APLIKASI SOFTWARE ASUHAN KEPERAWATAN DIS
APLIKASI SOFTWARE ASUHAN KEPERAWATAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
DISUSUN OLEH :
ANNY ROSIANA MASITHOH
0906594173
Program Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2 010
APLIKASI SOFTWARE ASUHAN KEPERAWATAN
Abstrak
Penggunaan teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh terhadap
peningkatan efektifitas waktu kerja.. Software asuhan keperawatan adalah software yang
mengandung sebuah program dengan menggunakan “database management” berisi data-data
pengkajian kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan
dianalisa untuk dapat memunculkan diagnosa keperawatan sampai pada intervensi keperawatan
bahkan sampai ke Discharge Planing, angka kredit atau ke detail yang diperlukan perawat sesuai
kebutuhan Pasien. Penerapan aplikasi software ini menunjukkan bahwa seluruh perawat dapat
menerima diterapkannya pendokumentasian askep dengan menggunakan computer ”data base
management”. Penggunaan computer dan software asuhan keperawatan ini semakin
memudahkan perawat didalam mendokumentasikan asuhan keperawatan sehingga berpengaruh
juga terhadap kinerja perawat dan kepuasan pasien
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi salah satunya adalah komputer di tempat kerja memberikan
pengaruh terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja. Penggunaan komputer akan memberikan
kemudahan dalam melakukan pekerjaan karena komputer mampu menyimpan data dan
memunculkannya kembali di saat diperlukan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tim kesehatan didalam melaksanakan fungsi dan
peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang dilakukannya dengan
baik. Pendokumentasian peran dan fungsi didalam merawat pasien amat diperlukan karena
mempunyai unsur tanggung jawab serta tanggung gugat di mata hukum. Sampai saat ini
pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat masih menggunakan
kertas. Salah satu kendala yang sering menjadi keluhan pada sebagian besar perawat ketika harus
menuliskan tindakan keperawatan diatas kertas adalah keterbatasan waktu mereka dalam hal
melakukan pencatatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan. Akibatnya, apa yang sudah
dilakukan perawat secara langsung ke pasien sering tidak didokumentasikan dengan baik
sehingga mengakibatkan kurang efektifnya evaluasi terhadap kemajuan perawatan pada pasien.
Selanjutnya, format pendokumentasian yang panjang dan kompleks mengharuskan perawat
menuliskan secara manual asuhan keperawatan terkadang menimbulkan rasa jenuh. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Suhendri dan Malini (2005) 65,6 % pendokumentasian yang
dilakukan oleh perawat tidak lengkap dimana salah satu penyebabnya adalah sistem pencatatan
yang sulit untuk dinilai sehingga perawat hanya melakukan sesuai kemampuan tanpa memenuhi
standar yang ada.
Adanya fenomena bahwa pencatatan tindakan keperawatan yang tidak lengkap
disebabkan karena pendokumentasian dengan cara menuliskan diatas kertas dirasa menghabiskan
waktu dan membuat jenuh maka sehingga perawat merasa tidak puas dengan pekerjaan yang
dilakukan karena pendokumentasian yang dibuatnya hanya menjadi tumpukan kertas belaka dan
cenderung tidak berguna, perlu dilakukan pemecahan masalah dengan menerapkan software
yang bisa membantu perawat dalam mendokumentasikan tindakan keperawatan sehingga
perawat merasakan adanya manfaat yang bisa diambilnya dari pendokumentasian asuhan
keperawatan.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
Komputer
Komputer dapat dinyatakan sebagai sebuah benda yang terdiri atas “Hardware” dan
“Sofware”, dimana penggunaannya saat ini tidak terbatas pada penggunaan di kantor atau tempat
kerja tapi juga di rumah (Capron & Johnson,2002). Secara umum komputer mempunyai 3
karakteristik dasar, yaitu:
1. Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan secara cepat
2. Dapat diandalkan karena ketika kita membutuhkan suatu data kita hanya tinggal menekan
tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan muncul
3. Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar dimana data bisa dimunculkan secara
efisien.
Selanjutnya ketiga karakteristik diatas akan didukung dengan manfaat yang besar
dimana dengan komputer produktivitas kerja meningkat, pengambilan keputusan akan cepat
dilakukan dan pengurangan biaya kerja bisa ditekan. (Capron & Johnson, 2002)
Software Asuhan Keperawatan
Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer dimana terdapat
hubungan antara software dan hardware melalui apa yang disebut dengan sistem operasi.
Sofware banyak digunakan sebagai program yang akan dipakai didalam komputer sebagai
software komersial.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah program
dengan menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian kesehatan seorang
pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat
memunculkan diagnosa keperawatan.
Selanjutnya dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam mendokumentasikan tindakan keperawatan,
perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan
selesai dilakukan perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada.
Software asuhan keperawatan akan menggunakan sistem ”Data Base Management”
yang diawali dengan format pengkajian kesehatan bagi setiap pasien yang masuk. Perawat akan
memasukkan seluruh data dari hasil pengkajian yang dilkaukan kedalam format pengkajian yang
ada didalam komputer. Selanjutnya dengan data yang masuk, akan teranalisa seluruh diagnosa
yang muncul beserta perencanaan tindakan keperawatan. Ketika perawat melakukan tindakan
keperawatan, maka perawat akan mendokumentasikan tindakan keperawatan didalam komputer
sehingga semua tindakan akan tercatat dengan baik (Capron & Johnson, 2002)
Sebuah survey yang dilakukan oleh Vassar,Lin dan Planchock (1999) menggambarkan
bahwa perawat yang telah menggunakan sistem pendokumentasian yang terkomputerisasi
mendapatkan kepuasan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan mereka karena dengan sistem
ini mereka lebih mudah melihat perkembangan asuhan keperawatan. Selanjutnya, para perawat
dan manajer ruang rawat merasakan bahwa sistem ini akan menghemat waktu perawat, kertas
kerja yang terpakai, serta pendokumentasian menjadi lebih lengkap dan akurat ( Bowies, 1997)
Menurut Allan dan Englebright (2000) dengan sistem pendokumentasian dengan
komputer, efektifitas pendokumentasian bisa dipertahankan dimana perawat mampu melakukan
analisa terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan karena mereka dengan mudah bisa
menentukan status diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien. Selain itu, dengan
menggunakan komputer seluruh asuhan keperawatan bisa tersimpan dengan baik, maka perawat
bisa melakukan pengukuran terhadap intervensi keperawatan yang telah mereka berikan.
Program ini dirancang agar perawat bisa memasukan data-data dari hasil pengkajian dan
masalah keperawatan lengkap dengan intervensi keperawatan akan muncul, sehingga perawat
bisa menentukan bentuk implementasi yang dilakukan dan evaluasi keadaan pasien.
Program ini diinstalkan kedalam perangkat komputer yang tersedia didalam ruang rawat,
sehingga setiap perawat dapat mengakses program pendokumentasian ini yang juga dilengkapi
dengan printer, sehingga dalam mempertahankan aspek legal sebuah pendokumentasian
keperawatan, perawat tinggal memprint dan membubuhkan tanda tangan dikolom evaluasi.
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan
mutu asuhan keperawatan. Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas
tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya
pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung
jawabkan (Kozier,E. 1990).
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan
kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
(Fischbach, 1991).
Sebagai sebuah dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien,
dokumentasi keperawatan dapat diartikan sebagai catatan bisnis dan hukum yang mempunyai
banyak manfaat dan penggunaan (Chitty, 1997). Menurut Carpenito (2000) tujuan utama dari
dokumentasi keperawatan adalah :
a. Mengidentifikasi status klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan,
melaksanakan implementasi keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal ini juga menyediakan :
1) Bukti kualitas asuhan keperawatan
2) Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien
3) Informasi terhadap perlindungan klien
4) Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
5) Sumber informasi statistic untuk standard an riset keperawatan
6) Pengurangan biaya informasi
7) Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan
8) Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan
9) Persepsi hak klien
10) Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggung jawab etik dan mempertahankan
kerahasiaan informasi klien
11) Suatu data keuangan yang sesuai
12) Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang
1. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan Sistem Informasi yang menghasilkan
hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen
(http://id.wikipedia.org).
Sistem Informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh
dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk
mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan,
keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak
atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem Informasi juga membutuhkan
umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input
berikutnya (http://pusdiklatwas.bpkp.go.id).
2. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Sistem informasi manajemen keperawatan adalah gabungan pengetahuan tentang
ilmu komputer, sistem informasi, dan ilmu keperawatan untuk membantu perawat dalam
pengelolaan keperawatan
mendukung
praktik
(http://view.fdu.edu).
dan pengolahan data, informasi, dan pengetahuan untuk
keperawatan
dan
meningkatkan
mutu
perawatan
Beberapa program yang dirancang dalam SIM keperawatan menurut Jason (2006)
antara lain :
a. Standar proses asuhan keperawatan
1) Pengkajian
Penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) dengan
pengkajian perawatan menggunakan 13 Divisi dari Doengoes. Tersedia pengkajian data
tertutup maupun terbuka. Pada pengkajian data tertutup, perawat tinggal memilih data
yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis
menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data
yang dipilih. Dengan model ini perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan
analisis data untuk merumuskan diagnosa perawatan. Masalah yang munculpun menjadi
semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan
analisa baku (http://nursinginformatic.wordpress.com/sikep )
2) Diagnosa Perawatan
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,
berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga
di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir
tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima
atau tidak oleh perawat (http://nursinginformatic.wordpress.com/sikep/)
Perumusan diagnose perawatan menggunakan standar Internasional mengacu pada
Diagnosa keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA).
3) Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification ( NOC ). Perawat
tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing Diagnosa
Keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah
diperkirakan dapat terselesaikan.
4) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang
dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
5) Implementasi
Implementasi Keperawatan menggunakan Label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat
tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan
jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.
Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen asuhan keperawatan
langsung diintegrasikan dengan Billing System Rumah Sakit, sehingga tidak ada double
entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki standar
harga yang telah disahkan oleh rumah sakit dan perawat tinggal mendokumentasikan
dalam SIM Keperawatan.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan menggunakan Kriteria, Skala dan Target. Setelah perawat
menentukan kriteria, skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya
tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien.
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan dalam
standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah
pasien dirawat dari rumah sakit. Dalam sistem discharge planning sudah tersedia uraian
dimaksud, perawat tinggal print out untuk diberikan pada pasien.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung
jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit banyak
yang tertunda dan tidak valid dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan
Kepegawaian dengan tenaga perawat. Dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan
rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian,
mingguan atau bulanan.
f. Daftar diagnose keperawatan terbanyak.
Daftar diagnose keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnose keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa
keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang
dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat
monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajeman keperawatan
adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan
dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global
pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit.
Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer
telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun
karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang
tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari
sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang
converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika
pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.
n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen perawatan
dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan
mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing
pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala
Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah
dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN :
1. Sistem informasi manajemen Software Asuhan Keperawatan “ database management”
merupakan sarana yang dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dokumentasi keperawatan dan meningkatkan kinerja Perawat serta meningkatkan
kepuasan pasien.
2. Software Asuhan Keperawatan dapat memudahkan perawat dalam melakukan
Pengkajian sampai dengan ke Discharge Planning bahkan detail penghitungan angka
kredit.
REKOMENDASI
1. Rumah Sakit menerapkan kebijakan dalam melakukan pendokumentasian Asuhan
Keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, Software Asuhan
Keperawatan”Database Manajemen”.
Daftar Pustaka
Carpenito. (2000). Nursing diagnosis application to clinical practice.8 th ed J.B. Lippincott
Co.,. Philadephia .
Chitty, KK. (1997). Profesional Nursing Concepts and Challenge. 2nd ed. W.B. Saunders, Co.
Philadelphia
Fisbach, F.T. (1991). Documenting Care. F.A. Davis Company, Philadelphia
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi_Manajemen
http://view.fdu.edu/default.aspx?id=6390
Jason, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC Dalam
Sistem informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas .
Allan,J & Engllebright,J. (2000) Patient-Centered Documentation: An Effective and Efficient Use of
Clinical Information System. Journal of Nursing Administration 30 (2)90-95
Anonymous (1999) Computeriszed Records Reduce Paperwork, Improve Productivity. Health
Management Technology 20 (2)14-15
Bates,D.W.,Gawande,A.A (2003) Improving Safety With Information Technology. The New England
Journal of Medicine 348:25
Capron,H.I.,Johnson,J.A.(2002) Computers Tool for Information Age. Ed.7.Prentice Hall,New Jersey
Hebda,T.,Czar,P.,Mascara,C.(2001) Handbook of Informatics
Professionals,2nd ed.Prentice Hall, New Jersey
for
Nurses
and
Health
Care
Larabee,J.,Boldregini,S.,Elder-Sorrells,K.,Turner,Z.,Wender,R.,Hart,J.,Lenzi,p. (2001) Evaluation of
Documentation Before and After Implementation of a Nursing Information System in An Acute
Care Hospital. Computers in Nursing 19 (2):55-65
Marasovic,C., Kenney, C.,Elliot,D.,Sindhusake,D.(1997) Attitudes of Australian Nurses Toward The
Implementation of A Clinical Information System. Computers in Nursing (15)2: 91-98
Sensmeier,J.,Raiford,R.,Taylor,S.,Weaver,C.(2003) Improved Operational Efficiency Through Elimination
of Waste and Redundancy. Nurs Outlook 51(3)30-2
Suhendri & Malini,H.(2005) Hubungan Supervisi Perawatan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Proses Keperawatan Di Bangsal Rawat Inap P3SN RSUP Bukittinggi.PSIK Fk Unand, Padang
Stricklin,M.,Beirer,S.B.,Struk,C.(2003) Home Care Nurses’Attitudes Toward Computers: A Confimrmatory
Factor Analysis of The Stronge and Brodt Instrument.CIN: Computers Informatics Nursing
21(2)103-111
Vassar,J.,Binshan,L., norran,P.(1999) Nursing Information Systems: A Survey of Current Practices. Health
Information Management 20(1)58-62
Whitley,M., Putzier,Dee-J (1994) Measuring Nurses’ Satisfaction With The Quality of Their Work and
Work Environment. Journal of Nursing Care Quality: JNCQ 8(3)43-51
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
DISUSUN OLEH :
ANNY ROSIANA MASITHOH
0906594173
Program Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2 010
APLIKASI SOFTWARE ASUHAN KEPERAWATAN
Abstrak
Penggunaan teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh terhadap
peningkatan efektifitas waktu kerja.. Software asuhan keperawatan adalah software yang
mengandung sebuah program dengan menggunakan “database management” berisi data-data
pengkajian kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan
dianalisa untuk dapat memunculkan diagnosa keperawatan sampai pada intervensi keperawatan
bahkan sampai ke Discharge Planing, angka kredit atau ke detail yang diperlukan perawat sesuai
kebutuhan Pasien. Penerapan aplikasi software ini menunjukkan bahwa seluruh perawat dapat
menerima diterapkannya pendokumentasian askep dengan menggunakan computer ”data base
management”. Penggunaan computer dan software asuhan keperawatan ini semakin
memudahkan perawat didalam mendokumentasikan asuhan keperawatan sehingga berpengaruh
juga terhadap kinerja perawat dan kepuasan pasien
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi salah satunya adalah komputer di tempat kerja memberikan
pengaruh terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja. Penggunaan komputer akan memberikan
kemudahan dalam melakukan pekerjaan karena komputer mampu menyimpan data dan
memunculkannya kembali di saat diperlukan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tim kesehatan didalam melaksanakan fungsi dan
peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang dilakukannya dengan
baik. Pendokumentasian peran dan fungsi didalam merawat pasien amat diperlukan karena
mempunyai unsur tanggung jawab serta tanggung gugat di mata hukum. Sampai saat ini
pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat masih menggunakan
kertas. Salah satu kendala yang sering menjadi keluhan pada sebagian besar perawat ketika harus
menuliskan tindakan keperawatan diatas kertas adalah keterbatasan waktu mereka dalam hal
melakukan pencatatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan. Akibatnya, apa yang sudah
dilakukan perawat secara langsung ke pasien sering tidak didokumentasikan dengan baik
sehingga mengakibatkan kurang efektifnya evaluasi terhadap kemajuan perawatan pada pasien.
Selanjutnya, format pendokumentasian yang panjang dan kompleks mengharuskan perawat
menuliskan secara manual asuhan keperawatan terkadang menimbulkan rasa jenuh. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Suhendri dan Malini (2005) 65,6 % pendokumentasian yang
dilakukan oleh perawat tidak lengkap dimana salah satu penyebabnya adalah sistem pencatatan
yang sulit untuk dinilai sehingga perawat hanya melakukan sesuai kemampuan tanpa memenuhi
standar yang ada.
Adanya fenomena bahwa pencatatan tindakan keperawatan yang tidak lengkap
disebabkan karena pendokumentasian dengan cara menuliskan diatas kertas dirasa menghabiskan
waktu dan membuat jenuh maka sehingga perawat merasa tidak puas dengan pekerjaan yang
dilakukan karena pendokumentasian yang dibuatnya hanya menjadi tumpukan kertas belaka dan
cenderung tidak berguna, perlu dilakukan pemecahan masalah dengan menerapkan software
yang bisa membantu perawat dalam mendokumentasikan tindakan keperawatan sehingga
perawat merasakan adanya manfaat yang bisa diambilnya dari pendokumentasian asuhan
keperawatan.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
Komputer
Komputer dapat dinyatakan sebagai sebuah benda yang terdiri atas “Hardware” dan
“Sofware”, dimana penggunaannya saat ini tidak terbatas pada penggunaan di kantor atau tempat
kerja tapi juga di rumah (Capron & Johnson,2002). Secara umum komputer mempunyai 3
karakteristik dasar, yaitu:
1. Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan secara cepat
2. Dapat diandalkan karena ketika kita membutuhkan suatu data kita hanya tinggal menekan
tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan muncul
3. Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar dimana data bisa dimunculkan secara
efisien.
Selanjutnya ketiga karakteristik diatas akan didukung dengan manfaat yang besar
dimana dengan komputer produktivitas kerja meningkat, pengambilan keputusan akan cepat
dilakukan dan pengurangan biaya kerja bisa ditekan. (Capron & Johnson, 2002)
Software Asuhan Keperawatan
Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer dimana terdapat
hubungan antara software dan hardware melalui apa yang disebut dengan sistem operasi.
Sofware banyak digunakan sebagai program yang akan dipakai didalam komputer sebagai
software komersial.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah program
dengan menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian kesehatan seorang
pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat
memunculkan diagnosa keperawatan.
Selanjutnya dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam mendokumentasikan tindakan keperawatan,
perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan
selesai dilakukan perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada.
Software asuhan keperawatan akan menggunakan sistem ”Data Base Management”
yang diawali dengan format pengkajian kesehatan bagi setiap pasien yang masuk. Perawat akan
memasukkan seluruh data dari hasil pengkajian yang dilkaukan kedalam format pengkajian yang
ada didalam komputer. Selanjutnya dengan data yang masuk, akan teranalisa seluruh diagnosa
yang muncul beserta perencanaan tindakan keperawatan. Ketika perawat melakukan tindakan
keperawatan, maka perawat akan mendokumentasikan tindakan keperawatan didalam komputer
sehingga semua tindakan akan tercatat dengan baik (Capron & Johnson, 2002)
Sebuah survey yang dilakukan oleh Vassar,Lin dan Planchock (1999) menggambarkan
bahwa perawat yang telah menggunakan sistem pendokumentasian yang terkomputerisasi
mendapatkan kepuasan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan mereka karena dengan sistem
ini mereka lebih mudah melihat perkembangan asuhan keperawatan. Selanjutnya, para perawat
dan manajer ruang rawat merasakan bahwa sistem ini akan menghemat waktu perawat, kertas
kerja yang terpakai, serta pendokumentasian menjadi lebih lengkap dan akurat ( Bowies, 1997)
Menurut Allan dan Englebright (2000) dengan sistem pendokumentasian dengan
komputer, efektifitas pendokumentasian bisa dipertahankan dimana perawat mampu melakukan
analisa terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan karena mereka dengan mudah bisa
menentukan status diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien. Selain itu, dengan
menggunakan komputer seluruh asuhan keperawatan bisa tersimpan dengan baik, maka perawat
bisa melakukan pengukuran terhadap intervensi keperawatan yang telah mereka berikan.
Program ini dirancang agar perawat bisa memasukan data-data dari hasil pengkajian dan
masalah keperawatan lengkap dengan intervensi keperawatan akan muncul, sehingga perawat
bisa menentukan bentuk implementasi yang dilakukan dan evaluasi keadaan pasien.
Program ini diinstalkan kedalam perangkat komputer yang tersedia didalam ruang rawat,
sehingga setiap perawat dapat mengakses program pendokumentasian ini yang juga dilengkapi
dengan printer, sehingga dalam mempertahankan aspek legal sebuah pendokumentasian
keperawatan, perawat tinggal memprint dan membubuhkan tanda tangan dikolom evaluasi.
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan
mutu asuhan keperawatan. Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas
tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya
pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung
jawabkan (Kozier,E. 1990).
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan
kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
(Fischbach, 1991).
Sebagai sebuah dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien,
dokumentasi keperawatan dapat diartikan sebagai catatan bisnis dan hukum yang mempunyai
banyak manfaat dan penggunaan (Chitty, 1997). Menurut Carpenito (2000) tujuan utama dari
dokumentasi keperawatan adalah :
a. Mengidentifikasi status klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan,
melaksanakan implementasi keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal ini juga menyediakan :
1) Bukti kualitas asuhan keperawatan
2) Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien
3) Informasi terhadap perlindungan klien
4) Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
5) Sumber informasi statistic untuk standard an riset keperawatan
6) Pengurangan biaya informasi
7) Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan
8) Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan
9) Persepsi hak klien
10) Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggung jawab etik dan mempertahankan
kerahasiaan informasi klien
11) Suatu data keuangan yang sesuai
12) Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang
1. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan Sistem Informasi yang menghasilkan
hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen
(http://id.wikipedia.org).
Sistem Informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh
dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk
mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan,
keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak
atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem Informasi juga membutuhkan
umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input
berikutnya (http://pusdiklatwas.bpkp.go.id).
2. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Sistem informasi manajemen keperawatan adalah gabungan pengetahuan tentang
ilmu komputer, sistem informasi, dan ilmu keperawatan untuk membantu perawat dalam
pengelolaan keperawatan
mendukung
praktik
(http://view.fdu.edu).
dan pengolahan data, informasi, dan pengetahuan untuk
keperawatan
dan
meningkatkan
mutu
perawatan
Beberapa program yang dirancang dalam SIM keperawatan menurut Jason (2006)
antara lain :
a. Standar proses asuhan keperawatan
1) Pengkajian
Penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) dengan
pengkajian perawatan menggunakan 13 Divisi dari Doengoes. Tersedia pengkajian data
tertutup maupun terbuka. Pada pengkajian data tertutup, perawat tinggal memilih data
yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis
menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data
yang dipilih. Dengan model ini perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan
analisis data untuk merumuskan diagnosa perawatan. Masalah yang munculpun menjadi
semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan
analisa baku (http://nursinginformatic.wordpress.com/sikep )
2) Diagnosa Perawatan
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,
berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga
di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir
tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima
atau tidak oleh perawat (http://nursinginformatic.wordpress.com/sikep/)
Perumusan diagnose perawatan menggunakan standar Internasional mengacu pada
Diagnosa keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA).
3) Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification ( NOC ). Perawat
tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing Diagnosa
Keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah
diperkirakan dapat terselesaikan.
4) Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang
dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
5) Implementasi
Implementasi Keperawatan menggunakan Label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat
tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan
jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.
Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen asuhan keperawatan
langsung diintegrasikan dengan Billing System Rumah Sakit, sehingga tidak ada double
entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki standar
harga yang telah disahkan oleh rumah sakit dan perawat tinggal mendokumentasikan
dalam SIM Keperawatan.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan menggunakan Kriteria, Skala dan Target. Setelah perawat
menentukan kriteria, skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya
tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien.
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan dalam
standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah
pasien dirawat dari rumah sakit. Dalam sistem discharge planning sudah tersedia uraian
dimaksud, perawat tinggal print out untuk diberikan pada pasien.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung
jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit banyak
yang tertunda dan tidak valid dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan
Kepegawaian dengan tenaga perawat. Dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan
rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian,
mingguan atau bulanan.
f. Daftar diagnose keperawatan terbanyak.
Daftar diagnose keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnose keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa
keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang
dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat
monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajeman keperawatan
adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan
dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global
pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit.
Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer
telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun
karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang
tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari
sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang
converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika
pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.
n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen perawatan
dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan
mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing
pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala
Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah
dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN :
1. Sistem informasi manajemen Software Asuhan Keperawatan “ database management”
merupakan sarana yang dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dokumentasi keperawatan dan meningkatkan kinerja Perawat serta meningkatkan
kepuasan pasien.
2. Software Asuhan Keperawatan dapat memudahkan perawat dalam melakukan
Pengkajian sampai dengan ke Discharge Planning bahkan detail penghitungan angka
kredit.
REKOMENDASI
1. Rumah Sakit menerapkan kebijakan dalam melakukan pendokumentasian Asuhan
Keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, Software Asuhan
Keperawatan”Database Manajemen”.
Daftar Pustaka
Carpenito. (2000). Nursing diagnosis application to clinical practice.8 th ed J.B. Lippincott
Co.,. Philadephia .
Chitty, KK. (1997). Profesional Nursing Concepts and Challenge. 2nd ed. W.B. Saunders, Co.
Philadelphia
Fisbach, F.T. (1991). Documenting Care. F.A. Davis Company, Philadelphia
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi_Manajemen
http://view.fdu.edu/default.aspx?id=6390
Jason, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC Dalam
Sistem informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas .
Allan,J & Engllebright,J. (2000) Patient-Centered Documentation: An Effective and Efficient Use of
Clinical Information System. Journal of Nursing Administration 30 (2)90-95
Anonymous (1999) Computeriszed Records Reduce Paperwork, Improve Productivity. Health
Management Technology 20 (2)14-15
Bates,D.W.,Gawande,A.A (2003) Improving Safety With Information Technology. The New England
Journal of Medicine 348:25
Capron,H.I.,Johnson,J.A.(2002) Computers Tool for Information Age. Ed.7.Prentice Hall,New Jersey
Hebda,T.,Czar,P.,Mascara,C.(2001) Handbook of Informatics
Professionals,2nd ed.Prentice Hall, New Jersey
for
Nurses
and
Health
Care
Larabee,J.,Boldregini,S.,Elder-Sorrells,K.,Turner,Z.,Wender,R.,Hart,J.,Lenzi,p. (2001) Evaluation of
Documentation Before and After Implementation of a Nursing Information System in An Acute
Care Hospital. Computers in Nursing 19 (2):55-65
Marasovic,C., Kenney, C.,Elliot,D.,Sindhusake,D.(1997) Attitudes of Australian Nurses Toward The
Implementation of A Clinical Information System. Computers in Nursing (15)2: 91-98
Sensmeier,J.,Raiford,R.,Taylor,S.,Weaver,C.(2003) Improved Operational Efficiency Through Elimination
of Waste and Redundancy. Nurs Outlook 51(3)30-2
Suhendri & Malini,H.(2005) Hubungan Supervisi Perawatan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Proses Keperawatan Di Bangsal Rawat Inap P3SN RSUP Bukittinggi.PSIK Fk Unand, Padang
Stricklin,M.,Beirer,S.B.,Struk,C.(2003) Home Care Nurses’Attitudes Toward Computers: A Confimrmatory
Factor Analysis of The Stronge and Brodt Instrument.CIN: Computers Informatics Nursing
21(2)103-111
Vassar,J.,Binshan,L., norran,P.(1999) Nursing Information Systems: A Survey of Current Practices. Health
Information Management 20(1)58-62
Whitley,M., Putzier,Dee-J (1994) Measuring Nurses’ Satisfaction With The Quality of Their Work and
Work Environment. Journal of Nursing Care Quality: JNCQ 8(3)43-51