PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan (8)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan kami
(kelompok 5) yang telah memberikan nikmat hidayah dan taufinya atas
selesainya makalah ini. Demikian pula salawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada junjungan nabi besar muhammad saw., para sahabat dan pengikutnya
yang setia hingga akhir masa nanti. Dalam penulisan makalah ini kami
memfokuskan pembahasan tentang “dzikir, sholat, dan do’a”, yang sumbernya
berasal dari al-iur’an dan al-hadis serta beberapa buku-buku keislaman.
Makalah ini sangat terbuka untuk kalangan umum maka dari itu kami (kelompok
5) memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk memberikan kritik,
masukkan, atau apa saja yang dapat membantu kami dalam memperbaiki
tatacara penulisan makalah ini. Atas kontribusi tersebut saya ucapkan terima
kasih, semoga kita umat islam yang menjunjung tinggi ajaran nabi Muhammad
saw., tetap selalu dalam lindungan allah swt. Amiin…

Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini tentu akan menciptakan pertanyaan apa tujuan dan
manfaatnya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk umat muslim
yang ingin memperdalam pemahamanya dalam bidang “dzikir, sholat, dan do’a”
karena dalam penulisan makalah ini berasal dari sumber yang tidak patut untuk

dipertanyakan kembali tentang kebenarannya yakni al-iur’an dan ada pula
sumber yang tidak kalah dari al-iur’an yakni al-hadist, serta beberapa sumber
dari buku keislaman.

Manfaat Penulisan
Kemudian kita membahas tentang manfaat, karena dalam penulisan makalah ini
kami berharap untuk mendapatkan nilai yang baik dari bapak dosen. ada pula
manfaat lain dari penulisan materi ini adalah sebagai berikut :
 Semoga bermanfaat untuk ilmu pendidikan agama islam
 Semoga bermanfaat untuk para pembaca yang ingin lebih
mempelajari islam lebih mendalam terutama pada bidang “dzikir,
sholat, dan do’a”
 Sebagai bukti dokumenter atas terselesainya tugas kami
`

Gorontalo, 24 oktober 2016

PEMBAHASAN
# Dzikir
Zikir atau Dzikir (Arab: ‫ذِکْر‬, ðɪkr) adalah sebuah aktiftas ibadah dalam umat

Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji
nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.
Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", sedangkan
doa yang paling utama adalah "Alhamdulillah". Seseorang yang melakukan zikir
disebut dzaakir (‫)ذاكر‬.
Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata
zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering
didefnisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui
kalimat-kalimat thayyibah.
Adapun tatacara berdzikir yan terbagi atas 3 langkah yakni :
1. Pertama
Zikir pertama adalah dengan mengingat nama dan sifat Allah serta memuji,
mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
Sekedar menyanjung Allah seperti mengucapkan “subhanallah wal
hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar”, “subhanallah wa bihamdih”,
“laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa ‘ala kulli syai-in iodiir”.
Menyebut konsekuensi dari nama dan sifat Allah atau sekedar
menceritakan tentang Allah. Contohnya adalah seperti mengatakan, “Allah
Maha Mendengar segala yang diucapkan hamba-Nya”, “Allah Maha Melihat

segala gerakan hamba-Nya, “tidak mungkin perbuatan hamba yang samar
dari penglihatan Allah”, “Allah Maha menyayangi hamba-Nya”, “Allah kuasa
atas segala sesuatu”, “Allah sangat bahagia dengan taubat hamba-Nya.”
2. Kedua
Zikir kedua dengan mengingat perintah, larangan dan hukum Allah. Zikir
jenis ini ada dua macam:
1. Mengingat perintah dan larangan Allah, apa yang Allah cintai dan apa
yang Allah murkai.
2. Mengingat perintah Allah lantas segera menjalankannya dan
mengingat larangan-Nya lantas segera menjauh darinya.
3. Ketiga

Zikir ketiga adalah dengan mengingat berbagai nikmat dan kebaikan yang
Allah berikan.
Teknis berzikir
Bertasbih yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad yaitu menggunakan jari kanan
atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan
bersaksi dihadapan Allah. Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, dan
bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan biji

tasbih. Karena menurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir
ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada hari
kiamat jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan Allah.
Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media
penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (counter), dikarenakan lebih
utama dan mudah menurut sebagian ulama. Imam Muhammad Abdurrauf Al
Munawi menjelaskan dalam kitab "Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir",
ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap
sunahnya subhah (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada
masa sahabat, Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa Abu Hurairah
memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, dia tidaklah tidur sampai dia
bertasbih dengannya.
Dalam riwayat Ad-Dailami: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif
(Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Buliini,
dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih
utama sesuai zhahir hadits.
Berikut ini adalah beberapa perintah berdzikir, dan tatacara berdzikir yang
berasal dari al-iur’an dan al-hadist serta beberapa buku keislaman :
1. "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41).

‫صلاى ا‬
ُ ْ‫ َسمِع‬: ‫ا َيقُو ُل‬
2. Rasulullah mengajarkan doa berikut ini, ُ‫ا‬
ِ ‫ت َرسُو َل ا‬
ِ ‫عن َج ِابر ب َْن َع ْب ِد ا‬
َ ‫ا‬
َ
َ
ِ
‫ا‬
‫ا‬
ْ
‫ا‬
)) ‫ل‬
ِ ِ ‫ ال َح ْمس ُد‬: ‫ضس ُل الس ُد َعا ِء‬
َ ‫ َوأ ْف‬، ُ‫ضس ُل السسذ ْك ِر ل إِلَس َه إِل ا‬
َ ‫ (( أ ْف‬: ‫ َعلَ ْي ِه َو َسسل َم َيقُسسو ُل‬Dari Jabir bin Abdullah
berkata, “Saya mendengar rasulullah
bersabda: “Dzikir yang paling
utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Alhamdu Lillah.” (HR. Tirmidzi no. 3305, Ibnu Majah no. 3790, Ibnu Hibban,

dan al-Hakim. Al-Hakim menshahihkannya, sedangkan syaikh Al-Albani
menghasankannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 2692).
3. Yusairah, dia mengatakan, Rasulullah
berpesan kepada kami (para
sahabat wanita), ‫ َواعْ قِس ْسد َن‬،‫ َو َل َت ْغفُ ْل َن َف َت ْن َسسي َْن الرا حْ َمس َة‬،‫ِيس‬
‫د‬
َ ‫َيا ِن َسا َء ْال ُمس ْسؤ ِم َن‬
ِ ‫ َعلَ ْي ُكنا ِبال ات ْهلِيس‬،‫ين‬
ِ ‫يح َوال ات ْقس‬
ِ ‫سل َوال ات ْسس ِب‬
َ ‫“ ِب ْالَ َنام ِِل َفسسإِ انهُنا َم ْسس ُئ‬Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin
ٌ‫ت م ُْسس َت ْن َط َقات‬
ٌ ‫ول‬
bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai,
sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena
semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.” (HR. Ahmad 27089,
Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib
Al-Arnauth dan Al-Albani).

ُ ‫َرأَي‬

4. Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dia menceritakan, ‫صلاى اُ َع َل ْي ِه َو َسلا َم‬
ِ ‫ْت َرسُو َل‬
َ ‫ا‬
‫“ َيعْ قِسسس ُدهُنا ِب َيسسس ِد ِه‬Saya melihat, rasulullah
menghitung dzikir dia dengan
tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).
‫صلاى ا‬
ُ ‫َرأَي‬
5. Abdullah bin Umar, dia berkata: ‫يح َقسسا َل ابْنُ قُدَ ا َمس َة‬
ِ ‫ْت َرسُو َل ا‬
َ ‫اُ َعلَ ْي ِه َو َسلا َم َيعْ ِقس ُد ال ات ْسس ِب‬
َ ‫ا‬
‫ب َيمِينِسسس ِه‬.
menghitung tasbih (dzikirnya); Ibnu
ِ "Saya melihat rasulullah
Qudamah mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu
Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).
6. Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari)
tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521),
dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).

7. Ibnu Nujaim Al-Hanaf dalam kitab Al-Bahri Ar-Raaii terhadap hadits
tentang berdzikir dengan biji-biji tasbih berkomentar: "Nabi tidak
melarangnya. Dia hanyalah menunjukkan cara yang lebih mudah dan
utama, seandainya makruh tentu dia akan menjelaskan hal itu kepada
wanita tersebut. Dari kandungan hadits ini, dapat kita pahami bahwa
subhah (biji tasbih) tidak lebih dari kumpulan bijian yang dirangkai dengan
benang. Masalah seperti ini tidak berdampak pada pelarangan. Maka,
bukan pula kesalahan jika ikut menggunakannya sebagaimana
sekelompok kaum suf yang baik dan selain mereka. Kecuali jika di
dalamnya tercampur muatan riya dan sum’ah, tetapi kami tidak
membahas hal ini." (Ibnu ‘Abidin, Raddul Muhtar, Juz 5 hal. 54).
8. Hadits dari Tsauban, dia menceritakan dzikir yang dibaca nabi seusai
ْ ‫صس َل ِت ِه‬
shalat, ‫ك‬
‫ «الل ُه ام أَ ْنتَ ا‬:‫اسس َت ْغ َف َر َث َل ًثا َو َقسسا َل‬
ِ ‫ان َرسُو ُل‬
َ ‫السس َل ُم َو ِم ْنس‬
َ ْ‫ف مِن‬
َ ‫صس َر‬
َ ‫ إِ َذا ا ْن‬،‫صسلاى اُ َعلَ ْيس ِه َو َسسلا َم‬

َ ‫ا‬
َ ‫َك‬
ْ
ْ
َ
ْ
ْ
َ
َ
َ
َ‫ت‬
‫الكس َر ِام‬
‫ » ا‬Rasulullah setiap selesai shalat, dia membaca
َ ‫ ت َبس‬،‫السسل ُم‬
ِ ‫سارك ذا ال َجل ِل َو‬
istighfar 3 kali, kemudian membaca, ‫ال ْك َر ِام‬
َ ‫ َت َب‬،‫ك الس َال ُم‬
َ ‫الل ُه ام أَ ْنتَ الس َال ُم َو ِم ْن‬
ِ ْ ‫ار ْكتَ َيا َذا ْال َج َل ِل َو‬
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal

ikroom. “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan.
Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR.
Muslim no. 591 (135), Nasai 1337 dan 3/68-69, Ahmad 5/275, 279, Abu
Daud no. 1513, Ibnu Khuzaimah no. 737, ad-Darimi 1/311 dan Ibnu Majah
no. 928).
9. “Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu
mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu
memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R.
Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341).
10.Abu Hurairah, dimana rasulullah bersabda, َ‫ِين َو َحمِد‬
َ ‫ص َل ٍة َث َل ًثا َو َث َلث‬
َ ‫ا فِي ُدب ُِر ُك ِل‬
َ ‫َمنْ َسب َاح ا‬
ً
‫ا‬
‫ا‬
ٌ

ْ
ْ
ْ
‫ا‬
َ
َ
ْ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
‫ك َول س ُه‬
ُ ‫يك ل س ُه ل س ُه المُلس‬
َ ‫ُون َو َقا َل َت َما َم المِا َئ ِة ل إِل َه إِل اُ َوحْ َدهُ ل َش س ِر‬
َ ‫ك تِسْ َعة َوتِسْ ع‬
َ ِ‫ِين َفتل‬
َ ‫ا ثلثا َوثلث‬
َ ‫ا َث َل ًثا َو َثلث‬
َ ‫ِين َو َكب َار‬
َ‫ا‬
ْ ‫ت َخ َطا َياهُ َوإِنْ َكا َن‬
ْ ‫“ ْال َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِل َشيْ ٍء َقدِي ٌر ُغف َِر‬Barang siapa yang bertasbih
‫ت م ِْث َل َز َب ِد ْال َبحْس ِر‬
sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x
setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian
menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu
wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli
syai-in iodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih
di lautan.” (HR. Muslim no. 597).
11.Rasulullah bersabda, ‫أفل أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسسسبقون به من بعسسدكم ول يكسسون أحد أفضل‬
‫منكم إل من صنع مثل ما صسسنعتم قسسالوا بلى يا رسسسول ا قسسال تسسسبحون وتحمسسدون وتكسسبرون خلف كل صسسلة ثلثا وثلثين‬
“Maukah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian

mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat
kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada
seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian
lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “Tentu, ya rasulullah”.
Rasulullah kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan
bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan
HR. Muslim no. 595).
12.Rasulullah bersabda, َ‫صسلَ ٍة َم ْك ُت ْو َبس ٍة لَ ْم َي ْم َنعْس ُه مِنْ ُد ُخس ْسو ِل ْال َج ان ِة إِلا أَنْ َي ُمس ْسوت‬
َ ‫َمنْ َق َرأَ آ َي َة ْال ُكرْ سِ ي ُدب َُر ُكس ِل‬
“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat
fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain
kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532,
Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410).
‫صسلاى ا‬
13.Uibah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata, َ‫سرأ‬
ِ ‫أَ َم َرنِي َرسُو ُل ا‬
َ ‫اُ َعلَ ْيس ِه َو َسسلا َم أَنْ أَ ْقس‬
َ ‫ا‬
ْ
َ
‫صس َل ٍة‬
ِ ‫“ ِبال ُم َعوِ ذا‬Rasulullah memerintahkanku agar membaca surat Alَ ‫ت ُدب َُر ُكس ِل‬
Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falai, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan
shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no.
1348).
14.Dari Abu Dzar. Nabi bersabda: “Barangsiapa setelah solat Maghrib dan
Subuh membaca:... Allah akan menulis setiap sekali dengan 10 kebaikan,
dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dan Allah melindunginya dari
setiap keburukan, dan Allah melindunginya dari gangguan setan yang
terkutuk.” HR. Ahmad 4/227, 5/420 dan at-Timirdzi no. 3474.
15.HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (1/152, no. 753), dan Ibnus
Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 54, 110), dari Ummu Salamah.
16.Rasulullah bersabda, ‫معقبات ل يخيب قائلهن أو فاعلهن دبر كل صلة مكتوبة ثلثا وثلثون تسبيحة وثلثا‬
‫“ وثلثون تحميدة وأربع وثلثون تكبيرة‬Ada beberapa amalan penyerta yang barangsiapa
mengucapkannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka
dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid
sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim no. 596).
17.Cara ketiga ini dilandaskan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim yang mengisahkan bagaimana rasulullah
menanggapi keluhan orang-orang miskin yang merasa kalah beramal
dengan orang-orang kaya karena harta mereka. Rasulullah bersabda, ‫أفل‬
‫أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ول يكون أحد أفضل منكم إل من صنع مثل ما صنعتم قسسالوا بلى يا‬
‫“ رسول ا قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صسسلة ثلثا وثلثين‬Maukah kalian saya ajarkan
sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang
mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orangorang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama
kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang
miskin) menjawab: “tentu, ya rasulullah”. Rasulullah
kemudian
menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap
selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no.
595).
18.Rasulullah bersabda, ‫ون َمنْ َجا َء َبعْ دَ ُك ْم َو َل َيأْتِي أَ َح ٌد ِبم ِْث ِل َما‬
َ ُ‫ان َق ْبلَ ُك ْم َو َتسْ ِبق‬
َ ‫ون َمنْ َك‬
َ ‫أَ َف َل أ ُ ْخ ِب ُر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر ُت ْد ِر ُك‬
ْ
‫ُون َع ْشسرً ا‬
َ ‫ُون َع ْشسرً ا َو ُت َك ِبر‬
َ ‫صس َل ٍة َع ْشسرً ا َو َتحْ َمس د‬
َ ‫سر ُكس ِل‬
َ ‫“ ِج ْئ ُت ْم ِب ِه إِ ال َمنْ َجا َء ِبمِثلِ ِه ُت َس ِبح‬Maukah kalian
ِ ‫ُون فِي ُد ُبس‬
saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang
yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului
orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih
utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan? Yaitu kalian

bertasbih sebanyak 10x, bertahmid sebanyak 10x, dan bertakbir sebanyak
10x.” (HR. Bukhari no. 6329).
19.Hadis yang menjadi landasan cara kelima ini adalah hadis yang sama
dengan hadis Muslim no. 595 di atas. Hanya saja pada akhir riwayat
tersebut, terdapat tambahan keterangan dari salah seorang periwayatnya
yang bernama Suhail. ‫وزاد في الحديثا يقول سهيل إحدى عشرة إحدى عشرة فجميع ذلك كله ثلثة وثلثون‬
“Terdapat tambahan pada hadis tersebut, dimana Suhail berkata: masingmasing (tasbih, tahmid, dan takbir) berjumlah sebelas kali, sehingga total
seluruhnya menjadi 33x.” (HR. Muslim no. 595).
20.Cara keenam ini berdasarkan hadis yang mengisahkan tentang seorang
sahabat Anshor yang bermimpi mengenai cara berdzikir yang kemudian
disetujui oleh rasulullah . Dalam mimpi tersebut ada yang berkata, ‫سبحوا‬
‫“ خمساس وعشرين واحمدوا خمساس وعشرين وكبروا خمسا وعشسسرين وهللسسوا خمسا وعشسسرين فتلك مائة‬Bertasbihlah
25x, bertahmidlah 25x, bertakbirlah 25x, dan bertahlillah 25x, maka
totalnya menjadi 100x.” Pada pagi harinya, sahabat tersebut
mengabarkan tentang mimpinya kepada rasulullah. Lalu rasulullah pun
bersabda, ‫“ افعلوا كما قال النصاري‬Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh
sahabat Anshor ini.” (HR. An Nasa-i no. 1351).

#Shalat
Salat ([sαlat'] bahasa Arab: ‫ ;صلةا‬transliterasi: alāt; variasi ejaan: shalat, solat,
sholat) merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat
Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi
Muhammad sebagai fgur pengejawantah perintah Allah. Umat muslim
diperintahkan untuk mendirikan salat karena menurut Surah Al-'Ankabut dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar.
"...dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)." — Al-'Ankabut 29:45
Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa.
Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus
atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut:
1. Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya.
Salat fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
2. Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun
dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat
(fardhu 'ain untuk pria).
3. Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak
langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah
ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada
orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan
menjadi berdosa bila tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.
Salat dalam Al-iur’an

Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang salat di dalam Aliuran,
kitab suci agama Islam.
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka
mendirikan salat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat)
yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (Ibrahim 14:31).
Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zina) dan
mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan (al-‘Ankabut 29:45).
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan (Maryam 19:59).
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap
mengerjakan salatnya (al-Ma’arij 70:19-23).
Berikut ini adalah beberapa perintah shalat, dan tatacara shalat yang berasal
dari al-iur’an dan al-hadist serta beberapa buku keislaman :
1. Rasulullah bersabda, Salatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat
aku mempraktikkannya. Hadits riwayat Imam Bukhari no. 628, 7246 dan
Imam Muslim no. 1533.
2. Muhammad bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka
adalah salat. Barangsiapa yang meninggalkan salat, maka berarti dia
telah kafr." Hadis riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi.
3. Muhammad bersabda: "Barangsiapa yang menjaga salat maka ia
menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan
barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya,
bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun,
Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf." Hadis shahih riwayat Imam Ahmad,
At-Thabrani dan Ibnu Hibban.
4. “Salatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam
keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur
menyamping.” HR Bukhari no. 1117, dari ‘Imron bin Hushain.
5. “Pembuka salat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari halhal di luar salat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya
kembali adalah ucapan salam.” HR Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu
Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.
6. “Tidak ada salat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al
Fatihah.” HR Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394, dari ‘Ubadah bin Ash
Shomit.
7. “Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.” HR Bukhari no. 793
dan Muslim no. 397.

8. “Salat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian
menyempurnakan wudhu, … kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’
dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang ada
dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” HR Ad-Darimi no. 1329.
9. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
“Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.”
“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.”
“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari
sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan
thuma’ninalah ketika sujud.”
10.“Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam salat, maka
ucapkanlah “at tahiyatu lillah …”.” HR Bukhari no. 831 dan Muslim no.
402, dari Ibnu Mas’ud.
11.“Jika salah seorang di antara kalian hendak salat, maka mulailah dengan
menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi , lalu
berdo’a setelah itu semau kalian.” Riwayat ini disebutkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Fadh-lu Salat ‘alan Nabi, hal. 86, Al Maktabah Al Islamiy,
Beirut, cetakan ketiga 1977.
12.“Yang mengharamkan dari hal-hal di luar salat adalah ucapan takbir.
Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.” HR
Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.
13.Pembahasan rukun salat ini banyak disarikan dari penjelasan Syaikh Abu
Malik dalam kitab Shahih Fiih Sunnah terbitan Al Maktabah At Taufiiyah.
14.Rasulallah bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf
termasuk kesempurnaan salat.” (Hadits riwayat Bukhari, dalam Fath alBari’ No.723)
15.Rasulallah bersabda, “Benar-benarlah kalian meluruskan shaf-shaf kalian
atau Allah akan membuat berselisih di antara wajah-wajah kalian.” (Hadits
riwayat Bukhari 717, Imam Muslim 127, Lafadz ini dari Imam Muslim).
Berkata Al-Imam An-Nawawi, “Makna hadits ini adalah akan terjadi di
antara kalian permusuhan, kebencian dan perselisihan di hati.”
16.Rasulallah bersabda, “Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara
bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap
tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi
setan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya
dan barangsiapa yang memutuskannya maka Allah akan
memutuskannya.” (Hadits riwayat Bukhari, Abu Dawud 666. Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Dawud)
17.Dari Abu Qosim Al-Jadali berkata, “Saya mendengar Nu’man bin Basyir
berkata, ‘Rasulallah menghadapkan wajahnya kepada manusia dan
bersabda, ‘Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan
shaf-shaf kalian! Demi Allah benar-benar kalian meluruskan shaf-shaf
kalian atau Allah akan menjadikan hati kalian berselisih.’ Nu’man berkata,
‘Maka saya melihat seseorang melekatkan bahunya dengan bahu
kawannya, lututnya dengan lutut kawannya, mata kaki dengan mata kaki
kawannya.’’” (Hadits riwayat Abu Dawud 662, Ibnu Hibban 396, Ahmad
4272. Dishahihkan Syaikh Al-Albany dalam As-Shahihah no.32)

#Do’a

dalam arti luas do’a mempunyai banyak arti karna kami (kelompok 5) yakin
bahwa pakar islam memiliki pandangan yang berbeda-beda, dan berikut ini
adalah beberapa pengertian dari do’a
Do’a adalah Mendekati Tuhan dengan penuh percaya Karena bagi Tuhan tidak
pernah menjadi soal besarnya masalah yang kita hadapi. Semakin besar
masalah yang kita hadapi semakin ajaib pula kuasaNya yang akan kita alami
Sabar dan tetaplah berdoa....
Do’a adalah Menyerahkan diri dengan sepenuh hati ke dalam tanganNya.
Do’a adalah Memohon dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan adalah penolong
kita yang selalu tepat waktu.
Do’a adalah Membiarkan Tuhan untuk mengurus jam, pekerjaan, hidup kita
setiap saat, dan dengan hati penuh sukacita dalam jaminan SabdaNya yang tak
berubah, sebab tidak ada air mata orang percaya yang tidak ditampungNya,
tidak ada hati yang pecah yang tidak dibebatnya.
Jadi dapat kami simpulkan bahwa do’a adalah sesuatu kegiatan untuk
mendekatkan diri pada allah selain itu do’a adalah sarana untuk memohon
ampun kepada allah swt atas dosa-dosa yang telah kita perbuat sebelumnya dan
kunci dalam berdo’a adalah bersabar karena tidak semua do’a dapat diijabah
oleh allah pada saat itu juga maka harus diperlukan usaha dalam mewujudkan
do’a agar bisa mencapai tujuan dari do’a.
Berikut ini adalah dalil tentang do’a dalam al-iur’an
1. QS. Al Baiarah (2): 186
ُ
َ َ ‫سأَل‬
‫م‬
ِ ‫ك‬
ِ ْ‫جيبُوا ل ِي وَلْيُؤ‬
ُ ‫ج‬
ٌ ِ‫عبَادِي عَنّي فَإِنّي قَر‬
ْ َ ‫َان فَلْي‬
َ ‫وَإِذ َا‬
ْ ُ‫منُوا بِي لَعَلّه‬
ِ َ ‫ست‬
ِ ‫يب أ‬
ِ ‫اع إِذ َا دَع‬
ِ ّ ‫يب دَعْوَةاَ الد‬
‫ن‬
َ ‫ي َ ْرشُ دُو‬
Terjemahnya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.
2. QS Al A’raf (7): 55
‫ين‬
ُ َ‫ض ّرعًا و‬
ً َ ‫خفْي‬
ّ ‫ه ل َ يُح‬
َ َ‫م ت‬
ُ ْ ‫ِب ال‬
ُ ّ ‫ة إِن‬
ْ ُ ‫ادْعُوا َربّك‬
َ ِ‫معْتَد‬
Terjemahnya:
Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Ma’na Klausa

َ َ ‫سأَل‬
‫يب‬
ِ ‫ك‬
ٌ ِ‫عبَادِي عَنّي فَإِنّي قَر‬
َ ‫وَإِذ َا‬
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Artinya bahwa Allah swt., sangat
dekat dengan hamba-Nya berdasarkan dengan ilmu Allah, untuk itu kepada Nabi
Muhammad saw., disuruh menyampaikan hal tersebut kepada ummatnya.
ُ
‫َان‬
ُ ‫ج‬
ِ ‫أ‬
ِ ‫اع إِذ َا دَع‬
ِ ّ ‫يب دَعْوَةاَ الد‬
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon
kepada-Ku. Artinya bahwa Allah swt., mengabulkan doa mereka yang berdoa
sehingga mereka dapat memperoleh apa yang ia kehendaki atau yang ia
hajatkan.
‫جيبُوا ل ِي‬
ْ َ ‫فَلْي‬
ِ َ ‫ست‬
…maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku. Artinya bahwa
Allah swt., menghendaki agar hamba-Nya taat dan patuh menjalankan perintah
Allah. Sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia atau hamba dituntut
melaksanakan seluruh perintah Allah swt., kemudian mengajukan permohonan
atau berdoa.
‫منُوا‬
ِ ْ‫وَلْيُؤ‬
… dan hendaklah mereka beriman … Artinya bahwa manusia harus konsisten
dalam beriman atau senantiasa beriman.
‫ن‬
َ ‫م ي َ ْرشُ دُو‬
ْ ُ‫بِي لَعَلّه‬
… kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Artinya bahwa Allah
memberi petunjuk kepada mereka yang senantiasa beriman dan bertakwa
kepada-Nya.

HASIL SURVEY

Dalam pembuatan makalah ini kami berhasil mensurvey dan sekaligus
mewawancarai beberapa anak muda yang berada pada kompleks saya. Dalam
wawancara tersebut kami menanyakan satu hal tentang dzikir, satu hal tentang
sholat, dan satu hal tentang do’adan berikut ini adalah hasil wawancaranya atau
percakapannya yang telah kami perindah bahasanya :
Kami
: assalamu alaikum Wr. Wb, maaf mengganggu aktiftasnya. Kami
hanya ingin minta
waktu sebentar untuk mewawancarai, yaitu
bagaimana tatacara anda berdzikir dan
kenapa anda memilih
alasan tersebut sebagai tatacara anda berdzikir?
Narasumber 1
: waalaikum sallam Wr. Wb, iya tidak masalah. Tata cara
berdzikir saya adalah dengan melafalkan nama-nama agung dari
allah swt, dengan khusyu. Kenapa saya memilih cara itu mungkin
itu adalah cara yang paling mudah dalam melaksanakan dzikir.
Narasumber 2
: waalaikum sallam Wr. Wb, iya tidak apaapa. Kalau saya sih
tidak terlalu formal saja karena dalam berdzikir karena menurut
saya allah itu maha mengetahui jadi dari landasan itu saya berpikir
apapun yang kita niat kan dengan cara baik akan mendapatkan
hasi yang baik pula. Sekalipun kita tidak mengucapkan apaapa
tapi hati kita telah betul-betul berniat untuk berdzikir maka dari
situ saja sudah dinamakan dzikir.
Kami

: dalam islam indonesia sering terjadi perdebatan dalam
melaksanakan ibadah sholat, dan lebih mengacu pada niat sholat
dimana sering terjadi perdebatan antara umat islam yang
memegangang teguh al-iur’an dan umat yang berpegang teguh
pada sunnah rasul, pertanyaannya menurut anda ummat manakah
yang lebih benar dalam pelaksanaan sholat yakni niat yang
diwajibkan atau niat yang tidak diwajibkan?

Narasumber 3
: bicara tentang shalat saya mungkin tidak terlalu banyak
dalam hal referensi, tapi saya lebih setuju dengan pernyataan
yang tidak diwajibkan itu karena niat itu tidak harus dari sebelum
takhbiratul ikhram itu saja menurut saya
Narasumber 4
: kalau saya sih lebih setuju pada umat yang mengikuti
sunnah rasul saw karena pernah saya dengar di tausiah di radioradio dimana bahwa kalo orang yang sudah akan berangkat ke
masjid berarti dia sudah memiliki niat untuk sholat jadi menurut
saya itu sudah termasuk niat pertama dalam shalat dan niat
sebelum takhbiratul ikhram itu tidak diwajibkan
Kami

: dengan berdo’a berarti kita telah meminta sesuatu kepada ALLAH
SWT. Sudah banyak sekali ummat islam yang telah berdo’a pada
tuhan maha pencipta tapi apa yang mereka do’a kan itu beum
juga terpenuhi. bagaimana tanggapan anda tentang pernyataan
tersebut?

Narasumber 5
: kalau do’a belum dikabulkan ya mungkin waktunya belum
tepat
Narasumber 6
: mungkin kalo do’a dikabulkan atau tidaknya itu tergantung
usaha ya karena tidak mungkin kita hanya duduk-duduk di masjid
dan berdo’a setiap waktu tampa melakukan usaha dan kita sangat
berharap untuk do’anya terkabulkan. Jadi “do’a+usaha = hasil
yang diinginkan”. Karena dlam kenyataannya memang do’a harus
di barengi dengan usaha, dan mungkin itu saja dari saya.
Jadi setelah kami mewawancarai para anak muda mengenai dzikir, shalat, dan
do’a, kami telah mendapatkan jawaban yang berbeda pada setiap narasumber
dan kami juga mendapatkan jawaban yang sangat manusiawi berupa tidak tahu,
lupa, dan juga kami menemukan beberapa jawaban yang bahasanya kurang baik
karena mungkin pergaulan mereka yang tidak terlalu terkontrol.
Dan kami menyimpulkan bahwa kemungkinan 70% masyarakat yang ada di
kompleks saya itu masih belum terlalu paham dalam tatacara pelaksanaan
berdzikir yang sesuai dengan perintah al-iur’an ataupun al-hadist. begitu pula
dengan kesadaran maysrakat yang ada di kompleks saya mereka (termasuk
saya) masih belum bisa melaksanakan ibadah sholat lima waktu karena berbagai
alasan salah satu contoh alasannya bahwa mereka masih sibuk atau tida ada
waktu untuk melakukannya. Dan dalam berdo’a hasil yang kami dapatkan
adalah bahwa mereka (termasuk saya) hanya akan berdo’a kalau sedang
ditimpa musibah atau kalau ada dalam keadaan yang terpuruk untuk meminta
pertolongan dari allah yang maha kuasa

KESIMPULAN
Dengan demikian materi tentang dzikir, sholat, dan do’a, telah terjelaskan Pada
bab pembahasan diatas.
Dzikir adalah sebuah aktiftas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat
Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah
satu kewajiban dimana seperti yang disebutkan dalam al-iur’an bahwa "Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41). Tetapi mungkin dalam al-hadist
memiliki pengertian yang berbeda mulai dari tatacara berdzikir, sampai pada
pengertian dzikir secara umum maka kami kelo mpok 5 menyimpulkan bahwa
dzikir adalah suatu rangkaian kegiatan mengingat nama allah swt sampai
khusyu dalam tatacara peaksanaannya seperti dalam al-iur’an berdzikir adalah
menyebut nama allah dengan sebanyak-banyaknya.
Shalat adalah ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam,
praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad
sebagai fgur pengejawantah perintah Allah. Bahkan rasulullah saw bersabda
“barang siapa yang muslim yang meninggalkan sholat adalah seorang kafr”
kurang lebih seperti itu maaf soalnya kami lupa itu hadist dari siapa karna kami
masih selaku manusia biasa yang mungkin memiliki banyak kekurangan karena
sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik allah swt. Ada banyak masalah
atau pertentangan soal shalat dalam sumber islam yakni al-iur’an dan al-hadist.
Contoh simpelnya banyak pertentangan dikalangan masyarakat islam
diindonesia hanya karena niat sholat dimana dalam al-iur’an niat shalat harus
diwajibkan sebelum takhbirattul ikhram, tetapi dalam islam al-hadist atau umat
isam yang mengikuti perntah atau sunnah-sunnah rasul menyatakan bahwa niat
dalam shalat sebelum takhbirttul ikhram tidak terlalu diwajibkan karena menurut
mereka saat seorang sudah turun dari rumah dan berniat untuk sholat itu sudah
merangkul niat untuk shalat tersebut. Kalau menurut kami kelompok 5 kami
lebih pro terhadap pemikiran para pakar al-hadist tapi kami juga tidak menyalah
kan perintah dalam al-iur’an karena menurut kami niat itu berasal dari hati dan
bukan hanya jadi formalitas saja.
Do’a adalah adalah sesuatu kegiatan untuk mendekatkan diri pada allah
selain itu do’a adalah sarana untuk memohon ampun kepada allah swt atas
dosa-dosa yang telah kita perbuat sebelumnya dan kunci dalam berdo’a adalah
bersabar karena tidak semua do’a dapat diijabah oleh allah pada saat itu juga
maka harus diperlukan usaha dalam mewujudkan do’a agar bisa mencapai
tujuan dari do’a. ada banyak pengertian tentang do’a dalam islam maka dari itu
kita sebagai mahasiswa harus bisa lebih kritis lagi dalam berpikir harus bisa lebih
mengkaji secara lebih mendalam lagi.

Dan mungkin itu saja kesimulan yang dapat kami simpulkan dari materi
dzikir, sholat, dan do’a, kami memohonkan kritik dari bapak chaerudin selaku
dosen pendidikan agama islam yang semoga bisa member kami motivasi dan
inovasi pada kami agar bisa membuat argument yang lebih baik lagi
kedepannya…

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama, Al-Qur’ãn Dan Terjemahnya. Surabaya : CV Pustaka agung
harapan, 2006.
Al-Hadist ( Al-Bukhari, Al-Busti, Al-Humadah, dan lain-lain)
Muhammadiyah Amin dan Rahmawati Caco, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan
Hukum. Jakarta :

Mitra Media Mustika Jakarta, 2008

Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, Jakarta :
Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:dzikir_secara_etimologi
http://id.wikipedia.org/wiki/2013/01/10/Wikipedia:pengertian_shalat_dalam_islam
http://islam-indonesia.blogspot.com/2012/06/keajaiban-do’a.html