PT. PLN Persero Pusat Pendidikan dan Pel

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________
1. SISTEM PELUMASAN
1.1. Prinsip Dasar Pelumasan.
Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan
gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan.
Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu
terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan
yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak
relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti
gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan
material.
Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu
dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang
bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang
bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut.
Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pelumasan.
Prinsip pelumasan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:



Pelumasan Batas.
Adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh
lapisan pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi gesekan
diantara kedua benda tersebut. Lihat Gambar .



Pelumasan Film.
Dengan memberikan lapisan minyak pelumas yang lebih tebal (berupa film) diantara
kedua benda yang bergesekan, tidak lagi terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut.
Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film.
Fungsi utama minyak pelumas adalah untuk pelumasan, sedangkan fungsi lain yang tak
kalah pentingnya adalah untuk pendingin, perapat, mengurangi korosi, peredam kejut dan
kontrol.

A

B


Gambar 1 . Pelumasan Batas (A) dan Pelumasan Film (B)
Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________


Sebagai Pendingin.
Gesekan akan menimbulkan panas yang apabila berlebihan dapat menimbulkan
kerusakan material. Minyak pelumas akan menyerap panas tersebut untuk dibawa dan
dibuang di sistem pendingin minyak pelumas atau ke udara luar.



Sebagai Perapat.
Pelumas dapat difungsikan sebagai perapat, misalnya untuk mencegah bocornya

hydrogen dari poros alternator ke udara luar.



Untuk mengurangi korosi.
Pelumas dapat mengurangi laju korosi karena membentuk lapisan pelindung pada
permukaan logam sehingga kontak langsung antara zat penyebab korosi dengan
permukaan logam dapat dihindari atau dikurangi.



Sebagai Peredam Kejut.
Beban kejut dapat terjadi pada komponen mesin, diantaranya pada roda gigi. Lapisan
minyak pelumas akan memperkecil benturan diantara permukaan roda gigi yang saling
bersinggungan, sehingga dapat meredam getaran dan noise.

1.2. Jenis Pelumas.
Sesuai wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi Pelumas Cair (Minyak Pelumas),
Pelumas Semi Padat dan Pelumas Padat.
Pelumas Cair (Minyak Pelumas).

Jenis Pelumas Cair umumnya terbuat dari minyak mineral yang merupakan produk
sampingan
dari penyulingan minyak bumi, atau ada juga yang dibuat dari bahan sintetis.
Di pasaran banyak tersedia berbagai merek minyak pelumas. Untuk mengetahui
minyak
Pelumas mana yang cocok digunakan, perlu diketahui karakteristik minyak pelumas
tersebut yang merupakan gambaran dari sifat-sifat minyak pelumas.
Diantara sifat-sifat minyak pelumas yang penting diketahui adalah:


Viskositas (Viscosity)
Atau kekentakan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya tahan
cairan terhadap aliran, atau kemampuan cairan untuk mengalir. Viskositasnya
akan tergantung dari temperature.apabila temperature naik,maka viskositasnya
turun. SAE membedakan viskositas minyak pelumas dengan angka-angka SAE
yang lebih tinggi menunjukan kekentalan yang lebih tinggi juga (lebih kental).

Hal -

13


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________


Indek Viskositas (Viscosity Index)
Merupakan ukuran dari laju perubahan kekentalan minyak pelumas terhadap
perubahan temperatur. Indek Viskositas dinyatakan dengan angka 0 sampai
100 angka yang lebih kecil berarti minyak pelumas tersebut akan lebih cepat
perubahan viskositasnya apabila temperaturnya berubah.



Titik Tuang (Pour Point)
Adalah temperatur tertinggi dimana minyak pelumas mulai membeku apabila
temperaturnya diturunkan. Minyak pelumas yang digunakan pada temperatur
rendah harus memiliki Titik Tuang yang rendah.




Titik Nyala (Flash Point)
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar apabila
diberi sumber panas. Pembakaran berhenti apabila sumber panasnya
dihilangkan. Minyak pelumas harus memiliki Titik Tuang yang rendah.



Titik Bakar (Fire Point),
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar dengan
sendirinya dan terus terbakar walaupun tidak diberi sumber panas dari luar.

1.3. Aditif Minyak Pelumas.
Aditif atau bahan tambahan yang dicampurkan kedalam minyak pelumas bertujuan untuk
memperbaiki sifat pelumas tersebut. Aditif yang banyak digunakan diantaranya adalah:


Pour Point Depressants.
Bertujuan untuk menurunkan titik tuang.




Oxidation Inhibitor.
Adalah zat anti oksidasi agar minyak pelumas tidak membentuk asam yang akan
mengakibatkan korosi dan meningkatkan kekentalannya.



Viscosity Index Improver.
Digunakan untuk memperbaiki indek viskositas.



Antifoam Agent.
Adalah zat aditif yang dapat memecah gelembung udara yang timbul pada minyak
pelumas, terutama pada sistim sirkulasinya.
Rust and Corrosion Inhibitor.
Untuk mengurangi timbulnya karat dan korosi dan karat.


Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________


Extreme Pressure Additive.
Berguna untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas dalam menahan desakan,
sehingga lapisan minyak pelumas tidak mudah terdesak meninggalkan permukaan yang
perlu mendapatkan pelumasan.



Detergent
Adalah sebagai aditif pembersih yang dapat mencegah atau mengurangi terbentuknya
kotoran/kerak pada bagian yang dilumasi serta membuang kotoran yang sudah terbentuk.




Emulsifying Agent.
Berguna untuk membungkus/menyelubungi partikel air yang ada di dalam minyak
pelumas, agar kontak antara partikel air dengan permukaan material yang dilumasi
terhindarkan (mencegah korosi).



Emulsion Breaker.
Untuk mempercepat terpisahnya partikel air dari minyak pelumas sehingga dapat lebih
mudah untuk membuang partikel air tersebut, misalnya pada proses pemurnian minyak
pelumas/ centrifuges.

1.4. Pemurnian Minyak Pelumas.
Pada sistem pelumasan selalu terbuka kemungkinan tercemarnya pelumas oleh kontaminasi
sehingga kondisi minyak pelumas menjadi menurun. Agar kondisinya tetap baik sehingga
masa pakainya menjadi panjang maka minyak pelumas harus mendapat perawatan yang
baik.


Diantara metode perawatan untuk pemurnian minyak pelumas yang sering dilakukan adalah:.


Penggantian sebagian minyak pelumas secara periodik.
Cara ini dilakukan dengan mengambil sebagian minyak pelumas (+/- 10 %) dari dalam
sistem pelumasan lalu menggantinya dengan yang baru. Cara ini efisien untuk mesinmesin kecil yang menggunakan volume pelumas sedikit, tapi akan menjadi boros untuk
sistem yang besar. Cara ini juga tidak efektif untuk minyak pelumas yang sudah
teroksidasi.



Filtrasi.
Metoda ini dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh minyak pelumas dari dalam
sistem pelumasan untuk selanjutnya sistem diisi minyak pelumas baru atau minyak
pelumas lama yang sudah diproses dengan menggunakan filter. Kerugian cara ini adalah
mesin harus dimatikan ketika dilakukan penggantian minyak pelumas.

Hal -


13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 2. Saringan Minyak Pelumas.



Oil Conditioning.
Oil Conditioning menggunakan Oil Conditioner yang berupa instalasi pemulih kondisi
minyak pelumas. Instalasi ini dapat terpasang secara tetap dan merupakan bagian dari
sistem pelumasan, atau instalasi mobile (dapat dipindah).
Perlengkapan yang ada di dalam instalasi Oil Conditioner diantaranya Pompa sirkulasi,
Mesh Filter, Magnetic Filter, Heater, Gas Extractor dan Centrifuges.
Instalasi Oil Conditioner hihubungkan dengan tangki minyak pelumas pada sistem
pelumasan. Secara kontinyu, sebagian kecil minyak pelumas disirkulasikan melalui
instalasi Oil Conditioner. Minyak pelumas yang sudah bersih langsung dikembalikan ke
tangki, atau disimpan di dalam tangki cadangan. Bila level minyak pelumas di dalam
tangki turun, maka ditambahkan minyak pelumas baru atau minyak pelumas yang sudah
dibersihkan.

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 3 . Oil Conditioning.

1.5. Siklus Pelumasan.
Sistem pelumasan diperlukan untuk mensupply minyak pelumas yang bersih dengan tekanan
dan suhu tertentu kedalam bantalan turbin, bantalan alternator, bantalan kompresor, bantalan
Load Gear, sistem kontrol, sistem pengaman dan lain-lainnya.
Starting Packages (misalnya Starting Diesel beserta perlengkapannya) ada yang mempunyai
sistem pelumasan tersendiri dan ada juga yang mempunyai sistem pelumasan yang menjadi
satu dengan Sistem Pelumasan Utama.
Peralatan Sistem Pelumasan Utama biasanya dipasang pada Engine Bedplate dan terdiri
dari:


Lube Oil Reservoir,
Adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas.
Reservoir ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam / berhenti sesaat
didalam tanki untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya.
Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________
Suhu minyak pelumas selalu di monitor dan dijaga agar tetap pada batas-batas yang
ditetapkan agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
Suhu minyak pelumasan di dalam Reservoir juga tidak boleh terlalu rendah karena akan
menghambat pemompaan. Bila suhunya terlalu rendah maka secara otomatis alat
pemanas yang dipasang didalam tangki akan bekerja.



Primary Lube Oil Pump
Atau Main Lube Oil Pump (Pompa Minyak Pelumas Utama), berfungsi sebagai pompa
minyak pelumas utama dan diputar langsung oleh poros turbin gas, atau diputar oleh
motor listrik AC.
Untuk Primary Lube Oli Pump yang diputar oleh motor listrik, penempatan pompa adalah
didalam reservoir minyak pelumas, sedangkan motor listriknya berada diatas tutup
reservoir.
Pompa ini harus mampu mensupply kebutuhan minyak pelumas dalam keadaan operasi
normal. Sebagai contoh, kapasitas Primary Lube Oil Pump sebesar 2.800 liter per menit
dengan tekanan 6 bar.



Secondary Lube Oil Pump atau Auxilliary Lube Oil Pump atau Back-up Lube Oil
Pump,
Untuk turbin gas yang Primary Lube Oil Pump-nya diputar langsung oleh poros turbin
gas, maka Secondary Lube Oil Pump akan bekerja ketika putaran turbin masih rendah
(saat start-up dan shut-down) dimana tekanan minyak pelumas dari Primary Lube Oil
Pump belum mencukupi. Bila putaran turbin cukup tinggi, maka secara otomatis
Secondary Lube Oil Pump akan stop
Pada turbin gas yang Primary Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik, maka Secondary
Lube Oil Pump berfungsi sebagai cadangan.
Secondary Lube Oil Pump juga akan bekerja secara otomatis bila tekanan minyak
pelumas turun oleh karena suatu sebab.



Emergency Lube Oil Pump,
pemasangan pompa ini sama seperti pemasangan Secondary Lube Oil Pump.
Emergency Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik DC dan bekerja bila tegangan listrik
AC hilang dan atau tekanan minyak pelumas turun mencapai batas yang ditetapkan.
Baik kapasitas maupun tekanan minyak pelumas dari Emergency Lube Oil Pump lebih
rendah dibanding dari Primary Lube Oil Pump, maka hasil pemompaannya akan
langsung dialirkan kedalam bantalan-bantalan tanpa melalui Lube Oil Cooler.
Emergency Lube Oil Pump pada umumnya hanya digunakan apabila turbin tidak dibebani
serta putarannya sangat rendah (diputar turning gear/Ratchet).

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________


Lube Oil Cooler,
Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya beroperasi
dan yang lainnya stand-by, dan menggunakan media pendingin udara atau air.
Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil dimensinya sehingga sedikit
memakan tempat dibandingkan dengan yang menggunakan media pendingin udara.
Lube Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas yang sudah ditampung
didalam reservoir dan akan dialirkan kembali ke bantalan-bantalan.
Untuk Lube Oil Cooler yang menggunakan media pendingin udara, setiap unit cooler
memiliki dua buah kipas (fan) dengan kapasitas 2 x 50%, sehingga lebih hemat dalam
pemakaian listrik pada saat suhu minyak lumas tidak terlalu tinggi.



Vapor Extractor,
Adalah sejenis exhaust fan yang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang ada
didalam reservoir minyak pelumas, dan membuat sedikit vakum di reservoir.
Kondisi vakum ini akan berguna untuk membantu mencegah kebocoran minyak pelumas
dari celah labirin pada ujung bantalan, dan mempercepat penguapan gas-gas yang
terkandung didalam minyak pelumas.



Detektor Suhu, Detektor Tekanan dan Detektor Level,
Untuk memonitor agar suhu, tekanan maupun level sesuai dengan yang ditetapkan.
Disamping detektor-detektor tersebut dilengkapi juga dengan signal alarm dan peralatan
trip.
Salah satu contoh batas-batas suhu dan tekanan minyak pelumas adalah sebagai berikut
:
Suhu minyak pelumas di dalam reservoir :

Minimum

: 27 oC.

Suhu minyak pelumas masuk bantalan

:

Suhu minyak pelumas keluar bantalan

:

Normal :
Maksimum
Maksimum

45 - 65 oC.
: 70 oC.
: 90 oC

Normal
Minimum

: 1,5 bar.
: 1,0 bar (alarm)
0,8 bar (trip)

Tekanan minyak pelumas masuk bantalan:

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 4 . Sistem Pelumasan PLTP

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 5 . Sistem Pelumasan Derajad 2

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 6 . Sistem Pelumasan PLTU

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

Gambar 7 . Sistem Pelumasan Diesel

Hal -

13

PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sistem Pelumasan
______________________________________________________________________________________

GAMBAR 8 . OIL CENTRIFUGAL.

Hal -

13

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2