Laporan Besar Praktikum Biomonitoring (1)

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Daftar Isi

BAB I
Fitoplankton

1

BAB II
Zooplankton

20

BAB III
Benthos

28


BAB IV
Nekton

32

BAB V
Morfometri Ikan

41

BAB VI
Non Ikan

46

BAB VII
Fisika, Kimia Perairan

53


Daftar Pustaka

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

BAB 1
Plankton
1.1 DESKRIPSI GENUS FITOPLANKTON MINGGU 1
Nitzschia
Adalah genus diatom tunggal terbesar dan satu dari yang paling umum,
dengan spesies yang hidup di lingkungan ekstrim seperti air yang memiliki polutan
organic tinggi. Strain Nitzschia sigma hidup di perairan dengan salinitas tinggi di
Laut Aral. Nitzschia fonticola menunjukkan adanya reduksi seksualitas dengan
produksi “pedogamous” auxospora di gametangia yang tidak berpasangan.
Nitzschia longissima memiliki system perkembangbiakan yang heterothallic

Nitzschia sigma
http://www.diatomloir.eu/
Site%20Diatom/

Nitriceratmart.html

Nitzschia fonticola
http://
westerndiatoms.colorado
.edu/taxa/genus/
Nitzschia

Nitzschia longissima
http://
www.marinespecies.org/
photogallery.php?
album=4394&pic=39695

Noctiluca sp.
Dinofagellata Noctiluca scintillans secara umum disebut “sea sparkle”, yang
mampu “blooming” dan terkadang memproduksi substansi yang berpotensi toksik
untuk kehidupan di laut. Noctiluca scintillans memiliki ukuran dapat > 1200µm, dan
dapat bercahaya (heterotropic dinofagellataa, dan biasanya berasosiasi dengan
“blooming”. Spesies ini dianggap non-toksik, tetapi terkadang memberikan respon

terhadap mortalitas ikan dan fauna bentik, berasosiasi dengan anoxia. Memiliki
vector fototoksin hingga tingkat tropic yang lebih tinggi dengan memakan
mikroalga yang toksigenik

http://www.imas.utas.edu.au/zooplankton/image-key/noctilucascintillans
Peridinium sp.
Peridinium biasanya ada di lingkungan sel-sel planktonik, motilitasnya
dengan fagella eukaryotic, atau cyst dengan dinding yang tebal yang non-motil
biasanya ditemukan di bawah sedimen. Sel-sel yang berenang memiliki rentan
1

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

ukuran sekitar 10 hingga 100 mikrometer panjangnya. Selnya memiliki sel
pelindung yang menyolok (disebut thecaa yang mengandung sekitar 20 “plat” yang
timbul. Karena adanya plat, Peridinium dapat dikatakan dinofagellata yang
berpelindung


www.rbgsyd.nsw.gov.au
Planktoniella sp.
Sel-selnya memiliki bentuk seperti disk dengan struktur organic yang
menonjol keluar dari bentukan disk-nya. Ekstruksi organic ini membentuk seperti
lingkaran yang memiliki bentuk seperti jarum-jarum yang terhubung pada bagian
distal akhir. Memiliki habitat dengan kedalaman 0-470m, rentan temperature 429°C, salinitas 32-36 PPS, oksigen 4-7ml/l

Pleurosigma sp.
Berbentuk sigmoid memiliki katup lemah, berbentuk linier-lanceolate, dan
bulat. Dengan panjang 170µm, dengan lebar 22µm. bagian axialnya sangat rapat,
sigmoid dngan bagian tengah yang elips dan kecil. Bagian axial dan “raphe” berada
di tengah bagian katup. Raphe berbentuk fliform, sigmoid dengan bagian akhir
proximal luar. Striae melintang memiliki ukuran 23-26 per 10µm.

http://nathistoc.bio.uci.edu/Diatoms/
2

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014


Pleurosigma.htm
Pyrocystis sp.
Adalah alga bioluminescent besar. Saat malam, sel-selnya memproduksi
cahya biru saat digoyangkan atau diganggu (jika diletakkan dalam gelas
Erlenmeyera

Rhizosolenia sp.
Bentuk umumnya tubular, dengan panjang dan lebar memiliki perbandingan
20 : 1. Tiap katupnya membentuk jarum dengan berbagai macam panjang dan
bentuk. Setiap sel mengandung kloroplas elips yang tidak teratur yang tersebar
secara terpisah didalam sel.nukleus terletak biasanya di bagian tengah. Selnya
berbentuk panjang atau melengkung dan berdiri sendiri kecuali tumbuh cepat di
populasi dimana beberapa sel mungkin terkumpul dalam bentuk paralel.

Skeletonema sp.
Katup dari skeletonema tersilifkasi dan terkadang hancur saat kering.
Spesies ini tumbuh di laut dan estuary. Spesies di dalam genus ini diketahui mampu
membentuk algae blooms dalam danau yang memilki kadar garam dan sungai
besar.


http://nordicmicroalgae.org/taxon/Skeletonema%20marinoi
Spirulina sp.
Adalah alga hijau-biru ber sel satu. Dibawah mikroskop berbentuk panjang,
tipis, berwarna hijau biru dengan bentuk spiral. Dapat ditemukan di air tawar,
3

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

termasuk kolam, danau, dan sungai. Dapat beradaptasi dengan baik, mempu
bertahan hidup dikondisi ekstrim. Spiruliina ini juga memiliki suplai tinggi
karotenoid seperti beta karoten dan xantofl kuning yang termasuk antioksidan.
Kaya akan klorofl, asam lemak dan asam nukleat dan juga lemak.

Thalassionema sp.
Memiliki sel yang menempel dengan menggunakan “mucilage” pada akhir
dari “stellate” dan atau zig-zag seperti koloni. Memiliki panjang 10-80µm dengan
lebar 2-4µm.


http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Diatoms/
thalassionema.html
Thalassiosira sp.
Memiliki bentuk silinder pendek dan memiliki variasi dari 4-32µm
diameternya. Dapat menjadi lebih besar di musim dingin hingga 15µm, tetapi lebih
kecil di musim panas (5µma. Memiliki dinding sel yang bersilika dengan dua frustula
atau katup, epivalve yang lebih besar dan hipovalve yang lebih kecil. Memiliki
bentuk yang berbeda pada areolanya atau porus nya. Memiliki duri marginal dan
“radial ribs” yang tebal. /a.

4

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

http://westerndiatoms.colorado.edu/taxa/genus/
Thalassiosira
1.2 DESKRIPSI SPESIES MINGGU KE 2

Thalassiothrix sp.
Memiliki sel-sel panjang yang mampu menjadi soliter atau membentuk koloni
melingkar. Sel dapat berbentuk lurus, melengkung atau sigmoid dan biasanya
secara kuat berpilin. Biasanya sering salah dengan Thalassionema.

Melosira sp
Adalah genus dari Diatom laut. Berdasarkan pengamatan
cahaya nampak berbentuk seperti benang flamen, dinding
silika. Melosira sp. Merupakan bagian dari fresh water dan
berbentuk silinder, biasanya terhubung dengan rantai lurus.
berdinding tebal, katup berlapis tipis. secara geografs
kosmopolitan.

di bawah mikroskop
selnya tersusun atas
ftoplankton laut. Sel
valves atau katupnya
distribusinya secara

Chaetoceros sp


5

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Reproduksi Chaetoceros secara seksual dan aseksual. Sel terhubung dengan rantai
pendek terdiri dari duri yang saling menyilang, biasanya terdiri dari 8 duri.
Berbentuk silinder, berwarna kuning kecoklatan. Tiap sel terdiri dari 2, ketika dalam
fase istirahat muncul spora, spora berbentuk globular.

Gonyaulax sp.

Coscinodiscus sp.
Reproduksi secara seksual dengan spora melalui proses spermatogenesis dan
aseksual melalui pembelahan mitosis. sel berbentuk silinder atau datar sedikit
cekung. Terdapat banyak kloroplas disekitar katup, biasanya bewarna hijau
kekuningan


Ankistrodesmus sp.

1.3 Deskripsi Spesies minggu ke-3
1. Ceratium sp.
Ceratium sp merupakan ftoplantkon berwarna coklat, tergabung dalam genus
yang berbentuk menajam ( armoused a. Termasuk dalam kelas dynofagellata.
Memiliki bentuk umum yaitu terdiri membran vesikel berisi lapisan – lapisan
theca yang cukup nyata, memiliki substansi cadangan utama berupa karbohidrat
dan garam, memiliki nukleus yang besar dengan penampilan berbentuk seperti
manik – manik, Ceratium sp juga memiliki trichocysr dan stigma (Nybakken,
1992aNybakken, James W, 1992. Biologi laut, suatu pendekatan ekologis. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.Ceratium sp merupakan phytoplankton yang
jumlahnya dipengaruhi oleh salinitas lingkungan (Rudiani,2002a.

6

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

2. Peridinium sp.
Peridinium adalah genus besar dari dinofagellata yang berukuran besar hingga
berukuran sedang, beberapa memiliki kemampuan fotosintesis, namun tidak
semua spesies memiliki kemampuan tersebut. Spesies yang nonphotosyntesis
antara lain phagotrofk dan osmotrofk. Spesies terdapat di habitat air tawar
maupun air asin diseluruh dunia. Setidaknya beberapa spesies fotosintetik dapat
membentuk bloom atau red tide. Beberapa fenomena bloom ini dibarengi dengan
bau yang menyengat dan kematian ikan, meskipun blooming yang terparah
dihasilkan oleh dinofagellata dari genus lain (Sachlan, 1982a.Spesies fotosintetik
dalam genus Peridinium, dan spesies yang masih berkerabat secara genera
masih tetap dianggap sebagai spesies peridinium bagi banyak ilmuwan, dan
sering digunakan sebagai organisme eksperimental dalam penelitian sel biologis,
terutama di bidang memiliki struktur dan fungsi nuklir, ritme circadian, dan
endosimbyosis (Sachlan, 1982a Sachlan, M. 1982. Planktonologi. UNDIP:
Semarang.

3. Pleurosigma sp.
Pleurosygma merupakan phytoplankton yang memiliki ciri – ciri seperti : raphe
dan valve sigmoid, kedua valve memiliki raphe sejati, valve agak pipih, memiliki
2 atau 4 chloroplast memanjang, kadang sangat rumit dan terletak dibawah
permukaan valve, dan banyak terdapat pyrenoids ditiap chloroplast tersebar dari
tropis sampai kekutub (Nontji, 2008a.Plankton ini berbentuk elips agak
memanjang dan pada tubuhnya terlihat satu simetris yang membagi tubuh
phytoplankton ini menjadi dua bagian yang sama.permukaan katub kurang lebih
rata,sigmoid,hampir lurus,terdapat 2 atau 4 pemanjangan kloroplas,sering kali
terlihat
kusut
dan
terdapat
dibawah
permukaan
kutub.bersifat
soliter,temperature optimal 270C dan salinitas maksimal 36 ‰ (Nontji, 2008a
7

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
( LIPI a : Jakarta.

4. Skeletonema sp.
Skeletonema merupakan diatom dari golongan centrales, yaitu plankton yang
mempunyai bentuk silinder dan sebagian besar hidup di air laut. Diatom sering juga
disebut ganggang kersik, karena mempunyai sel yang mengandung silikat.
(Djarijah, 1995aDjarijah, Abbas Siregar, (1995a, "Teknologi Tepat Guna : lkan Asin",
Kanisius,
Y ogyakarta.
Phytoplankton ini merupakan alga bersel tunggal, dengan ukuran sel berkisar
antara 4-15 mikron. Akan tetapi alga ini dapat membentuk untaian rantai yang
terdiri dari beberapa sel. Sel yang berbentuk kotak yang terdiri atas epiteka pada
bagian atas dan hipoteka pada bagian bawah. Bagian hipoteka mempunyai lubanglubang yang berpola khas dan indah yang terbuat dari silikon oksida. Pada setiap
sel dipenuhi oleh sitoplasma.(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995a. Isnansetyo Alim
dan Kurniastuty (1995a, Teknik Kultur Phytoplankton
Zooplankton. Pakan Alam untuk pembenihan organism laut, Kanisius,
Yokyakarta.
Kamat dalam Anonimus (2002a menyatakan Skeletonema memiliki dinding sel
yang mengandung frustula yang bisa menghasilkan skeletal external yang
berbentuk cembung serta mempunyai duri-duri yang berfungsi untuk
menghubungkan antara frustula yang satu dengan yang lainnya sehingga
terbentuk famen-flamen yang panjang. Dinding selnya terdiri dari pectin dan
silikat sehingga membentuk pigmen yang terdiri dari klorofl, karotein dan
frukosantin. Karotein inilah yang menyebabkan dinding sel S. costatum berwarna
coklat keemasan.
Skeletonema bereproduksi dengan pembelahan sel, yaitu protoplasma terbagi
menjadi dua bagian yang disebut epiteka dan hipoteka, masing-masing dari
bagian ini akan membentuk epiteka dan hipoteka baru yang ukurannya lebih
kecil dari ukuran induknya (Semeru dan Ana, 1992aSumeru, S.U., dan S.
Anna, 1992. Pakan Udang Windu Penaeus monodon. Kanisius. Jakarta.
. Lebih lanjut ditambahkan oleh Isnansetyo dan kurniastuty (1995a, pembelahan
sel yang berulang-ulang mengakibatkan ukuran sel S. costatum semakin
mengecil.
Disaat ukuran sel telah mencapai 7 mikron, maka reproduksinya tidak lagi terjadi
secara aseksual tetapi berubah menjadi reproduksi secara seksual melalui
8

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

pembentukan autospora. Autospora akan membentuk epiteka dan hipoteka baru
yang tumbuh menjadi sel yang ukurannya semakin membesar. Dan setelah itu
akan terjadi pembelahan sel sehingga membentuk seperti rantai. Diatomae,
Skeletonema sp. merupakan satu jenis yang banyak mendapat perhatian, karena
peranannya sebagai makanan beberapa macam biota laut (Praseno & Adnan,
1980; Sutomo, 2002a.

5. Coscinodiscus sp.
Sel Coscinodiscus berbentuk simetri radial(bulata berukuran 100 µ.sel
coscinodiscus ini merupakan kels dari Bacillariophyceae.hidup diperairan laut
secara soliter.Coscinodiscus theca(epyteca dan hypothecaa. Antara epyheca dan
hypoteca dihubungkan oleh pectin,dinding selnya tersusun atas silikal ya ng
merupakan pembatas antara kerangka luar bagi sitoplasma,vakoula dan
nucleus,Coscinodiscus,
sel
yang
soliter
,cangkang
berbentuk
segi
delapan,memiliki banyak kloroplas,permukaan sel berbentu fat/datar,hidup pada
temperature optimum 250C dan salinitas maksimal 36 ‰,mempunyai pola areal
berbentuk radial. (Thomas,1997a. Thomas, Angela M. 1997 coaching for staf
development. jogjakarta : kanisius

6. Chaetoceros sp.
Morfologi
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni
berkisar antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 812 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros sp. memiliki
dinding sel yang dibentuk dari silica. Bahwa pada setiap sel Chaetoceros sp.
dipenuhi oleh cytoplasma. Menurut stransky (1970a dalam Haryati (1980a dan
9

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Sujiharno (2002aSudjiharno, 2002. Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton.
Departemen kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
Balai Budidaya Laut Lampung., diatom memiliki beberapa pigmen warna yakni
chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen chlorophyl
memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis sedangkan adanya
pigmen karoten dan diatomin menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp.
berwarna cokelat keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995a bahwa
Chaetoceros sp. merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.

7. Nitzschia
Adalah genus diatom tunggal terbesar dan satu dari yang paling umum, dengan
spesies yang hidup di lingkungan ekstrim seperti air yang memiliki polutan
organic tinggi. Strain Nitzschia sigma hidup di perairan dengan salinitas tinggi di
Laut Aral. Nitzschia fonticola menunjukkan adanya reduksi seksualitas dengan
produksi “pedogamous” auxospora di gametangia yang tidak berpasangan
(Trobajo, R., Mann, D.G., Chepurnov, V.A., Clavero, E., Cox, E.J. 2007. Taxonomy,
life cycle, and auxosporulation of Nitzschia fonticola (Bacillariophytaa. Journal of
Phycology
42:
1353-1372.a.
Nitzschia
longissima
memiliki
system
perkembangbiakan yang heterothallic (Chepurnov, V.A., Mann, D.G., Sabbe, K.,
and W. Vyverman. 2004. Experimental studies on sexual reproduction in diatoms.
International Review of Cytology 237: 91-154.a

8. Planktoniella sp.
Sel-selnya memiliki bentuk seperti disk dengan struktur organic yang menonjol
keluar dari bentukan disk-nya. Ekstruksi organic ini membentuk seperti lingkaran
yang memiliki bentuk seperti jarum-jarum yang terhubung pada bagian distal
akhir. Memiliki habitat dengan kedalaman 0-470m, rentan temperature 4-29°C,
salinitas 32-36 PPS, oksigen 4-7ml/l (Anonim.____. Planktoniella sol. Online :
http://eol.org.a

10

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

9. Thalassionema sp.
Memiliki sel yang menempel dengan menggunakan “mucilage” pada akhir dari
“stellate” dan atau zig-zag seperti koloni. Memiliki panjang 10-80µm dengan
lebar
2-4µm
(Anonim.____.
Thalassionema.
Online
:
http://oceandatacenter.ucsc.edua.

10.

Melosira sp.

11.
Biddulphia sp.
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau
parit.
Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan.
Tubuh ada yang uniseluler dan koloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipotecaa dan tutup (epitecaa.
Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.

11

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

12.

Coscinodiscus radiatus

13.

Coscinodiscus lineatus

14.

Nitzschia closterium

15.

Gonyaulax sp.

1.4 DESKRIPSI SPESIES MINGGU KE 4
12

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

1.Ceratium (a
Ocean data Center.2010. Phytoplankton Identifcation Genus Ceratium. diambil dari
(online
a:http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Dinofagellates/ceratium.html pada
tanggal 5 Juni 2014 pukul 13.05

(Ocean Data Center,2010a
Berbentuk baju zirah (armoreda Sel kecil sampai besar lebih dari 1mm.Tubuh
gonyaulacoid dengan 2 sampa 4 tanduk berongga,tanduk terbuka atau
tertutup.Tubh bagian tengah agak pipih dorsoventral pipih .Permukaan halus
dengan pori sangat berbentuk anyaman.Memiliki kloroplas.Ukuran tubuh lebar = 550um, panjang =70-500um. Distribusi Ceratium yaitu Cosmopolitan, neritic, cold
and
warm
waters.
Tomas,Carmelo
R..1997.Identifying
Marine
Phytoplankton.Academic Press.California
Tomas,Carmelo R..1997.Identifying Marine Phytoplankton.Academic Press.California
Tabel 1.1
1
2
3
4
5
6
7

Ankistrodesmus sp.
Biddulphia sp.
Ceratium sp.
Chaetoceros sp1
Coscinodiscus sp.
Gonyaulax sp.
Melosira sp.

Ankistrodesmaceae
Biddulphiaceae
Ceratiaceae
Chaetocerotaceae
Coscinodiscaceae
Gonyaulacaceae
Melosiraceae

207
2
16
13139
281
19
73249

8398056.24
81140.64
649125.12
533053434.48
11400259.92
770836.08
2971735369.68

13

0.20
0.00
0.02
12.69
0.27
0.02
70.76

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Description
Gonyaulax merupakan ftoplankton dengan sel berbentuk baju zirah (armoreda yang
dilingkupi in thecal plates. Genus ini memiliki dua alur yang berbeda ketika
Gonyaulax hidup yaitu letak fagella . Cingulum berjalan sekitar sel tubuh, dengan
sulkus mengalir vertikal dari cingulum bawah hypotheca tersebut. Beberapa spesies
mengerluarkan toksin. (SAHFOS,2010a
Sir Alister Hardy Foundation For Ocean Science.2010. Chaetoceros(Phaeceros)
diambil
dari
(Online
a:
http://www.sahfos.ac.uk/taxonomy/phytoplankton/dinofagellates/gonyaulax-.aspx
pada hari Kamis tanggal 5 Juni 2014 pukul 14.00

(Ocean Data Center2010,a
Ocean data Center. 2010.Phytoplankton Identifcation Genus Ceratium. diambil dari
(online
a:http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Dinofagellates/ceratium.html pada
tanggal 5 Juni 2014 pukul 13.05

Chaetoceros
Sel berbentuk persegi atau persegi panjang yang membentuk rantai panjang.
Mereka bergabung dengan setae yang menonjol dari sudut-sudut setiap sel yang
tumpang tindih.Pada Cahetoceros terdapt 2 genus yaitu Phaeoceros and
Hyalochaetae. Phaeoceros mudah diidentifkasi. Phaeceros merupakan Chaetoceros
dengan bentuk yang kuat; Setae tebal, sering dengan kloroplas di dalam, dan
mungkin memiliki duri. Ada kloroplas di seluruh sel. Berdormansi dengan spora
merupakan kasus yang jarang (SAHFOS,2010a

14

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Sir
Alister
Hardy
Foundation
For
Ocean
Science(SAHFOSa.2010.
Chaetoceros(Phaeceros) diambil dari (Online a: http: //www.sahfos.ac.uk/taxonomy/
phytoplankton/dinofagellates/ceratium-tripos.aspx pada hari Kamis tanggal 5 Juni
2014 pukul 14.00

(Ocean Data Center,2010a
1.4 Deskripsi tiap genus ftoplankton MINGGU KE 4
1. Anabaena
Bersel
satu,
berbentuk
benang(flamena,
pada
umumnya
tidak
bergerak,berbentuk koloni bola lendir yang salingmenempel sehingga
membentuk flamenlingkaran tunggal seperti rantai kalung (Edmonson,
1959a.

2. Asterionella
Asterionellaukuranrata-rataselnya adalah60-80mikrometerdengan panjang
danlebar2-4mikrometer. Membentukkoloniyang seringterdiri daridelapansel,
tetapi
dapat
bervariasihingga
20sel.
Sel-sel
dalamkoloniyang
berpasanganpada bagian apeks materiekstraseluler.Dengan caraselselnyamelekat satu sama lain, kolonisering terlihat sepertibintangatau
rantaispiral (De bruin et al, 2002a.

3. Biddulphia

15

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Memiliki cangkang berbentuksegitiga dan terkadang segi empat, dengan tepi
rata atauagak cekung.Ujungnya sedikitlancip,bulat,dipisahkandari bagian
tengaholehcostaeatau tulang rusuk(Guiry, 2014a.

4. Ceratium
Spesies ini memilikibentuk sel yang lurusdengan70-200pMpanjang dan3050pMlebar, denganepithecameruncingpada bagian anterior. Ceratiumini
memilikiduriyang
panjangdenganselulosatebal.
Sel-selnyahampirdatar,
dengan sisicekungventraldan sisidorsalcembung (Hansen, 1992a.

5. Chaetoceros
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni
berkisar antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran
8-12 x 7-18 mikron. Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros sp.
memiliki dinding sel yang dibentuk dari silica. Bahwa pada setiap
sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh cytoplasma. Menurut stransky (1970a
dalam Haryati (1980a dan Sujiharno (2002a, diatom memiliki beberapa
pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan
fukosantin. Pigmen chlorophyl memiliki peran sebagai katalisator dalam
proses fotosintesis sedangkan adanya pigmen karoten dan diatomin
menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp. berwarna cokelat
keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995a bahwa Chaetoceros
sp. merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.
Habitat
Daerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah
tropis dan subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang tinggi,
pada suhu air 400˚C ftoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun
tidak berkembang. Pertumbuhan optimumnya memerlukan suhu pada
kisaran antara 25 - 300C.salinitas optimal untuk pertumbuhan optimal
dariChaetoceros sp. adalah 17 - 25 ‰.

6. Coscodinoscus
Selnya berbentuksilinder, dengansumbupervalvarmendekati atausetara
dengandiametersel, sehingganampaknyaberbentuk persegiatau persegi
16

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

panjang.Memiliki kloroplasyang kecilnamun jumlahnya sangatbanyak (Gran,
1931a.

7. Melosira
Genusini
memilikistrukturloculatekhas
denganpori-porikecil.
Memiliki
mantelyang
menonjoldancincinmarjinalrimorportulaedi
tepi.Selnyajugaberkoloni
membentuk
rantaiyangberlendiratau
struktursilicousterletakdekat pusatkatup(Crawford, 1979a

8. Nitzschia
Nitzschia kebanyakan ditemukan di perairan dingin. Nitzschia mencakup
beberapaspesiesdiatom yang diketahui menghasilkan neurotoxin dikenal
sebagai asam domoic, racunyang bertanggung jawab untuk penyakit
manusia yang disebut keracunan kerangamnesia. Spesies N.frigida
ditemukan tumbuh dengan pesat bahkan pada suhu antara-4dan-6 derajat
Celcius. Beberapa spesies Nitzchi ajuga extremophiles yakni toleransi
terhadap salinitas tinggi; misalnya, beberapa spesies halophile dari Nitzchia
ditemukan diMakga dikga diPans diBotswana (Aletsee, 1992a.

9. Merismopedia
Merismopedia (dari merismos Yunani [divisi] dan Pedion Yunani [polos]a
adalah genus cyanobacteria ditemukan di air tawar dan garam. Morfologi
tubuhnya bulat telur atau berbentuk bulat dan pipih, membentuk koloni
persegi panjang (Guiry, 2008a.

17

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

10.Peridinium
Peridinium adalah genusdinofagellatayang motil dan hidup di laut serta air
tawar.Morfologimerekadianggapkhas daridinofagellatesyang memiliki lapis
baja. UkuranPeridiniumdapat berkisar30-70pM diameter, danmemilikitechae
yang sangat tebal (Lee, 2008a.

11.Pinnularia
Pinnularia merupakan kelompok diatom yang hidup di laut dan air tawar,
yang ditemukan melimpah di perairan yang sedikit asam dan sedikit nutrien.
Pinnulariamemiliki pennatekhas, yaitumemanjang danbilateralsimetrisbila
dilihat dari atas(Spaulding, 2009a.

12.Rhizosolenia
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur
yang memusat (centrala pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan
dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam
air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan
perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami,
serta pembentukan auksospora.

13.Stephanodiscus
Katup dari spesies Stephanodiscus datar atau bergelombang secara konsentris.
Memiliki striate yang
radial dan terorganisasi dalam bundel, atau fasicles.
Fasiclesnya terpisah satu dengan yang lainnya oleh costae. Memiliki duri-duri pada
garis dari katup-katupnya dan memiliki garis fultoportula yang mungkin beracun
yang terletak pada bagian bawah dari duri-duri tersebut (Spaulding dkk, 2008a.

18

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

14.Thalassionema
Memiliki sel yang menempel dengan menggunakan “mucilage” pada akhir
dari “stellate” dan atau zig-zag seperti koloni. Memiliki panjang 10-80µm
dengan lebar 2-4µm. Thalassionema merupakan kelompok algae yang
disebut diatom laut atau air tawar. Sebagian diatom berpindah, dinding sel
yang terlalu padat membuatnya tenggelam, memiliki siklus urea, sel-selnya
terdiri dari dinding sel silica terpisah dalam dua katup, sebagian besar
melakukan fotosintesis atau disebut juga stramenopiles, sel fagella memiliki
2 bentuk yang berbeda, terdiri dari multi selular ada juga yang uniselular,
sebagian besar terdiri dari alga, algae dengan chloroplasts yang terdiri dari
klorofl a and c (Anonim, 2013a.

19

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

BAB 2
ZOOPLANKTON
Zooplankton merupakan konsumen pertama dalam sistem rantai
makanan perairan dan bersama dengan ftoplankton, zooplankton juga
merupakan salah satu organisme perairan yang dapat dijadikan sebagai
bioindikator mengenai kualitas perairan pada suatu kawasan tertantu. Selain
sebagai konsumen, sebagian besar zooplankton juga menjadi makanan bagi
konsumen ditingkat trofk yang lebih tinggi. Zooplankton merupakan hewan
yang sangat berperan penting dalam ekosistem lautan dan merupakan kunci
utama dalam transver energi dari produsen utama ke konsumen pada
tingkat pertama dalam tropik ekologi. Zooplankton berguna dalam
regenerasi nitrogen di lautan dengan proses penguraiannya sehingga
berguna bagi bakteri dan ftoplankton dilaut. Peranannya yang tidak kalah
penting adalah memfasilitasi penyerapan karbon dioksida disuatu perairan.
Oleh karena itu zooplankton memegang peranan dalam pendistribusian CO 2
pada saat ftoplankton melakukan fotosintesis. Zooplankton memegang
peranan penting dalam jaring jaring makanan di perairan yaitu dengan
memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh
ftoplankton. Hal ini juga berpengaruh terhadap komposisi jenis zooplankton
yang dimana apabila tingkat melimpahnya ftoplankton disuatu perairan
maka dapat disimpulkan bahwa daerah perairan tersebut terdapat
zooplanktonnya (Ernawati, 2008a.
Zooplankton ini mendiami seluruh lapisan perairan sampai yang
terlihat, dimana alat pengambil sampel plankton dapat mengambilnya.
Mereka tersebar luas mulai dari sungai sapai kelaut terbuka. Namun pola
sebaran dan komposisi zooplankton berbeda beda menurut lingkungan
perairan tempat hidup mereka. Diperairan yang mempunyai salinitas rendah
terdapat beranekaragam meroplankton atau plankton larva terdapat dalam
air tersebut Bahkan mendominasi perairan zooplankton (Raymon,1983a.
Zooplankton dapat hidup dan diperairan air tawar maupun air asin
apabila ada kawanan ftoplankton dan terdapat unsur hara yang melimpah.
Ada banyak komposisi jenis zooplankton yang hidup diperairan dan
ndikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : holoplankton (plankton
tetap/sejatia, meroplankton (plankton sementaraa dan tikoplankton (bukan
plankton sejatia. Zooplankton dapat melimpah disebabkan dari adanya
pemangsaan ftoplankton yang berlebihan sehingga perairan tersebut
mengandung zooplankton yang banyak begitupun sebaliknya. Zooplankton
20

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

yang terdapat pada parairan air tawar tidak jauh berbeda dengan perairan
air asin. Zooplankton yang terdapat pada air tawar sangatlah bervariasi
mulai dari kelas arthropoda dan rotifera. Yang paling banyak ditemui
diperairan air tawar yaitu kelas rotifera hal ini dikarenakan rotifera
merupakan konsumer,
ada
yang
merupakan
herbivora
maupun
karnivora ,distribusinyapun meluas secara kosmopolit. Hal ini yang menjadi
acuan untuk mengetahui apa penyebab kelimpahan serta komposisi dari
zooplankton pada perairan air tawar (Raymon,1983a.
Zooplankton memiliki kisaran toleransi terhadap lingkungan berbedabeda. Menurut (Fachrul, 2007a komponen lingkungan, baik yang hidup atau
biotik maupun yang mati atau abiotik mempengaruhi kelimpahan dan
keanekaragaman biota air yang ada pada suatu perairan, sehingga tingginya
kelimpahan individu tiap jenis dapat dipakai untuk menilai kualitas suatu
perairan. Perairan yang berkualitas baik biasanya memiliki keanekaragaman
jenis yang tinggi dan sebaliknya pada perairan yang buruk atau tercemar.
Menurut Fachrul (2007a, Indeks keanekaragaman (H’a menggambarkan
keadaaan populasi organisme secara matematis agar mempermudah dalam
menganalisis informasi jumlah individu masing-masing jenis pada suatu
komunitas. Menghitung nilai keanekaragaman jenis digunakan Indeks
Shannon-Wiener sebagai berikut:
H ' =−∑ pi ln pi
Keterangan :
H’ = Indeks Shannon Wiener
ni = Jumlah Individu untuk setiap jenis
N = Jumlah total individu
¿
Dimana pi= N (pi = perbandingan antara jumlah jenis ke-i dengan
jumlah total individua
Kategori penilaian tingkat keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks
Keanekaragaman Shanon Wiener (Fachrul, 2007a adalah sebagai berikut:
- H’ < 1,0
= Keanekaragaman sangat rendah(tercemar berata
- 1,0 ≤ H’ ≤ 1,59 = Keanekaragaman rendah(tercemar sedanga
- 1,6 ≤ H’ ≤ 2,0
= Keanekaragaman sedang(tercemar ringana
- H’ > 2,0
= Keanekaragaman tinggi (tidak tercemara.
Menurut sumber lainnya, keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks
Keanekaragaman Shanon Wiener dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Nilai indeks keanekaragaman (Restu, 2002a

21

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Nilai tolak ukur
H' < 1,0

1,0 < H' < 3,32

H' > 3,22

Keterangan
Keanekaragaman
rendah,
miskin, produktivitas sangat
rendah
sebagai
indikasi
adanya tekanan yang berat
dan ekosistem tidak stabil.
Keanekaragaman
sedang,
produktivitas cukup, kondisi
ekosistem cukup seimbang,
tekanan ekologis sedang.
Keankaragaman
tinggi,
stabilitas ekosistem mantap,
produktivitas tinggi, tahan
terhadap tekanan ekologis.

Peng
amatan
zooplankton dilakukan selama 4 minggu dengan 1 kali pengamatan setiap
minggunya. Adapun data yang diperoleh antara lain jumlah spesies, jumlah
individu, dan tingkat keanekaragaman. Berikut tabel yang menunjukan data
kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton menurut Indeks ShannonWiener.

Tabel 2.2. Data zooplankton pada lokasi sampling selama 4 minggu
Spesies
I
II
III
IV Ordo
Jumlah
Jumlah
Individ
Ordo
u
Brachionus sp 1.
5 Ploima
7
80
2
Brachionus sp 2.
Ploima
5
Branchinecta sp.
11
Anostraca
1
1
Calanoid sp 1.
33
34
Calanoida
22
Calanoid sp 2.
65
Calanoida
1
Calanoid sp 3.
52
19
Calanoida
Calanoid sp 4.
3
Calanoida
Calanus simillimus
29
Calanoida
1
857
16
Copepode
Calanoida
0
Copepoda
4 Calanoida
Calanoida 1.
Copepoda
3 Calanoida
Calanoida 2.
Copepod Calanoida
21 8 Calanoida
22

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

3.
Paracalanos sp.

0

Diaptomus gracilis
Diaptomus
siciloides
Ephischurala custris
Senecella calanides
Limnocalanus
mucrurus
Pseudocalanos sp.
Canthocamptus
Copepoda
Harpacticoida
Copepoda
Cyclopoida 3.
Cyclopidae
Cyclops abyssorum
Cyclops strennus
Nauplius sp.

1
12
4

Calanoida

16

Calanoida

1
10

Calanoida
Calanoida

7

Calanoida

7
3

Calanoida
Harpacticoida

Calanoida

Harpacticoida

3

Cyclopoida

1

Cyclopoida
Cyclopoida
Cyclopoida
Cyclopoida

55
3
8
1
3
1
0
4

Nauplius sp 1.
Nauplius sp 2.
Oithonidae
Daphnia hyalina

1
2
0

Daphnia sp.
Holopedium
gibberum
Bosmina coregoni
Leptodora kindti
Polyhemus
pediculus
Foraminifera

1
0

7

12

Diplostraca

2

Larva Arthropoda

2
1
2

Crustaceae 1
Udang kecil

78

63

6

74

3

2

1

90

2

Diplostraca

Diplostraca
Diplostraca

Foraminifera 2.

8

Cyclopoida
Diplostraca

27
2

2

97

Cyclopoida

Diplostraca

Foraminifera 1.

2

Cyclopoida

1

63

13

Foraminifera
(fluma
Foraminifera
(fluma
Foraminifera
(fluma
Arthropoda
Crustaceae
Crustaceae

23

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Larva Aurelia
Larva ikan

21
1

Larva Polychaeta

4

33

Polychaeta

3

16

79

8

Polychaeta 1.

8

Polychaeta 2.

4

Larva Ubur-ubur

61

Lucifer sp.

30
5

Larva Bivalvia

61

29

Larva Gastropoda

14

2

Nebalia sp.
Nematoda
Tintinnopsis sp 1.
unknown sp 1.
Total

1

13

4
2

Bivalvia (kelasa

145

1

18

1

2

6
36

2.30

1.00
0.50
Minggu 3

61

1

1.85

Minggu 2

4

316

1.50 1.56

0.00
Minggu 1

68

Decapoda

3.00

2.00

1
1

8

2
41

2.47

21
88

3

Dinamika nilai H'
2.50

Semaeostomeae
ichthyoplankton
Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
(kelasa
Cnidaria (fluma

Minggu 4

Gastropoda
(kelasa
Nebalicea
Nematoda (fluma
Choreotrichida
Unknown

2
1
41
1
6
1
36
1
2079
20
Dari lokasi sampling selama 4
minggu didapatkan zooplankton
dengan jumlah 2079 termasuk
dalam 55 jenis spesies dan
tergolong
dalam
20
ordo
(beberapa dikategorikan dalam
H' tingkat
taksa lebih tinggia.
Larva
bivalvia
ditemukan
disetiap minggu pengambilan
sampling
yakni
minggu
pertama, kedua, ketiga dan
keempat. Bivalvia penyusun
sejumlah
besar
larva

planktotrophic
Grafik 2.1. Dinamika nilai H’ pada lokasi sampling
pelagis yang menghabiskan beberapa minggu di kolong air sebelum
menetap. Ketersediaan pangan merupakan salah satu faktor utama yang
dapat mempengaruhi perkembangan larva dan selanjutnya akan menjadi
juvenile. Bahkan, meskipun larva bivalvia mampu bertahan beberapa hari
tanpa makanan (Bayne 1965a, mereka masih perlu makan cukup untuk
mengakumulasi lipid cadangan energi yang diperlukan untuk metamorfosis.
24

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Gallagher et al. (1986a, kelangsungan
hidup larva yang tinggi selalu dikaitkan dengan kadar lemak tinggi. Tingkat
pertumbuhan larva berhubungan dengan konsentrasi alga. Dimana larva
tergantung pada kualitas nutrisi dari sel-sel alga (Bayne 1965, Pechenick et
al. 1990a. Larva bivalvia mampu menyesuaikan posisi vertical dalam kolom
air dengan berenang (Bayne 1976a.

Tabel 2.3.
Zooplankton
Spesies

Brachionus sp
1.
Brachionus sp
2
Bosmina
coregoni
Branchinecta
sp.
Calanoid sp 1.

Data

Kelimpahan

Crustaceae 1
Cyclopidae

Keanekaragaman

Ordo

Di (%a
I
II

III

Ploima

0

0

Ploima

0

Diplostraca

Shanon-Winner

IV

H'
I

II

III

IV

0

1.98

0

0

0

0.08

0

0

29.
64

0

0

0

0.3
6

0

5.33

0

0

0

0.16

0

0

Anostraca

0

2.17

0

0

0

0.08

0

0

Calanoida

0

0.14

0

0.16

0

0

0.36

0

0.24

0

0

5.64
10.7
8
3.15

0

Calanoida

4.55
30.4
4
7.16

0

0.19

0

0.11

0

Calanoida

0.41

0

0

0

0.02

0

0

0

Calanoida

0

5.72

0

0

0

0.16

0

0

Harpacticoida 0

0.59

0

0

0

0.03

0

0

Calanoida

0

0

0

3.95

0

0

0

0.13

Calanoida

0

0

0

1.58

0

0

0

0.07

Calanoida

0

0

0

1.19

0

0

0

0.05

Calanoida

0

0

34.
83

3.16

0

0

0.3
7

0.11

Cyclopoida

0

0

0

1.19

0

0

0

0.05

Harpacticoida 0

0

0

3.95

0

0

0

0.13

0

0

0

4.74

0

0

0

0.14

0.14

0

0

0

0.01

0

0

0

Calanoid sp 2. Calanoida
Calanoid sp 3.
Calanoid
sp
4.
Calanussi
millimus
Canthocamptu
s
Copepode
Copepoda
Calanoida 1.
Copepoda
Calanoida 2.
Copepod
Calanoida 3.
Copepoda
Cyclopoida 3.
Copepoda
Harpacticoida

dan

Crustaceae
Cyclopoida

0

25

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Cyclops
abyssorum
Cyclops
strennus
Daphnia
hyalina
Daphnia sp.
Diaptomus
gracilis
Diaptomus
siciloides
Ephischurala
custris
Foraminifera
Foraminifera
1.
Foraminifera
2.
Holopedium
gibberum
Larva
Arthropoda

Cyclopoida

0

10.8
5

0

0

0

0.24

0

0

Cyclopoida

0

0.59

0

0

0

0.03

0

0

Diplostraca

0

0.20

0

0

0

0.01

0

0

Diplostraca

0

7.91

0

0.20

0

0

0

0

0
0.3
4

0

Calanoida

0
24.
46

0

0

Calanoida

0

3.16

0

0

0

0.11

0

0

Calanoida

0

0.20

0

0

0

0.01

0

0

0.96

0

10.4
5

0

0.04

0

0.24

0

0

0

0

0.79

0

0

0

0.04

0

0

0

0.79

0

0

0

0.04

Diplostraca

0

0.20

0

0

0

0.01

0

0

Arthropoda

0

0

0

0.79

0

0

0

0.04

2.89

0

0

0

0.10

0

0

0

8.40

5.72

2.16

16.6

0.21

0.16

0.08

0.30

1.93

0.39

0

0.79

0.08

0.02

0

0.04

0.14

15.5
8

1.33

0

0.01

0.29

0.06

0

0.55

0

5.47

0

0.03

0

0.16

0

0

0

10.1
2

0

0

0

0.23

0

0

0.39

0

0

0

0.02

0

0

0

1.38

0

0

0

0.06

0

0

0

0.50

3.16

0

0.03

0.11

1.58
0
0
0.39
8.09

0
0
0
0
0

0
5.14
3.95
0
0

0.07
0
0
0.02
0.20

0
0
0
0
0

0
0.15
0.13
0
0

Foraminifera
(fluma
Foraminifera
(fluma
Foraminifera
(fluma

Semaeostom
eae
Bivalvia
Larva Bivalvia
(kelasa
Larva
Gastropoda
Gastropoda
(kelasa
ichthyoplank
Larva ikan
ton
Larva
Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
Larva
Ubur- Cnidaria
ubur
(fluma
Leptodora
Cladocera
kindti
Limnocalanus
Calanoida
mucrucus
Larva Aurelia

Lucifer sp.

Decapoda

Nauplius sp.
Nauplius sp 1.
Nauplius sp 2.
Nebalia sp.
Nematoda

Cyclopoida
Cyclopoida
Cyclopoida
Nebalicea
Nematoda

42.
0
0
0
0
0
0

0.3
6
0
0
0
0
0

26

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

(fluma
Cyclopoida

0

0

0

1.58

0

0

0

0.07

Calanoida

0

0.20

0

0

0

0.01

0

0

0.41

0

2.65

0

0.02

0

0.10

0

0

0

0

3.16

0

0

0

0.11

0

0

0

1.58

0

0

0

0.07

Cladocera

0

2.37

0

0

0

0.09

0

0

Pseudocalani
dae (familia

0

1.38

0

0

0

0.06

0

0

Calanoida

0

1.97

0

0

0

0.08

0

0

Udang kecil

Crustaceae

0

0

12.9
4

0

0

0

0.26

0

Tintinnopsissp
1.
unknown sp 1.

Choreotrichi
da
unknown

0

0

0

2.37

0

0

0

0.09

0
72.
98

7.10 0
0
99. 100. 99.
81
02
99

0
1.5
6

0.19
2.4
7

0
1,8
5

0
2.3
0

Oithonidae
Paracalanos
sp.
Polychaeta
Polychaeta 1.
Polychaeta 2.
Polyhemus
pediculus
Pseudocalano
s sp.
Senecella
calanides

Jumlah

Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
(kelasa
Polychaeta
(kelasa

Berdasarkan data di atas, minggu pertama didapatkan zooplankton
yang paling mendominasi yaitu Lucifer sp. Pada Lucifer sp ini memiliki data
kelimpahannya sebanyak 42%. Untuk nilai kelimpahan, minggu pertama
didapatkan nilai 1,56 yang dapat dikategorikan keanekaragaman
zooplankton pada minggu pertama adalah sedang menurut Restu (2002a,
dengan spesies mendominasi adalah Lucifer sp. sebesar 0,36. Lucifer
merupakan genus udang epiplanktonik yang memiliki peran penting dalam
rantai makanan pada perairan air hangat dan sebagai indikator daerah
perikanan pelagis, terutama daerah pembenihan ikan dan udang. Menurut
penelitian di laboratorium melaporkan bahwa Lucifer dapat hidup dengan
berbagai macam jenis makanan, ukuran tempat tinggal, dan kondisi
lingkungan yang keras (Antony, 2001a. Dapat dimungkinkan genus ini
mudah melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan, sehingga memiliki
daya hidup optimal diberbagai kondisi habitat. Lucifer memiliki bentuk
seperti larva udang, memiliki kaki renang, terdapat antena. Ukurannya sama
dengan protozoa dan acetes tetapi relatif lebih kurus. Ciri khasnya adalah
telson yang berentuk persegi tanpa percabangan (Romimohtarto, K &
Juwana, S, 2004a. Lucifer mendominasikarena lucifer menempati substrat
berpasir sesuai pada perairan tersebut (Raymon, 1983a.
Jika dilihat dari data fsikokimia pada minggu pertama, pasang surut laut
terjadi paling singkat jika dibandingkan dengan minggu lainnya, yaitu sekitar
27

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

satu jam. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah plankton yang terbawa oleh
air laut. Gelombang pasang surut yang singkat hanya membawa sedikit
organisme plankton. Salinitas berkisar 27-31‰, dimana masih dalam batas
normal untuk kadar salinitas perairan laut. Kecerahan sekitar 20-47 cm,
sehingga ftoplankton sebagai produsen utama perairan masih dapat
melakukan fotosintesis dengan baik. Ini berdampak pada rantai makanan
selanjutnya, dimana zooplankton merupakan salah satu konsumen pertama
dari rantai tersebut. Nilai pH tergolong netral, 7-8, organisme dapat
melakukan metabolisme optimal pada nilai pH tersebut. Keanekaragaman
sedang dapat menunjukkan bahwa produktivitas cukup, kondisi ekosistem
cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Restu, 2002a.
Pada minggu kedua, nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,47
sedangkan minggu ketiga memiliki nilai indeks keanekaragaman sebesar
1,85, dan pada minggu keempat sebesar 2,30. Pada minggu kedua, ketiga
maupun keempat berada kriteria sama seperti minggu kesatu, yaitu kisaran
1,0 < H' < 3,32. Hal ini berarti nilai dari keempat minggu adalah sama
dimana memiliki tingkat keankaragaman yang sedang, dan memiliki
produktivitas yang cukup, kondisi ekosistemnya cukup seimbang serta
tekanan ekologisnya juga sedang. Keanekaragaman rendah merupakan
kondisi dengan lingkungan habitat yang miskin nutrisi, produktivitas sangat
rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak
stabil. Sedangkan untuk kriteria lingkungan dengan keanekaragaman tinggi
yaitu, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap
tekanan ekologis (Restu, 2002a.
Komunitas biotik merupakan kumpulan dari populasi yang hidup dalam
daerah tertentu serta mempunyai hubungan timbal balik. Di dalam
komunitas jenis-jenis yang mengendalikan komunitas merupakan jenis yang
dominan. Hilangnya jenis -jenis dominan akan menimbulkan perubahanperubahan penting (Odum,1992a.
Pada minggu kedua diketahui bahwa spesies Diaptomus gracilis
mendominasi dengan nilai dominansi sebesar 24,46%, Diaptomus gracilis
termasuk kedalam taksa Copepoda. Menurut Meadows and Campbell (1993a;
Sachlan (1982a, bahwa dalam ekosistem perairan, Copepoda merupakan
zooplankton yang dominan, dengan populasi dapat mencapai 70 – 90%.
Pada penelitian ini, kehadiran tertinggi species dari ordo Copepoda
mencapai 34,83% pada pengamatan minggu ketiga. Sementara pada
minggu keempat Brachionus sp.2 mendominasi dengan persentase sebesar
29,64%, Brachionus merupakan salah satu Rotifers. Rotifers merupkan salah
satu petunjuk adanya eutrophikasi yang terjadi pada lingkungan perairan.
Dari data indeks diversitas diketahui bahwa pada daerah tersebut setelah
dilakukan monitoring selama 4 minggu diketahui bahwa memiliki indeks
diversitas sebesar 1,56-2,47, hal ini menunjukkan bahwa pada perairan
tersebut masih memiliki kualitas perairan “sedang” sampai sangat baik.
28

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

Tabel 2.3 Nilai indeks keanekaragaman zooplankton di perairan tercemar
(Lee et al, 1978a.
H
Kriteria
H > Tidak tercemar
2,0
1,5Tercemar ringan
2,0
1,0Tercemar sedang
1,5
H
< Tercemar berat
1,0
Pencemaran air dapat dikorelasikan dengan rendah atau tingginya
indeks kenaekaragaman zooplankton. Berdasarkan Klasifkasi derajat
pencemaran air berdasarkan indeks diversitas komunitas zooplankton. Pada
minggu pertama nilai indeks keanekaragaman adalah 1,56. Nilai 1,56 masuk
pada kriteria 1,5-2,0, sehingga dapat dikatakan bahwa pada minggu
pertama termasuk kriteria pencemaran tercemar ringan. Pada minggu kedua
nilai indeks keanekaragaman adalah 2,47. Nilai 2,47 masuk pada kriteria H >
2,0, sehingga dapat dikatakan bahwa pada minggu kedua termasuk kriteria
tidak tercemar. Pada minggu keempat, nilai indeks keanekaragaman adalah
1,57. Nilai 1,57 masuk pada kriteria 1,5-2,0, sehingga dapat dikatakan
bahwa minggu ketiga termasuk kriteria tercemar ringan. Pada minggu
keempat nilai indeks keanekaragaman adalah 2,30. Nilai 2,30 masuk pada
kriteria H > 2,0, sehingga dapat dikatakan bahwa pada minggu kedua
termasuk kriteria tidak tercemar. Dari keempat data di atas dapat
disimpulkan bahwa kondisi pencemaran air pada perairan tersebut adalah
ringan karena karena nilai keanekargamannya sedang (Lee et al, 1978a.

BAB III
MAKROBENTIK
Bentos adalah semua organisme air yang hidupnya terdapat pada substrat
dasar suatu perairan, baik yang bersifat sesil (melekata maupun vigil (bergerak
bebasa (Barus, 2004a. Sebagai organisme dasar perairan, bentos memiliki habitat
yang relatif tetap. Dengan sifat yang demikian, perubahan-perubahan kualitas air
dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi maupun
kemelimpahannya.
Komposisi
maupun
kemelimpahan
makroinvertebrata
29

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

tergantung kepada kepekaan/ toleransinya terhadap perubahan lingkungan. Setiap
komunitas memberikan respon terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara
penyesuaian diri pada struktur komunitas. Dalam lingkungan yang relatif stabil,
komposisi dan kemelimpahan makroinvertebrata air relatif tetap (Apha, 1992a.
Bentos sering digunakan sebagai indikator atau petunjuk kualitas air. Suatu
perairan yang sehat (belum tercemara akan menunjukkan jumlah individu yang
seimbang dari hampir semua spesies yang ada. Sebaliknya suatu perairan
tercemar, penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies
yang mendominasi (Odum, 1994a. Dalam penilaian kualitas perairan, pengukuran
keanekaragaman jenis organisme sering lebih baik daripada pengukuran bahanbahan organik secara langsung. Odum (1994a menjelaskan bahwa komponen biotik
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fsik, kimia dan biologi suatu
perairan. Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam
menentukan kondisi suatu perairan adalah makrozoobentos.
Makrozoobentos sering dipakai untuk menduga ketidakseimbangan
lingkungan fsik, kimia dan biologi perairan. Perairan yang tercemar akan
mempengaruhi
kelangsungan
hidup
organisme
makrozoobentos
karena
makrozoobentos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan
pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fsik (Odum, 1994a. Hal ini
disebabkan makrozoobentos pada umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat
dan habitatnya di dasar yang umumnya adalah tempat bahan tercemar. Menurut
Marsaulina (1994a, perubahan sifat substrat dan penambahan pencemaran akan
berpengaruh terhadap kemelimpahan dan keanekaragamannya.
Makrozoobentos umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan
perairan yang ditempatinya, karena itulah makroinvertebrata ini sering dijadikan
sebagai indikator ekologi di suatu perairan dikarenakan cara hidup, ukuran tubuh,
dan perbedaan kisaran toleransi di antara spesies di dalam lingkungan perairan.
Kelimpahan dan keanekaragaman ini sangat bergantung pada toleransi dan
sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan (Sinaga, 2009a.
Alasan pemilihan makrozoobentos sebagai indikator ekologi menurut
Wargadinata (1995a adalah sebagai berikut:
a. Mobilitas terbatas sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel.
b. Ukuran tubuh relatif besar sehingga memudahkan untuk identifkasi.
c. Hidup di dasar perairan, relatif diam sehingga secara terus menerus terdedah
(exposeda oleh air sekitarnya.
d. Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan makrozoobentos
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Kisaran toleransi dari makrozoobentos terhadap lingkungan berbeda-beda
(Marsaulina, 1994a. Komponen lingkungan, baik yang hidup (biotika maupun yang
mati (abiotika mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman biota air yang ada
pada suatu perairan, sehingga tingginya kelimpahan individu tiap jenis dapat
dipakai untuk menilai kualitas suatu perairan. Perairan yang berkualitas baik
biasanya memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan sebaliknya pada perairan
yang buruk atau tercemar (Fachrul, 2007a.
Menurut Purnomo (1989a kelebihan penggunaan makrozoobentos sebagai
indikator pencemaran organik adalah mudah diidentifkasi, bersifat immobil, dan
30

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

memberikan tanggapan yang berbeda terhadap berbagai kandungan bahan
organik, sedangkan kelemahannya adalah karena penyebarannya mengelompok
dipengaruhi oleh faktor hidrologis seperti arus dan kondisi substrat dasar.
Menurut Fachrul (2007a, Indeks keanekaragaman (H’a menggambarkan
keadaaan populasi organisme secara matematis agar mempermudah dalam
menganalisis informasi jumlah individu masing-masing jenis pada suatu komunitas.
Menghitung nilai keanekaragaman jenis digunakan Indeks Shannon-Wiener sebagai
berikut:

H ' =−∑ pi ln pi
Keterangan :
H’ = Indeks Shannon Wiener
ni = Jumlah Individu untuk setiap jenis
N = Jumlah total individu

¿
Dimana pi= N (pi = perbandingan antara jumlah jenis ke-i dengan jumlah
total individua
Kategori penilaian tingkat keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks
Keanekaragaman Shanon Wiener (Fachrul, 2007a adalah sebagai berikut:
- H’ < 1,0
= Keanekaragaman sangat rendah (tercemar berata
- 1,0 ≤ H’ ≤ 1,59
= Keanekaragaman rendah (tercemar sedanga
- 1,6 ≤ H’ ≤ 2,0
= Keanekaragaman sedang (tercemar ringana
- H’ > 2,0
= Keanekaragaman tinggi (tidak tercemara.
Pengamatan makrobentik dilakukan selama 4 minggu dengan 1 kali
pengamatan setiap minggunya. Adapun data yang diperoleh antara lain jumlah
spesies, jumlah individu, dan tingkat keanekaragaman. Grafk 3.1 menunjukan
jumlah individu tiap minggunya.
Grafk 3.1 Jumlah
Individu Tiap Minggu

JUMLAH INDIVIDU

30

Berdasarkan
data
makrobentik
25
24
20
yang
di
dapat
jumlah
Jumlah Taksa
individu
yang
15
ditemukan
10
12
mengalami
5
perbedaan
tiap
minggunya.
Minggu
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
pertama
ditemukan
24 individu makrobenthos,minggu kedua ditemukan 27 individu, minggu ketiga
ditemukan 25 individu, dan minggu keempat ditemukan 12 individu. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan lingkungan selama dilakukannya monitoring
selama 4 minggu dimana menurut literatur, suhu dapat membatasi sebaran hewan
makrobenthos secara geografs dan suhu yang baik untuk pertumbuhan
25

27

31

Laporan Besar Praktikum
Biologi Monitoring – SB091346
2014

makrobenthos berkisar antara 25-31oC (Sukarno, 1981a. Sebagian besar biota
akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5
(Efendi, 2000a, sedangkan nilai pH 9 dapat menciptakan kondisi yang
tidak menguntungkan bagi kebanyakan organisme makrobenthos (Hynes, 1978a.
Penurunan signifkan jumlah individu yang pada minggu keempat disebabkan oleh
kondisi lingkungan yang kurang optimum. Adapun kondisi lingkungan pad