Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Ekst
EKUILIBRIUM : JURNAL BIDANG ILMU EKONOMI VOL. 12 NO 1 (2017): HAL. 1-16
EKUILIBRIUM
JURNAL BIDANG ILMU EKONOMI
HTTP://JOURNAL.UMPO.AC.ID/INDEX.PHP/EKUILIBRIUM
Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Kinerja Pedagang Kaki
Lima Melalui Orientasi Kewirausahaan di Tawangmangu
Karanganyar Jawa Tengah
Nuryati*, Endang Sri Suwarni
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB Surakarta
Abstract
The aim of research to examine the influence of internal factors and external factors on
the performance of vendors through entrepreneurial orientation in Tawangmangu
Karanganyar regency, Central Java. This study took a sample of street vendors in
Karanganyar, Central Java Tawangmangu some 150 street vendors. This study use path
analysis. Hypothesis test results show that internal factors and external factors influence the
entrepreneurial orientation and performance of vendors Entrepreneurial orientation does not
affect the performance of street vendors. The variable external factors more effectively the
performance of vendors without going through orientansi entrepreneurship.
Keywords: Internal Factors, External Factors, Entrepreneurial Orientation, Performance
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
terhadap kinerja pedagang kaki lima melalui orientasi kewirausahaan di Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian ini mengambil sampel pedagang kaki lima di
Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah sejumlah 150 pedagang kaki lima. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data yaitu path analysis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan dan kinerja
pedagang kaki lima. Orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pedagang
kaki lima. Variabel faktor eksternal lebih efektif kinerja pedagang kaki lima tanpa melalui
orientansi kewirausahaan.
Kata kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal,Orientasi Kewirausahaan, Kinerja
© 2017 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved
*Corresponding Author: Nuryani
E-mail: nuryatiharto@yahoo.co.id
ISSN 1858-165X (Print)
ISSN 2528-7672 (Online)
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
PENDAHULUAN
kesempatan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
sejak
tahun
1997/1998
perkembangan
sangat
diperoleh
informal.
dari
Bahkan
untuk
Indonesia berdasarkan data terakhir
cepat,
56% dari tenaga kerja yang ada
2004-2008.
banyak terserap di daerah perkotaan.
perekonomian
Salah satu sektor informal yang berada
Indonesia pada tahun 2009, tumbuh
di daerah perkotaan adalah unit yang
dengan laju kurang lebih 4,3 % – 4,4%.
dikembangkan oleh pedagang kaki
Pada
lima.
terutama
yang
mengalami
kegiatan
kerja
tahun
Perkembangan
tahun
2008
pertumbuhan
ekonomi Indonesia tumbuh dengan laju
6,1%
(Indrawai,
2010).
Sedangkan
Pedagang
kaki
membantu
lima
banyak
pemerintah
dalam
menurut data Susenas tahun 2008
perputaran perekonomian. Pedagang
menunjukkan
kaki
tingkat
mencapai
titik
pedesaan
maupun
kemiskinan
terendah,
di
baik
di
lima
penyebab
bukanlah
dari
kemacetan
perkotaan.
biang
Demikian pula masalah pengangguran
Maka
mengalami
mendapat perhatian,
kenaikan
terhadap
merupakan
semrawutnya
maupun
perekonomian.
keberadaannya
pantas
dukungan dan
angkatan kerja, sejak krisis ekonomi
penghargaan
1998-2005. Namun sejak tahun 2006,
(Lumintang
akselerasi laju pertumbuhan ekonomi
Pedagang kaki lima mempunyai ciri
telah
yang
berhasil
employment
yang
menghasilkan
menciptakan
positif,
tingkat
net
sehingga
pengangguran
relatif
dari
dan
mudah
dimasuki
maupun secara prosentase terhadap
kebijakan
angkatan kerja (Indrawati, 2009).
daerah/perkotaan
yang
sedang
dilakukan
di
negara-negara
berkembang
2006).
Kekhasannya
tersebut dikarenakan usaha ini relatif
berhadapan
Riyadi dkk.(2000), berdasarkan survei
Susanto,
khas.
yang menurun baik secara abssolut
Menurut Sethuriman (1086) dalam
pemerintah
dan
dengan
sering
kali
kebijakanpemerintah
(Hartiningsih
dan
Simatumpang, 2008).
Menurut Robbin (1990) dalam
Moeljono (2003) kinerja merupakan
termasuk
perilaku kerja yang dtampakan oleh
Indonesia antara 20% sampai 70%
orang-orang yang terlibat dalam suatu
2
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
perusahaan
dan
dapat
dijelaskan
kaki
lima
harus
mulai
melalui sistem evaluasi kerja atau
mempertimbangkan suatu cara yang
performance
tepat
appraisal.
Selanjutnya
dalam
mengambil
keputusan
Benardin dan Russel (dalam Moeljono,
untuk mendapatkan kinerja usaha yang
2003) menyatakan kinerja merupakan
tinggi. Mengetahui faktor-faktor yang
hasil keluaran yang dihasilkan pada
mempengaruhi
fungsi atau aktivitas kerja tertentu
pedagang kaki lima menjadi penting
selama periode tertentu.Hal ini berarti
agar dapat memberikan rangsangan
kinerja identik dengan hasil upaya
bagi faktor pendukung dan mengurangi
dalam
faktor-faktor
menjalankan
tugasnya.
kinerja
usaha
penghambat
bagi
Rendahnya kinerja usaha kecil dari
keberhasilan usaha pedagang kaki lima
hasi berbagai studi disebabkan karena
(Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).
kelemahan
mendasar
yang
Meskipun
faktor-faktor
baik
eksternal
yang
merupakan ciri pengusaha kecil di
internal
Indonesia. Kelemahan itu antara lain,
mempengaruhi kinerja pedagang kaki
lemahnya akses terhadap permodalan,
lima telah menjadi fenomena akrab,
ketrampilan dan penguasaan tehnologi
terjadinya para pedagang kaki lima
yang masih rendah serta pengelolaan
yang berhassil, handal dan mandiri,
usaha yang rendah (Hartiningsih dan
fungsi dan karakteristik belum atau
Simatumpang, 2008).
telah dipelajari hanya sampai batas
maupun
yang
tertentu oleh para akademisi. Dalam
tinggi pedagang kaki lima dihadapkan
penelitian ini, peneliti mencoba untuk
pada persoalan tentang bagaimana
mengisi
memilih berbagai keputusan yang pada
memasukkan
umumnya
kewirausahaan. Messeghem (2003),
Untuk
mencapai
mereka
kinerja
mengambil
kesenjangan
variabel
orientasi
Zahra
cara ini dapat berhasil namun sampai
menyebutkan
seberapa jauh keberhasilannya bila
kewirausahaan
usaha
dan
pedagang kaki lima dalam melihat
kompleks.
peluang. Upaya berkinerja lebih baik
Sehingga mau tidak mau pedagang
daripada pesaingnya dan mendahului
lingkungan
berkembang
semakin
dan
dengan
keputusan secara intuisi. Kemungkinan
semakin
(1998)
ini
Miller
bahwa
adalah
(1983)
orientasi
kemampuan
3
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
para
pesaingnya
ada
mempengaruhi kinerja pedagang kaki
berani
lima lebih baik langsung ataukah lebih
mengambil resiko, memiliki otoritas
baik melalui orientasi kewirausahaan.
untuk mengikuti keyakinan diri sendiri,
Ada
kebebasan
peneliti sebelumnya, yaitu obyek dan
kesempatan
aktivitas
setiap
yang
datang,
melakukan
yang
keputusan,
kreatif
dalam
beberapa
perbedaan
dengan
waktu penelitian. Beberapa literatur
mengungkapkan ide dan gagasannya
mengidentifikasi
dalam
bisnis.Hal
lingkungan internal adalah membangun
tersebut berkaitan dengan pentingnya
kepercayaan, komitmen yang terbuka
untuk pedagang kaki lima agar menjadi
pada standar etika, saluran komunikasi
pedagang kaki lima yang berhasil,
yang
handal dan mandiri. Untuk tujuan ini,
individual dan dorongan untuk mencari
peneliti melakukan
survey sampel
kesempatan
yang
sekitar
Swan 2002). Literatur lain menyatakan
mencapai
tujuan
representatif
150
terbuka,
bahwa
Tawangmangu
Karanganyar.
mempengaruhi
Pedagang kaki lima yang berada di
kewirausahaan
Tawangmangu
(Coulthard,
menjadi
sistem
dari
dukungan
(Wood,Mcdermott
pedagang kaki lima yang berada di
dipisahkan
karakteristik
lingkungan
dan
internal
orientasi
maupun
2007;
kinerja
Chow,
2007;
dua, 1).dari pasar Tawangmangu ke
Lumpkin dan Dess, 1996). Sementara
atas sampai Balaikambang terdiri dari
itu menurut Lumpkin dan Dess (1996),
padagang kaki lima sovenir, pedagang
Chow (2006) dan Michael dan Yulk,
kaki lima buah-buahan, pedagang kaki
1993)
lima tanaman hias. 2). Pedagang kaki
tinggi
lima dari Balaikambang ke atas terdiri
pengusaha/pedagang kaki lima untuk
dari pedagang kaki lima rumah makan.
mengelola lingkungan eksternal, maka
Penelitian
pengembangan
ini
dari
merupakan
penelitian
menyatakan bahwa
pengusaha/
cenderung
semakin
kemampuan
pedagang
akan
kaki
semakin
lima
proaktif
sebelumnya yang telah dilakukan oleh
dalam mencari peluang-peluang baru.
Wulandari
pada
Para pengusaha/pedagang kaki lima
penelitian ini dikembangkan dengan
akan lebih kreatif dan inovatif daripada
menganalis apakah faktor-faktor yang
pesaingnya.
(2009),
hanya
Para
pengusaha/
4
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
pedagang kaki lima akan merespon
merupakan
perubahan
yang
pada
menunjang keterhandalan dan memiliki
lingkungan
eksternal
baik,
keunggulan
terjadi
dengan
usaha
rakyat
komparatif
yang
dibanding
berani mengambil resiko dan memiliki
dengan usaha menengah dan usaha
otoritas untuk menjalankan keputusan
besar. Pedagang kaki lima menurut
usahanya.
Korompis
Berangkat
dari
latar
belakang
lima
apakah
berikut:
eksternal
internal
dan
berpengaruh
faktor
Hartiningsih
dan
Simatumpang (2008), pedagang kaki
tersebut maka peneliti ingin menguji
faktor
dalam
dapat
dikelompokkan
sebagai
1). Pedagang
terhadap
minuman; 2). Pedagang makan; 3).
orientasi kewirausahaan dan kinerja
Pedagang buah-buahan; 4). Pedagang
pedagang kaki lima di tawangmangu
sayur-sayuran; 5). Pedagang daging
Karanganya,
dan ikan; 6). Pedagang rokok dan obat0batan; 7). Pedagang sayur-sayuran;
KAJIAN LITERATUR
8). Pedagang textil dan pakaian; 9).
Definisi Pedagang Kaki Lima
Pedagang kelontong; 10). Pedagang
Pedagang
definisi
kaki
lima
menurut
International
loak;
11).
Pedagang
onderdil
Lobour
kendaraan, bensin,dan minyak tanah;
Organization (ILO), pedagang kaki lima
12). Pedagang ayam, kambing dan
didifinisikan
burung; 13). Pedagang beras serta; 14)
sebagai
sektor
yang
mudah dimasuki oleh pendatang baru,
menggunakan
Penjual jasa.
Kinerja
sumber-sumber
(performance)
menurut
ekonomi dalam negeri, dimiliki oleh
Blumberg dan Pringle (1982) dalam
keluarga berskala kecil, menggunakan
Wulandari (2008) merupakan interaksi
tehnologi
antara
yang
padat
dibutuhkan
karya,
ketrampilan
diperoleh
diluar
kemampuan,
kesempatan
motivasi
berkinerja.
dan
Apabila
bangku sekolah, tidak dapat diatur oleh
kemampuan yang meliputi kemampuan
pemerintah dan bergerak dalam pasar
bekerja sama,
persaingan penuh (Korompis dalam
kecepatan dan motivasi, baik yang
Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).
datang dari dalam seseorang atau dari
Pedagang
luar
kaki
lima
disisi
lain
akan
ketahanan,
berpengaruh
kualitas,
terhadap
5
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
kinerjanya, masih perlu ditambah satu
anggota unit kerja untuk berkontribusi
variabel lagi yaitu kesempatan untuk
secara positif agar tujuan organisasi
berkinerja.
untuk
tercapai dan 7). Pengembangan karir
berkinerja adalah tingkat kinerja yang
(Hartiningsih dan Simatumpang (2008).
Kesempatan
merupakan
fungsi
dari
rintangan-rintangan
kendala
bagi
absennya
Porter
yang
menjadi
orientasi
karyawan.
Misalnya
strategi
(2007)
mendefinisikan
kewirausahaan
benefit
sebagai
perusahaan
untuk
apakah lingkungan kerja mendukung,
dapat berkompetisi secara lebih efektif
peralatan yang memadai, kondisi kerja
didalam market place yang sama.
yang
Sementara
menguntungkan,
bahan
yang
itu
menurut
Gosselin
cukup, suplai yang memadai, rekan
(2005), bahwa terdapat hubungan yang
sekerja yang membantu, aturan atau
signifikan
prosedur
yang
mendukung
untuk
kewirausahaan
bekerja,
cukup
informasi
untuk
dengan kinerja perusahaan (Usvita,
pengambilan keputusan yang dikaitkan
2015). Bukti empiris lain dari penelitian
dengan kinerja, waktu yang memadai
Chow (2006), Wulandari (2009) dan
guna melaksanakan dengan baik dan
Usvita
semacamnya. Hal tersebut jika ada
orientasi
yang
signifikan terhadap kinerja.
tidak
memadai
atau
tidak
dipenuhi akan mengganggu kinerja.
Menurut
faktor
adalah
yang
:1).
menyangkut:
Ilyas
antara
orientasi
yang
(2015)
ditetapkan
membuktikan
berpengaruh
Sementara
bahwa
positif
itu
dan
menurut
(2001)
faktor-
Kuncoro (2007) ada empat kebiasaan
mempengaruhi
kinerja
yang sudah membudaya yang dimiliki
Karakteristik
pribadi
oleh
umur,
jenis
kebanyakan
usaha
kecil
kelamin,
menengah termasuk pedagang kaki
pengalaman dan gaya komunikasi2).
lima di Indonesia yaitu 1). Ketiadaan
Memotivasi kerja yaitu sesuatu yang
pembagian tugas dan delegasi yang
berasal dari interval individu yang
jelas
menimbulkan dorongan atau semangat
operasional.
untuk kerja keras. 3). Pedapatan atau
usaha kecil dikelola tanpa system yang
gaji. 4). Keluarga. 5). Organisasi. 6).
jelas. 2). Kurangnya kerjasama dengan
Supervisi adalah proses yang memacu
lembaga-lembaga
antara
administrasi
Buktinya,
dan
kebanyakan
keuangan
yang
6
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
mengakibatkan
uusaha
menengah
lebih
kecil
cenderung
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian
menggantungkan pembiayaan dengan
ini
menggunakan
modal sendiri atau sumber-sumber lain,
pendekatan kuantitatif karena untuk
seperti keluarga, kerabat, pedagang,
menguji hipotesis yang telah diusulkan.
perantara
Penelitian ini menggunakan analisis
atau
rentenir.
Sebagian
besar pelaku usaha kecil menengah
Path
termasuk pedagang kaki lima belum
endogen dan eksogen.
memiliki status badan hokum, sehingga
Obyek dan Lokasi Penelitian
mereka sulitmendapatkan pengakuan
dari asosisi.
dalam
Padahal keikutsertaan
asosiasi
banyak
memberi
karena
terdiri
dari
variable
Obyek penelitian ini meliputi para
pedagang kaki lima yang berada di
Tawangmangu
Kabupaten
manfaat bagi mereka. Hal ini akan
Karanganyar Jawa Tengah yang terdiri
berdampak menurunnya profitabilitas
dari pedagang kaki lima buah-buahan,
dan kinerja bagi usaha kecil menengah
tanaman hias, sovenir dan makanan.
sendiri (Usvita, 2015).
Populasi dan Sampel
Populasi
Hipotesis
H1
:
yang
digunakan
penelitian ini adalah
Faktor
internal
berpengaruh
pada
pedagang kaki
lima yang berada di Tawangmangu
terhadap orientasi kewirausahaan
yang jumlahnya menurut koordinator
H2 : Faktor eksternal berpengaruh
PKL
positif
1.100 pedagang kaki lima. Adapun
terhadap
orientasi
:
Faktor
internal
berpengaruh
terhadap kinerja pedagang kaki lima
H4
ada
sebanyak
sampel yang digunakan sebanyak 150
kewirausahaan
H3
Tawangmangu
: Faktor eksternal berpengaruh
responden.
Jenis Variabel Operasional
Untuk
menguji
hipotesis
yang
terhadap kinerja pedagang kaki lima
diajukan, variabel yang diteliti perlu
H5.:
diukur. Dalam penelitian ini variabel
Orientasi
berpengaruh
kinerja kaki
kewirausahaan
terhadap
pedagang
terdiri
dari
variabel
eksogen
dan
variabel endogen. Variabel eksogen
adalah
faktor
internal
dan
faktor
7
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
eksternal yang mempengaruhi kinerja
mempunyai nilai ritem lebih besar dari
pedagang kaki lima yaitu sovenir, buah,
nilai rtabel.
tanaman
hias
Variabel
endogen
pedagang
orientasi
dan
rumah
makan.
Dari hasil pengujian reliabilitas
adalah
kinerja
menunjukkan bahwa koefisien (r) alpha
lima.Sedangkan
hitung seluruh variabel lebih besar
kaki
kewirausahaan
sebagai
dibandingkan
dengan
kriteria
yang
dipersyaratkan atau nilai kritis (rule of
variabel intervening.
tumb) sebesar 0,6 sehingga dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan
Hasil Uji Instrumen
seluruh
Penelitian
ini
menggunakan
instrumen yang meliputi Faktor Internal,
Faktor
Eksternal,
Orientasi
variabel
dalam
keadaan
uji
linieritas
reliabel.
Uji Linieritas
Dari
hasil
Berwirausaha dan Kinerja. Instrumen
menunjukkan nilai R2 sebesar 0,000
sebelum
dahulu
dengan jumlah sampel 150, besarnya
dilakukan penelaahan hasil uji coba
nilai c2 hitung = 150 x 0,002 = 0
instrumen. Adapun hasil penelaahan
sedangkan
dan analisis data uji coba instrumen
129,56 Nilai c2 hitung < c2 tabel jadi
adalah
dapat disimpulkan bahwa model yang
diujikan,
sebagai
terlebih
berikut
:
Variabel
nilai
c2
tabel
Faktor Internal terdiri dari 10 item
benar adalah model linier.
pertanyaan, Variabel Faktor Eksternal
Analisis Jalur
terdiri dari 5 item pertanyaan, Variabel
Analisa
ini
digunakan
sebesar
untuk
Orientasi Berwirausaha terdiri dari 5
mengetahui pengaruh variabel bebas
item pertanyaan, Variabel Kinerja terdiri
terhadap
dari 4 item pertanyaan. Pengujian
menggunakan
validitas menggunakan teknik one shot
berikut:
variabel
terikat
dengan
persamaan
sebagai
methods yaitu dengan membandingkan
Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X
nilai rhitung dengan nilai rtabel. Semua
Keterangan :
item pertanyaan dari masing-masing
β1 =
variabel diperoleh hasil valid karena
variabel
0, 154 yang artinya
Faktor
Internal
berpengaruh signifikan terhadap
8
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
variabel
Orientasi
Dari tabel IV .3 ( Persamaan 1) dan
Kewirausahaan.
IV. 4 dapat disimpulkan sebagai
β2 = 0,615 yang artinya variabel
berikut:
Faktor Eksternal berpengaruh
a.
signifikan
terhadap
variabel
Orientasi Kewirausahaan.
H1
Faktor
Internal
berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja,
signifikansi
Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X2
Lingkungan
karena
nilai
0.00 < 0.05.(hipotesis
1. terbukti ).
b. H2 Faktor Lingkungan Eksternal
Keterangan :
berpengaruh
β1 = 0,180 yang artinya variabel
kinerja,
Faktor
0.00 < 0.05. (hipotesis 2. terbukti ).
Internal
berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kinerja
c.
signifikan
terhadap
karena nilai signifikansi
H3
Faktor
Lingkungan
β2 = 0,256 yang artinya variabel
Internal
Faktor
terhadap Orientasi kewirausahaan,
L
Eksternal
berpengaruh
berpengaruh signifikan
signifikan terhadap variabel Kinerja
karena nilai signifikansi 0.00 < 0.05.
β3 = 0,578 yang artinya variabel
(hipotesis 3. terbukti ).
Orientasi Kewirausahaan pengaruh
tidak signifikan
terhadap variabel
Kinerja.
d. H4
Faktor
berpengaruh
Lingkungan
signifikan
Internal
terhadap
Orientasi kewirausahaan,
nilai
Faktor
Internal
signifikansi
karena
0.00
<
0.05.(hipotesis 4. terbukti).
0, 154
0,180
Orientasi
Kewirausahaan
0,578
e.
Kinerja
H5 Orientasi kewirausahaan
berpengaruh
terhadap
0,615
Faktor
Eksternal
0,256
tidak
kinerja,
signifikan
karena
nilai
signifikansi 0.578 > 0.05.(hipotesis
5. tidak terbukti)
Gambar 1. Diagram Jalur dari Hasil
Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji
Analisa Regresi
F)
Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Berdasarkan Tabel IV. 9 hasil uji
secara
serempak
(
Uji
F
)
9
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
menunjukkan
besarnya
sebesar
nilai
dan
F
nilai
63,885signifikansi0,000a
<
0.05,
sebesar
meningkatkan
langsung.
Lingkungan
2.
Faktor
Lingkungan Eksternal dan Orientasi
Kewirausahaan
berpengaruh
terhadap
secara
positif
simultan
signifikan
Kinerja Pedagang kaki
dan
mempunyai
korelasi cukup kuat, sehingga untuk
sehingga dapat disimpulkan Faktor
Internal,
0,0063
Pengaruh
kinerja dipilih jalur
Faktor
Eksternal
terhadap Kinerja
Pengaruh
Eksternal
langsung
Faktor
koefisien regresi sebesar
0,256 lebih besar dari pengaruh tidak
Lima di tawangmangu Karanganyar.
langsung Faktor Eksternal terhadap
Analisis Koefisien Determinasi ( r2
Kinerja dengan mediasi Orientasi
).
kewirausahaan
koefisien
adalah
sebesar
dan
kinerja
korelasi cukup kuat, sehingga untuk
Nilai
87,04%
R
square
yang
total
berarti
0,0252
pedagang kaki lima di tawangmangu
meningkatkan
Karanganyar dijelaskan oleh faktor
langsung.
internal dan faktor eksternal melalui
3. Pengaruh Total.
orientasi
kewirausahaan
sebagai
regresi
mempunyai
kinerja dipilih jalur
Pengaruh
total
Faktor
variabel intervening sebesar 87,04%,
Internal terhadap Kinerja (0,1863)
sisanya sebesar 13,96 % dijelaskan
lebih kecil dari pengaruh total
variabel lain diluar model
Faktor Eksternal terhadap Kinerja
dalam
penelitian ini.
dengan koefisien regresi sebesar
Hasil Analisis Jalur
(0,2812).
Sehingga
untuk
1. Pengaruh Faktor Internal terhadap
meningkatkan kinerja Pedagang
Kinerja.
kaki
Pengaruh
Internal
langsung
Faktor
koefisien regresi sebesar
Lima
di
Tawangmangu
Karanganyar lebih efektif dengan
meningkatkan faktor eksternal.
0,180 lebih besar dari pengaruh tidak
langsung
Faktor Internal
terhadap
Kinerja dengan mediasi Orientasi
kewirausahaan
koefisien
regresi
10
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
terhadap Kinerja Pedangang kaki
0,546
Lima.
0,699
Faktor
Lingkungan
Internal
Orientasi
Kewirausahaa
n
0,814
0,615
Faktor
Lingkungan
Eksternal
mendukung
penelitian
yang
dilakukan oleh Michael dan Yulk
0,180
0,154
0,702
0,657
Hasil penelitian ini tidak
0,04
1
0,634
Kinerja
(1993),
namun
penelitian
mendukung
yang
dilakukan
sebelumnya oleh Coulthard(2007)
0,25
6
dan
0,685
Wood,Mcdermott
&
Swan(2002)..
Adapun
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur
pengaruh
Faktor
Keterangan :
Internal
Jalur yang dicetak tebal adalah jalur
Kewirausahaan, berdasarkan uji t
efektif untuk dipilih yaitu jalur Faktor
memiliki tingkat signifikansi (0,000)
Internal
Eksternal
> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat
menuju Kinerja pedagang kaki lima
dikatakan bahwa variabel Faktor
secara
Internal
dan
Faktor
langsung,
tanpa
melalui
terhadap
Orientasi
berpengaruh
signifikan
terhadap Orientasi Kewirausahaan.
Orientasi Kewirausahaan.
Hasil
uji
secara
PEMBAHASAN
dengan
a. Pengaruh Faktor Internal terhadap
tberpengaruh
ini
Kinerja Pedagang kaki Lima.
Dari hasil perhitungan uji t
bersama-sama
variabel
juga
signifikan.Penelitian
mendukung
dilakukan
lain
penelitian
oleh
Chow
yang
(2007),
Internal memiliki
Coulthard (2007) dan Lumpkin &
tingkat signifikansi (0,000) > 0,05 (α
Dess (1996). Argumentasi yang
= 5%) terhadap Kinerja Pedangang
dinyatakan
kaki
(2003), Zahra (1998) dan Miller
variabel Faktor
Lima.
Hal
tersebut
dapat
oleh
Masseghem
dikatakan bahwa Faktor
Internal
(1983),
menyebutkan
bahwa
berpengaruh
Kinerja
orientasi kewirausahaan
adalah
terhadap
Pedagang kaki Lima. Diuji secara
kemampuan pedagang kaki lima
bersama-sama
dalam
lain,
dengan
Eksternal
variabel
berpengaruh
melihat
berkinerja
lebih
peluang.
baik
Upaya
daripada
11
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
pesaingnya dan mendahului para
sebesar 0,0063 terhadap Kinerja
pesaingnya setiap ada kesempatan
melalui
yang datang, berani
sebagai variabel intervening. Hasil
resiko,
memiliki
mengikuti
mengambil
otoritas
keyakinan
Orientasi
kewirausahaan
untuk
penelitian menunjukkan jalur Faktor
diri sendiri,
Internal menuju Kinerja pedagang
kebebasan melakukan keputusan,
kaki
aktivitas
langsung, tanpa melalui Orientasi
yang
kreatif
dalam
mengungkapkan
ide
dan
gagasannya dalam mencapai tujuan
berwirausaha.
Lima
lebih
efektif
secara
kewirausahaan.
b.
Pengaruh
Faktor
Eksternal
terhadap Kinerja Pedagang kaki
Dari hasil perhitungan uji t
Lima.
variabel Orientasi Kewirausahaan
Dari hasil perhitungan uji t
terhadap Kinerja pedagang kaki
variabel Faktor Eksternal memiliki
Lima tidak berpengaruh , karena
tingkat signifikansi (0,000) < 0,05 (α
tingkat
= 5%) terhadap Kinerja Pedagang
signifikansi
(0,578) > 0,05
tetapi
menunjukkan
(α = 5%). Akan
variabel
Orientasi
kaki
Lima.
Hal
tersebut
dikatakan bahwa Faktor Eksternal
Kewirausahaan secara bersama-
berpengaruh signifikan
sama dengan variabel yang lain
Kinerja
berpengaruh
Pengujian
Penelitian
terhadap
ini
penelitian
tidak
Kinerja.
mendukung
dengan
dilakukan
Internal
yang
sebelumnya
oleh
Lumpkin
dan
Dess (1996) dan Chow(2007).
Dari
uji
analisis
jalur
(
dapat
Pedagang
terhadap
kaki
Lima.
secara bersama-sama
variabel
lain
Faktor
berpengaruh
Li
terhadap
Kinerja Pedagang kaki Lima. Hasil
penelitian
ini
tidak
penelitian
yang
mendukung
dilakukan
oleh
Namun
hasil
Diagram Path) menunjukan bahwa
Coulthard(2007).
Faktor
berpengaruh
penelitian ini mendukung penelitian
koefisiensi
sebelumnya yang dilakukan oleh
sebesar 0,180 terhadap Kinerja
Chow (2007), Lumpkin & Dess
pedagang kaki Lima. Adapun Faktor
(1996) dan Michael & Yulk (1993).
Internal berpengaruh tidak langsung
Argumentasinya adalah Semakin
langsung
Internal
dengan
12
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
tinggi
kemampuan
mengelola
tidak mendukung penelitian yang
Faktor Eksternal, maka Pedagang
dilakukan
kaki Lima semakin proaktif dalam
Masseghem (2003), Zahra (1998)
mencari peluang, lebih kreatif dan
dan Miller (1983).
inovatif dari para pesaingnya.
Adapun
Eksternal
pengaruh
terhadap
sebelumnya
Dari
Faktor
Orientasi
uji
analisis
oleh
jalur
(
Diagram Path) menunjukan bahwa
Faktor
Lingkungan
Internal
kewirausahaan, berdasarkan uji t
berpengaruh
memiliki tingkat signifikansi (0,000)
(0,180) terhadap Kinerja Pedagang
> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat
kaki
dikatakan bahwa variabel Faktor
berpengaruh
Eksternal
berpengaruh
sebesar (0,0063) terhadap Kinerja
Orientasi
kewirausahaan.
secara
terhadap
bersama-sama
Diuji
dengan
Lima.
Pedagang
variabel
Internal
Eksternal
terhadap
Orientasi
kewirausahaan.
penelitian
ini
penelitian
yang
tidak
Hasil
mendukung
dilakukan
oleh
Coulthard ( 2007).
sebesar
Faktor
Internal
tidak
kaki
langsung
Lima
melalui
Orientasi Kewirausahaan. sebagai
variabel yang lain yaitu Faktor
berpengaruh
langsung
intervening.
Faktor
berpengaruh
langsung
sebesar (0,180) terhadap Kinerja
Pedagang
Faktor
kaki
Lima.
Ekternal
Adapun
berpengaruh
langsung sebesar 0,256 terhadap
Dari hasil perhitungan uji t
Kinerja Pedagang kaki Lima. Faktor
variabel Orientasi kewirausahaan
Eksternal
berpengaruh
terhadap Kinerja Pedagang kaki
langsung
sebesar
Lima tidak berpengaruh, karena
terhadap Kinerja Pedagang kaki
tingkat
Lima
signifikansi
(0,578) > 0,05
tetapi
menunjukkan
(α = 5%). Akan
variabel
melalui
tidak
(0,0252)
Orientasi
Kewirausahaan. sebagai variabel
Orientasi
intervening.Hasil
bersama-
menunjukkan jalur Faktor Ekstertnal
sama dengan variabel yang lain
menuju Kinerja Pedagang kaki Lima
berpengaruh
lebih efektif secara langsung, tanpa
kewirausahaan
secara
terhadap
Kinerja
penelitian
Pedagang kaki Lima. Penelitian ini
13
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
melalui
variabel
Orientasi
Kewirausahaan.
melalui
variabel
Orientasi
Kewiraushaan.
Selain hal tersebut penelitian ini
KESIMPULAN
juga
Berdasarkan hasil analisis data
memiliki
keterbatasan
diantaranya, Peneliti hanya mengambil
dan pengujian hipotesis yang telah
populasi
dilakukan
sehingga kurang respresentati, variabel
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Faktor
Lingkungan
Faktor
berpengaruh
signifikan
dan
Lingkungan
Faktor
berpengaruh
signifikan
lima hanya faktor internal dan faor
eksternal.Kajian
terhadap
strategi atau model untuk peningkatan
tentang
budaya
,
kinerja maupun kesejahteraan belum
Internal
Lingkungan
Tawangmangu
Eksternal
Orientasi Kewirausahaan.
b. Faktor
di
penelitian untuk kinerja pedagang kaki
Internal
Lingkungan
hanya
dan
diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat
Eksternal
menjadi bahan pertimbangan bagi para
terhadap
pedagang kaki lima dalam mengambil
Kinerja pedagang kaki Lima di
kebijakan dalam melakukan usahanya,
Tawangmangu Karanganyar
c. Orientasi
kewirausahaan
berpengaruh
pedagang
terhadap
kaki
tidak
Kinerja
Lima
di
Tawangmangu Karanganyar.
d. Hasil analisis jalur membuktikan
DAFTAR PUSTAKA
Gosselin, Maurice. 2005. An Empirical
Study of Performance Measurement
in manufacturing Firm, International
Journal
of
Producticity
and
bahwa Faktor Lingkungan Internal
Performance Management, Vol. 54
dan Faktor Lingkungan Eksternal
No 5/6.pp 419-437.
berpengaruh lebih besar dari tidak
langsung, tanpa melalui variabel
Orientasi kewirausahaan.
e. Jalur Faktor Lingkungan Ekstertnal
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi multivariate
dengan program SPSS. Universitas
Semarang : Indonesia.
menuju Kinerja Pedagang kaki Lima
lebih efektif secara langsung, tanpa
Ghozali, Imam. 2006. “Model Persamaan
Struktural,
Konsep
dan
Aplikasi
14
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
dengan Program AMOS Versi 5.0”.
Orientation Construct and Linkig it to
Badan
Performance,
Penerbit
Universitas
Diponegoro : Semarang.
Yang
2008.
Eceran
Pedagang
Kaki
Yogyakarta,
Usaha
Studi
Lima
Jurnal
manajemen,
pp :135-171.
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
Pedagang
of
Management Review, Vol. 21 No. 1,
Hartiningsih, Endang.,dan Simatumpang,
Rintar Agus.
Academy
Kasus:
di
Kota
Bisnis
Vol.5,
http://www.respository
&
No.2,
Messaghem,
Karim.
2003.
Entrepreneurship
Avtivities
in
and
SMEs.
Strategis
Managerial
International
SmallBusiness Journal, Vo.21 No. 2,
pp:197-212.
unand.ac.id
2535.
Miller, L.M. 1987. Manajemen Era Baru:
Beberapa
Indrawati, Sri Mulyani. 2010. Evaluasi
Kinerja Ekonomi 2009 dan Prospek
2010.
Siaran
Pers
Pandangan
Mengenai
Budaya Perusahaan Modern. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Kementerian
Koordinator Bida.
Moeljono, Djoko dantoso. 2003. Budaya
Korporat dan Keunggulan Korporasi,
Irene
Hau-Siu
Chow.
2006.
The
Jakarta: Alex Media Komputindo.
Relationship Betwen Entrepreneurial
Orientation and Firm Performance in
China,
Advanced
Management
Porter, Michael. 2007. Strategi Bersaing
“Tehnik Menganalisis Industri dan
Pesaing”. Alih Bahasa Sigit Suryanto.
Journal, Vol.71 No.3, pp: 11-20.
Kharisma Publishing Group : Jakarta.
Kuncoro,
Mudrajad.
2007.
Ekonomika
Industri Indonesia: Menuju Negara
Industri
Baru
2030?.
Andi
:
Yogyakarta.
Riyadi, Salehuddin, dan Subekti, I. 2000.
Beberapa
Mempengaruhi
Pedagang
Lumpkin, G.T. dan Dess, G.G. 1996.
Clariflying
Faktor
the
Entrepeneurial
Kinerja
Eceran
(Studi
yang
Usaha
Kasus:
Pedagang Pakaian Kaki Lima di
Daerah TK.II Ko tamadya Malang”.
15
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Vol. 12 No.1, Febuari 2000.
Usvita, Mega. 2015. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan dan Orientasi Pasar
Terhadap
Kinerja
Melalui
Perusahaan
Keunggulan
Bersaing
Sebagai Variabel Intervening (Survey
pada
UKM
Pangan
Dinas
Perindagtamben Kota Padang). EJurnal Apresiasi Ekonomi Volume.3,
Nomer 1, Januari 2015: 31-37.
Wulandari,
Ana.
2009.
Pengaruh
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan
Lingjungan
Orientasi
Upaya
Internal
Terhadap
Kewirausahaan
Meningkatkan
dalam
Kinerja
Perusahaan, Jurnal Pengembangan
Wiraswasta. Vo.11 No. 2, Agustus,
Hal ;142-152
Zahra, Shaker A. 1993.
A Conseptual
Model of Entrepeneurship as Firm
Behavirior: A Critique and Extention,
Entrepeneurship
Theory
and
Practice.
16
EKUILIBRIUM
JURNAL BIDANG ILMU EKONOMI
HTTP://JOURNAL.UMPO.AC.ID/INDEX.PHP/EKUILIBRIUM
Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Kinerja Pedagang Kaki
Lima Melalui Orientasi Kewirausahaan di Tawangmangu
Karanganyar Jawa Tengah
Nuryati*, Endang Sri Suwarni
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB Surakarta
Abstract
The aim of research to examine the influence of internal factors and external factors on
the performance of vendors through entrepreneurial orientation in Tawangmangu
Karanganyar regency, Central Java. This study took a sample of street vendors in
Karanganyar, Central Java Tawangmangu some 150 street vendors. This study use path
analysis. Hypothesis test results show that internal factors and external factors influence the
entrepreneurial orientation and performance of vendors Entrepreneurial orientation does not
affect the performance of street vendors. The variable external factors more effectively the
performance of vendors without going through orientansi entrepreneurship.
Keywords: Internal Factors, External Factors, Entrepreneurial Orientation, Performance
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
terhadap kinerja pedagang kaki lima melalui orientasi kewirausahaan di Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian ini mengambil sampel pedagang kaki lima di
Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah sejumlah 150 pedagang kaki lima. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data yaitu path analysis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan dan kinerja
pedagang kaki lima. Orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pedagang
kaki lima. Variabel faktor eksternal lebih efektif kinerja pedagang kaki lima tanpa melalui
orientansi kewirausahaan.
Kata kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal,Orientasi Kewirausahaan, Kinerja
© 2017 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved
*Corresponding Author: Nuryani
E-mail: nuryatiharto@yahoo.co.id
ISSN 1858-165X (Print)
ISSN 2528-7672 (Online)
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
PENDAHULUAN
kesempatan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
sejak
tahun
1997/1998
perkembangan
sangat
diperoleh
informal.
dari
Bahkan
untuk
Indonesia berdasarkan data terakhir
cepat,
56% dari tenaga kerja yang ada
2004-2008.
banyak terserap di daerah perkotaan.
perekonomian
Salah satu sektor informal yang berada
Indonesia pada tahun 2009, tumbuh
di daerah perkotaan adalah unit yang
dengan laju kurang lebih 4,3 % – 4,4%.
dikembangkan oleh pedagang kaki
Pada
lima.
terutama
yang
mengalami
kegiatan
kerja
tahun
Perkembangan
tahun
2008
pertumbuhan
ekonomi Indonesia tumbuh dengan laju
6,1%
(Indrawai,
2010).
Sedangkan
Pedagang
kaki
membantu
lima
banyak
pemerintah
dalam
menurut data Susenas tahun 2008
perputaran perekonomian. Pedagang
menunjukkan
kaki
tingkat
mencapai
titik
pedesaan
maupun
kemiskinan
terendah,
di
baik
di
lima
penyebab
bukanlah
dari
kemacetan
perkotaan.
biang
Demikian pula masalah pengangguran
Maka
mengalami
mendapat perhatian,
kenaikan
terhadap
merupakan
semrawutnya
maupun
perekonomian.
keberadaannya
pantas
dukungan dan
angkatan kerja, sejak krisis ekonomi
penghargaan
1998-2005. Namun sejak tahun 2006,
(Lumintang
akselerasi laju pertumbuhan ekonomi
Pedagang kaki lima mempunyai ciri
telah
yang
berhasil
employment
yang
menghasilkan
menciptakan
positif,
tingkat
net
sehingga
pengangguran
relatif
dari
dan
mudah
dimasuki
maupun secara prosentase terhadap
kebijakan
angkatan kerja (Indrawati, 2009).
daerah/perkotaan
yang
sedang
dilakukan
di
negara-negara
berkembang
2006).
Kekhasannya
tersebut dikarenakan usaha ini relatif
berhadapan
Riyadi dkk.(2000), berdasarkan survei
Susanto,
khas.
yang menurun baik secara abssolut
Menurut Sethuriman (1086) dalam
pemerintah
dan
dengan
sering
kali
kebijakanpemerintah
(Hartiningsih
dan
Simatumpang, 2008).
Menurut Robbin (1990) dalam
Moeljono (2003) kinerja merupakan
termasuk
perilaku kerja yang dtampakan oleh
Indonesia antara 20% sampai 70%
orang-orang yang terlibat dalam suatu
2
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
perusahaan
dan
dapat
dijelaskan
kaki
lima
harus
mulai
melalui sistem evaluasi kerja atau
mempertimbangkan suatu cara yang
performance
tepat
appraisal.
Selanjutnya
dalam
mengambil
keputusan
Benardin dan Russel (dalam Moeljono,
untuk mendapatkan kinerja usaha yang
2003) menyatakan kinerja merupakan
tinggi. Mengetahui faktor-faktor yang
hasil keluaran yang dihasilkan pada
mempengaruhi
fungsi atau aktivitas kerja tertentu
pedagang kaki lima menjadi penting
selama periode tertentu.Hal ini berarti
agar dapat memberikan rangsangan
kinerja identik dengan hasil upaya
bagi faktor pendukung dan mengurangi
dalam
faktor-faktor
menjalankan
tugasnya.
kinerja
usaha
penghambat
bagi
Rendahnya kinerja usaha kecil dari
keberhasilan usaha pedagang kaki lima
hasi berbagai studi disebabkan karena
(Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).
kelemahan
mendasar
yang
Meskipun
faktor-faktor
baik
eksternal
yang
merupakan ciri pengusaha kecil di
internal
Indonesia. Kelemahan itu antara lain,
mempengaruhi kinerja pedagang kaki
lemahnya akses terhadap permodalan,
lima telah menjadi fenomena akrab,
ketrampilan dan penguasaan tehnologi
terjadinya para pedagang kaki lima
yang masih rendah serta pengelolaan
yang berhassil, handal dan mandiri,
usaha yang rendah (Hartiningsih dan
fungsi dan karakteristik belum atau
Simatumpang, 2008).
telah dipelajari hanya sampai batas
maupun
yang
tertentu oleh para akademisi. Dalam
tinggi pedagang kaki lima dihadapkan
penelitian ini, peneliti mencoba untuk
pada persoalan tentang bagaimana
mengisi
memilih berbagai keputusan yang pada
memasukkan
umumnya
kewirausahaan. Messeghem (2003),
Untuk
mencapai
mereka
kinerja
mengambil
kesenjangan
variabel
orientasi
Zahra
cara ini dapat berhasil namun sampai
menyebutkan
seberapa jauh keberhasilannya bila
kewirausahaan
usaha
dan
pedagang kaki lima dalam melihat
kompleks.
peluang. Upaya berkinerja lebih baik
Sehingga mau tidak mau pedagang
daripada pesaingnya dan mendahului
lingkungan
berkembang
semakin
dan
dengan
keputusan secara intuisi. Kemungkinan
semakin
(1998)
ini
Miller
bahwa
adalah
(1983)
orientasi
kemampuan
3
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
para
pesaingnya
ada
mempengaruhi kinerja pedagang kaki
berani
lima lebih baik langsung ataukah lebih
mengambil resiko, memiliki otoritas
baik melalui orientasi kewirausahaan.
untuk mengikuti keyakinan diri sendiri,
Ada
kebebasan
peneliti sebelumnya, yaitu obyek dan
kesempatan
aktivitas
setiap
yang
datang,
melakukan
yang
keputusan,
kreatif
dalam
beberapa
perbedaan
dengan
waktu penelitian. Beberapa literatur
mengungkapkan ide dan gagasannya
mengidentifikasi
dalam
bisnis.Hal
lingkungan internal adalah membangun
tersebut berkaitan dengan pentingnya
kepercayaan, komitmen yang terbuka
untuk pedagang kaki lima agar menjadi
pada standar etika, saluran komunikasi
pedagang kaki lima yang berhasil,
yang
handal dan mandiri. Untuk tujuan ini,
individual dan dorongan untuk mencari
peneliti melakukan
survey sampel
kesempatan
yang
sekitar
Swan 2002). Literatur lain menyatakan
mencapai
tujuan
representatif
150
terbuka,
bahwa
Tawangmangu
Karanganyar.
mempengaruhi
Pedagang kaki lima yang berada di
kewirausahaan
Tawangmangu
(Coulthard,
menjadi
sistem
dari
dukungan
(Wood,Mcdermott
pedagang kaki lima yang berada di
dipisahkan
karakteristik
lingkungan
dan
internal
orientasi
maupun
2007;
kinerja
Chow,
2007;
dua, 1).dari pasar Tawangmangu ke
Lumpkin dan Dess, 1996). Sementara
atas sampai Balaikambang terdiri dari
itu menurut Lumpkin dan Dess (1996),
padagang kaki lima sovenir, pedagang
Chow (2006) dan Michael dan Yulk,
kaki lima buah-buahan, pedagang kaki
1993)
lima tanaman hias. 2). Pedagang kaki
tinggi
lima dari Balaikambang ke atas terdiri
pengusaha/pedagang kaki lima untuk
dari pedagang kaki lima rumah makan.
mengelola lingkungan eksternal, maka
Penelitian
pengembangan
ini
dari
merupakan
penelitian
menyatakan bahwa
pengusaha/
cenderung
semakin
kemampuan
pedagang
akan
kaki
semakin
lima
proaktif
sebelumnya yang telah dilakukan oleh
dalam mencari peluang-peluang baru.
Wulandari
pada
Para pengusaha/pedagang kaki lima
penelitian ini dikembangkan dengan
akan lebih kreatif dan inovatif daripada
menganalis apakah faktor-faktor yang
pesaingnya.
(2009),
hanya
Para
pengusaha/
4
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
pedagang kaki lima akan merespon
merupakan
perubahan
yang
pada
menunjang keterhandalan dan memiliki
lingkungan
eksternal
baik,
keunggulan
terjadi
dengan
usaha
rakyat
komparatif
yang
dibanding
berani mengambil resiko dan memiliki
dengan usaha menengah dan usaha
otoritas untuk menjalankan keputusan
besar. Pedagang kaki lima menurut
usahanya.
Korompis
Berangkat
dari
latar
belakang
lima
apakah
berikut:
eksternal
internal
dan
berpengaruh
faktor
Hartiningsih
dan
Simatumpang (2008), pedagang kaki
tersebut maka peneliti ingin menguji
faktor
dalam
dapat
dikelompokkan
sebagai
1). Pedagang
terhadap
minuman; 2). Pedagang makan; 3).
orientasi kewirausahaan dan kinerja
Pedagang buah-buahan; 4). Pedagang
pedagang kaki lima di tawangmangu
sayur-sayuran; 5). Pedagang daging
Karanganya,
dan ikan; 6). Pedagang rokok dan obat0batan; 7). Pedagang sayur-sayuran;
KAJIAN LITERATUR
8). Pedagang textil dan pakaian; 9).
Definisi Pedagang Kaki Lima
Pedagang kelontong; 10). Pedagang
Pedagang
definisi
kaki
lima
menurut
International
loak;
11).
Pedagang
onderdil
Lobour
kendaraan, bensin,dan minyak tanah;
Organization (ILO), pedagang kaki lima
12). Pedagang ayam, kambing dan
didifinisikan
burung; 13). Pedagang beras serta; 14)
sebagai
sektor
yang
mudah dimasuki oleh pendatang baru,
menggunakan
Penjual jasa.
Kinerja
sumber-sumber
(performance)
menurut
ekonomi dalam negeri, dimiliki oleh
Blumberg dan Pringle (1982) dalam
keluarga berskala kecil, menggunakan
Wulandari (2008) merupakan interaksi
tehnologi
antara
yang
padat
dibutuhkan
karya,
ketrampilan
diperoleh
diluar
kemampuan,
kesempatan
motivasi
berkinerja.
dan
Apabila
bangku sekolah, tidak dapat diatur oleh
kemampuan yang meliputi kemampuan
pemerintah dan bergerak dalam pasar
bekerja sama,
persaingan penuh (Korompis dalam
kecepatan dan motivasi, baik yang
Hartiningsih dan Simatumpang, 2008).
datang dari dalam seseorang atau dari
Pedagang
luar
kaki
lima
disisi
lain
akan
ketahanan,
berpengaruh
kualitas,
terhadap
5
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
kinerjanya, masih perlu ditambah satu
anggota unit kerja untuk berkontribusi
variabel lagi yaitu kesempatan untuk
secara positif agar tujuan organisasi
berkinerja.
untuk
tercapai dan 7). Pengembangan karir
berkinerja adalah tingkat kinerja yang
(Hartiningsih dan Simatumpang (2008).
Kesempatan
merupakan
fungsi
dari
rintangan-rintangan
kendala
bagi
absennya
Porter
yang
menjadi
orientasi
karyawan.
Misalnya
strategi
(2007)
mendefinisikan
kewirausahaan
benefit
sebagai
perusahaan
untuk
apakah lingkungan kerja mendukung,
dapat berkompetisi secara lebih efektif
peralatan yang memadai, kondisi kerja
didalam market place yang sama.
yang
Sementara
menguntungkan,
bahan
yang
itu
menurut
Gosselin
cukup, suplai yang memadai, rekan
(2005), bahwa terdapat hubungan yang
sekerja yang membantu, aturan atau
signifikan
prosedur
yang
mendukung
untuk
kewirausahaan
bekerja,
cukup
informasi
untuk
dengan kinerja perusahaan (Usvita,
pengambilan keputusan yang dikaitkan
2015). Bukti empiris lain dari penelitian
dengan kinerja, waktu yang memadai
Chow (2006), Wulandari (2009) dan
guna melaksanakan dengan baik dan
Usvita
semacamnya. Hal tersebut jika ada
orientasi
yang
signifikan terhadap kinerja.
tidak
memadai
atau
tidak
dipenuhi akan mengganggu kinerja.
Menurut
faktor
adalah
yang
:1).
menyangkut:
Ilyas
antara
orientasi
yang
(2015)
ditetapkan
membuktikan
berpengaruh
Sementara
bahwa
positif
itu
dan
menurut
(2001)
faktor-
Kuncoro (2007) ada empat kebiasaan
mempengaruhi
kinerja
yang sudah membudaya yang dimiliki
Karakteristik
pribadi
oleh
umur,
jenis
kebanyakan
usaha
kecil
kelamin,
menengah termasuk pedagang kaki
pengalaman dan gaya komunikasi2).
lima di Indonesia yaitu 1). Ketiadaan
Memotivasi kerja yaitu sesuatu yang
pembagian tugas dan delegasi yang
berasal dari interval individu yang
jelas
menimbulkan dorongan atau semangat
operasional.
untuk kerja keras. 3). Pedapatan atau
usaha kecil dikelola tanpa system yang
gaji. 4). Keluarga. 5). Organisasi. 6).
jelas. 2). Kurangnya kerjasama dengan
Supervisi adalah proses yang memacu
lembaga-lembaga
antara
administrasi
Buktinya,
dan
kebanyakan
keuangan
yang
6
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
mengakibatkan
uusaha
menengah
lebih
kecil
cenderung
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian
menggantungkan pembiayaan dengan
ini
menggunakan
modal sendiri atau sumber-sumber lain,
pendekatan kuantitatif karena untuk
seperti keluarga, kerabat, pedagang,
menguji hipotesis yang telah diusulkan.
perantara
Penelitian ini menggunakan analisis
atau
rentenir.
Sebagian
besar pelaku usaha kecil menengah
Path
termasuk pedagang kaki lima belum
endogen dan eksogen.
memiliki status badan hokum, sehingga
Obyek dan Lokasi Penelitian
mereka sulitmendapatkan pengakuan
dari asosisi.
dalam
Padahal keikutsertaan
asosiasi
banyak
memberi
karena
terdiri
dari
variable
Obyek penelitian ini meliputi para
pedagang kaki lima yang berada di
Tawangmangu
Kabupaten
manfaat bagi mereka. Hal ini akan
Karanganyar Jawa Tengah yang terdiri
berdampak menurunnya profitabilitas
dari pedagang kaki lima buah-buahan,
dan kinerja bagi usaha kecil menengah
tanaman hias, sovenir dan makanan.
sendiri (Usvita, 2015).
Populasi dan Sampel
Populasi
Hipotesis
H1
:
yang
digunakan
penelitian ini adalah
Faktor
internal
berpengaruh
pada
pedagang kaki
lima yang berada di Tawangmangu
terhadap orientasi kewirausahaan
yang jumlahnya menurut koordinator
H2 : Faktor eksternal berpengaruh
PKL
positif
1.100 pedagang kaki lima. Adapun
terhadap
orientasi
:
Faktor
internal
berpengaruh
terhadap kinerja pedagang kaki lima
H4
ada
sebanyak
sampel yang digunakan sebanyak 150
kewirausahaan
H3
Tawangmangu
: Faktor eksternal berpengaruh
responden.
Jenis Variabel Operasional
Untuk
menguji
hipotesis
yang
terhadap kinerja pedagang kaki lima
diajukan, variabel yang diteliti perlu
H5.:
diukur. Dalam penelitian ini variabel
Orientasi
berpengaruh
kinerja kaki
kewirausahaan
terhadap
pedagang
terdiri
dari
variabel
eksogen
dan
variabel endogen. Variabel eksogen
adalah
faktor
internal
dan
faktor
7
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
eksternal yang mempengaruhi kinerja
mempunyai nilai ritem lebih besar dari
pedagang kaki lima yaitu sovenir, buah,
nilai rtabel.
tanaman
hias
Variabel
endogen
pedagang
orientasi
dan
rumah
makan.
Dari hasil pengujian reliabilitas
adalah
kinerja
menunjukkan bahwa koefisien (r) alpha
lima.Sedangkan
hitung seluruh variabel lebih besar
kaki
kewirausahaan
sebagai
dibandingkan
dengan
kriteria
yang
dipersyaratkan atau nilai kritis (rule of
variabel intervening.
tumb) sebesar 0,6 sehingga dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan
Hasil Uji Instrumen
seluruh
Penelitian
ini
menggunakan
instrumen yang meliputi Faktor Internal,
Faktor
Eksternal,
Orientasi
variabel
dalam
keadaan
uji
linieritas
reliabel.
Uji Linieritas
Dari
hasil
Berwirausaha dan Kinerja. Instrumen
menunjukkan nilai R2 sebesar 0,000
sebelum
dahulu
dengan jumlah sampel 150, besarnya
dilakukan penelaahan hasil uji coba
nilai c2 hitung = 150 x 0,002 = 0
instrumen. Adapun hasil penelaahan
sedangkan
dan analisis data uji coba instrumen
129,56 Nilai c2 hitung < c2 tabel jadi
adalah
dapat disimpulkan bahwa model yang
diujikan,
sebagai
terlebih
berikut
:
Variabel
nilai
c2
tabel
Faktor Internal terdiri dari 10 item
benar adalah model linier.
pertanyaan, Variabel Faktor Eksternal
Analisis Jalur
terdiri dari 5 item pertanyaan, Variabel
Analisa
ini
digunakan
sebesar
untuk
Orientasi Berwirausaha terdiri dari 5
mengetahui pengaruh variabel bebas
item pertanyaan, Variabel Kinerja terdiri
terhadap
dari 4 item pertanyaan. Pengujian
menggunakan
validitas menggunakan teknik one shot
berikut:
variabel
terikat
dengan
persamaan
sebagai
methods yaitu dengan membandingkan
Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X
nilai rhitung dengan nilai rtabel. Semua
Keterangan :
item pertanyaan dari masing-masing
β1 =
variabel diperoleh hasil valid karena
variabel
0, 154 yang artinya
Faktor
Internal
berpengaruh signifikan terhadap
8
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
variabel
Orientasi
Dari tabel IV .3 ( Persamaan 1) dan
Kewirausahaan.
IV. 4 dapat disimpulkan sebagai
β2 = 0,615 yang artinya variabel
berikut:
Faktor Eksternal berpengaruh
a.
signifikan
terhadap
variabel
Orientasi Kewirausahaan.
H1
Faktor
Internal
berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja,
signifikansi
Y1 = 1,982 + 0, 154 X1 + 0,615 X2
Lingkungan
karena
nilai
0.00 < 0.05.(hipotesis
1. terbukti ).
b. H2 Faktor Lingkungan Eksternal
Keterangan :
berpengaruh
β1 = 0,180 yang artinya variabel
kinerja,
Faktor
0.00 < 0.05. (hipotesis 2. terbukti ).
Internal
berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kinerja
c.
signifikan
terhadap
karena nilai signifikansi
H3
Faktor
Lingkungan
β2 = 0,256 yang artinya variabel
Internal
Faktor
terhadap Orientasi kewirausahaan,
L
Eksternal
berpengaruh
berpengaruh signifikan
signifikan terhadap variabel Kinerja
karena nilai signifikansi 0.00 < 0.05.
β3 = 0,578 yang artinya variabel
(hipotesis 3. terbukti ).
Orientasi Kewirausahaan pengaruh
tidak signifikan
terhadap variabel
Kinerja.
d. H4
Faktor
berpengaruh
Lingkungan
signifikan
Internal
terhadap
Orientasi kewirausahaan,
nilai
Faktor
Internal
signifikansi
karena
0.00
<
0.05.(hipotesis 4. terbukti).
0, 154
0,180
Orientasi
Kewirausahaan
0,578
e.
Kinerja
H5 Orientasi kewirausahaan
berpengaruh
terhadap
0,615
Faktor
Eksternal
0,256
tidak
kinerja,
signifikan
karena
nilai
signifikansi 0.578 > 0.05.(hipotesis
5. tidak terbukti)
Gambar 1. Diagram Jalur dari Hasil
Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji
Analisa Regresi
F)
Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Berdasarkan Tabel IV. 9 hasil uji
secara
serempak
(
Uji
F
)
9
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
menunjukkan
besarnya
sebesar
nilai
dan
F
nilai
63,885signifikansi0,000a
<
0.05,
sebesar
meningkatkan
langsung.
Lingkungan
2.
Faktor
Lingkungan Eksternal dan Orientasi
Kewirausahaan
berpengaruh
terhadap
secara
positif
simultan
signifikan
Kinerja Pedagang kaki
dan
mempunyai
korelasi cukup kuat, sehingga untuk
sehingga dapat disimpulkan Faktor
Internal,
0,0063
Pengaruh
kinerja dipilih jalur
Faktor
Eksternal
terhadap Kinerja
Pengaruh
Eksternal
langsung
Faktor
koefisien regresi sebesar
0,256 lebih besar dari pengaruh tidak
Lima di tawangmangu Karanganyar.
langsung Faktor Eksternal terhadap
Analisis Koefisien Determinasi ( r2
Kinerja dengan mediasi Orientasi
).
kewirausahaan
koefisien
adalah
sebesar
dan
kinerja
korelasi cukup kuat, sehingga untuk
Nilai
87,04%
R
square
yang
total
berarti
0,0252
pedagang kaki lima di tawangmangu
meningkatkan
Karanganyar dijelaskan oleh faktor
langsung.
internal dan faktor eksternal melalui
3. Pengaruh Total.
orientasi
kewirausahaan
sebagai
regresi
mempunyai
kinerja dipilih jalur
Pengaruh
total
Faktor
variabel intervening sebesar 87,04%,
Internal terhadap Kinerja (0,1863)
sisanya sebesar 13,96 % dijelaskan
lebih kecil dari pengaruh total
variabel lain diluar model
Faktor Eksternal terhadap Kinerja
dalam
penelitian ini.
dengan koefisien regresi sebesar
Hasil Analisis Jalur
(0,2812).
Sehingga
untuk
1. Pengaruh Faktor Internal terhadap
meningkatkan kinerja Pedagang
Kinerja.
kaki
Pengaruh
Internal
langsung
Faktor
koefisien regresi sebesar
Lima
di
Tawangmangu
Karanganyar lebih efektif dengan
meningkatkan faktor eksternal.
0,180 lebih besar dari pengaruh tidak
langsung
Faktor Internal
terhadap
Kinerja dengan mediasi Orientasi
kewirausahaan
koefisien
regresi
10
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
terhadap Kinerja Pedangang kaki
0,546
Lima.
0,699
Faktor
Lingkungan
Internal
Orientasi
Kewirausahaa
n
0,814
0,615
Faktor
Lingkungan
Eksternal
mendukung
penelitian
yang
dilakukan oleh Michael dan Yulk
0,180
0,154
0,702
0,657
Hasil penelitian ini tidak
0,04
1
0,634
Kinerja
(1993),
namun
penelitian
mendukung
yang
dilakukan
sebelumnya oleh Coulthard(2007)
0,25
6
dan
0,685
Wood,Mcdermott
&
Swan(2002)..
Adapun
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur
pengaruh
Faktor
Keterangan :
Internal
Jalur yang dicetak tebal adalah jalur
Kewirausahaan, berdasarkan uji t
efektif untuk dipilih yaitu jalur Faktor
memiliki tingkat signifikansi (0,000)
Internal
Eksternal
> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat
menuju Kinerja pedagang kaki lima
dikatakan bahwa variabel Faktor
secara
Internal
dan
Faktor
langsung,
tanpa
melalui
terhadap
Orientasi
berpengaruh
signifikan
terhadap Orientasi Kewirausahaan.
Orientasi Kewirausahaan.
Hasil
uji
secara
PEMBAHASAN
dengan
a. Pengaruh Faktor Internal terhadap
tberpengaruh
ini
Kinerja Pedagang kaki Lima.
Dari hasil perhitungan uji t
bersama-sama
variabel
juga
signifikan.Penelitian
mendukung
dilakukan
lain
penelitian
oleh
Chow
yang
(2007),
Internal memiliki
Coulthard (2007) dan Lumpkin &
tingkat signifikansi (0,000) > 0,05 (α
Dess (1996). Argumentasi yang
= 5%) terhadap Kinerja Pedangang
dinyatakan
kaki
(2003), Zahra (1998) dan Miller
variabel Faktor
Lima.
Hal
tersebut
dapat
oleh
Masseghem
dikatakan bahwa Faktor
Internal
(1983),
menyebutkan
bahwa
berpengaruh
Kinerja
orientasi kewirausahaan
adalah
terhadap
Pedagang kaki Lima. Diuji secara
kemampuan pedagang kaki lima
bersama-sama
dalam
lain,
dengan
Eksternal
variabel
berpengaruh
melihat
berkinerja
lebih
peluang.
baik
Upaya
daripada
11
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
pesaingnya dan mendahului para
sebesar 0,0063 terhadap Kinerja
pesaingnya setiap ada kesempatan
melalui
yang datang, berani
sebagai variabel intervening. Hasil
resiko,
memiliki
mengikuti
mengambil
otoritas
keyakinan
Orientasi
kewirausahaan
untuk
penelitian menunjukkan jalur Faktor
diri sendiri,
Internal menuju Kinerja pedagang
kebebasan melakukan keputusan,
kaki
aktivitas
langsung, tanpa melalui Orientasi
yang
kreatif
dalam
mengungkapkan
ide
dan
gagasannya dalam mencapai tujuan
berwirausaha.
Lima
lebih
efektif
secara
kewirausahaan.
b.
Pengaruh
Faktor
Eksternal
terhadap Kinerja Pedagang kaki
Dari hasil perhitungan uji t
Lima.
variabel Orientasi Kewirausahaan
Dari hasil perhitungan uji t
terhadap Kinerja pedagang kaki
variabel Faktor Eksternal memiliki
Lima tidak berpengaruh , karena
tingkat signifikansi (0,000) < 0,05 (α
tingkat
= 5%) terhadap Kinerja Pedagang
signifikansi
(0,578) > 0,05
tetapi
menunjukkan
(α = 5%). Akan
variabel
Orientasi
kaki
Lima.
Hal
tersebut
dikatakan bahwa Faktor Eksternal
Kewirausahaan secara bersama-
berpengaruh signifikan
sama dengan variabel yang lain
Kinerja
berpengaruh
Pengujian
Penelitian
terhadap
ini
penelitian
tidak
Kinerja.
mendukung
dengan
dilakukan
Internal
yang
sebelumnya
oleh
Lumpkin
dan
Dess (1996) dan Chow(2007).
Dari
uji
analisis
jalur
(
dapat
Pedagang
terhadap
kaki
Lima.
secara bersama-sama
variabel
lain
Faktor
berpengaruh
Li
terhadap
Kinerja Pedagang kaki Lima. Hasil
penelitian
ini
tidak
penelitian
yang
mendukung
dilakukan
oleh
Namun
hasil
Diagram Path) menunjukan bahwa
Coulthard(2007).
Faktor
berpengaruh
penelitian ini mendukung penelitian
koefisiensi
sebelumnya yang dilakukan oleh
sebesar 0,180 terhadap Kinerja
Chow (2007), Lumpkin & Dess
pedagang kaki Lima. Adapun Faktor
(1996) dan Michael & Yulk (1993).
Internal berpengaruh tidak langsung
Argumentasinya adalah Semakin
langsung
Internal
dengan
12
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
tinggi
kemampuan
mengelola
tidak mendukung penelitian yang
Faktor Eksternal, maka Pedagang
dilakukan
kaki Lima semakin proaktif dalam
Masseghem (2003), Zahra (1998)
mencari peluang, lebih kreatif dan
dan Miller (1983).
inovatif dari para pesaingnya.
Adapun
Eksternal
pengaruh
terhadap
sebelumnya
Dari
Faktor
Orientasi
uji
analisis
oleh
jalur
(
Diagram Path) menunjukan bahwa
Faktor
Lingkungan
Internal
kewirausahaan, berdasarkan uji t
berpengaruh
memiliki tingkat signifikansi (0,000)
(0,180) terhadap Kinerja Pedagang
> 0,05 (α = 5%), sehingga dapat
kaki
dikatakan bahwa variabel Faktor
berpengaruh
Eksternal
berpengaruh
sebesar (0,0063) terhadap Kinerja
Orientasi
kewirausahaan.
secara
terhadap
bersama-sama
Diuji
dengan
Lima.
Pedagang
variabel
Internal
Eksternal
terhadap
Orientasi
kewirausahaan.
penelitian
ini
penelitian
yang
tidak
Hasil
mendukung
dilakukan
oleh
Coulthard ( 2007).
sebesar
Faktor
Internal
tidak
kaki
langsung
Lima
melalui
Orientasi Kewirausahaan. sebagai
variabel yang lain yaitu Faktor
berpengaruh
langsung
intervening.
Faktor
berpengaruh
langsung
sebesar (0,180) terhadap Kinerja
Pedagang
Faktor
kaki
Lima.
Ekternal
Adapun
berpengaruh
langsung sebesar 0,256 terhadap
Dari hasil perhitungan uji t
Kinerja Pedagang kaki Lima. Faktor
variabel Orientasi kewirausahaan
Eksternal
berpengaruh
terhadap Kinerja Pedagang kaki
langsung
sebesar
Lima tidak berpengaruh, karena
terhadap Kinerja Pedagang kaki
tingkat
Lima
signifikansi
(0,578) > 0,05
tetapi
menunjukkan
(α = 5%). Akan
variabel
melalui
tidak
(0,0252)
Orientasi
Kewirausahaan. sebagai variabel
Orientasi
intervening.Hasil
bersama-
menunjukkan jalur Faktor Ekstertnal
sama dengan variabel yang lain
menuju Kinerja Pedagang kaki Lima
berpengaruh
lebih efektif secara langsung, tanpa
kewirausahaan
secara
terhadap
Kinerja
penelitian
Pedagang kaki Lima. Penelitian ini
13
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
melalui
variabel
Orientasi
Kewirausahaan.
melalui
variabel
Orientasi
Kewiraushaan.
Selain hal tersebut penelitian ini
KESIMPULAN
juga
Berdasarkan hasil analisis data
memiliki
keterbatasan
diantaranya, Peneliti hanya mengambil
dan pengujian hipotesis yang telah
populasi
dilakukan
sehingga kurang respresentati, variabel
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Faktor
Lingkungan
Faktor
berpengaruh
signifikan
dan
Lingkungan
Faktor
berpengaruh
signifikan
lima hanya faktor internal dan faor
eksternal.Kajian
terhadap
strategi atau model untuk peningkatan
tentang
budaya
,
kinerja maupun kesejahteraan belum
Internal
Lingkungan
Tawangmangu
Eksternal
Orientasi Kewirausahaan.
b. Faktor
di
penelitian untuk kinerja pedagang kaki
Internal
Lingkungan
hanya
dan
diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat
Eksternal
menjadi bahan pertimbangan bagi para
terhadap
pedagang kaki lima dalam mengambil
Kinerja pedagang kaki Lima di
kebijakan dalam melakukan usahanya,
Tawangmangu Karanganyar
c. Orientasi
kewirausahaan
berpengaruh
pedagang
terhadap
kaki
tidak
Kinerja
Lima
di
Tawangmangu Karanganyar.
d. Hasil analisis jalur membuktikan
DAFTAR PUSTAKA
Gosselin, Maurice. 2005. An Empirical
Study of Performance Measurement
in manufacturing Firm, International
Journal
of
Producticity
and
bahwa Faktor Lingkungan Internal
Performance Management, Vol. 54
dan Faktor Lingkungan Eksternal
No 5/6.pp 419-437.
berpengaruh lebih besar dari tidak
langsung, tanpa melalui variabel
Orientasi kewirausahaan.
e. Jalur Faktor Lingkungan Ekstertnal
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi multivariate
dengan program SPSS. Universitas
Semarang : Indonesia.
menuju Kinerja Pedagang kaki Lima
lebih efektif secara langsung, tanpa
Ghozali, Imam. 2006. “Model Persamaan
Struktural,
Konsep
dan
Aplikasi
14
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
dengan Program AMOS Versi 5.0”.
Orientation Construct and Linkig it to
Badan
Performance,
Penerbit
Universitas
Diponegoro : Semarang.
Yang
2008.
Eceran
Pedagang
Kaki
Yogyakarta,
Usaha
Studi
Lima
Jurnal
manajemen,
pp :135-171.
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
Pedagang
of
Management Review, Vol. 21 No. 1,
Hartiningsih, Endang.,dan Simatumpang,
Rintar Agus.
Academy
Kasus:
di
Kota
Bisnis
Vol.5,
http://www.respository
&
No.2,
Messaghem,
Karim.
2003.
Entrepreneurship
Avtivities
in
and
SMEs.
Strategis
Managerial
International
SmallBusiness Journal, Vo.21 No. 2,
pp:197-212.
unand.ac.id
2535.
Miller, L.M. 1987. Manajemen Era Baru:
Beberapa
Indrawati, Sri Mulyani. 2010. Evaluasi
Kinerja Ekonomi 2009 dan Prospek
2010.
Siaran
Pers
Pandangan
Mengenai
Budaya Perusahaan Modern. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Kementerian
Koordinator Bida.
Moeljono, Djoko dantoso. 2003. Budaya
Korporat dan Keunggulan Korporasi,
Irene
Hau-Siu
Chow.
2006.
The
Jakarta: Alex Media Komputindo.
Relationship Betwen Entrepreneurial
Orientation and Firm Performance in
China,
Advanced
Management
Porter, Michael. 2007. Strategi Bersaing
“Tehnik Menganalisis Industri dan
Pesaing”. Alih Bahasa Sigit Suryanto.
Journal, Vol.71 No.3, pp: 11-20.
Kharisma Publishing Group : Jakarta.
Kuncoro,
Mudrajad.
2007.
Ekonomika
Industri Indonesia: Menuju Negara
Industri
Baru
2030?.
Andi
:
Yogyakarta.
Riyadi, Salehuddin, dan Subekti, I. 2000.
Beberapa
Mempengaruhi
Pedagang
Lumpkin, G.T. dan Dess, G.G. 1996.
Clariflying
Faktor
the
Entrepeneurial
Kinerja
Eceran
(Studi
yang
Usaha
Kasus:
Pedagang Pakaian Kaki Lima di
Daerah TK.II Ko tamadya Malang”.
15
Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi Vol 12 (No.1) (2017):1-16
Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Vol. 12 No.1, Febuari 2000.
Usvita, Mega. 2015. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan dan Orientasi Pasar
Terhadap
Kinerja
Melalui
Perusahaan
Keunggulan
Bersaing
Sebagai Variabel Intervening (Survey
pada
UKM
Pangan
Dinas
Perindagtamben Kota Padang). EJurnal Apresiasi Ekonomi Volume.3,
Nomer 1, Januari 2015: 31-37.
Wulandari,
Ana.
2009.
Pengaruh
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan
Lingjungan
Orientasi
Upaya
Internal
Terhadap
Kewirausahaan
Meningkatkan
dalam
Kinerja
Perusahaan, Jurnal Pengembangan
Wiraswasta. Vo.11 No. 2, Agustus,
Hal ;142-152
Zahra, Shaker A. 1993.
A Conseptual
Model of Entrepeneurship as Firm
Behavirior: A Critique and Extention,
Entrepeneurship
Theory
and
Practice.
16