Kesehatan masyarakat (1) id. docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah
timbulnya penyakit, memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan.
Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak
direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran
prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan penting
dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Para
peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran
prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan
mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat
mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi semua orang. Dari
dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu dan anak masih kurang diperhatikan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, situasi, dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan
anak merupakan masalah yang perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah
yang mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
B.


Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan anak?
2. Bagaimana prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3. Bagaimana Kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak?
4. Bagaimana sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaiamana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?
6.

Bagaiamana peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan
anak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak
2. Untuk mengetahui prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak
3. Untuk mengetahui kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak
4. Untuk mengetahui sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak

5. Untuk mengetahui manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak

6.

Untuk mengetahui peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu
dan anak

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.

Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat
untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat
dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan akan

dilakukan di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003:27), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang
besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu.
Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa
ibunya.
Menurut Zulfili (1986:9), peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing
kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya
masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau
menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B.

Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.Tujuan umum program Kesehatan Ibu
dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

1.

Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya

2.

Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di

sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan ibu meneteki
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi

5.

dan anak balita
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya

C. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
Pemantauan tumbuh kembang balita.
Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio tiga kali,

dan campak satu kali pada bayi

5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit
ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayibayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kaderkader kesehatan
D. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu :
1. Sistem pencatatan-pemantauan
2.

Sistem transportasi-komunikasi

3. Sistem pendanaan
4. Sistem pendonor darah
5. Sistem informasi KB
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses
fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1.


Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat,
khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.

2.

Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kematian

3.

maternal.
Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam menolong

4.

perempuan saat hamil dan persalinan.
Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga

5.

kesehatan profesional.

Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi masalah

6.
7.

mereka sendiri.
Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan maternal.
Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi
masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep
berikut ini :

1.

Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk
perempuan saat hamil dan bersalin.

2. Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan perempuan.
3.


Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi
merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.

4. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5. Menggunakan pendekatan partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.
Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu
untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi
kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai
hubungan, dan kekuasaan yang mempengaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk
melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang
potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan
melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat
diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan
pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan
menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA ini.
E.


Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA
(PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk
pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang
terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang
terdiri dari :
a.

Indikator Akses

b.

Indikator Cakupan Ibu Hamil


c.

Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d.

Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e.

Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f.

Indicator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan
mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai
tingkat administradi, yaitu :
a.

Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis memodifikasinya
menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desamana
yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang
jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
F.

Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak

Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan
masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu mengelola sistem
pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan
dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program kesehatan yang
lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan
(Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan
mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini
menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1.

Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun
mendatang

2. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
3.

Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif
dengan pendekatan pro-aktif

4. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit
5.

Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara
penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap
penyakit.

6. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi
masyarakat dari pencemaran.
7.

Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)

8. Penggerakan peran serta masyarakat.
9.

Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara
sehat.

10. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
11. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan
masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
12. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :
1.

Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan, serta
melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
masyarakat.

2.

Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan
Puskesmas.

3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang
tugasnya.
4. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
5. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan.
6. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana,
perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegah dan pemberantasan penyakit,
pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan
sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia
lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan
pengobatan tradisional;.
7.

Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi upaya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan sarana dan
pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta, serta kader
pembangunan kesehatan.

8.

Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di
wilayah kerjanya.

9. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT.
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotifpreventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik
balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program
kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar
penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa datang harus mampu menciptakan dan
menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus
dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui
kesadaran yang leih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Upaya

kesehatan

Ibu

dan

Anak

adalah

upaya

di

bidang

kesehatan

yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.
2.

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan program Kesehatan Ibu dan anak
(KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.

3.

Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya, pemeliharaan
kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah, deteksi dini
faktor resiko ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, dan sebagainya

4. Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : sistem pencatatanpemantauan, sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem pendonor darah,
sistem informasi KB
5. Manajemen kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWSKIA)
6. Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain mengumpulkan, mengolah data dan
informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas, menyiapkan bahan
kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya,

melaksanakan upaya kesehatan masyarakat, melaksanakan upaya kesehatan perorangan, dan
lain-lain.
B.

Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi acuan dalam melakukan
peningkatan kesehatan pada Ibu dan Anak, dan lebih mengutamakan upaya promotifpreventif dibandingkan kuratif.

Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam
pembangunan nasional untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaaian
sasaran pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah mengacu pada komitmen Indonesia akan delapan tujuan umum Millenium
Development Goals (MDGs), EMAS, Desa Siaga, Poskesdes
Dalam rangka mencapai sasaran seperti disebut di atas, arah kebijakan pemerintah
diprioritaskan pada :
a. meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat
b. meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
c. mengembangkan sistem jaminan kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin
d. meningkatkan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
e. meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sejak usia dini
f. meningkatkan pemerataan dan kualitas fasilitas kesehatan dasar
B.
1.
2.
3.

Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan MDGs
Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan EMAS
Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan Desa siaga / Poskesdes

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. MILLINNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
Pada dasarnya MDGs merupakan suatu komitmen bersama para pemimpin dunia
Negara–Negara berkembang untuk bersama – sama meningkatkan pembangunan
nasionalnya. Komitmen internasional ini menjadi acuan bagi pemerintah Indonesia dalam

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, yang ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya
tingkat kematian bayi dan kematian ibu melahirkan, dan perbaikan status gizi, menjadi salah
satu sasaran yang hendak dicapai pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs adalah
delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015, merupakan tantangan
tantangan utama dalam pembangunan diseluruh dunia. Pada September 2000, Pemerintah
Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara lain, berkumpul untuk menghadiri Pertemuan
Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Milenium. Deklarasi berisi
sebagai komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8
buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDGs), sebagai satu paket tujuan terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Berikut adalah 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDGs) :
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang
dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.

3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan
dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5
tahun
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6.

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan
Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS,

malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
a. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap
negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan

b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak
memiliki akses air minum yang sehat
c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan
dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan
aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan
yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan
internasional.
b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan
khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil.Ini termasuk
pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk
negara miskin yang berhutang besar; pembatalan
hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang
berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
c. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara
berkembang.
d. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
e.
f.

ditanggung dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda
Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang

g.

terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai
sasaran-sasaran ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak,
termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di
Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa
depan.

B. EXPANDING MATERNAL AND NEONATAL SURVIVAL (EMAS)
EMAS (Explanding maternal and neonatal survival) adalah sebuah program
kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2016)
dalamrangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program EMAS
mendukung pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, dalam berjejaring dengan Organisasi

Masyarakat Sipil, fasilitas kesehatan publik dan swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi
profesi, dan sektor swasta, dan lain-lain. Program ini akan berkontribusi terhadap percepatan
penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir sebesar 25% di Indonesia.

Explanding maternal and neonatal bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan PONED & PONEK. Memastikan intervensi medis
prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan kematian diterapkan di RS dan
Puskesmas. Pendekatan tata kelola klinis (clinical governance) diterapkan di RS dan
Puskesmas.
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem rujukan antar Puskesmas/Balkesmas dan RS.
Penguatan sistim rujukan. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjamin
akuntabilitas dan kualitas nakes, faskes dan Pemda. Meningkatkan akses masy dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan .
EMAS dilaksanakan dalam enam provinsi yang memiliki jumlah kematian ibu dan
neonatal besar. Enam Provinsi tersebut adalah:
1.

Sumatera Utara daerah intervensi nya adalah Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten di
sekitar daerah intervensi adalah Kota Medan, Kota Tebingtinggi, Kab Langkat, Kab Karo,

2.

Kota Pematangsiantar, Kab Serdang Bedagai, Kab Simalungun, Kota Binjai
Banten daerah intervensinya adalah Kabupaten Serang. Kabupaten di sekitar daerah

3.

intervensi adalah Kab Tangerang, Kab Lebak, Kab Pendeglang, dan Kota Cilegon
Jawa Barat daerah intervensinya adalah Kabupaten Bandung. Kabupaten di sekitar daerah
intervensi adalah Kab Garut, Kab Sumedang, Kab Subang, Kab Purwakarta, Kab Cianjur,
Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat. Daerah intervensi lain di Jawa Barat
adalah Kabupaten Cirebon. Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kota Cirebon, Kab

4.

Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan
Jawa Tengah daerah intervensinya adalah Kabupaten Tegal. Kabupaten di sekitar daerah
intervensi adalah Kota Tegal, Kab Brebes, Kab Pemalang, Kab Pekalongan, dan Kota
Pekalongan. Daerah intervensi lain di Jawa tengah adalah Kabupaten Banyumas. Kabupaten
di sekitar daerah intervensi adalah Kab Kebumen, Kab Cilacap, Kab Purbalingga, Kab

5.

Banjarnegara
Jawa Timur daerah intervensinya adalah Kabupaten Malang. Kabupaten di sekitar daerah
intervensi adalah Kota Malang, Kab Lumajang, Kab Probolinggo, Kab Pasuruan, Kota Batu,
Kab Blitar

6.

Sulawesi Selatan. Daerah intervensinya adalah Kabupaten Pinrang. Kabupaten di sekitar
daerah intervensi adalah Kab Tana Toraja, Kab Enrekang, Kab Sidenreng Rappang, Kota
Pare-Pare

C. PENGEMBANGAN DESA SIAGA / POSKESDES
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pembangunan Kesehatan
mempunyai Visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan
dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu perlu upaya pemberdayaan
masyarakat.
Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Poskesdes, yaitu salah
satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat ( UKBM ) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan / menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa yang
meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat ( promotif ), pencegahan penyakit
( preventif ), pengobatan (kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan ( terutama
bidan ) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Desa Siaga dikembangkan melalui penyiapan masyarakat, pengenalan masalah,
perumusan tindak lanjut pencapaian khususnya kesepakatan pembentukan Poskesdes dan
dukungan sumberdaya. Pengembangan Desa Siaga / Poskesdes walaupun bersumberdaya
masyarakat, namun mengingat kemampuan masyarakat terbatas, pemerintah membantu
stimulan biaya Operasional Poskesdes melalui anggaran Dana Bantuan Sosial Pembangunan
Poskesdes.

1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.

Kegiatan pengembangan Oprasional Desa Siag/Poskesdes meliputi :
Pengembangan Poskesdes / Desa Siaga baru:
Pertemuan Desa
Pengumpulan Data
Pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa
Dll
Peningkatan SDM
Pelatihan Kader
Stimulan Tenaga Kesehatan di desa, kader
Operasional Poskesdes
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu, anak, gizi, penyakit menular lainnya, dan bencana
Bahan habis pakai
Sarana Penunjang Poskesdes : ATK, Foto copy
Transport petugas, kader untuk pelayanan dan konsultasi

BAB III
KESIMPULAN
Sehingga, dapat dsimpulkan dari uraian di atas bahwa MDGs bertujuan untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. EMAS (Explanding maternal and neonatal
survival) adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID dalam
rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Sedangkan Desa Siaga
dilaksanakan melalui pembentukan Poskesdes, yaitu upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat ( UKBM ) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan / menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa yang meliputi kegiatan peningkatan hidup
sehat ( promotif ), pencegahan penyakit ( preventif ), pengobatan (kuratif) yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan ( terutama bidan ) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela
lainnya.