

dengan usaha menengah dan usaha

otoritas untuk menjalankan keputusan

besar. Pedagang kaki lima menurut

usahanya.

Korompis

Berangkat

dari

latar

belakang

lima

apakah

berikut:

eksternal

internal

dan

berpengaruh

faktor

Hartiningsih

dan

Simatumpang (2008), pedagang kaki

tersebut maka peneliti ingin menguji
faktor

dalam

dapat

dikelompokkan

sebagai

1). Pedagang

terhadap

minuman; 2). Pedagang makan; 3).

orientasi kewirausahaan dan kinerja

Pedagang buah-buahan; 4). Pedagang

pedagang kaki lima di tawangmangu

sayur-sayuran; 5). Pedagang daging

Karanganya,

dan ikan; 6). Pedagang rokok dan obat0batan; 7). Pedagang sayur-sayuran;

KAJIAN LITERATUR

8). Pedagang textil dan pakaian; 9).

Definisi Pedagang Kaki Lima

Pedagang kelontong; 10). Pedagang

Pedagang
definisi

kaki

lima

menurut

International

loak;

11).

Pedagang

onderdil

Lobour

kendaraan, bensin,dan minyak tanah;

Organization (ILO), pedagang kaki lima

12). Pedagang ayam, kambing dan

didifinisikan

burung; 13). Pedagang beras serta; 14)

sebagai

sektor

yang

mudah dimasuki oleh pendatang baru,
menggunakan

Penjual jasa.
Kinerja

sumber-sumber

(performance)

menurut

ekonomi dalam negeri, dimiliki oleh

Blumberg dan Pringle (1982) dalam

keluarga berskala kecil, menggunakan

Wulandari (2008) merupakan interaksi

tehnologi

antara

yang

padat

dibutuhkan

karya,

ketrampilan

diperoleh

diluar

kemampuan,

kesempatan

motivasi

berkinerja.

dan

Apabila

bangku sekolah, tidak dapat diatur oleh

kemampuan yang meliputi kemampuan

pemerintah dan bergerak dalam pasar

bekerja sama,

persaingan penuh (Korompis dalam

kecepatan dan motivasi, baik yang

Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).

datang dari dalam seseorang atau dari

Pedagang

luar

kaki

lima

disisi

lain

akan

ketahanan,

berpengaruh

kualitas,

terhadap

5

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

kinerjanya, masih perlu ditambah satu

anggota unit kerja untuk berkontribusi

variabel lagi yaitu kesempatan untuk

secara positif agar tujuan organisasi

berkinerja.

untuk

tercapai dan 7). Pengembangan karir

berkinerja adalah tingkat kinerja yang

(Hartiningsih dan Simatumpang (2008).

Kesempatan

merupakan

fungsi

dari

rintangan-rintangan
kendala

bagi

absennya

Porter

yang

menjadi

orientasi

karyawan.

Misalnya

strategi

(2007)

mendefinisikan

kewirausahaan
benefit

sebagai

perusahaan

untuk

apakah lingkungan kerja mendukung,

dapat berkompetisi secara lebih efektif

peralatan yang memadai, kondisi kerja

didalam market place yang sama.

yang

Sementara

menguntungkan,

bahan

yang

itu

menurut

Gosselin

cukup, suplai yang memadai, rekan

(2005), bahwa terdapat hubungan yang

sekerja yang membantu, aturan atau

signifikan

prosedur

yang

mendukung

untuk

kewirausahaan

bekerja,

cukup

informasi

untuk

dengan kinerja perusahaan (Usvita,

pengambilan keputusan yang dikaitkan

2015). Bukti empiris lain dari penelitian

dengan kinerja, waktu yang memadai

Chow (2006), Wulandari (2009) dan

guna melaksanakan dengan baik dan

Usvita

semacamnya. Hal tersebut jika ada

orientasi

yang

signifikan terhadap kinerja.

tidak

memadai

atau

tidak

dipenuhi akan mengganggu kinerja.
Menurut
faktor
adalah

yang
:1).

menyangkut:

Ilyas

antara

orientasi

yang

(2015)

ditetapkan

membuktikan

berpengaruh

Sementara

bahwa

positif

itu

dan

menurut

(2001)

faktor-

Kuncoro (2007) ada empat kebiasaan

mempengaruhi

kinerja

yang sudah membudaya yang dimiliki

Karakteristik

pribadi

oleh

umur,

jenis

kebanyakan

usaha

kecil

kelamin,

menengah termasuk pedagang kaki

pengalaman dan gaya komunikasi2).

lima di Indonesia yaitu 1). Ketiadaan

Memotivasi kerja yaitu sesuatu yang

pembagian tugas dan delegasi yang

berasal dari interval individu yang

jelas

menimbulkan dorongan atau semangat

operasional.

untuk kerja keras. 3). Pedapatan atau

usaha kecil dikelola tanpa system yang

gaji. 4). Keluarga. 5). Organisasi. 6).

jelas. 2). Kurangnya kerjasama dengan

Supervisi adalah proses yang memacu

lembaga-lembaga

antara

administrasi

Buktinya,

dan

kebanyakan

keuangan

yang

6

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

mengakibatkan

uusaha

menengah

lebih

kecil
cenderung

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian

menggantungkan pembiayaan dengan

ini

menggunakan

modal sendiri atau sumber-sumber lain,

pendekatan kuantitatif karena untuk

seperti keluarga, kerabat, pedagang,

menguji hipotesis yang telah diusulkan.

perantara

Penelitian ini menggunakan analisis

atau

rentenir.

Sebagian

besar pelaku usaha kecil menengah

Path

termasuk pedagang kaki lima belum

endogen dan eksogen.

memiliki status badan hokum, sehingga

Obyek dan Lokasi Penelitian

mereka sulitmendapatkan pengakuan
dari asosisi.
dalam

Padahal keikutsertaan

asosiasi

banyak

memberi

karena

terdiri

dari

variable

Obyek penelitian ini meliputi para
pedagang kaki lima yang berada di
Tawangmangu

Kabupaten

manfaat bagi mereka. Hal ini akan

Karanganyar Jawa Tengah yang terdiri

berdampak menurunnya profitabilitas

dari pedagang kaki lima buah-buahan,

dan kinerja bagi usaha kecil menengah

tanaman hias, sovenir dan makanan.

sendiri (Usvita, 2015).

Populasi dan Sampel
Populasi

Hipotesis
H1

:

yang

digunakan

penelitian ini adalah

Faktor

internal

berpengaruh

pada

pedagang kaki

lima yang berada di Tawangmangu

terhadap orientasi kewirausahaan

yang jumlahnya menurut koordinator

H2 : Faktor eksternal berpengaruh

PKL

positif

1.100 pedagang kaki lima. Adapun

terhadap

orientasi

:

Faktor

internal

berpengaruh

terhadap kinerja pedagang kaki lima
H4

ada

sebanyak

sampel yang digunakan sebanyak 150

kewirausahaan
H3

Tawangmangu

: Faktor eksternal berpengaruh

responden.
Jenis Variabel Operasional
Untuk

menguji

hipotesis

yang

terhadap kinerja pedagang kaki lima

diajukan, variabel yang diteliti perlu

H5.:

diukur. Dalam penelitian ini variabel

Orientasi

berpengaruh
kinerja kaki

kewirausahaan

terhadap

pedagang

terdiri

dari

variabel

eksogen

dan

variabel endogen. Variabel eksogen
adalah

faktor

internal

dan

faktor

7

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

eksternal yang mempengaruhi kinerja

mempunyai nilai ritem lebih besar dari

pedagang kaki lima yaitu sovenir, buah,

nilai rtabel.

tanaman

hias

Variabel

endogen

pedagang
orientasi

dan

rumah

makan.

Dari hasil pengujian reliabilitas

adalah

kinerja

menunjukkan bahwa koefisien (r) alpha

lima.Sedangkan

hitung seluruh variabel lebih besar

kaki

kewirausahaan

sebagai

dibandingkan

dengan

kriteria

yang

dipersyaratkan atau nilai kritis (rule of

variabel intervening.

tumb) sebesar 0,6 sehingga dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN

dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan

Hasil Uji Instrumen

seluruh

Penelitian

ini

menggunakan

instrumen yang meliputi Faktor Internal,
Faktor

Eksternal,

Orientasi

variabel

dalam

keadaan

uji

linieritas

reliabel.
Uji Linieritas
Dari

hasil

Berwirausaha dan Kinerja. Instrumen

menunjukkan nilai R2 sebesar 0,000

sebelum

dahulu

dengan jumlah sampel 150, besarnya

dilakukan penelaahan hasil uji coba

nilai c2 hitung = 150 x 0,002 = 0

instrumen. Adapun hasil penelaahan

sedangkan

dan analisis data uji coba instrumen

129,56 Nilai c2 hitung < c2 tabel jadi

adalah

dapat disimpulkan bahwa model yang

diujikan,

sebagai

terlebih

berikut

:

Variabel

nilai

c2

tabel

Faktor Internal terdiri dari 10 item

benar adalah model linier.

pertanyaan, Variabel Faktor Eksternal

Analisis Jalur

terdiri dari 5 item pertanyaan, Variabel

Analisa

ini

digunakan

sebesar

untuk

Orientasi Berwirausaha terdiri dari 5

mengetahui pengaruh variabel bebas

item pertanyaan, Variabel Kinerja terdiri

terhadap

dari 4 item pertanyaan. Pengujian

menggunakan

validitas menggunakan teknik one shot

berikut:

variabel

terikat

dengan

persamaan

sebagai

methods yaitu dengan membandingkan

Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X

nilai rhitung dengan nilai rtabel. Semua

Keterangan :

item pertanyaan dari masing-masing

β1 =

variabel diperoleh hasil valid karena

variabel

0, 154 yang artinya
Faktor

Internal

berpengaruh signifikan terhadap

8

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

variabel

Orientasi

Dari tabel IV .3 ( Persamaan 1) dan

Kewirausahaan.

IV. 4 dapat disimpulkan sebagai

β2 = 0,615 yang artinya variabel

berikut:

Faktor Eksternal berpengaruh

a.

signifikan

terhadap

variabel

Orientasi Kewirausahaan.

H1

Faktor

Internal

berpengaruh signifikan

terhadap

kinerja,

signifikansi
Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X2

Lingkungan

karena

nilai

0.00 < 0.05.(hipotesis

1. terbukti ).
b. H2 Faktor Lingkungan Eksternal

Keterangan :

berpengaruh

β1 = 0,180 yang artinya variabel

kinerja,

Faktor

0.00 < 0.05. (hipotesis 2. terbukti ).

Internal

berpengaruh

signifikan terhadap variabel Kinerja

c.

signifikan

terhadap

karena nilai signifikansi

H3

Faktor

Lingkungan

β2 = 0,256 yang artinya variabel

Internal

Faktor

terhadap Orientasi kewirausahaan,

L

Eksternal

berpengaruh

berpengaruh signifikan

signifikan terhadap variabel Kinerja

karena nilai signifikansi 0.00 < 0.05.

β3 = 0,578 yang artinya variabel

(hipotesis 3. terbukti ).

Orientasi Kewirausahaan pengaruh
tidak signifikan

terhadap variabel

Kinerja.

d. H4

Faktor

berpengaruh

Lingkungan
signifikan

Internal
terhadap

Orientasi kewirausahaan,
nilai

Faktor
Internal

signifikansi

karena

0.00

<

0.05.(hipotesis 4. terbukti).
0, 154

0,180
Orientasi
Kewirausahaan

0,578

e.
Kinerja

H5 Orientasi kewirausahaan

berpengaruh
terhadap

0,615
Faktor
Eksternal

0,256

tidak

kinerja,

signifikan
karena

nilai

signifikansi 0.578 > 0.05.(hipotesis
5. tidak terbukti)

Gambar 1. Diagram Jalur dari Hasil

Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji

Analisa Regresi

F)

Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Berdasarkan Tabel IV. 9 hasil uji
secara

serempak

(

Uji

F

)
9

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

menunjukkan

besarnya

sebesar

nilai

dan

F
nilai

63,885signifikansi0,000a

<

0.05,

sebesar

meningkatkan
langsung.

Lingkungan

2.

Faktor

Lingkungan Eksternal dan Orientasi
Kewirausahaan
berpengaruh
terhadap

secara

positif

simultan
signifikan

Kinerja Pedagang kaki

dan

mempunyai

korelasi cukup kuat, sehingga untuk

sehingga dapat disimpulkan Faktor
Internal,

0,0063

Pengaruh

kinerja dipilih jalur

Faktor

Eksternal

terhadap Kinerja
Pengaruh
Eksternal

langsung

Faktor

koefisien regresi sebesar

0,256 lebih besar dari pengaruh tidak

Lima di tawangmangu Karanganyar.

langsung Faktor Eksternal terhadap

Analisis Koefisien Determinasi ( r2

Kinerja dengan mediasi Orientasi

).

kewirausahaan

koefisien

adalah

sebesar

dan

kinerja

korelasi cukup kuat, sehingga untuk

Nilai
87,04%

R

square

yang

total

berarti

0,0252

pedagang kaki lima di tawangmangu

meningkatkan

Karanganyar dijelaskan oleh faktor

langsung.

internal dan faktor eksternal melalui

3. Pengaruh Total.

orientasi

kewirausahaan

sebagai

regresi

mempunyai

kinerja dipilih jalur

Pengaruh

total

Faktor

variabel intervening sebesar 87,04%,

Internal terhadap Kinerja (0,1863)

sisanya sebesar 13,96 % dijelaskan

lebih kecil dari pengaruh total

variabel lain diluar model

Faktor Eksternal terhadap Kinerja

dalam

penelitian ini.

dengan koefisien regresi sebesar

Hasil Analisis Jalur

(0,2812).

Sehingga

untuk

1. Pengaruh Faktor Internal terhadap

meningkatkan kinerja Pedagang

Kinerja.

kaki

Pengaruh
Internal

langsung

Faktor

koefisien regresi sebesar

Lima

di

Tawangmangu

Karanganyar lebih efektif dengan
meningkatkan faktor eksternal.

0,180 lebih besar dari pengaruh tidak
langsung

Faktor Internal

terhadap

Kinerja dengan mediasi Orientasi
kewirausahaan

koefisien

regresi

10

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

terhadap Kinerja Pedangang kaki

0,546

Lima.

0,699

Faktor
Lingkungan
Internal

Orientasi
Kewirausahaa
n

0,814

0,615

Faktor
Lingkungan
Eksternal

mendukung

penelitian

yang

dilakukan oleh Michael dan Yulk

0,180

0,154
0,702

0,657

Hasil penelitian ini tidak

0,04
1
0,634

Kinerja

(1993),

namun

penelitian

mendukung

yang

dilakukan

sebelumnya oleh Coulthard(2007)

0,25
6

dan

0,685

Wood,Mcdermott

&

Swan(2002)..
Adapun

Gambar 2. Hasil Analisis Jalur

pengaruh

Faktor

Keterangan :

Internal

Jalur yang dicetak tebal adalah jalur

Kewirausahaan, berdasarkan uji t

efektif untuk dipilih yaitu jalur Faktor

memiliki tingkat signifikansi (0,000)

Internal

Eksternal

> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat

menuju Kinerja pedagang kaki lima

dikatakan bahwa variabel Faktor

secara

Internal

dan

Faktor

langsung,

tanpa

melalui

terhadap

Orientasi

berpengaruh

signifikan

terhadap Orientasi Kewirausahaan.

Orientasi Kewirausahaan.

Hasil

uji

secara

PEMBAHASAN

dengan

a. Pengaruh Faktor Internal terhadap

tberpengaruh
ini

Kinerja Pedagang kaki Lima.
Dari hasil perhitungan uji t

bersama-sama

variabel

juga

signifikan.Penelitian

mendukung

dilakukan

lain

penelitian

oleh

Chow

yang
(2007),

Internal memiliki

Coulthard (2007) dan Lumpkin &

tingkat signifikansi (0,000) > 0,05 (α

Dess (1996). Argumentasi yang

= 5%) terhadap Kinerja Pedangang

dinyatakan

kaki

(2003), Zahra (1998) dan Miller

variabel Faktor

Lima.

Hal

tersebut

dapat

oleh

Masseghem

dikatakan bahwa Faktor

Internal

(1983),

menyebutkan

bahwa

berpengaruh

Kinerja

orientasi kewirausahaan

adalah

terhadap

Pedagang kaki Lima. Diuji secara

kemampuan pedagang kaki lima

bersama-sama

dalam

lain,

dengan

Eksternal

variabel

berpengaruh

melihat

berkinerja

lebih

peluang.
baik

Upaya
daripada

11

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

pesaingnya dan mendahului para

sebesar 0,0063 terhadap Kinerja

pesaingnya setiap ada kesempatan

melalui

yang datang, berani

sebagai variabel intervening. Hasil

resiko,

memiliki

mengikuti

mengambil

otoritas

keyakinan

Orientasi

kewirausahaan

untuk

penelitian menunjukkan jalur Faktor

diri sendiri,

Internal menuju Kinerja pedagang

kebebasan melakukan keputusan,

kaki

aktivitas

langsung, tanpa melalui Orientasi

yang

kreatif

dalam

mengungkapkan

ide

dan

gagasannya dalam mencapai tujuan
berwirausaha.

Lima

lebih

efektif

secara

kewirausahaan.
b.

Pengaruh

Faktor

Eksternal

terhadap Kinerja Pedagang kaki

Dari hasil perhitungan uji t

Lima.

variabel Orientasi Kewirausahaan

Dari hasil perhitungan uji t

terhadap Kinerja pedagang kaki

variabel Faktor Eksternal memiliki

Lima tidak berpengaruh , karena

tingkat signifikansi (0,000) < 0,05 (α

tingkat

= 5%) terhadap Kinerja Pedagang

signifikansi

(0,578) > 0,05
tetapi

menunjukkan

(α = 5%). Akan

variabel

Orientasi

kaki

Lima.

Hal

tersebut

dikatakan bahwa Faktor Eksternal

Kewirausahaan secara bersama-

berpengaruh signifikan

sama dengan variabel yang lain

Kinerja

berpengaruh

Pengujian

Penelitian

terhadap

ini

penelitian

tidak

Kinerja.

mendukung

dengan

dilakukan

Internal

yang

sebelumnya

oleh

Lumpkin

dan

Dess (1996) dan Chow(2007).
Dari

uji

analisis

jalur

(

dapat

Pedagang

terhadap

kaki

Lima.

secara bersama-sama

variabel

lain

Faktor

berpengaruh

Li

terhadap

Kinerja Pedagang kaki Lima. Hasil
penelitian

ini

tidak

penelitian

yang

mendukung

dilakukan

oleh

Namun

hasil

Diagram Path) menunjukan bahwa

Coulthard(2007).

Faktor

berpengaruh

penelitian ini mendukung penelitian

koefisiensi

sebelumnya yang dilakukan oleh

sebesar 0,180 terhadap Kinerja

Chow (2007), Lumpkin & Dess

pedagang kaki Lima. Adapun Faktor

(1996) dan Michael & Yulk (1993).

Internal berpengaruh tidak langsung

Argumentasinya adalah Semakin

langsung

Internal
dengan

12

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

tinggi

kemampuan

mengelola

tidak mendukung penelitian yang

Faktor Eksternal, maka Pedagang

dilakukan

kaki Lima semakin proaktif dalam

Masseghem (2003), Zahra (1998)

mencari peluang, lebih kreatif dan

dan Miller (1983).

inovatif dari para pesaingnya.
Adapun
Eksternal

pengaruh

terhadap

sebelumnya

Dari
Faktor

Orientasi

uji

analisis

oleh

jalur

(

Diagram Path) menunjukan bahwa
Faktor

Lingkungan

Internal

kewirausahaan, berdasarkan uji t

berpengaruh

memiliki tingkat signifikansi (0,000)

(0,180) terhadap Kinerja Pedagang

> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat

kaki

dikatakan bahwa variabel Faktor

berpengaruh

Eksternal

berpengaruh

sebesar (0,0063) terhadap Kinerja

Orientasi

kewirausahaan.

secara

terhadap

bersama-sama

Diuji
dengan

Lima.

Pedagang

variabel

Internal

Eksternal

terhadap

Orientasi

kewirausahaan.

penelitian

ini

penelitian

yang

tidak

Hasil

mendukung

dilakukan

oleh

Coulthard ( 2007).

sebesar

Faktor

Internal

tidak

kaki

langsung

Lima

melalui

Orientasi Kewirausahaan. sebagai

variabel yang lain yaitu Faktor
berpengaruh

langsung

intervening.

Faktor

berpengaruh

langsung

sebesar (0,180) terhadap Kinerja
Pedagang
Faktor

kaki

Lima.

Ekternal

Adapun

berpengaruh

langsung sebesar 0,256 terhadap

Dari hasil perhitungan uji t

Kinerja Pedagang kaki Lima. Faktor

variabel Orientasi kewirausahaan

Eksternal

berpengaruh

terhadap Kinerja Pedagang kaki

langsung

sebesar

Lima tidak berpengaruh, karena

terhadap Kinerja Pedagang kaki

tingkat

Lima

signifikansi

(0,578) > 0,05
tetapi

menunjukkan

(α = 5%). Akan

variabel

melalui

tidak
(0,0252)

Orientasi

Kewirausahaan. sebagai variabel

Orientasi

intervening.Hasil

bersama-

menunjukkan jalur Faktor Ekstertnal

sama dengan variabel yang lain

menuju Kinerja Pedagang kaki Lima

berpengaruh

lebih efektif secara langsung, tanpa

kewirausahaan

secara

terhadap

Kinerja

penelitian

Pedagang kaki Lima. Penelitian ini

13

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

melalui

variabel

Orientasi

Kewirausahaan.

melalui

variabel

Orientasi

Kewiraushaan.
Selain hal tersebut penelitian ini

KESIMPULAN

juga

Berdasarkan hasil analisis data

memiliki

keterbatasan

diantaranya, Peneliti hanya mengambil

dan pengujian hipotesis yang telah

populasi

dilakukan

sehingga kurang respresentati, variabel

maka

dapat

ditarik

kesimpulan sebagai berikut :
a. Faktor

Lingkungan

Faktor

berpengaruh

signifikan

dan

Lingkungan

Faktor

berpengaruh

signifikan

lima hanya faktor internal dan faor
eksternal.Kajian

terhadap

strategi atau model untuk peningkatan

tentang

budaya

,

kinerja maupun kesejahteraan belum

Internal

Lingkungan

Tawangmangu

Eksternal

Orientasi Kewirausahaan.
b. Faktor

di

penelitian untuk kinerja pedagang kaki

Internal

Lingkungan

hanya

dan

diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat

Eksternal

menjadi bahan pertimbangan bagi para

terhadap

pedagang kaki lima dalam mengambil

Kinerja pedagang kaki Lima di

kebijakan dalam melakukan usahanya,

Tawangmangu Karanganyar
c. Orientasi

kewirausahaan

berpengaruh
pedagang

terhadap
kaki

tidak
Kinerja

Lima

di

Tawangmangu Karanganyar.
d. Hasil analisis jalur membuktikan

DAFTAR PUSTAKA
Gosselin, Maurice. 2005. An Empirical
Study of Performance Measurement
in manufacturing Firm, International
Journal

of

Producticity

and

bahwa Faktor Lingkungan Internal

Performance Management, Vol. 54

dan Faktor Lingkungan Eksternal

No 5/6.pp 419-437.

berpengaruh lebih besar dari tidak
langsung, tanpa melalui variabel
Orientasi kewirausahaan.
e. Jalur Faktor Lingkungan Ekstertnal

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi multivariate
dengan program SPSS. Universitas
Semarang : Indonesia.

menuju Kinerja Pedagang kaki Lima
lebih efektif secara langsung, tanpa

Ghozali, Imam. 2006. “Model Persamaan
Struktural,

Konsep

dan

Aplikasi

14

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

dengan Program AMOS Versi 5.0”.

Orientation Construct and Linkig it to

Badan

Performance,

Penerbit

Universitas

Diponegoro : Semarang.

Yang

2008.

Eceran

Pedagang

Kaki

Yogyakarta,

Usaha

Studi
Lima

Jurnal

manajemen,

pp :135-171.

Faktor-Faktor

Mempengaruhi

Pedagang

of

Management Review, Vol. 21 No. 1,

Hartiningsih, Endang.,dan Simatumpang,
Rintar Agus.

Academy

Kasus:
di

Kota

Bisnis

Vol.5,

http://www.respository

&
No.2,

Messaghem,

Karim.

2003.

Entrepreneurship
Avtivities

in

and

SMEs.

Strategis
Managerial

International

SmallBusiness Journal, Vo.21 No. 2,
pp:197-212.

unand.ac.id

2535.

Miller, L.M. 1987. Manajemen Era Baru:
Beberapa

Indrawati, Sri Mulyani. 2010. Evaluasi
Kinerja Ekonomi 2009 dan Prospek
2010.

Siaran

Pers

Pandangan

Mengenai

Budaya Perusahaan Modern. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Kementerian

Koordinator Bida.

Moeljono, Djoko dantoso. 2003. Budaya
Korporat dan Keunggulan Korporasi,

Irene

Hau-Siu

Chow.

2006.

The

Jakarta: Alex Media Komputindo.

Relationship Betwen Entrepreneurial
Orientation and Firm Performance in
China,

Advanced

Management

Porter, Michael. 2007. Strategi Bersaing
“Tehnik Menganalisis Industri dan
Pesaing”. Alih Bahasa Sigit Suryanto.

Journal, Vol.71 No.3, pp: 11-20.

Kharisma Publishing Group : Jakarta.
Kuncoro,

Mudrajad.

2007.

Ekonomika

Industri Indonesia: Menuju Negara
Industri

Baru

2030?.

Andi

:

Yogyakarta.

Riyadi, Salehuddin, dan Subekti, I. 2000.
Beberapa
Mempengaruhi
Pedagang

Lumpkin, G.T. dan Dess, G.G. 1996.
Clariflying

Faktor

the

Entrepeneurial

Kinerja

Eceran

(Studi

yang
Usaha
Kasus:

Pedagang Pakaian Kaki Lima di
Daerah TK.II Ko tamadya Malang”.

15

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16

Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Vol. 12 No.1, Febuari 2000.

Usvita, Mega. 2015. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan dan Orientasi Pasar
Terhadap

Kinerja

Melalui

Perusahaan

Keunggulan

Bersaing

Sebagai Variabel Intervening (Survey
pada

UKM

Pangan

Dinas

Perindagtamben Kota Padang). EJurnal Apresiasi Ekonomi Volume.3,
Nomer 1, Januari 2015: 31-37.

Wulandari,

Ana.

2009.

Pengaruh

Pengaruh Lingkungan Eksternal dan
Lingjungan
Orientasi
Upaya

Internal

Terhadap

Kewirausahaan
Meningkatkan

dalam
Kinerja

Perusahaan, Jurnal Pengembangan
Wiraswasta. Vo.11 No. 2, Agustus,
Hal ;142-152

Zahra, Shaker A. 1993.

A Conseptual

Model of Entrepeneurship as Firm
Behavirior: A Critique and Extention,
Entrepeneurship

Theory

and

Practice.

16