Chapter II Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

BAB II
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
A. Sejarah Ringkas
1. Kementerian Pekerjaan Umum
Istilah Pekerjaan Umum adalah terjemahan dari bahasa Belanda
“Openbare Werken” yang pada zaman Hindia Belanda disebut “Waterstaat
Swarken”. Dilingkungan pusat pemerintahan dibina oleh Dept. Van Verkeer
& Waterstaat

(Dept. V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van

Guovernements Bedri Jven dan Dept. Van Burgewrlijke Openbare
Werken.Dept V&W dikepalai oleh seorang direktur yang membawahi
beberapa afdelingen dan diensten sesuai dengan tugas dan/ wewenang
kementerian ini. yang meliputi dibidang PU ( Openbare Werken ) termasuk
afdeling Waterstaat dan onder afdelingen:
1.

Lands Gebouwen


2.

Wagen

3.

Irrigatie & Assainering

4.

Water Kracht

5.

Constructie Burreau
Disamping yang tersebut diatas, yang meliputi bidang PU (Openbare

Werken) juga afd. Havenwezen (pelabuhan), afd. Electriciteitswezen
(kelistrikan ) dan afd. Luchtvaart (penerbangan sipil). Organisasi PU

(Openbare Werken) didaerah-daerah adalah sebagai berikut : di provinsi Jawa

Barat , Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaat/openbere werken
diserahkan

kepada

pemerintah

Provinsi

yang

disebut

“Provinciale

Waterstaatdienst “ dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale
Waterstaatdienst (H.P.W), di wilayah Gouv. Yogyakarta dan Gouv. Surakarta
urusan-urusan Pekerjaan Umum/ Waterstaat dijalankan oleh “Sultanas

Werken”

(Yogyakarta),

dan

“Rijkswerken”

(Surakarta),

Mangkunegaranwerken.
Disamping itu di wilayah Vorstenslander terdapat 3organisasi “
Waterschap”, “s” Lands Gbouwendienst, “Regentschap Werken” dan
“Gremeente Werken” . Untuk derah luar Jawa Gouv. Sumatera, Borneo
(Kalimantan) dan Grote Oost ( Indonesia Timur) terdapat organisasi
“Gewestelijke Inspective v/d Waterstaat” dikepalai oleh seorang inspektur.
Diwilayah Residentie terdapat “Residentie Water Staatdienst” yang dahulu
dikenal dengan nama “Dienst der B.O.W” dan dikepala dinas ini biasa
disebut “E.A.Q” (Eerst Aanwzend Waterstaatambtenar). Ketentuan yang
dikeluarkan pada zaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan

tugas dalam linkungan Pekerjaaan Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 193
B.W.R 1934 dan “W.V.O/W.V.V”.
Setelah Belanda menyerah dalam perang pasifik pada tahun 194
kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3
wilayah pemerintahan , Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur dan
tidak adapusat pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke tiga
wilayah pemerintahan tersebut.

Dibidang Pekerjaan Umun pada tiap-tiap wilayah organisasi
pemerintahan militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman
Hindia Belanda dan disesuaikan dengan ketentuan- ketentuan dari pihak
Jepang, kantor pusat ‘V &W’. Di Bandung dinamakan “Kotubu Bunsitsu”,
setelah saat itu istialah “Pekerjaan Oemoem” (P.O), Oeroesan Pekerdjaan
Oemoem (O.P.O0, “ Pekerjaan Umum” ( PU), disamping “Doboku’ lazin
dipergunakan.
Katubu bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan denga
wilayah pemerintahan di Jawa/Madura, hubungan dengan luar Jawa tidak
ada. Organisasi Pekerjaan Umum di daerah-daerah, di karesidenankaresidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri. Sistem pelaksanaan
pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama jaman Ned.Indie,
dismaping menurut sistem Jepang.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, maka semenjak itu pemuda-pemuda Indonesia mulai
berangsur-angsur merebut kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang baik
dipusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun pemerintahan daerahdaerah. Sesudah pemerintahan Indonesia membentuk kabinet yang pertama,
maka para menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan
Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil
tempat bekas V&W (dikenal dengan nama “Gedung Sate”.
Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaan pemerintahan Hindia
Belanda sebelum perang, datang mengikuti tentara sekutu masuk ke
Indonesia. Akibat dari keinginan pemerintahan Belanda ini, terjadilah

penentangan fisik dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan
tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain “Gedung
Sate” yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu
itu ( peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa “3 Desember 1945”).
Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintahan Pusat RI di
Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta
begitu juga Kementerian PU.
Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan
Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta berpindah

lagi ke Jakarta. Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering
mengalami perubahan pimpinan dan organisasi, sesuai situasi politik pada
waktu itu. Sebagai gambaran garis besar organisasi PUT diuraikan sebagai
berikut:
1. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yoyakarta, susuana kementerian PU .
Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 balai.
2. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan
POU RIS dibagi dalam beberapa departemen dan beberapa jawatan dan
beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari Dept.PU.RIS.
Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan
3 Departemen prae federal yaitu:
1. Departemen Verkeer, Enerrgie dan Mynbouw dulu kecuali
Mynbouw yang masuk dalam kementerian kemakmuran)
2. Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw
3. Departemen Van Scheepvaart

Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal
dalam satu Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu,
agar hubungan 3 Deprtemen tersebut satu dengan yang lain menjadi sangat
erat, terlebih-lebih jika diingat bahwa untuk pembangunan Negara akan

diadakan koordianasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan
pula untuk melancaran semua tugas yang dibebankan kepada Kementerian
Perhubungan Tenaga dan PU.RIS. Khusus pada permulaan terbentuknya
Negara Kesatuan RI, maka susunan kementerian berbeda.
Dalam masa prolog G 30 S PKI terjuadilah dalam sejarah
Pemerintahan RI suatu cabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet
Dwuikora atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentukn
koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT yang pada masa itu
ikut mengalami perubahan organisasi yang menjadi 5 Departemen dibawah
Komprartemen PUT Kabinet Dwikor, dipimpin Jenderakl Suprajogi. Adapun
Kompartemen PUT ketika membawahi Departemen, antara lain:
1. Departemen Listrik dan Ketenagaan
2. Departemen Bina Marga
3. Departmen Cipta Karya
4. Departemen Pengairan Dasar
5. Departemen Jalan Raya Sumatera
Setelah peristiwa G 30S PKI pemerintaha segera menyempurnakan
Kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir. Soekarni sebagai menteri PUT untuk
memimpin Kompartemen PUT. Kabinet yang disempurnakan dipertahankan.
Kabinet Ampera sebagai cabinet pertama dalam masa Orde Baru, kembali


organisasi PUT dibentuk dengan Ir. Soekarni sebagai menteri. dengan Surat
Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 juni 1968 No.3/PRT/1968 dan dirubah
dengan Peraturan Menteri tertanggal 1 Juni 1970 No.4/PRT/1970.
Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur organisasi. Sebagai
gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Departemen
PUT,maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada
kewenangan daerah itu sendiri.
Selanjutnya, pada awal kemerdekaan tahun 1945, nama Pekerjaan
Umum tetap dipergunakan dalam cabinet pertama Republik Indonesia yang
diumumkan tanggal 2 September
Hatta,

bernama

Kementerian

1945, dibawah Perdana Menteri Moh.
Umum


dengan

Menterinya

Abikusno

Tjokrosoejoso seorang arsitek otodidak.
Kemudian sejak awal kemerdekaan sampai saat ini, dalam perjalanan
sejarahnya Departemen kementerian PU telah berkali-kali berganti nama.
Mulai dengan nama Kementerian Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga, Departemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Permukiman dan
Pengembangan Wilayah, Departemen Pemukiman dan Prasarana. Dalam
Kabinet Kerja dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo , Kementerian
Pekerjaan Umum berubah nama menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15
Tahun 2015. Meskipun berganti-ganti nama, akan tetapi esensi tugas pokok
dan fungsinya tak berubah, yaitu penyediaan pekerjaan umum dan
pemukiman.


2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Penyelenggaraan pembangunan disektor pengairan/sumber daya air
dihadapkan pada berbagai tantangan yang makin kompleks, sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk serta peningkatan aktivitas masyarakat.
Sedemikian pentinnya air dalam kehidupan, sehingga UUD 1945 dalam pasal
33 ayat (3) mengamanatkan bahwa air dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Agar amanah tersebut dapat tercapai dengan sebaikbaiknya, perlu dilakukan upaya pengelolaan yang tepat dan terpadu sehingga
dapat diwujudkan kemanfaatan sumber daya air secara optimal dan
berkelanjutan.
Pemerintah pusatmelalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen
SDA) melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
provinsi, lintas berwenang Negara, dan wilayah sungai strategis nasional.
Ditjen SDA juga memiliki kewenangan dalam menetapkan pola pengolaan
dan rencana pengolaan atas ketiga wilayah sungai tersebut.
Ditjen SDA mendasari pengolaan pada sifat alami sumber daya air
yang tidak mengenal batas wilayah administrasi serta adanya hubungan sebab
akibat antara bagian satu denan yang lain pada siklus hidrologi. Oleh karena
itu, pengelolaan SDA haruslah dilakukan secara menyeluruh pada suatu
kesatuan sistem hidrologinya dengan memadukan seluruh pihak terkait, baik
menjaga


kelestariannya

(pendayagunaan),

maupun

(pengendalian daya rusak).
3. Visi dan Misi.

(konservasi),
yang

mungkin

yang
dapat

memanfaatkannya
terkena

bencana

a. Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakayat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Tidak hanya melakukan pembangunan prasarana fisik, pengelolaan
sumber daya air yang dilakukan oleh Ditjen SDA juga memperhatikan
penanganan nonfisik, seperti gerakan kemitraan dan pemberdayaan para
petani pengguna air, dan juga didukung oleh basis dan informasi. Dalam
mengelola sumber daya air Dijen SDA mempunyai visi:
“ Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan
bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia”.
b.

Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan lima misi yang

sejalan dengan UU No. 7/2004, yakni :
1. Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan
2. Pendayagunaan sumber daya air secara adil untuk berbagai kebutuhan
masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas.
3. Pengendalian daya rusak air .
4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta, dan pemeritah
dalam pengelolahan sumber daya air.
5. Peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam
pengelolahan sumber daya air.

4. Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai
Secara konsep, sumber daya air haruslah dikelola secara komprehensif
berdasarkan wilayah sungai, tidak berdasarkan wilayah administrasi. Untuk
mewujudkan konsep tersebut serta untuk melaksanakan pengelolaan sumber
daya air yang menyeluruh dan berkelanjutan, dibentuk Balai Besar dan Balai
Wilayah Sungai (BBWS & BWS) yang bertugas melaksanakan pengelolaan
sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, serta
operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.
Pembentukan BBWS & BWS merupakan kosekuensi logis dari adanya
kewenangan dan tanggung juawab pengelolaan sumber daya air sebagaimana
diatur dalam UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air pasal 14,15, dan
16.Pemeritah Pusat melalui Departemen Kementerian Umum dan perumahan
Rakyat mempunyai kewenangan melaksanakan pengelolaan sumber daya air
di wilayah yang bersifat lintas Negara, lintas provinsi dan strategi nasional.
Penentuan wilayah sungai di Indonesia mengacu pada keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.11A/PRT/M/2006,
sementara belum ditetapkan oleh Presiden sebagaimana tercantum dalam
UU.NO.7/2004, yang membagi wilayah sungai di Indonesia menjadi 133
wilayah sungai, terdiri dari 4 buah wilayah sungai Lintas Negara, 26 buah
wilayah Lintas Provinsi, 38 buah wilayah sungai Strategis Nasional, 49
wilayah sungai Lintas Kabupaten/Kota dalam Provinsi ,dan 16 buah wilayah
sungai dalam Kabupaten/Kota. dari 133 wilayah sungai, 69 buah wilayah
sungai merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

Sampai saat ini telah dibentuk 12 BBWS dan 19 BWS yang tersebar
diberbagai provinsi. Dengan berbagai pertimbangan, dari 69 wilayah sungai
kewenangan pusat hanya 31 BBWS & BWS, sehingga satu BBWS & BWS
umumnya mempunyai wilayah kerja lebih dari satu wilayah sungai. bahkan
terdapat satu wilayah sungai (Ciujung,Cidanau, Cidurian, Ciliwung,
Cisadane, dan Citarum) yang dikelola oleh tiga BBWS.

5.

Satuan Kerja Balai Wialayah Sungai Sumatera II
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) berada

dibawah pembinaan dan tanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber
Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I.I. Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Sunagi Sumatera II berkedudukan di Jalan Jenderal
Besar DR. A.H Nasution No.30 Pkl. Mansyur Medan.
Dalam menjalankan kegiatan BWSS II mempunyai tujuan dan tugas
pokok yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Kepala Balai Wilayah
Sungai Sumatera II tentang “ Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pejabat
int dan Pembantu Pejabat Inti satuan Kerja Balai Wilayah Sunagi Sumatera
II” pada tahun anggaran 2013 yang terttulis pada pasal 2 tentang Tujuan dan
Tugas Pokok yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningkatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara
efektif dan efisien.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air.

B. Struktur Organisasi
Adanya struktur organisasi yang menggambarkan tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing pegawai serta dukungan perlengkapan yang
dikelola

dengan

baik

akan

menghasilka

produktivitas

yang

akan

meningkatkan kinerja pegawai. Melalui struktur organisasi yang baik,
pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan ,sehingga efisiensi dan efektivitas
kinerja pegawai dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi
yang baik sehingga apa yang menjadi tujuan BWSS II dapat tercapai.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah memutuskan serta
menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera
II guna untuk melaksanakan tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan.
Bagan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai sumatera II
(BWSS II) dapat dilihat dalam gambar 2.1.
Struktur Organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Satuan Kerja/ Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Barang
Balai Wilayah Sungai Sumatera II
b. Pejabat Inti Satuan kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari:
1.

Pejabat Pembuat Komitmen.

2.

Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran.

3.

Bendahara Pengeluaran

c. Dalam melaksanakan kegiatan para Pejabat Inti Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Sumatera II dibantu oleh:
1.

Perencana Teknik KTTL, Perencanaan dan Program dan O&P
SDA.

2.

Perencana Teknik Bidang Program dan Pelaporan.

3.

Pelaksanaan Administrasi

4.

Petugas Akuntansi UAKPA

5.

Pelaksana Administrasi UAKPB

6.

Bendahara Pembantu

7.

Pelaksana

C. Job Description
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor:

02/PRT/M/2008 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian

Umum

yang

merupakan

Kewenangan

Pemeritah

dan

Dilaksankan sendiri serta Peraturan Presiden Republik Indonesia No.54
Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah ditetapkan
tugas dan tanggung jawab Pejabat Inti Satuan Kerja terdiri dari:
1. Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
a.

Melaksanakan seluruh tugas Satuan kerja terutama pelaksanaan
rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

b.

Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan
dan dituangkan dalam DIPA.

c.

Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti
Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan.

d.

Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan
Kerja yang dipimpinnya sesuai kebutuhan yang sekanjutnya
ditetapkan oleh Atasan Langsung.

e.

Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
(gaji non PNS, lembur, honor, vakasi, dan perjalanan dinas)

f.

Melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan
operasional Kegiatan kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang
mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja (Pejabat Pembuat
Komitmen), maupun kepada pejabat yang Melakukan Pengujian
danPerintah Pembayaran yang ditetapkan oleh Menteri selaku
Pengguna Anggaran/ Barang.

g.

Menetapkaan dana Menandatangani Surat Keputusan Panitian
Pengadaan barang/Jasa.

h.

Menandatangani Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (Dalam
hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen).

i.

Menyetujui Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani
Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran

Anggaran Belanja/ Pejabat Pembuat Komitmen (Dalam hal Kepala
Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
j.

Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh
Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran
Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan
kepada pejabat yang melakukan pengujian dan Perintah Pembayaran
(Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen).

k. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai
peraturan yang berlaku.
l.

Melaporkan setiap terjadinyakerugian Negara menurut bentuk dan
cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggran
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

m.

Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan

Sebagian

dari

Rencana

Kerja

dan

Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.

2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat inti Satuan Kerja
a.

Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Sumatera II Provinsi Sumatera Utara
Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:
1.

Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama
pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

2. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah
ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA.
3. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat
Inti Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan.
4. Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti
Satuan Kerja yang dipimpinya sesuai kebutuhan yang selanjutnya
ditetapkan Atasan Langsung.
5.

Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan
pengeluaran (gaji non PNS,lembur,honor,vakasi dan perjalanan
dinas)

6. Melaksanakan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan
kegiatan operasional Satuan Kerja kepada pejabat yang melakukan
tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja
(Pejabat Pembuat Komitmen), maupun kepada Pejabat yang
melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran yang ditetapkan
oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran/Barang.
7. Menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan Susunan
Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
8. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak
(Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen).
9. Menyetujui
ditandatangani

setiap

Surat

Pejabat

Perintah

yang

Kerja/Kontrak

melakukan

tindakan

yang
yang

mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
10. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan
oleh pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan
Pengeluaran Anggran Belanja/Pejabat pembuat Komitmen untuk
diteruskan kepada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah
Pembayaran. Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen).
11. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai
peraturan yang berlaku
12. Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara mnurut bentuk dan
cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna
Anggaransesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Menyusun usulan Rencana Kegiatan kementerian/Lembaga (RKAKL) untuk tahun berikutnya.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/rencana kerja
yang tertuang dalam DIPA
a.

Bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran
anggaran Satuan Kerja yang APBN.

b. Bertanggung

jawab

atas

kebenaran

material

setiap

Surat

Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani nya
serta akibat timbul dari SK/SPK/Kontrak tersebut.

c. Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian
keluaran/output yang telah ditetapkan
d. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan
Barang Milik/Kekayaan Negara Satuan Kerja.
e. Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib
pengadaan barang dan jasa yang dialokasikan kepada satuan kerja
yang dipimpinnya sesuai peraturan yang berlaku.
f. Bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui atasan
Langsung/Pelaksana Program.

b. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara, dengan
Uraian Tugas sebagai berikut :
a.

Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat
Yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran
Anggaran Belanja.

b.

Memeriksa Kelengkapan berkas SPP, mengisi check list
kelengkapan berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan
penerimanaan SPP

c.

Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung
SPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

d.

Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
PAGU anggaran.

e.

Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut
antara lain :
1. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/perushaan, alamat, No.rekening dan nama Bank)
2. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakan
dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak yang berkenaan)
3. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan
dana yang tercantum dalam DIPA serta ketepatannya terhadap
jadwal waktu pembayaran

guna meyakinkan bahwa tagihan

yang harus dibayar belum daluarsa)
f.

Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau ssaran kegiatan
sesuai dengan indicator kinerja yang tercantum dalam DIPA
berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam
kontrak.

g.

Menandatangani

dan

menerbitkan

SPM

sekurang

kurangnya dalam rangkap 6 dengan
1. Lembar kesatu dan lembar disampaikan kepada KPPN
pembayaran
2. Lembar ketiga sebagi pertinggal pada Pejabat yang Melakukan
Pengujian dan Perintah Pembayaran

3. Lembar

keempat

disampaikan

kepada

Petugas

Akuntansi/Verifikasi keuangan.
4. Lembar kelima disampaikan kepada pejabat yang melakukan
Tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran/Pembuat
Komitmen.
5. Lembar keenam disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran
h.

Menyampaikan SPM yang telah ditandatangani ke KPPN
setempat
i.

Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai
DIPA

dan

menyampaikannya

kepada

Kepala

SNVT

Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi
Sumatera Utara Selaku Atasan Langsungnya.
Tanggung Jawab :
a.

Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian
dan perintah pembayaran serta akibat yang timbul atas
tindakannya meliputi aspek hokum, peraturan perundangundangan dan tujuan pengeluaran

b.

Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara.

c.

Bendahara Pengeluaran
Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara, sebagai
berikut :

a.

Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan
yang dilaksanakan

SNVT Pelaksanaan

jaringan Sumber Air

Sumatera II Provinsi Sumatera Utara pada Buku Kas Umum
(BKU), Buku Pembantu , Buku tambahan, serta buku-buku
tambahan lainnya.
b.

menyiapkan rincian jumlah Pengauan SPP UP, SPP TUP,
SPP GUP serta dokumen dokumen pendukung lainnya.

c.

Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (SPP UP) yang diajukan oleh pejabat Pembuat
Komitmen dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat
Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran.

d.

Menandatangani SPP LS yang pembayarannya melalui
rekening Bendahara.

e.

Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga
lainnya yang berada dalam pengurusannya (Brankas) untuk
menghindari terjadinya kerugian Negara.

f.

Menguji kebenatran tagihan pembayaran Uang persediaan
meliputi kesesuaian dengan akun, DIPA dan peraturan keuangan
yang berlaku sebelum dilakukan pembayaran

g.

Melakukan pembayaran melului Uang Persedian atas
persetujuan

Pejabat

yang

Melakukan

Tindakan

Yang

Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera II untuk belanja barang yaitu akun :
5211(belanja barang operasional), 5212 (belanja nonoperasional),

5211 (belanja lain-lain), dengan nilai setinggi-tingginya sebesar
Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), kecuali ada ketentuan lain
dari Kementerian Keuangan.
h.

Wajib menolak perintah bayar dari Kasa pengguna
Anggaran/Pejabat Yang ditunjuk apabial persyaratan pembayaran
tidak terpenuhi.

i.

Menerima dan menyetor ke Rekening kas Negara atas
pajak dan penerimaan lainnya yang dipungut serta melaporkannya
menurut bentuk dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada
waktunya kepada masing-masing instalasi yang terkait.

j.

Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan
dengan bukti- bukti pembukuan

Tanggung Jawab :
a.

Bertanggung jawab atas pengeolaan uang persediaan

b.

Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan
Negara yang berada dalam pengurusannya.

c.

Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksana
Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara.

Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugas Perencana Teknik Bidang Kegiatan Sungai
dan Pantai bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
3. Pembantu Pejabat Inti SNVT Peaksanaan Jaringan Sumber Air
Sumatera II Provinsi Sumatera Utara
a.

Perencana Teknik Pada Sungai dan Pantai

Membantu melaksanakan tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut :
1.

Pembinaan Penyusunan program dan kegiatan pada unit
pelaksana kegiatan Sungai dan Pantai

2.

Meneliti

dan

membantu

penyusunan

perencanaan

pengadaan barang/jasa kegiatan Sungai dan Pantai
3.

Membina, meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen
pengadaan barang/jasa Kegiatan Sungai dan Pantai

4.

Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanan Kegiatan
Sungai dan Pantai

5.

Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kinerja
pelaksanaan Kegiatan Sungai dan Pantai

6.

Dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja melaksanakan
dan mengikuti rapat-rapat koordinasi pelaksanaan Kegiatan Sugai
dan pantai dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Satuan Kerja.

7.

Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Satuan
Kerja baik diminta maupun tidak diminta

8.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Satuan Kerja yang berkaitan dan sesuai dengan bidang tugasnya.

Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Perencana Teknik Bidang Kegiatan
Sungai dan Pantai bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
b.

Penyusun Monev dan Pelaporan E-Monitoring

Membantu melaksanakan sebagian Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai
berikut :
1.

Pembinaan penyusunan program da kegiatan pada masingmasing unit pelaksanaan pengelola sumber daya air

2. Mempersiapkan konsep arah kebijakan program kegiatan tahunan
dalam jangka menengah dan jangka panjang pada SNVT
3. Menghimpun/mengevaluasi laporan kinerja pelaksanaan program
tahunan yang disampaikan oleh masing-masing unit kegiatan
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.
4.

Dengan persetujuan kepala SNVT melaksankan dan
mengikuti rapat-rapat dalam rangka penyelarasan program dan
melaporkan hasilnya kepada Kepala SNVT

5.

Bekerja sama dengan Perencana Teknik yang lain dan
Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pengujian dan penelitian
atas program/kegiatan yang diusulkan.

6.

Melakukan monitoring dan evalasi secara administrasi dan
phisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program.

7. Mempersiapkan dan mensosialisasikan norm, standar, pedoman
dan manual (NSPM) yang diperlukan sesuai peraturan yang
berlaku.
8. Membina dan mendayagunakan Sumber Daya manusia pada unit
kerjanya.
9. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala SNVT baik
diminta maupun tidak diminta.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SNVT
yang berkaitan dan sesuai bidang tugasnya.
Tanggung Jawab :
a.

Bertanggung

jawab atas kebenaran program dan

pelaporan Sumber Daya Air yang dikerjakan
b.

Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara

c.

Pelaksana Administrasi
Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja
sebagi berikut :
1.

Melakukan tugas-tugas kerumahtanggaan, kesekretariatan,
kesejahteraan, dan keselamatan kerja pada SNVT Pelaksanaa
Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

2.

Menyusun

rencana

pengadaan

kebutuhan-kebutuhan

kegiatan, peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya
untk SNVT, Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II
Prov. Sumatera Utara.
3.

Melaksanakan administrasi umum SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

4.

Melaksanakan administrasi BMN SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

5.

Melaksanakan rencana pengedaan dan penatausahaan
barang-barang kebutuhan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber
Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

6.

Membuat laporan secara berkala kepada Kepala SNVT
Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov.
Sumatera Utara.

7.

Melaksanakan kegiatan keamanan dan pengamanan di
Lingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air
Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

8.

Menginput Aplikasi Persediaan dan SIMAK BMN pada
masing-masing unit Kegiatan.

Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Administrasi bertanggung
jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
d.

Petugas Verifikasi UAKPB
Membantu melaksanakansebagian tugas Kepala Satuan Kerja sebagai
berikut :
1.

Menyusun data Transaksi BMN pada setiap akhir bulan.

2.

Melaksanakan pencocokan data antar laporan BMN
dengan laporan keuangan yang disusun oleh petugas akuntansi.

3.

Menyusun laporan BMN setiap semesteran dan Laporan
BMN beserta LKB.

4.

Menyimpan arsip dan BMN dan melakukan proses tutup
buku setiap akhir tahun anggaran

5.

menyusun Laporan Barang Milik Negara dan Laporan
Kondisi Barang Satuan Kerja sesuai dengan Sistem Akuntansi
Instansi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

6.

Menyampaikan laporan BMN dan LKB kepala Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAKPAB-W)
beserta arsip data computer.

Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Administrasi bertanggung
jawab kepada Kepala Satuan Kerja
e.

Petugas Akuntansi UAKPA
1.

Menerima copy Data Sumber seprti SPM,SP2D, STS, dan
DIPA pada ADK BMN beserta pengantar (SP)/Lembar Pengontrol
dari Bendaharawan

2.

Memastikan bahwa Data Sumber dan ADK tersebut
kepada petugas komputer

3.

Menerima Data Sumber yang diterima pada buku control
dan mengrimkan DS dan ADK kepada petugas komputer.

4.

Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN

5.

Melakukan verifikasi atas CALK, dan mengirimkannya ke
UAPPA-W/UAPPA-EI tiap semester

Tanggung Jawab :
a.

Bertanggung jawab atas kebenaran materi laporan BMN
ddan LKB sesuai standar Akuntansi Pemerintah

b.

Bertanggung jawab kepada kepala SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

f.

Bendahara Pembantu
a.

Membantu bendahara Pengeluaran didalam Pengelolaan
Uang Persediaan (UP).

b.

Menyusun Laporan Keuangan yang dilakukannya sesuai
DIPA dan menyampaikannya kepada Bendahara Pengeluaran

c.

Bertanggung jawab atas pengelolaan Uang Persediaan
(UP) yang dilakukan atas aspek hukum, peraturan perundangundangan dan tujuan pengeluaran.

Tanggung Jawab:
Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Pembantu bertanggung
jawab kepada Bendahara Pengeluaran.
D. Jaringan Kegiatan
Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (SNVT PJSA)
bergerak di dalam bidang jasa yaitu mewujudkan kemanfaatan sumber daya
air secara berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia . Lima
jenis usaha kegiatan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(SNVT PJSA) :
1. Pembuatan tebing sungai.
2. Pembuatan tanggul sungai.
3. Pembuatan bendungan sungai
4. Pembebasan tanah/ganti rugi.
5. Perkuatan tebing sungai.

E.

Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap perusahaan atau instansi memiliki visi dan misi yang harus
dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membutuhkan
waktu untuk mewujudkan itu semua. Begitu pula pada Balai Wilayah Sungai
Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahana Rakyat yang akan terus berupaya mewujudkan visi
dan misinya yang telah ditetapkan. Tidak mudah untuk mewujudkan itu
semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan kedisiplinan serta
loyalitas dalam bekerja.
Tidak hanya sungai, danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang
menjadi potensi kinerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahana
Rakyat namun Bandara Kualanamu juga menjadi objek pengembangam
Sumber Daya Air dan juga proyek-proyek lain seperti:
1.

Pembangunan Box culvert Kanalisasi Deli-Percut

2.

Divertion Structure Kanalisasi Deli-Percut.

3.

Perkuatan Tebing Kanalisasi Deli-Percut.

4.

Bendungan Irigasi Batang Ilung.

5.

Bendungan Irigasi Batang Gadis.

6.

Bendungan karet Bandar Sidoras.

7.

Perkuatan Tebing Sungai.
Selain menjalani kegiatan pokok, kegiatan-kegiatan yang diluar

kegiatan pokok juga tetap dilaksanakan. Misalnya saja kegiatan kerohanian
seperti perayaan hari-hari besar keagamaan misalnya hari raya Idhul Fitri para

pegawai saling bersilaturahmi diacara halal bihalal yang dibuat bersama,
sehingga kegiatan ini mengandung nilai-nilai dan norma-norma keagamaan
dalam menjalani hidup. Tidak hanya rohani , para pegawai juga melakukan
kegiatan jasmani seperti melakukan senam pagi disetiap hari jum’at dan juga
sesekali melakukan kegitatan outbond bersama.
F. Rencana Kegiatan
Untuk mendorong hasil yang maksimal dibutuhkan kinerja yang
bermutu dimana kinerja-kinerja tersebut dapat membantu mewujudkan misi
yang menjadi tujuan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang dijalankan lembaga/instansi dimana rencana kegiatan tersebut menjadi
tugas pokok yang telah ditetapkan antara lain adalah :
1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara
efektif dan efisien.
2. Meningkatkan efesiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengoprasian dan pemeliharaan prasaran Sumber Daya Air.
Kegiataan yang dihasilkan atau yang sedang berjalan yang meliputi
kemampuan Sumber Daya Air guna untuk meningkatkan persediaan air
diantaranya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kemampuan
sungai, danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang menjadi potensi dan
prasarana Sumber Daya Air guna untuk meningkatkan tapi juga berupaya
untuk mengembangkan Sumber Daya Air yang telah ada.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45