METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN INDONESIA

PT. ………….. 2018
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN JEMBATAN

LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI I
1.2

Mobilisasi

1.8

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

1.8.(3)

Cofferdam dan Pekerjaan Dewatering

1.17


Pengamanan Lingkungan Hidup

DIVISI II
2.1.(1)

Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air

2.2.(1)

Pasangan Batu Dengan Mortar

2.3.(3)

Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter dalam 75-85 cm

DIVISI III
3.1.(3)

Galian Struktur Dengan Kedalaman 0 – 2 Meter


3.2.(1a)

Timbunan Biasa Dari Sumber Galian

3.2.(2a)

Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian

DIVISI VII
7.1 (5)a
7.1 (6)
7.1 (7)a
7.1 (9)
7.1 (10)
7.2 (1a)

Beton Mutu Sedang f’c 30 Mpa Lantai Jembatan
Beton Mutu Sedang f’c 25 Mpa
Beton Mutu Sedang f’c 20 Mpa Dinding & Trotoar
Beton Siklop f’c 15 Mpa

Beton Mutu Rendah f’c 10 Mpa
Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I
Bentang 25,6 Meter 40 Mpa

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 1

PT. ………….. 2018
7.2 (1b)

Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I
Bentang 30,6 Meter 50 Mpa

7.2 (10a)

Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan
Setelah Pengecoran (post Tension) Untuk Girder 25,6 Meter

7.2 (10b)


Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan
Setelah Pengecoran (post Tension) Untuk Girder 30,6 Meter

7.2 (12a)

Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa
Untuk Girder 25,6 Meter

7.2 (12b)

Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa
Untuk Girder 30,6 Meter

7.3 (1)

Baja Tulangan U 24 Polos

7.3 (3)


Baja Tulangan U 32 Ulir

7.6 (12b)

Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600
mm Tipe C

7.6 (18b)

Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Diameter
600 mm

7.6 (20)

Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d
7.6.(18) bila dipancang di tempat yang berair

7.9 (1)

Pasangan Batu


7.11 (6)

Expansion Joint Tipe Baja Bersudut

7.12 (3)

Perletakan Elastomer Bearing Pad, 35 x 50 x 4 cm

7.12 (5)

Karet Fender Tipe V, H = 300 mm, L = 1000 mm

DIVISI VIII
8.4.(10b)

Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)

DIVISI IX
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….


Page. 2

PT. ………….. 2018
9.1.(1)

Mandor

9.1.(2)

Pekerja Biasa

9.1.(4)a

Dump Truck, Kapasitas 3 – 4 M³

9.1.(19)

Pompa Air 70 – 100 mm


DIVISI I
1.2 Mobilisasi
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 3

PT. ………….. 2018
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan
yang akan digunakan untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal
dari luar pulau dimobilisasi dengan Kapal Laut kemudian setelah tiba di
daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan Tronton dan Ponton/LCT ke
Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor
pada akhir kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi
kepada konsultan pengawas untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke
pemimpin proyek untuk disetujui dan akan dinyatakan (persetujuannya)
sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor

kerja, barak karyawan, gudang dan lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18

Jenis Alat

Kapasitas

Jumlah

Batching Plant
60 Ton/Jam
1 Unit
Stone Crusher
60 Ton/Jam
1 Unit
Vibrator Roller
8 Ton
1 Unit
Motor Grader

10.8 Ton
1 Unit
Dump Truck
10 Ton
10 Unit
Dump Truck
5 ton
5 Unit
Water Tanker
4000 Liter
1 Unit
Water Pump
70 – 100 mm
1 Unit
Concrete Mixer
350 Liter
5 Unit
Excavator
PC 200
2 Unit
Excavator
PC 100
1 Unit
Compressor
4000 – 6500 Liter
1 Unit
Concrete Vibrator
5,5 HP
5 Unit
Pile Driver + Hammer
2,5 Ton
1 Unit
Crane On Track
35 Ton
1 Unit
Truck Mixer (Agiator)
5 M³
5 Unit
Concrete Pan Mixer
8 M³
2 Unit
Ponton
28 Ft
1 Unit
Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas
dimobilisasi menuju site (lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan
LCT/Ponton dan sebagian peralatan dengan Self Loader atau Trailer,
sedangkan
yang lain selain peralatan semua personil pekerja juga
dimobilisasi ke lokasi kerja.
C.Mobilisasi Fasilitas Kontraktor
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 4

PT. ………….. 2018
1. Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup
atap seng Bjls 0,30 lantai berupa rabat beton dilengkapi dengan pintu dan
jendela. Base camp dibuat sebagai tempat tinggal para karyawan selama
pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga dilengkapi kantor Direksi dan di
isi dengan meja, kursi lipat, kotak P3K dan papan nama proyek.
2. Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup
atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai tempat membuat laporan
dan kelengkapan administrasi proyek selama pekerjaan berjalan. Ataupun
dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan sebagai kantor
sementara pelaksanaan pekerjaan.
3. Gudang dan Lain-lain
Pembuatan Gudang,dan lain-lain dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup
atas seng Bjls 0,30. Gudang dan lain-lain dibuat sebagai tempat
penyimpanan material dan peralatan kerja dan juga sebagai fasilitas
penunjang pekerjaan selama pekerjaan dikerjakan.
D.

Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup
atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai tempat membuat laporan
dan kelengkapan administrasi proyek selama pekerjaan berjalan. Ataupun
dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan sebagai kantor
sementara pelaksanaan pekerjaan.
E.II. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan
dan komunikasi terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.
2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai,
pembuatan as-built drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan
dibuat sebagai laporan gambar terakhir kepada penyedia jasa bahwa
pekerjaan telah selesai.

3. Papan Nama Proyek
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 5

PT. ………….. 2018
Papan nama proyek digunakan sebagai identitas atau informasi
mengenai proyek. Papan nama dibuat dua buah dan ditempatkan pada awal
dan akhir proyek,papan nama terbuat dari plywood dan kayu kaso dengan
pondasi adukan semen, pasir dan split.
F.

Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas.
Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga
yang berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah berpengalaman
dalam penanganan proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan
jembatan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai
harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja
yang baik, atau keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada
masyarakat yang melintas di lokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga
penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan
jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1.
Rambu panah berkedip.
2.
Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3.
Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4.
Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5.
Rambu peringatan.
6.
Rambu petunjuk.
7.
Peralatan Komunikasi dan lainnya.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan
rambu lalu lintas sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan
pedoman perambuan sementara untuk pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003,
dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan jalan, dan peraturan
menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama
periode pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk
pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan
dari daerah kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak
merusak kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak
dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun
getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
G.

Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/fnishing pelaksanaan
pekerjaan segera dilakukan demobilisasi kembali. Setelah semua
Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 6

PT. ………….. 2018
pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di
bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan
ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan
pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, dan
PPK melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa
pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang
terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan
harus dilakukan perawatan.
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga
yang berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah berpengalaman
dalam penanganan proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan
jembatan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai
harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja
yang baik, atau keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada
masyarakat yang melintas di lokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga
penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan
jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1.
Rambu panah berkedip.
2.
Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3.
Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4.
Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5.
Rambu peringatan.
6.
Rambu petunjuk.
7.
Peralatan Komunikasi dan lainnya.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan
rambu lalu lintas sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan
pedoman perambuan sementara untuk pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003,
dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan jalan, dan peraturan
menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama
periode pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk
pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan
dari daerah kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak
merusak kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak
dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun
getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 7

PT. ………….. 2018
A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun
khusus dengan direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat
(24 jam perhari, 7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk
mengatasi kesulitan –kesulitan, keadaan darurat dan hal-hal lain terkait lalu
lintas dan manajemen keselamatan selama periode pelaksanaan.
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifkasi, dan
lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu
lintas yang di gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa
perlengkapan tersebut berfungsi sebagai mana mestinya, bersih, dapat
dilihat dan memenuhi spesifkasi,denah serta peraturan-peraturan setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang
sesuai, memberi pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait,
dan memastikan bahwa RMKL telah diimplemntasikan untuk pergerakan lalu
lintas yang aman dan efsiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan
direksi pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum
pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau
sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerja. Direksi pekerjaan harus
diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.
B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan
Oleh Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama
periode konstruksi sesui ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan
tenaga pengatur dan fagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.
1.8.(3) Cofferdam dan Pekeerjaan Dewatering
Pekerjaan Cofferdam sendiri memiliki defenisi sebagai bangunan
penghalang atau pagar sementara seperti dinding yang kedap air. Bangunan
ini dibuat di air sehingga menghasilkan suatu daerah kering yang aman
terhadap aliran air.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 8

PT. ………….. 2018
Pada lingkup pekerjaan ini cofferdam dipergunakan dalam pembuatan
abutment tengah jembatan yang berada di air. Dimana urutan
pelaksanaannya adalah :
1. Menetapkan jenis pengalihan air sungai yaitu dengan Diversion Tunnel
yaitu berbentuk saluran tertutup,
2. Menentukan daerah atau titik-titik tempat yang akan dibuatkan
Cofferdamnya yaitu di daerah sekeliling titik rencana abutment,
3. Karena lingkup pekerjaannya di air atau pada tanah dasarnya lunak, maka
disini kami menggunakan steel sheet pile atau dapat pula digunakan
cerucuk kayu dengan kedalaman di atas muka permukaan air,
4. Kemudian Sheet Pile dipancang atau dipasang ke dalam air sampai
menyentuh atau mendapatkan dasar sungai/tanah dasar sungai,
5. Setelah Sheet Pile terpasang dengan ketinggian rencana, selanjutnya
dipasang/diselipkan pelat baja/puddle untuk menahan rembesan air agar
tidak masuk ke dalam area cofferdam,
6. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bracing atau penahan antara
sheet pile yang satu dengan yang sheet pile yang lainnya,
7. Setelah pekerjaan cofferdam dapat dilanjutkan dengan pekerjaan
dewatering.

Gambar. Contoh Detail Coferram

Pekerjaan Dewatering adalah pekerjaan yang bertujuan untuk
mengendalikan debit atau volume air, atau dapat pula diartikan dengan
pekerjaan
pengeringan
pada
daerah
dalam
cofferdam.
Setelah
melaksanakan pekerjaan Cofferdam, dilanjutkan dengan pekerjaan
dewatering dimana air yang tertahan atau yang berada di dalam area
cofferdam di sedot keluar dengan menggunakan pompa air sehingga daerah
di dalam cofferdam menjadi kering dan dapat ditempati untuk melangkah ke
item pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 9

PT. ………….. 2018
A.
1.
2.
3.

Bahan / Material:
Sheet Pile
Pelat Besi
Kayu/Bracing

B.
1.
2.
3.

Peralatan:
Excavator
Crane On Truck + Ponton
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

1.17 Pengamanan Lingkeungan Hidup
Untuk Pengamanan lingkungan penyedia jasa harus mengambil
langkah layak untuk melindungi lingkungan (air, udara dan kebisingan)
penyedia jasa juga harus memastikan bahwa pengangkutan dan kegiatan
sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Sebagai suatu cara untuk memperkecil ganguan lingkungan terhadap
penduduk yang berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan
konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi dalam jam-jam pengoprerasian
sebagaimana yang di sebutkan dalam syarat-syarat kontrak, kecuali jika
disetujui lain oleh direksi pekerjaan.
Penyedia jasa harus membuat/menyiapkan Rencana Kerja Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan
dan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dan / atau Izin
Lingkungan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup ( IPPLH)
lainnya yang telah tersedia pada saat rapat persiapan pelaksanaan (PCM)
untuk dilakukan pembahasan bersama PPK dan direksi teknis. Bentuk RKPPL
sebagai mana dalam lampiran 1.17 spesifkasi ini harus menggambarkan
rona awal kondisi lapangan, potensi dampak dari kegiatan pekerjaan, dan
rencana pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan setiap
perubahan rona awal kondisi lapangan.
Berdasarkan RKPPL tersebut, konsultan pengawas harus melakukan
pemantauan sesuai periode yang ditentukan dalam dokumen lingkungan
dari lokasi kegiatan dilapangan, lokasi quarry dan lokasi base camp
termasuk jalan akses terkait tindak lanjut penanganan pengelolaan
lingkungan.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 10

PT. ………….. 2018

DIVISI II
2.1.(1) Galian Untuke Selokean Drainase dan Saluran Air
Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan
pengukuran guna penentuan patok-patok dan titik elevasi serta arah galian
selokan drainase dan saluran air. Galian untuk selokan Drainase dan saluran
air dilaksanakan sepanjang sisi jalan yang dikerjakan. Penggalian dilakukan
dengan cara mekanik atau menggunakan alat berat.
Excavator menggali selokan drainase dan saluran air sesuai dengan
gambar rencana, atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas lapangan.
Tanah hasil galian Excavator diangkat ke atas Dump truck dan di buang
keluar lokasi pekerjaan, setelah saluran terbentuk maka sekelompok pekerja
merapikan galian selokan drainase dan saluran air dengan menggunakan
alat bantu.
Perlu Diperhatikan :

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 11

PT. ………….. 2018
1. Lokasi pembuangan hasil galian ditunjukkan oleh direksi lapangan,
seluruh bahan galian dibuang dan diratakan agar tidak terjadi dampak
lingkungan yang mungkin terjadi.
2. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh
berbeda lebih dari 3 cm dari yang ditentukan atau yang disetujui pada
setiap titik, untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan
bilamana alirannya kecil.
3. Alinyemen selokan dan profl penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang telah ditentukan
atau telah disetujui pada setiap titik.
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan,
penyedia jasa harus meminta persetujuan Direksi pekerjaan sebelum bahan
pelapis selokan dipasang.
5. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen
lainnya yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau
seluruh saluran air yang ada maka saluran air tersebut harus direlokasi agar
tidak menggangu aliran air, relokasi yang demikian harus disetujui terlebih

dahulu oleh direksi lapangan.

A.
1.

Bahan / Material:
Tidak ada

B.
1.
2.
3.

Peralatan:
Excavator
Dump truck
Alat Bantu

C.
1.

Tenaga Kerja:
Mandor

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 12

PT. ………….. 2018
2.

Pekerja

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar
Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan terbuka, dengan pasangan
batu mortar dilaksanakan sesuai dengan spesifkasi dan sesuai dengan garis
ketinggian, kelandaian dan ukuran sebagaimana tertera dalam gambar atau
perintah direksi pekerjaan.
Urutan Kerja :
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
2. Bahan diterima di lokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan concrete mixer.
4. Batu gunung/batu kali dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
sebelum dipasang.
5. Pasang patok bantu untuk memasang profl, profl dipasang pada setiap
ujung Saluran.
6. Pasang benang pada sisi luar profl sesuai dengan hasil pengukuran dan
gambar rencana.
7.
Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut, menurut
perbandingan campuran mortar pasir dan semen dan perbandingan batu
dan mortar (mengacu pada Buku Spesifkasi Pasal S12.04).
8. Pasang batu kali/batu gunung dengan adukan sesuai ketinggian benang.
Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
9. Melakukan penyelesaian dan perapian serta pelesteran dengan mortar
setelah pemasangan pondasi bahu saluran
10. Bentuk dan ukuran saluran pasangan batu dengan mortar, sesuai
dengan yang termuat dalam gambar rencana.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 13

PT. ………….. 2018

Gambar. Pekerjaan Pasangan Batu Saluran

A.
1.
2.
3.

Bahan / Material:
Batu kali / gunung
Semen
Pasir

B.
1.
2.

Peralatan:
Concrete Mixer
Alat Bantu

C.
1.
2.
3.

Tenaga Kerja:
Mandor
Tukang Batu
Pekerja

2.3.(3) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter 75-85 cm
Pekerjaan ini meliputi pemasangan gorong-gorong pipa beton
bertulang pada pekerjaan jalan penunjang jembatan. Adapun uraian
pelaksanaannya adalah,
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan precast
gorong-gorong, pemasangan bouwplank, penimbunan dengan material
pilihan, serta perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan dimulai,
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 14

PT. ………….. 2018
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material,
c. Memberitahu konsultan pengawas secara tertulis paling lambat 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan (Request For
Work).
3. Uraian Pekerjaan
a. Pemasangan bouwplank,
b. Melakukan penggalian pada titik lokasi pekerjaan yang akan dipasang
gorong-gorong
c. Menghampar pasir urug dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja atau
sesuai arahan konsultan pengawas/direksi lapangan,
d. Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak sesuai dengan
spsifkasi atau bestek kerja, dengan terlebih dahulu mengajukan JMF dan
JMD Beton kepada Direksi Lapngan. Lalu diangkut ke lokasi pekerjaan,
e. Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton Berulang.
f. Penimbunan kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan.
A.
1.
2.

Bahan / Material:
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
Tanah Timbunan

B.
1.
2.
3.

Peralatan:
Excavator
Dump Truck
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

Bagan Alur Pekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 15

PT. ………….. 2018

DIVISI III
3.1.(3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 -2 Meter
Galian struktur untuk kedalaman 0-2 meter dilaksanakan dengan
menggunakan alat mekanis
Excavator. Sebelum dilakukan penggalian
terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk
menentukan kedalaman galian. Pengukuran dilaksanakan dengan
menggunakan alat ukur dengan mempedomani gambar rencana atau atas
petunjuk dari konsultan pengawas/direksi lapangan.
Penggalian menggunakan alat berat ( Excavator) kemudian hasil
galian digusur keluar lokasi dengan menggunakan motor grader atau dimuat
ke atas dump truck dan dibuang keluar lokasi. Perapian galian dilaksanakan
oleh sekelompok pekerja. Setelah struktur beton sudah selesai selanjutnya
ditimbun dengan urugan pilihan pada samping struktur dengan
menggunakan excavator.
A.
1.

Bahan / Material:
Tidak Ada

B.
1.
2.
3.

Peralatan:
Excavator
Dump Truck
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Timbunan biasa dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan
dimana timbunan diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi
syarat teknis dan sudah disetujui oleh direksi untuk menjadi timbunan biasa.
Material diangkut ke dump truck oleh excavator kemudian dibawa ke lokasi
penimbunan kemudian dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan
vibrator roller, dan pada saat pemadatan material timbunan disiram air
dengan menggunakan water tanker truck secukupnya untuk mendapatkan
kepadatan maksimal. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan
menggunakan alat bantu.
Perlu diperhatikan juga :
 Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau
bilamana kadar air bahan diluar rentang yang diisyaratkan.
 Timbunan yang diklasifkasikan sebagai Timbunan Biasa harus terdiri
dari bahan Timbunan yang disetujui oleh direksi lapangan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 16

PT. ………….. 2018
 Timbunan Biasa dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan
timbunan yang mengandung organik daun daunan, rumputan dan akar.
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan
disetujui Direksi pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
diisyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
di isyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju
arah sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usaha pemadatan yang sama.
A.
1.

Bahan / Material:
Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peralatan yang digunakan:
Excavator
Dump Truck
Motor Grader
Vibrator Roller
Water Tanker Truck
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

3.2.(2a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Timbunan pilihan dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan
dimana timbunan diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi
syarat teknis dan sudah disetujui oleh direksi untuk menjadi timbunan
pilihan. Timbunan pilihan dari sumber galian yang diklasifkasikan sebagai
timbunan pilihan harus terdiri dari bahan galian yang disetujui oleh direksi
lapangan. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh ditempatkan,
dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh
dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar rentang
yang diisyaratkan. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus
cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin
aliran permukaan yang bebas.
Urutan Kerja :
1. Material diangkut dan diangkat/dimuat ke dump truck oleh Wheel loader/
Excavator kemudian dibawa ke lokasi penimbunan.
2. Timbunan dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan tandem
roller.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 17

PT. ………….. 2018
3. Pada saat pemadatan material timbunan disiram air dengan
menggunakan water tanker secukupnya untuk mendapatkan kepadatan
maksimal.
4. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat
bantu.
5. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan
galian yang mengandung organik daun-daunan,rumputan dan akar.
6. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan
disetujui Direksi pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
diisyaratkan.
7. Setiap lapisan timbunan pilihan yang dihampar harus dipadatkan seperti
yang diisyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi
pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
8. Timbunan pilihan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak
menuju arah sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
A.
1.

Bahan / Material:
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Quarry)

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peralatan yang digunakan:
Excavator
Dump Truck
Motor Grader
Vibrator Roller
Water Tanker Truck
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 18

PT. ………….. 2018

DIVISI VII
7.1.(5)a Beton Mutu Sedang fc’ 30 MPa Lantai Jembatan
Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai
jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus
menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas
atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 30 MPa dicampur sesuai dengan
komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete
pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh
direksi lapangan dan konsultan pengawas, kemudian dicampur dengan air
secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ 30MPa kemudian diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai
perlu diperhatikan lahan, bekisting dan pembesian lantai jembatan telah
terpasang atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada dokumen
kontrak. Selama proses pengecoran sekelompok pekerja membantu
merapikan dan memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi lapangan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan
oleh tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 19

PT. ………….. 2018
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan
pada percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa
dan disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete
Pan Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator
kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck
mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dengan
menggunakan truck mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang
bolak - balik) dan harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi
adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat
sesuai dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam
bekesting harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi
partikel kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam
cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar
harus
dibatasi
waktu
penggunaannya,
sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan
air dengan mengguanakan water tanker truck dan di tutup dengan
karung goni atau curing compound.
A.
1.
2.
3.
4.
5.

Bahan / Material:
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Kayu Perancah/Multiplex
Paku

B.
1.
2.
3.
4.
5.

Peralatan:
Concrete Pan Mixer/Batching Plant
Truck Mixer
Water Tanker Truck
Concrete Vibrator
Alat Bantu

C.
1.

Tenaga Kerja:
Mandor

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 20

PT. ………….. 2018
2.

Pekerja

Gambar Contoh Pengecoran Lantai Jembatan

7.1.(6) Beton Mutu Sedang fc’ 25 Mpa
Beton mutu sedang f’c 25 Mpa digunakan pada Abutment. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan.
Agregat beton fc’ 25 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat
kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan mixer/batching
plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton
mutu sedang fc’ 25 MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi
pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah terpasang
dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran
sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan
concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan
oleh tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 21

PT. ………….. 2018
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 25 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan
pada percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa
dan disetujui oleh konsultan dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete
Pan Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator
kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck
mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 10 MPa dengan
menggunakan truck mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang
bolak - balik) dan harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi
adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat
sesuai dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam
bekesting harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi
partikel kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam
cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar
harus
dibatasi
waktu
penggunaannya,
sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 25 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan
air dengan mengguanakan water tanker truck dan ditutup dengan
karung goni atau curing compound.
A.
1.
2.
3.
4.
5.

Bahan / Material:
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Kayu Perancah/Multiplex
Paku

B.
1.
2.
3.
4.
5.

Peralatan:
Concrete Pan Mixer/Batching Plant
Truck Mixer
Water Tanker Truck
Concrete Vibrator
Alat Bantu

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 22

PT. ………….. 2018
C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja
Gambar Contoh Abutment yang telah siap ricor

7.1.(7)a Beton Mutu Sedang fc’ 20 Mpa Dinding dan Trotoar
Beton mutu sedang f’c 20 Mpa digunakan pada dinding dan trotoar
jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus
menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas
atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 20 MPa dicampur sesuai dengan
komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete
pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh
direksi lapangan dan konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya.
Campuran beton mutu sedang fc’ 20 MPa kemudian diangkut dengan truck
mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah
terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan
dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 23

PT. ………….. 2018
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan
oleh tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan
pada percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa
dan disetujui oleh konsultan dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete
Pan Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator
kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck
mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dengan
menggunakan truck mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang
bolak - balik) dan harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi
adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat
sesuai dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam
bekesting harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi
partikel kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam
cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar
harus
dibatasi
waktu
penggunaannya,
sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 20 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan
air dengan mengguanakan water tanker truck dan ditutup dengan
karung goni atau curing compound.
A.
1.
2.
3.

Bahan / Material:
Semen
Pasir
Agregat Kasar

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 24

PT. ………….. 2018
4.
5.

Kayu Perancah/Multiplex
Paku

B.
1.
2.
3.
4.
5.

Peralatan:
Concrete Pan Mixer/Batching Plant
Truck Mixer
Water Tanker Truck
Concrete Vibrator
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

Gambar Contoh Pengecoran Dinring Jembatan

7.1.(9) Beton Siklop fc’ 15 Mpa
Beton siklop f’c 15 Mpa digunakan pada atau sebagai isian tiang
pancang atau pada pangkal jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan
ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton Siklop fc’ 15 MPa
dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen
dan batu pecah/kali dicampur dalam concrete pan mixer/concrete mixer
sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya Komposisi beton
siklop pada umumnya 60 % beton mutu fc’ 15 Mpa + 40 % batu pecah/batu
kali. Campuran beton siklop fc’ 15 MPa kemudian diangkut dengan truck
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 25

PT. ………….. 2018
mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai pastikan lahan
pengecoran sudah siap dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak.
Selama pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan
memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai,
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan,
3. Lahan untuk pengecoran harus sudah siap untuk dituangkan beton
siklop fc’ 15 MPa,
4. Lapis beton siklop fc’ 15 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Concrete
mixer
sesuai
dengan
mix
desain
yang
telah
disepakati
bersama/disetujui oleh direksi lapangan,
5. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan
pada percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa
dan disetujui oleh konsultan dan direksi lapangan,
6. Material pasir beton, semen, agregat kasar dan batu pecah dimasukkan
ke Concrete Pan Mixer atau concrete mixer kemudian campuran
material tersebut dimasukkan ke dituang ke dalam tiang pancang
sebagai isiannya,
7. Atau dapat pula batu pecah dan batu kali dimasukkan ke dalam tiang
pancang dengan persentase perkubiknya 40 % batu pecah, setelah itu
dituangkan beton mutu fc’ 15 MPa,
8. Pengangkutan beton siklop fc’ 15 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) atau
concrete pump dan harus mampu menuangkan beton dengan
konsistensi adukan yang diisyaratkan.
9. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi
partikel kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam
cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
10. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
A.
1.
2.
3.
4.

Bahan / Material:
Semen
Pasir Beton
Agregat Kasar
Batu Pecah/Batu Kali

B.

Peralatan:

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 26

PT. ………….. 2018
1.
2.
3.

Concrete Pan Mixer/Concrete Mixer
Concrete Pump/Penghantar Beton
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

7.1.(10) Beton Mutu Rendah fc’ 10 Mpa
Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan.
Agregat beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat
kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan mixer/batching
plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton
mutu rendah fc’ 10 MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi
pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah terpasang
dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran
sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan
concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan
oleh tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan
pada percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa
dan disetujui oleh konsultan dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete
Pan Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator
kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck
mixer.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 27

PT. ………….. 2018
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan
truck mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik)
dan harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang
diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat
sesuai dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam
bekesting harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi
partikel kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam
cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar
harus
dibatasi
waktu
penggunaannya,
sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan
air dengan mengguanakan water tanker truck dan ditutup dengan
karung goni atau curing compound.
A.
1.
2.
3.
4.
5.

Bahan / Material:
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Kayu Perancah/Multiplex
Paku

B.
1.
2.
3.
4.
5.

Peralatan:
Concrete Pan Mixer/Batching Plant
Truck Mixer
Water Tanker Truck
Concrete Vibrator
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

7.2.(1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I
Bentang 25,6 meter 40 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok
Beton Pracetak dengan spesifkasi panjang bentang dan mutu beton sesuai
dengan spesifkasi teknik atau atas persetujuan konsultan pengawas dan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 28

PT. ………….. 2018
direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok gelagar ini sendiri
harus memiliki izin sertifkat dan ISO yang mendapat pengakuan/dikeluarkan
oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi pekerjaan,
penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan
sesuai. Selanjutnya Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan
Crane on Track dimana minimal harus terdapat 2 Crane on Track yang
mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan dapat pula
dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in
track harus berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan
mendudukan gelagar pracetak ini sambal mengikuti arahan dan petunjuk
dari konsultan pengawas.
A.
1.

Bahan / Material:
Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 25,6 Meter 40 MPa

B.
1.
2.
5.

Peralatan:
Crane on Truck
Excavator
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

Gambar Contoh Pemasangan Girrer/Gelagar Pracetak Jembatan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 29

PT. ………….. 2018
7.2.(1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I
Bentang 30,6 meter 50 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok
Beton Pracetak dengan spesifkasi panjang bentang dan mutu beton sesuai
dengan spesifkasi teknik atau atas persetujuan konsultan pengawas dan
direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok gelagar ini sendiri
harus memiliki izin sertifkat dan ISO yang mendapat pengakuan/dikeluarkan
oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi pekerjaan,
penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan
sesuai. Selanjutnya Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan
Crane on Track dimana minimal harus terdapat 2 Crane on Track yang
mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan dapat pula
dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in
track harus berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan
mendudukan gelagar pracetak ini sambal mengikuti arahan dan petunjuk
dari konsultan pengawas.
A.
1.

Bahan / Material:
Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 30,6 Meter 50 MPa

B.
1.
2.
5.

Peralatan:
Crane on Truck
Excavator
Alat Bantu

C.
1.
2.

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan …………….

Page. 30

PT. ………….. 2018
Gambar Contoh Pemasangan Girrer/Gelagar Pracetak Jembatan

7.2.(10a) Beton Diafragma fc’ 28 MPa Termasuk Pekerjaan
Penegangan Setelah Pengecoran (Post Tension) untuk Girder 25,6
Meter
Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain
atau pada sistem superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta
untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan system. Diafragma adalah
elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara Girder
sehingga akan memberikan kestabilan pada masing Girder dalam arah
horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing
pada diafragma dan gelagar sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan.
Diafragma berfungsi sebagai pengunci dan pengaku antar girder agar tidak
terjadi guling. Setelah pekerjaan pemasangan balok girder selesai,
dil