Kajian Teori Pola Perilaku Bersirkulasi

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

Dika Hisani

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU BERSIRSIRKULASI
DIRUANG TERBUKA (PEDESTRIAN)1
Dika Hisani2
ABSTRAK
Aktivitas pada ruang kota yang semakin berkembang membutuhkan perancangan yang tepat. Salah
satu ruang yang mewadahi aktivitas masyarakat dalam bersirkulasi adalah pedestrian. Pedestrian
adalah salah satu aspek pendukung aktivitas diruang publik. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan
dibahas kajian-kajian terkait dengan penggunaan ruang pedestrian untuk mengetahui pola bersirkulasi
dikawasan perkotaan, metode yang digunakan untuk mengkaji teori pola bersirkulasi dipedestrian
adalah studi literatur dengan mengkomparasi beberapa teori umum dan studi kasus yang pernah ditulis
peneliti lain.
Kata kunci : Sirkulasi, Perilaku, Pedestrian

1


Tulisan ini merupakan bagian akhir dari Tugas Mata Kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di Program Studi

Teknik Arsitektur Fakultas Tenik USU Medan dengan bimbingan Dr.Wahyu Utami , ST,MT
2

Mahasiswa Semester VIII Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU Medan, email : [email protected]

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

PENDAHULUAN
Sirkulasi berkaitan erat dengan pedestrian
sebagai aspek pendukung aktivitas di ruang
publik. Untuk mengetahui pola perilaku
bersirkulasi maka penelitian ini berusaha untuk
mengkaji teori pola bersirkulasi di ruang
terbuka (pedestrian). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui teori-teori pola
perilaku masyarakat di kota khususnya di ruang

terbuka publik terutama pada pedestrian.
TEORI SIRKULASI DAN PERILAKU
Pendekatan Prilaku dalam Arsitektur
Menurut Sunaryo 2004, yang disebut perilaku
manusia adalah aktivitas yang timbul karena
adanya stimulus dan respons serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung.

Dika Hisani

membentuk kualitas lingkungan yang asri,
nyaman dan sehat (Aulia & Siahaan, 2012).
Roger Barker dan Herbert Wright dalam
Marcella (2004) memakai istilah behavior
setting untuk menjelaskan tentang kombinasi
perilaku dan setting tertentu, contohnya adalah
seseorang berada dalam suatu lingkungan, yaitu
sebuah toko dan terdapat gang yang berada
diantara rak penjualan dan sejumlah benda yang
dijual, orang tersebut berada dalam suatu sistem

perilaku ketika ia mempunyai peran dalam
sistemnya dan sebaliknya sistem tersebut akan
mendukung aktivitas yang terjadi dalam toko.
Dalam toko tersebut terdapat serangkaian
kejadian yang berurutan, sebuah kegiatan yaitu
membeli dan menjual. Perilaku ini membentuk
sebuah pola perilaku yang terjadi berulangulang, tidak hanya pada pembeli, tetapi juga
sama halnya dengan pedagang. Seperti pada
gambar 1.

Sedangkan pengertian pola perilaku dalam
Kamus Tata Ruang merupakan reaksi orang
terhadap lingkungan, siklus lengkap dari
adanya keinginan dan kebutuhan dan keinginan
untuk mencapai sesuatu tujuan antara makhluk
hidup dengan lingkungan sekitarnya, yang
melalui proses sebab akibat, keputusan dan
tindakan, kelakuan kelompok masyarakat,
terikat ruang dan waktu, didalamnya terdapat
pola yang stabil di prilaku manusia dan

hubungan timbal balik dengan lingkungan fisik.
Hubungan Perilaku dan Setting
Setting dan perilaku mempunyai hubungan
yang erat satu sama lain. Lingkungan/ seting
dapat mempengaruhi perilaku. Misalnya
lingkungan kota yang selalu bersih akan
mempengaruhi perilaku manusia untuk tidak
membuang sampah sembarangan. Tetapi
sebaliknya perilaku juga dapat mempengaruhi
lingkungan/ setting, misalnya, perilaku masing
masing penghuni perumahan yang selalu
memperhatikan kebersihan dan kualitas
lingkungan
disekitar
rumahnya
akan

Gambar 1. Hubungan perilaku dan setting (behavior
setting)
Sumber : Marcella, 2004


Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan
Sarana Perkotaan
Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan
antar ruang dengan manusia, dan masyarakat
yang memanfaatkan atau menghuni ruang
tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya
memahami perilaku manusia atau masyarakat
yang berbeda-beda di setiap daerah dalam
memanfaatkan ruang. Ruang dalam pendekatan

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

ini mempunyai arti dan nilai yang berbeda,
tergantung tingkat bagaimana individu-individu
yang menggunakan ruang tersebut. Dengan kata
lain, pendekatan ini akan menghasilkan konsep
dan wujud ruang yang berbeda (Rapoport,1977

dalam Haryadi 2010).
Perilaku dan Sirkulasi
Pengertian Sirkulasi
Sirkulasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah peredaran. Pengertian
sirkulasi antar ruang atau sirkulasi penghubung
ruang menurut ilmu arsitektur dalam Sari, 2014
adalah pergerakan/ruang lingkup gerak suatu
ruang yang saling berhubungan baik dengan
fungsi, bentuk dan lain-lain.
Sedangkan Hamid Shirvani (1985) menjelaskan
sirkulasi adalah gambaran sirkulasi manusia
dan kendaraan, keadaan ruang (atau ketiadaan
ruang) parkir, orientasi ke tujuan (way finding),
keselamatan dan kemudahan akses dan
pergerakan. Jalur sirkulasi merupakan ruang
linear dimana terdapat banyak aktifitas yang
terjadi dan mempunyai dampak penting
diantaranya sebagai alat yang kuat dalam
menstrukturkan suatu kota atau kawasan,

membentuk, mengarahkan dan mengatur pola
aktifitas serta dampak visual dan lingkungan.
Sirkulasi didalam kota merupakan salah satu
alat paling kuat untuk menstrukturkan
lingkungan perkotaan karena dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas
dalam suatu kota.
Menurut Francis D.K. Ching dalam bukunya
teori arsitektur (1993) dalam Pynkyawati,dkk,
2014 alur sirkulasi dapat diartikan sebagai
“tali” yang mengikat ruang-ruang suatu
bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam
maupun luar, menjadi saling berhubungan. Oleh
karena itu kita bergerak dalam waktu melalui
suatu tahapan ruang. Kita merasakan ruang
ketika kita berada didalamnya dan ketika kita
menetapkan tempat tujuan.

Dika Hisani


Jenis-Jenis Sirkulasi
Buku arsitektur, bentuk dan tatanannya FDK
Ching, 2008 menjelaskan bahwaterdapat
beberapa jenis pola sirkulasi, yaitu : (1)
sirkulasi linear, (2) radial, (3) spiral, (4)
sirkulasi network, dan (5) komposit. Sirkulasi
linear; Seluruh jalur adalah linear, jalur yang
lurus dapat menjadi elemen pengatur utama
serangkaian ruang. Radial memiliki jalur-jalur
linear yang memanjang dari atau berakhir
disebuah titik pusat bersama. Spiral adalah
suatu jalur/jalan tunggal yang menerus yang
berasal dari titik pusat, bergerak melingkar, dan
semakin lama semakin jauh darinya. Sirkulasi
network (jaringan) terdiri dari beberapa jalurjalur yang menghubungkan titik-titik yang
terbentuk di dalam suatu ruang. Komposit;
Suatu bangunan biasanya menggunakan
kombinasi pola-pola yang berurutan. Akan
tetapi, untuk mencegah terjadinya jalur cabang
yang berbelit dan tidak terorientasi , perlu ada

susunan hirarkis diantara jalur dan titik bagunan
dengan cara membedakan .skala, bentuk, dan
penempatan mereka atau sirkulasi kombinasi
dari pola-pola yang sudah disebutkan
sebelumnya.
Perilaku Masyarakat Perkotaan
Menurut Sunaryo 2004, yang disebut perilaku
manusia adalah aktivitas yang timbul karena
adanya respons yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.
Mulyandari (2010) menjelaskan ciri- ciri khas
yang ada pada sebuah kota yang dikemukakan
oleh Max Weber adalah salah satunya terdapat
berbagai
bentuk
perkumpulan
dalam
masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat di kota itu sendiri.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah dengan pendekatan metode
kualitatif.

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

Untuk pengumpulan data yang diperlukan,
penulis menggunakan metode studi literatur
yang mempelajari buku-buku referensi dan
hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan
orang lainsertamempelajari kasus-kasus yang
terdapat di Indonesia Tujuannya ialah untuk
mendapatkan landasan teori yang sesuai.
POLA PERILAKU MASYARAKAT
BERSIRKULASI
Perilaku Masyarakat Kota
Perilaku masyarakat kota yang serba kompleks
saat ini menjadikan pola hidup masyarakat yang

serba cepat. Majunya gaya hidup menimbulkan
ketergantungan terhadap fasilitas umum untuk
memenuhi kebutuhan hidup (Aris, 2010). Selain
memenuhi kebutuhan hidup sebuah tempat atau
seting yang tersedia dapat menggambarkan
suatu pola perilaku yang berulang-ulang dalam
seting tersebut. Seperti pada gambar (2 dan 3)
masyarakat melakukan pergerakan aktivitas
yang berulang-ulang pada suatu koridor ruang
terbuka.

Dika Hisani

Gambar tersebut menjelaskan masyarakat
melakukan kegiatan berjalan, berdiri, duduk,
sambil mengobrol bahkan berdiri sambil
membaca.
Adanya
perilaku
tersebut
terjadikarena terdapat seting/ tempat yang
tersedia atau tempat yang telah difungsikan.
Selain masyarakat melakukan kegiatan berjalan,
berdiri, duduk sambil mengobrol disatu seting
koridor ruang terbuka. Masyarakat juga
melakukan kegiatan seperti mengendarai
kendaraan diruang jalan, dari kegiatan
masyarakat mengendarai kendaraan terdapat
perilaku orang yang membawa kendaraan
seperti orang yang menyelip kendaraan,
berbelok dipersimpangan, berada ditengah atau
dipinggir bagian jalan dll. Hal inipun terjadi
disebabkan karena terdapat seting / tempat yang
tersedia yang telah difungsikan

Gambar 4. Pergerakan aktivitas 1 diruang jalan
Sumber : Aris, 2010

Gambar 2. Pergerakan aktivitas 1 dalam satu koridor
Sumber : Aris, 2010

Gambar 5. Pergerakan aktivitas 2 diruang jalan
Sumber : Aris, 2010

Gambar 3. Pergerakan aktivitas 2 dalam satu koridor
Sumber : Aris, 2010

Perilaku masyarakat perkotaan tersebut seperti
yang disebutkan oleh Shirvani (1985) mengenai
sirkulasi yaitu gambaran sirkulasi manusia dan
kendaraan, keadaan ruang (atau ketiadaan

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

ruang) parkir, orientasi ke tujuan (way finding),
keselamatan dan kemudahan akses dan
pergerakan. Jalur sirkulasi merupakan ruang
linear dimana terdapat banyak aktifitas yang
terjadi dan mempunyai dampak penting
diantaranya sebagai alat yang kuat dalam
menstrukturkan suatu kota atau kawasan,
membentuk, mengarahkan dan mengatur pola
aktifitas serta dampak visual dan lingkungan.
Sirkulasi didalam kota merupakan salah satu
alat paling kuat untuk menstrukturkan
lingkungan perkotaan karena dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas
dalam suatu kota.
Alur Sirkulasi
Alur sirkulasi diartikan sebagai “tali” yang
mengikat ruang-ruang suatu bangunan atau
suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar,
menjadi saling berhubungan. Oleh karena itu
kita bergerak dalam waktu melalui suatu
tahapan ruang. Kita merasakan ruang ketika
kita berada didalamnya dan ketika kita
menetapkan tempat tujuan (D.K Ching, 1993
dalam Pynkyawati,dkk, 2014).

Dika Hisani

Gambar 6 & 7 terlihat menjelaskan sebuah
koridor yang mengikat ruang bangunan atau
deretan bangunan menjadi saling berhubungan.
Hal ini telah sesuai seperti arti mengenai alur
sirkulasi menurut Ching, 1993 dalam
Pynkyawati,dkk, 2014 begitu pula halnya
mengenai alur sirkulasi bukan hanya digunakan
pada ruang dalam yang terdapat pada bangunan
namun alur sirkulasi juga digunakan pada ruang
luar seperti pada ruang perkotaan yang terdapat
gedung-gedung yang berhubungan dengan
lahan parkir ke pedestrian dan jalan
didalamnya. Gedung tersebutlah sebagai
deretan ruang-ruang. Lahan parkir, pedestrian,
dan
jalan merupakan sebagai tali yang
mengikat deretan ruang tersebut. Dapat dilihat
pada gambar 8 & 9. Hal tersebutpun sesuai
dengan
teori
Ching,
1993
dalam
Pynkyawati,dkk, 2014.

Deretan ruang
Saling berhubungan

Alur sirkulasi
Gambar 8. Contoh 1 gambar alur sirkulasi pada
koridor ruang luar
Sumber : www.google.com

Deretan
ruang ruang

Deretan ruang

Saling berhubungan
Gambar 6. Contoh 1 gambar alur sirkulasi pada
koridor dalam gedung
Sumber : www.google.com

Saling berhubungan
Alur sirkulasi
Gambar 9. Contoh 2 gambar alur sirkulasi pada
koridor ruang luar
Sumber : www.google.com

Sirkulasi
Suatu gambaran sirkulasi manusia dan
kendaraan, keadaan ruang atau ketiadaan ruang
parkir, orientasi ketujuan (way finding),
keselamatan dan kemudahan akses dan
pergerakan (Shirvani, 1985).
Gambar 7. Contoh 2 gambar alur sirkulasi pada
koridor dalam gedung
Sumber : www.google.com

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

Dika Hisani

Suatu ruang yang telah dilengkapi oleh adanya
sirkulasi manusia dan kendaraan, keadaan
ruang atau ketiadaan ruang parkir, orientasi
ketujuan (way finding), keselamatan dan
kemudahan akses dan pergerakan (Shirvani,
1985). Suatu ruang tersebut telah memiliki
sirkulasi yang baik dalam suatu ruang kota.

Orientasi ketujuan
Gambar 10.Gambaran sirkulasi manusia, kendaraan
dll
Sumber : www.google.com

Gambar 10 menjelaskan bahwa adanya
gambaran sirkulasi manusia dan kendaraan,
dimana manusia bergerak berjalan kaki,
membawa sepeda, mengendari mobil.
Sirkulasi menjelaskan tentang keadaan ruang
atau ketiadaan ruang parkir (Shirvani, 1985).

Tidak adanya
ruang parkir

Gambar 13. ContohRuang jalan, Jalan Dago,
Bandung telah memiliki sirkulasi yang baik
Sumber : www.google.com

Shirvani, 1985 juga menjelaskan jalur sirkulasi
dimana merupakan ruang linear yang terdapat
banyak aktifitas yang terjadi dan mempunyai
dampak penting diantaranya sebagai alat yang
kuat dalam membentuk atau menstrukturkan
suatu kota atau kawasan, membentuk,
mengarahkan dan mengatur pola aktifitas serta
dampak visual dan lingkungan.

Gambar 11.Ruang jalan tidak terdapat ruang parkir
Sumber : www.google.com

Sirkulasi menunjukkan kemudahan akses dan
pergerakan serta keselamatan (Shirvani 1985).

Gambar 12. Ruang jalan dengan kemudahan akses,
pergerakan serta keselamatan
Sumber : www.google.com

Gambar contoh pola aktivitas, sirkuasi dan sirkulasi
yang membentuk atau menstrukturkan suatu
kawasan
Sumber : www.google.com

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

Koridor Trotoar Jalan Hayam Wuruk
Jakarta Pusat
Koridor pedestrian yang berfungsi sebagai
sirkulasi adalah koridor pedestrian yang dapat
digunakan sebagai tempat berjalan kaki dan
suatu sirkulasi seharusnya berfungsi sesuai
dengan penggunanya. Namun di beberapa
tempat terdapat beberapa kasus yang
menyalahgunakan fungsi sirkulasi menjadi
fungsi lainnya. Seperti salah satu kasus yang
terdapat di Kota Jakarta, pada koridor
pedestrian jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Koridor tersebut dipenuhi dengan berbagai
macam aktivitas pedagang kaki lima dan parkir
sepeda motor sehingga menjadikan ruang
sirkulasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya
dan hal tersebut memberikan dampak pada
lingkungan sekitarnya seperti menyebabkan
kemacetan pada lingkungan sekitarnya sejak
pagi hingga sore hari. (kasus dikutip dari laman
webhttps://jakartapedestrian.wordpress.com/cat
egory/jakarta-pedestrian/page/5/
from
SukmaIndah Permana – Detik News – Jakarta –
selasa, 08-01-2013; 13:37 WIB)

Gambar 14. Koridor trotoar jalan Hayam Wuruk
Jakarta
Sumber : www.google.com

Hal
tersebut
sama
halnya
seperti
struktur behavior setting yang dibedakan
berdasarkan siapa yang memegang kendali
aktivitas (Marcella, 2004). Seperti halnya pada
gambar 14 koridor trotoar Hayam Wuruk
Jakarta ini, perilaku pedagang kaki lima yang
berjualan berdampak pada perilaku pengguna
ruang sirkulasi sehingga pengguna ada yang
menggunakan
koridor
tersebut
untuk
mengendarai sepeda motor pada trotoar dan
banyak yang meletakkan parkir sepeda motor
seperti yang terlihat pada gambar 14.

Dika Hisani

Kawasan Koridor Jalan Di Kota Solo
Kota Solo memiliki beberapa ruas jalan yang
membentang lurus dan panjang, koridor
tersebut bernama Slamet Riyadi. Selain koridor
Slamet Riyadi yang memiliki ruas jalan yang
membentang lurus dan panjang, terdapat pula
ruas jalan yang membentang tidak begitu
panjang, jalan tersebut bernama jalan Jendral
Sudirman. Jalan Jendral Sudirman terdapat
objek vital dan landmark pada sisi kanan dan
kiri jalan seperti balai Kota Surakarta, Bank
Central, Kantor Pos, Benteng Vasternburg dan
beberapa bangunan lainnya (sumber: laman
web – Dinas Tata Ruang Kota. Kota Surakarta
(http://dtrk.surakarta.go.id/content/penataankawasan-koridor-jl-jendral-sudirman).

Gambar 15. Gambar-gambar pada Koridor Jalan
Jendral Sudirman Kota Solo
Sumber : www.google.com

Pada Jalan Jendral Sudirman ini terdapat
penataan pedestrian pada sisi kiri dan kanan
jalan. Pedestrian yang terdapat pada jalan
Jendral Sudirman lebih lebar dan dapat
digunakan bagi pejalan kaki. Pada pedestiran
juga terdapat tanaman hijau yang dapat
dijadikan fungsi pedestrian yang lebih
bersahabat bagi pengguna pejalan kaki (sumber
laman web – Dinas Tata Ruang Kota. Kota
Surakarta(http://dtrk.surakarta.go.id/content/pen
ataan-kawasan-koridor-jl-jendral-sudirman).
Pedestrian dan badan jalan yang terdapat pada

KAJIAN TEORI POLA PERILAKU
BERSIRSIRKULASI DIRUANG TERBUKA
(PEDESTRIAN)

Jalan Jendral Sudirman ini yang berfungsi
sebagai ruang gerak yang saling berhubungan
dengan baik terhadap bangunan-bangunan
penting yang berada pada sisi kanan/kiri jalan,
serta pedestrian yang mendukung sehingga
tebentuknya sebuah ruang pada kawasan
tersebut. Hal ini menjadikan koridor Jalan
Jendral Sudirman sesuai dengan pengertian
sirkulasi antar ruang menurut Ilmu Arsitektur
dalam Sari, 2014.
KESIMPULAN
Suatu tempat atau setting dapat mempengaruhi
perilaku. Suatu setting yang baik, lurus, rapi,
rata dan teduh dapat membuat orang lebih
nyaman menggunakan setting tersebut.
Suatu kondisi tempat/setting yang buruk akan
memberikan
dampak
pada
lingkungan
sekitarnya, misalnya seperti kasus koridor Jalan
Hayam wuruk dengan setting pedestrian yang
sempit dan dipenuhi dengan PKL (Pedagang
Kali Lima), sepeda motor dan sebagainya,
orang yang berjalan kaki didalamnya juga tidak
nyaman menggunakan setting tersebut dan akan
mengikuti sesuai dengan kondisi setting yang
ada dan dapat memberikan dampak buruk pula
terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya
seperti kemacetan pada lingkungan sekitarnya.
Sirkulasi yang baik merupakan sirkulasi yang
sesuai bagi penggunanya. Baik pejalan kaki,
pengendara kendaraan dll dapat bersirkulasi
didalamnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum, 1998. Kamus Tata
Ruang,Jakarta: IAPI.
Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan,
Jakarta: EGC.
Marcella, J., 2004. Arsitektur dan Perilaku
Manusia, Jakarta; PT. Grasindo.
Haryadi, B. S., 2010. Arsitektur Lingkungan
dan Prilaku, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pynkyawati,T.,Aripin, S., & Ilyasa,E., 2014.
Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada

Dika Hisani

FungsiBangunan Mall Dan Hotel BTC.
Jurnal Reka Karsa, 2 (1).
Sari, Indah., P., 2014. Kajian Sirkulasi Ruang
Pada Redesain Pasar Wisata Bukit
Tinggi.
Mulyandari, H., 2010. Pengantar Arsitektur
Kota, Yogyakarta: ANDI
Ching, F.D.K, 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang,
Dan Tatanan, Jakarta: Erlangga.
Aulia, D., & Siahaan, N., M., 2012. Arsitektur
Lingkungan Dan Perilaku, Universitas
Sumatera Utara.
Shirvani, H., 1985. The Urban Design Process,
New York:Van Noostrand Reinhold
Company Inc.
Jurnal Pejalan Kaki di Jakarta, 2013.
(https://jakartapedestrian.wordpress.com/
category/jakarta-destrian/page/5/) diakses
19 Mei 2015.
Penataan Kawasan Koridor Jl. Jendral
Sudirman,(http://dtrk.surakarta.go.id/cont
ent/penataan-kawasan-koridor-jl-jendralsudirman)diakses 19 Mei 2015.
Geo-2010-1001738-Aris-Perilaku Masyarakat
Perkotaan,2012.
(https://www.youtube.com/watch?v=0Ne
IQCfeZzc) diakses 19 Mei 2015.
www.google.com

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

Perilaku Konsumsi Serat pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Tahun 2012

21 162 166

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit

1 29 86

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Kajian Visualisasi Motif Batik priangan Berdasarkan Estetika Sunda Pada kelom Geulis Sagitria Tasikmalaya

10 104 59

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1