MENGANALISIS KONSEP DASAR BERBICARA SEBA

MENGANALISIS KONSEP DASAR BERBICARA SEBAGAI SARANA
BERKOMUNIKASI
Sumarni
Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas muhammadiyah Makassar
[email protected]

Abstract
Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya dialog dalam
lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan antara pembeli dan
penjual di pasar, dan sebagainya. Contoh lainnya : percakapan anggota keluarga;
percakapan ibu dan anak; percakapan bertelepon, dan sebagainya.
Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang langsung dan ada pula yang tidak
langsung. Interaksi langsung dapat bersifat dua arah atau multi arah, sedangkan
interaksi tak langsung bersifat searah. Pembicara berusaha agar pendengar memahami
atau menangkap makna apa yang disampaikannya. Komunikasi lisan dalam setiap
contoh berlangsung dalam waktu, tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk
menyampaikan sesuatu itu mempergunakan bahasa lisan.
Keyword: berbicara, landasan keterampilan, konsep dasar,

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia.
Dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Berbicara selalu tidak jauh-jauh dengan bahasa, karena bahasa mrupakan unsur
penting dalam berkomunikasi dengan manusia yang lain. Komunikasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya komunikasi verbal dan komunikasi
non verbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, sedangkan
komunikasi non verbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti warna, gambar,
bunyi bel, dan sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien,
dan efektif
Berbicara termasuk salah satu keterampilan yang sangat penting
disamping tiga keterampilan bahasa lainnya, yaitu membaca, menulis, menyimak.
Hal

ini

dikarenakan

dengan


sesama

manusia,

menyatakan

pendapat,

menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dan segala kondisi
emosional, dan lain sebagainya. Dari keempat keterampilan itu, terdapat dua
keterampilan produktif dan dua keterampilan reseptif.
Berbicara dan menulis termasuk keterampilan produktif, sedangkan
menyimak dan membaca termasuk keterampilan reseptif. Keterampilan produktif
merupakan keterampilan yang memberikan informasi kepada pihak lain baik
secara lisan maupun secara tulisan melalui menulis. Sedangkan keterampilan
reseptif merupakan keterampilan menyerap informasi dari pihak lain, baik berupa
orang maupun media cetak dan elektronik. Keempat aspek keterampilan berbahsa
tersebut menduduki posisi yang sama penting dan saling menunjang. Oleh karena
itu, pembelajaran keempat keterampilan berbahasa ini dilaksanakan secara

terpadu.

BAB II
TELAAH PUSTAKA
Henry Guntur Tarigan (1981:15) mengemukakan bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan
persendian. jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak
tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Arsjad dan Mukti U.S. (1993: 23) mengemukakan pula bahwa kemampuan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara itu lebih daripada
sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.

BAB III
METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan yaitu metode penulisan studi pustaka.
Dengan menggunakan metode tersebut berbagai data diperoleh dari berbagai sumber
yang tersedia yang tentunya berhubungan dengan pembahasan, diantara yaitu, buku,
jurnal, laporanl ,artikel, bahkan internet. Sebagaimana diketahui bahwa internet yang
merupakan bagian dari kemajuan teknologi memiliki manfaat bagi siswa. Informasi
dapat diperoleh melalui bahan-bahan pembelajaran seperti, jurnal, majalah atau surat
kabar, maupun buku elektronik.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
pendengar atau penyimak. Djago Tarigan (1990:149) menyatakan bahwa berbicara
adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara
pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat erat. Pesan yang diterima
oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa.
Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu
menjadi bentuk semula.
B. Tujuan

Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu
hal pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu
proses, menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal,
memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan,
hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.
C. Landasan Keterampilan Berbicara
a. Situasi
Kegiatan berbicara bisa terjadi dalam situasi, suasana, kondisi serta
lingkungan tertentu. Situasi yang dimaksud ialah berbicara formal (resmi)
atau informal (tidak resmi).
b. Tujuan
Tujuan dari meyampaikan suatu ide atau gagasan dalam keterampilan
berbicara ialah untuk mendapatkan tanggapan atau respon dari lawan bicara.
Tujuan dari penyampian ide adalam menghibur, melaporkan dan meyakinkan
seseorang.

c. Metode Penyampaian
Ada empat metode atau cara penyampain yang bisa dilakukan seseorang saat
waktu berbicara, yakni penyampaian berdasarkan naskah atau skrip
penyampaian dengan berdasarkan catatan kecil, penyampaian gagasan dengan

berdasarkan hafalan memoriter, penyampaian gagasan secara mendadak serta
merta impromtu.
d. Penyimak
Pembicara yang baik pasti akan besifat komunikatif terhadap lawan bicara.
Dalam penyampaian ide atau gagasan pembicara perlu memperhatikan siapa
penyimak dari pembicara tersebut, agar materi yang sudah disampaikan bisa
diterima dengan berimbang.
D. Konsep dasar berbicara
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup beberapa hal
yakni:
1. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi
Berbicara adakalanya digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan
lingkungannya. Bila hal ini dikaitkan dengan fungsi bahasa maka berbicara
digunakan

sebagai

sarana

memperoleh


pengetahuan

mengadaptasi,

mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya.
Contoh:

perhatikanlah

bagaimana

seorang

anak

menggunakan

bahasa(berbicara) untuk mengadaptasi lingkungannya melalui pengajuan
sejumlah


pertanyaan:

apa?

Mengapa?

Bagaimana?

Anak

tersebut

menggunakan keterampilan sebagai alat mempengaruhi dan mengontrol
lingkungannya dan pada gilirannya lingkungan itupun mempengaruhi dirinya.
Berbicara adalah satu alat komunikasi terpenting bagi manusia untuk dapat
menyatakan diri sebagai anggota masyarakat.
2. Berbicara adalah ekspresi kreatif
Melalui berbicara kreatif, manusia melakukan tidak sekedar menyatakan ide,
tetapi juga memanifestasikan kepribadiannya. Tidak hanya dia menggunakan


pesona ucapan kata dan dalam menyatakan apa yang hendak dikatakannya
tetapi dia menyatakan secara murni, fasih, ceria, dan spontan. Perkembangan
presepsi dan kepekaan terhadap perkembangan keterampilan berkomunikasi
menstimulasi yang bersangkutan untuk mencapai taraf kreatifitas tertinggi dan
ekspresi intelektual, karena itu dikatakan berbicara tidak sekedar alat
mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan
memformulasikan ide baru.
3. Berbicara adalah tingkah laku
Berbicara adalah ekspresi pembicara. Melalui pembicara, pembicara
sebenarnya menyatakan gambaran dirinya. Berbicara merupakan simbolisasi
kepribadian si pembicara. Berbicara juga merupakan dinammika dalam
pengertian melibatkan tujuan pembicara kepada kejadian disekelilingnya
kepada pendengarnya atau kepada objek tertentu.
Contoh: dalam pribahasa "bahasa menunjukan bangsa" makna pribahasa
tersebut ialah cara kita berbahasa, berbicara, bertingkah laku menggambarkan
kepribadian kita. Dalam kepribadian itu sudah terselip tingkah laku kita.
4. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari
Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari oleh siswa dilingkungan
keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum

mereka masuk ke sekolah. Walaupun siswa sudah dapat mengekspresikan
dirinya secara lisan, sebelum mereka diajar secara formal maka tetap
memerlukan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan berbicara
mereka.
Keterampilan berbicara siswa harus dibina oleh guru melalui latihan:
1) Pengucapan
2) Pelafalan
3) Pengontrol suara
4) Pengendalian diri
5) Pengontrolan gera-gerik tubuh

6) Pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya
7) Pemakaian bahasa yang baik
8) Pengorganisasian ide.
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis.
Semakin banyak berlatih berbicara, semakin dikuasai keterampilan
berbicara itu tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa
melalui proses latihan. Berbicara adalah tingkah laku yang harus
dipelajari, baru bisa dikuasai.
5. Berbicara distimulasi kekayaan pengalaman

Berbicara adalah ekspresi diri. Bila terisi oleh pengetahuan dan
pengalaman yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan
pengetahuan dan pengalamannya itu bila pembicara miskin pengetahuan dan
pengalaman, maka yang bersangkutan akan mengalami kesukaran dalam
berbicara.
Hal yang sama terjadi juga pada anak-anak. Anak-anak yang memiliki
pengalaman yang banyak, bervariasi, kaya, dengan mudah pula menampilkan
dirinya melalui berbicara sedangkan anak-anak yang kurang pengalaman yang
merasa apa yang dimilikinya kurang penting biasanya sulit berbicara dan
menjadi manusia pendiam.
Guru benar-benar harus memahami dan menghayati kenyatan tersebut
diatas. Bila guru mengetahui kenyataan itu maka dia dapat menyusun strategi
memberikan pengalaman yang luas kepada siswanya. Anak-anak memerlukan
pengalaman yang kaya sebelum mereka berbicara, berdiskusi dan bertukar
fikiran. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki, semakin terdorong untuk
berbicara.
6. Berbicara sarana memperluas cakrawala
Paling sedikit berbicara digunakan untuk dua hal, yang pertama untuk
mengekspresikan ide, perasaan, dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga

digunakan untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala
pengalaman.
Lihatlah bagaimana anak-anak bertanya gencar mengenai keadaan
sekitarnya. Apa itu? Mengapa pisang berubah? Dimana burung itu tidur?
Bagaimana terjadi danau? Melalui pertanyaan itu anak mencari, mengamati,
dan mau memahami lingkungannya. Melalui kegiatan bertanya anak
mengarah kepada berfikir keras dan penemuan. Melalui pengamatan,
kesadaran dan keterlibatan dengan lingkungan sekitarnya anak-anak belajar
memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
7. Berbicara adalah pancaran pribadi (logan dkk, 1972:105-105)
Gambaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara.
Kita

dapat

menduganya

melalui

gerak-geriknya,

tingkah

lakunya,

kecenderungannya, kesukaanya, dan cara bicaranya. Berbicara pada
hakikatnya melukiskan apa yang ada di hati, misalnya pikiran, perasaan,
keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu sering dikatakan bahwa berbicara
adalah indeks kepribadian.
Kualitas suara, tinggi suara, nada dan kecepatan suara dalam berbicara
merupakan indikator keadaan emosi seseorang. anak-anak yang cemas,
neorotik, atau tegang nada bicaranya tinggi, melengking, atau bergetar
sehingga tidak enak untuk didengar. Ibarat pemetik tali biola yang kencang
menghasilkan suara melengking demikian otot yang tegang menghasilkan
suara yang tidak merdu. Anak-anak yang berada dalam emosi stabil, tenang,
percaya akan kemampuan diri akan berbicara dengan enak, suaranya pun
enak, merdu di dengar. Berbicara adalah gambaran kepribadian.
Kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki
pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima
pesan dapat menerima atau memahami isi pesan tersebut penyampaian isi
pikiran dan perasaan, penyampaian informasi, gagasan, serta pendapat yang

selanjutnya disebut pesan (message) ini diharapkan sampai ketujuan secara
tepat.
Dalam menyampaikan pesan, seseorang menggunakan bahasa yang
dalam hal ini tergolong ragam bahasa lisan. Seseorang yang menyampaikan
pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau
memahaminya. Apabila isi pesan itu diketahui oleh penerima pesan, akan
terjadi komunikasi antara pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi
tersebut pada akhirnya akan menimbulkan pengertian atau pemahaman
terhadap isi pesan bagi penerimanya.
Pemberi pesan sebenarnya dapat juga disebut pembicara dan penerima
pesan disebut juga sebagai pendengar atau penyimak atau disebut juga dengan
istilah lain komunikan dan komunikator. Peristiwa proses penyampaian pesan
secara lisan seperti itu disebut berbicara dan peristiwa atau proses penerima
pesan yang disampaikan secara lisan disebut penyimak dengan demikian,
berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
sedangkan menyimak adalah keterampilan menerima pesan yang disampaikan
secara lisan.

BAB V
A. KESIMPULAN
 Berbicara merupakan kemampuan manusia yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi

dengan

manusia

lain.

Tujuannya

adalah

untuk

menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu hal pada pendengar.
 Tujuan dari meyampaikan suatu ide atau gagasan dalam keterampilan
berbicara ialah untuk mendapatkan tanggapan atau respon dari lawan bicara.
Tujuan dari penyampian ide adalam menghibur, melaporkan dan meyakinkan
seseorang.
 Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup:
1. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi
2. Berbicara adalah ekspresi kreatif
3. Berbicara adalah tingkah laku
4. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari
5. Berbicara distimulasi kekayaan pengalaman
6. Berbicara sarana memperluas cakrawala
7. Berbicara adalah pancaran pribadi (logan dkk, 1972:105-105)
B. SARAN
Baik siswa maupun guru sebaiknya memiliki keterampilan berbicara agar dapat
menyampaikan informasi dengan baik. Pengajaran berbicara harus dikaitkan
dengan keterampilan berbahasa yang lain dan usaha peningkatan kemampuan
aspek kebahasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Azmi. 2016. Keterampilan Berbicara.
http://azmi648.blogspot.co.id/2016/02/keterampilan-berbicara.html. (online)
diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 13.40 WITA
Mediapidato. 2014. Dasar-Dasar Keterampilan Berbicara.
http://www.mediapidato.com/2014/12/dasar-dasar-keterampilanberbicara.html. (online) diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 13.32 WITA
Mascerdas. 2015. Fungsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
http://mascerdas.blogspot.co.id/2015/10/fungsi-dan-faktor-yangmempengaruhi.html. (online) diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 13.52
WITA

.